Ringkasan Mata Kuliah LEVEL TIGA : KONSEP PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENGUNGKAPANKelompok 4:Muhammad Ahkbar A31107082 Elvina Oktavia Bukit A31107702 Ratih Nur Indahsari A31108267 Anne Faradillah A31108313 A. Fadhilah Munaqiswati A31108844 Dian Pratiwi P Naslia A31108849 Nurjannah A31108889 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
manfaat menyediakan informasi akuntansi harus lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan. Kesulitan dalam analisis biaya-manfaat adalah bahwa biaya dan terutama
keuntungan yang belum jelas atau terukur. Biaya adalah dari beberapa jenis: biaya
pengumpulan dan pengolahan, dari dissemeneting, audit, litigasi potensial,
pengungkapan terhadap pesaing, dan analisis dan interpretasi. Manfaat untuk
mempersiapkan mungkin termasuk kontrol manajemen lebih besar dan akses ke
modal dengan biaya lebih rendah.
• Materialitas
Suatu item dikatakan material, apabila item tersebut dicantumkan atau
dihilangkan akan mempengaruhi atau mengubah pertimbangan seseorang secara
wajar/signifikan. Kendala materialitas mempengaruhi dampak dari unsur operasi
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Item material jika pencantuman atau
kelalaian akan mempengaruhi atau mengubah keputusan orang yang wajar. Seperti
disebutkan dalam konteks IASB: "Informasi adalah material jika kelalaian atau
kesalahan pernyataan dapat mempengaruhi keputusan yang pengguna membuat
berdasarkan informasi keuangan ... ketika suatu entitas mempertimbangkan apakah
informasi keuangan adalah representasi yang akurat dari apa klaim untuk mewakili,penting untuk memperhitungkan kepentingan relatif karena kelalaian material dan
keliru akan mengakibatkan tidak lengkap, bias, atau tidak bebas dari kesalahan Itu.
tidak masalah dan karena itu tidak relevan, jika tidak akan mempengaruhi pembuat
keputusan. Dalam singkat perusahaan harus membuat perbedaan atau tidak memiliki
untuk menutupnya.
PSAK No. 1 (Revisi 1998) : Penyajian Laporan Keuangan dalam paragraf 07 mengaturbahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-kompenen berikut ini :
(a) neraca,
(b) laporan laba rugi,
(c) laporan perubahan ekuitas,
(d) laporan arus kas, dan
(e) catatan atas laporan keuangan.
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
Sedangkan menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang efektif mulai berlaku untuk periode
tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan yang
lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut ini :
(a) laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode
(b) laporan laba rugi komprehensif selama periode
(c) laporan perubahan ekuitas selama periode
(d) laporan arus kas selama periode
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi
penjelasan lain; dan
(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali
pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
Jika kita bandingkan persyaratan menurut PSAK No.1 (revisi 1998) dengan PSAK No. 1
(revisi 2009), kita dapat melihat adanya perbedaan untuk persyaratan laporan laba rugi
dimana menurut PSAK No. 1 (revisi 2009), entitas harus menyajikan laporan laba rugi
komprehensif .
Adapun format laporan laba rugi komprehensif yang dimaksud adalah laporan laba rugi
seperti yang disajikan dalam praktek penyajian laporan keuangan selama ini yang sesuaidengan PSAK No.1 (revisi 1998) ditambah dengan pendapatan komprehensif lain yang
berisikan pos-pos pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang
tidak diakui dalam laporan laba rugi.
Yang termasuk ke dalam komponen pendapatan komprehensif lain menurut PSAK No.1
(revisi 2009) adalah mencakup :
(a) perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (revisi 2007) : Aset Tetap dan PSAK
19 (revisi 2009) : Aset Tidak Berwujud )
(b) keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai denganPAK 24 : Imbalan Kerja
(c) keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing
(lihat PSAK 10 (revisi 2009) : Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing)
(d) keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikansebagai „tersedia untuk dijual‟ (lihat PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan :
Pengakuan dan Pengukuran)
(e) bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung
nilai arus kas (lihat PSAK 55 (revisi 2006) : Instrumen Keuangan : Pengakuan danPengukuran)
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke bagian laba rugi periode
berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain pada periode berjalan
atau periode sebelumnya.
Misalnya adalah penyesuaian reklasifikasi atas pelepasan kegiatan usaha luar negeri sesuai
dengan PSAK 10 : Transaksi Dalam Mata Uang Asing ataupun penghentian pengakuan asetkeuangan yang dikategorikan sebagai „tersedia untuk dijual‟ sesuai dengan PSAK 55 (revisi
2006) : Instrumen Keuangan – Pengakuan dan Pengukuran.
Perbedaan lain untuk kriteria laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 (revisi 1998)
dengan PSAK 1 (revisi 2009) adalah dalam butir (f) yang mengharuskan entitas untuk
menyajikan laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
Jika, misalnya pada tahun 2009 sebuah perusahaan melakukan restatement laporan keuanganataupun mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya, maka perusahaan tersebut harus
menyajikan 3 (tiga) laporan posisi keuangan atau neraca yaitu masing-masing neraca per 31
Desember 2009 dengan perbandingan neraca per 31 Desember 2008 serta neraca per 1
Januari 2008 (Hrd).
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) IAI pada tanggal 21 April 2009 kemarin telah
Secara umum perbedaan ED PSAK 1 (Revisi 2009) dengan PSAK 1 (Revisi 1998)
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. ED PSAK 1 (Revisi 2009) mengadopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009)
sedangkan PSAK 1 (Revisi 1998) mengadopsi IAS 1 Disclosure of Accounting Policies
(1997).
2. Penggantian istilah “Kewajiban” pada PSAK 1 (Revisi 1998) menjadi “Liabilitas” pada
ED PSAK 1 (Revisi 2009).
3. Pada ED PSAK 1 (revisi 2009) terdapat definisi istilah yang digunakan, yaitu laporan
keuangan untuk tujuan umum, tidak praktis, standar akuntansi keuangan, material, catatan
atas laporan keuangan, penghasilan komprehensif lain, pemilik, laba atau rugi sedangkan
pada PSAK 1 (1998) tidak terdapat definisi istilah yang digunakan.
4. Menurut ED PSAK 1 (revisi 2009), informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
meliputi : Aset, Liabilitas, Ekuitas, Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dankerugian, Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
serta Arus kas sedangkan menurut PSAK 1 (1998), informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan meliputi : Aset, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan beban serta Arus Kas.
5. Mengenai tanggung jawab atas laporan keuangan, ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak
mengatur mengenai pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan, sedangkan PSAK
1 (1998) mengatur bahwa manajemen bertanggung jawab atas laporan keuangan.
6. ED PSAK 1 (revisi 2009) mengatur mengenai komponen laporan keuangan yang lengkap
yaitu : (a) Laporan posisi keuangan (neraca), (b) Laporan laba rugi komprehensif, (c)
Laporan perubahan ekuitas, (d) Laporan arus kas, (e) Catatan atas laporan keuangan, (f)
Laporan posisi keuangan awal periode komparatif sajian akibat penerapan retrospektif,
penyajian kembali, atau reklasifikasi pos-pos laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998)
mengatur mengenai komponen laporan keuangan yang lengkap meliputi : (a) Neraca, (b)
Laporan laba rugi, (c) Laporan perubahan ekuitas, (d) Laporan arus kas serta (e) Catatan atas
laporan keuangan.
7. Mengenai Kepatuhan terhadap SAK, ED PSAK 1 (revisi 2009) mengatur bahwa entitasmembuat pernyataan kepatuhan atas SAK dalam laporan keuangan, sedangkan PSAK 1
(1998) tidak mengatur mengenai laporan keuangan yang harus memuat pernyataan kepatuhan
entitas atas SAK.
8. ED PSAK 1 (revisi 2009) mengatur bahwa penyimpangan dari suatu PSAK diijinkan jika
kepatuhan atas PSAK tersebut bertentangan dengan tujuan laporan keuangan dalam
KDPPLK, sedangkan PSAK 1 (1998) tidak mengatur mengenai penyimpangan dari suatu
PSAK.
9. ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak mengatur mengenai bagaiman memilih dan menerapkankebijakan akuntansi ketika tidak diatur dalam suatu PSAK. Hal tersebut akan diatur dalam
PSAK 25, jika PSAK 25 sudah mengadopsi IAS 8 terkini. Sedangkan PSAK 1 (1998)
mencantumkan pengaturan bagaimana memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika
tidak diatur dalam suatu PSAK.
10. ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak mengatur kapan entitas sebaiknya mengeluarkan laporan
keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) mengatur bahwa entitas sebaiknya mengeluarkan
laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca.
11. ED PSAK 1 (revisi 2009) tidak lagi memperkenankan penggunaan istilah “Pos Luar
Biasa”, sedangkan PSAK 1 (1998) masih memperkenankan penggunaan istilah tersebut.
Misalnya perusahaan memiliki saldo piutang ataupun persediaan yang belum direalisasikan
setelah 12 bulan dari periode pelaporan, apakah harus diklasifikasikan sebagai Aset Lancar
atau Tidak Lancar ?
Klasifikasi suatu aset apakah sebagai Aset Lancar atau Aset Tidak Lancar diatur dalam
PSAK No. 1. Adapun PSAK No.1 yang masih berlaku sampai dengan saat ini adalah PSAK
No. 1 (Revisi 1998), dan setelah tanggal 31 Desember 2010 nanti PSAK ini akan digantikan
oleh PSAK No.1 (Revisi 2009) yang sudah mengadopsi IAS 1 : Presentation of Financial
Statements per 1 Januari 2009.
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
PSAK No.1 (Revisi 2009) telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
IAI pada tanggal 15 Desember 2009 dan akan mulai berlaku efektif untuk periode tahun buku
yang dimulai pada atau setalah tanggal 1 Januari 2011.
Pengklasifikasikan suatu aset sebagai aset lancar atau tidak lancar dalam PSAK 1 (Revisi
2009) diatur dalam paragraf 63 yang menjelaskan bahwa entitas mengklasifikasikan asetsebagai aset lancar, jika :
(a) entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau
menggunakannya dalam siklus operasi normal;
(b) entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;
(c) entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode
pelaporan; atau
(d) kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2 (revisi 2009) : Laporan Arus
Kas), kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk menyelesaikan
liabilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak
lancar.
Sedangkan PSAK 1 (Revisi 1998) yang masih berlaku sampai dengan 31 Desember 2010
nanti mengatur mengenai klasifikasi aset sebagai aset lancar, jika aset tersebut :
(a) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangkawaktu siklus operasi normal perusahaan; atau
(b) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan
direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
(c) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Jika kita memperhatikan persyaratan pada butir (a) di atas baik pengaturan menurut PSAK 1
revisi 2009 ataupun PSAK 1 revisi 1998, maka atas saldo piutang ataupun persediaan yang
biarpun belum direalisasikan dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan tetap harus
diklasifikasikan sebagai Aset Lancar karena termasuk dalam aset yang akan dijual,dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian dari siklus operasi normal perusahaan
meskipun aset tersebut tidak diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan
setelah periode pelaporan (Hrd).
mungkin maksud agan, beda statement of comprehensive income di PSAK 1 (2009) =setelah konvergensi dengan IAS 1 (2009) dengan PSAK sebelumnya yaitu PSAK 1(1998), berikut bedanya :
1. Laporan Laba rugi comprehensive (statement of comprehensive income) adalah satulaporan laba rugi dan satu laporan yang menunjukan other comprehensive income.2. di PSAK 1 (2008) diatur mengenai pos luar biasa (extraordinary item) sedangkan di
PSAK 1 (2009) tidak diperkenankan lagi adanya pos tersebut di statement of comprehensive income. karena pos luar biasa dianggap sebagai pos "keranjang
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com
3. hanya penjelasan aja yang point satu, Adanya pemisahan other comprehensiveincome (OCI) di luar laporan laba rugi (tepatnya di bagian bawah statement of comprehensive income).
Begitu gann..kalo pengen jelasnya ntar tunggu laporan keuangan tahun 2011, soalnyePSAK 1 ini berlaku efektif Per 1 Jan 2011...ntar keliatan bedanya, statement of comprehensive income ada dua bagian, bagian yang atas, laporan laba rugi spt yangbiasa, bagian bawah ada laporan OCI nya...gitu gannn...
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian IFRS
dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:
1. Full Adoption
Suatu negara mengadopsi seluruh produk IFRS dan menerjemahkan IFRS word by
word ke dalam bahasa yang negara tersebut gunakan.
2. Adopted
Mengadopsi seluruh IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.
3. Piecemeal
Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu nomor standar
tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
4. Referenced
Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu
dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
5. Not adopted at all
Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Pada tahun 2009, Indonesia belum mewajibkan perusahaan - perusahaan listed di
BEI menggunakan IFRS, melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan
nasional atau PSAK. Namun pada tahun 2010 bagi perusahaan yang memenuhi syarat, adopsiIFRS sangat dianjurkan. Sedangkan pada tahun 2012, Dewan Pengurus Nasional IAI
bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan DSAK merencanakan akan menerapkan
standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.
Indonesia harus mengadopsi IFRS untuk memudahkan perusahaan asing yang akan
menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian, untuk mengadopsi standar
internasional itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi
yang mahal (Immanuela, 2009).
5/10/2018 Ringkasan Mata Kuliah-Seminar - slidepdf.com