Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi 2{)(}6 TEKNOLOGI IRRADIASI UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN PANGAN Dedi Fardiaz Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan, RI ABSTRAK Riset aplikasi irradiasi pada pangan sesungguhnya sudah dimulai awal tahun 1950-an dan dikomersialkan akhir tahun 1950. Namun pemanfaatan teknologi irradiasi untuk pengawetan pangan baru diterapkan beberapa tahun kemudian. Perlakuan irradiasi pada pangan menyebabkan sejumlah kedl ikatan kimia terputus. Meskipun demikian, pengaruhnya sangat besar jika terputusnya ikatan kimia tersebut terjadi pada DNA, sehingga sel tidak mampu lagi melakukan replikasi. Dengan demikian, perubahan kedl pada DNA bakteri akan membunuh sel yang bersangkutan. Demikian juga perlakuan irradiasi ini akan menyebabkan destruksi serangga, inaktivasi parasit, memperlambat kematangan, dan mencegah perkecambahan. Berdasarkan standard Codex 106-1983, REV. 1-2003, ada tiga sumber radiasi ionisasi yang dapat digunakan untuk pangan, yaitu: {I! sinar gamma dari radionuklida 60Coor l37Cs,(2! sinar-X yang dipancarkan dari sumber yang dioperasikan pada atau di bawah tingkat energi 5 MeV, dail (31 electron yang dipancarkan dari sumber yang dioperasikan pada atau di bawah tingkat energi 10 MeV. Untuk irradiasi pangan, dosis radiasi minimum yang diserap harus cukup untuk mencapai tujuan teknologi yang dikehendaki dan dosis maksimumnya harus lebih rendah dari jumlah radiasi. yang dikompromikan terkait dengan keamanan pangan atau pengaruh lain terkait dengan integritas, sHat fungsional atau sifat sensori pangan yang bersangkutan. Dosis maksimum untuk pangan seharusnya tidak lebih dari 10 kGy, kecuali jika diperlukan untuk mencapai tujuan teknologi tertentu yang dibenarkan. Meskipun telah lama para ilmuwan pangan mengetahui bahwa pemberian dosis radiasi dalam jumlah cukup dapat secara efektif membunuh bakteri patogen dan memperlambat kebusukan pangan, baru pada bulan desember 1997, FDA (Food and Drug Administration) USA mengizinkan penggunaan irradiasi untuk daging. Radiasi dosis rendah dapat membunuh paling sedikit 99.9% Salmonella pada daging ayam dan dalam persentase yang lebih besar Escherichia coli 0157:H7 pada daging sapi giling. Akhir-akhir ini irradiasi pangan banyak diterapkan untuk meningkatkan sanitasi dan mencegah bakteri patogen. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi 2{)(}6
TEKNOLOGI IRRADIASI UNTUK MENINGKATKANKEAMANAN PANGAN
Dedi FardiazDeputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
Badan Pengawas Obat dan Makanan, RI
ABSTRAK
Riset aplikasi irradiasi pada pangan sesungguhnya sudah dimulai awal tahun 1950-andan dikomersialkan akhir tahun 1950. Namun pemanfaatan teknologi irradiasi untuk pengawetanpangan baru diterapkan beberapa tahun kemudian. Perlakuan irradiasi pada panganmenyebabkan sejumlah kedl ikatan kimia terputus. Meskipun demikian, pengaruhnya sangatbesar jika terputusnya ikatan kimia tersebut terjadi pada DNA, sehingga sel tidak mampu lagimelakukan replikasi. Dengan demikian, perubahan kedl pada DNA bakteri akan membunuh selyang bersangkutan. Demikian juga perlakuan irradiasi ini akan menyebabkan destruksi serangga,inaktivasi parasit, memperlambat kematangan, dan mencegah perkecambahan.
Berdasarkan standard Codex 106-1983, REV. 1-2003, ada tiga sumber radiasi ionisasiyang dapat digunakan untuk pangan, yaitu: {I! sinar gamma dari radionuklida 60Coor l37Cs,(2!sinar-X yang dipancarkan dari sumber yang dioperasikan pada atau di bawah tingkat energi 5MeV, dail (31 electron yang dipancarkan dari sumber yang dioperasikan pada atau di bawahtingkat energi 10 MeV. Untuk irradiasi pangan, dosis radiasi minimum yang diserap harus cukupuntuk mencapai tujuan teknologi yang dikehendaki dan dosis maksimumnya harus lebih rendahdari jumlah radiasi. yang dikompromikan terkait dengan keamanan pangan atau pengaruh lainterkait dengan integritas, sHat fungsional atau sifat sensori pangan yang bersangkutan. Dosismaksimum untuk pangan seharusnya tidak lebih dari 10 kGy, kecuali jika diperlukan untukmencapai tujuan teknologi tertentu yang dibenarkan.
Meskipun telah lama para ilmuwan pangan mengetahui bahwa pemberian dosis radiasidalam jumlah cukup dapat secara efektif membunuh bakteri patogen dan memperlambatkebusukan pangan, baru pada bulan desember 1997, FDA (Food and Drug Administration) USAmengizinkan penggunaan irradiasi untuk daging. Radiasi dosis rendah dapat membunuh palingsedikit 99.9% Salmonella pada daging ayam dan dalam persentase yang lebih besar Escherichia coli0157:H7 pada daging sapi giling. Akhir-akhir ini irradiasi pangan banyak diterapkan untukmeningkatkan sanitasi dan mencegah bakteri patogen.
1
Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2006
Perdagangan global cenderung terus meningkat karena:
• pendapatan penduduk dunia yang terus meningkat• jaringan transportasi yang lebih baik
• jumlah penduduk yang terus bertambah yang membutuhkan pangan bergizi dan amandikonsumsi dalam jumlah lebih besar
Konsekuensi dari globalisasi suplai pangan:
• risiko masuknya masalah keamanan pangan baru (emerging pathogens)• risiko masuknya masalah keamanan pangan yang sudah dapat dikendalikan
sebelumnya (kolera)• jumlah penduduk yang terus bertambah yang membutuhkan pangan bergizi dan
aman dikonsumsi dalam jumlah lebih besar
2
Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isotop dan JlJJdiasi,2006
Keprihatinan Keamanan Pangan Global
Biological Hazards• Pathogens (illness-causing bacteria, viruses, parasites, fungi, protozoa and their
toxins)• Prions associated with BSE{Bovine Spongiform Encephalopathy}
Building Capacity• Lack of regulatory oversight• Lack of regulations and standards
Patogen utama penyebab keracunan karena pangan di USA:
• E. coli 0157:H7 (EHEC)• Salmonella spp.• Campylobacter
US Centers for Disease Control and Prevention {CDC} memperkirakan kasuskeracunan karena pangan per tahun di USAadalah:
73,000 kasus terkait dengan E. coli1.4 juta kasus terkait dengan Salmonella2.4 juta kasus terkait dengan Campylobacter
Tantangan dalam penanganan pangan segar dan pengolahannya?
• Teknologi MereduksiPatogen
• Teknologi Sanitasi
• Teknologi Pengemasan
3
Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi lsotop dan Radiasi, 2006
Membunuh Ba~teri Patogendengan
P ASTEURISASISTERILISASI
(komersial)
IRADIASI
Salmonella
CampylobacterEscherichia coli (E. coli 0157:H7)Listeria
CryptosporidiumYersiniadsb.
BAHAYA BIOLOGIS
BAHAYA FISIK
BAHA YA KIMIA
BEBAS BAHAYA
IRRADIATION is simply the act of applying radiation (or radiant energy) to somematerial. Electrons, X-Rays and gamma rays ionize the material they strike bystripping electrons from the atoms of the exposed material. This ionized environmentis very damaging to the bacteria, viruses or insects and can also change the chemicalstructure of materials.
~DGamma X-Rays
Rays
Spektrum Radiasi Elektromagnetik
PROSES IRADIASI
Jumlah energi radiasi yang diserap (dosis) diukur dalam unit kiloGray (kGy)
1 kGy = 1000 Joules per kg at au MegaRad (MR atau Mrad) dimana 1 MR = 1000000erg per gram
Target Iradiasi Pengaruh yang diberikanKisaran Dosis (kGy!
Food
Cold pasteurization0.3-60
Medical disposable items
Sterilization10-60
Cellulose/PulpDepolymerization5-50
Coatings
Curing30-160
Polyolefin foamsCrosslinking40-80
Heat-shrinkable materialsMemory Imparted75-250
RubberVulcanization80-400
Fluoropolvmers
Degradation500-1500Gemstones
Coloration10,000+
4
Risa/ah Semil13T //miah Ap/ikasi /sotop dan Radiasi, 2006
Pengaruh Iradiasi Pada Pangan
• Kerusakan seluler sebagai akibat dari kerusakan bahan-bahan genetik.• Karena terjadinya pemecahan ikatan kimia pada sel DNA, maka sel tidak mampu
lagi untuk memperbanyak diri, sehingga organisme mati.• Kerusakan DNA pada sel mencegah perkecambahan, memperlambat pematangan
dan memperpanjang masa simpan. lradiasi lebih efektif pada bakteri daripadavirus.
• Pemecahan ikatan kimia diikuti oleh pembentukan prod uk-prod uk radiolitik yangstabil dari ion-ion reaktif atau radikal bebas. FDA secara teoritis memperkirakantingkat maksimum dari prod uk radiolitik ini pad a dosis 1 kGy lebih rendah dari 3ppm.
Iradiasi Pangan
Aplikasi Iradiasi Pangan
TUJUAN:
• Mengendalikan mikroba patogen
• Mengurangi muatan mikroba daninfestasi serangga
• Menghambat pertunasan
• Memperpanjang masa simpan
• Memperlambat pematangan buah
1. Dosis Rendah (sampai 1 kGyl: mencegah perkecambahan pada umbi-umbian,memperlambat pematangan buah, disinfestasi serangga,
2. Dosis Medium (antara 1-10 kGYI: menurunkan bakteri patogen dan pembusuk serta parasit,dan
3. Dosis Tinggi (lebih dari 10 kGy): sterilisasi lengkap
Teknologilradiasi Pangan
• Sinar Gama60Co atau 137Cs
• Sinar-X (::: 5 MeV)• Elektron (::: 10 Me V)
5
Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi lsotop dan Radiasi, 2006
• Gamma Ray60Co or 137Cs
• X-ray « 5 MeV)
• Electron « 10 MeV)
Dapat dinyalakan dandimatikan tanpamenggunakan bahan-bahanradioaktif, tetapi dayapenetrasinya ke dalam bahantidak terlalu tinggi
Electron beams (E-Beam) tidak membutuhkan panas untukmemusnahkan E. coli 0157:H7. Teknologi ini memfokuskan padapercepatan sinar katoda bertenaga tinggi. .Pada saat sinar inibertumbukan dengan E. coli, maka terjadi interaksi dengan DNAmikroba dan kemudian dideaktivasi.
6
II'E-BEAM
Contoh iklanE-beam
Risalah Seminar llmiah Aplikasi lsotop dan Radiasi, 2006
IRRADIATION of ~ .. T RO NRed Meat Fulfills .;1'1; ....~ •the Promise of \:""I
Total Food Safety Industries Canada Inc.
Electron-beam processing of food productsoffers benefits to food processors,distributors and consumers by reducing oreliminating the threat of product spoilage or •.~contamination. Supplying fresh, healthful,appetizing foods that can handle an extendedshelf-life makes good business sense.
E-BEAMServices utilizes an effective and efficient cold process ebeam that utilizes energy from electrons or x-rays to targetbacteria's DNA, thereby destroying its ability to reproduce or live,and thus rendering it harmless. The simple on-off controlledprocess does not use any chemical additives; leaves no residue;does not change the temperature, and does not alter theappearance, taste or chemical makeup of the food product or itspackaging.
The SureBeam process uses ahigh-energy electron beam toirradiate food.
Fruit and vegetables beingprepared for the irradiationprocess.
A selection of the types of fruitsuitable for irradiation.
Delicate papayas are particularlysuitable for electron beam foodirradiation.
SUREBEAM FRUIT AND VEGETABLEPROCESSING CENTRE, RIO DEJANEIRO, BRAZIL
SureBeam announced the opening of itsfirst food processing centre in Rio deJaneiro in Brazil in May 2003. The centreuses Sure Beam's electron beamtechnology to disinfest fruit andvegetables for the export market byirradiation.
Brazil is the largest fruit producer in theworld and is the third largest grower ofvegetables. There are currently 11 foodirradiation facilities in use in the country,and SureBeam is planning to build 21new facilities by 2008.
7
Risalali Seminar Ilmiali Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2006
UNDANG-UNDANG RI No.7 TAHUN 1996tentang PANGAN
Pasal 34
(1) lradiasi dalam kegiatan atau proses produksi pangan dilakukan berdasarkan izinPemerintah,
(2) Proses perizinan penyelenggaraan kegiatan atau proses produksi pangan yan dilakukandengan menggunakan teknik dan atau metoda iradiasi sebagaimana dimaksud pada ayat(11. wajib memenuhi persyaratan kesehatan, penanganan limbah dan penanggulanganbahaya bahan radioaktif untuk menjamin keamanan pangan, keselamatan kerja, dankelestarian lingkungan.
PP No. 28/2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan
Bagian KeempatIradiasi Pangan
Pasal 15
1. Fasilitas iradiasi yang digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan untukdiedarkan harus mendapatkan izin pemanfaatan tenaga nuklir dan didaftarkan kepadaKepala Badan yang bertanggung jawab di bidang pengawasan tenaga nuklir.
2. Setiap pangan yang diproduksi dengan menggunakan teknik dan/atau met ode iradiasiuntuk diedarkan harus memenuhi ketentuan ten tang pang an iradiasi yang ditetapkan olehKepala Badan.
Tanggal iradiasi dalam bulan dan tahunNama negara tempat iradiasi dilakukan
Tidak boleh diiradiasi ulang Uika perlul
Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isolop dan Radiasi, 2006
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 826/MENKES/ PER/XII/1987 tentang Makanan lradiasi
LAMPIRAN
JENISKOMODlTI TUJUAN
Mencegah atau menghambatertumbuhan serangga
Menghambat pertunasan (bawangmerah, bawang putih dan rizomaMencegah pertumbuhan serangga
BATAS MAKSIMUMYANG DIIZINKAN
10 kGy
0.15 kGy
1 kG
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 152/MENKES/SK/ II/1995 tentang Perubahan atasLampiran PERMENKES No. 826/MENKES/ PER/XII/1987 ten tang Makanan Iradiasi
JENIS KOMODlTITUJU AN
BATAS MAKSIMUM
YANG DIIZINKANRempah-rempah kering
Mencegah atau menghambat10 kGypertumbuhan seran~~aUmbi-umbian
(kentang,Menghambat pertunasan 0.15 kGy(bawang merah, bawang putih dan rizoma!U dang beku
danpahaMenghilangkan bakteri Salmonella 7 kGykodok beku Ikan kering
Memperpaniang masa simpan5 kGvBiji-bijian
Mencegah pertumbuhan serangga dan5 kGybakteri patogen
FDA
JENISPANGAN
Hal-Hal Penting
PENGGUNAAN DOSIS
30 kGy
10 kG1 kG1 kG3 kGy
4.5 kGy (segar!7 kGv Ibeku
Jumlah dosis radiasi terserap oleh makanan tidak boleh lebih dari 10 kGy.Dosis yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan teknologi dan harus memenuhipersyaratan kesehatan umum serta pelaksanaan proses radiasi yang baik.Makanan yang akan diiradiasi dan bahan pengemasnya harus cocok mutunya, memenuhipersyaratan higiene, dan sesuai untuk tujuan iradiasi. Penanganan sebelum dan sesudahproses iradiasi harus memenuhi persyaratan cara berproduksi yang baik sertamemperhatikan persyaratan khusus teknologi proses iradiasi.
9
Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isofop dan Radiasi, 2006
Harmonisasi dengan Standar Internasional
Revised Codex General Standard for Irradiated Foods (Codex Stan 106-1983, Rev. 12003 )
1. SCOPE2. GENERAL REQUIREMENTS FOR THE PROCESS
(Radiation Sources, Absorbed Dose, Facilities and Control of the Process)3. HYGIENE OF IRRADIATED FOODS4. TECHNOLOGICAL REQUIREMENTS
(General Requirement, Food Quality and Packaging Requirements)5. RE-IRRADIATION6. POST IRRADIATION VERFICATION7. LABELLING
(Inventory Control, Prepackaged Foods Intended for Direct Consumption, Foods in BulkContainers)
2.2. Absorbed Dose
For the irradiation of any food, the minimum absorbed dose should be sufficient to achievethe technological purpose and the maximum absorbed dose should be less than that whichwould compromise consumer safety, wholesomeness or would adversely affect structuralintegrity, functional properties, or sensory attributes. The maximum absorbed dose deliveredto a food should not exceed 10 kGy, except when necessary to achieve a legitimatetechnological purposes.
3. HYGIENEOF IRRADIATEDFOODS
3.1. The irradiated food should be prepared, processed, and transported hygienically inaccordance with the provisions of the Recommended International Code of PracticeGeneral Principle of Food Hygiene (CAC/RCP 1-1969, Rev. 3-1997), including theapplication of the seven principles of Hazard Analysis and Critical Control Point(HACCP) system where applicable for food safety purposes. Where appropriate, thetechnical requirements for the raw materials and end product should comply withapplicable hygienic codes, food standards, and transportation codes.
3.2. Any relevant national public health requirement affecting safety and nutritionaladequacy applicable in the country in which the food is sold should be observed.
+ GMP
+ HACCP (jika relevan)
10
Risalah Seminar llmiah Aplikasi lsolop dan Radiasi, 2006
International Code of Practice for Radiation Processingof Food (CAC/RPC 19-1979, Rev. 1-2003)
INTRODUCTION
1. OBJECTIVES2. SCOPE, USE and DEFINITIONS3. PRE-IRRADIATION TREATMENT
(Primary production and harvesting, Handling, storage and transport)3. PACKAGING5. ESTABLISHMENT: DESIGN, FACILITIES and CONTROL
(Design and Layout, Radiation sources, Control of operation: Legislation, Requirements forprocess control, Control of applied dose, Product and inventory control)
5. IRRADIATION
(General, Dosimetry, Dosimetry systems, Dosimetry and process control, Records ofirradiation, Control of hazards)
7. POST-IRRADIATION STORAGE AND HANDLING8. LABELLING
11
Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2006
12
BAHAYA BIOLOGIS
BAHAYA FISIK
Terima Kasih
BAHAYA KIMIA
1:II::1:14c:.D,6U6V4
WINDA PUSPIT ASARI
1. Penelitian tentang sterilisasi bahan pangansudah dilakukan bertahun-tahun di BATAN.Mengapa tidak ada produk awetan radiasiyang diluncurkan ke masyarakat ? Apakahada standarisasi bahan pangan awetan hasilradiasi yang am an untuk dikonsumsi ?
2. Selama ini, banyak lembaga yangmenggunakan iradiasi tanpa izin at aukerjasama dengan BATAN, sehingga ban yakproduk hasil iradiasi yang tidak terdokumentasi, bahkan tidak dapat dipertanggungjawabkan peredaraanya. Apakah tidak adaregulasi yang mengatur penggunaan iradiasimateri ? Minimal dengan izin BATANsehingga terdokumentasi, bahkan dapatmemberikan keuntungan bagi BATAN
DEDI FERDIAZ
1. Sudah banyak, cek peraturan Menkes 1995tentang produk yang boleh diiradiasi sertadosisnya
2. Seharusnya iradiator membuat databaseproduk yang diiradiasi, dan menyampaikannya ke BATAN dan Badan POM
SUHARYONO
Keamanan pangan sangat penting untukkesehatan bagi masyarakat Indonesia, walautelah dilaksanakan cara mengatasi keamananpangan dengan berbagai cara yaitu iradiasi,pengukuran terhadap kandungan antibiotik,mikroba, pestisida dan lain-lain. Namunmasyarakat telah banyak telusuri berbagaimacam bahan-bahan yang berbahaya. POMsudah melaksanakan baik dari media-media
lain, namun masyarakat tentang terkenadampak tersebut. Apakah ada, cara lain yangsudah dilaksanakan. Mohon penjelasan.
DEDI FERDIAZ
Iklim tropis dengan suhu hangat dankelembaban tinggi merupakan kondisi yangmendukung pertumbuhan mikroba, termasukyang patogen. Ini tantangan yang selalu haruskita hadapi. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian adalah masalah utama terkait denganmasalah keamanan pangan. Penyuluhan untukmemberikan produsen dan konsumen danEnforcemen untuk yang tidak peduli danmelanggar peraturan perundang-undangan.
Risalah Seminar Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi, 2006
DISKUSI
Sudah dibangun Integrated Food SafetySystem diantara departemen terkait danpemerintah propinsi/kabupaten/kota, agarpenyuluhan dan penindakan secara hukumsampai ke daerah, melalui District FoodInspector.
RINDY PANCA T
1. Legalisasi iradiasi pangan sudah ada sejaktahun 1987 yang tertuang pada peraturanMenkes No. 826 dan diamandemenkan pad atahun 1995 No. 152. Kapan Badan POMakan melakukan perubahan karenaperaturan terse but sudah cukup lama.
2. Untuk dosis diatas 10 kGy dengan tujuankhusus telah diperbolehkan berdasarkanCodex stan 106-1983/ Rev. 1-2003 (th.2003).Bagaimana implementasinya di Indonesiadalam hal ini Badan POM sebagai regulator.
DEDI FERDIAZ
1. Regulasi baru sudah disiapkan at as dasarpembicaraan antara Badan POM, BATANdan Stakeholder lainnya. Masih menungguwaktu untuk keluarnya regulasi baru ini.Regulasi baru lebih kepada penambahankomoditi yang boleh diiradiasi.
2. Untuk tujuan riset bisa saja dilakukan hasilriset dan kelayakannya untuk industri dapatmenjadi bahan kajian regulasi baru.
ROSIKA
1. Apak efek samping bagi tanaman/makananyang dikenai radiasi ? terutama terhadapkualitas
2. Sudahkan dilakukan penelitian efeksampingtersebut, disamping keunggulan/kelebihansetelah diradiasi.
DEDI FERDIAZ
Banyak riset terkait dengan hal yangditanyakan. Pengaruhnya bermacam-macamtergantung pada jenis pangan dan dosis iradiasiyang diberikan. Oleh karena dosis radiasi harusseminimal mungkin yang dapat memberikanefek positif (reduksi mikroba, mencegahperluasan, mencegah pematangan dsb) / danmaksimum sampai ada kompromi, antaradampak positif dan negatifnya.
13
Risalah Seminar llmiah Aplikasi lsolop dan Radiasi, 2006
NADA MARNADA
1. Label radura belum ban yak atau sedikitsekali masyarakat umum yan.g mengenal.Selain itu penyertaan label tersebut tentumemiliki dampak positif dan negatif.Pertanyaan secara nasional penyertaan labelradura menjadi tanggung jawab institusimana ? ~,
2. Sejauh mana keseriusan Badan POMmelarang peredaran makanan dan minumanyang mengandung pengawet dan bahanberbahaya bagi konsumen ?
DEDI FERDIAZ
1. Jadi tanggung jawab Industri untukmencantumkan label radura pada produkyang sudah diiradiasi. Masalahnya sulituntuk memonitor produk yang sudahdiiradiasi, meskipun mungkin untukdilakukan dengan ESR (Electron SpinResonuce Spectrophotometer). Perlusosialisasi oleh Batan bahwa iradiasi adalah
teknologi aman untuk membunuh bakteripatogen.
2. Perlu dibedakan antara bahan berbahayayang langsung digunakan untuk pangan danBTP (Bahan Tambahan Pangan! termasukpengawet yang diijinkan dengan batasmaksimum penggunaan. Produk yangmengandung pengawet dibawah batasmaksimumnya boleh diedarkan, label harusbenar untuk informasi kepada konsumen.
ENDANG SEMIARTI
1. Bagaimana residu radioaktif yang ada padabuah yang telah diawetkan dengan radiasi ?
2. Apakah perlu adanya label keamanan padakemasan buah yang telah diawetkan denganradiasi ?
3. Mengingat akhir-akhir ini kontroversi prokontra tentang keamanan bahan pangan danmakanan yang merupakan hasil rekayasagenetik, maupun pengawetan secarakimiawi maupun iradiasi. Menurut Bapakbagaimanakah tingkat keamanan dari ketigamacam perlakukan tersebut pada makananterhadap para pengguna. Bagaimanakahregulasi sebaiknya dilakukan olehpemerintah, Balai-balai dan lembaga risetdalam penanganan masalah bahan panganuntuk keamanan pengguna ?
14
DEDI FERDIAZ
1. Yang perlu label radura, dengan tujuanmemberikan informasi kepada konsumentidak perlu label keamanan pangan karenaproses iradiasi sudah dilakukan dengan carayang benar dengan menggunakan dosisiradiasi yang diijinkan.
2. Residu tidak ada, paling-paling radikal bebasdalam jumlah kedl yang dampaknya lebihkepada flavor.
3. Sumber yang' baik adalah WHO 2002ten tang 20 Question About GeneticallyModified Organism, ini sudah dimuat terjemahannya di 2 terbitan Media Indonesia.Produk GMO yang sudah dikomersialkansejak lama dan sudah mengalamipenyeleksian keamanan pangan yang ketatdianggap aman untuk dikonsumsi, sepertikedelai, jagung, canola dan kentang.Keamanan pangan GMO harus dilakukanstep by step dan kasus per kasus.Pada prinsipnya semua perlakukan sepertirekayasa genetika, pengawetan kimia atauiradiasi adalah aman asal dilakukan
dengankaidah-kaidah cara produksi panganyang benar sesuai dengan ketentuanperundang-undangan.
DWI DJOKO S.SANTOSO
Mohon diinfomasikan perihal pemanfaatan teknologi iradiasi terhadap produksi pati(starch) dan modified starch1. Apakah pemanfaatan iradiasi berperan
dalam mengubah sifat fungsional Amilosadan Amilopektin ?
2. Kalau ya, dalam dosis berapa aman sesuaiFAO?
3. Kalau tidak,mengapa ?
DEDI FERDIAZ
Panjang rantai dan kompleksnya cabangdari polimer sangat menentukan sifatfungsionalnya, juga ini terjadi pada Amilosadan Amilopektin. Jika pati (Amilosa danAmilopektin) dimodifikasi untuk merubah sifatfungsional terkait dengan sifat gel atau film,maka cross-link adalah cara yang paling tepat.Iradiasi dapat menstimulasi cross-link dantergantung dari karakteristik bahan baku dantarget yang diinginkan diperlukan dosis iradiasiyang tepat. Saat ini saya tidak punya datauntuk tujuan di atas.
KRISNA M. LUMBAN RAJA
1. Mengapa harus mengacu kepada Codex?2. Hal kerjasama Badan POM dan Batan,
apakah maksudnya menghasilkan bukupanduan cara iradiasi yang baik seperti yangditayangkan ?
Ib'salan Seminar llmian Aplikasi lsolop dan Radiasi, 2006
DEDDI FERDIAZ
1. Codex adalah Badan lnternasional yangmenyusun standar dunia dan menjadibenchmark negara-negara di dunia