Page 1
BAGIAN I
SYARAT-SYARAT UMUM DAN ADMINISTRASI
BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM
Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini dengan
seksama, untuk memahami benar-benar maksud dan isi dari dokumen tersebut secara
keseluruhan maupun setiap bagian. Gugatan tidak akan dipertimbangkan jika disebabkan
Peserta Lelang tidak membaca atau kurang memahami setiap isi dari dokumen ini.
Pasal 1
Ketentuan dan Istilah
1. Dokumen Surat Perjanjian/Kontrak terdiri atas :
a. Surat Perintah Mulai Kerja
b. Surat Kontrak/Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan
c. Surat Jaminan Pelaksanaan/Bank Garansi
d. Surat Keputusan Penunjukan Penyedia Jasa.
e. Pengumuman Pemenang Lelang.
f. Surat Penetapan Pemenang.
g. Surat Usulan Calon Pemenang.
h. Berita Acara Klarifikasi Dokumen Kualifikasi Calon Pemenang
i. Berita Acara Evaluasi dan Hasil Pelelangan.
j. Berita Acara Pembukaan Penawaran Administrasi dan Teknis serta Harga.
k. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Addendum (jika ada).
l. Pengumuman Pelelangan Umum.
m. Rencana Kerja dan Syarat, selanjutnya disebut RKS beserta semua lampirannya.
n. Gambar dan atau Brosur.
2. Pemberi Tugas adalah : Kepala Biro Umum selaku Pejabat Pembuat Komitmen Lembaga
Ketahanan Nasional RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No.10 Jakarta vide Surat Keputusan
Gubernur Lemhannas RI Nomor : Skep/870/XII/2009 tanggal 21 Desember 2009.
3. Panitia Pengadan adalah Tim yang diangkat/ditunjuk dengan Surat Perintah Gubernur
Lemhannas RI Nomor : Sprin/937/IV/2010 tanggal 16 April 2010, tentang Penunjukan
Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan Mess Lemhannas RI Tahun 2010.
4. Peserta Lelang adalah Perusahaan Penyedia Jasa Konstruksi Non Kecil yang memenuhi
persyaratan kualifikasi sebagai berikut :
Page 2
a. Memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Gred 7 Bidang Sipil sub bidang Struktur,
Bidang Arsitektur Sub bidang Bangunan-Bangnan Non Perumahan Lainnya, Bidang
Makanikal sub bidang Perpipaan Air Dalam Bangunan dan Sub Bidang Pemanasan ,
Ventilasi Udara dan AC Dalam Bangunan, Bidang Elektrikal sub bidang Instalasi
Listrik Gedung dan Pabrik serta Memiliki Kompetensi yang dibuktikan dengan
Sertifikat Badan Usaha (SBU) sesuai dengan Bidang/Sub Bidang serta Bagian Sub
Bidang Pekerjaan yang akan dilaksanakan;
b. Secara hukum mempunyai kapasitas menanda tangani kontrak pengadaan;
c. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan dan atau tidak sedang menjalani sanksi pidana;
d. Dalam hal Penyedia Jasa akan melakukan kemitraan, penyedia barang/jasa wajib
mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat presentase kemitraan
dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;
e. Telah melunasi kewajiban pajak Tahun 2009 dibuktikan dengan Surat Keterangan
Fiskal serta memiliki laporan bulanan PPh pasal 25 dan atau pasal 21/pasal 23 serta
PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir (Mei, Juni dan Juli 2010).
f. Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman menyediakan jasa baik di
lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman sebagai sub Penyedia Jasa
baik di lingkungan pemerinah/swasta, kecuali Penyedia Jasa pelaksana pekerjaan
konstruksi (Pemborongan) yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.
g. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam di suatu
instansi;
h. Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
i. Memiliki/Memenuhi KD = 2NPt; KD = Kemapuan Dasar; NPt : Nilai Pengalaman
Tertinggi pada sub bidang pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan pada kurun waktu 7 tahun terakhir.
j. Dalam hal bermitra, yang diperhitungkan adalah Kemampuan Dasar (KD) dari
perusahaan yang mewakili kemitraan (lead firm).
k. Mempunyai Surat Dukungan Keuangan dari Bank Pemerintah/Swasta Nasional untuk
mengikuti pengadaan ini minimal 10% dari Nilai Pagu.
l. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;
Page 3
m. Termasuk dalam Penyedia Jasa yang sesuai dengan nilai paket pekerjaan, sebagaimana
dicantumkan di SBU.
n. Menyampaikan daftar perolehan paket pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
o. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan kemampuan
uisaha yang dimiliki.
p. Memiliki Sisa Kemampuan Keuangan (SKK) yang cukup dan sisa kemampuan paket
(SKP).
q. Memiliki/bersedia menyediakan Workshop untuk mendukung Pelaksanaan Proyek
dalam radius maksimal 5 (lima) km dari lokasi Proyek/Lemhannas RI.
r. Bersedia dan sanggup mengikuti persyaratan sebagaimana diatur dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS).
5. Konsultan Perencana adalah :
Badan Hukum/Konsultan yang ditunjuk sebagai Perencana berkewajiban melakukan
pekerjaan perencanaan dan pengawasan berkala, yang ditunjuk/ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen Lemhannas RI.
6. Konsultan Pengawas adalah :
Badan Hukum/Konsultan yang ditunjuk sebagai Pengawas dalam pelaksanaan Pekerjaan
termasuk pengawasan berkala selama masa pemeliharaan, yang ditunjuk/ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI.
7. Penyedia Jasa/Kontraktor /Pemborong adalah :
Badan Hukum atau perusahaan dengan kualifikasi non kecil yang memiliki Klasifikasi
Bidang Jasa Pelaksanaan Konstruksi Bidang Sipil, Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal
dengan subbidang/Bagian Sub Bidang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan,
yang selanjutnya di sebut peserta.
8. Sub Kontraktor Spesialis adalah :
Pihak yang diberi tugas oleh Penyedia Jasa/Kontraktor /Pemborong untuk melaksanakan
sebagian dari pekerjaan, yang penunjukanya disetujui oleh Konsultan Pengawas atas
persetujuan Pemberi Tugas/Pejabat Pembuat Komitmen.
9. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) adalah : Pedoman dasar dan persyaratan mengenai
segala pekerjaan yang akan di laksanakan dan menjadi satu kesatuan dengan dokumen
surat perjanjian, selanjutnya ditulis dengan singkatan RKS.
10. Pekerjaan yang dimaksud dalam RKS ini adalah Pembangunan Mess Lemhannas RI.
Page 4
Pasal 2
Instruksi Umum
1. Metoda pengadaan Jasa Pemborongan adalah : Pelelangan Umum Pascakualifikasi.
2. Sistem penyampaian dokumen penawaran adalah metoda dua sampul.
3. Sistem Kontrak adalah fixed lumpsum price.
4. Pemborong wajib memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri.
5. Pemborong wajib membantu program pemerintah yaitu perluasan kesempatan bagi usaha
kecil, koperasi dan masyarakat setempat serta Lembaga Swadaya Masyarakat, dengan
cara mengadakan kerjasama untuk dijadikan sub Kontraktor .
6. Penandatangan Dokumen Surat Penawaran dan Surat Perjanjian/Kontrak secara hukum
mempunyai kapasitas melakukan ikatan kontrak, artinya bahwa penandatangan Surat
Perjanjian/Kontrak dan Dokumen Surat Penawaran adalah Pimpinan Perusahaan yang
namanya tercantum dalam Akte Perusahaan.
7. Membuat Surat Pernyataan bahwa Pimpinan/Direktur Perusahaan Bukan berstatus
sebagai Pegawai Negeri;
8. Membuat Surat Pernyataan Tunduk Terhadap Seluruh Ketentuan Yang Ditetapkan
Dalam Dokumen Pengadaan.
9. Membuat Surat Pernyataan bahwa penandatangan Perusahaan yag dipimpin tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit dan kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan.
10. Membuat Surat Pernyataan bahwa penandatangan Dokumen Surat Penawaran
Perusahaan tidak sedang menjalani hukuman pidana atau belum pernah dihukum
Page 5
berdasarkan Putusan Pengadilan atas tindakan yang berkaitan dengan kondite profesional
perusahaan yang dimilikinya.
11. Membuat Surat Pernyataan kebenaran tentang Kualifikasi, Klasifikasi dan Sertifikasi
perusahaan yang dimilikinya.
12. Membuat Surat Pernyataan bahwa perusahaan yang dipimpin sanggup/mampu untuk
melaksanakan dan menyelesaikan seluruh pekerjaan Pembangunan Mess Lemhannas RI
baik dari segi administrasi, waktu yang ditetapkan maupun dari segi teknis dan biaya.
13. Membuat Surat Pernyataan bahwa secara sungguh-sungguh sanggup/bersedia mentaati
dan melaksanakan etika pengadaan barang/jasa serta tunduk pada ketentuan pengadaan
barang/jasa yang tertuang dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003 beserta segala
perubahannya.
14. Agar mencantumkan nomor rekening bank perusahaan baik dalam Surat Penawaran
maupun Surat Perjanjian, sebagaimana ketentuan Surat Edaran Kepala KPKN Jakarta I
Nomor : SE-01/WA.09/PK.01/2001 tanggal 30 Januari 2001, perihal Penggunaan Nomor
Rekening Bank dalam Surat Permintaan Pembayaran.
15. Memiliki Surat Dukungan Keuangan dari Bank Pemerintah/Swasta Nasional minimal
10% dari Pagu Anggaran.
Pasal 3
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Mess Lemhannas RI, meliputi :
I. Pekerjaan Persiapan.
II. Pekerjaan Bongkaran.
IV. Pekerjaan Arsitektur.
V. Pekerjaan M/E.
Pasal 4
Dokumen Pengadaan
1. Dokumen Pengadaan. Dokumen pengadaan terdiri dari :
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Administrasi, Umum dan Teknis.
b. Gambar-gambar rencana pelaksanaan pekerjaan.
c. Daftar Uraian jenis dan volume pekerjaan (BQ).
d. Berita Acara Penjelasan berikut semua Addenda yang dikeluarkan oleh Panitia
Pengadaan.
Page 6
2. Penjelasan Kelengkapan Dokumen :
a. Dokumen pengadaan tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dipatuhi oleh Peserta
Lelang.
b. Jika dijumpai perbedaan spesifikasi antara gambar dan RKS, maka yang berlaku adalah
spesifikasi yang memiliki mutu lebih tertinggi.
c. Jika ada perbedaan gambar atau ukuran, maka yang harus dituruti atau diikuti adalah
gambar dalam skala yang lebih besar.
Pasal 5
Dokumen Kontrak
1. Dokumen Kontrak terdiri dari :
a. Dokumen Pengadaan/Lelang berupa Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Umum,
Administrasi dan Teknis beserta Lampirannya;
b. Acara Rapat Pemberian Penjelasan (Anwijzing);
c. Surat Penawaran Administrasi dan Teknis serta Penawaran Harga beserta lampiran-
lampirannya;
d. Berita Acara Pembukaan dan Penilaian Penawaran harga;
e. Berita Acara Klarifikasi Dokumen Kualifikasi Calon Pemenang;
f. Surat Penetapan pemenang lelang;
g. Jaminan Pelaksanaan (Bank Garansi) dari Bank Umum;
h. Polis Asuransi;
i. Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa (Pemenang Lelang);
j. Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan/Kontrak;
k. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);
2. Urutan Prioritas Dokumen Kontrak
a. Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan;
b. Dokumen Penawaran Administrasi, Teknis dan Biaya;
c. Amandemen Kontrak;
d. Ketentuan Khusus Kontrak;
e. Ketentuan Umum Kontrak;
f. Spesifikasi Khusus;
g. Spesifikasi Umum;
h. Gambar-gambar Pelaksanaan;
Page 7
i. Dokumen lainya (seperti : Jaminan-jaminan, SPPBJ, Berita Acara Hasil Pelelangan,
Berita Acara Penjelasan Dokumen Lelang/Pengadaan Jasa Pemborongan).
j. Semua ketentuan tersebut pada pasal 5 merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-
pisah, dan sumua syarat-syarat yang tercantum dalam ketentuan ini adalah mengikat
kedua belah pihak.
3. Harga Satuan Pekerjaan dan Pekerjaan Tambah Kurang.
a. Harga satuan pekerjaan adalah harga selesainya suatu jenis pekerjaan, di dalamnya
sudah termasuk harga bahan, upah, peralatan, pengangkutan, resiko overhead, bea
materai, asuransi serta biaya-biaya umum lainnya. Kecuali PPN 10%, yang dimuat pada
Rekapitulasi akhir.
b. Harga Satuan Pekerjaan tersebut mengikat dan harus digunakan sebagai Dasar
Perhitungan Harga Penawaran Pekerjaan, termasuk menentukan harga pekerjaan
Tambah atau Kurang untuk pekerjaan sejenis/sama.
c. Perhitungan Analisa Harga Satuan Pekerjaan harus memakai dasar perhitungan menurut
Analisa Harga Satuan Pekerjaan Standar Nasional Indonesia (SNI).
d. Di dalam penawaran ini tidak ada perhitungan kembali atas harga satuan maupun
terhadap fluktuatif harga bahan, upah serta peralatan.
4. Daftar Jenis dan Volume Pekerjaan (Bill of Quantity/BQ)
a. Daftar jenis dan volume pekerjaan (BQ) yang dilampirkan di dalam RKS hanyalah
sebagai panduan saja, peserta tetap harus menghitung volume dan butir pekerjaan
sesuai Gambar serta Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
b. Bila terdapat ketidak sesuaian antara perhitungan peserta dengan rincian volume
pekerjaan (BQ) yang tercantum dalam RKS, maka kekurangan dan/atau volume agar
ditambahkan pada butir tambahan.
c. Peserta Lelang yang ditunjuk sebagai Pemenang, wajib melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan Surat Perjanjian/Kontrak, RKS, Gambar/Brosur serta Risalah Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan dan Petunjuk dari Konsultan Pengawas.
5. Harga Kontrak, Pajak dan Bea Meterai.
a. Harga borongan bersifat fixed lumpsum price, dimana segala resiko menjadi tanggung
jawab Pemborong.
b. Harga Kontrak tersebut telah mencakup seluruh lingkup pekerjaan, yang tercantum di
dalam gambar-gambar, RKS, Daftar Volume Pekerjaan dan Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan yang masing-masing saling melengkapi antara satu dengan yang lainya serta
menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Page 8
c. Bea Materai sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak-pajak yang lain sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Page 9
BAB II
SYARAT-SYARAT PELELANGAN
Pasal 6
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
1. Rapat Penjelasan akan dilaksanakan pada :
Hari :
Waktu :
Tempat :
Diharapkan semua Peserta Lelang yang sudah mendaftar dapat menghadirinya.
Sebelum mengajukan penawaran, Peserta Lelang dianjurkan mengikuti penjelasan
pekerjaan atas resiko dan biaya sendiri, untuk memperoleh segala keterangan mengenai
pekerjaan yang akan dilaksanakan dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan
yang diperlukan untuk mengajukan penawaran.
Peserta diwajibkan pula memperhatikan secara khusus kewajaran kelengkapan RKS,
Peserta tidak boleh mengabaikan kemungkinan adanya kenyataan terhadap kekurangan
dalam RKS yang akan berpengaruh tidak baik pada hasil pekerjaan.
Peserta diberi kesempatan untuk mendapatkan penjelasan tentang pedoman-pedoman/
dasar-dasar pelaksanaan yang akan diberikan oleh Pemberi Tugas Cq. Panitia Pengadaan
maupun oleh Konsultan Perencana.
Dalam Rapat Penjelasan, Peserta Lelang diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal
yang kurang jelas terhadap isi Dokumen Pengadaan.
Panitia Pengadaan bersama Konsultan Perencana akan menjelaskan isi dokumen
pengadaan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Peserta Lelang .
Peserta Lelang dapat mengusulkan perubahan pasal-pasal yang ada dalam Dokumen
Pengadaan, namun keputusan perubahannya ditetapkan oleh Panitia Pengadaan.
Hasil Rapat Penjelasan Dokumen Pengadaan akan dituangkan dalam Berita Acara
Penjelasan, termasuk jika ada perubahan dari isi pasal akan dibuat addendum Dokumen
Pengadaan, yang ditandatangani oleh Panitia Pengadaan dan 2 (dua) wakil dari Peserta
Lelang .
Jika dipandang perlu Panitia Pengadaan dapat memberikan penjelasan tambahan dengan
melaksanakan peninjauan lapangan/lokasi proyek.
Ketidak hadiran peserta dalam rapat penjelasan dan peninjauan lapangan/lokasi proyek
tidak menggugurkan keikutsertaan Peserta Lelang .
Page 10
Hasil Rapat penjelasan pekerjaan berupa Berita Acara Penjelasan Pekerjaan dapat diambil
oleh Peserta Lelang pada :
Hari, tanggal :
W a k t u :
T e m p a t :
Sekretariat Panitia Pengadaan Barang/Jasa
Page 11
Pasal 7
Ketentuan Penawaran
1. Syarat-Syarat Surat Penawaran Harga.
a. Surat Penawaran Harga dibuat di atas kertas berkop surat perusahaan asli dan harus
diketik rapi tidak boleh ada tip ex, jelas dan terang.
b. Surat Penawaran harga asli dibubuhi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) yang
dibubuhi tanggal, bulan, tahun, cap perusahaan dan dilintasi tandatangan Pimpinan/
Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan.
c. Penulisan harga dengan angka dan bilangan dalam huruf harus sesuai.
d. Angka ratusan rupiah dalam penawaran dihilangkan.
e. Masa berlaku Surat Penawaran Harga sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari hari
kalender sejak pembukaan penawaran.
f. Surat penawaran harga dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dan setiap lembarnya ditanda
tangan asli oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/
Direktur Perusahaan, satu diantaranya bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) dan
dua tindasanya tanpa materai. Untuk tindasan dapat difotocopy sebelum diberi materai.
Surat Penawaan Harga ditujukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI, Jl.
Medan Merdeka Selatan No.10 Jakarta Pusat.
2. Surat Penawaran terdiri dari :
a. Dokumen Administrasi dan Teknis (Sampul I):
Dokumen Administrasi :
1) Surat Penawaran dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli bermaterai Rp.
6.000,- (enam ribu rupiah), ditanda-tangani Pimpinan/Direktur Perusahaan atau
Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel perusahaan serta
diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Pengantar Dokumen. Surat
Pengantar Dokumen Administasi dan Teknis ditujukan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen Lemhannas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No.10 Jakarta Pusat.
2) Foto kopi Surat Jaminan Penawaran dari Bank Umum sebesar 3% dari Harga
Perkiraan Sendiri (HPS), Nilai HPS akan disampaikan pada saat penjelasan
Dokumen Pengadaan. Asli Surat Jaminan disampaikan kepada Panitia pada saat
memasukkan dokumen Penawaran.
3) Asli Surat Referensi Kepemilikan Nomor Rekening Bank.
4) Foto kopi Rekening Koran Perusahaan 3 (tiga) bulan Terakhir.
Page 12
5) Surat Pernyataan Minat, Pakta Integritas, Isian Penilaian Kualifikasi (lengkap
sesuai Formulir terlampir).
6) Neraca Perusahaan dan Laporan Keuangan Tahun 2009 yang sudah diaudit oleh
Akuntan Publik.
7) Asli Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau
Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan sebagaimana disebutkan pada
Bab I Pasal 2 Instruksi Umum ayat 7 s.d. 13, masing-masing dibuat di atas Kop
Surat Perusahaan Asli, bermaterai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), diberi tanggal,
bulan dan tahun sesuai dengan Surat Penawaran dan distempel perusahaan (contoh
terlampir).
8) Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan beserta perubahan terakhir.
9) Fotocopi bukti Pelunasan Pajak Tahun 2009 dan Surat Keterangan Fiskal.
10) Fotocopy Surat Setoran Pajak (SSP) Bulanan PPh pasal 25 dan atau pasal 21/pasal
23 serta PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir (Mei, Juni dan Juli 2010).
11) Foto kopi Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Gred 7; yang memiliki bidang sub
bidang pekerjaan yang akan dilaksanakan.
12) Foto kopi Sertifikat Badan Usaha (SBU) sesuai bidang sub bidang pekerjaan yang
akan dilaksanakan;
13) Foto kopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
14) Foto kopi Surat Keterangan Domisili Perusahaan;
15) Foto kopi Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP);
16) Foto kopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
17) Foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pengurus Perusahaan yang masih
berlaku;
18) Surat Perjanjian Kerja Sama/Kemitraan, apabila Kontraktor akan melakukan
kemitraan dalam pelaksanaan pekerjaan.
19) Surat Pernyataan Dukungan dari Subkon yang akan melaksanakan sebagian
pekerjaan yang disubkonkan.
20) Surat Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, jika Penandatangan surat
penawaran beserta lampirannya dikuasakan.
Catatan : Dokumen Administrasi yang ada masa berlakunya, harus masih berlaku.
Dokumen Teknis :
1) Metoda Pelaksanaan Pekerjaan yang berisi Tanggapan terhadap Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis, dirinci mengacu pada Dokumen Pengadaan, dibuat di atas
Page 13
kertas berkop perusahaan serta diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan Surat
Penawaran, ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima
Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan.
2) Struktur Organisasi Pelaksana Proyek lengkap dengan Personil Pelaksana yang
nantinya akan melaksanakan pekerjaan di lapangan, dibuat di atas kertas berkop
perusahaan asli dan ditandatangani Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima
Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel perusahaan serta diberi
tanggal bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.
3) Daftar Tenaga Ahli beserta Asisten Tenaga Ahli yang akan dilibatkan dalam
pelaksanaan pekerjaan di lapangan (Proyek) lengkap dengan kualifikasi pendidikan
dan pengalamannya, ditandatangani Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima
Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel perusahaan serta diberi
tanggal bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.
4) Surat Pernyataan dari masing-masing Tenaga Ahli dan Asisten Tenaga Ahli dibuat
di atas kertas berkop perusahaan asli dan ditandatangani oleh tenaga ahli yang
bersangkutan di atas materai Rp. 6.000,- diketahui oleh Pimpinan/Direktur
Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel
perusahaan serta diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat
Pengantar Penawaran, dilampiri dengan Curriculum Vitae (CV), foto copy Ijazah,
Sertifikat Keahlian (SKA) Sertifikat Ketrampilan (SKT) sesuai Bidang Keahlian
dan Uraian Tugas dalam Pelaksanaan Proyek.
5) Jadwal Tenaga Ahli maupun Tenaga Kerja yang akan melaksanakan pekerjaan
selama proyek berjalan, dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli dan
ditandatangani Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari
Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel perusahaan serta diberi, bulan, tahun
sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.
6) Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan berupa Barchart disertai S-Curve dibuat di atas
kertas berkop perusahaan asli dan ditandatangani Pimpinan Direktur Perusahaan
atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, diberi tanggal, bulan,
tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.
7) Network Planning dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli dan ditandatangani
Pimpinan Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur
Perusahaan, diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.
Page 14
8) Jadwal Pengadaan/Penggunaan material, dibuat di atas kertas berkop perusahaan
asli dan ditandatangani Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari
Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel perusahaan serta diberi tanggal, bulan,
tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.
9) Daftar peralatan yang dimiliki dan diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan di
lapangan, dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli dan ditandatangani Direktur
Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel
perusahaan serta diberi, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.
10) Daftar material terpilih ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau
Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, diberi tanggal, bulan, tahun
sesuai dengan tanggal Surat Penawaran, dilampiri dengan Brosur dan data teknis,
diberi tanda untuk bahan/material yang dipilih, diurutkan untuk bahan pekerjaan
Sipil/Struktur, pekerjaan Interior/Eksterior, pekerjaan Mekanikal/Elektrikal dan
alat bantu dan lain-lain.
11) Daftar Pekerjaan yang akan disub-kontrakkan kepada Pihak Ketiga (Kontraktor
Spesialis) ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa
dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan
tanggal Surat Penawaran.
12) Surat Dukungan Permodalan dari Bank sebesar 10% dari Nilai Pagu.
13) Perhitungan Kemampuan Dasar, Sisa Kemampuan Keuangan, Sisa Kemampuan
Paket, ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa
dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, diberi tanggal, bulan, tahun sesuai dengan
tanggal Surat Penawaran.
14) Foto kopi Pengalaman Perusahaan minimal 3 (tiga) Paket Pekerjaan Sejenis,
dilegalisir oleh Instansi Pemberi Tugas.
15) Denah Lokasi Bengkel Kerja/Workshop; ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur
Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan, diberi
tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal Surat Penawaran.
16) Fotocopy Sertifikat Manajemen Mutu ISO 9001.
17) Fotocopy Sertifikat Manajemen K3 OHSAS 18001.
18) Fotocopy Sertifikat Audit Sistem Manajemen K3 dari Instansi yang berwenang.
19) Fotocopy Sertifikat Manajemen Lingkungan ISO 14001.
Page 15
b. Dokumen Biaya (Sampul II).
1) Surat Penawaran Harga (SPH) bermeterai Rp. 6.000,- dibuat di atas kertas berkop
perusahaan asli ditandatangani Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel
Perusahaan serta diberi tanggal, bulan/tahun sesuai dengan tanggal SPH,
ditunjukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI.
2) Rekapitulasi Anggaran Biaya (RAB); dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli
ditandatangani Pimpinan/Direktur Perusahaan, distempel Perusahaan serta diberi
tanggal, bulan, tahun sesuai dengan tanggal SPH (Harga Dasar Rekapitulasi
ditambah PPN 10%)
3) Rincian Anggaran Biaya (RAB); dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli untuk
halaman pertama dan untuk halaman selanjutnya dengan kertas polos cukup diberi
paraf Pimpinan/Direktur Perusahaan dan stempel perusahaan pada pojok kanan
bawah.
4) Analisa Harga Satuan Biaya dan Upah per jenis pekerjaan dominan - termasuk
analisa penggunaan alat bantu; dibuat di atas kertas berkop perusahaan asli untuk
halaman pertama dan untuk halaman selanjutnya dengan kertas polos cukup diberi
paraf Pimpinan/Direktur Perusahaan dan stempel perusahaan pada pojok kanan
bawah.
5) Daftar Harga Satuan Bahan.
6) Daftar Harga Satuan Upah dan Biaya Peralatan Harian.
7) CD Rekaman Rekapitulasi Biaya, Rincian Anggaran Biaya dan Analisa Harga
Satuan Biaya dan Upah (dimasukan dalam sampul biaya).
3. Harga Penawaran.
Harga penawaran yang diajukan harus sudah termasuk semua biaya yang
diperlukan, pajak-pajak dalam hubungannya dengan penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan ruang lingkup pekerjaan yang dituangkan dalam RKS ini.
Pasal 8
Syarat-Syarat Penawaran
1. Peserta Lelang harus memasukan dokumen penawaran yang terdiri dari Dokumen
Administarsi dan Teknis (sampul I) serta Dokumen Penawaran Harga (Sampul II),
masing-masing dokumen penawaran tersebut dibuat dalam 3 (tiga) rangkap, 1 (satu) Asli
dan 2 (dua) Tindasan, dengan ketentuan :
Page 16
a. Pada Sampul I yang berisi 3 (tiga) set Dokumen Administrasi dan Teknis, di bagian luar
ditulis “DATA ADMINISTRASI DAN TEKNIS”, jenis pekerjaan dan nama serta
alamat Penyedia Jasa; untuk keperluan pengembalian dokumen penawaran tanpa
dibuka - dalam hal penawaran dinyatakan terlambat
b. Pada Sampul II, yang berisi Dokumen Penawaran Harga, ditulis “DATA
PENAWARAN HARGA”, pekerjaan dan nama serta alamat Penyedia Jasa; untuk
keperluan pengembilan dokumen penawaran tanpa dibuka - dalam hal penawaran
dinyatakan terlambat
c. Sampul I dan Sampul II yang sudah direkat dengan lem, dimasukkan dalam satu sampul
luar atau sampul penutup.
1. Pada sampul luar/penutup ditulis :
a. Pada sebelah depan bagian tengah ditulis :
Kepada Yth :
Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10
Jakarta Pusat.
b. Pada sudut kiri atas, ditulis :
Jenis pekerjaan “Pembangunan Mess Lemhannas RI”, tempat, hari, tanggal,bulan,
tahun, jam pemasukan.
c. Selanjutnya sampul ini direkatkan dengan lem kemudian disebelah belakang dilak
pada 5 (lima) tempat.
1) Satu di tengah-tengah.
2) Empat di pojok sampul.
3) Contoh :
d. Jika disampaikan secara langsung, maka dokumen penawaran harus dimasukkan oleh
peserta yang bersangkutan ke dalam tempat yang telah disediakan oleh Panitia
Pengadaan.
e. Jika dokumen penawaran disampaikan melalui pos, Panitia Pengadaan mencatat
tanggal dan waktu penerimaanya serta memaksukkannya ke tempat yang telah
ditentukan.
f. Jika dokumen penawaran diterima setelah melampaui batas akhir penyampaian
dokumen penawaran, maka dokumen penawaran tersebut tidak diikutsertakan pada
proses selanjutnya.
3. Penarikan, pengubahan, penggantian dan Penambahan Dokumen Penawaran.
Page 17
a. Dokumen penawaran yang telah dimasukkan ke dalam kotak/tempat pemasukan
dokumen penawaran tidak dapat diambil oleh peserta seleksi.
b. Apabila peserta seleksi akan menarik/mengubah/menggati/menambah dokumen
penawaran ke dalam kotak/tempat pemasukan dokumen penawaran, harus dilakukan
sebelum waktu penutupan penyampaian dokumen penawaran.
c. Dokumen penarikan/pengubahan/penggantian/penambahan dimasukkan ke dalam
sampul tertutup dan diberi tanda sesuai butir 1.a. dan 1.b. dan ditambah dengan tanda
“PENARIKAN”/PENGUBAHAN’/PENGGANTIAN’/PENAMBAHAN”.
d. Dokumen butir 3.c. dimasukkan ke dalam kotak/tempat pemasukan dokumen
penawaran.
e. Tidak ada dokumen susulan yang dapat diterima oleh Panitia Pengadaan setelah batas
waktu penyampaian dokumen penawaran berakhir/ditutup.
Bagian belakang sampul
Bagian depan sampul
Page 18
Pasal 9
Surat Penawaran Tidak Sah
Surat penawaran tidak sah jika :
1. Terlambat dimasukkan dari waktu yang telah ditetapkan.
2. Pada saat pembukaan, salah satu persyaratan Administrasi tidak terpenuhi atau tidak
memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di dalam Dokumen
Pengadaan.
3. Surat Penawaran tidak ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Perusahaan atau Penerima
Kuasa dari Pimpinan/Direktur Perusahaan yang namanya tidak tercantum dalam Akte
Pendirian atau Perubahannya atau Kepala Cabang Perusahaan yang diangkat oleh Kantor
Pusat atau Pejabat yang menurut perjanjian kerjasama berhak mewakili asosiasi sampai
berakhirnya waktu pembukaan Dokumen Penawaran Harga, sedangkan apabila Surat
Penawaran belum dibubuhi meterai, tanggal di atas meterai, tandatangan, stempel
perusahaan dapat diusulkan pada saat/sebelum pembukaan.
4. Masa berlaku Surat Penawaran Harga kurang dari 30 (tiga puluh) hari kalender sejak
pembukaan penawaran.
5. Terdapat perbedaan antara jumlah pada rekapitulasi akhir dengan harga penawaran yang
tercantum dalam Surat Penawaran.
6. Jaminan Penawaran tidak mencantumkan masa berlakunya atau kurun waktu kurang dari
yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan.
7. Besar Jaminan Penawaran kurang dari nilai nominal yang dipersyaratkan dalam Dokumen
Pengadaan.
Pasal 10
Jaminan Penawaran
1. Para Peserta Lelang yang mengajukan penawaran wajib memberikan jaminan penawaran
berupa surat jaminan dari Bank Umum atau Perusahaan Asuransi yang mempunyai
Program Asuransi Kerugian (Surety Bond) dan harus direasuransikan sesuai dengan
ketentuan Menteri Keuangan.
2. Nilai jaminan penawaran sebesar 3% dari Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dengan masa
berlaku sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak pembukaan
Dokumen Penawaran.
3. Jaminan Penawaran ditujukan kepada :
Page 19
“Pejabat Pembuat Komitmen Lemhannas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10,
Jakarta Pusat.
Jaminan penawaran asli diserahkan kepada Panitia saat memasukkan dokumen penawaran.
Bagi Peserta Lelang yang dinyatakan gugur sehingga penawaran batal, jaminan penawaran
dapat segera dikembalikan setelah rapat pembukaan dokumen penawaran selesai.
Bagi Peserta Lelang yang dinyatakan sebagai pemenang, jaminan penawaran akan
dikembalikan setelah menyerahkan surat jaminan pelaksanaan pekerjaan sebelum
ditandatanganinya kontrak.
7. Jaminan Penawaran akan dicairkan untuk disetor ke Kas Negara apabila Peserta Lelang
mangundurkan diri kesertaannya pada pelengan ini setelah memasukkan surat penawaran.
Pasal 11
Jaminan Pelaksanaan
1. Bentuk surat jaminan pelaksanaan terdiri dari nama dan alamat pemberi tugas, rekanan
yang ditunjuk, dan pihak penjamin, nama paket kontrak, jumlah jaminan pelaksanaan
dalam angka dan huruf, kewajiban pihak penjamin untuk mencairkan surat jaminan
pelaksanaan dengan segera kepada Pemberi Tugas sesuai dengan ketentuan dalam
jaminan pelaksanaan, masa berlaku surat jaminan pelaksanaan, mengacu kepada Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP) khususnya Pasal 1831 dan 1832, dan
ditandatangani oleh Penjamin.
2. Pemenang lelang yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan sebelum menandatangani
Surat Perjanjian/Kontrak Pemborongan Pekerjaan harus menyerahkan jaminan
pelaksanaan tersebut berupa surat jaminan yang dikeluarkan Bank Pemerintah/Umum
minimal sebesar 5% (lima persen) dari nilai Kontrak yang dibulatkan keatas menjadi
ribuan rupiah.
3. Jaminan pelaksanaan harus diserahkan sebelum penandatanganan surat perjanjian /kontrak.
Jaminan pelaksanaan harus mempunyai masa berlaku minimal sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan Serah Terima Tahap II (Pemeliharaan)
ditambah minimal 14 hari kalender dan atau dapat diperpanjang apabila diperlukan.
4. Jaminan pelaksanaan menjadi milik negara dengan memperhitungkan prestasi yang telah
dihasilkan oleh Pemborong apabila :
a. Pemborong tidak melaksanakan pekerjaan pada waktu yang telah ditetapkan.
b. Pemborong mengundurkan diri setelah menandatangani Kontrak.
Page 20
Pasal 12
Tata Cara Pemasukan dan Pembukaan Surat Penawaran
1. Tata cara pelelangan dan pembukaan penawaran dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang diatur dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dengan segala perubahannya.
2. Dokumen Penawaran dimasukkan selambat-lambatnya pada :
Surat Penawaran yang terlambat dimasukkan, sesuai dengan hari dan tanggal serta jam
yang telah ditentukan di atas akan ditolak dan peserta dianggap mengundurkan diri.
Keputusan akan sah atau tidaknya suatu penawaran berada sepenuhnya di tangan Panitia
Pengadaan.
Pembukaan Dokumen Penawaran (Sampul I) akan diselenggarakan pada :
Pembukaan Dokumen Penawaran (Sampul II) akan diselenggarakan pada :
7. Pembukaan Dokumen penawaran dilakukan oleh Panitia Pengadaan disaksikan oleh
peserta yang hadir.
8. Untuk pelelangan ini tidak diadakan surat-menyurat, kecuali pemberitahuan pemenang
lelang atau hal-hal mengenai perubahan/pembatalan pelelangan (bila terjadi).
9. Berita Acara Pembukaan Dokumen Surat Penawaran ditandatangani oleh Panitia yang
hadir dan dua orang wakil dari Peserta Lelang yang ditunjuk oleh Panitia dengan
persetujuan Peserta Lelang.
10. Penarikan Diri.
a. Penarikan diri sebagai peserta hanya dapat dilakukan sebelum pemasukan surat
penawaran atau selambat-lambatnya sebelum pembukaan Surat Penawaran.
b. Setelah surat-surat penawaran masuk dan dibuka kepada siapapun yang berhasil
ditunjuk sebagai pemenang wajib melaksanakan pekerjaan pembangunan ini.
Penarikan diri setelah ada keputusan sebagai pemenang mengakibatkan peserta yang
bersangkutan diwajibkan membayar uang sebesar selisih harga antara harga
penawarannya dengan harga penawaran di atasnya yang ditunjuk sebagai pemenang.
c. Pengunduran diri setelah diajukannya penawaran atau penolakan untuk melaksanakan
pekerjaan setelah ditunjuk sebagai pemenang lelang akan mengakibatkan jaminan
penawaran/pelaksanaan menjadi milik negara.
Pasal 13
Page 21
Penilaian Penawaran
1. Dasar Penilaian.
a. Keppres No. 80 Tahun 2003, tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah beberapa kali diadakan perubahan terakhir dengan Perpres Nomor 95
Tahun 2007.
b. Peraturan Menteri PU Nomor : 43/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, tentang Standar
dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.
c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Administrasi, Umum dan Syarat-Syarat Teknis.
2. Kriteria Penilaian. Kriteria Penilaian penawaran adalah sbb. :
a. Memenuhi persyaratan Umum, Administrasi dan Teknis yang tercantum dalam RKS.
b. Harga penawaran tidak melampaui dana yang tersedia.
c. Menguntungkan bagi negara.
d. Harga penawaran wajar dan dapat dipertanggungjawabkan.
e. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
f. Mengutamakan produksi dalam negeri.
3. Metode Evaluasi.
Page 22
Metode Evaluasi yang dipergunakan dalam Pengadaan Jasa Pemborongan pada
Pelelangan Pekerjaan Pembangunan Mess Lemhannas ini adalah dengan Sistem Nilai.
Artinya Evaluasi/Penilaian penawaran dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada
setiap unsur teknis yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan, kemudian membandingkan jumlah nilai dari setiap penawaran
Peserta Lelang dengan Peserta Lelang lainnya.
4. Pembobotan/Skor Penilaian.
a. Pemberian bobot nilai teknis dan Harga ditetapkan oleh Panitia Pengadaan, disesuaikan
dengan tingkat kesulitan teknis dan kompleksitas pekerjaan yang akan dilaksanakan (Nilai
Teknis antara 75 – 90% dan Nilai Harga antara 10 – 25%).
b. Dalam pelaksanaan Pelelangan Pengadaan Jasa Pemborongan untuk Pembangunan Mess
Lemhannas RI ini, bobot Nilai Teknis dan Harga ditetapkan 80% : 20%.
5. Penilaian/Evaluasi.
a. Administrasi
1) Penelitian administrasi dilakukan terhadap pemenuhan kelengkapan persyaratan
Administrasi yang diminta dalam Dokumen Pengadaan. Untuk sistem pasca-kualifikasi
apabila data yang diminta sesuai dengan Dokumen Lelang tidak lengkap dinyatakan gugur.
2) Kemampuan Dasar (KD) :
. Peserta Lelang dinyatakan memenuhi KD, jika KD minimal sama dengan nilai paket.
Apabila KD kurang dari nilai paket yang akan dilelangkan dinyatakan gugur.
. Rumus KD = 2 x NPt (Nilai Pengalaman pekerjaan sejenis tertinggi).
NPt diambil dari data pengalaman perusahaan pada subbidang pekerjaan yang
sesuai dalam kurun waktu 7 tahun terakhir.
3) Yang telah gugur pada penelitian administrasi tidak dilanjutkan pada penilaian selanjutnya.
b. Penilaian Teknis. Penilaian Teknis dalam pelelangan ini meliputi Penilaian
Keuangan dan Penilaian Teknis.
1) Penilaian Keuangan, Nilai 10.
Penilaian Keuangan terdiri atas penilaian Dukungan Permodalan dari Bank (DB)
dan Penilaian Sisa Kemampuan Keuangan (SKK), masing-masing diberi nilai 5.
a) Dukungan Bank (DB). Nilai 5.
(1) Jumlah besaran rupiah adalah + 10% dari nilai paket yang dilelangkan.
(2) Penilaian :
Page 23
Jika DB > 10% dari nilai paket yang akan dilelangkan diberi nilai 10, jika
DB < 10% dari nilai paket yang akan dilelangkan diberi nilai 0.
b) Sisa Kemampuan Keuangan (SKK), Nilai 5.
SKK dihitung dengan rumus :
SKK = KK – (NK-Prestasi)
Page 24
KK = Fp x MK
MK = Fl x KB
KB = (a+b+c) – (d+e), diambil dari neraca.
Dimana :
KK : Kemampuan Keuangan
Fp : Faktor Perputaran Modal
Fp : 6 untuk Penyedia Jasa usaha kecil.
Fp : 8 untuk Penyedia Jasa bukan usaha kecil.
MK : Modal Kerja (minimum 10%)
KB : Kekayaaan Bersih.
a : Aktiva Lancar
b : Aktiva Tetap
c : Aktiva Lainnya
d : Utang Jangka Pendek
e : Utang Jangka Panjang
Fl : Faktor Likuiditas
Fl : 0,3 untuk Penyedia Jasa usaha kecil
Fl : 0,8 untuk Penyedia Jasa bukan usaha kecil
NK : Nilai Kontrak dalam pelaksanaan
Prestasi : Nilai Pekerjaan yang sudah dilaksanakan
NP : Nilai Paket yang akan dilelangkan
Penilaian :
Bila Nilai Paket (NP) sebesar X, maka;
Jika SKK > X diberi nilai 5, Jika 0,5 X < SKK < 0,9 diberi nilai 2,5, SKK <
0,5 X diberi nilai 0.
2) Penilaian Kemampuan Teknis, Nilai 90.
Penilaian/Evaluasi Teknis dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi persyaratan
administrasi, meliputi Pengalaman Perusahaan; Metoda Pelaksanaan; Kemampuan Teknis;
Syarat Teknis lainnya.
a) Pengalaman Perusahaan, Nilai 10.
Penilaian pengalaman perusahaan terdiri atas penilaian bidang pekerjaan,
besarnya nilai kontrak, dan status Penyedia Jasa.
Page 25
(1) Bidang Pekerjaan. Nilai maksimal 5. Data diambil dari Formulir Isian Kualifikasi
(a) Berpengalaman yang bidang dan sub bidangnya sama dengan pekerjaan yang akan
dilelangkan min 3 kali mendapat bobot nilai 100%
(b) Berpengalaman di bidang sama dan sub bedang berbeda, tetapi sejenis atau berkaitan min 3
kali sebagaimana yang akan dilelangkan medapat nilai bobot 50%
(c) Pengalaman berbeda dengan pekerjaan yang akan dilelangkan tidak mendapat nilai.
(2) Penilaian besarnya nilai kontrak. Nilai maksimum 2,5. Data di ambil dari Formulir Isian
Kualifikasi. Bila pekerjaan yang akan dilelangkan nilainya sebesar X, maka untuk :
(a) Nilai Kontrak > X, mendapat bobot nilai 100%.
Page 26
(b) 0.5 X < Nilai Kontrak < X, mendapat bobot nilai 50%.
(c) Nilai Kontrak < 0.5 X tidak dinilai.
(3) Status Penyedia Jasa. Nilai maksimum 2,5. Data di ambil dari Formulir Isian Kualifikasi.
(a) Sebagai Penyedia Jasa utama/lead firm joint operasition (JO) mendapat bobot nilai 100%
(b) Sebagai sub Penyedia Jasa/anggota joint operation (JO) mendapat bobot nilai 30%.
b) Penilaian Metode Pelaksanaan, bobot nilai 50.
(1) Metode kerja Pelaksanaan pekerjaan meliputi; Analisa pekerjaan, kesesuaian urutan,
ketepatan menyusun pekerjaan dan penggunaan material serta tenaga kerja, struktur
organisasi pelaksanaan (Nilai 20).
(2) Kesesuaian Spesifikasi Teknis, meliputi spesifikasi teknis yang meliputi bahan/material untuk
pekerjaan Struktur, Interior/Eksterior dan M/E termasuk brosur bahan dan alat yang akan
digunakan (Nilai 10).
(3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan, meliputi Time Schedule, S-Curve, Network Planning
termasuk progres pekerjaan harian, mingguan, bulanan, Laporan Akhir, dan Shop Drawing
(Nilai 20).
c) Penilaian Kemampuan Teknis, Nilai 25.
Penilaian dilakukan atas 3 unsur, yaitu Personil, Peralatan dan Manajemen
Mutu.
(1) Penilaian Personil. Nilai 15.
Untuk Kegiatan Pembangunan Mess Lemhannas RI ini, Personil/Tenaga
Inti Minimal yang diperlukan adalah :
(a) Project Manager, satu orang berpendidikan minimal Sarjana (S1)
Teknik Sipil/Arsitektur/setara, pengalaman minimal 15 (lima belas)
Tahun atau minimum pernah menangani 5 proyek pekerjaan sejenis.
Mempunyai SKA yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan
riwayat hidup. Nilai 1 org x 3 = 3.
(b) Site Manager, satu orang berpendidikan minimal S1 Teknik Sipil/
Arsitek atau setara, pengalaman minimal 10 Tahun atau minimum
pernah menangani 5 (lima) proyek pekerjaan sejenis. Mempunyai
SKA yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup.
Nilai 1 orang x 2 = 2
Page 27
(c) Tenaga Ahli Arsitektur, satu orang berpendidikan minimal S1 Teknik
Arsitektur atau setara, pengalaman minimal 10 Tahun atau minimum
pernah menangani 5 proyek pekerjaan sejenis. Mempunyai SKA
yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 1
orang x 2 = 2
(d) Tenaga Ahli Mekanikal satu orang berpendidikan minimal S1 Teknik
Mesin atau setara, pengalaman minimal 5 Tahun atau minimum
pernah menangani 3 proyek. Mempunyai SKA yang dibuktikan
dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 1 orang x 2 = 2
(e) Tenaga Ahli Elektrikal, satu orang berpendidikan minimal S1 Teknik
Elektronik atau setara, pengalaman minimal 5 Tahun atau
Page 28
minimum pernah menangani 3 proyek. Mempunyai SKA yang dibuktikan
dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 1 orang x 2 = 2
(f) Asisten Tenaga Ahli Sipil/Struktur, 3 (tiga) orang berpendidikan
minimal S1/D3 Teknik Sipil, pengalaman minimal 3-5 Tahun atau
minimum pernah menangani 2 proyek. Mempunyai SKA/SKT yang
dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 3 orang
x 0,5 = 1,5
(g) Asisten Tenaga Ahli Arsitektur, 2 (dua) orang berpendidikan
minimal S1/D3 Teknik Arsitektur, pengalaman minimal 3-5 Tahun
atau minimum pernah menangani 2 proyek. Mempunyai SKA/SKT
yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 2
orang x 0,5 = 1.
(h) Asisten Tenaga Ahli Mekenikal/Elektrikal, 2 (dua) orang
berpendidikan minimal S1/D3 Teknik Mesin/Elektro, pengalaman
minimal 3 Tahun atau minimum pernah menangani 2 proyek.
Mempunyai SKA/SKT yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan
riwayat hidup. Nilai 2 orang x 0,5 = 1.
(j) Asisten Tenaga Ahli Bidang Geodesi, satu orang berpendidikan
minimal S1/D3 Teknik Geodesi, pengalaman minimal 3-5 Tahun
atau minimum pernah menangani 2 proyek. Mempunyai SKA/SKT
yang dibuktikan dengan ijazah, sertifikat, dan riwayat hidup. Nilai 1
orang x 0,5 = 0,5.
(k) Tenaga Administrasi, 2 orang berpendidikan minimal D3/SLTA atau
yang sederajat, bisa mengoperasionalkan Komputer.
Catatan :
Tenaga Ahli dan Tenaga Trampil yang disediakan oleh Penyedia Jasa
harus memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) dan Asisten Tenaga Ahli harus
mempunyai Sertifikat Ketrampilan (SKT). Bagi yang tidak memiliki
SKA/SKT tidak dinilai.
(2) Penilaian Peralatan, nilai 5.
Peralatan yang dinilai hanya yang kondisinya tidak kurang dari 70%.
Kepemilikan peralatan dinilai sebagai berikut;
Page 29
(a) Milik sendiri dengan bukti, mendapat bobot nilai 100%.
(b) Sewa beli dengan bukti, mendapat bobot nilai 100%.
(c) Sewa jangka panjang dengan bukti, mendapat bobot nilai 50%.
(d) Sewa jangka pendek dengan bukti mendapat bobot nilai 30%.
(e) Untuk milik sendiri, sewa beli, dan sewa yang tidak disertai bukti, tidak di nilai atau 0.
Kebutuhan peralatan minimum yang harus dimiliki oleh Peserta Lelang
untuk pekerjaan Pembangunan Mess Lemhannas RI ini, adalah :
. Lift Material Crane/Tower Crane;
. Bar Bender dan bar Cutter;
. Mesin Las Listrik;
. Scafolding minimal 900 set;
Page 30
. Dump Truck;
. Mobil Pick up Bak Terbuka;
. Pompa Air Summersible;
. Planner Machine;
. Portable Chainsow (Gergaji Mesin Meja);
. Pipe Bender;
. Alat Snei;
. Plat Baja Tebal 1”
. Teodolit;
. Boor listrik;
. Hammer Drill;
. Commisioning Test Equipment (Merger Test/Groundig Test).
. Ram Test;
. Handy Tolky (HT);
. Concrete Grouting Machine.
. (3) Manajemen Mutu. Nilai maksimum 5
Untuk Penyedia Jasa yang menyampaikan program mutu diberi nilai 5,
bagi yang tidak menyampaikan, dinilai 0.
d) Penilaian Syarat Teknis Lainnya, nilai maksimal 5.
Syarat Teknis lainnya yang diberikan penilaian adalah meliputi :
(1) Workshop Milik Sendiri; diberi dengan bukti nilai 3, Sewa/Kerjasama dengan bukti diberi
Nilai 2.
(2) Sertifikat Manajemen Mutu ISO 9001, diberi nilai 0,5.
(3) Sertifikat Manajemen K3 OHSAS 18001, diberi nilai 0,5.
(4) Sertifikat Audit Sistem Manajemen K3, diberi nilai 0,5.
(5) Sertifikat Manajemen Lingkungan ISO 14001, diberi nilai 0,5.
Nilai Teknis = Nilai Kemampuan Keuangan + Nilai Kemampuan Teknis.
e) Nilai Ambang Batas Lulus (passing grade)
1) Nilai Ambang Batas Lulus Teknis untuk Pelelangan Pembangunan Mess Lemhannas RI
adalah adalah 75.
2) Peserta Lelang yang dinyatakan Lulus Teknis adalah yang mempunyai Nilai Ambang Batas
Lulus minimal 75, Nilai Teknis dibawah 75 dinyatakan gugur atau tidak memenuhi syarat
teknis dan tidak dilanjutkan pada penilaian selanjutnya.
Page 31
f) Penilaian Sisa Kepampuan Paket (SKP)
Bagi Peserta Lelang yang telah memenuhi passing grade, masih harus dinilai
Sisa Kemapuan Paket (SKP); SKP untuk Penyedia Jasa Non Kecil adalah 8,
jika SKP > 0, dilanjutkan pada penilaian selanjutnya dan jika SKP = 0 maka
Peserta Lelang dinyatakan gugur dan tidak dilanjutkan dengan penilaian
selanjutnya.
c. Penilaian Penawaran Harga.
Penilaian Penawaran Harga, dengan bobot 20%.
Page 32
Dalam Metode Evaluasi Sistem Nilai (merit point system), Penawaran dengan harga
terendah belum tentu menjadi pemenang lelang. Skor evaluasi harga dihitung
proporsional dengan rumus :
HPT
Nilai Harga = --------- X 100
(HP) X
(HP) X = Harga Penawaran Peserta Lelang yang dinilai.
HPT = Harga Penawaran Peserta Lelang Terendah.
d. Nilai Akhir = (Nilai Penawaran Teknis X Bobot Teknis) + (Nilai Penawaran Harga X Bobot
Penawaran Harga).
e. Pembuktian Kualifikasi.
1) Terhadap 3 (tiga) peserta lelang yang memperoleh nilai akhir (gabungan) urutan 1, 2 dan 3
akan diusulkan sebagai calon pemenang dengan terlebih dahulu dilakukan klarifikasi
Kualifikasi dengan meminta rekaman asli atau dokumen asli yang sah dan bila diperlukan
dilakukan konfirmasi dengan instansi terkait serta Klarifikasi dan Koreksi Aritmatika
terhadap Harga Penawaran dihadapkan dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang dibuat
oleh Panitia.
2) Apabila dalam pembuktian kualifikasi ditemui hal-hal yang tidak benar/palsu, maka
Penyedia Jasa dinyatakan gugur dan dikenakan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam
daftar hitam perusahaan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun dan sanksi perdata dan pidana
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 14
Penetapan dan Pengumuman Pemenang
1.
2. Penetapan pemenang lelang. Berdasarkan hasil evaluasi teknis dan harga, Panitia
mengajukan/mengusulkan 3 (tiga) Peserta Lelang yang mempunyai rangking perolehan
nilai tertinggi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Lemhannas RI sebagai Calon
Pemenang Lelang dan Pemenang Cadangan. Laporan/usulan calon pemenang lelang dan
calon pemenang cadangan disertai dengan penjelasan atau keterangan lain yang dianggap
perlu sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Berdasarkan usulan
Page 33
Panitia Pengadaan, Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan Pemenang dan Pemenang
cadangan dengan Surat Penetapan Pemenang Lelang dan Pemenang Cadangan.
3. Pengumuman Pemenang Lelang. Pemenang Lelang akan diumumkan oleh Panitia
Pengadaan kepada seluruh Peserta Lelang selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak
tanggal ditatapkan Pemenang Lelang oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Pasal 15
Sanggahan
1. Peserta Lelang yang merasa dirugikan, baik secara sendiri maupun bersama-sama peserta
lainnya, dapat mengajukan surat sanggahan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
Lemhannas RI, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta Pusat.
2. Sanggahan diajukan apabila telah terjadi penyimpangan prosedur yang merugikan Negara
dan/atau masyarakat, seperti :
Page 34
a. Panitia Pengadaan dan/atau pejabat yang berwenang menyalahgunakan wewenang-nya;
b. Pelaksanaan lelang telah menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam
dokumen pemilihan penyedia barang/jasa;
c. Terdapat unsur KKN di antara Peserta Lelang;
d. Terjadi praktek KKN antara Peserta Lelang dengan anggota panitia dan/atau pejabat yang
berwenang lainnya;
e. Terdapat rekayasa pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan pelelangan tidak adil, tidak
transparan dan tidak terjadi persaingan yang sehat.
3. Waktu sanggahan selama 5 (lima) hari kerja terhitung 1 (satu) hari setelah tanggal
pengumuman Pemenang Lelang.
4. Apabila Peserta Lelang tidak puas terhadap jawaban Pejabat Pembuat Komitmen
sebagaimana dimaksud dalam ayat 3, maka dapat mengajukan surat sanggahan banding.
5. Surat sanggahan banding disampaikan kepada Gubernur Lemhannas RI, Jl. Medan
Merdeka Selatan No. 10 Jakarta selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya
jawaban atas sanggahan tersebut.
6. Gubernur Lemhannas RI akan memberikan jawaban selambat-lambatnya 15 (lima belas)
hari kerja sejak surat sanggahan banding diterima.
7. Proses pemilihan penyedia barang/jasa tetap dilanjutkan tanpa menunggu jawaban atas
sanggahan banding.
8. Apabila sanggahan banding ternyata benar, maka proses pemilihan penyedia barang/jasa
dievaluasi kembali atau dilakukan proses pemilihan ulang, atau dilakukan pembatalan
kontrak.
Pasal 16
Pelelangan Gagal dan Pelelangan Ulang
1. Pelelangan dinyatakan gagal apabila :
a. Penyedia Jasa yang tercantum dalam daftar calon peserta lelang kurang dari 3 (tiga); atau
b. Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga); atau
c. Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat sesuai ketentuan dokumen lelang; atau
d. Semua harga penawaran di atas pagu dana yang tersedia; atau
e. Sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam dokumen lelang
ternyata benar; atau
Page 35
f. Sanggahan dari peserta lelang atas terjadinya KKN dari pemenang lelang urutan 1, 2 dan 3
ternyata benar; atau
g. Pemenang lelang urutan 1, 2, dan 3 mengundurkan diri dan tidak bersedia ditunjuk; atau
h. Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen lelang atau prosedur yang
berlaku; atau
i. Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN dalam pelaksanaan lelang ternyata benar.
Page 36
2. Pelelangan Ulang
Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan
pelelangan ulang dengan prosedur :
a. Terhadap pelelangan yang gagal karena tersebut butir 1.a., dan/atau 1.b., dan/atau 1.e.
dilakukan pelelangan ulang, dengan cara mengumumkan kembali dan mengundang calon
peserta lelang yang baru selain calon peserta lelang yang telah masuk dalam daftar calon
peserta lelang;
b. Terhadap pelelangan yang gagal karena tersebut butir 1.c., dan/atau 1.d., dan/atau 1.h.
dilakukan pelelangan ulang, dengan cara mengundang ulang semua peserta lelang yang
tercantum dalam daftar calon peserta lelang yang mengajukan penawaran ulang secara
lengkap (administrasi, teknis dan harga). Bilamana dianggap perlu, Panitia Pengadaan
melakukan pelelangan ulang dengan mengundang calon peserta lelang yang baru.
c. Terhadap pelelangan yang gagal karena tersebut pada butir 1.f. dan 1.i., dilakukan sebagai
berikut :
1) Apabila Panitia Pengadaan tidak terbukti terlibat KKN, Panitia Pengadaan mengundang
ulang semua peserta lelang yang tercantum dalam daftar calon Penyedia Jasa untuk
mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis dan harga). Bilamana
dianggap perlu Panitia Pengadaan melakukan pelelangan ulang dengan mengundang calon
peserta lelang yang baru. Panitia Pengadaan dilarang mengundang peserta yang terlibat KKN;
atau
2) Apabila Panitia Pengadaan terbukti terlibat KKN, maka dibentuk Panitia Pengadaan baru
untuk melakukan pelelangan ulang. Panitia Pengadaan baru dilarang mengikutsertakan
peserta lelang yang terbukti terlibat KKN;
d. Terhadap pelelangan yang gagal karena tersebut pada butir 1.g., dilakukan pelelangan
ulang dengan cara sebagai berikut :
1) Mengundang peserta yang memenuhi syarat untuk menyampaikan penawaran harga yang
baru apabila peserta lelang yang memenuhi syarat sama dengan atau lebih dari 3 (tiga)
peserta (tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri);
2) Mengumumkan kembali/mengundang peserta lelang yang baru dan lama yang memenuhi
syarat untuk mengajukan penawarannya apabila peserta yang memenuhi syarat kurang dari 3
(tiga) peserta (tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri).
e. Apabila dalam pelelangan ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga) :
Page 37
1) Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 2 (dua), maka proses pemilihan
dilanjutkan seperti pada proses pemilihan langsung;
2) Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 1 (satu), maka proses pemilihan
dilanjutkan seperti pada proses penunjukan langsung.
f. Dalam hal Pejabat Pembuat Komitmen atau Panitia Pengadaan menemukan indikasi kuat
adanya KKN di antara Penyedia Jasa, maka :
1) Panitia Pengadaan meneliti kewajaran penawaran dengan cara memeriksa koefisien dan
harga satuan dasar upah, bahan, dan alat dan membandingkan dengan harga satuan pekerjaan
sejenis terdekat;
2) Memeriksa dokumentasi yang mendukung adanya KKN;
Page 38
3) Apabila hasil penelitian pada butir 1) dan 2) mengarah kepada terjadinya KKN, maka
Pejabat Pembuat Komitmen wajib menghentikan proses pelelangan untuk diperiksa instansi
yang berwenang.
g. Apabila dalam pelaksanaan pelelangan ulang terjadi KKN, maka Pejabat Pembuat
Komitmen wajib menghentikan proses pelelangan dan pejabat yang berwenang mengusulkan
pemindahan alokasi dana untuk pekerjaan lainnya.
Pasal 17
Harga Borongan
Harga borongan adalah penawaran yang telah disepakati oleh Pejabat Pembuat Komitmen
dengan Pemborong yang sudah termasuk seluruh pajak dan kewajiban lain yang harus
dibayarkan oleh Pemborong.
Pasal 18
Resiko dan Keamanan
1. Segala resiko kebakaran, pencurian dan lain-lain, ditempat pekerjaan atas segala bahan,
alat-alat dan lain-lain menjadi tanggungjawab Pemborong.
2. Pemborong harus mengadakan penjagaan, pengamanan dan sebagainya ditempat
pekerjaan selama pekerjaan berlangsung
BAB III
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
Page 39
Pasal 19
Surat Penunjukan Penyedia Jasa/Kontrak/SPMK
1. Setelah berakhirnya masa sanggah dan/atau sanggahan dari peserta lelang sudah dijawab
dan tidak terbukti, maka Pejabat Pembuat Komitmen akan segera mengeluarkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) kepada Pemenang Lelang.
2. Surat Perjanjian/Kontrak yang merupakan Ikatan antara Pemberi Tugas dan Pemborong
sebagai yang menerima tugas untuk melaksanakan pekerjaan tersebut berupa Surat
Perjanjian Pemborongan Pekerjaan akan segera dibuat dan ditandatangani paling lambat
14 (empat belas) hari kerja setelah dikeluarkannya Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa dan dibuat rangkap 4 (empat).
3. SPMK dikeluarkan setelah selesai penanda tanganan kontrak, paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja setelah dikeluarkannya SPMK, Pemborong harus sudah mulai bekerja.
4. Biaya yang ditimbulkan akibat dibuatnya Surat Perjanjian Pemborongan, pajak-pajak dan
biaya lain dalam bentuk apapun yang berlaku saat penanda-tanganan kontrak maupun
yang berlaku sesudahnya saat pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor/Pemborong.
Pasal 20
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 105 (seratus lima) hari kalender terhitung
sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pemberi Tugas.
2. Pelaksanaan pekerjaan harus dimulai selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan oleh Pemberi Tugas.
3. Jika dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah waktu yang ditentukan, Pemborong belum juga
memulai/melaksanakan pekerjaan, maka Pemborong akan menerima surat teguran
pertama dari Pemberi Tugas.
4. Apabila 3 (tiga) hari berikutnya pekerjaan belum juga dimulai/dilaksanakan, maka
Pemborong akan menerima surat teguran kedua, bila pada hari ke-14 (empat belas)
pekerjaan belum juga dilaksanakan/dimulai, Pemberi Tugas mempunyai kekuatan penuh
untuk membatalkan pelaksanaan pekerjaan tanpa ada tuntutan apapun dari Pemborong
yang telah ditunjuk sebagai pemenang.
5. Apabila pekerjaan telah berjalan, tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan sangat menyim-
pang dari jadwal pekerjaan dan kontrak/RKS, maka pemutusan kontrak secara sepihak
akan dilakukan agar tidak merugikan pada Pemberi Tugas.
Page 40
6. Pemutusan kontrak secara sepihak itu dilakukan setelah 3 (tiga) kali teguran selang 3
(tiga) hari tanpa ada penjelasan. Semua biaya/kerugian akibat pemutusan hubungan kerja
menjadi tanggung jawab Pemborong. Pemberi Tugas secara sepihak mempunyai
kekuasaan penuh membatalkan surat penunjukan pelaksanaan pekerjaan yang telah
dikeluarkan.
Pasal 21
Jangka Waktu Pemeliharaan
1. Jangka waktu Pemeliharaan pekerjaan yang tersebut dalam pasal 20 di atas adalah selama
1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal Serah Terima I.
2. Jika dalam waktu pemeliharaan masih terdapat kerusakan, kekurangan pelaksanaan
pekerjaan atau diketahui bahwa hasil pekerjaan tidak sesuai dengan yang terdapat
Page 41
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Teknis, hal tersebut masih menjadi
tanggungjawab Pemborong dan harus segera diselesaikan.
3. Bila dalam jangka waktu tersebut Pemborong tidak melaksanakan pekerjaan perbaikan
seperti tertuang dalam RKS, Pemberi Tugas dapat menunjuk Pihak Ketiga (Pemborong Lain)
untuk melaksanakan pekerjaan yang harus diselesaikan tersebut dan biayanya menjadi
tanggung jawab Pemborong semula.
Pasal 22
Perpanjangan Waktu Kontrak
1. Permintaan perpanjangan waktu yang disebabkan oleh kelalaian Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan sehingga mengakibatkan kelambatan penyelesaian pekerjaan,
tidak dapat dipenuhi.
2. Pada peristiwa dihentikannya suatu bagian/keseluruhan pekerjaan oleh Direksi Lapangan
sebagai akibat kelalaian Pemborong sendiri, tidak dapat diperhitungkan sebagai
perpanjangan waktu.
3. Apabila permintaan perpanjangan waktu dalam batas-batas yang wajar dan dapat
dipertanggung jawabkan, dengan alasan yang rasional maka akan dipertimbangkan.
4. Pengunduran waktu karena adanya Keadaan Kahar, harus dengan keterangan dari instansi
yang berwenang.
5. Permohonan perpanjangan waktu diajukan secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender sebelum waktu penyerahan pertama tiba, dengan disertai alasan-alasannya.
6. Perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan hanya akan diberikan 1 (satu) kali
perpanjangan saja.
Pasal 23
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud adalah “Pembangunan Mess Lemhannas RI”, meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Bongkaran.
3. Pekerjaan Struktur.
4. Pekerjaan Arsitektur.
5. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal.
Pasal 24
Page 42
A s u r a n s i
1. Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala klaim, tuntutan dan/atau gugatan yang
diajukan oleh buruh/tenaga kerja, Pemborong, agen-agennya, supliernya dan/atau pihak
ketiga yang berhubungan dengan Pemborong sehubungan dengan kecelakaan kerja yang
terjadi dan/atau kerugian-kerugian lainnya atas buruh/tenaga kerja Pemborong, supplier-
suppliernya dan/atau pihak ketiga yang berhubungan dengan ini membebaskan Pemberi
Tugas dari segala klaim, dan/atau gugatan. Demikian juga Pemborong akan
membebaskan Pemberi Tugas dari segala klaim, tuntutan dan/atau gugatan yang diajukan
dari pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang disebabkan karena
kesalahan atau kelalaian Pemborong, Kontraktor spesialis, tenaga kerja/buruhnya, agen-
agennya, supplier-suppliernya, serta pihak-pihak yang ada hubungannya dengan
pelaksanaan pekerjaan.
2. Perusahaan Asuransi yang dipakai harus perusahaan asuransi yang disetujui oleh Pemberi
Tugas dan Direksi, polis asuransi yang ditutup harus atas nama bersama dan
Page 43
mempunyai pasal-pasal “cross liability” antara Pemberi Tugas dan Pemborong, dengan
menempatkan pihak Pemberi Tugas sebagai “The Exclusive Loss Payee” dalam Polis
Asuransi.
3. Asuransi terhadap pekerjaan harus ditutup dengan polis asuransi “Contruction’s All Risk”
(CAR), termasuk di dalamnya hal-hal yang disebabkan oleh kebakaran, angin ribut, banjir,
kebocoran pipa atau tanki air, kejatuhan benda-benda dari udara dan huru hara.
4. Asuransi tersebut harus mencakup segala kerugian yang ditimbulkan terhadap pekerjaan
yang telah dan belum selesai, bahan-bahan, barang-barang dan material-material yang telah
dikirim ke lapangan (tempat pekerjaan atau lokasi proyek) maupun yang sedang dalam
perjalanan ketempat pekerjaan atau lokasi proyek. Nilai yang diasuransikan sedikitnya sama
dengan harga kontrak ditambah 10% untuk menutup biaya-biaya konsultan dan pembersihan
puing (debris removal) yang diakibatkan dari suatu kejadian/bencana maupun pembersihan
pada akhir proyek.
5. Polis Contruction’s All Risk tersebut harus juga mencakup tanggung jawab hukum
terhadap pihak ketiga (Third Party Liability) dengan jumlah tanggungan atas manusia dan
barang yang ditutup pada perusahaan asuransi yang sama.
6. Asuransi Tenaga Kerja harus ditutup sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7. Pemborong diwajibkan menyerahkan foto kopi dari polis asuransi dan kwitansi-kwitansi
pembayaran premi asuransi-asuransi tersebut di atas kepada Pemberi Tugas dan bila sewaktu-
waktu diminta oleh Pemberi Tugas, maka Pemborong dan/atau Kontraktor spesialis harus
mampu menunjukkan asli dari polis dan kwitansi-kwitansi pembayaran premi asuransi
tersebut. Dalam hal apapun juga tidak menutup asuransi-asuransi tersebut di atas atau tidak
membuat perubahan dan atau pembaharuan terhadap polis asuransi pada saat diperlukan,
sedangkan hasil pekerjaan belum diserah terimakan kepada Pemberi Tugas untuk kedua
kalinya, maka Pemberi Tugas berhak mengasuransikan segala sesuatunya kepada perusahaan
asuransi, dimana pembayaran premi atas polis asuransi tersebut akan dipotong dari harga
borongan masing-masing pekerjaan yang seharusnya dibayarkan kepada Pemborong dan/atau
Kontraktor spesialis oleh Pemberi Tugas. Dan setelah itu Pemberi Tugas akan menyerahkan
polis asuransi tersebut berikut kwitansi pembayaran premi asuransi kepada Pemborong.
8. Asuransi yang ditutup harus berlaku untuk jangka waktu selama kontrak ditambah masa
pemeliharaan sebagaimana ditentukan.
9. Segala Polis Asuransi tersebut di atas, diserahkan sebelum Kontrak Perjanjian Pekerjaan
ditandatangani.
Page 44
Pasal 25
Pembayaran
Pembayaran dilaksanakan :
1. Pembayaran dilaksanakan melalui KPPN Jakarta I sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
atas beban APBN-P yang tertuang dalam Revisi ke-4 tanggal 12 Juli 2010 DIPA
Lemhannas RI Tahun 2010 Nomor : 0001/064.01.1/--/2010 tanggal 31 Desember 2009,.
2. Cara pembayaran akan ditentukan/dijelaskan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
Pasal 26
Pekerjaan Tambah dan Kurang
1. Pelaksanaan pekerjaan tambah dan kurang baru dapat dilaksanakan oleh Pemborong
setelah diberikan perintah tertulis dari Pemberi Tugas dan dituangkan dalam Addendum
Kontrak.
Page 45
1. Untuk mendapatkan ijin tertulis dari Pemberi Tugas, Pemborong diwajibkan untuk segera
memberitahukan biaya pekerjaan tambah/kurang tersebut berdasarkan Daftar Harga
Satuan pekerjaan yang dilampirkan Pemborong dalam surat penawaran. Apabila tidak
terdapat harga satuannya, maka diadakan negosiasi. Pembayaran pekerjaan
tambah/kurang diperhitungkan pada saat pembayaran pekerjaan yang terakhir.
Pasal 27
Kenaikan Harga dan Keadaan Kahar
1. Kenaikan Harga :
a. Apabila selama dalam waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kenaikan harga adalah menjadi
tanggungjawab Pemborong dan tidak akan diadakan peninjauan serta perhitungan biaya lagi.
b. Dalam pengajuan penawaran harga Pemborong dianggap sudah memperhitungkan faktor-
faktor yang bisa berubah hingga pekerjaan tersebut selesai.
2. Force Majeure :
a. Yang dimaksud force majeure adalah sesuatu akibat dari kejadian diluar kemampuan pihak
Pemborong baik langsung maupun tidak langsung antara lain:
1) Karena Gempa Bumi, Angin Topan, Petir, Banjir, Sabotase, Kebakaran dan huru-hara yang
dapat mempengaruhi langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan.
2) Karena tindakan Pemerintah dalam bidang moneter yang dapat berpengaruh langsung kepada
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Peristiwa yang diluar kemampuan Pemborong tersebut harus mendapat pengakuan
dari pihak yang berwenang.
b. Pemborong dalam waktu paling lambat 3 x 24 jam wajib melaporkan secara tertulis
kejadian yang bisa dikatagorikan sebagai Force Majeure kepada Pemberi Tugas dan disertai
surat pengesahan dari instansi yang berwenang. Jika waktu ini dilampaui tanpa alasan yang
rasional maka Pemborong akan kehilangan hak untuk mengklaim atas kejadian-kejadian yang
bisa dikatagorikan sebagai Force Majeure.
Pasal 28
Sanksi-Sanksi Denda dan Klaim
1. Kelambatan penyerahan pekerjaan :
a. Apabila Pemborong terlambat menyerahkan pekerjaan karena pekerjaan belum selesai
seluruhnya pada waktu yang telah ditentukan, maka Pemborong tersebut dikenakan denda
Page 46
10/00 (satu permil) dari nilai kontrak untuk setiap hari kelambatan dan maksimal 5% (lima
persen) dari nilai kontrak.
b. Pelaksanaan pembayaran denda ini akan diperhitungkan dan dilaksanakan pada saat
penyerahan pertama (tahap pekerjaan 100% dan tahap pembayaran 95%).
c. Apabila jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tidak dapat dipenuhi dan diperlukan
perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan, maka biaya yang timbul sehubungan
pengawasan yang dilaksanakan Konsultan Pengawas menjadi tanggung-jawab Pemborong
berdasarkan perhitungan Billing Rate sesuai Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
22/SE/M/2007 tanggal 12 Desember 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) Paket Pekerjaan Jasa Konsultansi atau sesuai Harga Pasar yang berlaku.
Page 47
2. Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak.
a. Sanksi selama masa pemeliharaan.
Jangka waktu masa pemeliharaan selama 1 (satu) tahun sejak penyerahan pertama.
Selama masa pemeliharaan Pemborong wajib merawat dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang timbul selama masa pemeliharaan.
b. Denda :
1) Jika dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dilampaui dengan alasan yang tidak bisa
diterima oleh Pemberi Tugas, maka Pemborong dikenakan denda sebesar 1‰ (satu permil)
dari harga borongan per hari kelambatan.
2) Apabila Pemborong belum dapat menyerahkan Pekerjaan tersebut dalam waktu 15 (lima
belas) hari kelambatan maka Pemberi Tugas berhak membatalkan perjanjian pekerjaan
(Kontrak). Perhitungan dan pembayaran nilai hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan
didasarkan atas hasil penilaian tim khusus yang diangkat oleh Pemberi Tugas.
3) Segala cacat yang tersembunyi baik secara hukum dan secara fisik menjadi tanggung
jawab Pemborong.
3. Klaim.
Klaim kenaikan harga upah dan atau bahan tidak diperkenankan, kecuali ada peraturan
pemerintah di bidang moneter yang mendukung.
Pasal 29
Penyerahan Pekerjaan
1. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan seluruhnya oleh Pemborong selambat-
lambatnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, Pemborong diwajibkan
menyerahkan hasil pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas dengan Berita Acara Serah
Terima Hasil Pekerjaan I (Pertama) dan menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
dari nilai kontrak.
2. Setelah jangka waktu masa pemeliharaan selama 1 (satu) tahun, Pemborong diwajibkan
menyerahkan pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas dengan Berita Acara Serah
Terima Hasil Pekerjaan II (Kedua) berupa pemeliharaan pekerjaan.
Pasal 30
Uraian/Penjelasan Umum tentang Tata Tertib Pelaksanaan
Page 48
1. Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan setiap
ada perbedaan ukuran untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali bagi
Pemborong memperbaiki sendiri perbedaan tersebut di atas. Akibat-akibat dari kelalaian
Pemborong dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
2. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan RKS beserta
lampirannya di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh Pemberi
Tugas/Pengawas Pekerjaan.
3. Atas perintah Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan, kepada Pemborong dapat dimintakan
atau membuat penjelasan dan perincian bagian-bagian khusus, semuanya atas beban
Pemborong. Penjelasan tersebut setelah disetujui oleh Pemberi Tugas/Pengawas
Pekerjaan secara tertulis akhirnya menjadi pelengkap dari pelaksanaan pekerjaan.
Page 49
1. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya maupun yang sedang dilaksanakan,
Pemborong diwajibkan berhubungan dengan Pengawas Pekerjaan, untuk ikut
menyaksikan sejauh tidak ada ketentuan lain, guna mendapatkan pengesahan/
persetujuannya.
2. Setiap usul perubahan dari Pemborong ataupun persetujuan pengesahan dari Pengawas
Pekerjaan dan Pemberi Tugas dianggap berlaku sah serta mengikat jika dilakukan secara
tertulis.
Pasal 31
Pengawasan dan Pemeriksaan Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pemborong harus menyerahkan Rencana Kerja yang terperinci antara lain berisi :
a. Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan masing-masing pekerjaan.
b. Tanggal yang diusulkan untuk rnemperoleh bahan/peralatan.
c. Jam kerja yang diusulkan untuk bekerja.
d. Dan lain-lain yang harus diperinci.
2. Pemberi Tugas berhak melakukan pengawasan/tegoran terhadap pelaksanaan pekerjaan.
3. Penilaian atas barang-barang yang dipesan/dikirim akan dilakukan oleh Konsultan
Pengawas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja.
4. Pemborong diwajibkan terlebih dahulu mangajukan pemberitahuan kepada Kepala Satuan
Kerja mengenai barang yang akan dikirim untuk diperiksa terlebih dahulu.
5. Bagian-bagian Pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi tidak cocok dengan contoh yang
telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Konsultan Pengawas, barang tersebut
akan ditolak dan segala kerugian menjadi tanggungjawab Pemborong.
6. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Direksi Lapangan atau
Konsultan Pengawas.
7. Direksi Lapangan berhak pada setiap waktu yang dianggap perlu tanpa memberi tahukan
sebelumnya, untuk mengadakan inspeksi/pemeriksaan kepada Kontraktor atau Sub-
Kontraktor :
a. Terhadap jenis pekerjaan yang dipersiapkan di dalam atau diluar site.
b. Terhadap gudang penyimpanan bahan-bahan.
c. Terhadap pengolahan material maupun sumber-sumbernya.
Page 50
8. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tapi luput dari pengawasan Direksi
Lapangan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong, pekerjaan tersebut jika diperlukan
harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pemeriksaan.
9. Jika diperlukan pengawasan oleh Direksi/Direksi Lapangan di luar jam-jam kerja, maka
segala biaya untuk itu menjadi beban Pemborong. Permintaan Pemborong tersebut harus
dengan surat disampaikan kepada Direksi Lapangan. Dan Direksi Lapangan di dalam
jawabannya akan memberitahukan besarnya biaya, setelah ada persetujuan
Direksi/Direksi Lapangan.
10. Ditempat pekerjaan, Direksi/Direksi Lapangan menempatkan petugas-petugas bagian
pengawasan dengan jam kerja sesuai dengan aturan Depnaker.
Page 51
1. Apabila Pemborong akan bekerja lembur dimana item pekerjaan tersebut diperlukan
Konsultan Pengawas, maka Pemborong harus memberitahukan satu hari sebelumnya dan
biaya tersebut termasuk biaya lembur Direksi Lapangan menjadi tanggung jawab
Pemborong. Atas dasar perhitungan untuk seorang Project Engineer dan 2 orang
Inspektur, biaya lembur Direksi Lapangan sesuai dengan Billing Rate yang berlaku.
Untuk kerja lembur pada malam hari dan pada hari-hari libur, Pemborong dikenakan
tambahan 100%.
Pasal 32
Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan dan Barang
1. Ketentuan Umum :
a. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang, maka ini
dimaksudkan menunjukkan standard minimal mutu/kualitas bahan dan barang yang
digunakan.
b. Setiap barang dan bahan yang akan digunakan harus disampaikan/ditunjukkan kepada
Pengawas Pekerjaan oleh Pemborong untuk mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
Waktu penyampaiannya dilaksanakan sebelum pekerjaan dimulai.
c. Setiap usulan penggunaan nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus
mendapat rekomendasi dari Pemberi Tugas serta berdasarkan petunjuk dalam RKS dan
risalah penjelasan.
d. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus diadakan atas biaya
Pemborong, setelah disetujui oleh Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan, maka bahan dan
barang tersebut seperti di atas yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
e. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Pemberi Tugas/Pengawas Pekerjaan untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan
contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
f. Dalam pengajuan harga penawaran, Pemborong harus sudah memasukkan sejauh keperluan
biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat jumlah tersebut,
Pemborong tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan dan barang yang tidak
memenuhi syarat atas perintah Pemberi Tugas/ Pengawas Pekerjaan.
2. Penyediaan Barang dan Bahan Kandungan Lokal :
a. Bahan/barang untuk pelaksanaan pekerjaan dan/atau barang yang diadakan, Pemborong wajib
memaksimalkan pengunaan hasil produksi dalam negeri.
Page 52
b. Dalam hal bahan/barang untuk pelaksanaan pekerjaan dan/atau barang yang diadakan sebagian
bahan untuk menghasilkan produksi dalam negeri, bahan/barang yang berasal dari impor
diutamakan yang komponen impornya paling kecil.
c. Untuk itu Pemborong di dalam mengajukan penawaran harus membuat daftar barang yang
diimpor (jika ada), dilengkapi spesifikasi teknis, jumlah dan harganya. Barang yang
tercantum dalam daftar tersebut harus dapat dibuktikan bahwa tidak dapat disubstitusi/diganti
oleh barang sejenis produksi dalam negeri.
Pasal 33
Bengkel Kerja Pemborong
Page 53
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel kerja
atau Workshop tempat Kontraktor dan Sub Kontraktor mempersiapkan dan melaksa-nakan
pekerjaan.
Pasal 34
Hak Patent
1. Biaya yang ada hubungannya dengan penyediaan dan pemakaian barang dan atau proses
yang mempunyai hak patent dalam melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja
dan syarat-syarat dianggap telah masuk dalam harga Kontrak.
2. Tuntutan yang mungkin terjadi dikarenakan Kontraktor melanggar Hak Patent seperti
tersebut pada butir 1 sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kontraktor.
Pasal 35
Kewajiban Memenuhi Undang–Undang dan Peraturan-Peraturan
Semua biaya akibat peraturan-peraturan Pemerintah atau ijin-ijin yang harus diperoleh dari
Pemerintah, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pasal 36
Peraturan Teknis Umum
Untuk melaksanakan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan-ketentuan dan
peraturan seperti tercantum di bawah ini termasuk segala perubahan-perubahannya sampai
saat ini ialah :
Page 54
BAGIAN II
SYARAT-SYARAT UMUM DAN KHUSUS KONTRAK
BAB IV
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. KETENTUAN UMUM
1. DEFINISI
. Syarat-Syarat Umum Kontrak ini kata-kata dan ungkapan-ungkapan harus
mempunyai arti seperti yang dimaksudkan atau didefinisikan disini.
a. Jasa Pemborongan adalah layanan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan Pejabat
Pembuat Komitmen dan proses serta pelaksanaannya diawasi oleh
Pejabat Pembuat Komitmen atau pengawas konstruksi yang ditugasi;
b. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegangkewenangan penggunaan
anggaran kementeriannegara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah;
c. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna
Anggaran untuk menggunakan anggaran Lemhannas RI;
d. Satuan Kerja adalah organisasi/lembaga pada pemerintah yang
bertanggungjawab kepada Gubernur Lemhannas RI yang menyeleng-
garakan kegiatan yang dibiayai dari dana APBN;
e. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemilik
pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa
atau pelaksanaan kegiatan;
f. Penyedia Jasa adalah badan usaha (berbadan hukum/tidak berbadan
hukum) atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya menyediakan
layanan jasa;
g. Sub Kontraktor atau Sub Penyedia Jasa adalah Penyedia Jasa yang
mengadakan perjanjian kerja dengan Penyedia Jasa penanggung jawab
kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan setelah disetujui oleh
Direksi Teknis;
h. Panitia Pengadaan adalah tim yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran untuk melaksanakan pemilihan Penyedia
Jasa;
Page 55
i. Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) adalah satu unit yang
terdiri dari pegawai-pegawai yang telah memiliki serifikat keahlian
pengadaan barang/jasa pemerintah, yang dibentuk oleh Pengguna
Anggaran yang bertugas secara khusus untuk melaksanakan pemilihan
Penyedia Jasa;
j. Peserta Lelang adalah Penyedia Jasa yang mengikuti pelelangan umum
dengan pascakualifikasi, atau Penyedia Jasa yang telah lulus
prakualifikasi dan termasuk dalam daftar peserta lelang yang diundang;
k. Kontrak Lump Sum adalah jenis kontrak kerja konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan
Page 56
jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi
dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung Penyedia
Jasa;
l. Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur
hubungan hukum antara Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia
Jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, yang terdiri dari :
1) Surat Perjanjian Kerja Konstruksi;
2) Surat Penunjukan Penyedia Jasa;
3) Surat Penawaran (tidak termasuk analisa harga satuan);
4) Adendum dokumen lelang (bila ada);
5) Syarat-syarat khusus kontrak;
6) Syarat-syarat umum kontrak;
7) Spesifikasi teknis;
8) Gambar-gambar;
9) Daftar kuantitas dan harga;
10) Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran;
m. Harga Kontrak Kerja Konstruksi adalah harga yang tercantum dalam
kontrak kerja konstruksi dan surat penunjukan Penyedia Jasa;
n. Dokumen lelang adalah dokumen yang disiapkan oleh panitia pengadaan
dan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen sebagai pedoman dalam
proses pembuatan dan penyampaian penawaran oleh calon peserta
lelang serta sebagai pedoman evaluasi penawaran oleh panitia
pengadaan;
o. Hari adalah hari kalender; bulan adalah bulan kalender;
p. Direksi Teknis adalah pejabat atau orang yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak untuk mengelola administrasi kontrak dan
mengendalikan pekerjaan. Pada umumnya Direksi Teknis dijabat oleh
Pejabat Pembuat Komitmen, namun dapat dijabat oleh orang lain yang
ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
q. Direksi Lapangan/Teknis adalah tim yang ditunjuk oleh Direksi Teknis
yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan;
Page 57
r. Daftar Kuantitas dan harga adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga
satuan dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari
penawaran;
s. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya
pekerjaan yang dihitung secara profesional oleh panitia dan disahkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, yang digunakan sebagai salah satu
acuan didalam melakukan evaluasi harga penawaran.
t. Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung
menunjang terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai
peruntukannya yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
u. Mata Pembayaran utama adalah mata pembayaran pokok dan penting
yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh
Page 58
persen) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata pembayaran
yang nilai bobotnya terbesar yang ditetapkan dalam dokumen lelang;
v. Harga Satuan Dasar (HSD), adalah harga satuan komponen dari harga
satuan pekerjaan (HSP) persatu satuan tertentu, misalnya antara lain :
1) Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
2) Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per ton)
3) Peralatan (per jam, per hari)
w. Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satu jenis pekerjaan
tertentu per satu satuan tertentu;
x. Metoda Pelaksanakan pekerjaan adalah cara kerja yang layak, realistik
dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai
spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam dokumen lelang, dengan
tahap pelaksanaan yang sistimatis berdasarkan sumber daya yang
dimiliki penawar;
y. Metoda Kerja adalah cara kerja untuk menghasilkan suatu jenis
pekerjaan/bagian pekerjaan tertentu sesuai dengan spesifikasi teknik
yang ditetapkan dalam dokumen lelang;
z. Jadual waktu pelaksanaan adalah jadual yangmenunjukkan kebutuhan
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, terdiri atas
tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan;
aa. Personal/Tenaga Inti adalah tenaga inti (tidak termasuk pekerja dan
mandor) yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan di lapangan;
bb. Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan adalah bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utama, yang pelaksanaannya diserahkan kepada Penyedia
Jasa lain;
cc. Analisa Harga satuan pekerjaan adalah uraian perhitungan kebutuhan
biaya tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk mendapatkan harga
satuan jenis pekerjaan tertentu;
dd. Pekerjaan Harian adalah pekerjaan yang pembayarannya berdasarkan
penggunaan tenaga kerja, bahan dan peralatan;
Page 59
ee. Pekerjaan Sementara adalah pekerjaan penunjang yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan permanen;
ff. Perintah Perubahan adalah perintah tertulis yang diberikan oleh Direksi
Teknis kepada Penyedia Jasa untuk melakukan perubahan pekerjaan;
gg. Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal mulai kerja Penyedia Jasa yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang
dikeluarkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
hh. Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama
pekerjaan selesai, dinyatakan dalam berita acara penyerahan pertama
pekerjaan yang diterbitkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
ii. Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan
pertama pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan;
Page 60
jj. Mediator adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan Pejabat Pembuat
Komitmen dan Penyedia Jasa untuk menyelesaikan perselisihan;
kk. Konsiliator adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan Pejabat
Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa/Kontraktor/Pemborong untuk
menyelesaikan perselisihan;
ll. Arbiter adalah orang yang ditunjuk atas kesepakatan Pejabat Pembuat
Komitmen dan Penyedia Pasa, atau ditunjuk oleh Pengadilan Negeri,
atau ditunjuk oleh Lembaga Arbitrase, untuk memberikan putusan
mengenai sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui
arbitrase;
mm. Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserah
terimakan oleh Penyedia Jasa kepada Pejabat Pembuat Komitmen
menjadi tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian
dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak,
dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan/atau
keselamatan umum;
2. PENERAPAN
2.1. Ketentuan-ketentuan pada syarat-syarat umum kontrak harus diterapkan secara luas tanpa
melanggar ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak keseluruhan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2.2. Dokumen kontrak kerja konstruksi harus diinterpretasikan dalam urutan kekuatan hukum
sebagai berikut :
a. Surat Perjanjian Kerja Konstruksi;
b. Surat Penunjukan Penyedia Jasa;
c. Surat Penawaran;
d. Adendum Dokumen Lelang (bila ada);
e. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
g. Spesifikasi Teknis;
h. Gambar-Gambar;
i. Daftar Kuantitas dan Harga;
Page 61
j. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak (tidak termasuk analisa harga satuan
pekerjaan).
3. ASAL JASA
3.1. Jasa pemborongan untuk pekerjaan ini adalah merupakan layanan jasa dari Penyedia Jasa
nasional yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.2. Bagi Penyedia Jasa asing harus mempunyai kantor perwakilan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. PENGGUNAAN DOKUMEN KONTRAK DAN INFORMASI
4.1. Penyedia Jasa tidak diperkenankan menggunakan dokumen kontrak dan informasi yang ada
kaitannya dengan kontrak di luar keperluan dari pekerjaan yang tersebut dalam kontrak,
kecuali lebih dahulu mendapat ijin
Page 62
tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen.
5. HAK PATEN, HAK CIPTA, DAN MEREK
5.1. Apabila Penyedia Jasa menggunakan hak paten, hak cipta dan merek dalam pelaksanaan
pekerjaan, maka menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa sepenuhnya dan Pejabat Pembuat
Komitmen dibebaskan dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga atas pelanggaran hak
paten, hak cipta dan merek.
6. JAMINAN
6.1. Penyedia Jasa wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya surat penunjukan
Penyedia Jasa, sebelum dilakukan penandatanganan kontrak. Besarnya jaminan pelaksanaan
sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak. Masa berlakunya jaminan pelaksanaan
sekurang kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan 14 (empat belas)
hari setelah tanggal penyerahan akhir pekerjaan atau masa pemeliharaan.
6.2. Penyedia Jasa wajib menyerahkan jaminan uang muka yang bernilai sekurang-kurangnya sama
dengan jumlah uang muka kepada Pajabat Pembuat Komitmen sebelum dilakukan
pembayaran uang muka kepada Penyedia Jasa. Besarnya jaminan uang muka sesuai
ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak. Masa berlakunya jaminan uang muka
sekurang kurangnya sejak tanggal permohonan pembayaran uang muka sampai dengan 14
(empat belas) hari setelah tanggal penyerahan pertama pekerjaan.
6.3. Penyedia Jasa dapat menyerahkan jaminan pemeliharaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus persen) dan Pejabat Pembuat Komitmen
wajib mengembalikan uang retensi (retention money). Besarnya jaminan pemeliharaan sesuai
ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak. Masa berlakunya jaminan pemeliharaan
sekurangkurangnya sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan 14 (empat
belas) hari setelah tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
6.4. Jaminan pelaksanaan, diserahkan dalam bentuk jaminan bank kepada Pejabat Pembuat
Komitmen. Bentuk jaminan menggunakan bentuk yang tercantum dalam dokumen lelang.
6.5. Jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan diserahkan dalam bentuk jaminan bank atau
surety bond kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Bentuk jaminan menggunakan bentuk yang
tercantum dalam dokumen lelang.
7. ASURANSI
7.1. Penyedia Jasa harus menyediakan atas nama Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa,
asuransi yang mencakup dari saat mulai pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir masa
pemeliharaan, yaitu :
Page 63
a. Semua barang dan peralatan-peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan,
pelaksanaan pekerjaan, serta personil untuk pelaksanaan pekerjaan atas segala resiko yaitu
kecelakaan,
Page 64
kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat diduga;
b. Pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerja;
c. Perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
7.2. Besarnya asuransi ditentukan di dalam syarat-syarat khusus kontrak.
8. KESELAMATAN KERJA
8.1. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas keselamatan kerja di lapangan sesuai dengan ketentuan
dalam syarat syarat khusus kontrak.
9. PEMBAYARAN
9.1. Cara pembayaran
a. Uang muka
1) Uang muka dibayar untuk membiayai penyediaan fasilitas lapangan dan mobilisasi peralatan,
personil, dan bahan. Besaran uang muka ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak dan
dibayar setelah Penyedia Jasa menyerahkan jaminan uang muka sekurang kurangnya sama
dengan besarnya uang muka;
2) Penyedia Jasa harus mengajukan permohonan pembayaran uang muka secara tertulis kepada
Pejabat Pembuat Komitmen disertai dengan rencana penggunaan uang muka;
3) Pejabat Pembuat Komitmen harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan
tersebut pada butir 2), paling lambat 7 (tujuh) hari setelah jaminan uang muka diterima;
4) Jaminan uang muka harus diterbitkan oleh bank umum (bukan bank perkreditan rakyat) atau
perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang harus
direasuransikan sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan;
5) Pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur secara proporsional pada
setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan
mencapai prestasi 100% (seratus persen);
6) Untuk kontrak tahun jamak (multy years) nilai jaminan uang muka secara bertahap dapat
dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan.
b. Prestasi Pekerjaan
1) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, apabila Penyedia Jasa telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
2) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang telah
terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di lapangan;
Page 65
3) Pejabat Pembuat Komitmen dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran;
4) Sistem pembayaran prestasi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam syarat-syarat khusus
kontrak;
5) Bila terdapat ketidak sesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk
menunda pembayaran. Pejabat Pembuat Komitmen dapat meminta Penyedia Jasa untuk
menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan menge-sampingkan hal-hal yang
sedang menjadi perselisihan dan besarnya tagihan yang dapat disetujui untuk dibayar
setinggi-tingginya sebesar sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak
6) Setiap pembayaran harus dipotong jaminan pemeliharaan, angsuran uang muka, denda (bila
ada), dan pajak;
7) Untuk kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan pemba-yaran kepada Pejabat Pembuat
Komitmen harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh sub kontraktor sesuai dengan
kemajuan pekerjaan;
8) Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan Berita
Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan diterbitkan.
c. Penyesuaian harga.
1) Hasil perhitungan penyesuaian harga sesuai Pasal 47, dituangkan dalam amandemen kontrak
apabila terjadi kebijakan pemerintah atau kahar
2) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, apabila Penyedia
Jasa telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;
3) Pejabat Pembuat Komitmen dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran.
d. Ganti rugi dan kompensasi.
1) Ganti rugi sesuai Pasal 48.3. dan kompensasi sesuai Pasal 57. kepada Penyedia Jasa dituangkan
dalam amandemen kontrak;
2) Pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, apabila
Penyedia Jasa telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data;
3) Pejabat Pembuat Komitmen dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran.
. Pejabat Pembuat Komitmen harus sudah membayar kepada Penyedia Jasa selambat-
lambatnya dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari sejak Penyedia Jasa telah mengajukan
tagihan yang telah disetujui oleh Direksi Teknis dan Direksi Teknis serta Konsultan
Pengawas.
Page 66
10. HARGA DAN SUMBER DANA
Page 67
10.1. Pejabat Pembuat Komitmen membayar kepada Penyedia Jasa atas pelaksanaan pekerjaan
berdasarkan ketentuan kontrak.
10.2. Kontrak pekerjaan ini dibiayai dengan sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Perubahan Tahun Anggaran 2010 (APBN-P TA. 2010).
10.3. Rincian kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
10.4. Surat perjanjian untuk pekerjaan yang bernilai di atas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah) ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen setelah memperoleh pendapat ahli
hukum kontrak yang profesional atau ketentuan yang ditetapkan dengan peraturan menteri.
11. WEWENANG DAN KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
11.1. Pejabat Pembuat Komitmen memutuskan hal-hal yang bersifat kontraktual antara Pejabat
Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa dalam kapasitas sebagai pemilik pekerjaan.
12. DIREKSI TEKNIS DAN PANITIA PENELITI PELAKSANAAN KONTRAK
12.1. Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis untuk
melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan mewakili Direksi Teknis.
12.2. Pejabat Pembuat Komitmen dapat membentuk panitia peneliti pelaksanaan kontrak untuk
membantu direksi pekerjaan.
13. DELEGASI
13.1. Direksi Teknis dapat mendelegasikan sebagian tugas dan tanggung-jawabnya kepada Direksi
Teknis dan dapat membatalkan pendelegasian tersebut setelah memberitahukan kepada
Penyedia Jasa.
14. PENYERAHAN LAPANGAN
14.1. Pejabat Pembuat Komitmen wajib menyerahkan seluruh/sebagian lapangan pekerjaan kepada
Penyedia Jasa sebelum diterbitkannya surat perintah mulai kerja.
14.2. Sebelum penyerahan lapangan, Pejabat Pembuat Komitmen bersama-sama Penyedia Jasa
melakukan pemeriksaan lapangan berikut bangunan, bangunan pelengkap dan seluruh aset
milik Pejabat Pembuat Komitmen yang akan menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa, untuk
dimanfaatkan, dijaga dan dipelihara.
14.3. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam berita acara serah terima lapangan yang
ditandatangani kedua pihak.
15. SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
15.1. Pejabat Pembuat Komitmen harus sudah menerbitkan SPMK selambat-
Page 68
lambatnya 14 (empat belas) hari sejak penandatanganan kontrak, setelah
dilakukan penyerahan lapangan.
15.2. Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan kontrak yang akan
dinyatakan penyedia jasa dalam pernyataan dimulainya pekerjaan.
16. PERSIAPAN PELAKSANAAN KONTRAK
16.1. Sebelum pelaksanaan kontrak Pejabat Pembuat Komitmen bersama-sama dengan Penyedia
Jasa, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, menyusun rencana pelaksanaan kontrak.
16.2. Pejabat Pembuat Komitmen harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal diterbitkannya SPMK.
16.3. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat adalah :
a. Organisasi kerja;
b. Tata cara pengaturan pekerjaan;
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan;
d. Jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil;
e. Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan;
f. Sosialisasi kepada Pegawai Lemhannas RI dan setempat mengenai rencana kerja;
g. Penyusunan program mutu.
17. PROGRAM MUTU.
17.1. Program mutu harus disusun oleh Penyedia Jasa dan disepakati oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dan dapat direvisi sesuai kebutuhan.
17.2. Program mutu minimal berisi :
a. Informasi Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan;
b. Organisasi proyek Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa;
c. Jadual pelaksanaan pekerjaan;
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. Prosedur instruksi kerja;
f. Pelaksana kerja.
18. PERKIRAAN ARUS UANG
18.1. Penyedia Jasa wajib menyerahkan perkiraan arus uang (cash flow forecast) sesuai dengan
program kerja kepada Direksi Teknis.
18.2. Apabila suatu program kerja telah dimutakhirkan, maka Penyedia Jasa wajib memperbaiki
perkiraan arus uang dan diserahkan kepada Direksi Teknis.
19. PEMERIKSAAN BERSAMA
Page 69
19.1. Pada tahap awal pelaksanaan kontrak, setelah penerbitan SPMK, Direksi Teknis bersama-sama
dengan Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan dan Penyedia Jasa melaksanakan
pemeriksaan lapangan bersama dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail
kondisi lapangan untuk setiap rencana pembayaran guna menetapkan kuantitas
Page 70
awal.
19.2. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara.
19.3. Selanjutnya pemeriksaan lapangan bersama terhadap setiap tahapan pembayaran harus
dilakukan oleh Direksi Teknis, Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa selama periode
pelaksanaan kontrak untuk menetapkan kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan guna
pembayaran hasil pekerjaan.
20. PERUBAHAN KEGIATAN PEKERJAAN
20.1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan
dengan spesifikasi teknis dan gambar yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka Pejabat
Pembuat Komitmen bersama Penyedia Jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang
meliputi antara lain :
a. Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/pembayaran;
c. Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
20.2. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari nilai harga total yang
tercantum dalam kontrak awal.
20.3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen secara tertulis kepada
Penyedia Jasa, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada
ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
20.4. Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan amandemen kontrak.
21. PEMBAYARAN UNTUK PERUBAHAN
21.1. Apabila diminta oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Penyedia Jasa wajib mengajukan usulan
biaya untuk melaksanakan perintah perubahan.
21.2. Direksi Teknis wajib menilai usulan biaya tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh)
hari.
21.3. Apabila pekerjaan dalam perintah perubahan Harga Satuan terdapat dalam daftar kuantitas dan
harga, dan apabila menurut pendapat Direksi Teknis bahwa kuantitas pekerjaan tidak
melebihi batas sesuai ketentuan Pasal 22.2. atau waktu pelaksanaan tidak mengakibatkan
perubahan harga, maka Harga Satuan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
digunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya perubahan.
21.4. Apabila Harga lump sum berubah atau pekerjaan dalam perintah perubahan tidak ada Harga
lump sumnya dalam daftar kuantitas dan harga, jika dinilai wajar, maka usulan biaya dari
Penyedia Jasa merupakan Harga lump sum baru untuk perubahan pekerjaan yang
bersangkutan.
Page 71
21.5. Apabila usulan biaya dari Penyedia Jasa dinilai tidak wajar, maka Pejabat Pembuat Komitmen
mengeluarkan perintah perubahan dengan mengubah harga kontrak berdasarkan harga hasil
negosiasi.
21.6. Apabila perintah perubahan sedemikian mendesak sehingga pembuatan usulan biaya serta
negosiasinya akan menunda pekerjaan, maka perintah perubahan tersebut harus dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa dan diberla-kukan sebagai peristiwa kompensasi sesuai Pasal 57.1.
21.7. Penyedia Jasa tidak berhak menerima pembayaran tambahan untuk biaya-biaya yang
sesungguhnya dapat dihindari melalui peringatan dini.
22. PERUBAHAN KUANTITAS DAN HARGA
22.1. Dalam kontrak lump sum, daftar kuantitas dan harga dapat digunakan untuk menghitung
prestasi pekerjaan.
22.2. Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka Penyedia Jasa harus menyerahkan analisa
harga satuannya kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Penentuan Harga mata pembayaran
baru dilakukan dengan negosiasi.
23. AMANDEMEN KONTRAK
23.1. Amandemen kontrak harus dibuat bila terjadi perubahan kontrak. Perubahan kontrak dapat
terjadi apabila :
a. Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak
sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
b. Perubahan jadual pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;
c. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan pelaksanaan
pekerjaan. Amandemen bisa dibuat apabila disetujui oleh para pihak yang membuat kontrak
tersebut.
23.2. Prosedur amandemen kontrak dilakukan sebagai berikut :
a. Pejabat Pembuat Komitmen memberikan perintah tertulis kepada Penyedia Jasa untuk
melaksanakan perubahan kontrak, atau Penyedia Jasa mengusulkan perubahan kontrak;
b. Penyedia Jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari Pejabat Pembuat
Komitmen dan mengusulkan perubahan harga (bila ada) selambat-lambatnya dalam waktu 7
(tujuh) hari;
c. Atas usulan perubahan harga dilakukan negosiasi dan dibuat berita acara hasil negosiasi;
d. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat amandemen kontrak.
24. HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK.
Page 72
24.1. Hak dan kewajiban Pejabat Pembuat Komitmen :
a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
penyedia jasa.
c. Melakukan perubahan kontrak.
d. Menangguhkan pembayaran.
e. Mengenakan denda keterlambatan.
f. Membayar uang muka, hasil pekerjaan, dan uang retensi.
g. Menyerahkan seluruh atau sebagian lapangan pekerjaan.
h. Memberikan instruksi sesuai jadual.
i. Membayar ganti rugi, melindungi dan membela Penyedia Jasa terhadap semua tuntutan hukum,
tuntutan lainnya, dan tanggungan yang timbul karena kesalahan, kecerobohan dan
pelanggaran kontrak yang dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
24.2. Hak dan kewajiban Penyedia Jasa :
a. Menerima pembayaran uang muka, hasil pekerjaan, dan uang retensi.
b. Menerima pembayaran ganti rugi/kompensasi (bila ada).
c. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuaidengan jadual pelaksanaan pekerjaan yang
telah ditetapkan dalam kontrak.
d. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
e. Memberikan peringatan dini dan keterangan keterangan yang diper-lukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan Pejabat Pembuat Komitmen.
f. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadual penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan
dalam kontrak.
g. Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik di dalam
maupun di luar tempat kerja dan membatasi perusakan dan pengaruh/gangguan kepada
masyarakat maupun miliknya, sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain yang
disebabkan kegiatan penyedia jasa.
25. RESIKO PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DAN PENYEDIA JASA
25.1. Pejabat Pembuat Komitmen bertanggungjawab atas resiko yang dinyatakan dalam kontrak
sebagai resiko Pejabat Pembuat Komitmen, dan Penyedia Jasa bertanggungjawab atas resiko
yang dinyatakan dalam kontrak sebagai resiko Penyedia Jasa.
25.2. Resiko Pejabat Pembuat Komitmen
a. Resiko kecelakaan, kematian, kerusakan atau kehilangan harta
Page 73
benda (di luar pekerjaan, peralatan, instalasi dan bahan untuk pelaksanaan
pekerjaan) yang disebabkan oleh :
1) Penggunaan atau penguasaan lapangan dalam rangka pelak-sanaan pekerjaan yang tidak dapat
dihindari sebagai akibat pekerjaan tersebut; atau
2) Keteledoran, pengabaian kewajiban dan tanggung jawab, gangguan terhadap hak yang legal
oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau orang yang dipekerjakannya, kecuali disebabkan oleh
Penyedia Jasa.
b. Resiko kerusakan terhadap pekerjaan, peralatan, instalasi, dan bahan yang disebabkan karena
disain atau disebabkan oleh kesalahan Pejabat Pembuat Komitmen, keadaan kahar dan
pencemaran/ terkontaminasi limbah radio aktif/nuklir.
c. Resiko yang terkait dengan kerugian atau kerusakan dari pekerjaan, peralatan, instalasi dan
bahan sejak saat pekerjaan selesai sampai berakhirnya masa pemeliharaan, kecuali apabila:
1) Kerusakan yang terjadi pada masa pemeliharaan; atau
2) Kejadian sebelum tanggal penyerahan pertama pekerjaan yang bukan tanggunggjawab Pejabat
Pembuat Komitmen.
25.3. Resiko Penyedia Jasa
Kecuali resiko-resiko Pejabat Pembuat Komitmen, maka Penyedia Jasa
bertanggungjawab atas setiap cidera atau kematian dan semua kerugian
atau kerusakan atas pekerjaan, peralatan, instalasi, bahan dan harta benda
yang mungkin terjadi selama pelaksanaan kontrak.
26. LAPORAN HASIL PEKERJAAN
26.1. Buku harian diisi oleh Penyedia Jasa dan diketahui oleh Direksi Teknis, mencatat seluruh
rencana dan realisasi aktivitas pekerjaan sebagai bahan laporan harian.
26.2. Laporan harian dibuat oleh Penyedia Jasa, diperiksa oleh Direksi Teknis, dan disetujui oleh
Direksi Teknis.
26.3. Laporan harian berisi :
a. Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan;
b. Jenis dan kuantitas bahan di lapangan;
c. Jenis, jumlah dan kondisi peralatan di lapangan;
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Cuaca dan peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
f. Catatan lain yang dianggap perlu.
26.4. Laporan mingguan dibuat oleh Penyedia Jasa, terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan mingguan serta catatan yang dianggap perlu.
Page 74
26.5. Laporan bulanan dibuat oleh Penyedia Jasa, terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan serta catatan yang dianggap perlu.
26.6. Untuk kelengkapan laporan, Penyedia Jasa dan direksi teknis wajib membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.
27. CACAT MUTU
27.1. Direksi Teknis wajib memeriksa pekerjaan Penyedia Jasa dan memberitahu Penyedia Jasa bila
terdapat cacat mutu dalam pekerjaan. Direksi Teknis dapat memerintahkan Penyedia Jasa
untuk menguji hasil pekerjaan yang dianggap terdapat cacat mutu.
27.2. Apabila Direksi Teknis memerintahkan Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian dan
ternyata pengujian memperlihatkan adanya cacat mutu, maka biaya pengujian dan perbaikan
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa. Apabila tidak ditemukan cacat mutu, maka biaya
pengujian dan perbaikan menjadi tanggungjawab Pejabat Pembuat Komitmen.
27.3. Setiap kali pemberitahuan cacat mutu, Penyedia Jasa harus segera memperbaiki dalam waktu
sesuai yang tercantum dalam surat pemberi-tahuan Direksi Teknis.
27.4. Direksi Teknis dapat meminta pihak ketiga untuk memperbaiki cacat mutu bila Penyedia Jasa
tidak melaksanakannya dalam waktu masa perbaikan cacat mutu sesuai yang tercantum
dalam surat pemberitahuan Direksi Teknis dengan biaya dibebankan kepada Penyedia Jasa.
27.5. Cacat mutu harus diperbaiki sebelum penyerahan pertama pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan. Penyerahan pertama pekerjaan dan masa pemeliharaan dapat diperpanjang
sampai cacat mutu selesai diperbaiki.
28. JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
28.1. Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK.
28.2. Pejabat Pembuat Komitmen harus menerbitkan SPMK selambat- lambatnya 14 (empat belas)
hari sejak tanggal penandatanganan kontrak.
28.3. Mobilisasi harus mulai dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
sejak diterbitkan SPMK, yaitu antara lain mendatangkan peralatan berat, kendaraan, alat
laboratorium, menyiapkan fasilitas kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang,
dan mendatangkan personil. Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan.
28.4. Pekerjaan dinyatakan selesai apabila Penyedia Jasa telah melaksanakan pekerjaan selesai 100%
(seratus persen) sesuai ketentuan kontrak dan telah dinyatakan dalam berita acara penyerahan
pertama pekerjaan yang
Page 75
diterbitkan oleh Direksi Teknis.
28.5. Apabila Penyedia Jasa berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadual karena
keadaan di luar pengendaliannya dan Penyedia Jasa telah melaporkan kejadian tersebut
kepada Pejabat Pembuat Komitmen, maka Pejabat Pembuat Komitmen melakukan
penjadualan kembali pelaksanaan tugas Penyedia Jasa dengan amandemen kontrak.
29. PENYEDIA JASA LAINNYA.
29.1. Penyedia Jasa diharuskan bekerja sama dan menggunakan lapangan bersama-sama dengan
penyedia jasa lainnya, petugas-petugas pemerintah, petugas petugas utilitas, dan Pejabat
Pembuat Komitmen.
30. WAKIL PENYEDIA JASA
30.1. Penyedia Jasa wajib menunjuk personil sebagai wakilnya yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan pekerjaan dan diberikan wewenang penuh untuk bertindak atas nama Penyedia
Jasa, serta berdomisili di lokasi pekerjaan.
30.2. Apabila Direksi Teknis menilai bahwa wakil penyedia jasa tersebut pada Pasal 30.1. tidak
memadai, maka Direksi Teknis secara tertulis dapat meminta Penyedia Jasa untuk mengganti
dengan personil lain yang kualifikasi, kemampuan, dan pengalamannya melebihi wakil
Penyedia Jasa yang diganti selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari dan wakil
Penyedia Jasa yang akan diganti harus meninggalkan lapangan selambat-lambatnya dalam
waktu 14 (empat belas) hari.
31. PENGAWASAN
31.1. Untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan
yang sedang atau telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, Pejabat Pembuat Komitmen diwakili
oleh Konsultan Pengawasand an Direksi Teknis.
32. KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
32.1. Apabila Penyedia Jasa terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadual, maka Pejabat Pembuat
Komitmen harus memberikan peringatan secara tertulis atau dikenakan ketentuan sesuai
Pasal 33, tentang kontrak kritis.
32.2. Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan disebabkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen,
maka dikenakan ketentuan sesuai Pasal 57, tentang kompensasi.
32.3. Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan terjadi karena keadaan kahar, maka Pasal 32.1.
dan Pasal 32.2. tidak diberlakukan.
33. KONTRAK
33.1. Kontrak dinyatakan kritis apabila :
a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% – 70% dari
Page 76
kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 10% dari
rencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 0% - 100% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 5% dari rencana.
c. Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat
kurang dari 5% dari rencana dan akan melampaui tahun anggaran berjalan.
33.2. Penanganan kontrak kritis
33.2.1. Dalam hal keterlambatan pada pasal 33.1.a. dan pasal 33.1.b. penanganan kontrak kritis
adalah sebagai berikut :
a. Rapat Pembuktian (show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis menerbitkan
surat peringatan kepada Penyedia Jasa dan selanjutnya menyelenggarakan SCM.
2) Dalam SCM Konsultan Pengawas, Direksi Teknis, Direksi Teknis dan Penyedia Jasa
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia Jasa
dalam periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan dalam berita acara SCM
Tahap I.
3) Apabila Penyedia Jasa gagal pada uji coba pertama, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap II yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia Jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam berita
acara SCM Tahap II
4) Apabila Penyedia Jasa gagal pada uji coba kedua, maka harus diselenggarakan SCM
Tahap III yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh
Penyedia Jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam berita
acara SCM Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal, Pejabat Pembuat Komitmen harus menerbitkan surat
peringatan kepada Penyedia Jasa atas keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
6) Apabila pada uji coba ketiga masih gagal, maka Pejabat Pembuat Komitmen dapat
menyelesaikan pekerjaan melalui kesepakatan tiga pihak atau memutuskan kontrak secara
sepihak dengan mengesampingkan pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata .
b. Kesepakatan tiga pihak
1) Penyedia Jasa masih bertanggung jawabatas seluruh pekerjaan sesuai ketentuan kontrak.
Page 77
2) Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan pihak ketiga sebagai Penyedia Jasa yang akan
menyelesaikan sisa pekerjaan atau atas usulan Penyedia Jasa.
3) Pihak ketiga melaksanakan pekerjaan dengan meng-gunakan Harga lump sum kontrak.
Dalam hal pihak ketiga mengusulkan Harga lump sum yang lebih tinggi dari Harga lump sum
kontrak, maka selisih harga menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
4) Pembayaran kepada pihak ketiga dapat dilakukan secara langsung.
5) Kesepakatan tiga pihak dituangkan dalam berita acara dan menjadi dasar pembuatan
amandemen kontrak.
33.2.2. Dalam hal keterlambatan pada pasal 33.1.c Pejabat Pembuat Komitmen setelah dilakukan
rapat bersama dengan atasan Pejabat Pembuat Komitmen sebelum tahun anggaran berakhir
dapat langsung memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan pasal 1266
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
34. PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN
34.1. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen atas
pertimbangan yang layak dan wajar, yaitu untuk :
a. Pekerjaan tambah;
b. Perubahan disain;
c. Keterlambatan yang disebabkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen;
d. Masalah yang timbul di luar kendali Penyedia Jasa;
e. Keadaan kahar.
34.2. Penyedia Jasa mengusulkan secara tertulis perpanjangan waktu pelaksa-naan dilengkapi alasan
dan data kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Pejabat Pembuat Komitmen menugaskan
Konsultan Pengawas dengan Panitia Peneliti pelaksanaan kontrak dan Direksi Teknis untuk
meneliti dan mengevaluasi usulan tersebut. Hasil penelitian dan evaluasi dituangkan dalam
berita acara dilengkapi dengan rekomendasi dapat atau tidaknya diberi perpanjangan waktu.
34.3. Berdasarkan berita acara hasil penelitian dan evaluasi perpanjangan waktu pelaksanaan dan
rekomendasi, maka Pejabat Pembuat Komitmen dapat menyetujui/tidak menyetujui
perpanjangan waktu pelaksanaan.
34.4. Apabila perpanjangan waktu pelaksanaan disetujui, maka harus dituangkan di dalam
amandemen kontrak.
34.5. Perhitungan penyesuaian harga sesuai dengan Pasal 47.1. didasarkan atas amandemen kontrak
Pasal 23.1.
35. KERJASAMA ANTARA PENYEDIA JASA DAN SUB PENYEDIA JASA
Page 78
35.1. Penyedia Jasa golongan non usaha kecil wajib bekerjasama dengan Penyedia Jasa golongan
usaha kecil termasuk koperasi kecil, yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan
Page 79
utama.
35.2. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan harus disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan
tetap menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
35.3. Pejabat Pembuat Komitmen mempunyai hak intervensi atas pelaksanaan sub kontrak meliputi
pelaksanaan pekerjaan dan pembayaran.
36. PENGGUNAAN PENYEDIA JASA USAHA KECIL TERMASUK KOPERASI KECIL
36.1. Apabila Penyedia Jasa yang ditunjuk adalah Penyedia Jasa usaha kecil/koperasi kecil, maka
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh Penyedia Jasa yang ditunjuk dan dilarang
diserahkan atau disubkontrakkan kepada pihak lain.
36.2. Apabila Penyedia Jasa yang ditunjuk adalah Penyedia Jasa bukan usaha kecil, maka :
a. Penyedia Jasa wajib bekerja sama dengan Penyedia Jasa usaha kecil/koperasi kecil, dengan
mensubkontrakan sebagian pekerjaan;
b. Bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan, dilarang mensubkontrakan seluruh
pekerjaan;
c. Penyedia Jasa yang ditunjuk tetap bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan keseluruhan
pekerjaan;
d. Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka kontrak akan batal dan Penyedia Jasa
dimasukkan dalam daftar hitam selama 2 (dua) tahun.
36.3. Penyedia Jasa bukan usaha kecil yang terbukti menyalahgunakan fasilitas dan kesempatan
yang diperuntukkan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil dikenakan sanksi sesuai
ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
37. KEADAAN KAHAR
37.1. Yang dimaksud keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak
sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
37.2. Yang digolongkan keadaan kahar adalah :
a. Peperangan;
b. Kerusuhan;
c. Revolusi;
d. Bencana alam : banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, wabah penyakit,
dan angin topan;
e. Pemogokan;
f. Kebakaran;
g. Gangguan industri lainnya.
Page 80
37.3. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau
kelalaian para pihak.
Page 81
37.4. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan kahar
tidak dapat dikenai sanksi.
37.5. Tindakan yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar dan yang menanggung
kerugian akibat terjadinya keadaan kahar, ditentukan berdasar kesepakatan dari para pihak.
37.6. Bila terjadi keadaan kahar, maka Penyedia Jasa memberitahukan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah terjadinya keadaan
kahar.
37.7. Bila keadaan sudah pulih normal, maka secepat mungkin Penyedia Jasa memberitahukan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen bahwa keadaan telah kembali normal dan kegiatan dapat
dilanjutkan, dengan ketentuan :
a. Jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan dalam kontrak tetap mengikat. Apabila harus
diperpanjang, maka waktu perpanjangan sama dengan waktu selama tidak dapat
melaksanakan pekerjaan akibat keadaan kahar;
b. Selama tidak dapat melaksanakan pekerjaan akibat keadaan kahar, Penyedia Jasa berhak
menerima pembayaran sebagaimana ditentukan dalam kontrak dan mendapat penggantian
biaya yang wajar sesuai yang telah dikeluarkan selama jangka waktu tersebut untuk
melaksanakan tindakan yang disepakati;
c. Bila sebagai akibat dari keadaan kahar Penyedia Jasa tidak dapat melaksanakan sebagian besar
pekerjaan selama jangka waktu 60 (enam puluh) hari, maka salah satu pihak dapat memutus
kontrak dengan pemberitahuan tertulis 30 (tiga puluh) hari sebelumnya dan setelah itu
Penyedia Jasa berhak atas sejumlah uang yang harus dibayar sesuai dengan ketentuan
pemutusan kontrak Pasal 41.8.
38. PERINGATAN DINI
38.1. Penyedia Jasa wajib menyampaikan peringatan dini kepada Direksi Teknis melalui Direksi
Teknis selambat lambatnya 14 (empat belas) hari sejak terjadinya peristiwa peristiwa tertentu
atau keadaan-keadaan yang dapat berakibat buruk terhadap pekerjaan, kenaikan harga
kontrak atau keterlambatan tanggal penyelesaian pekerjaan. Direksi Teknis melalui Direksi
Teknis dapat meminta Penyedia Jasa untuk membuat perkiraan akibat yang akan timbul
terhadap pekerjaan, harga kontrak dan tanggal penyelesaian pekerjaan. Perkiraan tersebut
wajib diserahkan Penyedia Jasa sesegera mungkin.
38.2. Penyedia Jasa wajib bekerja sama dengan Direksi Teknis melalui Direksi Teknis dalam
menyusun dan membahas upaya-upaya untuk menghindari atau mengurangi akibat dari
kejadian atau keadaan tersebut.
Page 82
38.3. Penyedia Jasa tidak berhak menerima pembayaran tambahan untuk biaya-biaya yang
sesungguhnya dapat dihindari melalui peringatan dini.
39. RAPAT PELAKSANAAN
Page 83
39.1. Direksi Teknis, Konsultan Pengawas, Direksi Teknis dan Penyedia Jasa dapat meminta
dilakukan rapat pelaksanaan yang dihadiri semua pihak, untuk membahas pelaksanaan
pekerjaan dan memecahkan masalah yang timbul sehubungan dengan peringatan dini Pasal
38.1.
39.2. Direksi Teknis wajib membuat risalah rapat pelaksanaan Pasal 39.1. Tanggung jawab masing-
masing pihak atas tindakan yang harus diambil ditetapkan oleh Direksi Teknis secara tertulis.
40. ITIKAD BAIK
40.1. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak dan
kewajiban yang terdapat dalam kontrak.
40.2. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan
masing-masing pihak. Bila selama kontrak salah satu pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
41. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK
41.1. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai.
41.2. Penghentian kontrak dilakukan karena terjadinya hal-hal diluar kekuasaan (keadaan kahar)
kedua belah pihak sehingga para pihak tidak dapat melaksanakan kewajiban yang ditentukan
di dalam kontrak. Dalam hal kontrak dihentikan, maka Pejabat Pembuat Komitmen wajib
membayar kepada Penyedia Jasa sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah
dicapai.
41.3. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana Penyedia Jasa cidera janji atau tidak memenuhi
kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam kontrak. Kepada Penyedia
Jasa dikenakan sanksi sesuai Pasal 41.5.
41.4. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana para pihak terbukti melakukan kolusi, kecurangan atau
tindak korupsi baik dalam proses pelelangan maupun pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini :
a. Penyedia Jasa dikenakan sanksi yaitu :
1) Jaminan pelaksanaan dicairkan dan disetorkan ke kas negara;
2) Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia Jasa;
3) Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
b. Pejabat Pembuat Komitmen dikenakan sanksi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 1980 tentang Peraturan Disipilin Pegawai Negeri Sipil atau ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
41.5. Pemutusan kontrak oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari
setelah Pejabat Pembuat Komitmen menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan
kontrak secara tertulis kepada Penyedia Jasa, kecuali dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
Page 84
tersebut akan melampaui batas akhir tahun anggaran berjalan, maka pemberitahuan secara
tertulis rencana pemutusan kontrak dapat
Page 85
dilakukan kurang dari 30 (tiga puluh) hari. Pemutusan kontrak dimaksud
sebagaimana kejadian dibawah ini :
a. Penyedia Jasa tidak mulai melaksanakan pekerjaan berdasarkan kontrak pada tanggal mulai kerja
sesuai dengan Pasal 15.2.;
b. Penyedia Jasa gagal pada uji coba ketiga dalam melaksanakan SCM sesuai pasal atau Pasal
33.2.a.6).
c. Penyedia Jasa tidak berhasil memperbaiki suatu kegagalan pelaksanaan, sebagaimana dirinci
dalam surat pemberitahuan penangguhan pembayaran sesuai dengan Pasal 58.2.;
d. Penyedia Jasa tidak mampu lagi melaksanakan pekerjaan atau bangkrut;
e. Penyedia Jasa gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan;
f. Denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan sudah melampaui besarnya jaminan pelaksanaan;
g. Penyedia Jasa menyampaikan pernyataan yang tidak benar kepada Pejabat Pembuat Komitmen
dan pernyataan tersebut berpengaruh besar pada hak, kewajiban, atau kepentingan Pejabat
Pembuat Komitmen;
h. Terjadi keadaan kahar dan Penyedia Jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
Pasal 37.7.c. Terhadap pemutusan kontrak yang timbul karena terjadinya salah satu kejadian
sebagaimana dirinci dalam huruf a. sampai h. di atas, Pasal 1266 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata tidak diberlakukan. Atas pemutusan kontrak yang timbul karena salah satu
kejadian yang diuraikan dalam huruf a. sampai g. Penyedia Jasa dikenakan sanksi sebagai
berikut :
a) Jaminan pelaksanaan dicairkan dan disetorkan ke kas negara;
b) Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia Jasa;
c) Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu 2 (dua) tahun.
41.6. Pemutusan kontrak oleh Penyedia Jasa Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari setelah
Penyedia Jasa menyampaikan pemberitahuan rencana pemutusan kontrak secara tertulis
kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk kejadian tersebut di bawah ini, Penyedia Jasa dapat
memutuskan kontrak.
Kejadian dimaksud adalah :
a. Sebagai akibat keadaan kahar, Penyedia Jasa tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan Pasal 37.7.c.;
b. Pejabat Pembuat Komitmen gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan.
41.7. Prosedur pemutusan kontrak Setelah salah satu pihak menyampaikan atau menerima
pemberitahuan pemutusan kontrak, sebelum tanggal berlakunya pemutusan tersebut Penyedia
Jasa harus :
Page 86
a. Mengakhiri pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam pemberitahuan
pemutusan kontrak;
Page 87
b. Mengalihkan hak dan menyerahkan semua hasil pelaksanaan pekerjaan. Pengalihan hak dan
penyerahan tersebut harus dilakukan dengan cara dan pada waktu yang ditentukan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen;
c. Menyerahkan semua fasilitas yang dibiayai oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
41.8. Dalam hal terjadi pemutusan kontrak sesuai dengan Pasal 41.5., Pejabat Pembuat Komitmen
tetap membayar hasil pekerjaan sampai dengan batas tanggal pemutusan, dan jika terjadi
pemutusan kontrak sesuai dengan Pasal 41.6., selain pembayaran tersebut di atas Pejabat
Pembuat Komitmen harus membayar pengeluaran langsung yang dikeluarkan oleh Penyedia
Jasa sehubungan dengan pemutusan kontrak.
41.9. Sejak tanggal berlakunya pemutusan kontrak, Penyedia Jasa tidak bertanggung jawab lagi atas
pelaksanaan kontrak.
42. PEMANFAATAN MILIK PENYEDIA JASA
42.1. Semua bahan, peralatan, instalasi, pekerjaan sementara, dan fasilitas milik Penyedia Jasa, dapat
dimanfaatkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen bila terjadi pemutusan kontrak oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.
43. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
43.1. Penyelesaian perselisihan dapat melalui:
a. Di luar pengadilan, yaitu dengan cara musyawarah, mediasi, konsiliasi, arbitrase di Indonesia;
atau
b. Pengadilan
43.2. Penyelesaian perselisihan lebih lanjut diatur dalam syarat syarat khusus kontrak.
43.3. Pengeluaran biaya untuk penyelesaian perselisihan ditanggung kedua pihak sesuai keputusan
akhir kecuali di pengadilan
44. BAHASA DAN HUKUM
44.1. Kontrak dibuat dalam bahasa Indonesia serta tunduk kepada peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia.
45. PERPAJAKAN
45.1. Penyedia Jasa harus mengetahui, memahami dan patuh terhadap semua peraturan perundang-
undangan tentang pajak yang berlaku di Indonesia dan sudah diperhitungkan dalam
penawaran.
45.2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang terjadi setelah pembukaan
penawaran harus dilakukan penyesuaian.
46. KORESPONDENSI
46.1. Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuat secara tertulis.
Page 88
46.2. Korespondensi dapat dikirim langsung, atau melalui pos, telex, kawat.
46.3. Alamat para pihak ditetapkan sebelum tanda tangan kontrak.
46.4. Korespondensi harus menggunakan bahasa Indonesia.
47. PENYESUAIAN HARGA
47.1. Penyesuaian harga tidak diberlakukan kecuali adanya ketentuan lain.
48. DENDA DAN GANTI RUGI
48.1. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada Penyedia Jasa, sedangkan ganti rugi
adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, karena terjadinya
cidera janji terhadap ketentuan yang tercantum dalam kontrak.
48.2. Besarnya denda kepada Penyedia Jasa atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah 1‰
(per seribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan.
48.3. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh Pejabat Pembuat Komitmen atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar, berdasarkan
tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat
diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
48.4. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus
kontrak.
49. SERAH TERIMA PEKERJAAN
49.1. Pejabat Pembuat Komitmen membentuk panitia penerima pekerjaan yang terdiri dari unsur
atasan langsung, proyek dan Direksi Teknis.
49.2. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), Penyedia Jasa mengajukan permintaan secara
tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk penyerahan pertama pekerjaan.
49.3. Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan Panitia Penerima Pekerjaan untuk melakukan
penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Penyedia Jasa selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat permintaan dari Penyedia Jasa. Apabila
terdapat kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, Penyedia Jasa wajib
menyelesaikan/memperbaiki, kemudian Paniti Penerima pekerjaan melakukan pemeriksaan
kembali dan apabila sudah sesuai dengan ketentuan kontrak, maka dibuat berita acara
penyerahan pertama pekerjaan.
49.4. Setelah penyerahan pertama pekerjaan Pejabat Pembuat Komitmen membayar sebesar 100%
(seratus persen) dari nilai kontrak dan Penyedia Jasa harus menyerahkan jaminan
pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak.
Page 89
49.5. Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi
tetap berada seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
49.6. Setelah masa pemeliharaan berakhir Penyedia Jasa mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk penyerahan akhir pekerjaan.
49.7. Pejabat Pembuat Komitmen menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah Penyedia Jasa
melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik, setelah diperiksa
oleh Panitia Penyerahan Pekerjaan dan telah dibuat berita acara penyerahan akhir pekerjaan.
49.8. Setelah penyerahan akhir pekerjaan Pejabat Pembuat Komitmen wajib mengembalikan
jaminan pemeliharaan dan jaminan pelaksanaan.
49.9. Apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sesuai kontrak, maka
Pejabat Pembuat Komitmen berhak mencairkan jaminan pemeliharaan untuk membiayai
pemeliharaan pekerjaan dan mencairkan jaminan pelaksanaan dan disetor ke kas negara,
Penyedia Jasa dikenakan sanksi masuk daftar hitam selama 2 (dua) tahun
50. GAMBAR PELAKSANAAN
50.1. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Teknis gambar pelaksanaan (as built
drawing) paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum penyerahan akhir pekerjaan.
50.2. Apabila Penyedia Jasa terlambat menyerahkan gambar pelaksanaan, maka Pejabat Pembuat
Komitmen dapat menahan sejumlah uang sesuai ketentuan dalam syarat-syarat khusus
kontrak.
50.3. Apabila Penyedia Jasa tidak menyerahkan gambar pelaksanaan, maka Pejabat Pembuat
Komitmen dapat memperhitungkan pembayaran kepada Penyedia Jasa sesuai dengan
ketentuan dalam syarat-syarat khusus kontrak.
51. PERHITUNGAN AKHIR
51.1. Penyedia Jasa wajib mengajukan kepada Direksi Teknis perhitungan terinci mengenai jumlah
yang harus dibayarkan kepadanya sesuai ketentuan kontrak sebelum penyerahan pertama
pekerjaan. Pejabat Pembuat Komitmen harus mengajukan surat permintaan pembayaran
untuk pembayaran akhir paling lambat 7 (tujuh) hari setelah perhitungan pembayaran akhir
disetujui oleh Direksi Teknis.
52. KEGAGALAN BANGUNAN
52.1. Kegagalan bangunan yang menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa ditentukan terhitung sejak
penyerahan akhir pekerjaan sesuai dengan umur konstruksi yang direncanakan dan secara
tegas dinyatakan dalam dokumen perencanaan paling lama 10 (sepuluh) tahun. Jangka waktu
pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan ditetapkan dalam syarat-syarat khusus
kontrak.
Page 90
52.2. Pelaksanaan ganti rugi atas kegagalan bangunan dapat dilakukan melalui mekanisme
pertanggungan (asuransi) sesuai dengan Pasal 7.1.c.
B. KETENTUAN KHUSUS
53. PERSONIL
53.1. Penyedia Jasa wajib menugaskan personil inti yang tercantum dalam daftar personil inti atau
menugaskan personil lainnya yang disetujui oleh Direksi Teknis. Direksi Teknis hanya akan
menyetujui usulan penggantian personil inti apabila kualifikasi, kemampuan, dan
pengalamannya sama atau melebihi personil inti yang ada dalam daftar personil inti.
53.2. Apabila Direksi Teknis meminta Penyedia Jasa untuk memberhentikan personilnya dengan
alasan atas permintaan tersebut, maka Penyedia Jasa harus menjamin bahwa personil tersebut
sudah harus meninggalkan lapangan dalam waktu 7 (tujuh) hari dan harus diganti selambat-
lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari.
54. PENILAIAN PEKERJAAN
54.1. Pejabat Pembuat Komitmen harus melakukan penilaian atas hasil pekerjaan dalam masa
pelaksanaan pekerjaan.
54.2. Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan fisik pekerjaan.
55. PERCEPATAN
55.1. Apabila Pejabat Pembuat Komitmen menginginkan agar Penyedia Jasa menyelesaikan
pekerjaan sebelum rencana tanggal penyelesaian pekerjaan, maka Direksi Teknis akan
meminta usulan biaya yang diperlukan oleh Penyedia Jasa untuk mempercepat penyelesaian
pekerjaan. Bila Pejabat Pembuat Komitmen dapat menerima usulan biaya tersebut, maka
rencana tanggal penyelesaian pekerjaan dipercepat dan disahkan bersama oleh Direksi Teknis
dan Penyedia Jasa.
55.2. Apabila Pejabat Pembuat Komitmen menerima usulan biaya untuk percepatan pelaksanaan
pekerjaan, maka usulan biaya tersebut ditambahkan dalam harga kontrak dan diperlakukan
sebagai perintah perubahan untuk diproses menjadi amandemen kontrak.
56. PENEMUAN-PENEMUAN
56.1. Semua benda yang memiliki nilai sejarah atau kekayaan yang secara tidak sengaja ditemukan
di lapangan adalah menjadi hak milik negara.
56.2. Penyedia Jasa wajib memberitahukan kepada Direksi Teknis dan kepada pihak yang
berwenang bila menemukan benda Pasal 56.1.
57. KOMPENSASI
57.1. Kompensasi dapat diberikan kepada Penyedia Jasa bila dapat dibuktikan merugikan Penyedia
Jasa dalam hal sebagai berikut :
Page 91
a. Penyedia Jasa belum bisa masuk ke lokasi pekerjaan, karena Pejabat Pembuat Komitmen tidak
menyerahkan seluruh/sebagian lapangan kepada Penyedia Jasa;
b. Pejabat Pembuat Komitmen tidak memberikan gambar, spesifikasi, atau instruksi sesuai jadual
yang telah ditetapkan;
c. Pejabat Pembuat Komitmen memodifikasi atau mengubah jadual yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan;
d. Pejabat Pembuat Komitmen terlambat melakukan pembayaran;
e. Pejabat Pembuat Komitmen menginstruksikan untuk melakukan pengujian tambahan yang
setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak diketemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan pekerjaan;
f. Pejabat Pembuat Komitmen menolak sub penyedia jasa tanpa alasan yang wajar;
g. Keadaan tanah ternyata jauh lebih buruk dari informasi termasuk data penyelidikan tanah (bila
ada) yang diberikan kepada peserta lelang;
h. Penyedia Jasa lain, petugas pemerintah, petugas utilitas atau Pejabat Pembuat Komitmen tidak
bekerja sesuai waktu yang ditentukan, sehingga mengakibatkan keterlambatan dan/atau biaya
tambah bagi Penyedia Jasa.
i. Dampak yang menimpa/membebani Penyedia Jasa diakibatkan oleh kejadian-kejadian yang
menjadi resiko Pejabat Pembuat Komitmen.
j. Pejabat Pembuat Komitmen menunda berita acara penyerahan pertama pekerjaan dan/atau berita
acara penyerahan akhir pekerjaan.
k. Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan penundaan pekerjaan.
l. Kompensasi lain sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat khusus kontrak.
57.2. Penyedia Jasa dapat meminta kompensasi biaya dan/atau waktu pelaksanaan.
58. PENANGGUHAN PEMBAYARAN
58.1. Apabila Penyedia Jasa tidak melakukan kewajiban sesuai ketentuan dalam kontrak, maka
dikenakan sanksi penangguhan pembayaran setelah Pejabat Pembuat Komitmen
memberitahukan penangguhan pembayaran tersebut secara tertulis.
58.2. Pemberitahuan penangguhan pembayaran memuat rincian keterlambatan disertai alasan-alasan
yang jelas dan keharusan Penyedia Jasa untuk memperbaiki dan menyelesaikan pekerjaan
dalam jangka waktu sesuai yang tercantum dalam surat pemberitahuan penangguhan
pembayaran.
59. HARI KERJA
59.1. Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh Penyedia Jasa. Daftar
pembayaran ditandatangani oleh masing-masing
Page 92
pekerja dan dapat diperiksa oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
59.2. Penyedia Jasa harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya setelah formulir upah
ditandatangani.
59.3. Jam kerja dan waktu cuti untuk karyawan harus dilampirkan.
59.4. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada direksi teknis sebelum bekerja di luar jam kerja.
60. PENGAMBILALIHAN
60.1. Pejabat Pembuat Komitmen akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka
waktu 7 (tujuh) hari setelah diterbitkan berita acara serah terima akhir pekerjaan.
61. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
61.1. Penyedia Jasa wajib memberikan pedoman kepada Pejabat Pembuat Komitmen tentang
pengoperasian dan pemeliharaan.
61.2. Apabila Penyedia Jasa tidak melakukan Pasal 61.1., maka Pejabat Pembuat Komitmen dapat
memperhitungkan pembayaran kepada Penyedia Jasa sesuai dengan ketentuan dalam syarat-
syarat khusus kontrak.
62. PENYESUAIAN BIAYA
62.1. Harga kontrak dapat berubah akibat adanya penyesuaian biaya.
62.2. Penyesuaian biaya harus mengikuti peraturan yang berlaku, termasuk mata uang yang dipakai
untuk penyesuaian biaya sesuai dengan kesepakatan para pihak.
63. PENUNDAAN ATAS PERINTAH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN.
63.1. Pejabat Pembuat Komitmen dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menunda dimulainya
pelaksanaan pekerjaan atau memperlambat kemajuan suatu kegiatan pekerjaan.
63.2. Jika perintah perubahan sedemikian mendesak sehingga pembuatan usulan biaya serta
pembahasannya akan menunda pekerjaan, maka perintah perubahan tersebut harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dan perintah perubahan diberlakukan sebagai peristiwa
kompensasi.
64. INSTRUKSI
64.1. Penyedia Jasa wajib melaksanakan semua instruksi Direksi Teknis yang berkaitan dengan
kontrak.
64.2. Semua instruksi harus dilakukan secara tertulis.
Page 93
BAB V
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
Keterangan :
1. Bab ini memuat ketentuan khusus yang dibutuhkan oleh paket pekerjaan.
2. Syarat-syarat khusus kontrak adalah ketentuan-ketentuan yang merupakan perubahan,
penambahan dan/atau penjelasan dari ketentuan-ketentuan yang ada pada syarat-syarat umum
kontrak.
3. Apabila terjadi perbedaan antara syarat-syarat umum kontrak dengan syarat-syarat khusus
kontrak, maka yang berlaku adalah syarat-syarat khusus kontrak.
4. Panitia pengadaan dalam menyusun syarat-syarat khusus kontrak mengikuti petunjuk di bawah
ini.
Syarat-syarat khusus kontrak terdiri atas:
A. KETENTUAN UMUM
1. DEFINISI
1.1 a. Pejabat Pembuat Komitmen adalah :
Nama : BRIGJEN POLISI DR. H.M. SAID SAILE, M.Si.
Jabatan : KEPALA BIRO UMUM SETTAMA LEMHANNA SRI
Alamat : Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
b. Direksi Teknis adalah :
Nama : KOLONEL INF ENDANG NIRWAN
Jabatan : KABAG RUMGA ROUM SETTAMA LEMHANNAS RI
Alamat : Jl. Medan Merdeka Selatan No. 10 Jakarta 10110
c. Masa pemeliharaan selama 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender atau 1 tahun.
2. JAMINAN
2.1. Besarnya jaminan pelaksanaan adalah 5% ( lima persen) dari nilai kontrak.
2.2. Besarnya jaminan uang muka adalah 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak.
2.3. Besarnya jaminan pemeliharaan adalah 5% ( lima persen) dari nilai kontrak.
3. ASURANSI
3.1. a. Kerusakan harta benda Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
b. Pihak ketiga Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta) tiap orang untuk cidera badan termasuk
kematian untuk satu kali peristiwa.
Page 94
c. Kegagalan bangunan Rp. 25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar)
4. KESELAMATAN KERJA
4.1. Peraturan tentang keselamatan kerja yang harus dipatuhi Penyedia Jasa sesuai Kepmen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor ……….................….. tahun .................. tentang
……………………………….......................................................
5. PEMBAYARAN
5.1.a.1) Pembayaran uang muka adalah 20% (dua puluh persen) dari nilai kontrak tunggal.
5.1.b.3) Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara angsuran (termijn).
5.1.b.4) Bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, besarnya tagihan yang dapat
disetujui untuk dibayar setinggi-tingginya sebesar 80% (delapan puluh persen) dari jumlah
nilai tagihan.
6. JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
6.1. Waktu pelaksanaan kontrak selama 105 (seratus lima) hari kalender.
7. PENGGUNAAN PENYEDIA JASA USAHA KECIL TERMASUK KOPERASI
KECIL
7.1. Kepada Penyedia Jasa bukan usaha kecil yang terbukti menyalahgunakan fasilitas dan
kesempatan yang diperuntukkan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1995, maka yang bersangkutan dikenakan sanksi
sebagaimana termaktub dalam Pasal 34, Pasal 35 dan Pasal 36 undang-undang tersebut yaitu
sebagai berikut :
a. Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum dengan mengaku atau memakai nama usaha kecil sehingga memperoleh
fasilitas kemudahan dana, keringanan tarif, tempat usaha, bidang dan kegiatan usaha, atau
pengadaan barang dan jasa atau pemborongan pekerjaan Pemerintah yang diperuntukkan dan
dicadangkan bagi usaha kecil yang secara langsung atau tidak langsung menimbulkan
kerugian bagi usaha kecil diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana
denda paling banyak Rp..2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah);
b. Perbuatan sebagaimana dimaksud pada butir 1. di atas adalah tindak pidana kejahatan;
c. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada butir 1. dilakukan oleh atau atas nama badan
usaha, dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan sementara atau pencabutan
tetap ijin usaha oleh instansi yang berwenang.
8. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Page 95
8.1. Penyelesaian perselisihan melalui pengadilan.
9. PENYESUAIAN HARGA
9.1. Bila ada Penyesuaian harga diberlakukan sesuai ketentuan yang berlaku.
10. DENDA DAN GANTI RUGI
10.1. Kompensasi atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang
terlambat dibayar berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut
ketetapan Bank Indonesia.
10.2. a. Denda langsung dipotong dari pembayaran kepada Penyedia Jasa.
b. Ganti rugi dibayar kepada Penyedia Jasa setelah dibuat amandemen kontrak.
11. GAMBAR PELAKSANAAN
11.1. Jumlah pembayaran yang ditahan adalah sebesar Rp 250.000.000,- (dua ratus lima juta rupiah).
11.2. Jumlah pembayaran yang ditahan adalah sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
12. KEGAGALAN BANGUNAN
12.1. Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan selama 10 (sepuluh) tahun.
B. KETENTUAN KHUSUS
13. KOMPENSASI
13.1.l. Kompensasi lain adalah meliputi (tidak ada).
14. PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
14.1.1. Jumlah pembayaran yang diperhitungkan adalah
maksimal sebesar Rp..250.000.000,- (dua ratus lima puluh
juta rupiah). Mengetahui/Menyetujui :
KEPALA BIRO UMUM
LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL RI
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DR. H.M. SAID SAILE, M.Si.
BRIGADIR JENDERAL POLISI
Jakarta, 9 Agustus 2010
KETUA PANITIA
PENGADAAN JASA PEMBORONGAN
ENDANG NIRWAN
KOLONEL INF NRP. 28854