Top Banner
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah : SMA Islam Nurul Ulum Gayam Kelas / Semester : X (IPS) / Genap Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Materi Pokok : Indonesia Zaman Hindu dan Buddha: Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal Pertemuan ke- : Pertama Alokasi Waktu : 2 X 45 menit A. Kompetensi Inti SMA KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”. KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi. KOMPETENSI DASAR Indikator Pencapaian Kompetensi 3.6 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini 3.6.1 Mendeteksi (C4) perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya pada masa kerajaan- kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia 3.6.2 Mengumpulkan (C6) bukti-bukti kehidupan pengaruh Hindu dan Buddha yang masih ada sampai masa kini 4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini 4.6.1 Menyajikan karya tulis tentang nilai- nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini
29

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

Apr 27, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Nama Sekolah : SMA Islam Nurul Ulum Gayam

Kelas / Semester : X (IPS) / Genap

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi Pokok : Indonesia Zaman Hindu dan Buddha:

Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal

Pertemuan ke- : Pertama

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

A. Kompetensi Inti SMA

KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam

berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,

sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,

dan kawasan internasional”.

KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan

bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri

serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi.

KOMPETENSI DASAR Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6 Menganalisis perkembangan kehidupan

masyarakat, pemerintahan, dan budaya

pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan

Buddha di Indonesia serta

menunjukkan contoh bukti-bukti yang

masih berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia masa kini

3.6.1 Mendeteksi (C4) perkembangan

kehidupan masyarakat, pemerintahan,

dan budaya pada masa kerajaan-

kerajaan Hindu dan Buddha di

Indonesia

3.6.2 Mengumpulkan (C6) bukti-bukti

kehidupan pengaruh Hindu dan Buddha

yang masih ada sampai masa kini

4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam

bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan

unsur budaya yang berkembang pada

masa kerajaan Hindu dan Buddha yang

masih berkelanjutan dalam kehidupan

bangsa Indonesia pada masa kini

4.6.1 Menyajikan karya tulis tentang nilai-

nilai dan unsur budaya yang

berkembang pada masa kerajaan Hindu

dan Buddha yang masih berkelanjutan

dalam kehidupan bangsa Indonesia pada

masa kini

Page 2: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

C. Tujuan Pembelajaran :

Melalui pembelajaran Problem Based Learning, dengan pendekatan Saintifik dan

metode Diskusi mengenai Indonesia Zaman Hindu Buddha, peserta didik mampu

Mendeteksi perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya

pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia, Mengumpulkan

bukti-bukti kehidupan pengaruh Hindu dan Buddha yang masih ada sampai

masa kini, Menyajikan karya tulis tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang

berkembang pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih berkelanjutan

dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini

D. Materi Pembelajaran

1. Fakta :

Peninggalan Kerajaan-Kerajaan Hindu Buddha yang masih ada sampai sekarang.

2. Konsep :

Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram Kuno (detail di Lampiran)

E. Metode Pembelajaran

1. Model Pembelajaran : Problem Based Learning

2. Pendekatan : Saintifik

3. Metode : Kooperatif Learning (diskusi, Tanya jawab dan

penugasan)

F. Sumber, Alat dan media

1. Sumber

- Buku paket Sejarah Indonesia. Edisi revisi 2016. Yudistira

Page 3: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

2. Alat

- Modul

- LCD

- Laptop

3. Media

- Power Point

G. Kegiatan pembelajaran Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

❖ Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME dan berdoa

untuk memulai pembelajaran

❖ Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

❖ Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

Apersepsi

❖ Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik

dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

❖ Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya.

❖ Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

Motivasi

❖ Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan

sehari-hari.

❖ Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan baik,

maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi :

➢ Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha

❖ Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

❖ Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

❖ Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

❖ Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang

berlangsung

❖ Pembagian kelompok belajar

❖ Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah

pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 60 Menit )

Sintak Model

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Stimulation

(stimullasi/

pemberian

rangsangan)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik

materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha Kerajaan Kutai,

Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno dengan cara :

❖ Melihat

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.

❖ Mengamati

➢ Pemberian modul materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha

Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno untuk dapat

dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb

❖ Membaca.

Kegiatan literasi ini dilakukan di sekolah dengan membaca materi dari buku

paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan

dengan Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha Kerajaan Kutai,

Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno

❖ Mendengar

Pemberian materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha Kerajaan

Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno oleh guru.

Page 4: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)

❖ Menyimak

Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran

mengenai materi :

Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha Kerajaan Kutai,

Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno untuk melatih rasa syukur,

kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.

Problem

statemen

(pertanyaan/

identifikasi

masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak

mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab

melalui kegiatan belajar, contohnya :

❖ Mengajukan pertanyaan tentang materi :

Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha Kerajaan Kutai,

Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno yang tidak dipahami dari apa

yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang

apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang

bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,

kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu

untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Data

collection

(pengumpulan

data)

KEGIATAN LITERASI

Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang

telah diidentifikasi melalui kegiatan:

❖ Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-

Buddha Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno yang

sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan

mencoba menginterprestasikannya.

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam 4 kelompok yang dibuatkan oleh Guru untuk:

❖ Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam modul

mengenai materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha Kerajaan

Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno

❖ Mengumpulkan informasi

Mencatat semua informasi tentang materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa

Hindu-Buddha Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno

yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

❖ Mempresentasikan ulang

Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi

dengan rasa percaya diri Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha

Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno sesuai dengan

pemahamannya.

❖ Saling tukar informasi tentang materi :

Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha Kerajaan Kutai,

Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno dengan ditanggapi aktif oleh

peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru

yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan

menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik

atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan

sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan

berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui

berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar

sepanjang hayat.

Data

processing

(pengolahan

Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR

KRITIK)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan

cara :

❖ Berdiskusi tentang data dari Materi :

Page 5: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)

Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha Kerajaan Kutai,

Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno

❖ Mengolah informasi dari materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha

Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno yang sudah

dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari

kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang

berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.

Verification

(pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil

pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan :

❖ Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang

bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang

berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur,

teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan

kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :

➢ Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha

antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas

jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization

(menarik

kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

❖ Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa

Hindu-Buddha berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,

atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,

kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.

❖ Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi :

➢ Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha

❖ Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi

Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha dan ditanggapi oleh kelompok

yang mempresentasikan.

❖ Bertanya atas presentasi tentang materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-

Buddha yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk

menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS)

❖ Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan

pembelajaran yang baru dilakukan berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi :

➢ Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha

❖ Menjawab pertanyaan tentang materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-

Buddha yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang

telah disediakan.

❖ Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa

pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa

Hindu-Buddha yang akan selesai dipelajari

❖ Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa

Hindu-Buddha yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar

lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa

terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha Kerajaan Kutai,

Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam

pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh

menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik :

❖ Membuat kesimpulan Bersama (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting

yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-

Buddha Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno yang baru dilakukan.

Guru :

Page 6: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

Pertemuan Pertama (2 x 45 Menit)

❖ Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi pelajaran Kerajaan-

Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya dan Mataram Kuno

❖ Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar

diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk

kerja pada materi pelajaran Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha.

❖ Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha

kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

H. Penilaian

1. Teknik Penilaian

a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan (Format Lampiran 1)

b. Penilaian pengetahuan : Tes tertulis dan penugasan (Format Lampiran 2)

c. Penilaian Ketrampilan : Unjuk Kerja (Format Lampiran 3)

2. Bentuk Penilaian

a. Observasi : Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

b. Tes Tertulis/Penugasan : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

c. Unjuk Kerja : Lembar Penilaian Presentasi

3. Remidial (Format Lampiran 4)

a. Pembelajaran Ulang

b. Bimbingan Perorangan

c. Belajar Kelompok

d. Pemanfaatan Tutor Sebaya

3. Pengayaan (Format Lampiran 5)

a. Menjadi Tutor sebaya kepada teman yang sudah mampu mencapai KKM pada

indikatornya bagi peserta didik yang mau mengesplorasi dirinya

b. Diberikan pada peserta didik materi pada pertemuan selanjutnya sebagai

pengetahuan tambahan

c. Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan,sesuai kesepakatan dengan peserta

didik yang telah melampaui KKM

Mengetahui,

Kepala SMA Islam Nurul Ulum Gayam

ARIFIN, S.Pd

Bojonegoro, Juli 2021

Guru Mata Pelajaran

TIARA ULFA RAHARYATI, S.Pd

Page 7: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

PERADAPAN MASYARAKAT INDONESIA

PADA MASA HINDU BUDDHA

MATERI AJAR SEJARAH INDONESIA

TIARA ULFA RAHARYATI, S.Pd

Page 8: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

MATERI AJAR

PERADAPAN MASYARAKAT INDONESIA

PADA MASA HINDU BUDDHA

DISUSUN OLEH

TIARA ULFA RAHARYATI, S.Pd

UNIVERSITAS HAMZANWADI

PPG SEJARAH INDONESIA ANGKATAN 2

2021

Page 9: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,

penulis bisa menyelesaikan materi ajar yang berjudul "PERADAPAN MASYARAKAT PADA

MASA HINDU BUDDHA." Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu Dosen

Universitas Hamzanwadi selaku fasilitator yang telah membantu penulis dalam mengerjakan materi

ajar ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sejawat PPG Sejarah Indonesia

Universitas Hamzanwadi angkatan 2 yang telah berkontribusi dalam pembuatan materi ajar ini.

Penulis bahan ajar ini diajukan guna pembaruan informasi tentang materi sejarah Indonesia.

Informasi yang terbarui diharapkan mampu menjadi salah satu upaya untuk mempermudah

pembelajaran di kelas. Penulis menyadari bahwa penyusunan materi ajar ini masih jauh dari sempurna

karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari

semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan proposal di masa mendatang.

Bojonegoro, Juni 2021

Penulis

Page 10: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

BAHAN AJAR

Tahukah kalian bahwa budaya Hindu Budha membawa begitu banyak pengaruh bagi

perkembangan budaya di Indonesia? Hal tersebut berlangsung ketika pada pada awal abad 1 Masehi

terjadi perubahan jalur lalu lintas pelayaran dagang dari India ke Cina. Jalur yang semula

menggunakan jalan darat atau yang dikenal dengan Jalur Sutera menjadi menggunakan jalan

laut. Rute perdagangan India ke Cina dan sebaliknya memaksa para pedagang untuk melewati

perairan Indonesia. Hal tersebut membawa dampak interaksi kebudayaan dan kepandaian

yang mereka miliki seperti sistem kepercayaan, sistem huruf, seni bangun, sistem pemerintahan

dan sebagainya. Interaksi berupa penerimaan unsur kebudayaan tersebut tentu melalui adaptasi

terlebih dahulu. Hal tersebut karena ketika kebudayaan India tersebut masuk, bangsa Indonesia sudah

memiliki kepandaian yang tidak kalah hebat ( Local Genius ). Walaupun tidak dapat dipungkiri

terdapat beberapa budaya dari India tersebut yang sebelumnya belum kita miliki misalnya sistem huruf

sehingga dengan kepandaian tersebut membawa bangsa Indonesia masuk kedalam jaman sejarah.

Selain itu juga sistem pemerintahan berbentuk kerajaan, sehingga sejak saat itu terbentuklah kerajaan

kerajaan di Indonesia

Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat di Nusantara sudah memiliki

kebudayaan yang maju. Kebudayaan asli Nusantara telah tumbuh dan berkembang dalam kehidupan

masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak serta merta

menerima budaya baru. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi karena adanya hubungan

dagang antara Indonesia dan India. Dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praakasara, Masa

Hindu Budha, dan Masa Islam (2019) karya Tri Worosetyaningsih, tata kehidupan masyarakat yang

diatur melalui lembaga kesukuan, berubah menjadi lembaga kerajaan atau lembaga negara. Perubahan

tersebut dimotori oleh datangnya pengaruh India selain membawa agama Hindu dan Buddha.

Kemajuan yang menyolok dari sistem kerajaan ini adalah birokrasi yang merupakan alat menjalankan

pemerintahan (Gischa, Serafica : 2021). Pengaruh Hindu Buddha tentunya perlu dijabarkan lebih

lanjut sesuai dengan Kompetensi Dasar yang akan kita pelajari, yaitu :

3.6 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya pada masa

kerajaan Hindu – Budha di Indonesia serta menunjukan contoh bukti bukti yang masih

berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

Page 11: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

4.6 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai nilai dan unsur budaya yang

berkembang pada masa kerajaan Hindu Budha yang masih berkelanjutan yang masih

berlangsung pada masa kini

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan kalian dapat:

1. Mendeteksi (C4) perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan

budaya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia

2. Mengumpulkan (C6) bukti-bukti kehidupan pengaruh Hindu dan Buddha yang

masih ada sampai masa kini

3. Menyajikan karya tulis tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang

pada masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih berkelanjutan dalam

kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini

Page 12: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

Perhatikan gambar di Bawah ini!

Page 13: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

Dimanakah Letak

Candi Tersebut?

Siapa yang

membangun

candi tersebut?

Apa Fungsi

Candi

Tersebut?

Kapan Candi

Tersebut

dibangun?

Mengapa

Candi

Tersebut

dibangun?

Berapa lama kira-

kira candi ini

dibangun?

Page 14: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

URAIAN MATERI

1. KERAJAAN KUTAI

a. Perkembangan Kerajaan

Kerajaan Kutai yang terletak di Kalimantan Timur sampai saat ini dianggap sebagai

kerajaan tertua di Indonesia. Penemuan bukti berupa 7 buah prasasti berbentuk yūpa, yaitu tugu

peringatan bagi sebuah upacara kurban. Prasasti ini berhuruf pallawa yang menurut bentuk dan

jenisnya berasal dari abad IV M, sedangkan bahasanya adalah sansekerta yang tersusun dalam

bentuk syair. Semuanya dikeluarkan atas titah seorang raja bernama Mūlawarmman. Berdasarkan

isi dari prasasti tersebut dapat diketahui silsilah raja-raja Kutai. Dimulai dengan raja Kunduńga

yang mempunyai anak bernama Aśwawarman, dan Mūlawarmman adalah seorang dari ketiga

anaknya. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa pendiri keluarga kerajaan (vańśakrttā) adalah

Aśwawarman, dan bukan Kundunga yang dianggap sebagai raja pertama. Kunduńga bukan nama

sansekerta, mungkin ia seorang kepala suku penduduk asli yang belum terpengaruh kebudayaan

India, sedangkan Aśwawarman adalah nama yang berbau India. Disebut pula nama Ańsuman

yaitu dewa matahari di dalam agama Hindu yang dapat menunjukkan bahwa Mūlawarmman

adalah penganut agama Hindu (Sumadio, 1993).

Prasasti ini juga memberikan informasi mengenai kehidupan masyarakat ketika itu, dimana

sebagian penduduk hidup dalam suasana peradaban India. Sudah ada golongan masyarakat yang

menguasai bahasa Sansekerta yaitu kaum Brahmana (pendeta) yang mempunyai peran penting

dalam memimpin upacara keagamaan. Setiap yūpa yang didirikan oleh Mūlawarmman sebagai

peringatan bahwa ia telah memberikan korban besar-besaran dan hadiah-hadiah untuk

kemakmuran negara dan rakyatnya. Sedangkan golongan lainnya adalah kaum ksatria yang terdiri

atas kaum kerabat Mūlawarmman. Diluar kedua golongan ini adalah rakyat Kutai pada umumnya

yang terdiri atas penduduk setempat, dan masih memegang teguh agama asli leluhur mereka.

Melihat bahwa letak Kerajaan Kutai pada jalur perdagangan dan pelayaran antara Barat dan

Timur, maka aktivitas perdagangan menjadi mata pencaharian yang utama. Rakyat Kutai sudah

aktif terlibat dalam perdagangan internasional dan tentu saja mereka berdagang pula sampai ke

perairan Laut Jawa dan Indonesia Timur untuk mencari barang-barang dagangan yang laku di

pasaran Internasional. Dengan demikian Kutai telah termasuk daerah persinggahan perdagangan

Internasional Selat MalakaLaut Jawa-Selat Makasar-Kutai-Cina atau sebaliknya. (Poesponegoro

dan Notosusanto [ed], 2010)

Page 15: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

b. Keruntuhan Kerajaan

Didalam sejarah disebutkan bahwa Kerajaan Kutai runtuh saat raja Kerajaan Kutai terakhir

yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji

Pangeran Anum Panji Mendapa. Kerajaan Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi Kerajaan Islam

yang bernama Kesultanan Kutai Kartanegara. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan

Islam. Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya bergelar Pangeran

berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut

Kesultanan Kutai Kartanegara.

c. Peninggalan Kerajaan

Berikut ini adalah benda-benda yang merupakan peninggalan Kerajaan Kutai.

1. Ketopong Sultan Kutai

Ketopong Sultan yaitu mahkota raja dari Kerajaan Kutai yang terbuat dari bahan-bahan

emas dengan berat 1,98 kg. Hingga sekarang mahkota tersebut masih tersimpan rapi di Musem

Nasional Jakarta. Mahkota Ketopong Sultan ditemukan sekitar tahun 1890 di daerah Muara

Kaman, Kutai Kartanegara. Di museum Mulawarman juga terdapat replika Ketopong Sultan.

Ketopong Sultan Kutai

2. Kalung Uncal

Kalung Uncal berbahan emas ini memiliki bobot 170 gram dengan hiasan liontin

berelief Kisah Ramayana. Kalung Uncal menjadi salah satu atribut dari Kerajaan Kutai yang

dipakai Sultan Kutai Kartanegara semenjak Kutai Martadipura bisa dijajah dan ditaklukkan.

Kalung Uncal

Page 16: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

3. Kalung Ciwa

Peninggalan Kerajaan Kutai selanjutnya yaitu Kalung Ciwa yang ada sejak zaman

kepemimpinan Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Kalung ini ditemukan oleh warga di sekitar

Danau Lipan, Muara Kaman pada 1890. Hingga sekarang Kalung Ciwa ini masih dipakai

sebagai perhiasan kerajaan yang juga digunakan oleh raja ketika ada pesta pengangkatan raja

baru.

Kalung Ciwa

4. Pedang Sultan Kutai

Pedang ini terbuat dari bahan emas yang padat. Di bagian gagang pedang terdapat

ukiran seekor harimau yang sedang bersiap menerkam musuh. Sedangkan ujung sarung

pedang dihiasi ukiran seekor buaya. Pedang Sultan Kutai saat ini tersimpan di Museum

Nasional Jakarta.

Pedang Kerajaan Kutai

5. Kura-kura Emas

Kura-kura emas merupakan salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai yang

sekarang berada di Museum Mulawarman. Benda sebesar setengah kepalan tangan ini

merupakan salah satu persembahan pangeran yang berasal dari Kerajaan China kepada Putri

Sultai Kutai yang bernama Aji Bidara Putih.

Page 17: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

Kura-kura Emas

6. Prasasti Yupa

Salah satu bukti kehadiran Kerajaan Kutai di Indonesia ditandai dengan ditemukannya

peninggalan prasasti yang berwujud Yupa. Yupa yang ditulis menggunakan huruf Pallawa dan

bahasa Sansekerta tersebut berbentuk seperti 3 tiang batu, yang konon digunakan untuk

mengikat kurban untuk persembahan kepada dewa.

Prasasti YUPA

2. KERAJAAN TARUMANEGARA

a. Perkembangan Kerajaan

Kerajaan Tārumanāgara berkembang kira-kira bersamaan dengan kerajaan Kutai pada abad

V M, dan berlokasi di Jawa Barat dengan rajanya bernama Pūrņawarman. Keberadaan kerajaan

Tārumanāgara dapat diketahui melalui 7 buah prasasti batu yang ditemukan di daerah Bogor,

Jakarta, dan Banten. Prasasti tersebut adalah prasasti Ciaruteun, Jambu, Kebon Kopi, Tugu, Pasir

Awi, Muara Cianten, dan Lebak. Prasasti itu ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta

yang digubah dalam bentuk syair.

Page 18: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

Lokasi Kerajaan Tarumanegara

Corak utama kehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan

peternakan. Hal ini dapat diketahui dari isi Prasasti Tugu yakni tentang pembangunan atau

penggalian saluran Gomati yang panjangnya mencapai 6112 tombak (12 km). Sungai ini selesai

dikerjakan oleh rakyat Tarumanegara dalam kurun waktu 21 hari. Selesai penggalian Raja

Purnawarman mengadakan selamatan dengan memberikan hadiah sebanyak 1.000 ekor lembu

kepada para brahmana. Pembangunan/penggalian itu mempunyai arti ekonomis bagi rakyat, karena

dapat digunakan sebagai sarana pengairan dan pencegahan banjir. Selain penggalian saluran

Gomati dalam prasasti Tugu juga disebutkan penggalian saluran Candrabhaga. Dengan demikian

rakyat akan hidup makmur, aman, dan sejahtera.

b. Keruntuhan Kerajaan

Tanda tanda kemunduran Kerajaan Tarumanegara sudah dimulai pada masa

kepemimpinan Raja Sudawarman. Hal tersebut didorong oleh beberapa factor antara lain:

1. Raja sudawarman kurang peduli terhadap masalah masalah yang terjadi di kerajaannya,

yang menyebabkan raja raja bawahannya merasa tidak diawasi dan tidak dilindungi

2. Pada masa pemerintahan Raja Sudawarman muncul pesaing Kerajaan Tarumanegara

yaitu Kerajaan Galuh. Kerajaan galuh didirikan oleh Wretikandayun, cucu dari

Kretawan, Raja ke 8 Kerajaan Tarumanegara. Sebelum menjadi sebuah kerajaan,

Galuh adalah bagian dari Kerajan Tarumanegara

3. Raja Terakhir Kerajaan tarumanegara adalah Linggawarman ( raja ke 12 ) yang tidak

memiliki putera, tetapi dia memiliki dua orang puteri , yaitu Manasih yang menikah

dengan Tarusbawa, raja pertama dari Kerajaan sunda. Sedangkan puteri ke dua adalah

Sobakancana yang menikah dengan Dapuntahyang Sri Jayanasa, Pendiri Kerajaan

Sriwijaya. Tahta Kerajaan Tarumanegara kemudian jatuh ketangan menantu pertama

yaitu Tarusbawa yang ingin mengangkat kembali kejayaan Kerajaan Tarumanegara

Page 19: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

dengan cara mengembangkan Kerajaan sunda yang sebelumnya adalah Kerajaan

bawahan Tarumanegara kemudian menggabungkan kerajaan Tarumanegara dengan

Kerajaan sunda, namun ternyata hal ini membuat hubungan kerajaan Tarumanegara

dengan kerajaan lainnya melemah.

4. Kerajaan galuh memutuskan untuk memisahkan diri dari Kerajaan Tarumanegara.

Pemisahan ini juga didukung oleh Kerajaan Kalingga, karena putera mahkota Kerajaan

Galuh menikah dengan puteri Kerajaan kalingga. Dukungan ini membuat Kerajaan

galuh meminta agar wilayah Kerajaan Tarumanegara dibagi menjadi dua yang disetujui

oleh raja tarusbawa untuk menghindari perang saudara. Sehingga sejak saat itu

Kerajaan Tarumanegara dibagi menjadi wilayah Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh

dengan sungai Citarum sebagai batasnya.

5. Informasi yang didapat dari Prasasti Kota Kapur (686 M) menyatakan bahwa Dapunta

Hyang Sri Jayanagara berupaya melancarkan serangan kepada Bhumi Jawa karena

dianggap tidak mau tunduk kepada Sriwijaya. Serangan ini diperkirakan terjadi

bersamaan dengan runtuhnya Tarumanagara dan Ho-Ling menjelang akhir abad ke-7

Masehi. Hal ini tentunya cukup kuat karena memasuki abad ke-8, Sriwijaya memiliki

ikatan yang kuat dengan Wangsa Sailendra dari Jawa Tengah.

Berdasarkan uraian tersebut diperkirakan Kerajaan Tarumanegara berakhir abad ke-7 M.

Karena sejak abad tersebut tidak ada lagi berita-berita yang dapat dihubungkan dengan nama

rajanya. Menurut Ir. J.L. Moens dari Prasasti Kota Kapur ± 686 M di Pulau Bangka tentang

perjalanan Dapuntahyang ke Bhumi Jawa dengan membawa 20.000 tentara dengan maksud untuk

menghukum negeri tersebut yang tidak mau tunduk pada Sriwiaya runtuhnya Kerajaan

Tarumanegara pada akhir abad tersebut disebabkan oleh penyerangan Sriwijaya.

3. KERAJAAN SRIWIJAYA

a. Perkembangan Kerajaan

Kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar yang terletak di Sumatra Selatan.

Menurut para ahli, pusat Kerajaan Sriwijaya ada di Palembang dan diperkirakan telah berdiri pada

abad ke-7 M. Awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan kecil. Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan

besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang. Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah

kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Sriwijaya berkembang

sampai abad ke 13, dan sejak itu Sriwijaya berhasil ditaklukkan oleh San Fo Tsi (Swarnabhumi).

Faktor yang mendorong Sriwijaya muncul menjadi kerajaan besar adalah sebagai berikut:

Page 20: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

✓ Letaknya yang sangat strategis di jalur perdagangan antara India dengan Cina.

✓ Kemajuan pelayaran dan perdagangan antara Cina dan India melalui Asia Tenggara.

✓ Runtuhnya Kerajaan Funan di Indocina. Dengan runtuhnya Funan memberikan

kesempatan kepada Sriwijaya untuk berkembang sebagai negara maritim menggantikan

Funan.

✓ Sriwijaya mempunyai kemampuan untuk melindungi pelayaran dan perdagangan di

perairan Asia Tenggara dan memaksanya singgah di pelabuhan-pelabuhan.

Kepercayaan masyarakat sriwijaya yakni agama Buddha yang diperkenalkan di Sriwijaya

pada tahun 425 Masehi. I Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana Buddha

sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha, yaitu aliran Buddha Mahayana, Hinayana,

Pendeta Budha yang terkenal di Sriwijaya diantarana adalah Dharmapala dan Sakyakirti. ❑

Dharmapala adalah seorang guru besar agama Budha dari Kerajaan Sriwijaya. Ia pernah mengajar

agama Budha di Perguruan Tinggi Nalanda (Benggala). ❑ Sakyakirti adalah guru besar yang

mengarang buku Hastadandasastra.

Pada masanya Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat yang mampu menjamin

keamanan di jalur-jalur pelayaran yang menuju Sriwijaya, sehingga banyak pedagang dari luar

yang singgah dan berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya tersebut. Kerajaan Sriwijaya mampu

menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad-abad dengan

menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia

Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi

seluruh Sumatra, sebagian Jawa, Semenanjung Malaysia, dan Muangthai Selatan. Keadaan ini

juga yang membawa penghasilan Kerajaan Sriwijaya terutama diperoleh dari komoditas ekspor

dan bea cukai bagi kapal kapal yang singgah di pelabuhan-pelabuhan milik Sriwijaya. Komoditas

ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, buah-buahan, kapas, cula badak,

dan wangi-wangian. Kerajaan ini merupakan kerajaan maritime yang bersifat metropolitan.

b. Keruntuhan Kerajaan

Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke 13M. Kemunduran ini

terjadi karena adanya beberapa faktor, di antaranya adalah faktor alam, ekonomi, politik, dan

militer.

Faktor Geografi Ditinjau dari faktor alam, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran

karena kota Palembang semakin jauh dari laut. Hal tersebut terjadi karena adanya pengendapan

Page 21: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

lumpur yang dibawa oleh Sungai Musi dan sungai lainnya. Hal ini menyebabkan kapal-kapal

dagang yang datang ke Palembang semakin berkurang.

Faktor Ekonomi Ditinjau dari faktor ekonomi, kota Palembang yang semakin jauh dari laut

menjadi tidak strategis lagi. Karena tidak banyak kapal dagang yang singgah, sehingga kegiatan

perdagangannya menjadi berkurang. Akibatnya pajak sebagai sumber pendapatan semakin

berkurang. Hal ini memperlemah posisi Sriwijaya. Letak Palembang yang makin jauh dari laut

menyebabkan daerah itu kurang strategis lagi kedudukannya sebagai pusat perdagangan nasional

maupun internasional. Sementara itu, terbukanya Selat Berhala antara Pulau Bangka dan

Kepulauan Singkep dapat menyingkatkan jalur perdagangan internasional sehingga Jambi

(Kerajaan Melayu ) lebih strategis daripada Palembang.

Faktor Politik Perekonomian Sriwijaya yang semakin lemah itu menyebabkan Sriwijaya

tidak mampu lagi mengontrol daerah kekuasaannya. Akibatnya, daerah-daerah bawahannya

berusaha untuk melepaskan diri. Hal ini ditunjukkan dengan :

1. Setelah kekuasaan di Jawa Timur berkembang pada masa Airlangga, Sriwijaya

terpaksa mengakui Jawa Timur sebagai pemegang hegemoni di Indonesia bagian timur

dan Sriwijaya bagian barat.

2. Dari arah timur, Kerajaan Sriwijaya semakin terdesak ketika berkembang Kerajaan

Singasari yang merupakan kelanjutan dari kerajaan Kediri , pada waktu diperintah oleh

Raja Kertanegara, Kerajaan Singasari yang bercita-cita menguasai seluruh wilayah

nusantara mulai mengirim ekspedisi ke arah barat yang dikenal dengan istilah

Ekspedisi Pamalayu. Dalam ekspedisi ini, Kerajaan Singasari mengadakan

pendudukan terhadap Kerajaan Melayu, Pahang, dan Kalimantan, sehingga

mengakibatkan kedudukan Kerajaan Sriwijaya semakin terdesak.

3. Selain itu kedudukan Kerajaan Sriwijaya semakin terdesak, karena munculnya

kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam dunia perdagangan,

seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Kerajaan Siam memperluas wilayah

kekuasaannya ke arah selatan dengan menguasai daerah-daerah di Semenanjung

Malaya termasuk Tanah Genting Kra. Jatuhnya Tanah Genting Kra ke dalam

kekuasaan Kerajaan Siam mengakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di Kerajaan

Sriwijaya semakin berkurang.

Faktor Militer Dalam segi militer, kemunduran Sriwijaya disebabkan adanya serangan

militer dari kerajaan lain antaranya sebagai berikut :

Page 22: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

1. Serangan Raja Dharmawangsa pada tahun 990 M. Ketika itu yang berkuasa di

Sriwijaya adalah Sri Sudamani Warmadewa. Walaupun serangan ini tidak berhasil,

tetapi telah melemahkan Sriwijaya

2. Serangan dari Kerajaan Colamandala yang diperintah oleh Raja Rajendracoladewa

pada tahun 1023 dan 1030. Serangan ini ditujukan ke Semenanjung Malaka dan

berhasil menawan raja Sriwijaya. Serangan ketiga dilakukan pada tahun 1068 M

dilakukan oleh Wirarajendra, cucu Rajendracoladewa.

3. Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275-1292, yang

diterima dengan baik oleh Raja Melayu (Jambi),, Mauliwarmadewa, semakin

melemahkan kedudukan Sriwijaya.

4. Serangan Kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih Gajah

Mada pada tahun 1477 yang mengakibatkan Sriwijaya menjadi taklukan Majapahit.

Akibat beberapa serangan tersebut, berakhirlah peranan Sriwijaya sebagai kerajaan

maritim sekaligus sebagai kerajaaan yang bertaraf nasional pertama. Dengan faktor

politis dan ekonomi itu, maka sejak akhir abad ke-13 M kerajaan Sriwijaya menjadi

kerajaan kecil dan wilayahnya terbatas pada daerah Palembang. Kerajaan Sriwijaya

yang kecil dan lemah akhirnya dihancurkan oleh Kerajaan Majapahit tahun 1377 M.

4. KERAJAAN MATARAM KUNO

a. Perkembangan Kerajaan

Kerajaan Mataram dikenal dari prasasti Canggal yang berasal dari halaman percandian di

Gunung Wukir Magelang. Prasasti ini berhuruf pallawa dan berbahasa sansekerta, serta berangka

tahun 654 S (732 M). Isinya adalah memperingati didirikannya sebuah lingga (lambang Siwā)

Page 23: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

oleh raja Sanjaya diatas bukit Kunjarākunjā di pulau Yawadwipā yang kaya akan hasil bumi.

Yawadwipa mula-mula diperintah oleh raja Sanna yang bijaksana. Pengganti Sanna yaitu raja

Sanjaya, anak Sannaha, saudara perempuan raja Sanna. Ia adalah seorang raja gagah berani yang

telah menaklukkan raja-raja di sekelilingnya dan raja yang ahli dalam kitab-kitab suci.

Mendirikan lingga adalah lambing mendirikan atau membangun kembali suatu kerajaan. Sanjaya

memang dianggap Wamçakarta kerajaan Mataram. Hal ini juga terlihat dari prasasti para raja

yang menggantikannya, misal prasasti dari Balitung yang memuat silsilah yang berpangkal dari

Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Bahkan ada pula prasasti yang menggunakan tarikh Sanjaya.

Kecuali prasasti Canggal tidak ada prasasti lain dari Sanjaya, yang ada ialah prasasti-prasasti dari

keluarga raja lain yaitu Syailendrawangsa. Istilah Syailendrawangsa dijumpai pertama kali di

dalam prasasti Kalasan tahun 700 S (778 M). Prasasti ini ditulis dengan huruf pra-nagari dan

berbahasa sansekerta. Isinya adalah pendirian bangunan suci bagi Dewi Tarā dan sebua biara bagi

para pendeta oleh Maharaja Tejahpurna Panaŋkaran. Bangunan tersebut adalah Candi Kalasan di

Yogyakarta. Rupa-rupanya keluarga Sanjaya ini terdesak oleh para Syailendra, tetapi masih

mempunyai kekuasaan di sebagian Jawa Tengah. Meskipun demikian masih ada kerjasama antara

keluarga Sanjaya dan Syailendra (Sumadio, 1994).

Pada pertengahan abad IX kedua wangsa ini bersatu melalui perkawinan Rakai Pikatan

dan Pramodawardani, raja puteri dari keluarga Syailendra. Dalam masa pemerintahan Syailendra

banyak bangunan suci didirikan untuk memuliakan agama Buddha, antara lain candi Kalasan,

Sewu, dan Borobudur. Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya telah pula mendirikan bangunan suci

agama Hindu seperti candi Loro Jonggrang di Prambanan. Mengenai wangsa raja-raja yang

berkuasa di kerajaan Mataram ini terdapat dua pendapat yang berbeda. Casparis (1956)

berpendapat bahwa sejak pertengahan abad VIII ada 2 wangsa raja yang berkuasa yaitu wangsa

Sanjaya yang beragama Siwa dan para pendatang baru dari Funan yang menamakan dirinya

wangsa Syailendra yang beragama Buddha Mahayana. Pendapat Casparis tersebut ditentang oleh

Poerbatjaraka. Menurut Poerbatjaraka (1956), hanya ada satu wangsa saja yaitu wangsa

Syailendra yang merupakan orang Indonesia asli dan anggota-anggotanya semula menganut

agama Siwa, tetapi sejak pemerintahan Rakai Panangkaran menjadi penganut agama Buddha

Mahayana, untuk kemudian pindah lagi menjadi penganut agama Siwa sejak pemerintahan Rakai

Pikatan.

b. Keruntuhan Kerajaan

Sesudah Dyah Wawa wafat digantikan menantunya yaitu Mpu Sindok selanjutnya

memindahkan kerajaannya ke Jawa Timur dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Isyana pada

tahun 928 M. Konon pemindahan ini dikarenakan letusan Gunung Merapi, gempa vulkanik, dan

Page 24: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

hujan material vulkanik yang membuat kacau banyak daerah di Jawa Tengah. Menurut teori van

Bammelen, perpindahan istana Medang dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur disebabkan oleh

letusan Gunung Merapi yang sangat dahsyat. Konon sebagian puncak Merapi hancur. Kemudian

lapisan tanah begeser ke arah barat daya sehingga terjadi lipatan, yang antara lain, membentuk

Gunung Gendol dan lempengan Pegunungan Menoreh. Letusan tersebut disertai gempa bumi dan

hujan material vulkanik berupa abu dan batu. Di Jawa timur ini Mpu Sindok melanjutkan Kerajaan

Medang Kamulan. Istana Medang yang diperkirakan kembali berada di Bhumi Mataram hancur.

Tidak diketahui dengan pasti apakah Dyah Wawa tewas dalam bencana alam tersebut ataukah

sudah meninggal sebelum peristiwa itu terjadi, karena raja selanjutnya yang bertakhta di Jawa

Timur bernama Mpu Sindok yang menjabat sebagai Rakryan Mapatih Hino mendirikan istana baru

di daerah Tamwlang.

Prasasti tertuanya berangka tahun 929. Dinasti yang berkuasa di Medang periode Jawa

Timur bukan lagi Sanjayawangsa, melainkan sebuah keluarga baru bernama Isanawangsa, yang

merujuk pada gelar abhiseka Mpu Sindok yaitu Sri Isana Wikramadharmottungga. Permusuhan

dengan Sriwijaya Kekuasaan Wangsa Sailendra meliputi Kerajaan Medang dan juga kerajaan

Sriwijaya di pulau Sumatra. Hal ini ditandai dengan ditemukannya Prasasti Ligor tahun 775 yang

menyebut nama Maharaja Wisnu dari Wangsa Sailendra sebagai penguasa Sriwijaya. Hubungan

senasib antara Jawa dan Sumatra berubah menjadi permusuhan ketika Wangsa Sanjaya bangkit

kembali memerintah Medang. Menurut teori de Casparis, sekitar tahun 850–an, Rakai Pikatan

berhasil menyingkirkan seorang anggota Wangsa Syailendra bernama Balaputradewa putra

Samaragrawira. Balaputradewa kemudian menjadi raja Sriwijaya di mana ia tetap menyimpan

dendam terhadap Rakai Pikatan. Perselisihan antara kedua raja ini berkembang menjadi

permusuhan turun-temurun pada generasi selanjutnya. Selain itu, Medang dan Sriwijaya juga

bersaing untuk menguasai lalu lintas perdagangan di Asia Tenggara. Rasa permusuhan Wangsa

Sailendra terhadap Jawa terus berlanjut bahkan ketika Wangsa Isana berkuasa. Sewaktu Mpu

Sindok memulai periode Jawa Timur, pasukan Sriwijaya datang menyerangnya. Pertempuran

terjadi di daerah Anjukladang (sekarang Nganjuk, Jawa Timur) yang dimenangkan oleh pihak

Mpu Sindok.

Page 25: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Sekolah : SMA Islam Nurul Ulum Gayam

Kelas/Semester : X / 2

Tahun Pelajaran : 2021/2022

No Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap Ket

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Page 26: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

LAMPIRAN 2

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Kerajaan-Kerajaan pada Masa Hindu-Buddha Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya dan

Mataram Kuno

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib)

Kelas/Semester : X/ 2

Kompetensi dasar : 3.6 Menganalisis perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan

budaya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia serta

menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia masa kini

Waktu : 50 menit

Alat/Bahan : Kertas, Bolpoin dll

Informasi :

Dengan mengerjakan LKPD singkat ini, peserta didik diharapkan dapat :

a. Mendeteksi perkembangan kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan budaya pada

masa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha di Indonesia

b. Mengumpulkan bukti-bukti kehidupan pengaruh Hindu dan Buddha yang masih ada

sampai masa kini

c. Menyajikan karya tulis tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada

masa kerajaan Hindu dan Buddha yang masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa

Indonesia pada masa kini

Aktivitas A

1. Berkumpullah dengan Kelompok yang sudah disediakan. 2. Baca dan diskusikan materi yang sudah kalian dapatkan! 3. Sesudah membaca dan berdiskusi, Tulislah beberapa informasi yang kamu dapat dan Jawab

pertanyaan di bawah ini!

Jawablah Pertanyaan di bawah ini.

1. Tuliskan kembali perkembangan kerajaan Kutai, Tarumanegara,

Sriwijaya, Mataram Kuno?

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

2. Jelaskan kembali faktor-faktor yang mendorong perkembangan kerajaan

Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram Kuno!

………............................................................................................................

.........................................................................................................................

3. Identifikasi faktor-faktor penyebab keruntuhan kerajaan Kutai,

Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram Kuno!

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

Page 27: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN/PENUGASAN

Nama Sekolah : SMA Islam Nurul Ulum Gayam

Kelas/Semester : X / 2

Tahun Pelajaran : 2021/2022

No Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Soal Jumlah

Soal

1 3.6 Menganalisis

perkembangan

kehidupan masyarakat,

pemerintahan, dan

budaya pada masa

kerajaan-kerajaan Hindu

dan Buddha di Indonesia

serta menunjukkan

contoh bukti-bukti yang

masih berlaku pada

kehidupan masyarakat

Indonesia masa kini

Kerajaan-

Kerajaan pada

Masa Hindu-

Buddha

Kerajaan

Kutai,

Tarumanegara,

Sriwijaya dan

Mataram Kuno

Mendeskripsikan

perkembangan kerajaan

Kutai, Tarumanegara,

Sriwijaya, Mataram

Kuno

Uraian

(Diskusi)

1

Mengidentifikasi

faktor-faktor yang

mendorong

perkembangan kerajaan

Kutai, Tarumanegara,

Sriwijaya, Mataram

Kuno.

Uraian

(Diskusi)

1

Mengidentifikasi

faktor-faktor yang

mendorong keruntuhan

kerajaan Kutai,

Tarumanegara,

Sriwijaya, Mataram

Kuno,

Uraian

(Diskusi)

1

Indikator Pencapaian Kompetensi :

INDIKATOR SOAL

Mendeskripsikan perkembangan kerajaan

Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram

Kuno

Tuliskan Kembali perkembangan kerajaan

Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram

Kuno!

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong

perkembangan kerajaan Kutai, Tarumanegara,

Sriwijaya, Mataram Kuno.

Jelaskan kembali faktor-faktor yang mendorong

perkembangan kerajaan Kutai, Tarumanegara,

Sriwijaya, Mataram Kuno!

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong

keruntuhan kerajaan Kutai, Tarumanegara,

Sriwijaya, Mataram Kuno,

Identifikasi faktor-faktor yang mendorong

keruntuhan kerajaan Kutai, Tarumanegara,

Sriwijaya, Mataram Kuno!

Page 28: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

Pedoman Penskoran dan Kunci Jawaban

No Kunci Jawaban Skor

1 5

2 10

3 10

Nilai Maksimum 25

Pedoman Penskoran :

Page 29: RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Nama Sekolah

LAMPIRAN 3

INSTRUMEN PENILAIAN KETRAMPILAN

RUBRIK PENSKORAN PENILAIAN KINERJA