Alat dan Mekanisme Pencernaan ManusiaRyan Calvin Leleury
(102011305)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida
WacanaJl. Tanjung Duren Barat, No.5, Jakarta 11510Telp: 56942061,
Faks: 5631731, Email : [email protected]
PENDAHULUAN
Sistem pencernaan merupakan sistem yang amat erat kaitannya
dengan kehidupan kita sehari-hari. Hidup manusia tidak pernah
terlepas dari makan dan minum yang merupakan cara tubuh kita untuk
mencapai homeostasis sekaligus untuk penyerapan energi yang
digunakan untuk motilitas dan berbagai aktivitas pada tingkat
selular lainnya.Saluran cerna merupakan saluran yang sangat
sensitif dan terdiri atas banyak organ yang memungkinkan terjadinya
masalah dengan tingkatan yang lebih bervariasi dan kompleks. Oleh
karena itu penting bagi seorang calon dokter untuk memahami tentang
saluran cerna secara baik dan mendalam, terutama fungsi normalnya
sehingga lebih mudah untuk mendiagnosa kelainan yang mungkin
terjadi akibat dari abnormalnya fungsi tersebut.Pada makalah kali
ini, saya akan mengupas tentang saluran cerna dari mulai mulut
hingga anus berdasarkan struktur makroskopis dan mikroskopisnya.
Selain itu juga akan dibahas mengenai mekanisme kerja sistem
pencernaan dalam mencerna 3 bahan utama, yaitu karbohidrat, protein
dan lemak. Enzim-enzim yang berperan didalamnya juga akan diuraikan
berdasarkan fungsinya dalam saluran cerna.
PEMBAHASANBerdasarkan kasus yang ada, saya akan labih
memfokuskan arah pembahasan ke Cavum oris serta organ yang terkait
dengannya.
A. Struktur MakroskopisUrutan saluran pencernaan dari atas ke
bawah ialah dimulai dari bibir hingga anus mencakup cavum oris,
pharynx, oesophagus, tractus gastro-intestinalis yang terdiri dari
gaster, intestinum tenue, intestinum crassum, rectum dan anus.
Selain itu terdapat beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar
ludah yang terdiri dari glandula parotis, glandula submandibularis
dan glandula sublingualis, serta hepar dan pencreas yang mensekresi
enzim pencernaan.
1.Cavum Oris
Gambar 1 : Cavum OrisCavum oris ialah ruangan yang dimulai dari
rima oris dan berkahir pada isthmus faucium. Rongga ini selain
berfungsi sebagai bagian dari saluran cerna juga berfungsi sebagai
ruang yang dapat dilalui udara pernapasan dan juga berperan penting
dalam pembentukan suara. Rongga ini terbagi atas 2 daerah yaitu
vestibulum oris dan cavum oris proprium. Vestibulum oris merupakan
daerah di antar bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi bersama
processus alveolarisnya di sebelah dalam. Sedangkan cavum oris
proprium adalah daerah yang berada di belakang vestibulum oris yang
berhadapan dengan palatum durum dan palatum molle di bagian
atasnya. Ruang ini berakhir di isthmus faucium serta berisi organ
sensibel yang berfungsi dalam pengecapan yaitu
lingua/lidah.1Gigi-geligi pada manusia berjumlah 32 buah yang
terbagi 2 menjadi 16 buah masing-masing pada bagian atas dan bawah.
16 gigi tersebut terdiri dari 2 gigi seri (dens incisivus), 1 gigi
taring (dens caninus), 2 gigi geraham depan (dens premolaris) dan 3
gigi geraham belakang (dens molaris). Gigi bagian atas mendapat
pendarahan dari cabang a. fascialis yaitu rr. Alveolaris superior
dan a. infra orbitalis. Sedangkan gigi bagian bawah mendapat
pendarahan dari a. alveolaris inferior yang juga merupakan cabang
dari a. fascialis. Sedangkan sistem pembuluh baliknya ialah plexus
pterygoideus yang menuju ke v. fascialis dan v. alveolaris inferior
yang bermuara ke v. maxilaris. Sistem getah beningnya bermuara ke
nnll. Submentales, submandibulares dan cervical profunda pars
superior. Persarafan gigi meliputi nn. Alveolaris superiores
anteriores medii, posteriores yang merupakan cabang dari n.
maxilaris dan nn. alveolaris inferior yang merupakan cabang dari
nn. mandibulares, serta nn. mentales dan bucales.Langit-langit
mulut terdiri dari palatum durum yang merupakan tulang dan palatum
molle yang merupakan suatu aponeurosis yang merupakan tempat lekat
beberapa otot seperti m. tensor veli palatini, m. levator veli
palatini, mm. uvulae, m. palatoglossus serta mm.
palatopharyngeus.1Lidah merupakan struktur yang lentur berfungsi
dalam proses berbicara. Organ ini juga memiliki kuncup pengecap
yang menjadikannya juga berfungsi sebagai organ perasa. Lidah dapat
dibedakan menjadi bagian oral yang terdiri dari apex dan corpus,
serta bagian pharingeal yang padanya terdapat akar lidah (radix
lingua). Corpus dan radix lingua dibatasi oleh alur yang disebut
dengan sulcus terminalis. Dorsum linguae merupakan bagian yang
disebut juga dengan punggung lidah. Pada garis tengahnya terdapat
sulcus medianus yang bersesuaian dengan septum lingue di bagian
bawahnya yang berjalan secara vertikal. bagian depan dari dorsum
linguae mengandung selaput lendir yang memiliki papila. Papila
terdiri atas papilla filiformis, fungiformis, foliatae dan
vallatae. bagian belakangnya terdiri aras kelenjar getah bening
yang disebut dengan tonsila lingualis yang akan membentuk cincin
Waldeyer bersama dengan tonsilae palatinee dan tonsila pharyngea
(adenoid). Lidah memiliki otot ekstrinsik yaitu M. genioglossus, M.
hyoglossus, M. styloglossus dan M. palatoglossus. Selain itu, ada
otot intrinsik lidah yaitu M. verticalis, M. longitudinalis
superior, M. longitundinalis inferior dan M. transversalis.1Lidah
mendapat pendarahan dari a. lingualis yang melalui sisi medial m.
hyoglossus bercabang menjadi a. dorsalis linguae untuk radix
linguae dan a. profunda linguae untuk corpus dan apex linguae.
Sedangkan sistem pembuluh baliknya terdiri atas v. dorsalis
linguae, vv. profunda linguae dan v. sublingualis. Getah bening
lidah akan bermuara menuju nnll. submentales dan nnll. cervicales
profunda pars superior. Sedangkan untuk sistem persarafannya
terdiri dari sistem motorik yang dipersarafi oleh n. hypoglossus
kecuali untuk n. palatoglossus yang dipersarafi oleh n.
glossopharyngeus. Sistem persarafannya juga terdiri dari sistem
sensorik yang terbagi untuk bagian anterior oleh n. lingualis (N.
V3) dan chorda tympani (N. VII). Bagian posterior dipersarafi oleh
n. IX dan X. Sedangkan untuk pengecapan dipersarafi oleh saraf
pengecap yaitu N. IX.Pada cavum oris terdapat kelenjar ludah yaitu
glandula parotis, glandula submandibularis dan glandula
sublingualis. Glandula parotis berbentuk seperti piramid dan
terletak pada fossa mandibula antara os mandibula dan m.
sternocleidomastoideus. Dalam kelenjar ini terletak n. fascialis,
v. fascialis posterior dan a. carotis externa. Saluran keluar dari
glandula parotis ialah ductus parotideus yang sejajar dengan arcus
zygomaticus.2 Glandula submandibularis terdiri dari 2 bagian yaitu
bagian yang dangkal dan yang dalam. Saluran keluarnya disebut
dengan ductus submandibularis Whartoni dan bermuara di caruncula
sublingualis s. Papila salivaris inferior yang terletak di belakang
gigi seri rahang bawah. Glandula sublingualis merupakan kelenjar
dengan bentuk memanjang dan terletak di dasar rongga mulut dekat
dengan frenulum linguae antara m. geniohyoideus dan m. genioglossus
pada bagian medial dan m. hyoglossus pada bagian lateral. Saluran
keluarnya disebut dengan ductus sublingual major dan minor.Fungsi
utama rongga mulut serta gigi dalam saluran cerna ialah untuk
mengunyah makanan sehingga lebih mudah dicerna. Untuk membantu
fungsi ini terdapat otot-otot pengunyah yang melekatkan mandibula
pada basis cranii. Otot pengunyah terdiri dari otot yang dangkal
dan otot yang dalam. Otot yang dangkal terdiri atas m. masseter dan
m. temporalis. Sedangkan otot yang dalam terdiri atas m.
pterygoideus lateralis/externus dan m. pterygoideus
medialis/internus. Otot-otot ini dipersarafi oleh n. mandibularis
(N. V3).1Rongga mulut berakhir di isthmus faucium. Isthmus faucium
ini menghubungkan rongga mulut dengan saluran selanjutnya yaitu
oropharynx. Isthmus faucium dibatasi oleh tepi bebas dari palatum
molle, arcus palatoglossus dan dorsum linguae. Pada daerah ini
terdapat 2 arcus yaitu arcus palatoglossus dan arcus
palatopharyngeus. Di antara kedua arcus ini terdapat sinus
tonsilaris yang berisi tonsila palatina.
B. Struktur MikroskopisSistem pencernaan terdiri dari saluran
pencernaan serta struktur yang berhubungan dengannya seperti lidah,
gigi, kelenjar air liur, pankreas, hati dan vesica fellea.
Berdasarkan urutan jalannya makanan, maka saluran pencernaan
dimulai dari cavum oris, pharynx, oesophagus, gaster, usus halus,
usus besar, rektum dan anus sebagi tempat keluar sisa
pencernaan.3Adapun struktur umum dari dinding saluran pencernaan
dari dalam keluar terdiri atas: Tunika mukosa : terdiri atas epitel
mukosa yang memiliki jaringan ikat yang disebut sebagai lamina
propria. Dibawah lamina propria terdapat tunika muskularis mukosa
yang berupa lapisan otot sebagai pembatas tunika mukosa dengan
tunika submukosa. Tunika submukosa : merupakan jaringan ikat padat
yang memiliki pembuluh darah, pembuluh limfe serta serat saraf.
Pada lapisan ini juga terdapat plexus saraf ototnom yang dikenal
dengan plexus submukosa Meissner. Tunika Muskularis eksterna :
lapisan ini terdiri atas 2 bagian yaitu tunika muskular interna
yang tersusun sirkular dan tunika muskular eksterna yang tersusun
longitudinal. Diantara keduanya terdapat plexus saraf Auerbach.
Tunika Adventitia/Fibrosa : merupakan jaringan ikat longgar yang
dapat bermodifikasi menjadi tunika serosa jika terdapat mesotel
diluarnya. Seringkali terdapat jaringan lemak pada lapisan ini.Pada
setiap organ dari saluran pencernaan, keempat lapisan ini dapat
bermodifikasi sesuai dengan fungsi organ tersebut dalam sistem
pencernaan.
1.Cavum OrisCavum Oris merupakan rongga yang terdiri atas labium
oris, buccal, dentis, gingivae, linguae, palatum molle dan palatum
durum. Labium oris merupakan area yang secara garis besar dapat
terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: Area Cutanea : merupakan struktur
kulit yang tipis. Area Merah Bibir (Intermedia) : merupakan area
yang terdiri atas epitel berlapis gepeng tidak bertanduk. Epitel
disini transparan karena mengadung butir-butir eleidin. Kemudian
papilanya mengandung banyak kapiler. Area Oral Mukosa : memiliki
struktur yang mirip seperti pipi dan memiliki epitel berlapis
gepeng tidak bertanduk. Didapati pula glandula labialis yang
bersifat seromukosa. Selain itu dibawah lapisan submukosa didapati
m. orbikularis oris.Lingua merupakan otot yang permukaan dorsalnya
dilingkupi oleh papila. Epitel pada lingua ialah epitel berlapis
gepeng bertanduk maupun tidak bertanduk. Papila pada lidah
berfungsi sebagai reseptor perasa. Adapun papila ini tersebar pada
2/3 permukaan anterior lingua. Papila yang dimaksud adalah: Papila
circumvalata : tersusun dalam sulcus terminalis yang dikelilingi
epitel lidah. Papila filiformis : memiliki epitel berlapis gepeng
bertanduk, berbentuk runcing, serta tidak punya taste bud. Papila
fungiformis : tersebar diantara papila filiformis, memiliki taste
bud dan punya bentuk modifikasi yang disebut papila lentiformis.
Papila foliata: Punya teste bud, memiliki lekuk sumur yang dalan
dan rudimenter pada manusia namun berkembang pada kelinci.Dentin
merupakan bagian terbesar dari gigi yang mengalami mineralisasi
seperti halnya pada tulang. Dentin dibentuk oleh odentoblas, kadar
garam kalsiumnya mencapai 80% dan zat organik lainnya mencapai 20%.
Sedangkan email pada gigi tersusun terutama dari bahan anorganik
dan hanya satu persennya yang merupakan bahan organik. Gigi pada
potongan membujur dari atas ke bawah akan terlihat memiliki lapisan
mahkota gigi, akar gigi dan leher gigi. Sementara gusi (ginggiva)
adalah membran mukosa yang meliputi periosteum tulang alveolar dan
melekat pada leher gigi. Membran mukosa gusi merupakan epitel
berlapis gepeng dengan lapisan tanduk, dimana lamina proprianya
membentuk papil tinggi dan rampin serta memiliki banyak jala
kapiler sehingga tampak merah muda.2C.Fungsi Sistem
PencernaanSecara umum semua organ dan kelenjar yang berada dalam
lingkup saluran pencernaan berfungsi untuk memecahkan molekul
organik yang besar yang ada makanan menjadi molekul yang kecil
untuk kemudian diserap sehingga daspat digunakan untuk metabolisme
tubuh. Sumber energi dari makanan akan dimetabolisme menjadi ATP
untuk keperluan transpor aktif, kontraksi, sintesis dan sekresi
bahan-bahan tertentu dari sel.Dalam menjalankan fungsi sebagai
sistem pencernaan terdapat beberapa proses yang mendukung fungsi
tersebut, yaitu: Motilitas : merupakan proses kontraksi otot yang
mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan. Otot polos pada
dinding saluran cerna akan terus berkontraksi dengan kekuatan
rendah, hal ini disebut dengan tonus. Ada 2 jenis motilitas
pencernaan, yaitu gerakan propulsif (mendorong), seperti pada
oesophagus dan gerakan segmentasi (mencampur), seperti pada usus
halus. Sekresi : bentuk sekresi yang terjadi adalah sekresi getah
pencernaan melalui kelenjar eksokrin. Selain itu dapat terjadi
sekresi air, elektrolit, enzim, garam empedu dan mukus.
Pencernaan/Digesti : merupakan proses pengubahan makanan dari
struktur kompleks menjadi satuan yang lebih kecil dengan bantuan
enzim pencernaan untuk kemudian dibawa melalui pembuluh darah dan
kapiler limfe untuk digunakan tubuh. Penyerapan/Absorbsi :
merupakan proses pemindahan hasil pencernaan, air, vitamin serta
elektrolit dari lumen saluran pencernaan ke darah/limfe.Di mulut
terjadi proses sekresi dan digesti dengan bantuan enzim yaitu
amilase. Enzim ini mencerna molekul polisakarida menjadi molekul
dextin dan disakarida maltosa. Sementara ada motilitas untuk
mencampur makanan sambil memotongnya dengan bantuan gigi agar mudah
dicerna oleh enzim pencernaan. Setelah cukup dilembabkan dengan
bantuan saliva, bolus akan didorong ke oropharynx untuk selanjutnya
menuju oesophagus. Di oesophagus hanya terjadi gerakan propulsif
yang mendorong makanan secara cepat untuk masuk ke lambung melalui
sphincter gastro-oesophageal.Setelah memasuki lambung, proses
digesti dan sekresi kembali terjadi. Disini disekresikan enzim
pencerna protein yaitu pepesin dalam bentuk inaktifnya, pepsinogen.
Pepsinogen ini akan diaktifkan oleh asam klorida sehingga bisa
memulai proses pencernaan protein. Selain itu proses segmentasi
kimus tetap terjadi. Bahan-bahan tertentu seperti aspirin dan
alkohol sudah mengalami penyerapan di lambung. Akhirnya kimus akan
didorong keluar sedikit demi sedikit menuju duodenum yang merupakan
bagian dari usus halus.Begitu memasuki duodenum, kimus yang asam
akan dinetralkan oleh sekresi NaHCO3. Setelah itu enzim dari
pankreas yaitu lipase, amilase dan enzim proteolitik akan
disekresikan menuju duodenum melalui papila vateri. Selain itu akan
disekresikan empedu yang mengandung garam empedu, lesitin,
kolesterol dan bahan lainnya yang akan membantu proses digesti dari
lemak. Pencernaan lemak baru terjadi pada mukosa usus halus.
Setelah dicerna menjadi bentuk sederhana yaitu monosakarida, asam
amino serta monogliserida dan asam lemak bebas maka di mukosa usus
halus dengan bantuan vili intestinalis akan terjadi proses absorbsi
yang kemudian akan terus berlanjut hingga dibawa ke pembuluh darah
dan pembuluh limfe untuk metabolisme tubuh.Sisa kimus yang tidak
diserap di usus halus akan dibawa menuju kolon dengan gerakan
propulsif yang lambat sehingga berlangsung secara perlahan-lahan.
Fungsi utama kolon adalah absorbsi air dan elektrolit dan menyimpan
feses sebelum terjadi defekasi. Dimana bagian proximal dari usus
besar adalah tempat penyerapan, sedangkan sisanya adalah tempat
penimbunan.Adapun motilitas pada usus besar adalah gerakan
mencampur dengan jarak antara gerakan satu dengan lainnya cukup
panjang (sekitar 30 menit). Gerakan ini secara tidak langsung
mendorong sisa makanan untuk keluar dan bila telah mencapai rektum,
akan merangsang refleks berupa perangsangan reseptor regang di
dinding rektum untuk memicu terjadinya defekasi.Secara umum uraian
diatas telah menggambar fungsi saluran pencernaan serta organ yang
terkait di dalamnya.
1. KarbohidratProses pencernaan karbohidrat merupakan proses
pencernaan yang terjadi paling dahulu jika dibandingkan dengan dua
makromolekul lainnya, yaitu protein dan lemak. Proses pencernaan
ini terutama terjadi karena adanya kandungan saliva dalam rongga
mulut. Saliva dihasilkan oleh tiga kelenjar, yaitu kelenjar
sublingual, kelenjar submandibula dan kelenjar parotis. Saliva
rata-rata disekresikan 1-2 liter setiap hari dengan kecepatan basal
0,5 ml/menit 5 ml/menit. 99,5% dari kandungan saliva adalah air,
sementara 0,5% dari antaranya ialah protein dan elektrolit seperti
amilase, mukus dan lizosim.6 Amilase inilah yang memegang peranan
dalam mencerna molekul polisakarida dengan cara memecahnya menjadi
disakarida maltosa dan dextrin.Sambil mencerna molekul polisakarida
saliva mensekresikan lizosim yang merupakan sebuah enzim yang
menghancurkan bakteri dengan cara menghancurkan dinding selnya.
Selain itu sekret saliva melembabkan bolus sehingga lebih mudah
mengalami reaksi pencernaan pada organ pencernaan
selanjutnya.Pharynx dan oesophagus hanya merupakan tempat lewatnya
bolus sehingga tidak didapati proses pencernaan terjadi di tempat
ini. Segera setelah melewati sphincter gastroesophageal maka kimus
akan mengalami proses pencernaan di lambung. Di lambung terjadi
proses pencernaan protein karena enzim pada protein hanya dapat
bekerja pada tingkat keasaman yang tinggi.6 Proses pencernaan
karbohidrat pada kimus tidak terjadi pada bagian luar (eksterior)
melainkan pada bagian dalam (interior). Hal ini dikarenakan enzim
amilase tidak dapat bekerja pada tingkat keasaman yang tinggi. pH
yang terlalu rendah menjadikan enzim amilase inaktif.Segera setelah
meninggalkan lambung, kimus akan memasuki duodenum (usus 12 jari).
Isi lambung yang memasuki duodenum sangat asam, oleh karena itu
harus dinetralkan agar enzim pencernaan dapat berfungsi dengan
optimal dan mencegah rusaknya mukosa duodenum oleh asam tersebut.
Hal ini ditanggapi dengan cara sekresi NaHCO3 dari pankreas menuju
duodenum melalui muara dari duktus pankreatikus major yaitu papila
duodeni vateri.6Bila sudah dinetralkan, maka enzim amilase yang
berasal dari pankreas dapat digunakan di duodenum untuk mengubah
polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ada sifat yang khas pada
amilase pankreas, ialah disekresikan dalam bentuk yang aktif, tidak
seperti enzim proteolitik dan lipase.7 Hal ini dikarenakan karena
sel yang mensekresikan amilase tidak mengandung polisakarida
sehingga tidak mengalami pemecahan oleh amilase sekalipun enzim ini
telah aktif.Pencernaan akan berlanjut pada usus halus, dimana pada
usus halus terdapat vili intestinalis. Pada vili intestinalis
terdapat brush border (mikrovili). Setiap mikrovili di sel epitel
usus halus mengandung disakaridase (sukrase, maltase, laktase) yang
merupakan enzim yang dapat memecah disakarida menjadi
monosakarida.7 Sehingga disakarida yang merupakan hasil penguraian
dari polisakarida pada makanan akan mengalami pemecahan lagi
menjadi monosakarida.Secara umum proses pemecahan disakarida adalah
sebagai berikut: Maltosa dipecah menjadi glukosa dan glukosa (2
gugus glukosa) Laktosa dipecah menjadi galaktosa dan glukosa
Sukrosa dipecah menjadi glukosa dan fruktosaKemudian melalui
mekanisme transpor aktif, monosakarida glukosa dan galaktosa akan
diabsorpsi ke dalam sel dan masuk ke dalam kapiler darah. Masuknya
glukosa dan galaktosa ini terjadi karena adanya kontranspor dan
pompa Na+ - K+. Namun setelah dilakukan beberapa penelitian, pada
beberapa kasus dapat terjadi kebocoran pada tight junction di sel
epitel yang menyebabkan glukosa dapat menembus barrier epitel tanpa
memerlukan kotranspor. Sedangkan absorbsi fruktosa berlangsung
dengan cara difusi terfasilitasi yang tentu saja akan berakhir di
kapiler sebagai pembawa monosakrida untuk dimetabolisme oleh tubuh
secara lebih lanjut.
2. ProteinProses pencernaan protein tidak dimulai di mulut
melainkan di lambung. Hal ini dikarenakan di mulut tidak terdapat
enzim proteolitik. Sedangkan di lambung terdapat kondisi yang
mendukung yaitu suasana yang asam. Kenapa suasana asam dikatakan
mendukung? Karena enzim-enzim proteolitik dapat bekerja optimal
pada pH yang rendah (pH 2-3).Proses pencernaan protein lambung
dimulai ketika massa makanan (kimus) berada di dalam lambung. Di
dalam lambung terdapat beberapa sel yang berperan dalam
mensekresikan berbagai faktor pendukung maupun faktor utama yang
berperan dalam pencernaan protein. Sel-sel yang dimaksud ialah sel
parietal, sel chief, sel lehar mukus, sel G, sel D dan
Enterochromaffin-like sel.6Sel parietal merupakan sel yang
mensekresikan HCl. Fungsi HCl sendiri merupakan fungsi yang penting
dalam proses pencernaan protein. Hal ini dikarenaakan HCl yang akan
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin untuk fungsi proteolitik.6
Cara kerja sel parietal dalam menghasilkan protein ialah sebagai
berikut: CO2 dan H2O yang diproduksi sebagai hasil metabolisme sel
parietal, maupun berdifusi dari darah akan mengalami reaksi
pembentukan H2CO3 dengan bantuan enzim karbonik anhidrase. H2CO3
yang telah terbentuk dapat mengalami disosiasi membentuk ion H+ dan
HCO3-. Sementara itu molekul air (H2O) yang ada di dalam sel
parietal juga dapat mengalami disosiasi membentuk ion H+ dan OH-.
Ion H+ yang berasal dari dalam sel parietal ini akan
ditransportasikan ke lumen gaster melalui mekanisme pompa H+ - K+
ATPase, dimana ion H+ akan dipompa keluar, sementara ion K+ akan
masuk ke dalam menggantikan ion H+ melalui channel ionnya. H+ hasil
disosiasi dari asam karbonat dan OH- hasil disosiasi dari air dapat
bereaksi membentuk molekul air, sementara HCO3- akan keluar dari
sel parietal menuju plasma darah dan dari plasma akan masuk ion Cl-
sebagai penggantinya. Masuknya ion Cl- akan meningkatkan
konsentrasinya di dalam sel. Kemudian dari sel parietal akan ada
mekanisme untuk memompakan ion ini ke lumen gaster. Ion H+ dan Cl-
yang telah keluar tadi akan bereaksi membentuk HCl.Adanya HCl di
lumen akan menyebabkan pH menjadi asam (sekitar 2-3) yang
menyebabkan pepsinogen menjadi bentuk aktif yaitu pepsin. Meskipun
asam klorida tidak berfungsi dalam lisisnya protein, namun ia dapat
berfungsi untuk memecah jaringan penghubung dan serat pada massa
makanan menjadi bentuk yang kecil sehingga mengoptimalkan fungsi
pepsin. Selain itu ia juga dapat menghancurkan bakteri bersama
dengan lizosim dari saliva. Pada ikatan polipeptida, ia dapat
menyederhanakan struktur kuartener menjadi strukur primer karena
memutuskan ikatan akibat lipatan dari polipeptida.Pepsinogen
dihasilkan oleh sel chief. Merupakan suatu zymogen yang setelah
diproduksi akan disimpan di sitoplasma sel chief.6 Bila ada
rangsang berupa adanya kimus maka pepsinogen akan dilepaskan ke
lumen gaster kemudian akan mengalami pemotongan pada bagian
tertentu dari enzim dengan menggunakan HCl sehingga membuatnya
menjadi bentuk aktif yang disebut dengan pepsin.Pepsin akan memulai
pencernaan protein dengan jalan memotong ikatan polipeptida menjadi
potongan-potongan kecil / fragmen asam amino yang akan mengalami
pencernaan lebih lanjut di duodenum.7 Karena pepsin dapat mencerna
protein, maka sel tidak menghasilkannya dalam bentuk aktif sehingga
ia tidak mencerna sel pembuatnya (yang terdiri dari protein
juga).Selain sel parietal dan sel chief sebagai tokoh utama
pencernaan protein di lambung, terdapat pula sel G yang
mensekresikan gastrin yang merupakan suatu hormon yang bekerja
untuk menstimulasi sel chief dan parietal untuk menghasilkan sekret
yang lebih banyak. Sementara itu adapula histamin yang dihasilkan
oleh enterochromatin like cell yang berfungsi menstimulasi
pembentukan HCl. Berlawanan dengan itu, somatostatin yang
dihasilkan oleh sel D menghambat sekresi HCl.Segera setelah
menyelesaikan proses pencernaan dari lambung, kimus akan masuk ke
dalam mukosa duodenum. Begitu memasuki mukosa duodenum, maka kimus
yang bersifat asam akan merangsang duodenum menghasilkan sekresi
hormon sekretin yang akan dibawa oleh darah menuju pankreas. Di
pankreas, sekretin akan merangsang terbentuknya NaHCO3 yang
kemudian disekresikan untuk menetralkan keasaman getah lambung.
Selain mensekresi sekretin, mukosa usus halus juga mensekresikan
suatu hormon yang disebut dengan kolesistokinin. Kolesistokinin
disekresikan sebagai respon terhadap keberadaan lemak dan protein
dalam kimus. Hormon ini akan merangsang asinus pada pankreas untuk
mensekresikan enzim pencerna karbohidrat, protein dan lemak.Fakta
yang menarik adalah bahwa meskipun kita makan banyak protein, tapi
tidak dalam jangka waktu yang panjang, maka tidak akan ada
peningkatan enzim proteolitik secara signifikan.8 Hanya dengan pola
makan protein jangka panjang bisa didapatkan peningkatan sintesis
enzim proteolitik.Lantas enzim proteolitik seperti apa sajakah yang
disekresikan oleh pankreas? Kelenjar eksokrin pankreas
mensekresikan tiga enzim proteolitik utama, yaitu tripsinogen,
kimotripsin dan prokarboksipeptidase, dimana ketiganya disekresikan
dalam bentuk yang inaktif. Seperti pepsin di pankreas yang tidak
disekresikan dalam bentuk aktif, ketiganya inaktif juga agar tidak
mencerna protein sel pembuatnya sendiri. Segera setelah memasuki
duodenum, maka tripsinogen akan diaktifkan enterokinase menjadi
tripsin. Tripsin akan mengautokatalisis tripsinogen lagi. Sehingga
akan semakin banyak tripsin yang terbentuk. Kimotripsin dan
prokarboksipeptidase juga diaktifkan oleh tripsin sehingga berubah
menjadi bentuk yang aktif yaitu kimotripsin dan karboksipeptidase.
Sehingga sekali enterokinase yang dihasilkan di usus halus
mengkatifkan tripsinogen, maka tripsin akan melanjutkan pekerjaan
sisanya.Ketiga enzim pencernaan tersebut bekerja dengan cara
memotong ikatan peptida yang berbeda. Hasil akhir pencernaan ialah
didapatkannya asam amino, polipeptida serta ikatan kecil antara
asam amino.7 Mukus yang disekresikan oleh mukosa usus halus
berfungsi melindungi agar sel intestinal tidak mengalami pencernaan
oleh kerja enzim proteolitik.Asam amino yang akan diserap di usus
halus ternyata tidak hanya berasal dari proses pemecahan makanan.
Protein plasma yang keluar dari kapiler juga dapat mengalami
penyerapan. Di epitel sel vili intestinal, asam amino dapat diserap
dengan menggunakan ion Na+ dan energi untuk absobrsi. Namun bila
masih didapati peptida kecil disini, maka tetap ada aminopeptidase
yang dapat memotong ikatan peptida untuk menghasilkan asam amino.
Akhirnya asam amino yang terbentuk akan dibawa ke kapiler untuk
dimetabolisme lebih lanjut. 3. LemakDari ketiga makromolekul,
pencernaan lemak terjadi paling terakhir. Hal ini dikarenakan tidak
terdapatnya kandungan enzim pencerna lemak, yaitu lipase pada mulut
dan lambung.Pencernaan lemak terjadi di usus halus. Pada saat kimus
memasuki usus halus, maka kolesistokinin akan aktif sehingga akan
merangsang sekresi enzim lipase pada pankreas. Seperti halnya
amilase, lipase juga disekresikan dalam bentuk yang aktif karena
tidak ada resiko bagi sel pembuatnya. Trigliserida bukanlah
merupakan komponen struktural dari sel pankreas. Enzim lipase
pankreas dapat menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak bebas
dan monogliserida.
Gambar 4 : Pankreas Mensekresi Enzim Lipase
Namun ada permasalahan yang muncul pada proses pencernaan ini,
yaitu molekul lemak biasanya beragregasi dalam bentuk droplet yang
besar, sehingga mempersulit kerja lipase karena ia hanya dapat
aktif pada bagian luar dari molekul tersebut. Oleh karena itu, ada
zat yang bekerja membantu pencernaan lemak.Zat tersebut ialah garam
empedu. Garam empedu bersama lesitin, kolesterol dan bilirubin
merupakan komponen organik yang dihasilkan empedu, yaitu suatu
cairan alkalis kental yang diproduksi oleh hepar untuk kemudian
disimpan di kantung empedu/vesica fellea. Kandungan empedu yang
disekresikan dalam sehari rata-rata berkisar antara 250 1000 ml.
Empedu hanya akan disekresikan pada saat ada makanan yang harus
dicerna. Oleh karena itu harus ada struktur yang mengaturjumlah
empedu yang dikeluarkan dari duktus biliaris menuju ke duodenum.
Struktur tersebut bernama sphingter Oddi. Bila sphingter terbuka
maka akan masuk sejumlah empedu ke duodenum.8Garam empedu yang
terdapat didalamnya akan digunakan untuk membantu proses pencernaan
lemak. Namun garam empedu yang diproduksi hanya sedikit sehingga
harus kembali ke hati untuk didaur ulang sehingga dapat digunakan
lagi. Garam empedu akan diserap untuk dibawa ke hati pada ujung
illeum. Proses daur ulang antara usus halus dan hati ini dinamakan
sirkulasi enterohepatik.Garam empedu bekerja membantu proses cerna
lemak dengan cara mengemulsi molekul lemak yang besar menjadi
droplet-droplet kecil yang hanya berdiameter 1 mm. Cara ini akan
menyebabkan peningkatan pada luas penampang globulus lemak,
sehingga dapat mengoptimalkan kerja lipase. Lalu bagaimana cara
kerjanya?Sebuah molekul garam empedu mengandung bagian larut lemak
dan bagian larut air yang bermuatan negatif. Garam empedu akan
mengelilingi molekul-molekul lemak sehingga bagian bermuatan
negatif akan berada pada permukaan dari molekul lemak tersebut.
Jika semua molekul lemak sudah berkontak dengan garam empedu, maka
muatan negatif yang ada di permukaan masing-masing molekul akan
menyebabkan gaya tolak-menolak yang membuat molekul lemak yang
besar dapat mengalami emulsifikasi menjadi molekul-molekul kecil
sehingga lipase bisa memulai proses pemecahan. Namun masalah yang
timbul sekarang adalah lipase tidak dapat melakukan penetrasi
lapisan yang mengandung garam empedu tersebut. Sehingga pankreas
mensekresikan suatu enzim yaitu kolipase yang dapat membantu lipase
melakukan penetrasi untuk mencapai inti molekul yang mengandung
trigliserida. Setelah itu lipase akan menguraikan trigliserida
menjadi monogliserida dan asam lemak bebas.
Gambar 5 : Garam Empedu Bekerja Mengemulsi LemakPada saat
penyerapan, monogliserida dan trigliserida tidak dapat masuk ke
dalam vili intestinal bila tidak dalam bentuk yang terlarut dalam
air. Oleh karena itu, lesitin (yang memiliki komponen yang larut
air dan larut lemak seperti halnya garam empedu) akan ikut
beragresi dengan monogliserida dan garam empedu membentuk suatu
molekul yang disebut sebagai misel.6 Bagian larut air dari lesitin
akan mengelompok di permukaan misel sehingga menjadi misel dapat
larut dalam air.
Gambar 6 : Kerja Lesitin bersama Garam EmpeduKetika misel sampai
di lumen usus halus, maka akan terjadi difusi pasif monogliserida
dan asam lemak bebas dari misel ke bagian lipid dari epitel sel
membran usus halus. Setelah memasuki bagian dalam sel epitel,
monogliserida dan asam lemak bebas akan mengalami agregasi untuk
membentuk trigliserida lagi. Namun trigliserida ini dilindungi oleh
lapisan lipoprotein. Trigliserida yang mengelompok dinamakan
kilomikron dimana kilomikron akan masuk ke sistem pembuluh limfe di
dinding usus yaitu lakteal pusat melalui jaringan intersisial di
sekitarnya.
D. Mekanisme saluran pencernaanAwal dari pencernaan adalah
masuknya makanan ke mulut,di teruskan ke oesophagus, lambung, usus
halus, usus besar hingga akhirnya di keluarkan dalam bentuk feses
dan urin. Fungsi dari sistem pencernaan ini adalah untuk
memindahkan zat gizi atau neutrient, air, elektrolit, dari makanan
ke lingkungan internal tubuh. Proses pencernaan sendiri melibatkan
empat faktor penting yaitu motilitas atau gerakan,sekresi,digesti
atau pencernaan serta absorbs atau penyerapan. Pada faktor
motilitas ataugerakan terdapat dua jenis gerakan yang penting yaitu
gerakan propulsif (mendorong) dan gerakan mencampur. Sekresi
pencernaan berupa air, elektrolit, enzim, garam empedu, dan mucus.
Dalam proses sekresi di butuhkan energi untuk transport bahan
mentah ke sel dan sintesis produk sekretorik oleh reticulum
endoplasma. Tiga kategori makanan yang kaya energy yang akan di
cerna yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Sedangkan pada proses
penyerapan hasil pencernaan di salurkan ke darah dan limfe.Pada
proses secara mekanik umumnya akan dibahas mastikasi dan
menelan.6Mastikasi (mengunyah) Proses mastikasi terutama diperankan
oleh gigi. Seperti yang telah kita ketahui gigi sudah dirancang
sangat tepat untuk menguyah, dimana gigi anterior (incisivus)
bekerja memotong dan gigi posterior (molar) bekerja menggiling.
Semua otot rahang bawah yang bekerja bersama-sama dapat mengatupkan
gigi dengan kekuatan 55 pound pada incisivus dan 200 pound pada
molar. Pada umumnya otot-otot penguyah dipersarafi oleh cabang
motorik dari saraf kranialke lima (N. trigeminus) dan proses
menguyah dikontrol oleh nukleus dalam batang otak. Perangsangan
daerah retikularis spesifik pada pusat pengecap batang otak akan
menimbulkan pergerakkan mengunyah yang ritmis. Demikian pula,
perangsangan area dihipotalamus, amigdala dan korteks serebri dekat
area sensoris untuk pengecap dan penghidu seringkali menimbulkan
gerakan menguyah. Kebanyakan proses mengunyah disebabkan oleh suatu
refleks mengunyah yang dapat dijelaskan sebagai berikut : adanya
bolus makanan di dalam mulut pada awalnya menimbulkan penghambat
refleks otot mengunyah, yang menyebabkan rahang bawah turun.
Penurunan ini akan menimbulkan refleks regang pada otot-otat rahang
bawah yang menimbulkan kontraksi rebound. Keadaan ini secara
otomatis mengangkat rahang bawah yang menimbulkan pengatupan gigi,
tetapi juga menekan bolus melawan dinding mulut, yang mengahambat
otot rahang bawah sekali lagi, menyebabkan rahang bawah turun dan
kembali rebound pada saat yang lain dan ini terjadi berulang-ulang.
Mengunyah sangat penting untuk pencernaan semua makanan, terutama
untuk sebagian besar buah dan sayur-sayuran mentah karena zat-zat
ini mempunyai membrane selulosa yang tidak mudah dicerna. Selain
itu, mengunyah akan membantu pencernaan makanan, hal ini karena
enzim-enzim pencernaan hanya bekerja pada permukaan partikel
makanan; karena itu kecepatan pencernaan tergantung selurunya
bergantung pada total area permukaan yang terpapar dengan sekresi
pencernaan. Selain itu, menggiling makanan hingga menjadi
partikel-partikel dengan konsistensi sangat halus akan mencegah
ekskoriasi traktus gastrointestinal dan meningkatkan kemudahan
pengosongan makanan dari lambung ke dalam usus halus, kemudian ke
semua segmenusus halus berikutnya.
Proses menelan (deglutisi) Menelan adalah mekanisme yang
kompleks, terutama karena faring membantu fungsi pernapasan dan
menelan. Faring diubah hanya dalam beberapa detik menjadi traktus
untuk mendorong masuk makanan. Yang terutama penting adalah
respirasi tidak terganggu karean proses menelan. Pada umumnya
menelan dapat dibagi manjadi tahap volunter; yang mencetuskan
proses menelan, tahap faringeal; yang bersifat involunter dan
membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam oesofagus dan
tahap oesophageal; fase involunter lain yang mengangkut makanan
dari faring ke lambung. Pusat pengaturan penelanan oleh daerah di
medula dan pons bagian bawah. Implus motorik dari pusat menelan ke
faring dan esofagus bagian atas dijalarkan secara berturut-turut
oleh saraf kranial ke-5, ke-9, ke-10 dan ke-12.7-Tahap volunteer
-Tahap faringeal-Tahap esophageal-Relaksasi reseptif dari
lambung
Sekresi saliva
Sekresi saliva berada dibawah kontrol saraf. Rangsangan pada (1)
Inervasi saraf parasimpatik memegang peran utama stimulus sekresi
saliva, dan berpengaruh terhadap komposisinya. Saraf parasimpatis
dari nukleus salivatorius superior(bagian dari nervus fasialis dan
berlokasi di pontine tegmentum) menyebabkan sekresi liur cair dalam
jumlah besar dengan kandungan bahan organik yang rendah. Sekresi
ini disertai oleh vasodilatasi mencolok pada kelenjar, yang
disebabkan oleh pelepasan VIP (vasoactive intestine polipeptide).
Polipeptida ini adalah co-transmitter dengan asetilkolin pada
sebagian neuron parasimpatis pascaganglion. Rangsangan (2) Saraf
simpatis cenderung mempengaruhi volume sekresinya. Saraf simpatis
menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi sedikit saliva yang akan
bahan organik dari kelenjar submandibularis. Pada kelenjar sub
lingual dan kelenjar-kelenjar minor, lebih dipengaruhi oleh respon
kolinergik, sedangkan pada kelenjar lainnya cenderung ke inervasi
adrenergik.Selain dari perbedaan tipe reseptor autonom yang aktif,
terdapat dua faktor lain yang berpengaruh terhadap komposisis
saliva, yaitu intensitas dan durasi stimulasi ke kelenjar.
Perbedaan tersebut berpengaruh langsung kepada permeabilitas
membran sel-sel sekretori sebagai akibat dari hilangnya elektrolit
sel tersebut.7
Kelenjar saliva dapat dirangsang dengan cara-cara berikut:
Mekanis, misalnya mengunyah makanan keras atau permen karet
Kimiawi, oleh rangsangan seperti asam, manis, asin, pahit, dan
pedas. Neuronal, melalui sistem saraf autonom baik simpatis maupun
parasimpatis. Psikis, stress menghambat sekresi, ketegangan dan
kemarahan dapat bekerja sebagai stimulasi. Rangsangan rasa sakit,
misalnya oleh radang, gingivitis, dan pemakaian protesa yang dapat
menstimulasi sekresi.7E.Enzim PencernaanPencernaan molekul organik
besar seperi karbohidrat, protein dan lemak dibantu oleh enzim
tertentu yang berfungsi mempercepat reaksi sehingga reaksi tidak
memakan waktu terlalu lama. Bahan-bahan yang dapat diserap sebagai
hasil pencernaan ini ialah asam amino, monosakarida,
monoasilgliserol, gliserol dan asam lemak serta vitamin dan
mineral.Proses pencernaan secara umum terbagi atas proses
pencernaan secara mekanis dan proses pencernaan kimiawi. Secara
mekanis bolus dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk
mempermudah proses pencernaan kimia melalui enzim. Dilihat dari
fungsinya enzim menjadi sangat penting dalam proses pencernaan
kimia agar proses kimia tersebut berlangsung lebih cepat.Pencernaan
telah dimulai dari mulut. Di mulut terdapat saliva yang
disekresikan oleh kelenjar parotis, submandibularis dan
submaksilaris. Keluarnya saliva dapat terjadi karena adanya massa
makanan di mulut maupun adanya rangsangan psikis, misalnya berupa
bau makanan tertentu. Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% bahan
padat seperti albumin dan globulin serta musin. Selain itu dapat
dijumpai sejumlah ion organik seperti kalsium, kalium dan ion
bikarbonat.2 Pada saliva terdapat suatu jenis enzim yaitu amilase
saliva atau ptialin. Pada polisakarida, enzim ini bekerja dengan
cara memutuskan ikatan glikosidik 1,4. Enzim ini akan menguraikan
polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ion tertentu dapat menjadi
aktivator dari enzim ini, antara lain ion Cl-, Br-, NO3- dan SO42-.
Enzim amilase saliva akan bekerja dengan optimal pada pH 6,8. Pada
pH dibawah 4, enzim ini akan menjadi inaktif (misalnya dalam
lambung). Selain faktor tingkat keasaman, faktor suhu, konsentrasi
enzim dan konsentari substrat juga turut menentukan seberapa
optimal enzim ini dapat berkerja. Selain mencernakan makanan,
saliva juga berfungsi melindungi mukosa mulut serta melarutkan
makanan kering dan padat serta melicinkan gumpalan makanan agar
mudah ditelan.Setelah polisakarida mengalami pemecahan menjadi
disakarida di mulut, bolus akan melanjutkan perjalanan ke lambung
melalui oesophagus. Bagitu tiba di lambung, kimus akan berhadapan
dengan suasana yang asam. Hal ini disebabkan oleh karena adanya
sekresi asam klorida dari sel parietal sebagai respon terhadap
eksistensi kimus. Tingkat keasaman yang tinggi ini sebenarnya juga
berfungsi pada denaturasi dari polipeptida yaitu dengan jalan
menguraikan struktur tersier dengan memotong ikatan hidrogen
didalamnya.2 Selain itu tingkat keasaman yang tinggi bersama
lisozim dari saliva dapat menghancurkan sebagian besar
mikroorganisme yang masuk ke gastro-intestinal track.Selain sel
parietal, terdapat pula sel chief dan sel leher mukus pada dinding
mukosa lambung. Sel chief berfungsi untuk menghasilkan pepsinogen,
suatu zymogen yang bila aktif akan memecah protein menjadi proteosa
dan pepton. Pepsinogen ini menjadi aktif dengan bantuan asam
klorida yang dihasilkan sel parietal tadi. Pepsin ini spesifik
bekerja dengan memutuskan ikatan peptida pada asam amino aromatik
ataupun asam amino dikarboksilat.Renin merupakan suatu enzim yang
hanya terdapat pada lambung bayi. Renin berfungsi menggumpalkan
kasein yang ada pada susu sehingga tidak mengalir dengan cepat
keluar dari lambung. Kasein susu yang berkontak dengan kalsium pada
renin akan bereaksi membentuk kalsium parakaseinat yang bila
berkontak dengan pepsin dapat pecah kembali.Pada lambung juga
ditemukan lipase. Lipase berfungsi untuk menghidrolisis
tri-gliaserol rantai pendek dan rantai sedang. Namun fungsi
lipolitiknya pada lambung tidak terjadi karena pH optimalnya 7,5
tidak sesuai dengan pH lambung.Pencernaan pada pankreas dan usus
dapat terjadi karena adanya sekresi hormon sekretin pada duodenum
dan jejunum. Hormon sekretin ini disekresikan sebagai bentuk respon
terhadap adanya HCl, lemak, protein, karbohidrat dan sebagian
makanan yang telah dicerna dalam lambung.2 Hormon ini akan mengalir
melalui darah portal menuju pankreas, empedu dan hepar dan
merangsang sekresi pankreas. Jenis-jenis sekretin antara lain
pankreozimin, hepatokrinin, kolesistokinin dan enterokrinin.Getah
pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja sekretin. Getah
pankreas umumnya kental seperti saliva, mangandung air, protein,
ssedikit senyawa organik, berbagai macam ion anorganik dan memiliki
pH yang sedikit alkalis (7,5 8). Enzim-enzim yang terdapat pada
getah pankreas antara lain: Tripsin : disekresikan dalam bentuk
yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen diaktifkan dalam
duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang
bergabung dengan tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan
dihidrolisis pada bagian yang mengandung asam amino lisin/arganin.
Tripsin juga dapat mengkoagulasi susu pada pH optimal 8.
Kimotripsin : juga disekresikan dalam zymogen yaitu
kimotripsinogen. Bentuk inaktif ini akan bereaksi dengan tripsin
menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa mengkoagulasi susu dengan
tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibanding tripsin.
Karboksipeptidase : merupakan enzim proteolitik yang mengandung
Zink. Enzim ini mengkatalisis hidrolisa pada ikatan peptida di
ujung molekul pada sisi karboksil bebas polipeptida. Amilase
pankreas : bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan
cara menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH
netral. Lipas pankreas : bekerja dengan cara menghidrolisis lemak
menjadi asam lemak, gliserol, monogliserida dan digliserida.
Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja garam empedu. Kolesterol
esterase : akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan
asam lemak sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak.
Enzim ini diaktifkan oleh garam empedu. RNAase dan DNAase:
mengkatalisa asam nukleat menjadi nukleotida.Pada proses pencernaan
lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain lipase
pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati
dan bila tidak diperlukan akan disimpan sementara di kantung
empedu. Empedu mengandung asam yaitu asam kolat, asam deoksikolat,
asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam empedu dapat
berkonjugasi dengan asam amino glisin atau taurin padu gugus
karboksil sehingga dapat larut dalam air.Fungsi empedu antara lain
adalah sebagai berikut: Emulsifikasi : dengan cara menurunkan
tegangan permukaan air, garam empedu dapat mengemulsi lemak dalam
usus sehingga lipase dapat bekerja dengan lebih baik. Garam empedu
juga membantu agar vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E, dan K)
dapat membentuk senyawa kompleks yang lebih mudah larut dalam air.
Netralisasi : empedu dapat menetralkan kimus yang berasal dari asam
lambung. Ekskresi : Kolesterol yang berasal dari makanan /
disentesis dalam tubuh dapat disekresikan melalui empedu.
Metabolisme pigmen empedu : pemecahan hemoglobin menghasilkan
pigmen empedu yaitu bilirubin yang akan disekresikan melalui
empedu. Bahan ini akan diabsorbsi di gasto-intestinal track yaitu
pada sel epitel mukosa usus halus. Sedangkan pada lambung tidak
terjadi absorbsi kecuali alkohol.Pencernaan pada usus adalah dengan
cara mensekresikan beberapa enzim yang akan terdapat pada mikrovili
intestinal. Selain sekresi enzim, ada pula sekresi getah usus halus
oleh kelenjar Brunner dan Lieberkuhn untuk membentu menetralkan
keasaman kimus dari lambung.Adapun enzim yang diekskresi adalah di
usus halus adalah: Aminopeptidase : mengubah polipeptida menjadi
asam amino dan peptida dengan ikatan yang lebih pendek dengan cara
katalisa hidrolisis ikatan peptida di ujung molekul di sisi yang
mengandung asam amino bebas. Dipeptidase : mengubah peptida menjadi
asam amino. Disakaridase : yaitu sukrase, maltase, isomaltase dan
laktase. Mengubah disakarida menjadi monosakarida. Fosfatase :
melepaskan fosfat dari senyawa fosfat organik yang berasal dari
makanan seperti hexofosfat, gliserofosfat dan nukleotida.
Polinukleotidase : mengubah asam nukleat menjadi nukleotida.
Nukleosida (nukleosida fosforilase) mengkatalisis perubahan
nukleosida menjadi fosforilasi pentosa, uridin, sistidin dan
timidin. Lesitinase mengubah lesitin menjadi gliserol, asam lemak,
asam fosfat dan kolin.
Setelah diubah menjadi bentuk yang paling sederhana, maka
molekul hasil pencernaan makanan akan diabsorbsi dengan jalan
menggunakan difusi, transpor aktif, sitotaksis, dan persorpsi.
Makanan yang diabsorsi kemudian akan melalui dua jalan yaitu
melalui vena porta menuju ke hati dan melalui pembuluh limfe di
sekitar usus lalu menuju duktus thoracicus dan berakhir di
darah.
BAB IIIPENUTUP
Kesimpulan Setiap organ dalam saluran pencernaan memiliki ciri
spesifik yang menjadikannya berbeda dibandingkan dengan yang lain.
Pada struktur makroskopis dapat dilihat perbedaan ciri tersebut,
baik dai penyusunnya, pendarahan, persarafan dan peredaran getah
beningnya. Secara umum struktur mikroskopis saluran pencernaan
dapat dilihat dari perbedaan 4 lapisan, yaitu tunika mukosa, tunika
submukosa, tunika muskularis dan tunika adventisia. Perbedaan
setiap organ dapat terlihat pada ada/tidaknya kelenjar dan ciri
khas tertentu pada keempat lapisan tersebut. Fungsi umum saluran
pencernaan dapat dijalankan melalui empat proses dasar pencernaan
yaitu motilitas, sekresi, digesti dan absorbsi. Keempat proses
tersebut merupakan proses dasar dalam pencernaan. Mekanisme
pencernaan karbohidrat terjadi melalui pemecahan polisakarida
menjadi mosakarida melalu sejumlah tahap. Pencernaan protein
terjadi dari pemecahan protein menjadi asam amino. Sedangkan
trigliserida pada lemak akan dipecah menjadi asam lemak dan
gliserol. Banyak enzim yang berperan dalam proses pencernaan. Kerja
enzim ini adalah sebagai katalisator dalam suatu reaksi yang
terjadi. Sehingga reaksi dapat berlangsung dalam suhu tubuh dengan
tingkat kecepatan yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA1. Gunardi S. Anatomi sistem pencernaan. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2009.2. Wibowo S
Daniel. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : Grasindo 20053. Junqueria
LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas.10 ed. Jakarta :EGC
2007.4. Ross MH, Reith JR. Histology a text and atlas. Cambridge:
Harper & Row Publisher 2000.5. Johnson KE. Histologi dan
biologi sel. Jakarta: Binarupa Aksara 1999.6. Guyton AC, Hall JE.
Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC 2007.7.
Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 20. Jakarta: EGC
2002.8. Lauralee S. Human physiology : from cells to system.
Belmont: Thomson brooks/cole 2007.
24