-
i
MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI
PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh :
Christina Picca Yusmasari
NIM: 131124007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
S K R I P S I
MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI
PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS ZAMAN SEKARANG
Oleh :
Christina Picca Yusmasari
NIM : 131124007
Telah Disetujui oleh :
Pembimbing
Drs. F.X Heryatno Wono Wulung, SJ. M.Ed Tanggal 12 Desember
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
S K R I P S I
MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI
PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS ZAMAN SEKARANG
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Christina Picca Yusmasari
NIM : 131124007
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 12 Januari 2018
Dan dinyatakan memenuhi syarat
SUSUNAN PANITIA PENGUJI
Nama Tanda tangan
Ketua : Dr. B.A. Rukiyanto, SJ ……………..
Sekretaris : Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd ……………..
Anggota : 1. Drs. F.X Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed
……………..
: 2. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd ……………..
: 3. Dr. B.A. Rukiyanto, SJ ……………..
Yogyakarta, 12 Januari 2018
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada semua katekis yang masih
berkarya dan
bersemangat untuk melayani Gereja, serta kepada orang tuaku
Thomas Teguh
Sumardi dan Yustina Sri Lestari dan adikku Damianus Anang
Setiawan
Yang selalu mendukung, peduli dan mendoakan usaha perjuanganku
selama ini,
teman-teman PAK USD angkatan 2013, sahabat, dan pihak-pihak yang
selalu
mendukung dalam memberikan semangat, perhatian dan doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia
menjadi
pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara
kamu, hendaklah
ia menjadi hambamu”
(Mat 20:26-27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 12 Desember 2017
Penulis
Christina Picca Yusmasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata
Dharma
Yogyakarta:
Nama : Christina Picca Yusmasari
Nim : 131124007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang
bagi
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang
berjudul
MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI
PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS ZAMAN SEKARANG
beserta perangkat lain yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian penulis memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis
tanpa perlu ijin maupun memberikan royalti kepada penulis,
selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Yogyakarta, 12 Januari 2018
Yang menyatakan,
Christina Picca Yusmasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN
RASUL PAULUS DEMI PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS
JAMAN SEKARANG”. Judul skripsi ini dipilih berdasarkan
keprihatinan
terhadap perubahan arus zaman yang menyebabkan tantangan
pelayanan para
katekis semakin rumit dan kompleks. Tantangan zaman ini
berakibat pada
menurunnya kesadaran bahwa panggilan Tuhan merupakan yang
terpenting dalam
hidup pelayanan para katekis di segala tempat dan kondisi. Hal
ini harus
ditanggapi secara bijaksana oleh para katekis. Bertolak dari
kenyataan skripsi ini
dimaksudkan untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi para
katekis.
Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah inspirasi macam apa
yang dapat
digali dari pertobatan Rasul Paulus untuk mengembangkan
spiritualitas para
katekis zaman sekarang. Persoalan tersebut ditanggapi dengan
menggunakan studi
pustaka terhadap kisah pertobatan Rasul Paulus guna memperoleh
inspirasi-
inspirasi dari pribadi Rasul Paulus ketika mengalami pertobatan.
Inspirasi-
inspirasi yang dipaparkan kiranya dapat berguna bagi para
katekis untuk
meneguhkan dan meningkatkan spiritualitasnya sebagai seorang
katekis.
Paulus merupakan tokoh penting perkembangan Gereja. Ia
merintis
terbentuknya umat, memelihara iman umat, membela umat
melalui
pengalamannya serta surat-suratnya yang sangat menginspirasi
banyak orang.
Pengalaman perjumpaannya dengan Kristus yang bangkit merupakan
salah satu
kekayaan rohani Gereja. Hal ini sangat menarik untuk didalami
dan dipelajari oleh
para katekis agar menjadi sumber inspirasi bagi spiritualitas
mereka pada zaman
sekarang.
Katekis memiliki peran yang sangat vital bagi perkembangan
Gereja.
Katekis akan menjadi sumur iman yang siap ditimba bagi umat.
Maka pembinaan
dan pendampingan untuk katekis harus terus-menerus diupayakan.
Oleh karena
itu, penulis menawarkan tugas akhir ini untuk menjadi bahan
bacaan yang
membantu katekis agar dapat menemukan inspirasi-inspirasi yang
mendukung
panggilannya sebagai katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
This undergraduate thesis entitled “DIG INSPIRATION FROM ST
PAUL’S REPENTANCE FOR CATECHISTS SPIRITUAL DEVELOPMENT
TODAYS”. This title is chosen based on the concern of the change
of the current
era which cause challenges to catechists services more complex.
The challenges
in this era cause at the decreased consciousness that God
vocation is the most
important thing in catechists services life at every places and
conditions. This is
must be responded wisely by the catechists. Based on the fact,
this thesis is
intended to bring inspiration to the catechists in order to
develop their spirituality
as todays catechists.
The main problem in this thesis is what kind of inspiration
which can be
digged from St Paul’s repentance to develop the spirituality as
todays catechists.
The problem is processed by a literature study toward St Paul’s
repentance
stories in order to gain some inspirations from St Paul while in
his repentance.
Those inspirations might be useful to strengthen and improve the
spirituality as
todays catechists.
Saint Paul is an important role model for the Church
development. He
pioneered the formation of the people, keep the faith of the
people, defended
people through his experience, and also his letters are very
inspiring to many
people. His encounter experience with the Living Christ is the
one of spiritual
wealth from St Paul’s experiences. This can be a very
interesting thing to be
explored and learnt by the catechists in order to develop their
spirituality as
todays catechists.
Catechists have the very vital role for the Church development.
Catechists
will be the wells of faith which ready to be drawn for the
people. Then the
coaching and mentoring for the catechists must be continuously
pursued.
Therefore the author suggest this thesis to be reading material
which helps the
catechists in order to find some inspirations which support
their vocation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih, atas
kasih-
Nya yang besar memampukan penulis untuk dapat menyelesaikan
skripsi yang
berjudul MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS
DEMI PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS JAMAN
SEKARANG. Skripsi ini disusun berdasarkan keprihatinan penulis
akan
menurunnya spiritualitas yang dihidupi oleh para para katekis di
berbagai tempat
akibat tantangan zaman yang semakin rumit dan kompleks, maka
katekis
membutuhkan inspirasi yang dapat mengembangkan
spiritualitasnya.
Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis
memperoleh
banyak dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, untuk itu
penulis dengan
tulus ikhlas menyampaikan banyak terimakasih kepada:
1. Drs. F.X Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed. selaku dosen utama
yang
selalu memberikan perhatian dan motivasi. Dengan penuh
kesabaran
mendampingi dan membimbing penulis dan selalu meluangkan
waktunya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. B. A. Rukiyanto, SJ, selaku Kaprodi Pendidikan Agama
Katolik dan
sekaligus dosen penguji III yang telah bersedia membaca,
memberikan
kritik dan masukan, serta memberi dukungan kepada penulis
dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Yoseph Kristianto, SFK., M. Pd, selaku dosen penguji II
sekaligus sebagai
dosen pembimbing akademik yang dengan sepenuh hati
mendukung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
mendampingi, dan memberi semangat selama proses perkuliahan
terkhusus
dalam proses penyelesaian skripsi.
4. Seluruh katekis-katekis yang sedang berkarya terkhusus para
katekis di
Paroki Santo Petrus dan Paulus Klepu yang selalu menyemangati
dan
memberikan inspirasi dalam proses penyelesaian skripsi
5. Orang tua Bapak Thomas Teguh Sumardi dan Ibu Yustina Sri
Lestari, serta
adik Damianus Anang Setiawan yang selalu memberikan semangat,
cinta,
perhatian dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan
sampai
penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh staf perpustakaan Kolose St. Ignatius Kotabaru dan
Perpustakaan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang begitu murah hati
untuk
meminjamkan buku-buku yang penulis perlukan baik selama kuliah
maupun
selama penulisan skripsi ini sampai selesai.
7. Sahabat-sahabat PAK USD angkatan 2013 yang selalu
memberikan
semangat, motivasi, dorongan dan bantuan bagi penulis selama
kuliah
hingga penyelesaian skripsi ini.
8. Kepala Sekolah, bapak-ibu guru dan karyawan/i serta
siswa-siswi SMP
Budi Mulia Minggir yang telah memberikan semangat dan perhatian
serta
telah banyak membantu kelancaran proses penyusunan skripsi
ini.
9. Teman berjuang penulis Winantu Ginanjar Langgeng, yang dengan
sabar
memberikan motivasi, perhatian serta inspirasi dalam studi dan
proses
penyusunan skripsi. Serta untuk adik Esti Kinanti yang telah
banyak
memberikan semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
yang dengan
tulus hati memberikan dukungan, memberi semangat dan perhatian
sampai
selesainya penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
sehingga
penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan
skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi
semua pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 12 Desember 2017
Penulis
Christina Picca Yusmasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
..................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN
...................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN
....................................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
.................................................................................
iv
HALAMAN MOTTO
.................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
......................................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
...................................................................................
vii
ABSTRAK
.................................................................................................................
viii
ABSTRACT
.................................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR
...............................................................................................
x
DAFTAR ISI
.............................................................................................................
xiii
DAFTAR
SINGKATAN.............................................................................................
xvi
BAB I. PENDAHULUAN
........................................................................................
1
A. Latar
Belakang..........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
.....................................................................................
5
C. Tujuan Penulisan
......................................................................................
5
D. Manfaat Penulisan
....................................................................................
5
E. Metode Penulisan
.....................................................................................
6
F. Sistematika Penulisan
...............................................................................
6
BAB II. PAULUS DAN PENGALAMAN PERTOBATANNYA
............................... 8
A. Kisah Hidup Paulus
..................................................................................
9
1. Kisah Hidup Paulus secara Singkat ………………………
................... 9
a. Paulus dari Tarsus …………………………………… ..................... 9
b. Pendidikan Paulus di Yerusalem ……………………
...................... 12
c. Paulus di kalangan Orang Yahudi …………………… ....................
13
d. Masa Tua Paulus ……………………………………. ...................... 18
2. Paulus sebagai Pewarta Injil ……………………………
...................... 19
a. Karya Pelayanan Paulus
..................................................................
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
b. Bangkit dari Kegagalan
...................................................................
23
c. Tawanan yang Memberikan Kesaksian Iman
................................... 25
d. Paulus Dipenjara demi Kristus
......................................................... 26
B. Pertobatan Paulus
.....................................................................................
29
1. Pertobatan Paulus menurut Kisah Para Rasul 9: 1-19a
.......................... 30
a. Paulus Meminta Surat Kuasa dari Imam Besar
................................. 30
b. Perjalanan Paulus Menuju Damsyik
................................................. 31
c. Paulus Dibaptis oleh Ananias
........................................................... 34
2. Hal-hal Mendasar dari Pertobatan Paulus
............................................. 37
BAB III. SOSOK DAN SPIRITUALITAS KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG
...... 42
A. Sosok Katekis Zaman Sekarang
..............................................................
43
1. Identitas Katekis
...............................................................................
43
2. Panggilan Hidup Sebagai Katekis
..................................................... 46
3. Perutusan Katekis
.............................................................................
48
B. Spiritualitas Katekis Zaman Sekarang
..................................................... 50
1. Definisi Spiritualitas
.........................................................................
51
a. Spiritualitas menurut Dokumen Gereja
........................................ 51
1) Spiritualitas Katekis menurut Catechesi Trandendae
............. 51
2) Spitualitas Katekis menurut Evangelii Gaudium
.................... 52
3) Spiritualitas Katekis menurut Redemptoris Missio
................. 52
4) Spiritualitas Katekis menurut hasil Pernas Katekis 2005
....... 52
b. Spiritualitas menurut Para Tokoh
................................................ 55
2. Tantangan yang Dihadapi Katekis Zaman Sekarang
.......................... 56
a. Sekularisasi dan Sekularisme
...................................................... 57
b. Pendangkalan Hidup dan Budaya Instan
..................................... 58
c. Ateisme dan Relativisme
............................................................ 59
d. Dampak Teknologi Digital
.......................................................... 60
e. Pluralitas yang Diwarnai Fundamentalisme dan Radikalisme
...... 61
f. Pluralitas dan Globalisasi Budaya
............................................... 61
g. Rusaknya Keutuhan Ciptaan dan Lingkungan
Hidup................... 62
h. Merebaknya Kemiskinan
......................................................... .. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
3. Spiritualitas Katekis
.........................................................................
63
a. Hidup di dalam Roh
....................................................................
63
b. Keterbukaan terhadap Dunia
....................................................... 64
c. Keutuhan dan Keaslian Hidup
..................................................... 66
d. Devosi kepada Maria
..................................................................
66
BAB IV.MENGGALI INSPIRASI DARI PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI
PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS ZAMAN SEKARANG .. 68
A. Katekis Menggali Inspirasi dari Pribadi Paulus dalam
Pertobatannya ..... 69
1. Pribadi yang Tangguh
.......................................................................
70
2. Menjadi Saksi Iman yang Handal
..................................................... 71
3. Memiliki Kehidupan Rohani yang Mendalam
................................... 74
a. Berserah Diri kepada Tuhan
........................................................ 74
b. Memberi Diri Dipimpin oleh Roh
............................................... 76
c. Setia dalam Panggilan
.................................................................
77
d. Pribadi yang Mencintai
Umat...................................................... 79
B. Pokok-pokok Spiritualitas Katekis di Zaman Sekarang yang
dapat Ditemukan Berdasarkan Inspirasi Pertobatan Rasul Paulus
..................... 80
1. Katekis Mempunyai Iman yang Mendalam….…………..
................. 80
2. Katekis yang Mempunyai Integritas
.................................................. 81
3. Katekis merupakan Saksi Iman yang Handal
.................................... 82
4. Mengandalkan Karya Tuhan Bukan Kemampuan Diri
...................... 84
BAB V. PENUTUP
..........................................................................................
87
A. Kesimpulan
...................................................................................
87
B. Saran
..............................................................................................
88
DAFTAR PUSTAKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut
Alkitab
Deuterokanonika © LAI 1976. (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru
dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab
Indonesia,
ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan
oleh
Lembaga Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan diakui oleh
Konferensi Wali
Gereja Indonesia). Jakarta: LAI, 2001, hal.8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes
Paulus II
kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang
katekese masa kini, 16 Oktober 1979.
EG : Evangelii Gaudium, Anjuran Apostolik Paus Fransiskus
tentang
Sukacita Injil, 24 November 2013.
RM : Redemptoris Missio, Ensiklik Bapa Suci Yohanes Paulus II
tentang
Amanat Misioner Gereja, 7 Desember 1990.
KHK : Kitab Hukum Kanonik, susunan atau kodifikasi peraturan
kanonik
dalam Gereja Katolik, 25 Januari 1983.
LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II
tentang
Gereja di Dunia Dewasa ini, 21 November 1964.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
C. Singkatan Lain
Art : Artikel
Lih : Lihat
PERNAS : Pertemuan Nasional
CEP : Congregation for Evangelization of Peoples, Kongregasi
Evangelisasi untuk Bangsa-Bangsa, menerbitkan buku Pedoman
Untuk Katekis, 3 Desember 1993.
KWI : Konferensi Waligereja Indonesia
Prodi : Program Studi
LBI : Lembaga Biblika Indonesia
BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional
Kan : Kanon
PAK : Pendidikan Agama Katolik
KAS : Keuskupan Agung Semarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menindaklanjuti Seruan Bapa Suci Paus Benediktus XVI yang
menetapkan
Tahun Paulus dari tanggal 28 Juni 2008-29 Juni 2009 untuk
memperingati 2000
tahun kelahiran Paulus, Konferensi Waligereja Indonesia dengan
LBI-nya telah
menjadikan BKSN 2008 sebagai kesempatan untuk menggali kekayaan
rohani dari
Santo Paulus (Eko Riyadi, 2012:3). Hal ini sangat tepat karena
Paulus merupakan
tokoh yang penting dalam perkembangan Gereja. Salah satu
kekayaan Paulus yang
dapat digali untuk dijadikan inspirasi umat adalah pertobatan
Paulus. Semua umat
Katolik pasti mengenal siapa itu Paulus, bahkan tidak jarang
juga umat Katolik
menjadikan Paulus sebagai teladan.
Pertobatan Paulus merupakan inisiatif Allah sendiri, “peristiwa
keselamatan
dengan perantaraan Yesus Sang Juru Selamat sungguh-sungguh karya
Allah, bukan
usaha manusia tetapi kasih karunia Allah” (Hari Kustono,
2012:19). Perjumpaan
dengan Kristus merupakan titik balik perubahan hidup Paulus.
Paulus berubah dari
seorang penganiaya jemaat yang radikal menjadi pewarta Kristus
yang radikal pula.
Peristiwa ini mendadak, karya Allah nampak nyata dalam
pengalaman ini.
Kisah pertobatan Paulus ini terjadi dalam perjalanannya untuk
mengejar orang
Kristen dari Yerusalem ke Damsyik. Banyaknya jemaat Yahudi yang
menjadi
Kristen membuat kebencian Paulus terhadap pengikut Kristus
semakin berkobar.
Bagi orang Yahudi, kebenaran hanya kepada Taurat. Yesus dan
pengikutnya
dianggap melanggar Taurat. Orang-orang Yahudi menganggap Yesus
yang mati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
disalib adalah kehinaan sebagai Mesias. Oleh karenanya Pauluspun
memutuskan
untuk melakukan pengejaran terhadap warga Gereja Kristen
perdana. Ketika
mendekati kota Damsyik, Paulus rebah ke tanah dan dikelilingi
cahaya yang
menyilaukan (Kis 9:3). Saulus sendiri bersaksi bahwa cahaya itu
”menyilaukan”
(Kis 26:6) dan cahaya itu lebih terang dari cahaya matahari (Kis
26:13), serta
menyebabkan dirinya rebah ke tanah. Terdengarlah suara yang
mengatakan
“Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku? Akulah Yesus yang
kau aniaya
itu” (Kis 9:4-5). Dixon (1981: 61) mengatakan “suara itu memakai
bahasa Ibrani,
yang dimaksudkan di sini ialah bahasa daerah, yaitu bahasa Aram.
Tuhan Yesus
bicara kepada Saulus dalam bahasa Saulus sendiri”.
Perubahan terjadi seketika itu juga, Saulus rebah ke tanah
sebagai seorang
penganiaya Kristus dan ia bangkit dalam keadaan berubah yakni
taat kepada
kehendak Kristus. Ketaatannya kepada Kristus ditunjukkan saat ia
masuk ke kota
Damsyik dengan matanya yang buta dan dibimbing oleh pengiringnya
ke kota.
Saulus bergumul dengan diri sendiri (Kis 22:10), menunggu selama
tiga hari tanpa
pengelihatan dan juga tanpa makan atau minum (Kis 9:9). Tanpa
makan atau
minum ini Paulus lakukan untuk mengetahui kehendak Allah serta
merupakan salah
satu unsur pokok dari pertobatan.
Setelah pengalaman Damsyik, Paulus berusaha mengubah cara
pandangnya.
Salib yang dahulu dianggapnya sebagai kebodohan bagi orang
Yunani dan batu
sandungan bagi orang Yahudi sekarang diyakini sebagai kekuatan
dan hikmat Allah
(1 Kor 1:22-24). Perjumpaan dengan Yesus membuat hidup Paulus
dijungkir-
balikkan dan mengalami perubahan yang dahsyat (Lih. Flp 3:4-14).
Perjumpaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
yang merupakan buah pertobatan membuat Paulus mengalami
kepercayaan diri
penuh terhadap suatu hal tanpa membutuhkan bukti lagi. Kalau
dahulu Paulus
bersemangat memegang Taurat sebagai satu-satunya keselamatan
sehingga
menganiaya pengikut Kristus, sekarang Paulus bersemangat
memegang Kristus dan
menolak Taurat. Paulus menjadi pewarta Kristus yang radikal.
Paulus mewartakan
Kristus ke tempat orang-orang yang belum mengenal-Nya. Kesadaran
akan
perutusannya membuat Paulus siap menghadapi segala tantangan
yang datang
kepadanya bahkan hingga dipenjara, diancam dan dibunuh
sekalipun.
Kesadaran bahwa panggilan menjadi katekis adalah panggilan
Tuhan
merupakan hal yang penting bagi katekis dalam hidup pelayanannya
di segala
tempat dan kondisi, agar para katekis mempunyai semangat
pelayanan dan
semangat juang yang tinggi. Tingginya semangat pelayanan akan
menggerakkan
katekis untuk melayani sepenuh hati, yakni dapat membawa orang
mengenal
Kristus, percaya kepada Kristus serta semakin hidup menurut
kehendak Kristus.
Oleh karena itu Pertemuan Nasional Katekis tahun 2010
merekomendasikan
peningkatan motivasi dan semangat pelayanan mengingat perlunya
pembaharuan
semangat hidup pelayanan bagi katekis.
Spiritualitas katekis menyangkut hubungan pribadi katekis itu
sendiri dengan
Allah. Sikap sedia diutus seperti yang dilakukan oleh Paulus
sebagai buah refleksi
dari pertobatannya mengalir dari panggilan yang dikehendaki oleh
Kristus sendiri.
Pada zaman sekarang tidak mudah untuk bisa menjadi orang seperti
Paulus.
Kemajuan zaman dapat membuat orang lebih cenderung pada cara
hidup yang
dangkal. Spiritualitas pelayanan menjadi hal yang sulit dihidupi
oleh para katekis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
karena belum menemukan api yang menggerakan mereka dalam
menjalani
panggilannya demi perkembangan Gereja masa kini. Sekarang ini
katekis sedang
menghadapi berbagai macam tantangan, baik yang bersifat internal
maupun
eksternal. Tantangan internal berasal dari dalam dirinya sendiri
sedangkan eksternal
berasal dari luar dirinya (masyarakat, arus zaman, Gereja,
dll).
Perubahan arus zaman menyebabkan tantangan pelayanan semakin
rumit dan
kompleks. Dari pengalaman pribadi, penulis mendapat kesan bahwa
pelayanan
katekis yang telah dilakukan belum relevan dengan situasi umat
yang menghadapi
tantangan arus-arus zaman yaitu sekularisme, hedonisme,
perkembangan digital,
pluralitas, fundamentalisme Direktorium Formatio Iman (art. 28).
Secara tidak
langsung, hal tersebut akan menghambat perkembangan kehidupan
rohani umat.
Untuk dapat menghadapi tantangan zaman, kiranya para katekis
harus mempunyai
spiritualitas yang mendalam. Spiritualitas yang mendalam dapat
diwujudkan
dengan hidup dalam Roh yang akan membantu para katekis untuk
memperbaharui
terus-menerus identitas khusus para katekis. Katekis juga
membutuhkan panutan
dan pegangan untuk dasar kepribadian dan semangat pelayanannya.
Paus Yohanes
Paulus II mengatakan “Misionaris sejati adalah santo” oleh
karena itu katekis diajak
untuk menghidupi panggilannya dengan semangat para santo (CEP,
1993: 22).
Layaknya virus yang dapat dengan cepat menular, diharapkan
semangat juang
Paulus dapat menular dan menginspirasi para katekis agar selalu
memiliki semangat
juang yang tinggi demi pengembangan spiritualitas sebagai
seorang katekis. Maka
dari itu, penulis memberi judul skripsi ini, “MENGGALI INSPIRASI
DARI
PERTOBATAN RASUL PAULUS DEMI PENGEMBANGAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
SPIRITUALITAS KATEKIS DI ZAMAN SEKARANG”. Tujuannya adalah,
supaya katekis terinspirasi dan dapat melakukan karya kerasulan
sebagai
konsekuensi dari pertobatannya serta memiliki api dalam dirinya
sehingga dapat
mengembangkan kepribadian dan spiritualitasnya sebagai
katekis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat
diidentifikasi beberapa
masalah, diantaranya adalah :
1. Siapa Paulus dan bagaimana pengalaman pertobatannya?
2. Seperti apa sosok dan spiritualitas katekis zaman
sekarang?
3. Inspirasi macam apa yang dapat digali dari pertobatan Paulus
demi
pengembangan spiritualitas katekis di zaman sekarang?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada fokus penelitian di atas, tujuan dilakukan
penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
1. Menggambarkan tokoh Paulus serta pengalaman pertobatannya
2. Menggambarkan sosok dan spiritualitas katekis zaman
sekarang
3. Menyampaikan inspirasi yang dapat dipetik dari pertobatan
Paulus demi
pengembangan spiritualitas katekis di zaman sekarang.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan baru kepada para katekis tentang tokoh
Paulus serta
pengalaman pertobatannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
2. Memberi pemahaman dan tolak ukur kepada katekis tentang sosok
dan
spiritualitas mereka di zaman sekarang
3. Memberi inspirasi bagi para katekis dalam usaha
mengembangkan
spiritualitasnya sebagai pewarta dan saksi Kristus sehingga
dapat semakin
bersemangat melayani umat.
E. Metode Penulisan
Skripsi ini adalah studi pustaka. Penulis menggunakan metode
deskripsi
intepretatif. Dengan metode deskripsi intepretatif ini penulis
mengemukakan
pandangan para ahli, kemudian menjelaskan dan memaknainya.
Berdasarkan judul
yang dipilih, penulis akan menggali inspirasi yang diperoleh
dari pertobatan Rasul
Paulus kemudian memaknainya sebagai inspirasi yang
diharapkan
mengembangkan spiritualitas katekis di zaman sekarang.
F. Sistematika Penulisan
Judul Skripsi ini adalah “ MENGGALI INSPIRASI DARI
PERTOBATAN
RASUL PAULUS DEMI PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS KATEKIS
DI ZAMAN SEKARANG” Dengan judul tersebut penulis ingin
menggali
inspirasi dari pertobatan Rasul Paulus demi pengembangan
spiritualitas katekis-
katekis di zaman sekarang. Untuk mencapai tujuan tersebut
penulisan skripsi ini
terdiri dari lima bab yang isinya sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan
masalah,
tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
Bab II membahas gambaran tokoh Paulus serta pengalaman
pertobatannya
yang mencakup pembahasan kisah hidup Paulus dari masa muda,
kisah pewartaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
sampai pada wafatnya dan pengalaman pertobatan Paulus menurut
Kisah Para
Rasul dan Surat-suratnya.
Bab III membahas spiritualitas katekis di zaman sekarang.
Pembahasan dalam
bab ini memberi gambaran tentang sosok dan spiritualitas katekis
di zaman
sekarang yang mencakup pembahasan tentang sosok katekis zaman
sekarang,
tantangan yang dihadapi katekis baik internal maupun eksternal,
katekis yang
diharapkan umat serta memaparkan arti spiritualitas katekis yang
ditinjau dari 3
perspektif yaitu spiritualitas katekis menurut Kitab Suci,
menurut Dokumen Gereja
dan menurut beberapa tokoh.
Bab IV menyampaikan inspirasi-inspirasi yang dapat dipetik dari
pertobatan
Paulus. Penulis akan mengemukakan inspirasi yang menarik dari
pertobatan Paulus
dan memaknainya sebagai inspirasi bagi pengembangan
spiritualitas katekis di
zaman sekarang. Bab ini ditutup dengan penyampaian beberapa
pokok inspirasi dari
pertobatan Paulus yang dapat dikemukakan.
Bab V berisi kesimpulan dan saran. Dalam kesimpulan penulis
mengungkapkan beberapa hal penting berkenaan dengan pokok
permasalahan
penulisan skripsi ini. Penulis memberikan saran guna
memanfaatkan hasil karya ini
untuk mengembangkan spiritualitas katekis dengan belajar dan
menggali inspirasi
dari pertobatan Rasul Paulus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
BAB II
PAULUS DAN PENGALAMAN PERTOBATANNYA
Paulus merupakan tokoh besar dalam tradisi kekristenan sekaligus
juga
merupakan tokoh penting bagi perkembangan Gereja. Ia merintis
terbentuknya umat,
memelihara iman umat, membela umat melalui pengalamannya serta
surat-suratnya
yang sangat menginspirasi banyak orang. Pengalaman perjumpaannya
dengan Kristus
yang bangkit merupakan salah satu kekayaan rohani dari
pengalaman Paulus. Hal ini
tentu sangat menarik untuk didalami dan dipelajari oleh para
katekis agar menjadi
sumber inspirasi bagi spiritualitas mereka pada zaman
sekarang.
Pada bab II ini, penulis akan memaparkan pembahasan yang terdiri
dari 2 bagian
besar. Bagian pertama mengenai kisah hidup Paulus dan bagian
kedua mengenai
pengalaman pertobatannya. Bagian pertama dibagi menjadi 2 topik.
Topik 1 menyoroti
kisah hidup Paulus secara singkat, dari masa kecil Paulus hingga
tua. Topik 2
menyoroti pertobatan Paulus yakni karya-karyanya dan
pengalamannya dalam
mewartakan Injil. Sedangkan bagian kedua terdiri dari 2 topik,
topik 1 yakni menggali
pertobatan Paulus dari Kisah Para Rasul dan topik terakhir yang
akan menggali hal-hal
mendasar dari pertobatan Paulus yang menjadi inspirasi dalam
pembahasan bab-bab
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
A. Kisah Hidup Paulus
1. Kisah Hidup Paulus secara Singkat
a. Paulus dari Tarsus
Hari Kustono dalam buku kecil tulisannya yang berjudul Paulus
dari Tarsus
mengisahkan kehidupan masa kecil Rasul Paulus. Paulus yang
dahulu bernama Saulus
lahir di Tarsus, propinsi Kilikia, di luar wilayah Palestina,
wilayah Asia Kecil sebelah
selatan (Kustono, 2012: 9). Kisah Para Rasul juga mengatakan
bahwa Paulus berasal
dari Tarsus, “Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari
kota yang terkenal di
Kilikia…” (Kis 21:39 ; 22:3). Paulus lahir sekitar tahun 5-15
Masehi. Sejak kecil
Paulus sudah disunat, sebagai tanda bahwa ia dimasukkan ke dalam
lingkungan iman
Abraham (Purwa Hadiwardoyo, 2012: 12).
Terkadang orang sering menerka-nerka seperti apa Paulus itu,
kemudian mulai
membayangkan ciri-ciri dan bentuk fisik Paulus melalui gambarnya
yang dipasang
pada lukisan, buku ataupun patung. Mengenai hal ini, William
Barclay (1985: 2)
mengatakan bahwa Kitab Perjanjian Baru pun tidak menggambarkan
bagaimana rupa
Paulus. Barclay (1985:2) juga menceritakan bahwa sekitar tahun
160 T.M.(Tarikh
Masehi) seorang Kristen dari Asia yang tidak disebutkan namanya
menulis semacam
novel sejarah yang berjudul “Kisah Paulus”. Novel tersebut
secara singkat
mengisahkan sosok Paulus. “Dia bertubuh pendek, rambutnya mulai
menipis, kakinya
agak bengkok, perawakannya kekar, alisnya lebat hingga saling
bertemu, hidungnya
sedikit lengkung dan tindak tanduknya anggun, kadang-kadang dia
nampak sebagai
manusia, dan kadang-kadang wajahnya mirip seorang malaikat”.
Dengan mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
rupa dan ciri-ciri Paulus seperti di atas, umat semakin dibantu
untuk mengenali tokoh
Paulus dan ikut merasakan pengalaman Paulus dalam menjalani
kehidupannya yang
dengan gigih mewartakan Yesus.
Paulus adalah seorang Yahudi, termasuk golongan orang Farisi.
Dari ayahnya
Paulus mewarisi kewarganegaraan Romawi, tetapi ia dididik dalam
budaya Yunani
(Helenis). Walaupun begitu, ia berpegang kuat pada imannya
sebagai orang Yahudi
(Hari Kustono, 2012: 10). Ayah Paulus berasal dari suku
Benyamin, maka dari itu ia
memberikan nama anak laki-lakinya Saulus, sama dengan nama raja
pertama Israel
yaitu Saul yang juga berasal dari suku Benyamin. Kewarganegaraan
Romawi yang
dimiliki orang tua Paulus barangkali karena bekerja untuk
birokrasi di bawah
pemerintahan Romawi. Pada saat itu, orang-orang yang memiliki
kewarganegaraan
Romawi memperoleh beberapa hak sipil seperti orang-orang
keturunan Romawi,
misalnya di bidang pengadilan berhak naik banding sampai
Mahkamah Agung di Roma
(Purwa Hadiwardoyo, 2012: 12).
Mempelajari kisah hidup Paulus bukan hanya sekedar mengenal
pribadinya saja
tetapi juga diimbangi dengan mengetahui situasi yang membentuk
diri Paulus. Oleh
karena itu, Purwa Hadiwardoyo (2012: 11-12) menggambarkan
situasinya demikian:
Semenjak Israel utara dikalahkan Assyria pada abad ke-8 SM dan
Israel selatan
dikalahkan Babilonia pada abad ke-6 SM, banyak orang Yahudi yang
menetap
di luar Israel, salah satunya kedua orang tua Paulus. Mereka
tinggal di Tarsus
(dulu disebut Silisia, sekarang disebut Turki). Mayoritas
penduduk di kota
tersebut adalah orang-orang Yunani. Paulus serta kedua orang
tuanya tetap
beragama Yahudi tetapi fasih berbahasa Yunani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
Dalam hal ini terlihat jelas situasi yang membentuk pribadi
Paulus. Kekalahan bangsa
Israel oleh Assyria dan Babilonia ini membuat Paulus fasih
berbahasa Yunani karena
Paulus seketika itu menetap di Tarsus dan tinggal pada
lingkungan yang mayoritas
adalah orang-orang Yunani.
Kota Tarsus berada di luar Israel. Setelah Israel Utara dan
Selatan mengalami
kekalahan, Paulus beserta keluarga menetap di Tarsus. Eko Riyadi
(2012: 23-24) juga
menggambarkan situasi tempat tinggal Paulus yang baru sebagai
berikut:
Tarsus pada masa itu merupakan sebuah kota pelabuhan
internasional.
Perdagangan internasional juga berkembang pesat di sana. Pada
masa
pemerintahan Markus Antonius, Tarsus dijadikan ibu kota Kilikia
dan menjadi
kota yang memiliki kebebasan. Banyak orang-orang Yahudi di
Tarsus yang
hidup dengan bebas. Orang Yunani, orang Timur, orang Yahudi dan
kaum
nomaden hidup berdampingan dalam kebebasan penuh. Selain
perdagangan
internasional, Tarsus juga terkenal sebagai kota yang memiliki
tradisi pedagogik
dan intelektual yang unggul. Pada abad pertama, kota Tarsus
menjadi pusat
sekolah filsafat yang terkenal.
Dari sini kita tahu bahwa masyarakat Tarsus itu sangat maju.
Kemajuan masyarakat
Tarsus selain dari perdagangan internasionalnya juga dari sikap
masyarakat Tarsus
yang selalu dapat hidup bebas berdampingan dengan siapapun. Hal
ini menunjukkan
bahwa masyarakat Tarsus bersedia belajar dari siapapun dan
memiliki sikap terbuka.
Kota Tarsus pada abad pertama sudah mempunyai sekolah filsafat
yang terkenal, maka
Tarsus juga dikatakan sebagai kota yang memiliki tradisi
pedagogik dan intelektual
yang unggul karena Tarsus merupakan salah satu kota pelajar atau
kota pendidikan
Yunani pada zaman itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
b. Pendidikan Paulus di Yerusalem
Berkaitan dengan pendidikan Paulus di Yerusalem, Kardinal
Augustinus Bea
(1975: 9-10) mengatakan keluarga Paulus termasuk golongan orang
Farisi yang sangat
terkenal akan penghayatan secara cermat hukum Musa. Mereka
menyadari bahwa
hukum yang dihidupi masih terlalu keras dan kaku. Ayah Paulus
melihat bahwa
putranya sangat berbakat. Oleh sebab itu, ayahnya ingin
memberikan putranya suatu
pendidikan yang mendalam guna menjamin masa depan anaknya. Maka
Pauluspun
segera dikirim oleh ayahnya ke Yerusalem. Yerusalem merupakan
kota suci dan pusat
masyarakat Yahudi. Di daerah Yerusalem terdapat dua sekolah
teologi yang terbaik,
yakni Hillel dan Shammai. Jika dibandingkan, sekolah Hillel
lebih banyak diminati
oleh orang Yahudi saat itu, alasannya yakni sekolah Rabbi
Shammai sangat keras dan
kaku dan cenderung nasionalistis, sedangkan sekolah Hillel
mempunyai pengaruh yang
paling besar. Murid-murid Shammai yang keras menolak setiap
kerja sama politik
dengan Roma. Mereka selalu merasa dirinya terpanggil untuk
membela hukum Yahudi
dan memperjuangkan kemerdekaan Yahudi. Hal ini membuat
murid-murid Shammai
tidak disenangai oleh kedua imam agung Annas dan Kaifas. Annas
dan Kaifas berusaha
supaya disenangi dan mendapat penghargaan dari walinegeri yakni
Ponsius Pilatus.
Kaifas berusaha keras menciptakan pengaruh sekolah Hillel di
dalam Sanhendrin. Oleh
karena itu menjadi jelas mengapa para orang tua termasuk ayah
Saulus lebih suka
memasukkan anak mereka di sekolah Hillel meskipun hal itu
mungkin bertentangan
dengan wataknya dan pendidikannya dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
Sekolah Hillel mempunyai guru yang sangat terkenal yakni Rabbi
Gamaliel.
Ketika menjadi guru di sekolah Hillel, Rabbi Gamaliel sudah
tidak lagi muda. Ia
merupakan keponakan dari Hillel, pendiri sekolah itu. Bea (1975:
10) mengatakan
bahwa dalam Kisah Para Rasul, Rabbi Gamaliel dikenal sebagai
seorang tokoh yang
bijaksana, saleh dan sangat dihormati oleh rakyat (Kis 5:34).
Tetapi Paulus yang muda
itu tidak mengikuti jejak gurunya yang toleran dan luwes
terhadap jemaat Kristen.
Kebencian Paulus terhadap jemaat Kristen cepat tumbuh dalam
pribadi Paulus yang
masih muda itu. Ternyata sudah lama Paulus menunggu kesempatan
untuk membela
hukum Musa terhadap para penganut Yesus yang Saulus yakini
sebagai penghina
hukum dan ajaran serta meremehkan tradisi para rabi.
c. Paulus di Kalangan Orang Yahudi
Di dalam Kisah Para Rasul, Saulus muncul pertama kali sebagai
seorang Yahudi
fanatik yang mengejar-ngejar jemaat Kristen untuk ditangkap dan
diserahkan kepada
pengadilan Mahkamah Agung Yahudi. Menurut Eko Riyadi (2012: 12)
Paulus tampil
pertama kalinya ketika ia hadir pada waktu orang-orang Yahudi
membunuh Stefanus
(Kis 7). Paulus menyetujui bahwa Stefanus mati dibunuh. Menurut
Eko Riyadi (2012:
13) Paulus setuju jika Stefanus dibunuh karena kemungkinan besar
Paulus termasuk
orang yang sangat tertusuk hatinya karena mendengar khotbah
Stefanus.
Pewartaan Stefanus yang bersemangat mengenai Kristus dan
kritiknya terhadap
penghormatan akan kenisah dan Taurat tampaknya terarah pada
kelompok Yahudi
hellenis yang lain (yang belum Kristen). Itulah sebabnya
Stefanus mendapat tantangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
yang kuat bahkan kemudian diputuskan supaya Stefanus
disingkirkan. Saulus
mendapatkan tugas untuk menjadi saksi atas peristiwa pembunuhan
Stefanus
(Darmawijaya, 1997: 38)
Eko Riyadi (2012: 13) mengatakan bahwa mulai sejak itu, Saulus
terlibat dalam
pengejaran dan penganiayaan terhadap jemaat Kristen dari
Yerusalem sampai ke luar
wilayah Palestina. Hatinya berkobar untuk membunuh murid-murid
Yesus (Kis 9:1).
Lalu Saulus datang kepada Imam Besar supaya ia mempunyai
kekuatan legal untuk
menangkap pengikut Yesus. Saulus pun meminta surat kuasa yang
akan dibawanya
kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik.
Eko Riyadi (2012: 14) mengatakan bahwa perhatian orang pada
zaman dahulu
lebih mengarah pada figur Paulus sebagai seorang Yunani
(Hellenis) karena cara
berfikir, cara hidup dan cara menulis Paulus merupakan cara-cara
Yunani sehingga
perhatian para peneliti lebih terpusat pada elemen-elemen Yunani
yang membangun
kekhasan diri Paulus. Tetapi sekarang, tekanan tidak lagi pada
figur Paulus sebagai
seorang hellenis tetapi sebagai seorang Yahudi. Walaupun dia
hidup dalam kebudayaan
dan cara hellenis tetapi Paulus pada dasarnya adalah seorang
Yahudi.
Para ahli kemudian mencermati surat-surat Paulus, misalnya dalam
suratnya
kepada jemaat di Filipi, ia menunjukkan identitasnya sebagai
seorang Yahudi :
Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal
lahiriah, aku
lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel,
dari suku Benyamin,
orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum aku orang
Farisi, tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam menaati
hukum Taurat
aku tidak bercela” (Flp: 3:4-6).
Dari ayat tersebut nampak bahwa Paulus menunjukkan hal-hal yang
bersifat lahiriah
yakni hal yang kelihatan yang dapat menunjukkan statusnya
sebagai seorang Yahudi.
Paulus juga mengatakan bahwa ia termasuk suku Benyamin (Rm 11:1;
2Kor 11:22).
Suku Benyamin adalah suku paling kecil di antara dua belas suku
Israel, tetapi suku
Benyamin tetap setia kepada raja-raja dari wangsa Daud setelah
perpecahan dua
kerajaan Israel dan Yehuda. Setelah pembuangan Babilonia,
Benyamin dan Yudea
menjadi pusat keyahudian. Selanjutnya Paulus menyatakan diri
sebagai orang Ibrani
asli. Dalam tulisannya Eko Riyadi (2012:16-17) mengatakan bahwa
maksud dari
perkataan Paulus tersebut tidaklah langsung jelas, barangkali
Paulus mau mengatakan
bahwa ia adalah seorang Yahudi sejati meskipun dilahirkan di
Tarsus-Kilikia.
Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus juga menyatakan
kualitas yang
dimilikinya sebagai seorang Yahudi, misalnya: Paulus mengatakan
bahwa ia disunat
pada hari ke delapan. Eko Riyadi (2012:16) mengatakan bahwa
sunat pada hari ke
delapan merupakan ketaatan religius berdasarkan ketetapan dalam
Kej 17:10-12. Di
dalam kitab Kejadian itu, Allah menetapkan sunat sebagai tanda
perjanjian antara Allah
dan Abraham (Kej 17:12).
Paulus adalah orang Yahudi yang berbahasa Ibrani yang dibedakan
dari orang
Yahudi yang berbahasa Yunani dan tidak lagi berbicara dengan
bahasa Ibrani. Menurut
Eko Riyadi (2012: 17) yang dimaksud dengan bahasa Ibrani adalah
bahasa Aram yang
sudah menjadi bahasa sehari-hari orang Israel pada zaman itu.
Paulus merupakan orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
Yahudi sinkretik atau hellenistik, yakni orang Yahudi yang
dilahirkan di daerah
diaspora (di luar Palestina). Sosok Paulus dibedakan dengan
orang-orang Yahudi yang
lahir di Palestina yang merasa diri menjadi Yahudi lebih asli.
Tetapi Paulus di sini
justru menyatakan diri sebagai orang Yahudi yang masih berbahasa
Ibrani meskipun
dia dilahirkan di luar Palestina. Inilah yang menjadi kekuatan
Paulus.
Di dalam suratnya, Paulus menulis bahwa ia seorang Farisi
terkait dengan
pendiriannya terhadap hukum Taurat (Flp 3:5). Menurut Eko Riyadi
(2012:19) yang
dimaksud Taurat disini bukan hanya yang tertulis, tetapi juga
Taurat lisan yang menjadi
pegangan bagi kelompok Farisi. Dalam suratnya kepada jemaat di
Galatia, Paulus
menyatakan bahwa ia sangat rajin memelihara adat istiadat nenek
moyangnya (Gal
1:14). Eko Riyadi (2012: 19) menyatakan bahwa adat istiadat
digunakan untuk
menerjemahkan paradosis yang oleh orang Farisi dimengerti
sebagai Taurat lisan.
Dalam suratnya, Paulus juga menyatakan bahwa ia adalah
penganiaya jemaat
(Flp 3:6). Sebagai seorang Farisi, Paulus memusuhi Injil Yesus
Kristus. Ia bahkan
menganiaya pengikut Yesus. Hal ini disebabkan oleh ketaatan
Paulus terhadap hukum
Taurat serta keinginannya menjaga adat istiadat nenek moyang.
Paulus menyatakan
ketaatannya terhadap Taurat tidak bercela (Flp 3:6). Kehendaknya
untuk memelihara
adat istiadat nenek moyang mengantarnya pada konfrontasi total
dengan inti iman
Kristen yang mengakui Yesus Kristus sebagai mesias, anak Allah
(Eko Riyadi, 2012:
20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus juga menulis
tentang kualitas
ke-Yahudiannya yang tidak sembarangan (Gal 1:14; Kis 22:3).
Dalam hal ini Eko
Riyadi (2012: 21) mengatakan :
Dari beberapa pernyataan Paulus, bisa dimengerti bahwa sebelum
ia berjumpa
dengan iman Kristen, Paulus adalah seorang Yahudi yang unggul.
Ia bukan orang
Yahudi yang setengah-setengah. Ia unggul dibandingkan dengan
teman
sebayanya. Ia hidup dalam Yudaisme Perjanjian Lama. Allah yang
imaninya
adalah Allah para leluhur yang dikenal dalam sejarah perjalanan
bangsa Israel
sampai pada zamannya.
Semasa mudanya Paulus dididik dalam semangat dan tradisi Yahudi.
Tak ada teman
sebayanya yang melebihi dia mengenai hukum Taurat dan
ketaatannya. Kehebatan
yang dimilikinya itu membuat semangat Paulus berkobar terhadap
kehidupan
agamanya sehingga ia dengan kejam menganiaya pengikut
Kristus.
Semua itu berubah ketika perjumpaannya dengan Kristus di jalan
menuju
Damsyik. Dan peristiwa itu ia tuliskan dalam suratnya kepada
jemaat di Galatia “tetapi
waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan
memanggil aku oleh
kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku,
supaya aku
memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka
sesaat pun aku tidak
minta pertimbangan kepada manusia (Gal 1:15-16)”. Di sini dapat
dilihat bahwa Allah
telah merencanakan untuk memakai Paulus menjadi jurubicara-Nya
yang khusus sejak
permulaan, sejak Paulus masih dalam kandungan. Paulus memahami
bahwa semua ini
sudah rencana Allah dan ia pun juga telah memahami arti
sepenuhnya dari
pengalamannya waktu bertobat. Ia harus mewartakan kabar gembira
kepada orang
bukan Yahudi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Pada saat itu Paulus mengalami kesulitan. Paulus harus bergulat
melawan orang
Kristen Yahudi yang konservatif (Jacobs, 2012: 24). Paulus juga
mengalami penolakan
sehingga diusir dan ia harus pergi ke tempat baru lagi, bahkan
ia sampai dipenjarakan.
Dengan mempunyai bekal iman akan Kristus yang kuat, Paulus tetap
memberi
kesaksian mengenai imannya. Walaupun banyak tantangan, Paulus
percaya dan yakin
bahwa Roh Kudus selalu menyertainya.
d. Masa Tua Paulus
Semua orang pasti mendambakan masa tua yang damai, tenang
dan
membahagiakan. Tetapi tidak dengan yang dirasakan Paulus.
Suharyo (2012: 35)
mengatakan bahwa Paulus mengalami masa tua yang kesepian.
Suharyo mengajak
pembaca untuk mencermati beberapa baris dalam surat Paulus yang
kedua kepada
Timotius :
Berusahalah supaya segera datang kepadaku, karena Demas telah
mencintai
dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke
Tesalonika. Kreskes telah
pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal
dengan aku.
Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya
penting bagiku
… Aleksander tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan
terhadap aku.
Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya … Pada waktu
pembelaanku
yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya
meninggalkan
aku (2Tim 4:9-16).
Dalam kata-kata itu kita dapat merasakan kerinduan Paulus akan
seorang teman ketika
Paulus berada di penjara. Dalam ayat tersebut juga terlihat
bahwa Paulus kecewa
dengan teman-teman yang diharapkannya menyertai dia dalam
keadaan sulit tetapi
malah pergi meninggalkannya. Suharyo (2012:36) juga menuliskan
bahwa kekecewaan
Paulus yang pernah ia rasakan dahulu yakni harus sendirian
membela diri dan teringat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
Alexsander yang telah berbuat jahat kepadanya sehingga belum
dapat mengampuni. Di
sini Suharyo (2012: 36) ingin mengatakan bahwa Paulus tidak
mampu menghilangkan
ingatan tentang pengalaman ini dari lembaran hidupnya. Syukurlah
Paulus mempunyai
sahabat seperti Barnabas dan jemaat-jemaatnya yang memulihkan
semangat hidupnya
ketika Paulus merasa diri tidak berarti. Sahabat Paulus itu juga
setia, menopangnya di
dalam karyanya dan menemani ketika Paulus merasa sendirian.
Dengan dukungan dari
sahabatnya itulah, Paulus dapat memahami pengalaman
ketidakberdayaannya itu.
Menurut Suharyo, pengalaman ketidakberdayaan ini membantu Paulus
untuk bebas
dari kesombongan dan keterikatan pada masa lampau yang
membelenggu dan
menjeratnya.
2. Paulus sebagai Pewarta Injil
a. Karya Pelayanan Paulus
Kardinal Augustinus Bea (1975: 13) mengajak pembaca untuk
sejenak melihat
karya misioner Paulus dari dekat, yakni : kegiatan yang total
demi kebenaran, kejujuran
radikal untuk membela keyakinannya, daya kerja yang tak kenal
letih dalam usaha
melaksanakan rencana-rencananya serta pandangan luas yang
mendorong dia melintasi
batas-batas kota atau wilayah. Menurut Kardinal Augustinus Bea
(1975: 13) sifat-sifat
manusiawi dari Paulus ini memang sudah ada dalam kepribadian
Paulus. Allah sendiri
yang telah memberikan sifat dan bakat tersebut sejak Paulus
diciptakan. Paulus
dikodratkan memang untuk memiliki banyak bakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
Di dalam Kisah Para Rasul, karya Paulus dijabarkan dengan sangat
lengkap pada
Kis 13-21:26. Suharyo (2012: 24) secara singkat mengatakan bahwa
“pola hidup dan
karyanya adalah: tiba di tempat baru, diterima untuk beberapa
waktu, ditolak dan diusir
sehingga harus pergi ke tempat yang baru lagi”. Pada masa
karyanya ini, Paulus
dihadapkan dengan berbagai macam tantangan yang harus ia hadapi
demi menjadi
jurubicara Yesus. Paulus sudah siap batin untuk menghadapi
berbagai macam
penderitaan. Bahkan Paulus pun sudah tahu sejak awal akan
banyaknya penderitaan
yang akan ia alami karena Yesus.
Karya Paulus pasti akan dikaitkan dengan perjalanan misinya.
Disini penulis
menggunakan buku karangan Mgr. Suharyo yang berjudul “Menjadi
Manusia Dewasa,
Belajar dari Pengalaman Santo Paulus” sebagai sumber utama dalam
mengisahkan
perjalanan misi Paulus. Pada misi pertama, Paulus mengawali
dengan kotbah di
Antiokhia di Pisidia bersama dengan Barnabas (Kis 13:16-41).
Suharyo (2012: 24)
mengatakan bahwa kotbah pertama Paulus ini mendapatkan kesan
bagus, bahkan dapat
menarik perhatian. Bukti bahwa kotbah Paulus ini menarik yakni
Paulus diminta untuk
berkotbah lagi pada hari sabat berikutnya dan ketika waktunya
tiba hampir seluruh
masyarakat kota itu berkumpul untuk mendengarkan firman Allah
(Kis 13:42-44). Ini
merupakan awal yang sangat baik dan membanggakan serta mendukung
bagi karya
Paulus selanjutnya. Tetapi ternyata tidak begitu, tidak seperti
yang dibayangkan.
Dalam kisah dilanjutkan bahwa setelah itu orang-orang Yahudi
melihat orang banyak
yang berkumpul. Hal ini menimbulkan iri hati dan kecemburuan
bagi orang-orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
Yahudi terhadap Paulus. Kemudian orang Yahudi menghujat dan
membantah
perkataan Paulus, kemudian menghasut perempuan-perempuan
terkemuka dan
pembesar-pembesar di kota itu sehingga Paulus dan Barnabas
dianiaya dan diusir dari
situ (Kis 13:45.50).
Paulus dan Barnabas melanjutkan perjalanan ke Ikonium. “Tetapi
orang-orang
Yahudi yang menolak pemberitaan mereka, memanaskan hati
orang-orang yang tidak
mengenal Allah dan membuat mereka gusar … mulailah orang-orang
yang tidak
mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan
pemimpin mereka
menimbulkan suatu gerakan untuk menyiksa dan melempari kedua
Rasul itu dengan
batu” (Kis 14:2.5). Pengalaman ini membawa mereka ke Listra dan
Derbe (ay. 6). Di
sini Timotius juga turut serta dalam perjalanan Paulus (Kis
6:3). Tidak lama kemudian
musuh-musuh yang membenci mereka dari Antiokhia dan Ikonium
terus mengejar
mereka. Kemudian musuh-musuh Paulus tersebut membujuk orang
banyak untuk
memihak mereka dan melempari Paulus dengan batu kemudian
menyeretnya ke luar
kota karena mereka mengira Paulus telah mati (ay. 19).
Perjalanan misi kedua, Paulus sudah tidak bersama dengan
Barnabas lagi.
Walaupun sudah tidak bersama Barnabas lagi, Paulus tidak
sendirian. Suharyo
(2012:26) mengatakan bahwa Paulus kini bersama dengan Silas (Kis
15:40), Timotius
(Kis 16:1-3), dan Lukas (Kis 16:10). Ketika mereka berada di
Filipi, mereka duduk di
tempat sembahyang orang-orang Yahudi dan berbicara kepada
perempuan-perempuan
yang berkumpul di situ (Kis 16:13-18). Suharyo (2012: 26)
mengatakan bahwa hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
tersebut merupakan suatu keberhasilan awal Paulus beserta
teman-temannya. Tetapi
setelah keberhasilan itu, Paulus mengalami nasib buruk lagi.
Musuh Paulus menangkap
Paulus dan Silas lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap
penguasa lalu
mendera mereka dan melemparkan ke dalam penjara (Kis
16:19-23).
Setelah dibebaskan dari penjara dengan cara yang istimewa (Kis
25-26) Paulus
dan Silas sampai di Tesalonika. Di kota ini Paulus dan Silas
dicari untuk dihadapkan
kepada sidang rakyat (Kis 17:5-9), sehingga mereka terpaksa lari
lagi ke Berea dan
Paulus diganggu (Kis 17:13). Paulus pergi ke Atena dan
dilecehkan oleh orang-orang
Atena (Kis 17:15-32). Kemudian ia melanjutkan perjalanan ke
Korintus dan di sini pun
ia dihujat dan dimusuhi (Kis 18:1-6). Kemudian kembali ke
Antiokhia (Kis 18:22).
Suharyo (2012: 27) mengisahkan perjalanan misi ketiga Paulus
yang dimulai
tidak lama setelah Paulus sampai di Antiokhia dan mejelajah
seluruh tanah Galatia dan
Frigia untuk meneguhkan hati semua murid (Kis 18:23). Tidak
semua orang mau
mendengarkan Paulus, bahkan tidak sedikit orang juga yang
mengumpatnya (Kis 19:9).
Perjalanan selanjutnya tidak berbeda jauh. Ia melanjutkan
perjalanan ke Makedonia
dan orang Yahudi bermaksud untuk membunuh dia (Kis 20:3-4).
Kemudian Paulus
melanjutkan perjalanan ke Troas (Kis 20:6), kemudian ke Miletus
(Kis 20:15), Tirus
(Kis 21:3) dan akhirnya tiba di Kaisarea (Kis 21:8). Kemudian ia
melanjutkan ke
Yerusalem (Kis 21:15) dan perjalanan Misi berakhir dengan
penangkapan.
Buah misi Paulus adalah surat-suratnya yang oleh Purwa
Hadiwardoyo (2012:20)
disebut Warisan Paulus. Ada 11 surat yang ditulis oleh Rasul
Paulus untuk para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
jemaatnya di berbagai kota, masing-masing surat mempunyai
kekhasannya. Ketujuh
surat itu adalah, surat kepada jemaat di Tesalonika 1 dan 2,
surat kepada jemaat di
Galatia, surat kepada jemaat di Korintus 1 dan 2, surat kepada
jemaat di Filipi, surat
kepada jemaat di Roma, surat kepada jemaat di Efesus, surat
kepada jemaat di Kolose
dan di dalamnya terdapat ajaran iman, nasehat-nasehat pastoral
dan nasehat-nasehat
moral bagi jemaatnya yang dituju.
b. Bangkit dari Kegagalan
Setiap manusia pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya,
begitu juga
dengan Paulus. Paulus pernah mengalami penolakan hingga
kegagalan dalam
karyanya. Semua itu dapat dilihat dari surat-suratnya. Dalam
suratnya itu Paulus
berkata “sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan
penderitaan yang
kami alami di Asia kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami
adalah begitu besar dan
begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup
kami”(2Kor 1:8). Surat
Paulus tersebut menunjukkan bahwa Paulus mengalami putus asa
karena karyanya
yang tidak berhasil. Sekuat apapun hati seseorang, kegagalam
merupakan pengalaman
yang menyesakkan dan sangat membebani.
Ungkapan putus asa juga dapat ditemukan dalam Galatia bab 4 ayat
11 “Aku
kawatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia”.
Suharyo (2012:33)
menuliskan pendapatnya mengenai ayat tersebut, menurutnya
kata-kata tersebut
merupakan ungkapan batin yang mencemaskan. Paulus berada di
ambang
keputusasaan total karena karya yang gagal. Kemudian Suharyo
(2012: 33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
menemukan kesamaan nada dan bahasa dengan Petrus dalam peristiwa
ketika Petrus
disuruh Yesus untuk pergi ke tempat yang dalam dan menebarkan
jala. Waktu itu
Petrus menjawab “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras
dan kami tidak
menangkap apa-apa”(Luk 5:5). Ternyata bukan menangkap ikannya,
tetapi tugas
perutusan yang tak kunjung tampak hasilnya. Melalui ayat ini,
Suharyo (2012: 33)
ingin mengatakan kepada pembaca bahwa Paulus juga pernah
mengalami situasi krisis
kerasulan yang amat mencekam. Sebelum menjadi murid Yesus,
Paulus adalah orang
yang selalu berhasil tetapi sekarang Paulus harus berhadapan dan
menerima kenyataan
yang berbeda. Ia tidak dapat berbuat lain kecuali menerima
kenyataan yang pahit itu.
Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa Paulus merupakan
seorang Rasul yang
tangguh dalam mewartakan Injil. Ketangguhannya terlihat dari
cara Paulus
menghadapi dan menyikapi penderitaannya. Kegagalan takkan
membuat semangatnya
padam untuk memberitakan Kristus. Di dalam Kisah Para Rasul
terlihat jelas
bagaimana Paulus berkali-kali mengalami penderitaan selama
mewartakan Injil.
Setelah pertobatannya, Paulus harus mengalami perlawanan dari
pihak kaum
Yahudi di Damsyik maupun di Yerusalem (Kis 9:23-30), di Listra
Paulus dilempari
batu dan diseret ke luar kota (Kis 14:19-20), pewartaannya di
Athena ditolak (Kis
17:15-33), bahkan di Filipi, Yerusalem dan Kaisarea Paulus
dipenjara (Kis 16:21-23).
Dari hal-hal semacam ini kita tahu bahwa Paulus mengalami
kegagalan dalam
karyanya. Kegagalan Paulus bukan merupakan kegagalan yang
ringan. Kegagalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
semacam ini jika Paulus tidak memiliki iman yang kuat kepada
Allah dan percaya akan
penyertaan Allah, pasti ia sudah putus asa dan tidak melanjutkan
karyanya.
c. Tawanan yang Memberikan Kesaksian Iman
Pada misinya yang ketiga, Paulus sedang melakukan perjalanan
menuju
Yerusalem dengan maksud untuk memberikan bantuan (Rm 15:25).
Tetapi rupanya
masalah yang terjadi di masa lalu antara dirinya dengan
orang-orang Yahudi maupun
murid-murid Kristus belum selesai. Suharyo (2012:35) mengatakan
bahwa Paulus
ketakutan dengan suatu hal yang akan menimpa dirinya. Paulus
takut kalau orang
Yahudi yang pernah menuntut nyawanya akan menggunakan kesempatan
ini untuk
melaksanakan niat mereka. Ternyata yang ditakutkan Paulus
terjadi, Paulus ditangkap
di Yerusalem dan tidak ada sesama murid Kristus yang membela
dirinya (Kis 21:27).
Suharyo (2012:28) mengatakan bahwa setelah Paulus ditangkap di
Yerusalem,
Paulus tidak pernah menjadi orang yang bebas lagi. Tetapi Paulus
tetap bersemangat
dan tetap berusaha memberi kesaksian imannya walaupun sekarang
ia telah menjadi
tawanan. Tetapi orang-orang tidak mau menerima dan mengatakan
“Enyahlah orang
ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup!” (Kis 22:22). Suharyo
mengatakan Kisah
Para Rasul bab 21-28 sering disebut sebagai kisah sengsara
Paulus. Sebagai tawanan
Paulus berusaha membela diri di hadapan Mahkamah Agama (Kis
23:1-11), diancam
akan dibunuh (Kis 23:12-22), dipindahkan ke Kaisarea dan
berusaha menjelaskan
masalahnya di hadapan para penguasa Romawi (Kis 24-26) dan
akhirnya naik banding
kepada Kaisar (Kis 25:11). Karena itu Paulus dibawa ke Roma (Kis
27-28).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
d. Paulus Dipenjara demi Kristus
Kisah Para Rasul dengan lengkap mengisahkan awal mula konflik
Paulus
sebelum dirinya dimasukkan ke dalam penjara. Dixon (1981: 159)
mengungkapkan
pandangannya tentang peristiwa sebelum Paulus dipenjara yang
diawali dari usaha
Paulus membela diri di Kaisarea. Pembelaan Paulus ini merupakan
pembelaan dalam
sidang pertama Rasul Paulus di hadapan Feliks (Kis 24:1-28;
28:11-31). Sidang
tersebut diadakan agar Paulus dapat mengungkapkan
pembelaan-pembelaan
berdasarkan tuduhan-tuduhan yang dialami oleh Paulus di
Kaisarea. Tuduhan-tuduhan
tersebut di antaranya seperti yang dikatakan Dixon (1981:171)
yaitu Paulus dianggap
menimbulkan kekacauan, menyalahi ajaran resmi, dan juga dianggap
sebagai orang
yang melanggar kekudusan Bait Allah.
Setelah peristiwa pertobatannya, Paulus kemudian mewartakan
Kristus kepada
orang-orang non Yahudi. Hal tersebut membuat orang Yahudi yang
lain nampak iri
hati. Bagaimana tidak, banyak orang yang menjadi Kristiani
akibat pewartaan Paulus
ini. Orang-orang Yahudi mengganggap bahwa Kristus sebagai tokoh
utama dalam
agama Kristen dianggap sebagai tokoh yang melanggar Taurat.
Seperti Kristus, sebagai
pengikutNya Paulus juga dianggap demikian. Paulus juga dianggap
sebagai orang yang
melanggar kekudusan Bait Allah. Paulus ditangkap dan dipenjara
bukan karena Paulus
berbuat kejahatan tetapi karena ajarannya tentang Kristus itu
melanggar ajaran yang
sudah berjalan baik disana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Pada suatu saat Kaisar Nero menggantikan Feliks dengan Festus.
Orang Yahudi
kembali membawa perkaranya tersebut kepada Festus dan kemudian
melakukan sidang
yang kedua. Kali ini tuduhan orang-orang Yahudi kepada Paulus
semakin meluas.
Orang-orang Yahudi mengatakan bahwa Paulus menyebabkan banyak
masalah di
antara orang Yahudi, bahwa ia menyembah kepada Allah dengan cara
yang salah, dan
ia berusaha menjatuhkan pemerintahan Romawi. Karena
ketidaktahuan Festus tentang
permasalahan dan tuduhan Paulus, Festus meminta agar Paulus
dibawa kepada
Mahkamah Agama di kota Yerusalem. Tetapi Paulus menolak karena
Paulus sudah
menduga bahwa dia tidak akan disidangkan secara adil di bawah
pimpinan orang
Yahudi. Berkat kewarganegaraan yang ia warisi dari ayahnya,
Paulus berhak menolak
untuk menghadap Mahkamah Agama. Paulus meminta naik banding
kepada Kaisar.
Kemudian Paulus dibawa menghadap sidang dan Agripa memimpin
persidangan
tersebut. Paulus berbicara dan menceritakan pengalamannya dari
perjumpaannya
dengan Yesus di Damsyik hingga saat itu (Kis 25:22-27). Paulus
mulai memberitakan
Firman tentang Yesus Kristus. Festus, Agripa dan semua yang
hadir di situ menjadi
terkesan dan setuju bahwa Paulus tidak melakukan kesalahan yang
setimpal dengan
hukuman mati, bahkan raja Agripa berbicara “Paulus, hampir saja
kau yakinkan aku
menjadi seorang Kristen”(Kis 26:28).
Paulus diizinkan oleh Festus untuk memulai perjalanannya ke
Roma. Ketika
mereka tiba di Roma semua tahanan kecuali Paulus dimasukkan ke
dalam penjara.
Paulus dirantai bersama dengan seorang prajurit. Tetapi Paulus
tinggal di dalam rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
sendirian dan teman-temannya boleh mengunjungi dia. Pada waktu
itu terdapat banyak
orang Yahudi yang menetap di Roma. Tiga hari setelah Paulus tiba
di kota itu, ia
mengundang orang-orang terkemuka bangsa Yahudi. Di Roma Paulus
terus
memberitakan firman tentang Yesus Kristus (Kis 27:1-13).
Seto Marsunu (2012:46) mengatakan bahwa “menurut Kisah Para
Rasul Paulus
pernah dipenjarakan di Filipi (Kis 16:23), Yerusalem (Kis
21:33-34), Kaisarea (Kis
23:25), dan Roma (Kis 28:16). Pemenjaraannya di Filipi dan
Yerusalem berlangsung
singkat, hanya satu atau dua hari”. Paulus mengatakan bahwa
pemenjaraannya itu
adalah karena Kristus (Flp 1:13) dan pemenjaraannya itu adalah
untuk membela Injil
(Flp 1:16).
Ketika Paulus di Roma, ia dipenjara selama dua tahun. Semenjak
ia dipenjara, ia
meluangkan banyak waktu menulis empat surat untuk menyapa
umat-umatnya.
Keempat surat tersebut yakni : surat kepada jemaat di Filipi,
Surat kepada jemaat di
Efesus, surat kepada jemaat di Kolose, surat kepada jemaat di
Filemon. Surat-surat
tersebut mengandung ajaran iman, nasihat nasihat pastoral dan
moral untuk umat yang
dituju dalam surat. Isi dari masing-masing pokok bahasan itu
berbeda-beda
menyesuaikan kondisi dan situasi umat di mana surat itu akan
diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
B. Pertobatan Paulus
Pertobatan merupakan proses pengubahan sikap yang meliputi:
pengubahan hati,
pikiran, niat, sikap batiniah, dan sikap lahiriah (Purwa
Hadiwardoyo, 2011:7). Purwa
Hadiwardoyo (2011:8) juga menyebutkan istilah umum yang sering
digunakan dalam
Perjanjian Lama yakni “shub” yang artinya berbaliknya seseorang
dari kedosaan
menuju Allah. Pertobatan semacam ini dapat terjadi hanya dengan
bantuan dan
penyelenggaraan Ilahi.
Menurut Injil Markus (Mrk 1:15) dan Injil Matius (Mat 4:17),
begitu tampil di
depan umum, Tuhan Yesus segera menyerukan pertobatan untuk
menyongsong
kerajaan Allah yang mendekat. Purwa Hadiwardoyo (2011:17)
mengatakan dari seruan
itu, terdapat kesan bahwa ajakan Yesus untuk bertobat berarti
ajakan untuk percaya
kepadaNya. Inilah yang biasa disebut sebagai “pertobatan
pertama” seorang Kristen,
yakni mulai percaya kepada Yesus sebagai Penyelamat dan bersedia
mengikutiNya.
Pada bagian ini penulis akan mendalami peristiwa pertobatan
Paulus menurut
Lukas dalam Kisah Para Rasul. Penulis merasa bahwa Kisah Para
Rasul (Kis 9:1-19a)
dapat membantu penulis dalam mendalami pertobatan khas Paulus
yang merupakan
tokoh yang istimewa dan inspiratif. Bertolak dari peristiwa
Damsyik, Rasul Paulus
akhirnya percaya kepada Yesus dan bersedia mengikutiNya walaupun
penuh dengan
perjuangan dan tantangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
1. Pertobatan Paulus Menurut Kisah Para Rasul (Kis 9: 1-19a)
Untuk menafsirkan pertobatan Paulus, penulis mengikuti struktur
yang ada di
dalam Kisah Para Rasul. Perikop ini dibagi menjadi 3 bagian dan
dijabarkan demikian:
a. Ayat 1 – 2 : Gambaran Paulus sedang menghadap Imam Besar
dan
meminta surat kuasa untuk menganiaya jemaat Kristus.
b. Ayat 3 – 9 : Gambaran perjalanan Paulus menuju Damsyik.
Struktur ini merupakan inti dari pertobatan Paulus.
c. Ayat 10 – 19a : Gambaran Paulus dibaptis oleh Ananias
a. Paulus Meminta Surat Kuasa dari Imam Besar
1 Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan
membunuh
murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar.
2 dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada
majelis-majelis
Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau
perempuan yang
mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka
ke
Yerusalem.
Peristiwa ini diduga terjadi kira-kira lima tahun setelah
kematian dan
kebangkitan Yesus (Dixon, 1981: 60). Setelah meninggalnya
Stefanus akibat dibunuh
oleh orang Yahudi karena dianggap ajaran Stefanus bertentangan
dengan ajaran Taurat,
Saulus masih belum puas. Hati Saulus masih berkobar-kobar untuk
membunuh murid-
murid Yesus lainnya. Saulus menghadap imam besar untuk meminta
surat pengantar
supaya lebih berkuasa menganiaya orang-orang yang mengikuti
Yesus. Menurut
kesaksian Saulus sendiri (lih. Kis 26:11) ia ingin memasukkan
pengikut Kristus ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
dalam penjara. Di Damsyik pada saat itu banyak orang Yahudi.
Kepercayaan Imam
Besar kepada Saulus dalam tugas ini berarti Saulus sudah
berpengaruh besar di antara
pemimpin-pemimpin agama Yahudi. Imam Besar memerintahkan Saulus
untuk
memenjarakan pria dan wanita pengamat “jalan Tuhan” yang rupanya
digunakan untuk
menyebut orang Kristen pertama (Dianne Bergant, 2006: 227).
b. Perjalanan Paulus Menuju Damsyik
3 Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota
itu, tiba-tiba
cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
4 Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang
berkata
kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya
Aku?"
5 Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah
Yesus yang
kau aniaya itu.
6 Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan
dikatakan
kepadamu, apa yang harus kau perbuat."
7 Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena
mereka
memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga
pun.
8 Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia
tidak dapat melihat
apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
9 Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya
ia tidak makan
dan minum.
Wiliam Barclay (1985:55) menjelaskan bahwa “Jarak Yerusalem ke
Damsyik adalah
225km. Dengan transportasi modern perjalanan itu memakan waktu
kurang dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
setengah hari. Tetapi bagi Paulus jarak tersebut harus ditempuh
dengan jalan kaki dan
perjalanan itu memakan waktu kurang lebih seminggu”.
Dalam ayat-ayat di atas dijelaskan bahwa tiba-tiba cahaya
memancar dari langit.
Cahaya yang memancar itu sangat menyilaukan (Kis 22:6). Cahaya
itu menyebabkan
Saulus rebah ke tanah dan kemudian ia mendengar suara. Dalam
Kisah Para Rasul bab
26 dikatakan “kami rebah ke tanah dan aku mendengar suatu
suara”. Dalam
mengisahkan bagian ini, Lukas menggunakan kata “kami” pada yang
rebah, dan “aku”
pada yang mendengar suara. Cahaya yang menyilaukan itu
merebahkan Paulus beserta
teman-temannya dan suara itu hanya didengarkan oleh Paulus
sendiri. Hal ini ingin
mengatakan bahwa betapa hebat cahaya yang memancar tersebut
hingga merebahkan
beberapa orang termasuk Saulus. Tampaknya ada dua unsur
peristiwa di sini: cahaya
dan suara. “Cahaya yang memancar dari langit barangkali memang
dimengerti sebagai
tanda kehadiran yang Ilahi. Orang menyebutnya sebagai kemuliaan
Allah yang
terpancar dan dikenali oleh manusia” (Eko Riyadi, 2012:46).
Paulus yang hidup dalam
tradisi bangsa Israel juga mengenali cahaya terang tersebut
sebagai tanda kehadiran
sosok Ilahi. Sebelum Saulus sempat mengerti akan pancaran cahaya
yang ia alami itu,
terdengarlah suara yang menyapanya. Paulus tidak mengenali suara
siapakah itu.
Menurut Eko Riyadi (2012:47) “Paulus juga belum sampai pada
pengenalan akan
Yesus yang bangkit”. Tetapi kedua unsur tersebut membuat Saulus
mengalami
kebutaan, kegelapan tentang apa yang terjadi.
Unsur cahaya dan suara yang dialaminya ternyata membuat Paulus
merumuskan
pergulatannya dalam sebuah pertanyaan, “Siapakah Engkau Tuhan?”.
Pertanyaan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
menunjukkan kekurang-kenalan Saulus akan Tuhan yang bicara itu.
Saulus yakin suara
itu dari Tuhan, tapi Tuhan yang mana ia masih belum ada
gambaran, sebab Paulus tidak
merasa bahwa ia menganiaya Tuhan karena Saulus menganggap Yesus
bukan Tuhan.
Memang Saulus saat itu sedang dalam perjalanan untuk mengejar
dan membinasakan
jemaat Kristen di Damsyik. Tetapi yang dianiaya adalah jemaat
Kristen, mengapa
Yesus yang bangkit menyatakan dirinya sebagai Dia yang dianiaya
itu? Mengenai
peristiwa ini, Eko Riyadi (2012:48) mengatakan bahwa :
Apakah pernyataan Yesus ini mengungkapkan gagasan Gereja sebagai
tubuh
Kristus yang nanti juga akan sangat diperkembangkan oleh Paulus?
Barangkali
peristiwa pernyataan diri Yesus yang bangkit itu menjadi
fondamen bagi Paulus
untuk mengerti Gereja sebagai tubuh Kristus. Ketika ia
menganiaya jemaat, ia
berarti menganiaya Kristus sendiri.
Dengan demikian, Yesus yang bangkit mengidentifikasikan diri-Nya
dengan jemaat
yang sedang dianiaya oleh Paulus. Hal ini dibahas Paulus dalam
surat-suratnya (1 Kor
15:8-9; Gal 1:12.16).
Dalam Kisah Para Rasul bab 9 ayat 7 dikatakan bahwa
teman-temannya heran
tentang peristiwa tersebut karena mereka juga mendengar suara
yang didengar oleh
Saulus tetapi tidak melihat apapun. Tidak tahu pasti apakah
teman-teman seperjalanan
Paulus mendengar suara itu, karena Kisah Para Rasul bab 22
mengatakan teman-teman
Paulus tidak mendengar suara itu. Kisah Para Rasul bab 26 pun
mengatakan bahwa
Paulus mendengar sendiri suara tersebut. Hal ini tidak terlalu
menjadi persoalan karena
masing-masing bab pada Kisah Para Rasul mempunyai penekanannya.
Kisah Para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
Rasul bab 22 dan Kisah Para Rasul bab 26 ingin menekankan bahwa
suara tersebut
merupakan panggilan Allah kepada Saulus dan juga merupakan awal
perutusan Paulus.
Selama Saulus jatuh terbaring di tanah, ia menutup mata karena
takut. Tetapi
ketika ia membuka matanya, ternyata Saulus buta. Saulus
mengikuti perintah Tuhan,
ia masuk ke Damsyik dan menunggu di situ selama tiga hari. Ia
tidak makan atau
minum, ini berarti ia puasa. Ia berpuasa dengan maksud tertentu
yakni ingin
mengetahui kehendak Allah.
c. Paulus Dibaptis oleh Ananias
10 Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman
Tuhan
kepadanya dalam suatu penglihatan: "Ananias!" Jawabnya: "Ini
aku, Tuhan!"
11 Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan
Lurus, dan carilah
di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia
sekarang berdoa,
12 dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang
bernama Ananias
masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia
dapat
melihat lagi."
13 Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar
tentang orang itu,
betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap
orang-orang kudus-Mu
di Yerusalem.
14 Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam
kepala untuk
menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu."
15 Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini
adalah alat pilihan
bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain
serta raja-raja
dan orang-orang Israel.
16 Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak
penderitaan yang
harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
17 Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia
menumpangkan
tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan
Yesus, yang telah
menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah
menyuruh aku
kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh
Kudus."
18 Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya,
sehingga ia
dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.
19a Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya.
Dari murid-murid Yesus di Damsyik, Yesus memilih Ananias. Tuhan
berbicara
dengan Ananias lewat suatu pengelihatan. Saulus menunggu di
rumah teman Ananias.
Tuhan memberi tahu Ananias tentang rumah temannya itu dan
menyuruh Ananias pergi
ke jalan lurus, mencari rumah Yudas dan bertemu dengan Saulus
dari Tarsus. Dixon
(1981:62) mengatakan Yesus memberitahu Ananias tentang
pengalaman Saulus bahwa
pada saat itu juga Saulus mendapat dua pengelihatan.
Pengelihatan Saulus yang
pertama yakni ketika cahaya yang menyilaukan merebahkan Saulus
dalam perjalanan
menuju Damsyik (Kis 9:3) dan pengelihatan yang kedua ketika
Saulus melihat dalam
suatu pengelihatan bahwa Ananias datang kemudian menumpangkan
tangan di atasnya
dan seketika itu ia dapat melihat lagi (Kis 9:12).
Di sini Ananias juga sangat berperan terhadap pertobatan Paulus.
Ananias
memperoleh pengelihatan dari Yesus yaitu ditugaskan untuk
menemui Saulus. Ananias
merupakan perantara berkat Allah untuk Saulus. Tugas perutusan
yang diberikan Yesus
dalam ayat 11 adalah : Pergi ke jalan lurus, mencari rumah
Yudas, bertemu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
Saulus dari Tarsus. Barclay (1985: 62) mengatakan bahwa ini
merupakan kehormatan
besar bagi Ananias untuk menyambut Paulus masuk dalam Gereja
Kristen.
Ananias berangkat menemui Saulus dengan penuh kasih. Kemudian
Ananias
menyapa Saulus dengan kata-kata indah “Saulus, saudaraku”.
Barclay (1985:62)
mengungkapkan bahwa kata-kata tersebut sangat mengesankan bagi
Saulus. Saulus
benar-benar merasakan bahwa Allah hadir melalui sapaan Ananias
itu. Barclay (1985:
62) mengatakan Ananias ingin memperlihatkan kepada Saulus
bagaimana kehidupan
Kristen yang dapat mengampuni.
Ananias kemudian meletakkan tangannya ke atas Paulus dan Paulus
pun sembuh.
Tindakan penumpangan tangan merupakan lambang berkat rohani dari
seseorang
kepada yang lain. Penumpangan tangan (Kis 9:17) yang dilakukan
Ananias kepada
Saulus merupakan tanda bahwa Ananias menyalurkan berkat yang ia
dapatkan dari
Allah kepada Saulus. Tindakan penumpangan tangan yang dilakukan
oleh Ananias
kepada Saulus ini membuat Saulus dapat melihat lagi dan dipenuhi
dengan Roh Kudus.
Setelah itu Paulus pun dibaptis. “Baptisan pada masa itu berarti
bahwa seorang
mengaku kepercayaannya dan menyatakan bahwa sejak saat itu ia
adalah pengikut
Kristus” (Barclay, 1985:63). Kini Paulus lama yang merupakan
penganiaya jemaat
telah mati, Paulus baru pun bangkit bersumpah menjadi hamba
Yesus dan
menggantikan tempatnya (Rm 6:4-6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
2. Hal-hal yang Mendasar dari Pertobatan Paulus
Paulus merupakan tokoh yang sangat inspiratif dan mengagumkan.
Pengalaman-
pengalamannya yang luar biasa mampu dijadikan teladan dalam
kehidupan rohani
umat. Pengalaman yang dialami Paulus ketika dalam perjalanan
menuju Damsyik
sungguh menentukan kehidupannya. Lukas dalam Kisah Para Rasul
mengisahkan
pengalaman tersebut sampai tiga kali yakni dalam Kis 9, Kis 22
dan Kis 26. Hal ini
menunjukkan bahwa betapa dalam dan kayanya misteri kasih
Allah.
Perjumpaan merupakan titik balik perubahan hidup Paulus. Eko
Riyadi (2012:32)
mengatakan bahwa pengalaman berjumpa dengan Yesus yang bangkit
merupakan
unsur paling dasar dari perjalanan spiritual Paulus. Iman Paulus
berkembang saat
berjumpa dengan Kristus. Perjumpaan ini menjadi fondamen bagi
seluruh pengalaman
rohani Saulus sampai akhir hidupnya. Dalam hal ini, Bea (1975:
13) mengatakan :
rahmat perjumpaan telah menundukkan Paulus kepada suatu
perubahan batin
yang total dan terang Ilahi menyinari seluruh rohnya. Dengan
berubahnya Saulus
menjadi Paulus, seorang penganiaya jemaat menjadi rasul yang
giat
menunjukkan bahwa rahmat Ilahi memenuhi hati Paulus ketika
perjumpaannya
dengan Yesus yang bangkit. Rahmat ilahi tersebut menangkap
Paulus pada saat
yang tidak terduga.
Karya Roh Kudus nampak nyata dalam perjumpaan Paulus dengan
Kristus yang
bangkit. Maka Bea (1975:15) menamakan peristiwa ini sebagai
peristiwa
tertangkapnya Saulus oleh Kristus. Rahmat Ilahi tentu saja
bekerja dengan leluasa yang
dapat menangkap siapa saja dan kapan saja dengan cara yang luar
biasa dan tidak
terduga. Rahmat Ilahi itu akan membawa manusia pada suatu misi
besar yakni
mewartakan Kerajaan Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
Pertobatan Paulus merupakan inisiatif Allah sendiri. “Peristiwa
keselamatan
dengan perantaraan Yesus Sang Juru Selamat sungguh-sungguh karya
Allah, bukan
usaha manusia tetapi kasih karunia Allah” (Hari Kustono,
2012:19). Inisiatif Allah
tersebut membuat Paulus menemukan api yang menggerakkannya.
Yesus
menyadarkan Paulus di jalan menuju Damsyik dengan caranya
sendiri pada waktu yang
tepat. Paulus dikelilingi cahaya (Kis 9:3) yang menyebabkan
dirinya rebah ke tanah
dan mendengar suara menyapanya (Kis 9:4). Tuhan membuatnya rebah
dan tersungkur
di hadapan kebenaran. Seketika itu Paulus menjadi buta dibuatnya
(Kis 9:8).
Kardinal Martini (1989:39) mengatakan bahwa kebutaan sebagai
jalan
pertobatan dan pantulan kecemerlangan Allah. Kebutaan y