CH 1 MATERIAL PROPERTIS 1.1 Secara garis besar material teknik dikelompokan menjadi 3 bagian : 1. Logam a. Ferros b. Non Ferros 2. Non Logam a. Polimer b. Keramik 3. Komposit 1.2 Struktur Kristal pada Material 1. Body-center-Cubic ( iron, chromium, molybdinum, tantalum, tungsten,) 2. Face-center-Cubic ( gamma iron, silver, gold, platinum) 3. Hexagonal Close Packed (magnesium, alpha, titanium, zinc, zirconium) 1.3 Cacat Kristal 1. Cacat Titik 2. Cacat Garis 3. Cacat Bidang
35
Embed
Ringkasan Materi Kuliah PP Semester III - Copy (4)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
CH 1 MATERIAL PROPERTIS
1.1 Secara garis besar material teknik dikelompokan menjadi 3 bagian :
2. Kolom baja berisi beton/tiang pancang (Gambar 1.b/c).
3. Balok baja yang menahan slab beton (Gambar 1.e).
(a) (b) (c)
(d) (e)
Gambar 1. Macam-macam Struktur Komposit
CH 10,11,12 METAL CASTING
10.1 Proses-proses casting
1. Sand mold
2. Sheld mold
3. Evaporative pattern
4. Cluster mold
5. Ceramic mold
6. Investment
7. Permanent mold
8. Die
9. Sentrifugal
Metal casting sendiri memiliki pengertian pembentukan produk logam dengan
menggunakan cetakan ataupun pattern sesuai dengan metode tertentu.
Biasanya metode ini digunakan untuk memproduksi dalam skala besar.
Metal casting biasanya digunakan pada pembuatan perangkat mesin industri,
baut, alat-alat otomotif, spesial tool dan lain sebagainya.
CH. 13
Rolling
Rolling atau dalam bahasa Indonesia teknik disebut pencanaian adalah proses reduksi atau
pengurangan luas penampang atau pengurangan ketebalan atau proses pembentukan logam
melalui deformasi dengan melewatkan benda kerja pada satu pasang roll yang berputar
dengan arah berlawanan. Skematika dari proses pencanaian ditunjukkan pada gambar di
bawah:
Celah atau gap antara dua roll yang berputar lebih kecil daripada ketebalan H0 bar atau logam
yang akan masuk. Benda kerja terjepit diantara dua roll, sehingga timbul gaya gesek yang
diperlukan untuk menggigit dan menarik benda kerja, bar atau lembaran agar dapat melewati
roll.
Batang atau lembaran logam yang melewati roll berputar akan mengalami tegangan tekan dan
tegangan geser permukaan. Tegangan geser menimbulkan tegangan gesek antara permukaan
roll dengan benda kerja. Gaya gesek ini bertanggung jawab untuk menarik benda kerja agar
dapat masuk ke dalam celah roll. Deformasi akan menghasilkan benda kerja menjadi
bertambah panjang dengan luas penampang atau tebal yang menurun.
Jumlah deformasi atau reduksi yang dicapai dalam operasi pencanaian flat/datar biasanya
dihitung dari pengurangan ketebalan dan dapat ditentukan dengan menggunakan formula
sebagai berikut:
R = 100% x ( H0 - H1) / H0
R = besar reduksi dinyatakan dalam persen,
H1 = tebal benda kerja setelah rolling, tebal akhir
H0= tebal benda kerja sebelum rolling, tebal awal
Mesin yang digunakan untuk melakukan proses pencanaian logam disebut Rolling Mill
Stand atau biasa disebut mill stand saja. Mill Stand pada Rolling mill terdiri dari satu pasang
roll yang digerakkan oleh motor listrik yang mentransmisikan gaya torsi melalui gigi dan
cardans. Roll dilengkapi dengan bantalan dan dipasang dalam stand dengan mekanisme
screw-down.
Mill stand dibatasi oleh nilai maksimum dari roll separating force dan torsinya. Sedangkan
Jumlah maksimum deformasi (reduksi ketebalan) yang dapat dicapai pada single rolling pass
(satu kali reduksi) ditentukan oleh roll separating force maksimum, torsi maksimum,
diameter work roll, koefisien gesekan, kekuatan mekanik benda kerja, dan lebarnya benda
kerja yang di-rolling.
Roll berdiameter kecil akan menghasilkan bidang kontak rolling menjadi kecil, sehingga
mengakibatkan rendahnya nilai absolut dari maximum roll separating force dan torsi.
Sehingga akan membatasi besarnya deformasi yang diperlukan untuk mencapai pengurangan
ketebalan tertentu.
CH 14 Forging
Forging merupakan proses pembentukan logam secara plastis dengan
memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk atau bisa juga
disebut dengan terminology.
Kelebihan:
1. Cocok untuk produksi masal, kuat , dan Efisien.
2.Waktu penempaan singkat
3.Struktur kristal halus.
Kelemahan:
1. kurang presisi, untuk barang presisi diperlukan proses lain.
2.Timbulnya inklusi kerak
3.Tidak ekonomis
Jenis-jenis forging:
1. Hammer Forging
2. Drop Forging
3. Press Forging
4. Upset Forging
5. Roll Forging
CH 15 Extrussion
Proses ekstrusi adalah proses dimana logam dibentuk dengan cara menekannya
melalui rongga cetakan. Tekanan yang digunakan sangat besar. Proses ini dapat
digunakan untuk membuat batang silinder, tabung atau profil-profil tertentu.
Ada dua jenis proses ekstrusi, yaitu ekstrusi langsung (direct extrusion) dan ekstrusi tidak
langsung (indirect extrusion, back extrusion). Secara skema dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
CH 16 Forming
Karakteristik Forming Proses
CH 17 Metal Powder
Langkah-langkah proses metal powder
CH 18 Proses Keramik, Kaca dan Superkonduktor
Karakteristik Bahan Keramik, Kaca dan Superkonduktor
Langkah Proses Keramik, Kaca dan Superkonduktor
CH 19 Pembentukan dan pembuatan plastik serta komposit.
Karakteristik pembentukan plastik dan komposit
Bagan Proses pembuatan
CH 20 Rapid Prototyping of Mechanical Properties
20.1 Karakteristik Prototyping Technologi
20.2 Langkah lagkah prototyping Technologi
1. Computational Steps2. Stereolithography
20.3 Contoh aplikasi produk dari prototyping technologi
1. Gigi palsu2. Gips kaki , tangan palsu3. Etc
CH 21 MACHINING
Machining adalah proses pembuatan benda kerja dengan perautan (menghilangkan material yang tidak diinginkan dari benda kerja dalam bentuk chip).
Jika benda kerjanya logam maka seringkali dikenal dengan metal cutting atau metal removal.
Proses Pembentukan Chip
Ada 7 Proses dasar dalam pembentukan chip , yaitu : Shaping, Turning, Milling, Drilling, Sawing, Broaching, dan Grinding (Abrasive Machining).
Dalam proses metal cutting akan selalu dijumpai istilah : Speed, Feed dan Depth of Cut untuk menjelaskan masalah tersebut ilustrasinya akan menggunakan proses Turning.
SPEED (V) adalah gerakan potong utama dimana berhubungan dengan kecepatan putar benda kerja terhadap pahat potong.
Satuannya: Surface Feet Per Minute (SFPM) , Inch Per Minute ( In/M ) , Meter Per Minute (M/M).
FEED adalah sejumlah material yang hilang per putaran. Dalam proses turning gerakan Feed sejajar dengan sumbu putar benda kerja.
Satuannya : Inch Per Putaran (In/Rev), Inch Per Cycle , Inch Per Minute, Inch Per Tooth.
DEPTH OF CUT (DOC) menyatakan perpindahan pahat terhadap kedalaman permukaan benda kerja. Biasanya Depth of Cut dinotasikan d.Besarnya Depth of Cut
d = ( D1-D2 ) / 2Dimana : D1 = diameter mula-mula D2 = diameter akhir
Pahat bubut memiliki bentuk bermacam-macam, tentunya disesuaikan dengan
kebutuhan. Prosesnya adalah benda kerja yang akan dibubut bergerak berputar
sedangkan pahatnya bergerak memanjang, melintang atau menyudut tergantung
pada hasil pembubutan yang diinginkan.
Berikut ini bentuk pahat bubut jenis HSS untuk penggunaan luar :
Keterangan:
a. pahat kiri
b. Pahat potong
c. Pahat kanan
d. Pahat rata
e. pahat radius
f. pahat alur
g. Pahat ulir
h. Pahat muka
i. Pahat kasar
Selain pahat bubut luar, pada proses pembubutan juga sering menggunakan pahat bubut dalam. Pahat jenis ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau memperbesar lubang yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor. Bentuknya juga bermacam-macam dapat berupa pahat potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada yang diikat pada tangkai pahat.Bentuk ada yang khusus sehingga tidak diperlukan tangkai pahat.Contoh pemakaian pahat bubut dalam ketika memperbesar lubang dan membubut rata bagian dalam.
Reamer dipergunakan untuk memperhalus lubang pada benda kerja, hal ini dibutuhkan kehalusan sesuai ketentuan. Sebelum dilakukan pereameran terlebih dahulu di bor, hasil pereameran antara 0,004 – 0,012” (0,1016 – 0,3048 mm).
4. Bor Senter (BS)
Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda kerja sebagai
tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannnya disesuaikan dengan
kebutuhan yaitu sekitar 1/3 ÷ 2/3 dari panjang bagian yang tirus pada bor senter
tersebut.Pembuatan lubang senter pada benda kerja diperlukan apabila memilki
ukuran yang relatif panjang atau untuk mengawali pekerjaan pengeboran.