Top Banner
Perang Aceh SMAN 6 Garut
17

Sejarah Perang Aceh

Jan 13, 2017

Download

Education

Nita Kurniasih
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sejarah Perang Aceh

Perang Aceh

SMAN 6 Garut

Page 2: Sejarah Perang Aceh

Nita Kurniasih

Ami Rahmawati

Liska Dwi L

Arum Mutia S

Rohadatul ‘Aisyi

Page 3: Sejarah Perang Aceh

PETA KONSEP

Perang Aceh

Portugis

Latar Belakang

Kronologi Perang Aceh

dengan Portugis

Belanda

Latar Belakang

Sebab Umum

Sebab Khusus

Strategi Siasat

Belanda

Kronologi Perang Aceh

dengan Belanda

Traktat Pendek

Page 4: Sejarah Perang Aceh

ACEHVS

PORTUGIS

Page 5: Sejarah Perang Aceh

Penyebab terjadinya perang Aceh melawan Portugis

Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511, justru membawa hikmah bagi Aceh. Banyak para pedagang Islam yang menyingkir dari Malaka ke Aceh. Dengan demikian perdagangan di Aceh berkembang menjadi bandar dan pusat perdagangan. Perkembangan Aceh yang begitu pesat ini dipandang oleh Portugis sebagai ancaman. Oleh karena itu, Portugis berkehendak untuk menghancurkan Aceh .

Page 6: Sejarah Perang Aceh

Tahun 1523 Portugis menyerang Aceh di bawah pimpinan HenriguesTahun 1524 Portugis menyerang di bawah pimpinan de Sauza.Beberapa serangan Portugis terhadap Aceh ini sering mengalami kegagalan.Pada tahun 1525 Portugis memburu kapal-kapal Aceh yang sedang berlayar di Laut Merah. Tindakan Portugis tersebut telah mendorong munculnya perlawanan Rakyat Aceh. Setelah berbagai bantuan berdatangan, Aceh segera melancarkan serangan terhadap Portugis di Malaka. Portugis harus mengerahkan semua kekuatannya sehingga serangan Aceh ini dapat digagalkan. Sebagai tindakan balasan pada tahun 1569 Portugis balik menyerang Aceh, tetapi serangan Portugis di Aceh ini juga dapat digagalkan oleh pasukan Aceh.

Kronologi Perang Aceh dengan Portugis

Francisco Félix de Sauza

D Afonso Henriques

Page 7: Sejarah Perang Aceh

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639), semangat juang mempertahankan tanah air dan mengusir penjajahan asing semakin meningkat. Iskandar Muda berusaha untuk melipatgandakan kekuatan pasukannya. Sementara untuk mengamankan wilayahnya yang semakin luas ditempatkan para pengawas di jalur-jalur perdagangan.

Setelah mempersiapkan pasukannya, pada tahun 1629 Iskandar Muda melancarkan serangan ke Malaka. Menghadapi serangan kali ini Portugis sempat kewalahan. Portugis harus mengerahkan semua kekuatan tentara dan persenjataan untuk menghadapi pasukan Iskandar Muda. Namun, serangan Aceh kali ini juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka.

Hubungan Aceh dan Portugis semakin memburuk. Bentrokan-bentrokan antara kedua belah pihak masih sering terjadi, tetapi Portugis tetap tidak berhasil menguasai Aceh dan begitu juga Aceh tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka. Yang berhasil mengusir Portugis dari Malaka adalah VOC pada tahun 1641.

Sultan Iskandar Muda

Kronologi Perang Aceh dengan Portugis

Page 8: Sejarah Perang Aceh

ACEH VS

BELANDA

Page 9: Sejarah Perang Aceh

Penyebab terjadinya perang Aceh melawan Belanda

Sebab umum :Belanda ingin memantapkan pelaksanaan Pax NetherlandicaAceh merupakan tempat yang strategis setelah dibukanya Terusan SuezSemakin berkembangnya imperalisme modernPolitik ekspansi Belanda akibat Traktat Sumatra yang berisi Inggris mengizinkan Belanda menguasai seluruh Pulau Sumatra termasuk Aceh

Sebab Khusus :Adanya tuntutan Belanda agar tidak

berhubungan dengan pedagang lain selain Belanda

Page 10: Sejarah Perang Aceh

Strategi Siasat BelandaUntuk mengalahkan pertahanan & perlawan Aceh, Belanda memakai tenaga ahli Dr. Christiaan Snouck Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti kemasyarakatan & ketatanegaraan Aceh. Hasil kerjanya itu dibukukan dengan judul Rakyat Aceh [De Acehers]. Dalam buku itu disebutkan strategi bagaimana untuk menaklukkan Aceh. Usulan strategi Snouck Hurgronje kepada Gubernur Militer van Heutsz yaitu :

Supaya golongan Keumala [yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala] dengan pengikutnya dikesampingkan dahulu

Tetap menyerang terus & menghantam terus kaum ulama.

Jangan mau berunding dengan pimpinan- pimpinan gerilya.

Mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat

Aceh, dengan cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki jalan-jalan irigasi & membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh.

Dr. Christiaan Snouck Hurgronje

Page 11: Sejarah Perang Aceh

Perang Aceh Pertama [1873-1874]

Dipimpin oleh Panglima Polim & Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang dipimpin Köhler. Köhler dengan 3000 serdadunya dapat dipatahkan, dimana Köhler sendiri tewas pada tanggal 14 April 1873. Sepuluh hari kemudian, perang berkecamuk di mana-mana. Yang paling besar saat merebut kembali Masjid Raya Baiturrahman, yang dibantu oleh beberapa kelompok pasukan yang berdatangan dari daerah lain.

Perang Aceh Pertama ialah ekspedisi Belanda terhadap Aceh pada tahun 1873 yang bertujuan mengakhiri Perjanjian London 1871, yang menindaklanjuti traktat dari tahun 1859 [diputuskan oleh Jan van Swieten]. Melalui pengesahan Perjanjian Sumatera, Belanda berhak mendapatkan pantai utara Sumatera. Komisaris Pemerintah Nicolas Nieuwenhuijzen yang mengatur Aceh mencoba mengadakan perundingan dengan Sultan Aceh namun tak mendapatkan apa yang diharapkan sehingga ia menyatakan perang pada Aceh atas saran GubJen James Loudon.

Panglima Polim

Sultan Mahmud Syah

Köhler

James Loudon

Kronologi Perang Aceh Melawan Belanda

Page 12: Sejarah Perang Aceh

Sesudah kematian Kohler tugasnya digantikan oleh Kolonel Eldert Christian van Dalen. Dalam ekspedisi tersebut dipergunakan senapan Beaumont untuk pertama kalinya namun ekspedisi tersebut berakhir dengan kembalinya pasukan Belanda ke Jawa. Tak dapat disangkal bahwa Masjid Raya Baiturrahman direbut 2 kali.

Di bawah pimpinan Mayor F. P. Cavaljé Terjadi serbuan beruntun ke istana namun tak dapat menduduki lebih lanjut karena keulungan orang Aceh serta banyaknya serdadu yang tewas & terluka. Serdadu Belanda tak cukup persiapan yang harus ada untuk serangan tersebut. Sehingga harus menarik diri dari pesisir & atas petunjuk Komisaris F. N. Nieuwenhuijzen [yang menjalin komunikasi dengan GubJen Loudon] & kembali ke Pulau Jawa

Kronologi Perang Aceh Melawan Belanda

Page 13: Sejarah Perang Aceh

Perang Aceh Kedua [1874-1880]Di bawah Jendral Jan van Swieten, Belanda berhasil

menduduki Keraton & dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda. 31 Januari 1874 Jenderal Van Swieten mengumumkan bahwa seluruh Aceh jadi bagian dari Kerajaan Belanda. Ketika Sultan Machmud Syah wafat digantikan oleh Tuanku Muhammad Dawood yang dinobatkan sebagai Sultan di masjid Indragiri. Perang Aceh Kedua diumumkan oleh KNIL terhadap Aceh pada tanggal 20 November 1873 sesudah kegagalan serangan pertama. Pada saat itu, Belanda sedang mencoba menguasai seluruh Nusantara. Ekspedisi dipimpin oleh Jan van Swieten pasukan. Pasukan Belanda & Aceh sama-sama menderita kolera. Setelah Banda Aceh ditinggalkan, Belanda bergerak pada bulan Januari 1874 & berpikir mereka telah menang perang.

Kronologi Perang Aceh Melawan Belanda

Jan van Swieten

Page 14: Sejarah Perang Aceh

Mereka mengumumkan bahwa Kesultanan Aceh dibubarkan & dianeksasi. Namun, masih ada serangan yang dilancarkan oleh pihak Aceh. Sultan Mahmud Syah & pengikutnya menarik diri ke bukit, & sultan meninggal di sana akibat kolera. Pihak Aceh mengumumkan cucu muda Tuanku Ibrahim yang bernama Tuanku Muhammad Daud Syah, sebagai Sultan Ibrahim Mansur Syah [ 1874-1903].

Perang dilanjutkan secara gerilya & dikobarkan perang fisabilillah. Dimana sistem perang gerilya ini dilangsungkan sampai tahun 1904. Perang gerilya ini pasukan Aceh di bawah Teuku Umar bersama Panglima Polim & Sultan. Pada tahun 1899 ketika terjadi serangan mendadak dari pihak Van der Dussen di Meulaboh, Teuku Umar gugur. Tetapi Cut Nyak Dhien istri Teuku Umar kemudian tampil menjadi komandan perang gerilya.

Kronologi Perang Aceh Melawan Belanda

Teuku Umar

Page 15: Sejarah Perang Aceh

Kronologi Perang Aceh Melawan Belanda

Perang Aceh Ketiga [1896-1910]Perang ketiga ialah erang gerilya kelompok &

perorangan dengan perlawanan, penyerbuan, penghadangan & pembunuhan tanpa komando dari pusat pemerintahan Kesultanan. Taktik gerilya Aceh ditiru oleh Van Heutz, dimana dibentuk pasukan maréchaussée yang dipimpin oleh Hans Christoffel dengan pasukan Colone Macan yang telah mampu & menguasai pegunungan- pegunungan, hutan-hutan rimba raya Aceh untuk mencari & mengejar gerilyawan-gerilyawan Aceh.

Taktik berikutnya yang dilakukan Belanda ialah dengan cara penculikan anggota keluarga gerilyawan Aceh. Misalnya Christoffel menculik permaisuri Sultan & Tengku Putroe [1902]. Van der Maaten menawan putera Sultan Tuanku Ibrahim. Akibatnya, Sultan menyerah pada tanggal 5 Januari 1902 ke Sigli & berdamai.

Van Heutz

Page 16: Sejarah Perang Aceh

Van der Maaten dengan diam-diam menyergap Tangse kembali, Panglima Polim dapat meloloskan diri, tetapi sebagai gantinya ditangkap putera Panglima Polim, Cut Po Radeu saudara perempuannya & beberapa keluarga terdekatnya. Akibatnya Panglima Polim meletakkan senjata & menyerah ke Lhokseumawe pada Desember 1903.

Setelah Panglima Polim menyerah, banyak penghulu- penghulu rakyat yang menyerah mengikuti jejak Panglima Polim. Taktik selanjutnya, pembersihan dengan cara membunuh rakyat Aceh yang dilakukan di bawah pimpinan Gotfried Coenraad Ernst van Daalen yang menggantikan Van Heutz. Seperti pembunuhan di Kuta Reh dimana 2. 922 orang dibunuhnya. Taktik terakhir menangkap Cut Nyak Dhien istri Teuku Umar yang masih melakukan perlawanan secara gerilya, dimana akhirnya Cut Nya Dien dapat ditangkap & diasingkan ke Sumedang.

Kronologi Perang Aceh Melawan Belanda

Cut Nyak Dhien

Page 17: Sejarah Perang Aceh

Selama perang Aceh, Van Heutz telah menciptakan surat pendek [korte verklaring, Traktat Pendek] tentang penyerahan yg harus ditandatangani oleh para pemimpin Aceh yg telah tertangkap & menyerah. Di mana isi dari surat pendek : Raja [Sultan] mengakui daerahnya sebagai

bagian dari daerah Hindia Belanda Raja berjanji tak akan mengadakan hubungan

dengan kekuasaan di luar negeri Berjanji akan mematuhi seluruh perintah-

perintah yang ditetapkan Belanda.Perjanjian pendek ini menggantikan perjanjian-

perjanjian terdahulu yg rumit & panjang dengan para pemimpin setempat. Walau demikian, wilayah Aceh tetap tak bisa dikuasai Belanda seluruhnya, dikarenakan pada saat itu tetap saja terjadi perlawanan terhadap Belanda meskipun dilakukan oleh sekelompok orang [masyarakat]. Hal ini berlanjut sampai Belanda enyah dari Nusantara & diganti kedatangan penjajah baru yakni Jepang

Traktat Pendek