Top Banner
Jurnal Inspirasi BPSDM Provinsi Jawa Barat Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019 Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019 121 Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi Lahan: Belajar Dari Kota Kyoto, Jepang Chris D. Prasetijaningsih 1 Widyaiswara Madya, Bappenas. (Naskah Diterima Tanggal 19 November 2019—Direvisi Akhir Tanggal 28 November 2019—Disetujui Tanggal 06 Desember 2019 ) DOI: https://doi.org/10.35880/inspirasi.v10i2.120 Abstract Urbanization and population growth cause urban planners to rethink the structure and function of cities to meet the needs for sustainable urban life. Urban land-use planning systems are established to support efficient urban activities, achieve an amenity urban environment, and create a city view with significant features. This system provides a set of rules regarding various types of land use, including urban planning and urban landscape policies. In the development process, public hearings are an important tool for evaluating and planning development. In this public hearing process, the government can receive a lot of input and in the development process, the government can provide support for community development activities. Keywords: urbanization, urban planning, land consolidation, public hearings, action plan Abstrak Urbanisasi dan pertumbuhan penduduk menyebabkan para perencana kota harus memikirkan ulang struktur dan fungsi kota untuk memenuhi kebutuhan akan kehidupan perkotaan yang berkelanjutan. Sistem perencanaan penggunaan lahan perkotaan didirikan untuk mendukung aktivitas perkotaan yang efisien, mencapai lingkungan perkotaan yang menyenangkan, dan menciptakan pemandangan kota dengan fitur yang signifikan. Sistem ini memberikan seperangkat aturan mengenai berbagai jenis penggunaan lahan, diantaranya perencanaan kota dan kebijakan lanskap kota. Dalam proses pembangunan, audiensi publik adalah alat penting untuk mengevaluasi dan merencanakan pembangunan. Dalam proses dengar pendapat ini, pemerintah dapat menerima banyak masukan dan dalam proses pembangunan pemerintah dapat memberikan dukungan untuk kegiatan pengembangan masyarakat. Kata Kunci: urbanisasi, perencanaan kota, konsolidasi lahan, audensi public, action plan 1. Pendahuluan Urbanisasi dan pertumbuhan penduduk menyebabkan para perencana kota harus memikirkan ulang struktur dan fungsi kota untuk memenuhi kebutuhan akan kehidupan perkotaan yang berkelanjutan. Peningkatan penggunaan lahan untuk pemukiman dan penggunaan kendaraan bermotor akan menyebabkan peningkatan pencemaran, pemanasan global, serta penurunan kualitas kesehatan penduduknya. 1 Email: [email protected]
20

Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi BPSDM Provinsi Jawa Barat Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019 121

Ruang Terbuka Hijau

Dan Konsolidasi Lahan: Belajar Dari Kota Kyoto, Jepang

Chris D. Prasetijaningsih1

Widyaiswara Madya, Bappenas.

(Naskah Diterima Tanggal 19 November 2019—Direvisi Akhir Tanggal 28 November 2019—Disetujui Tanggal 06 Desember 2019 )

DOI: https://doi.org/10.35880/inspirasi.v10i2.120

Abstract Urbanization and population growth cause urban planners to rethink the structure and function of cities to meet the needs for sustainable urban life. Urban land-use planning systems are established to support efficient urban activities, achieve an amenity urban environment, and create a city view with significant features. This system provides a set of rules regarding various types of land use, including urban planning and urban landscape policies. In the development process, public hearings are an important tool for evaluating and planning development. In this public hearing process, the government can receive a lot of input and in the development process, the government can provide support for community development activities. Keywords: urbanization, urban planning, land consolidation, public hearings, action plan

Abstrak

Urbanisasi dan pertumbuhan penduduk menyebabkan para perencana kota harus memikirkan ulang struktur dan fungsi kota untuk memenuhi kebutuhan akan kehidupan perkotaan yang berkelanjutan. Sistem perencanaan penggunaan lahan perkotaan didirikan untuk mendukung aktivitas perkotaan yang efisien, mencapai lingkungan perkotaan yang menyenangkan, dan menciptakan pemandangan kota dengan fitur yang signifikan. Sistem ini memberikan seperangkat aturan mengenai berbagai jenis penggunaan lahan, diantaranya perencanaan kota dan kebijakan lanskap kota. Dalam proses pembangunan, audiensi publik adalah alat penting untuk mengevaluasi dan merencanakan pembangunan. Dalam proses dengar pendapat ini, pemerintah dapat menerima banyak masukan dan dalam proses pembangunan pemerintah dapat memberikan dukungan untuk kegiatan pengembangan masyarakat.

Kata Kunci: urbanisasi, perencanaan kota, konsolidasi lahan, audensi public, action plan

1. Pendahuluan

Urbanisasi dan pertumbuhan penduduk menyebabkan para perencana kota harus memikirkan ulang struktur dan fungsi kota untuk memenuhi kebutuhan akan kehidupan perkotaan yang berkelanjutan. Peningkatan penggunaan lahan untuk pemukiman dan penggunaan kendaraan bermotor akan menyebabkan peningkatan pencemaran, pemanasan global, serta penurunan kualitas kesehatan penduduknya.

1 Email: [email protected]

Page 2: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi

122 Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Pencemaran udara dapat menyebabkan penyakit pernapasan, asma, dan

kardiovaskular. Pencemaran udara seperti timbal dapat mempengaruhi kesehatan gastroenteritis, mempengaruhi sistem syaraf seperti kelelahan, dan keluhan kesehatan lainnya.

Untuk membuat kota-kota berkelanjutan adalah dengan menciptakan lingkungan perumahan yang baik dan layak, pengurangan penggunaan bermotor pribadi melalui penyediaan angkutan umum, menciptakan ruang terbuka hijau, serta mengembangkan partisipasi masyarakat dalam keputusan perencanaan kota. Dengan begitu, Citizens dapat menjaga hal-hal yang mereka sukai dari kota dan mengubah hal-hal yang tidak kita sukai (UN, 2017).

Sebuah ruang terbuka publik berupa ruang terbuka hijau yang asri, indah dan terawat akan membuat masyarakat nyaman beraktivitas di taman untuk sekedar beristirahat, berinteraksi, dan berekreasi. Penyediaan taman yang tematik akan mengarahkan masyarakat untuk memilih taman yang digemari dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka beraktivitas. Taman merupakan alternatif jalan-jalan, selain cafe ataupun mall. Ruang terbuka hijau juga berfungsi menyaring polusi kendaraan dan menghasilkan udara segar.

Selain menciptakan lingkungan kota yang sehat, berkontribusi terhadap kesehatan masyarakatnya, juga menciptakan identitas tempat. Linch (1982) menyatakan kota dapat diidentifikasi dalam 5 elemen, salah satunya adalah node (titik kumpul). Ruang terbuka publik atau ruang terbuka hijau menjadikan simpul yang mudah dikenali. Hal ini didukung oleh Chen dan Jim (2008) yang menjelaskan bahwa ruang terbuka publik tidak hanya menciptakan identitas dan citra tetapi juga menyediakan kualitas kehidupan urban.

Lebih jauh, Perencanaan Kota Kyoto (Urban Planning of Kyoto City) (2013) membuat ringkasan keuntungan-keuntungan tersebut dalam empat poin, yaitu memperbaiki lingkungan perkotaan, menyediakan kegiatan dan rekreasi kesehatan, meningkatkan keselamatan kota dan membuat lanskap kota yang indah. Dengan demikian, ruang terbuka publik penting untuk kondisi kehidupan perkotaan dan kesejahteraan individu.

2. Tinjauan Teoritis

2.1 Perencanaan Kota di Jepang

Sistem perencanaan perkotaan di Jepang terdiri dari tiga tingkat: tingkat nasional, tingkat prefektur dan tingkat kota. Perencanaan tingkat prefektur dan kota memiliki peran utama dalam manajemen perkotaan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 (Matsui, 2017). Perencanaan Prefektur menetapkan lima wilayah untuk setiap prefektur: wilayah kota, wilayah pertanian, kawasan hutan, kawasan taman alam, dan kawasan konservasi alam. Perencanaan kota dibagi menjadi daerah mempromosikan urbanisasi dan daerah terbatas urbanisasi. Urbanisasi Promoting Area didefinisikan sebagai area yang sudah membentuk area urban dan harus di urbanisasi secara istimewa dan sistematis, sedangkan Area Urbanisasi-dibatasi didefinisikan sebagai area yang harus dikendalikan urbanisasinya (Tominaga, 2011).

Rencana Induk Kota bukan peraturan wajib tetapi hanya rencana yang menggambarkan arah perkembangan di setiap wilayah dan kota. Namun ini sama pentingnya dengan rencana dasar (Tominaga, 2011). Oleh karena itu, sangat penting bagi rencana induk untuk sepenuhnya mencerminkan pendapat penduduk lokal dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses perumusannya dan mampu menyajikan cara yang diinginkan untuk pembangunan kota secara konkret dan sederhana berdasarkan perspektif jangka panjang. (Divisi Perencanaan Kota, Biro Pengembangan Kota dan Daerah, 2003).

Page 3: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi BPSDM Provinsi Jawa Barat Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 02 |Desember 2019 123

(Sumber: Matsui, 2017)

Gambar 1. Sistem perencanaan kota di Jepang

Nakamura (2014) menyatakan ada tiga faktor utama pembangunan perkotaan di Jepang: 1. Perumusan master plan perkotaan termasuk transportasi perkotaan:

• Rencana induk dirumuskan berdasarkan data ilmiah • Implementasi Siklus PDCA: plan (P), do (D), check (C) dan action (A) • Implementasi proyek prioritas

2. Diberlakukannya undang-undang dan peraturan yang terkait dengan pembangunan perkotaan seperti Wajib Mengikuti UU Pertanahan (1951), Undang-Undang Penyesuaian Tanah (1954), Undang-Undang Perencanaan 968), Undang-Undang Pembaruan Perkotaan (1969), Land Development orporation (1975), dan Metropolitan Expressway Public Corporation (1959).

3. Implementasi bersama pengembangan perkotaan dan pengembangan transportasi perkotaan (TOD), dimana pembangunan perkotaan terintegrasi dengan kereta api perkotaan dan pembaruan perkotaan di pusat kota.

Baru-baru ini, Kota Jepang juga menerapkan pendekatan yang lebih bottom-up untuk

perencanaan kota dalam membuat rencana mikro dan komprehensif. Isi dan alat implementasi fleksibel di mana warga negara dapat berpartisipasi untuk proses pembuatan rencana. Tinjauan fleksibel atas pembagian wilayah melalui tinjauan reguler dan sesekali juga dilaksanakan. Tinjauan reguler dilakukan berdasarkan pada Survei Perencanaan Kota Dasar (kira-kira setiap 5 tahun) dan tinjauan sesekali dilakukan untuk kabupaten tertentu (Divisi Perencanaan Kota, Biro Pengembangan Kota dan Daerah, 2003).

2.2 Zona Pemanfaatan Lahan dan Tata Ruang

Menurut Booklet of Introduction of Urban Land Use Planning System di Jepang (2003) bahwa sistem perencanaan penggunaan lahan perkotaan didirikan untuk mendukung aktivitas perkotaan yang efisien, mencapai lingkungan perkotaan yang menyenangkan, dan menciptakan pemandangan kota dengan fitur yang signifikan. Sistem ini memberikan seperangkat aturan mengenai berbagai jenis penggunaan lahan, termasuk penggunaan residensial, komersial, bisnis dan industri (Gambar 2).

Page 4: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi

124 Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Gambar 2. Struktur Sistem Perencanaan Kota di Kota Kyoto

Ada berbagai ukuran yang berbeda untuk Perencanaan Kota, yang diterapkan pada setiap wilayah oleh pemerintah daerah tergantung pada keadaan setempat berdasarkan Undang-Undang Perencanaan Kota. Sistem penggunaan lahan mencakup berbagai ukuran pada dimensi yang berbeda, dan aturan penggunaan lahan biasanya diputuskan berdasarkan kombinasi ukuran masing-masing individu.

Di bawah sistem Divisi Wilayah, Wilayah Perencanaan Kota digolongkan ke Area Promosi Urbanisasi dan Daerah Pengendalian Urbanisasi sehingga investasi publik untuk pengembangan infrastruktur perkotaan seperti jalan, taman dan saluran air limbah dapat dibuat secara efisien untuk menciptakan kawasan perkotaan berkualitas tinggi (Gambar 3).

Gambar 3. Konsep sistem perencanaan penggunaan lahan

Setiap Zona Penggunaan Lahan memiliki spesifikasi mengenai penggunaan bangunan

yang dapat dibangun di zona tersebut. Zona penggunaan lahan dialokasikan sesuai dengan visi masa depan pola penggunaan lahan. Dua belas kategori zona pemanfaatan lahan

Page 5: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi BPSDM Provinsi Jawa Barat Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 02 |Desember 2019 125

memberikan pola zonasi penggunaan lahan di setiap jenis wilayah perkotaan. Ini umumnya dapat dikategorikan ke dalam penggunaan residensial, komersial dan industri (Gambar 4 ).

Sebuah Daerah Penggunaan Lahan Khusus ditetapkan sebagai pelengkap peraturan penggunaan lahan di Zona Pemanfaatan Lahan. Ini ditentukan di dalam Zona Penggunaan Lahan yang bertujuan untuk tujuan tertentu, seperti mencapai penggunaan lahan yang lebih efektif atau lingkungan yang lebih menyenangkan. Peraturan di bawah Zona Penggunaan Lahan diterapkan secara seragam di seluruh negeri. Namun, di wilayah Penggunaan Lahan Khusus, peraturan Kawasan Penggunaan Lahan dapat dimodifikasi menurut peraturan daerah. Dalam korespondensi dengan karakteristik lokal, masing-masing kotamadya dapat menetapkan penguatan atau relaksasi peraturan Zona Penggunaan Lahan.

Gambar 4. Kategori Zona Pemanfaatan Lahan di Jepang

Page 6: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi

126 Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Zona Pemanfaatan Lahan mengendalikan volume, tinggi bangunan dan juga penggunaannya di bawah ketentuan Undang-Undang Standar Bangunan. Peraturan ini dirancang untuk mencegah campuran bangunan yang digunakan untuk tujuan yang berbeda dalam satu area, dan untuk memastikan lingkungan yang sesuai untuk jenis penggunaan lahan yang ditentukan (Gambar 5).

Gambar 5. Tipe Penggunaan Lahan di Kota Kyoto

3. METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian ini menggunakan teknik kualitatif social berupa studi kasus. Menggunakan analisis kualitatif berarti menggali fenomena yang kompleks, sukar dipahami dan ambigu. Kualitas analisis kualitatif dan bukti empiris yang kuat akan sangat menentukan derajat penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk:

a. Menguji teori b. Memberikan analisis detail dari kejadian c. Memberikan perasaan intuitif dari seluk beluk proses kebijakan

(Hill, 2002:190)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kebijakan Lanskap Kota Kyoto

Sejarah panjang ruang terbuka di Jepang memiliki titik signifikan sebagai latar belakang ketika Jepang menciptakan kebijakan pengembangan Taman pada tahun 1956 (Kato, 2008). Kebijakan itu disebut Urban Park Act yang mengatur semua proses dalam penyediaan taman. Proses-proses itu termasuk perencanaan, pengembangan, dan pemeliharaan. Peraturan lain yang memiliki keterkaitan dengan taman adalah Kebijakan Lanskap Kota Kyoto. Kebijakan ini dibuat pada tahun 2007 untuk melindungi pemandangan yang indah di Kyoto. Melindungi tidak hanya untuk sesuatu yang terlihat, tetapi juga yang tidak berwujud seperti sensasi angin, suara, bau yang selaras satu sama lain. Hal yang dirasakan bersama sesuatu yang bersejarah dan merupakan kepekaan orang yang tinggal di Kyoto.

Page 7: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi BPSDM Provinsi Jawa Barat Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 02 |Desember 2019 127

Menurut Kebijakan Lanskap Kota Kyoto, UU Lansekap dianggap memiliki lima dasar kebijakan, yaitu: 1) lanskap yang secara alami sesuai dengan pemandangan di cekungan; 2) lanskap itu mengkoordinasikan harmoni antara suksesi budaya tradisional; 3) menciptakan lanskap baru terdiri dari ruang beraneka warna yang menggambarkan fitur Kyoto; 4) landscaping yang menghasilkan daya kota, dan; 5) lanskap melalui kemitraan di antara warga pemerintah dan perusahaan.

Kebijakan detail sesuai dengan karakteristik daerah (Gambar 6). Kebijakan lansekap terdiri dari 5 elemen utama dan sistem pendukung. Untuk menerapkan langkah-langkah ini di Kota Kyoto, berbagai tata kota dan tata cara kota diubah pada tahun 2007. 5 elemen utama dan sistem pendukungnya di bawah ini:

1. Tinggi Bangunan (Building Height Control Districts) 2. Peraturan Desain Bangunan (Landscape District, Landscape Improvement District,

Scenic Landscape Districts) 3. Melestarikan Tampilan yang Diunggah dan Lanskap yang dipertahankan(Tata cara

kota ditetapkan untuk mempertahankan pemandangan yang indah) 4. Pembatasan Iklan diluar ruangan 5. Melestarikan dan Memperbaiki Pemandangan Kota Bersejarah

Gambar 6. Kebijakan detail yang sesuai dengan karakteristik daerah

Pengembangan lanskap perkotaan dengan peraturan pengendalian ketinggian bangunan dan panduan iklan, ditunjukkan pada bagan berikut (Gambar 7).

Page 8: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi

128 Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Gambar 7. Kerangka Sistematis untuk Konservasi, revitalisasi dan penciptaan lanskap perkotaan

4.2 Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Kota Kyoto

Visi besar kota Kyoto ini adalah rencana jangka panjang, 2001-2025, yang secara konseptual menguraikan prinsip-prinsip pengembangan kota Kyoto pada abad 21 abad. Rencana terdiri dari rencana bagian dan rencana lingkungan. Rencana setiap bagian adalah Master Plan kota Kyoto sementara rencana lingkungan adalah Rencana Induk Lingkungan.

Rencana induk kota (rencana berbasis bagian) adalah rencana untuk menunjukkan kebijakan prinsip seluruh kota untuk perwujudan konsep utama Kota Kyoto, dan rencana induk lingkungan adalah panduan untuk pembuatan distrik yang menarik berdasarkan karakteristik dari setiap bangsal yang merujuk untuk konsep utama Kota Kyoto. Akhirnya, rencana pelaksanaan adalah rencana untuk mempromosikan garis besar strategi prioritas dan manajemen administrasi, dan merencanakan sesuai dengan masing-masing bidang untuk mempromosikan pendekatan untuk setiap bidang kebijakan

Page 9: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi BPSDM Provinsi Jawa Barat Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 02 |Desember 2019 129

Gambar 8. Rencana Komprehensif di Kyoto.

4.3 Klasifikasi pembangunan lanskap perkotaan

Untuk melestarikan, merevitalisasi dan menciptakan lanskap perkotaan dengan memanfaatkan karakteristik lokal, kota ini menunjuk beberapa daerah sebagai "Distrik Estetis" dan "Distrik Formasi Estetis" berdasarkan "Sistem Distrik Lanskap" sebagaimana diatur dalam "Undang-Undang Lanskap". Peraturan yang kurang ketat yang disebut "Structure Improvement District" juga diberlakukan berdasarkan Rencana Lanskap. Sistem ini dikelompokkan menjadi 12 jenis dan standar desain yang sesuai dengan karakteristik masing-masing lokasi. Kota juga membahas kemungkinan peningkatan klasifikasi menjadi 76 standar desain (Gambar 9).

Page 10: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi

130 Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Gambar 9. Klasifikasi pembangunan lanskap perkotaan

Page 11: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi BPSDM Provinsi Jawa Barat Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 02 |Desember 2019 131

Gambar 10. Peta Distrik Estetis, Formasi Estetika Perbaikan Struktur dan Distrik Kabupaten

Strategi pemerintah kota Kyoto untuk meningkatkan rasio cakupan hijau adalah

melalui pengembangan taman nasional. Berdasarkan informasi dari situs resmi Kyoto City bahwa Kota Kyoto mengembangkan taman kota dengan beberapa jenis taman, termasuk: taman trunk, taman khusus, taman besar, tempat penyangga, hutan kota, taman alun-alun, taman kota, jalan hijau, dan taman kota yang terkait dengan pendirian negara.

Menurut Bab 3 dalam buklet Landscape of Kyoto bahwa Undang-Undang tentang Pengaturan Kawasan Konservasi di Kawasan Kinki diundangkan pada tahun 1967 untuk melestarikan ruang hijau. Kemudian pada tahun 1973, Undang-Undang Perlindungan Ruang Hijau Perkotaan didirikan sebagai gantinya. Jenis taman kota ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis Taman Perkotaan di Kota Kyoto

T y p e B y t y p e C o n t e n t s

T r u n k P a r k

S u m i C i t y M a i n P a r k

B l o c k P a r k P l a c e a n a r e a o f 0 . 2 5 h e c t a r e a s a s t a n d a r d i n a p a r k i n t e n d e d p r i m a r i l y f o r u s e b y p e o p l e l i v i n g i n t h e c i t y .

N e i g h b o r i n g p a r k

P l a c e 2 h e c t a r e s a s a s t a n d a r d i n a p a r k i n t e n d e d p r i m a r i l y f o r u s e b y p e o p l e l i v i n g i n t h e n e i g h b o r h o o d .

D i s t r i c t P a r k W e p l a c e 4 h e c t a r e s o f a r e a a s a s t a n d a r d i n a p a r k i n t e n d e d p r i m a r i l y f o r u s e b y p e o p l e l i v i n g i n t h e w a l k i n g a r e a .

U r b a n b a s e p a r k

C o m p r e h e n s i v e p a r k

P l a c e a n a r e a o f 1 0 t o 5 0 h e c t a r e s p e r a r e a a c c o r d i n g t o t h e c i t y s i z e i n a p a r k i n t e n d e d t o b e u s e d f o r c o m p r e h e n s i v e u s e s u c h a s r e s t , a p p r e c i a t i o n , w a l k i n g , p l a y , e x e r c i s e , e t c . fo r a l l u r b a n r e s i d e n t s .

S p o r t s p a r k

P l a c e a n a r e a o f 1 5 t o 7 5 h e c t a r e s p e r a r e a a s a s t a n d a r d a c c o r d i n g t o t h e c i t y s i z e i n t h e p a r k a i m e d m a i n l y f o r e x e r c i s e i n u r b a n r e s i d e n t s i n g e n e r a l .

S p e c i a l p a r k W i n d y P a r k

I t i s a p a r k a i m e d m a i n l y t o e n j o y t h e s c e n e r y , p r o p e r l y a r r a n g e a c c o r d i n g t o t h e n a t u r a l c o n d i t i o n s s u c h a s f o r e s t l a n d , w a t e r f r o n t l a n d e t c .

Page 12: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi

132 Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

F l o r a a n d b o t a n i c a l p a r k

Z o o s , b o t a n i c a l g a r d e n s a n d o t h e r s p e c i a l u s e s s u c h a s p a r k s , a p p r o p r i a t e l y a r r a n g e d a c c o r d i n g t o c i t y s i z e .

H i s t o r i c a l P a r k

I t i s a p a r k a i m e d a t p r o v i d i n g c u l t u r a l a s s e t s s u c h a s h i s t o r i c s i t e s , s c e n i c s p o t s , n a t u r a l m o n u m e n t s a n d t h e l i k e t o t h e p u b l i c i n g e n e r a l , a n d p l a c e s i t a p p r o p r i a t e l y a c c o r d i n g t o t h e l o c a t i o n o f t h e c u l t u r a l p r o p e r t y .

G r a v e g a r d e n

I t i s a p a r k i n c l u d i n g a c e m e t e r y t h a t h a s g o o d l a n d s c a p i n g w i t h m o r e t h a n t w o - t h i r d s o f i t s a r e a a s a g a r d e n a n d i s u s e d f o r o u t d o o r r e c r e a t i o n a n d p l a c e s i t a c c o r d i n g t o t h e a c t u a l s i t u a t i o n o f t h e c i t y .

O t h e r

T r a n s p o r t a t i o n k n o w l e d g e o f t h e c h i l d a n d t r a n s p o r t a t i o n p a r k a i m i n g t o a c q u i r e t r a f f i c m o r a l i t y a s a p p r o p r i a t e b a s e d o n t h e s p e c i a l n a t u r e o f t h e c i t y .

L a r g e p a r k

W i d e a r e a p a r k

I t i s a p a r k a i m e d t o s a t i s f y t h e w i d e r e c r e a t i o n a l d e m a n d w h i c h e x c e e d s t h e a r e a o f o n e m u n i c i p a l i t y , m a i n l y i n t h e a r e a w h e r e i t i s e a s i l y a v a i l a b l e i n a w i d e a r e a b l o c k s u c h a s t h e l o c a l l i v i n g a r e a O n e p l a c e p e r b l o c k u n i t 5 0 h e c t a r e a r e a T h i s i s a r r a n g e d a s a s t a n d a r d .

R e c r e a t i o n c i t y

B a s e d o n a c o m p r e h e n s i v e u r b a n p l a n , w i t h t h e a i m o f f u l f i l l i n g d i v e r s i f i e d a n d s e l e c t i v e l y a b u n d a n t w i d e a r e a r e c r e a t i o n a l d e m a n d a r i s i n g f r o m l a r g e c i t i e s a n d o t h e r u r b a n a r e a s , b a s e d o n a c o m p r e h e n s i v e u r b a n p l a n , a l a r g e - s c a l e p a r k A s a c o r e a r e a , v a r i o u s r e c r e a t i o n a l f a c i l i t i e s a r e l o c a t e d , p l a c i n g 5 0 0 h e c t a r e s o f u r b a n p a r k s a s s t a n d a r d a s u r b a n p l a n n i n g p a r k 1 , 0 0 0 h e c t a r e s i n p l a c e s t h a t c a n b e e a s i l y r e a c h e d f r o m m e t r o p o l i t a n a r e a s a n d o t h e r u r b a n a r e a s .

B u f f e r g r o u n d

A g r e e n s p a c e i n t e n d e d t o p r e v e n t p o l l u t i o n s u c h a s a t m o s p h e r i c c o n t a m i n a t i o n , n o i s e , v i b r a t i o n , o d o r , e t c . , t o m i t i g a t e o r p r e v e n t d i s a s t e r s s u c h a s i n d u s t r i a l c o m p l e x e s , s e p a r a t e s a n d i s o l a t e s p o l l u t i o n d i s a s t e r o c c u r r e n c e s o u r c e a r e a s , r e s i d e n t i a l a r e a s , c o m m e r c i a l a r e a s , e t c . P l a c e a c c o r d i n g t o t h e s i t u a t i o n o f p o l l u t i o n a n d d i s a s t e r a b o u t t h e p o s i t i o n t h a t n e e d s t o b e d o n e .

U r b a n f o r e s t

I n t h e f o r e s t e d l a n d a n d t h e l i k e h a v i n g a n a r e a c o v e r e d i n t h e u r b a n a r e a a n d i t s s u r r o u n d i n g a r e a , i t i s n e c e s s a r y t o s u f f i c i e n t l y a r r a n g e f o r p r o t e c t i o n o f n a t u r a l e n v i r o n m e n t , c o n s e r v a t i o n , r e s t o r a t i o n o f t h e n a t u r a l e n v i r o n m e n t , a n d i f n e c e s s a r y u s e o f n a t u r e o b s e r v a t i o n , w a l k i n g e t c P l a c e f a c i l i t i e s f o r .

S q u a r e P a r k

R e c r e a t i o n f a c i l i t i e s f o r t h e b r e a k s o f u s e r s o f f a c i l i t i e s i n a r e a s w h e r e l a n d u s e o f c o m m e r c i a l a n d b u s i n e s s i n t h e c e n t e r o f t h e c i t y a r e a i s b e i n g c a r r i e d o u t , a n d l a n d s c a p e f a c i l i t i e s t h a t c o n t r i b u t e t o i m p r o v e m e n t o f u r b a n l a n d s c a p e e t c a r e m a i n l y p l a c e d .

U r b a n p a r k

M a i n l y d e s i g n e d t o i m p r o v e t h e c o n s e r v a t i o n o f t h e n a t u r a l e n v i r o n m e n t o f t h e c i t y a n d t o i m p r o v e t h e u r b a n l a n d s c a p e , i t i s a g r e e n p l a c e t o b e e s t a b l i s h e d , w i t h 0 . 1 h e c t a r e o r m o r e a s t h e s t a n d a r d . P r o v i d e d , h o w e v e r , t h a t i f t h e r e a r e g o o d f o r e s t l a n d e t c . i n e x i s t i n g u r b a n a r e a s o r i f g r e e n s p a c e i s p r o v i d e d t o i n c r e a s e o r r e s to r e g r e e n t o t h e c i t y b y p l a n t i n g t r e e s a n d t o i m p r o v e t h e u r b a n e n v i r o n m e n t , t h e s c a l e s h a l l b e 0 . 0 5 h e c t a r e s o r m o r e .

G r e e n r o a d T r e e - p l a n t i n g t r e e s a n d p e d e s t r i a n s t r e e t s , w h i c h a r e p r o v i d e d t o c o m m u n i c a t e w i t h n e i g h b o r i n g

Page 13: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi BPSDM Provinsi Jawa Barat Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 02 |Desember 2019 133

r e s i d e n t i a l d i s t r i c t s o r n e i g h b o r i n g r e s i d e n t i a l d i s t r i c t s f o r t h e p u r p o s e o f s e c u r i n g e v a c ua t i o n r o u t e s a t t h e t i m e o f d i s a s t e r s , m a i n t a i n i n g c o n s e r v a t i o n o f u r b a n l i f e i n t h e u r b a n a r e a s , P l a c e t h e p a r k s , s c h o o l s , s h o p p i n g c e n t e r s , s q u a r e p l a z a s i n f r o n t o f t h e s t a t i o n , e t c . t o e a c h o t h e r w i t h a w i d t h o f 1 0 t o 2 0 m e t e r s a s t h e s t a n d a r d , i n a g r e e n a r e a m a i n l y c o m p o s e d o f a b i c y c l e .

U r b a n p a r k r e l a t e d t o t h e e s t a b l i s h m e n t o f t h e c o u n t r y

I n l a r g e - s c a l e p a r k s e s t a b l i s h e d b y t h e n a t i o n a l g o v e r n m e n t f o r t h e p u r p o s e o f p r o v i d i n g w i d e -a r e a u s e m a i n l y e x c e e d i n g t h e a r e a o f o n e p r e f e c t u r e , p l a c i n g a n a r e a o f a p p r o x i m a t e l y 3 0 0 h e c t a r e s o r m o r e a s a s t a n d a r d o n a s t a n d a r d b a s i s , F o r i t e m s t o b e e s t a b l i s h e d a s m e m o r i a l p r o j e c t s , e t c . , t h e y s h a l l b e p r e p a r e d t o h a v e c o n t e n t s s u i t a b l e f o r t h e i r i n s t a l l a t i o n p u r p o s e .

4.4 Pelajaran dari Kota Kyoto, Jepang

Kyoto adalah kota bersejarah di Jepang, yang terletak di tengah Jepang. Sisi timur Kyoto adalah wilayah pegunungan yang disebut dataran tinggi Tamba dan bagian utara Kyoto adalah cekungan Kyoto. Cekungan Kyoto dikelilingi di tiga sisi oleh pegunungan yang dikenal sebagai Higashiyama, Kitayama dan Nishiyama, semuanya kurang dari 1000 m di atas permukaan laut. Tanahnya paling tinggi di timur laut, menurun ke arah barat daya. Di sebelah timur lembah sungai mengalir Sungai Kamogawa, ke barat, Katsuragawa, dan ke selatan, Sungai Ujigawa (Kota Kyoto, 2017).

Sumber: http://www2.city.kyoto.lg.jp/koho/eng/databox/geography.html Gambar 11. Area Geografis, Wilayah Kota dan Wilayah Administrasi Kota Kyoto.

Kyoto yang terkenal disebut "jantung Jepang" memiliki sebelas distrik dengan luas

total 610,22 km2. Populasi di kota Kyoto adalah 1.466.321 orang, terdiri dari 267.631 orang berusia 0-19 tahun,dan 195.236 orang berumur lebih dari 70 tahun atau lebih dari 100 tahun (Kyoto City Website, 2017).

Page 14: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi

134 Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Tabel 2. Wilayah dan Populasi kota Kyoto

Sumber: http://www2.city.kyoto.lg.jp/koho/eng/databox/citydata/people.html

Di Kyoto, ada banyak bangunan warisan dengan area taman yang luas dan salah satunya adalah Istana Kekaisaran Kyoto. Bangunan ini dibangun kembali pada tahun 1855 dengan taman-taman indah di sekitar bangunan. Di sisi selatan istana, ada Taman Nasional Kyoto yang disebut Kyoto Gyoen.

Pada periode Edo, taman ini adalah kota dengan ratusan rumah dan rumah-rumah itu dipindahkan dan membangun taman pada periode Meiji sejak ibu kota pindah ke Tokyo. Pada waktu itu, taman Kyoto adalah taman nasional dengan luas sekitar 63,2 ha. Sebagai taman yang komprehensif, taman ini digunakan untuk istirahat, joging, bermain, berolahraga, dan lain-lain kegiatan untuk semua penduduk kota. Area taman besar lainnya tersebar di kota Kyoto dengan karakteristik dan sejarah tersendiri.

Gambar 12. Kota Kyoto. Sumber: http://www2.city.kyoto.lg.jp/koho/eng/kyoto/intro/

Page 15: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi BPSDM Provinsi Jawa Barat Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 02 |Desember 2019 135

1. Pembangunan Taman Dalam proses pembangunan, audiensi publik di taman-taman besar adalah alat penting untuk mengevaluasi dan merencanakan pembangunan taman. Dalam proses dengar pendapat ini, pemerintah dapat menerima banyak masukan seperti jenis taman yang mereka inginkan dan jenis pohon. Dalam proses pembangunan pemerintah dapat memberikan dukungan untuk kegiatan pengembangan masyarakat. Sebagai contoh, bagan berikut menunjukkan secara singkat proses pemilihan sistem dan metode yang tepat untuk lanskap dan pengembangan masyarakat yang lebih baik.

Gambar 13. Proses pemilihan sistem dan metode yang tepat untuk lanskap dan pengembangan masyarakat yang lebih baik.

2. Proses Perencanaan Taman Proses perencanaan taman di kota Kyoto tidak dapat dipisahkan dalam faktor dan proses rencana lainnya. Perencanaan lanskap menunjukkan pedoman bagaimana membuat saran untuk keputusan perencanaan lanskap.

Page 16: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi

136 Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Gambar 14. Diagram Alir dari membuat saran untuk keputusan.

Sumber: Kebijakan Lansekap (Kota Kyoto) Pemerintah menjamin keamanan taman dan aksesibilitas warga dan penyandang cacat dengan memberikan persyaratan dalam pembangunan taman, seperti: . Ruang aman untuk anak-anak dari berbagai usia . Taman yang berkontribusi untuk berlangsungnya promosi kesehatan. . Persyaratan tentang penanaman pohon musiman. . Berkontribusi untuk ruang pencegahan bencana. 3. Perawatan dan Manajemen Taman Pengelolaan taman sebagai berikut: . Pemeriksaan fasilitas, pemeliharaan, dan perbaikan. . Pemangkasan dan pemeliharaan pohon . Pembersihan taman termasuk toilet. . Izin memanfaatkan untuk kegiatan Di manajemen taman Kota Kyoto, ada juga organisasi relawan yang dibentuk oleh warga yang tinggal di area taman lingkungan. Organisasi-organisasi sukarelawan ini memelihara dan mengembangkan kegiatan pemeliharaan taman. Ada banyak cara pemerintah untuk mendukung Asosiasi Sukarelawan, seperti memberikan insentif untuk kegiatan asosiasi, melaksanakan beberapa lokakarya untuk mendukung kegiatan organisasi relawan seperti bagaimana membersihkan taman dan lain-lain.

4.5 Konsolidasi Lahan (Penyesuaian Lahan) di Jepang

Di Kyoto, ada juga proses menarik yang bisa digunakan pemerintah untuk mengatur fungsi tanah yang disebut "Penyesuaian Lahan". Proyek penyesuaian kembali lahan perkotaan adalah sebuah cara efektif untuk menciptakan ruang perumahan dan fasilitas perkotaan. Land Readjustment (LR) dan Urban Redevelopment (UR) adalah metode pengembangan yang dilakukan bersama-sama, di mana semua pemilik properti dan penyewa berkontribusi dalam pembiayaan dan pelaksanaan proyek, dengan distribusi manfaat dan dana yang seimbang. Di Jepang, LR dikenal sebagai Ibu Perencanaan Urban (Montandon dan de Souza,

Page 17: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi BPSDM Provinsi Jawa Barat Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 02 |Desember 2019 137

2007). Urban Redevelopment mengubah hak atas tanah di lokasi proyek menjadi hak atas bangunan dengan menggunakan Konversi Hak Tanah. Fokus UR pada wilayah kota menentukannya dengan LR (Matsui, 2017). Proses penunjukan, kebutuhan, fungsi dan skala diputuskan melalui diskusi pada pertemuan publik dan melalui Komite Penasihat Perencanaan Kota di pemerintah kota atau prefektur (Matsui, 2017). Daya tarik metode untuk pemilik tanah didasarkan pada kenyataan bahwa peningkatan substansial dalam nilai tanah dapat dicapai oleh proses, meskipun area yang tersisa lebih kecil. Untuk otoritas perencanaan juga, proyek menyediakan lahan untuk fasilitas publik, dan membangun infrastruktur perkotaan yang dibutuhkan (Sorensen, 2000). Alat lain pembangunan perkotaan di Jepang adalah urban redevelopment (UR). UR dapat dianggap sebagai aplikasi Penyesuaian Lahan. UR mengubah hak atas tanah di lokasi proyek menjadi bagian dari membangun hak dengan menggunakan konversi hak atas tanah. Untuk persetujuan proyek dan menerapkan subsidi nasional, area proyek harus ditetapkan sebagai area promosi pembangunan kembali perkotaan dalam perencanaan kota atau memenuhi beberapa kondisi seperti: ditetapkan sebagai area penggunaan lahan intensitas tinggi, kerentanan terhadap bahaya kebakaran dan meningkatkan efisiensi lahan menggunakan. Fokusnya dalam pembangunan kembali kota di daerah perkotaan membedakan tujuan pembangunan kembali kota dari tujuan penyesuaian kembali lahan (Matsui, 2017).

Gambar 15. Model konseptual LR dan integrasi dengan UR, dan model konseptual UR (Matsui, 2017)

Penyesuaian Tanah di Jepang membahas berbagai lingkup dan fungsi, seperti: penggantian lahan untuk menata kembali dan membentuk kembali bidang tanah; kontribusi tanah untuk menciptakan ruang publik dan cadangan tanah untuk memulihkan biaya pengembangan; pengembangan fasilitas publik; dan promosi partisipasi publik dan swasta. Selain itu, penyesuaian kembali lahan telah menciptakan dan mengembangkan daerah perkotaan

Conceptual Model of

Conceptual Model of LR and Integration

Page 18: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi

138 Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

dengan luas total sekitar 3.700 km2 atau 30% dari total wilayah perkotaan di Jepang (Matsui, 2017).

Berdasarkan tujuannya, proyek LR di Jepang dapat dibagi menjadi 5 kategori (Montandon dan de Souza, 2007) sebagai berikut: 1. Pengembangan kota-kota baru: Diimplementasikan di pinggiran kota untuk

menyediakan banyak perumahan di daerah yang bertetangga dengan industri selama periode pertumbuhan ekonomi yang cepat.

2. Pencegahan pertumbuhan yang tidak teratur: Diimplementasikan sebagai proyek pembangunan terpadu di daerah pinggiran yang kondisinya acak dan tidak teratur.

3. Pembaruan perkotaan: Terdiri dari promosi penggunaan komersial dengan infrastruktur yang sesuai di daerah yang dibangun sebagian.

4. Pengembangan pusat perkotaan: Diterapkan di daerah dekat pusat kota besar. Ini umumnya adalah kawasan industri atau kereta api lama di mana infrastrukturnya diubah dan disesuaikan untuk penggunaan baru.

5. Rekonstruksi perkotaan: Model ini terkait dengan pemulihan daerah yang dihancurkan oleh kecelakaan alam, terutama gempa bumi.

Menurut Tabel 3, pemerintah dan perserikatan memiliki peran penting dalam menerapkan Proyek LR dengan total area masing-masing 2.440,8 ha dan 1.586,1 ha, dan penggagas kolaborasi dan individu/kolaboratif secara keseluruhan dalam 166,1 ha. Secara total, LR telah diimplementasikan di sekitar 4.187,7 ha (30%) dari sekitar 14.000 ha wilayah perkotaan kota sementara pembangunan kembali kota telah diselesaikan dalam 5,3 ha proyek Uzumasa Tenjingawa (Gambar 16). Keadaan ini menyiratkan bahwa LR memiliki peran penting dalam pengembangan perkotaan di Kota Kyoto.

Tabel 3. Ringkasan Proyek Pengembangan Perkotaan di Kota Kyoto

Number of Project

Area (ha)

Number of Project

Area (ha)

Number of Project

Area (ha)

Government 15 762.2 16 1,228.0 6 450.6 37 2,440.8Union Enforcement 25 884.6 22 692.4 1 9.1 48 1,586.1Collaboration - - 1 17.1 - - 1 17.1Individual -Collaborative 5 15.9 12 133.1 - - 17 149

Total 45 1,662.7 51 2,070.6 7 459.7 103 4,193.0

Total Enforcer Classification

the Old City Planning Act

Enforcement of LR Law

Number of Project Area (ha)

Completed Project Ongoing Project

(Sumber: http://www.city.kyoto.lg.jp/kensetu/page/0000125819.html)

Dalam proyek LR/UR Kota Kyoto, pendapat masyarakat atau penduduk sangat penting dalam proses perencanaan dan implementasi. Lokakarya atau pertemuan publik dilakukan secara terbuka untuk mengumpulkan pendapat publik tentang harapan publik terhadap proyek yang diusulkan. Ini mencakup kebutuhan, bentuk bangunan, fungsi, pengaturan area proyek, dll. Dalam lokakarya publik, semua orang dapat berpartisipasi dan tidak ada batasan peserta. Pemerintah Kota menetapkan lokakarya publik atau jadwal pertemuan di beranda kota,

Page 19: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi BPSDM Provinsi Jawa Barat Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 02 |Desember 2019 139

untuk mendorong publik berpartisipasi dalam rapat. Rapat / lokakarya publik dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan konsensus mengenai proyek LR / UR dan dalam lokakarya tersebut juga melibatkan pakar untuk memberikan saran kepada publik. Setelah konsensus terpenuhi, para ahli akan membuat desain proyek.

Gambar 16. Peta pembangunan kota (LR dan UR) di Kota Kyoto

I. PENUTUP

Pengembangan RTH dan penataan kota (land readjustment dan urban redevelopment) berdampak pada peningkatan kenyamanan dan ketahanan kota dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

a. Strategi kota Kyoto untuk meningkatkan rasio cakupan hijau (green coverage

ratio) melalui pembangunan berbagai type taman, yaitu: taman kota (urban park), taman khusus (special park), taman besar (large park), tempat penyangga (buffer ground), hutan kota (urban forest), taman alun-alun (square park), jalan hijau (green road), dan lainnya. Green coverage ratio ini diliat dalam 3 bagian utama yaitu luas tutupan hijau (green volume) yang ditargetkan 37% (2020) dan 5,35 m2/org, 13 titik pengukuran visible, dan kualitas tutupan (green quality) .

b. Penataan kawasan kumuh melalui Land Readjustment (LR) dan Urban

Redevelopment (UR). • Land Readjustment (LR): pengembangan perkotaan dimana pemilik properti

dan penyewa berkontribusi pada pembiayaan dan pelaksanaan proyek • Urban Redevelopment (UR): Mengubah hak atas tanah di sebuah lokasi

proyek menjadi hak atas bangunan dengan menggunakan Land Right Conversion.

Page 20: Ruang Terbuka Hijau Dan Konsolidasi ... - Jurnal Inspirasi

Jurnal Inspirasi

140 Jurnal Inspirasi | Volume 10 | Nomor 2 | Desember 2019

Jenis kegiatan untuk pelaksanaan Action Plan LR dan UR seperti: - Participatory Block Arrangement, - Kyoto Centre for Community Collaboration: organisasi manajemen landskap

yang dibentuk dari NPO dan organisasi publik lainnya yang diangkat oleh pemerintah lokal untuk melaksanakan proyek penataan lingkungan. (bantuan kepada perseorangan untuk informasi dan jasa, mengelola struktur landskap, kajian dan penelitian),

- Reviewer Committe merupakan perwakilan masyarakat, yang terdiri dari land readjustment council, dan dari masyarakat,

- Public workshop yang melibatkan masyarakat, ahli dan pemerintah

DAFTAR PUSTAKA

Birkland, Thomas A.,2001,An Introduction to the Policy Process, M E Sharpe Inc:New York and London Hindarman, Radyus Ramli, St., M.Eng, Urban Renewal to Reshape Irregularities of Slum Area in Mataram City, West Nusa Tenggara Province, laporan Action Plan Staf Enhancement City Planning 2017 Kurniawan, Tatang, S.Hut, Msi, Meningkatkan Cakupan Ruang Terbuka Hijau di Palabuhanratu, laporan Action Plan Staf Enhancement City Planning 2017. Zakiah, Fitri, S.IP, MURP, M.Eng, Optimasi pengendalian ruang melalui penguatan partisipasi masyarakat, laporan Action Plan Staf Enhancement City Planning 2017 Samsu, Asri, ST, MURP, M.Eng., Peningkatan Ruang Publik Kabupaten Soppeng, , laporan Action Plan Staf Enhancement City Planning 2017.