KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
Berkat, Rahmat dan KaruniaNya, makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Farmasi tahun
2015-2016, dengan judul Organisasi dan Sumber Daya Apotek.Penulis
sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh Karen itu,
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif guna penulisan makalah yang lebih baik di masa yang akan
datang. Penulis berharap, semoga makalah sederhana ini, dapat
menjadi pengetahuan dan informasi baru yang dikemas dalam bentuk
singkat, padat dan jelas.
Jakarta, April 2015
Penulis
DAFTAR ISIHalaman
KATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2BAB 1. PENDAHULUAN3 1.1. Latar
Belakang3 1.2. Tujuan Pembuatan4 1.3. Manfaat Pembuatan4BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA5 2.1. Definisi Apotek5 2.2. Sumber Daya Manusia
(SDM) di Apotek5 2.3. Organisasi di Apotek162.4 Ruang Apotek21BAB
3. PENUTUP26DAFTAR PUSTAKA27
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBerdasarkan KBI (Kamus Besar Indonesia)
pengertian organisasi adalah kesatuan (susunan) yang terdiri atas
bagian-bagian orang dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan
bersama. Organisasi merupakan tempat atau wadah dimana orang- orang
berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin, dan terkendali dalam memanfaatkan sumber
daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan) sarana dan
prasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien
dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya adalah
suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsure
tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik
tetapi juga nonfisik. Sumber daya ada yang dapat menjadi semakin
besar maupun hilang, dan adapula sumber daya yang kekal (selalu
tetap). Selain itu dikenal pula istilah sumber daya yang dapat
pulih atau terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak
terbarukan (nonrenewable resources).Penyelenggaraan upaya kesehatan
untuk mencapai hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, merupakan modal dasar
bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia yang akan dapat
mensukseskan pembangunan nasional. Upaya kesehatan yang semula
dititik beratkan pada upaya penyembuhan penderita secara
berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan
yang menyeluruh. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan yang
menyangkut upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) harus dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan serta dilaksanakan bersama-sama antara
pemerintah dan masyarakat. Salah satu dari sekian banyak unsur yang
mempunyai peranan dalam menunjang pembangunan kesehatan adalah
keberadaan apotek. Apotek sebagai tempat dilakukannya pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.
Disamping itu apotek merupakan sarana pelayanan informasi tentang
obat yang meliputi khasiat, dosis, cara penggunaan, efek samping,
dan interaksi obat. Hal ini dapat meningkatkan ketepatan, dan
kerasionalan penggunaan obat. Maka dari itu dalam mengelola sebuah
apotik diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki
pengetahuan tentang teknis farmasi dan peraturan perundang undangan
farmasi. Dalam mengelola sebuah apotik diperlukan struktur
organisasi yang baik dan pegawai-pegawai yang mengetahui tugasnya,
tanggung jawabnya, siapa atasannya dan wewenangnya. Karena untuk
melaksanakan semua pekerjaan di apotik itu tidak mungkin dilakukan
oleh satu orang, maka apotik membagi pekerjaan sesuai dengan tugas,
wewenang dan tanggung jawab.
1.2 Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui organisasi apotek.2.
Untuk mengetahui Sumber Daya Manusia (SDM) yang berlaku di
apotek.3. Untuk mengetahui hubungan Sumber Daya Manusia terhadap
Organisasi
1.3 Manfaat Penulisan1. Mengetahui sistem organisasi yang
tepat.2. Mengetahui Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ApotekPengertian apotek menurut Kepmenkes RI No.
1332/Menkes/SK/X/2002 tentang perubahan Permenkes nomor
992/Menkes/Per/X/1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian
izin apotek.a. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi,
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.b. Perbekalan
farmasi adalah bahan obat, obat asli indonesia (obat tradisional),
bahan obat asli indonesia (bahan obat tradisional), alat kesehatan
dan kosmetikaMenurut Peraturan Pemerintah RI No. 25 tahun 1980,
apotek sebagai sarana pelayanan kesehatan memiliki tugas dan fungsi
:a. Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah
mengucapkan sumpah atau janji.b. Sarjana farmasi yang melaksanakan
peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, serta penyerahan obat
atau bahan obat.c. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus
menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat, secara meluas dan
merata. (Depkes RI, 1980)
2.2 Sumber Daya Manusia (SDM) di Apotek SDM merupakan aset
penting bagi apoteker, karena SDM memproduksi barang dan jasa,
mengendalikan mutu produk, menghasilkan sumber daya keuangan dan
menyusun keseluruhan strategi. Tanpa SDM yang efektif sangat tidak
mungkin apotek dapat mencapai sasarannya.
Manajemen SDM meliputi :1. StaffingMenetapkan komposisi SDM
apotek anatara lain : Apoteker/ farmasis, tenaga teknis kefarmasian
( TTK ) staf pendukung (juru resep, petugas penjualan bebas, kasir,
petugas gudang)2. PengembanganPelatihan sangat penting bagi
keberhasilan pegawai dan apotek karena, seseorang yang tidak
mempersiapkan dengan baik pekerjaannya akan memberikan hasil yang
tidak memuaskan. Hasil kerja pegawai yang tidak memuaskan akan
membuat pelanggan kecewa dan pelanggan yang kecewa akan beralih ke
apotek lain.3. KomposisiKomposisi yang ditawarkan biasanya
mempunyai dampak yang cukup signifikan pada jumlah dan kualitas
pegawai yang mau bekerja dan bertahan di apotek. Kompensasi yang
terlalu rendah akan membuat pegawai yang baik meninggalkan
perusahaan, sementara kompensasi yang terlalu tinggi akan menguras
laba perusahaan.Pengelolaan SDM1. Perencanaan SDMa. Kualitas / mutu
tenaga kerja yang diinginkan sesuai persyaratan jabatan yang ada
(analisis jabatan) melingkupi gambaran umum unsur jabatan, syarat
untuk masing-masing jabatan, tanggung jawab dari masing-masing
jabatan.b. Jumlah tenaga yang dibutuhkan disesuaikan dengan beban
kerja, sesuai dengan jenis pelayanan, pengaturan jam kerja (jam
buka), pengaturan shift.
2. Seleksi dan Rekruitmen SDMa. Deskripsi jabatan dan
spesifikasi Jabatanb. Penyebaran informasi lowongan meliputi
rekomendasi ke teman, keluarga, pemberitahuan resmi ke instansi
pendidikan, iklan di media cetak dan eletronikc. Teknik seleksi
meliputi screening surat lamaran dan referensi, tes dan interview,
pemeriksaan kesehatan.3. Pengembangan SDMBertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja
karyawan terhadap dalam melaksanakan dan mencapai tujuan organisasi
(perusahaan). Metode yang digunakan yaitu mengembangkan
pengetahuan, mengembangkan ketrampilan, dan pengembangan sikap.
Peranan Apoteker dan apoteker pengelola apotek Apoteker berperan
untuk mengelola perbekalan farmasi di apotek. Menurut Permenkes No.
922/Menkes/Per/X/1993, pengelolaan perbekalan farmasi di apotek
meliputi :1. Pembuatan pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat.2.
Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan
farmasi lainnya.3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi
tentang :a. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi
diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun
kepada masyarakat.b. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai
khasiat, keamanan, bahaya suatu obat dan perbekalan farmasi
lainnya, pelayanan informasi tersebut diatas wajib didasarkan
kepada kepentingan masyarakat.Peranan apoteker di apotek yang
berkaitan langsung dengan pasien :1. Peranan apoteker sebagai
profesioalApoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan kefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskan
pharmaceutical care di apotek. Adapun standar pelayanan kefarmasian
di apotek telah diatur melalui surat keputusan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004. Tujuan dari
standar pelayanan ini adalah :a. Melindungi masyarakat dari
pelayanan yang tidak professionalb. Melindungi profesi dari
tuntutan masyarakat yang tidak wajarc. Pedoman dalam pengawasan
praktek apotekerd. Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan
farmasi di apotek. Fungsi dan wewenang APA sebagai seorang
profesional:a. Meningkatkan pelayanan di apotek.b. Melihat
keabsahan resep.c. Memberikan informasi obat kepada dokter, tenaga
teknis kefarmasian (TTK) maupun pasien yang meliputi cara
pemakaian, interaksi obat, efek samping obat.d. Menandatangani copy
resep.e. Melakukan konseling.f. Melakukan ketersediaan obat di
apotek sehingga dapat menjamin agar obat selalu tersedia.g. Membuat
laporan narkotika dan psikotropika.h. Mampu memberikan solusi dan
memberikan pilihan obat yang tepat dalam swamedikasi.i. Bertanggung
jawab atas kesalahan pemberian obat karena kesalahan pembacaan
resep atau faktor lain.
2. Peranan apoteker sebagai ManajerManajemen secara formal
diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian, terhadap penggunaan sumber daya untuk mencapai
tujuan.
Fungsi manajemen adalah untuk :a. Mencapai tujuanb. Menjaga
keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang salng bertentanganc.
Mencapai efisiensi dan efektivitasFungsi dan wewenang APA sebagai
manager:a. Membuat strategi, tujuan,sasaran dan program kerja.b.
Membuat dan menetapkan peraturan atau SOP pada setiap fungsi
diapotek.c. Melakukan pengawasan terhadap SOP atau seluruh kegiatan
setiap fungsi di apotek.d. Melakukan penyeleksian penerimaan
karyawan, termasuk menentukan pekerjaan dan tanggung jawab sampai
dengan menentukan gaji karyawan tersebut.e. Sebagai pengambil
keputusan dalam masalah-masalah yang terjadi di apotek serta mampu
memberikan solusi atas masalah yang terjadi.f. Melakukan promosi
untuk meningkatkan penjualan di apotek.g. Membuat laporan keuangan
ataupun laporan pajak.h. Menentukan desain apotek.i. Menentukan
harga obat.j. Merencanakan pembelian dan menentukan distributor.k.
Melakukan kerja sama antara dokter, PBF atau supplayer.
3. Peranan apoteker sebagai retailerMerupakan tempat pengabdian
profesi kefarmasian, apotek adalah salah satu model badan usaha
retail, yang tidak jauh berbeda dengan badan usaha retail lainnya.
Apotek sebagai badan usaha retail, untuk menjual komoditinya dalam
hal ini obat dan alat kesehatan, sebanyak-banyaknya untuk
mendapatkan profit, dan kepuasaan pelanggan. Oleh karena itu
sebagai seorang retailer berkewajiban mengidentifikasi apa yang
menjadi kebutuhan pelanggan dan memenuhi permintaan sesuai dengan
harapan pelanggan. Kompetensi minimal mengenai marketing dan
strateginya, akan menjadi nilai tambah bagi Apoteker pengelola
apotek, dalam memimpin suatu apotek. Pengaturan sarana dan
prasarana yang menunjang juga sangat menentukan keputusan pelanggan
untuk membeli, seperti pajangan yang menarik, pelayanan yang hangat
dan ramah.
SDM merupakan suatu sumber dan sekaligus satu-satunya sumber
yang mampu mengelola SDM itu sendiri maupun SDM lainnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.1332/MENKES/SK/X/2002,
tenaga apoteker yang bekerja di apotek didefinisikan sebagai
berikut :1. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang
telah diberi surat izin apotek (SIA).2. Apoteker pendamping adalah
apoteker yang bekerja diapotik disamping APA dan atau
menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari-hari apotek.3.
Apoteker Pengganti adalah Apoteker yang menggantikan Apoteker
pengelola Apotek selama Apoteker Pengelola Apotek tersebut tidak
berada ditempat lebih dari 3 (tiga) bulan secara terus-menerus,
telah memiliki Surat Ijin Kerja dan tidak bertindak sebagai
Apoteker Pengelola Apotik di Apotik lain.Terjadi pengalihan
tanggung jawab kepada apoteker pengganti jika APA dan Apoteker
pendamping tidak berada ditempat.4. Tenaga teknis kefarmasian (TTK)
adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai TTK. SDM di
apotek harus mempunyai uraian tugas yang jelas agar masing-masing
karyawan termasuk Apoteker tahu apa yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya. Adapun uraian tugas SDM diapotek adalah sebagai berikut
:1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)Apoteker Pengelola Apotek (APA)
mempunyai fungsi dan peranan, baik secara profesional maupun secara
managerial. APA sebagai pimpinan Apotek harus mampu menciptakan
suasana yang nyaman dan juga harus mampu memotivasi semua karyawan
apotek dalam melakukan semua pekerjaan dan tanggung jawab yang
telah diberikan. Dalam hal ini minimal seorang APA harus dapat
menciptakan hubungan yang baik dengan semua karyawan seperti
menciptakan hubungan kekeluargaan agar semua karyawan memiliki rasa
loyalitas yang tinggi terhadap semua pekerjaan dan tanggungjawab
yang telah diberikan.Tanggung jawab APA: 1. Bidang keuangan:
penggunaan secara efisien, pengamanan dan kelancaran.2. Bidang
persediaan barang: pengadaan yang sehat, ketertiban penyimpanan dan
kelancaran.3. Bidang inventaris: penggunaan yang efisien serta
pemeliharaan dan pengamanan.
4. Bidang administrasi: bahwa seorang apoteker bertanggungjawab
terhadap seluruh kegiatan administrasi di apotek yang meliputi
administrasi umum dan administrasi pelayanan.5. Bidang personalia :
apoteker harus mempunyai kemampuan mengelola SDM. 6. Bidang teknik
kefarmasian: mengawasi pelayanan resep yang masuk di apotek agar
berkualitas.7. Bidang komersial/bisnis: meningkatkan keuntungan,
pertumbuhan dan pengembangan apotek.8. Bertanggung jawab kepada
PSA.9. Bertanggung jawab kepada Kementrian Kesehatan RI.Pokok-pokok
perumusan pekerjaan profesi apotek :1. Pembagian pemberian
pelayanan obat atau sediaan farmasi kepada pasien dan masyarakat.1)
Pelayanan obat atau sediaan farmasi atas dasar resep a. Pemeriksaan
terhadap resepb. Vertifikasi ketentuan resepc. Auditproses
peracikand. Penyerahan dan komunikasi dengan pasiene. Komunikasi
dengan pembuat resepf. Penyiapan obat racikang. Penyerahan obat
pasien2) Pelayanan obat atau sediaan farmasi tanpa resepa.
Keabsahan penyerahanb. Observasi sedehana dari riwayat pengobatanc.
Pemilihan alternatif pengobatand. Pemilihan alternatif obate.
Penyerahan obat dan informasi
2. Pengolahan obat atau sediaan farmasi di apoteka. Pengadaan
bahan obat Jaminan kualitas Keabsahan sumber dan jenis obat
Prosedur pengadaan Prosedur penerimaan Penyimpanan bahan obat
Teknik penyimpanan Prosedur dan administrasi penyimpanan
Pengendalian kualitas Monitoring kadaluarsa Penanganan obat khusus
Stok opname b. Pengendalian persediaan obat Monitoring stok
Prosedur pemesanan Analisa flow obat Kebijakan sediaan3. Pelayanan
informasi dan edukasia. Informasi kepada pasien atau masyarakat
Penyediaan tempat dan ruang Penyediaan waktu atau prosedur
konsultasi Penyediaan bahan informasi Persiapan dirib. Komunikasi
dengan tenaga kesehatan lainnya Penyediaan waktu Hal-hal yang perlu
dikomunikasikan Persiapan diri Monitoring efek obat dan diskusi
Peningkatan keahlian (pengetahuan, keterampilan dan kemampuan).
Analisa bagian dan bodi knowledge yang perlu ditingkatkanc. Analisa
kerja perlu ditingkatkand. Cara peningkatan keahlian.e. Evaluasi
dampak peningkatan keahlianf. Implikasi peningkatan keahlian dengan
kerja.4. Monitoring lingkup dalam pelayanan dan penyaluran obat a.
Survey kelengkapanb. Pendataan dan analisac. Pelaporand. Monitor
umpan balik
2. Tenaga teknis kefarmasian ( TTK ) a. Tugas dan
KewajibanMengerjakan pekerjaan sesuai dengan profesinya sebagai
tenaga teknis kefarmasian ( TTK ), yaitu : Dalam pelayanan obat
bebas dan resep (mulai dari menerima pasien sampai menyerahkan obat
yang diperlukan). Mendata kebutuhan barang. Melakukan penjualan
sesuai dengan harga yang ditetapkan. Mencatat dan membuat laporan
keluar masuknya obat narkotika dan psikotropika. Memeriksa atau
mengontrol kadaluarsa obat. Mengerjakan pembuatan pesediaan obat
seperti OBP, sol, rivanol dll. Tenaga teknis kefarmasian (TTK) juga
harus mampu berkomunikasi dengan baik terhadap konsumen terutama
dalam memberikan informasi mengenai obat dan cara pemakaiannya.
Menyusun resep-resep menurut nomor urut dan tanggal, setelah itu
dibundel dan kemudian disimpan. Memelihara kebersihn ruang
peracikan, lemari obat. Menyusun obat-obat dan mencatat serta
memeriksa keluar masuknya obat dengan adanya kartu denga rapi. Bila
gedung terpisah dari peracikan, memelihara kebersihan gudang, rak
obat, serta penyusunan obat plus kartu stok rapi serta
mengontrolnya. Dalam keadaan darurat tenaga teknis kefarmasian
(TTK) juga harus mampu melakukan atau menggantikan pekerjaan
sebagai kasir, melayani penjualan obat bebas, maupun sebagai juru
resep.b. Tanggung JawabBertanggung jawab terhadap aspek sesuai
dengan tugas yang diserahkan, artinya : bertanggung jawab atas
kebenaran segala tugas yang diselesaikannya, tidak boleh adanya
kesalahan, kekeliruan, kekurangan, kerusakan dan kehilangan.c.
WewenangWewenang untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai
dengan petunjuk atau instruksi dari pimpinan apotik (APA).
3. Pemegang Kas atau KasirTugas dan Kewajibana. Mencatat semua
harga dan nama barang yang terjual setiap hari.b. Mencatat semua
uang yang dikeluarkan untuk keperluan apotek setiap hari.c.
Menghitung dan mencatat serta menyerahkan kembali modal yang
diberikan oleh APA setiap hari.d. Menghitung uang hasil penjualan
sebelum diserahkan kepada APA.Tanggung JawabBertanggung jawab atas
kebenaran jumlah uang yang dipercayakan kepadanya, dan bertanggung
jawab langsung kepada pengelola apotek.WewenangBerwenang untuk
melaksanakan kegiatan arus keuangan dengan petunjuk atau instruksi
dari pengelola apotek.
4. Juru ResepTugas dan Kewajiban:a. Membantu AA dalam menyiapkan
obat-obatan untuk diracik.b. Melakukan peracikan obat yang
sebelumnya telah diperiksa kebenarannya oleh AA.c. Menjamin
kebersihan dan ruang peracikan dan obat-obatan yang telah
disiapkan.d. Sama halnya dengan AA dalam keadaan darurat juru resep
harus mampu melakukan atau menjual obat ataupun pekerjaan lainnya
sesuai dengan kemampuannya.
2.3 Organisasi di Apoteka. Defenisi organisasi sebagai
berikut:1. Stephen F. RobinSuatu pengaturan yang sistematis dari
manusia untuk menyelesaikan beberapa tujuan tertentu
2. James, A.F. Stoner dan R. Edward FreemanDua atau lebih
manusia yang bekerja bersama-sama dengan suatu cara yang
terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu.3. David H. HoltStruktur
hubungan yang ada apabila dua atau lebih manusia secara bersamaan
bekerja bersama untuk mengejar tujuan umum.
b. Maksud dan tujuan struktur organisasi:1. Organisasi harus
mempunyai tujuan yang hendak dicapai melalui kerjasama yang teratur
dan kontinyu antara karyawan yang bersangkutan. Sebagai
konsekuensinya, harus ada kesatuan pimpinan (unity of command and
unity direction).2. Ada pembagian kerja dan penugasan yang
homogen.3. Ada kesesuaian perimbangan antara tugas, tanggung jawab
dan wewenang.4. Melimpahkan tanggung jawab dan tugas secara tepat
dan jelas.5. Menyusun organisasi dengan mengikuti garis tata
hubungan bahwa atasan, dimulai dari bawah ke atas dan berakhir pada
pucuk pimpinan organisasi.6. Pimpinan wajib mengawasi
perintah-perintanhnya secara organisasional dan merupakan hubungan
integral dari kehidupan organisasi. Pimpinan tidak mengawasi setiap
kegiatan bawahannya, hal ini tidak mungkin dan tidak baik.7.
Beberapa asas harus dipenuhi seperti: Asas tahu diri, yang
masing-masing warga sadar dan tahu tempatnya di dalam organisasi
dan berpegang teguh pada posisinya. Asas kontinyunitas, yaitu tugas
tetap berjalan meskipun ada seseorang yang sakit, cuti dan
sebagainya. Asas komunikasi, yaitu adanya pertukaran informasi
antara bagian di dalam organisasi. Asas koordinasi merupakan
pelengkap dari asas pembagian kerja Asas saling asuh antara bagian,
yaitu dicegah adanya rasa lebih penting dari bagiannya terhadap
bagian lain. Asas kehayatan, dimaksudkan seolah-olah organisasi itu
hidup atau berhayat. Setiap warganya segera mengatasi keadaan bila
terjadi hambatan atau rangsangan. 8. Tiap langkah anggota
organisasi dilakukan terarah ke tujuan yang telah ditetapkan.a.
Fungsi pengarahan atau menggerakkan dilakukan dengan mengarahkan
karyawan agar bekerja secara efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan.b. Fungsi koordinasi adalah manajer harus berusaha adanya
keselarasan antara tugas yang dilakukan oleh seseorang dengan orang
lain dan antara bagian dengan bagian lain hingga tidak terjadi
kesimpangsiuran, tidak tepat atau duplikasi pekerjaan.c. Fungsi
pengawasan merupakan evaluasi dari suatu pekerjaan yang sudah
direncanakan. Fungsi pengawasan merupakan bagian fungsi yang
penting dalam manajemen.Pengawasan dilakukan terhadap: Pengawasan
terhadap kualitas Pengawasan terhadap kuantitas Pengawasan terhadap
penggunaan waktu Pengawasan terhadap biaya
Sumber daya manusia yang paling diperlukan keberadaannya di
apotek: Tenaga ahli di bidang farmasi (apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian) Tenaga administrasi Tenaga pembantuStruktur organisasi
adalah bagian yang menggambarkan fungsi-fungsi yang terdapat dalam
suatu organisasi. Struktur organisasi yang sederhana adalah sebagai
berikut :
a. Untuk apotek dengan APA merangkap PSA
b. Untuk apotek dengan APA dan PSA terpisah
KasirPSAJuru ResepGudangTTK APAApoteker Pendamping
Job description organisasi di apotek
APA (Apoteker)Fungsi Pembelian (TTK)Fungsi Gudang (TTK)Fungsi
Penjualan (TTK)Fungsi Keuangan (kasir)Fungsi Pembukuan TTK Adm Pemb
Adm Penj Adm gudangAdm Pajak Juru ResepApoteker Pendamping
2.4 Ruang ApotekUntuk memudahkan pengambilan obat dalam
pelayanan di apotek maka sistem penataan obat dalam ruangan dapat
menggunakan beberapa methode yaitu :a. FIFOb. FEFOc. Alfabetisd.
Berdasarkan Kelas Terapie. Berdasarkan Bentuk Sediaan
Sedangkan untuk menarik minat pelanggan maka perlu penataan
layout yang baik agar memberikan dampak terhadap kepuasan
pelanggan.Yang dimaksud dengan layout adalah letak susunan tata
ruang di sebuah apotek. Desain interior apotek dibagi menjadi 5
ruangan:a. Ruang tunggub. Ruang racikc. Ruang apotekerd. Ruang
penyimpanan e. Ruang administrasi
1. Ruang tungguDalam ruang tunggu umumya terdapat kursi tamu
untuk para pasien yang datang menebus obat atau membeli obat, maka
alangkah baiknya ruangan dibuat senyaman mungkin sehingga mereka
merasa betah dan tidak lelah menunggu. Karena itu sedapat mungkin
ruangan dibuat seperti :a. Diberi ventilasi agar memudahkan keluar
masuknya udara dan jika memungkinkan dipasang ACb. Dipasang
penerangan lampu secukupnya tapi tidak menyebabkan panasc. Ruangan
di cat putih sehingga memberikan kesan bersih dan terangd. Agar
merasa nyaman, diletakkan tanaman-tanaman hijau dibagian dalam
ruangane. Dipasang TV atau memutar music yang enak didengarf.
Disediakan tempat minum beserta gelasnya bila memungkinkang.
Sediakan jam dinding ditempat yang mudah dilihat pengunjung
2. Ruang racikRuang paresepan harus diatur sedemikian mungkin.
Ruang kerja farmasis harus menghadap ke depan dari interior
ruangan. Setiap tempat dianjurkan untuk memiliki
kemudahan-kemudahan seperti adanya kemudahan mengakses ke dalam
gudang peresepan, label peresepan, data peresepan, pasien record,
telepon dan data-data mengenai barang-barang yang bersifat fast
moving, ruang kerja ini harus setinggi pinggang.Keuntungan dari
system ini untuk mencegah pengaksesan resep oleh pihak-pihak yang
tidak berwenang dan dapat menjadikan tempat resep menjadi teratur
dan rapi. Diperlukan pula rak penyimpanan untuk tempat resep yang
akan dikerjakan, dbutuhkan pula rak untuk tempat botol-botol pada
ruang peracikan/peresepan.Tata ruang peracikan sebaiknya dibuat
dimana pasien dan apoteker dapat berkomunikasi secara langsung
sehingga pasien mendapat nasehat dari apoteker, keuntungan bagi
apoteker adalah dapat memperbaharui profil penyakit yang diderita
pasien. Ruang peraciakan sebaiknya harus terang dan nyaman, sebisa
mungkin dipisahkan dari orang lalu lalang agar salesman/tamu-tamu
tidak melewati ruang peracikan.Ruang peracikan harus mempunyai
tempat untuk menimbang, meracik dan menggerus serta membagi di atas
kertas puyer, tempat penulis untuk menempel etiket, lemari obat dan
wastafel.
3. Ruang ApotekerDi ruang kerja APA ditempatkan meja dan kursi
kantor, rak-rak, perangkat computer selain meja dan juga kursi
tamu, seta lemari besi tempat menyimpan uang. Lemari besi itu
sebaiknya ditanam, alasnya di semen atau di beton.
4. Ruang penyimpananFactor-faktor yang harus dipertimbangkan
dalam desain gudang adalah :a. Kebebasan dan efisiensi gerakan
manusia b. Sistematika pennyusunan barang dan kapasitas gudangc.
Kebutuhan area dan volume ruangand. Penyimpanan khususe. Sirkulasi
udara atau cahayaf. Pemeliharaan dan keamananEfisiensi gudang
adalah sebagai berikut :a. Penggunaan yang optimum dari ruang yang
adab. Mengurangi adanya gerakan atau arus manusia atau barang yang
tidak bergerakc. Meningkatkan kenyaman karyawan yang bekerja di
gudangd. Mengurangi kegiatan dan biaya pemeliharaan yang tidak
perlu.Penyimpanan barang di apotek dilakukan oleh petugas gudang,
barang yang datang harus dicocokkan dengan faktur surat pesanan
dari bagian pembelian. Setiap barang yang mutasi menjadi tanggung
jawab petugas gudang. Obat cair, generic, obat suntik alat
kesehatan, obat luar (krim, salep, obat tetes) bahan baku yang
disusun alfabetis dengan system First In First Out. Bila ruangan
memungkinkan, maka digunakan dari kayu atau besi untuk:a.
Bahan-bahan yang mudah terbakar sebaiknya disimpan terpisah dari
bahan yang lainnyab. Obat-obat narkotika penyimpanannya dapat
berupa gudang, ruangan, atau lemari khusus. Tempat penyimpanan
Narkotika dilarang digunakan untuk menyimpan barang selain
Narkotika. Lemari khusus sebagaimana dimaksud dalam PMK no 3 tahun
2015 harus memenuhi syarat sebagai berikut: terbuat dari bahan yang
kuat; tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang
berbeda; harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk
Instalasi Farmasi Pemerintah; diletakkan di tempat yang aman dan
tidak terlihat oleh umum, untuk Apotek, Instalasi Farmasi Rumah
Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan Lembaga Ilmu
Pengetahuan ; dan kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker
penanggung jawab/Apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang
dikuasakan.c. Obat-obat psikotropika sebaiknya disimpan
tersendirid. Obat-obat yang membutuhkan kondisi tertentu seperti
Vaksin, Cera disimpan di lemari es termasuk insulin.
5. Ruang AdministrasiPada ruang administrasi yang diketuai oleh
kepala seksi bagian tata usaha yang membawahi bagian-bagian sebagai
berikut :a. Administrasi persediaan kantorb. Menyusun mutasi barang
di gudang pada kartu stok yang berfungsi menginformasikan mutasi
dan sisa barang di gudang sebagai alat control terhadap persediaan
barang di gudangc. Administrasi hutang dagang, petugas menyusun
penambahan barang, pengurangan sisa hutang dagang sehingga
memberikan informasi sisa hutang dagang kreditor setiap saatd.
Administrasi piutang dagang, menyusun kartu piutang yang berfungsi
mengontrol hutang pelanggan yang sudah atau belum dibayare.
Administrasi penjualan (INKASSO), bertugas merekapitulasi seluruh
penjualan baik tunai ataupun kredit serta menyiapkan administrasi
penagihanf. Administrasi keuangan, bertugas menyusun kegiatan
mutasi uang kegiatan apotek berdasarkan buku kas, buku gudangg.
Administrasi personalia, yang berhubungan dengan kesejahteraan
karyawan berupa gaji karyawan, perjanjian kontrak kerja untuk waktu
terbatas, cuti panjang dan absensi.
BAB 3PENUTUPDalam memimpin sebuah apotek seorang APA harus mampu
bertanggung jawab , mengkoordinasikan seluruh karyawan apotek agar
dapat melaksanakan masing-masing tugas dan kewajiban sesuai
pengalaman dan pendidikan yang diperoleh. Dalam suatu organisasi
besar kecilnya struktur organisasi dan jumlah pegawai yang
dibutuhkan tergantung pada :1. Jenis dan volume pekerjaan, bila
jumlah dan volume pekerjaannya banyak maka struktur organisasinya
diperbesar, begitu pula sebaliknya.2. Penempatan setiap pegawai
sesuai dengan persyaratan jabatannya yang telah diarsipkan.Untuk
memudahkan pengambilan obat dalam pelayanan di apotek maka sistem
penataan obat dalam ruangan dapat menggunakan beberapa methode
yaitu :a.FIFOb.FEFOc.Alfabetisd.Berdasarkan Kelas
Terapie.Berdasarkan Bentuk SediaanSedangkan untuk menarik minat
pelanggan maka perlu penataan layout yang baik agar memberikan
dampak terhadap kepuasan pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Menkes RI, 2006, Standar Pelayanan Kefarmasian, di Apotek.
JakartaDirjen Binfar, 2008, Petunjuk Teknis Apotek Bedasarkan SK
MenKes,
Jakarta.http://ilmanapt.blogspot.com/2011/11/peranan-fungsi-dan-tugas-apoteker-di.htmlUmar
M, 2005, Manajemen Apotek Praktis, Cetakan I, Ar-rahmansArief M,
1998, Manajemen Farmasi, Gadja Mada University Pres,
YogyakartaHartono, 1998, Managemen Apotik, Depot Informasi Obat,
Jakarta
21