Top Banner
SEJARAH KOTA BANDA ACEH Sebelum Tsunami Kota Banda Aceh adalah ibukota dari provinsi Aceh. 99% penduduk di Kota Banda Aceh menganut agama Islam dan hukum Syariah berlaku di beberapa tempat. Kota Banda Aceh memiliki 9 kecamatan yaitu : 1. Baiturrahman 2. Banda Raya 3. Jaya Baru 4. Kuta Alam 5. Kuta Raja 6. Lueng Bata 7. Meuraksa 8. Syiah Kuala 9. Ulee Kareng
7

Sejarah Banda Aceh

Apr 16, 2015

Download

Documents

Ulil Fahmi

Konservasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Sejarah Banda Aceh

SEJARAH

KOTA BANDA ACEH

Sebelum Tsunami

Kota Banda Aceh adalah ibukota dari provinsi Aceh. 99% penduduk di Kota Banda

Aceh menganut agama Islam dan hukum Syariah berlaku di beberapa tempat. Kota

Banda Aceh memiliki 9 kecamatan yaitu :

1. Baiturrahman

2. Banda Raya

3. Jaya Baru

4. Kuta Alam

5. Kuta Raja

6. Lueng Bata

7. Meuraksa

8. Syiah Kuala

9. Ulee Kareng

Sesudah Tsunami

Page 2: Sejarah Banda Aceh

MASJID BAITURRAHIM ULEE LHEUE

Sejarah

Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, sudah berdiri sejak masa kesultanan Aceh di abad ke-17.

Masa itu masjid tersebut bernama Masjid Jami’ Ulee Lheu (masjid Jami’ Ole Le) dibangun

diatas tanah wakaf keluarga besar Teungku Hamzah. Pada 1873 ketika Masjid Raya

Baiturrahman Banda Aceh dibakar Belanda, semua jamaah masjid terpaksa melakukan salat

Jumat di Masjid Jami Ulee Lheue. Dan sejak saat itu namanya menjadi Masjid Baiturrahim.

Sejak berdirinya hingga sekarang masjid ini sudah mengalami beberapa kali renovasi.

Awalnya masjid dibangun dengan konstruksi seutuhnya terbuat dari kayu, dengan bentuk

sederhana dan letaknya berada di samping lokasi masjid yang sekarang. Karena terbuat dari

kayu, bangunan masjid tidak bertahan lama karena lapuk sehingga harus dirobohkan.

Page 3: Sejarah Banda Aceh

Gambar 1. Foto udara kawasan Ulee Lheue pra dan paska tsunami, Masjid Baiturrahim

adalah bangunan beratap hijau di bagian 'bawah tengah' foto atas, dan paska tsunami

menyisakan masjid ini satu satunya bangunan yang masih utuh di kawasan itu seperti terlihat

pada foto bawah.

Pada 1922 dimasa pemerintahan kolonial Hindia Belanda masjid Baiturrahim dibangun

dengan material permanen dengan gaya arsitektur Eropa. berkaligrafi ejaan Arab Jawo.

Masjid ini tidak menggunakan material besi atau tulang penyangga melainkan hanya susunan

batu bata dan semen saja. Masjid ini dibangun secara swadaya oleh masyarakat Meuraxa,

pada waktu itu dipimpin oleh Teuku Teungoh Meuraxa sekitar tahun 1923/1926 Masehi.

Almarhum Teuku Teungoh ini pula salah seorang yang kini konon memiliki tanah warisan di

Pulo Batee, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar.

Program swadaya dengan azas gotong-royong sangat terlihat pada masyarakat Meuraxa pada

waktu itu untuk mengumpulkan dana, bagi sebagian besar kaum adam yang berprofesi

sebagai nelayan, setiap pulang dari melaut hasil penjualannya disisihkan untuk masjid begitu

Page 4: Sejarah Banda Aceh

juga dengan ibu-ibu mengumpulkan beras sedikit demi sedikit dalam eumpang (karung beras)

sebanyak satu mok (satu kaleng susu), dimana akhir bulan diserahkan kepada panitia

pembangunan masjid.

Gambar 2. Metamorfosis Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, Banda Aceh

Awalnya masjid ini berdiri pada akhir tahun 1923 tanpa memiliki kubah seperti pada

umumnya, melainkan hanya ada sebuah puncak masjid yang berbentuk persegi empat. Masjid

ini pun hanya bisa menampung jamaah sekitar 400-500 orang. Konon cerita dari mulut ke

mulut, jenis kayu untuk plafon dan dinding terluar di lantai dua menara mesjid ini,

didatangkan dari berbagai daerah di Aceh seperti Meulaboh, Singkil, dan Tapaktuan. Pada

tahun 1930, selasar depan terpaksa diubah karena bentuknya menyerupai bangunan gereja. Di

tahun 1981, masjid Baiturrahim mendapat bantuan dari Kerajaan Arab Saudi, sehingga

dilakukanlah perluasan ke samping kiri dan kanan untuk dapat menampung jamaah sampai

1.500 orang.

Page 5: Sejarah Banda Aceh

Tragedi yang telah terjadi

1. Gempa Tahun 1983

Pada tahun 1983 Banda Aceh diguncang gempa dahsyat dan meruntuhkan kubah masjid

Baiturrahim. Setelah itu masyarakat membangun kembali masjid namun tidak lagi memasang

kubah, hanya atap biasa. Sepuluh tahun kemudian, tahun 1993 dilakukanlah renovasi besar-

besaran terhadap bangunan masjid, hanya dengan menyisakan bangunan asli di bagian depan

paska gempa tahun 1983. Selebihnya 60 persen merupakan bangunan baru yang

disambungkan ke bangunan asli. Sampai sekarang bangunan asli masjid masih terlihat kokoh

di bagian depannya keseluruhan proses renovasi itu selesai tahun 1997.

2. Tsunami Tahun 2004