Nama : Endah Kurniawati NIM : 12306141019 Kelas : Fisika B STRUKTUR ATOM Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. ] Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut. Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Nama : Endah Kurniawati
NIM : 12306141019
Kelas : Fisika B
STRUKTUR ATOM
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.] Inti atom mengandung
campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali
pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom
terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat
berikatan satu sama lainnya membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung
jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung
jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif dan merupakan ion.
Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom tersebut.
Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron
menentukan isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipotong
ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang
tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada
abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan
menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan
metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan
berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom,
membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika
kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Relatif terhadap pengamatan sehari-hari, atom merupakan objek yang sangat kecil
dengan massa yang sama kecilnya pula. Atom hanya dapat dipantau menggunakan
peralatan khusus seperti mikroskop penerowongan payaran. Lebih dari 99,9% massa
atom berpusat pada inti atom, dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama.
Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang tidak stabil yang dapat
mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi yang
mengubah jumlah proton dan neutron pada inti. Elektron yang terikat pada atom
mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami
transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun memancarkan foton yang sesuai
dengan perbedaan energi antara aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi
sebuah unsur dan memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut.
Perkembangan Model Atom
Seorang filsuf Yunani yang bernama Democritus berpendapat bahwa jika suatu benda
dibelah terus menerus, maka pada saat tertentu akan didapat akan didapat bagian yang
tidak dapat dibelah lagi. Bagian seperti ini oleh Democritus disebut atom. Istilah atom
berasal dari bahasa yunani “a” yang artinya tidak, sedangkan “tomos” yang artinya
dibagi. Jadi, atom artinya tidak dapat dibagi lagi. Pengertian ini kemudian disempurnakan
menjadi, atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibelah lagi
namun namun masih memiliki sifat kimia dan sifat fisika benda asalnya.
Atom dilambangkan dengan ZXA, dimana A = nomor massa (menunjukkan massa atom,
merupakan jumlah proton dan neutron), Z = nomor atom (menunjukkan jumlah elektron
atau proton). Proton bermuatan positif, neutron tidak bermuatan (netral), dan elektron
bermuatan negatif. Massa proton = massa neutron = 1.800 kali massa elektron. Atom-
atom yang memiliki nomor atom sama dan nomor massa berbeda disebut isotop, atom-
atom yang memiliki nomor massa sama dan nomor atom berbeda dinamakan isobar,
atom-atom yang memiliiki jumlah neutron yang sama dinamakan isoton.
Macam-macam Model Atom
Dalton mengatakan bahwa atom atom seperti bola pejal atau bola tolak peluru
JJ.Thomson mengatakan bahwa atomm seperti roti kismis E.Rutherford mengemukakan
atom seperti tata surya
1. Model Atom John Dalton
Pada tahun 1808, John Dalton yang merupakan seorang guru di Inggris, melakukan
perenungan tentang atom. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom
Democritus. Bayangan Dalton dan Democritus adalah bahwa atom berbentuk pejal.
Dalam renungannya Dalton mengemukakan postulatnya tentang atom:
1. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat kecil yang dinamakan dengan atom
2. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama
3. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula
4. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi
kimia, atom tidak dapat dimusnahkan dan atom juga tidak dapat dihancurkan
5. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul
6. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada
tolak peluru. Seperti gambar berikut ini:
Teori atom Dalton mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model
atom. Namun, teori atom Dalton memiliki kekurangan, yaitu tidak dapat menerangkan
suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin bola pejal dapat
menghantarkan arus listrik padahal listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada
partikel lain yang dapat menghantarkan arus listrik. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik
materi, Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan, Model atom Dalton
tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur yang lain.
2. Model Atom J.J. Thomson
Kelemahan dari Dalton diperbaiki oleh JJ. Thomson, eksperimen yang dilakukannya
tabung sinar kotoda. Hasil eksperimennya menyatakan ada partikel bermuatan negatif
dalam atom yang disebut elektron. Suatu bola pejal yang permukaannya dikelilingi
elektron dan partikel lain yang bermuatan positif sehingga atom bersifat netral.
Konsep Atom Menurut Thomson:
a. Tabung Lucutan Gas
Adalah peristiwa mengalirnya muatanmuatan listrik di dalam tabung lucutan gas
pada tekanan yang sangat kecil. Sebuah tabung lucutan adalah tabung yang berisi udara,
didalam tabung berisi elektrode-elektrode, yang biasanya disebut anoda (elektrode +) dan
katode (elektrode -). Udara dalam tabung ini tidak dapat mengalirkan arus listrik
walaupun ujung-ujung elektroda tersebut dihubungkan dengan induktor Ruhmkorf.
Keadaan akan berubah jika udara dalam tabung dikeluarkan sehingga tekanan
udara menjadi kecil dan letak-letak molekul udara manjadi renggang.
Pada tekanan 4 cmHg, dalam tabung memancarkan cahaya merah-ungu. Cahaya
ini akan menghilang sejalan dengan semakin kecilnya tekanan.
Pada tekanan 0,02 mmHg udara dalam tabung tidak lagi memancarkan cahaya
namun kaca dimuka katoda berpendar kehijauan. Crookes berpendapat bahwa dari katoda
dipancarkan sinar yang tidak tampak yang disebut Sinar katoda. Sinar katoda dapat di
pelajari karena bersifat memendarkan kaca. Sinar Katoda adalah arus elektron dengan
kecepatan tinggi yang keluar dari katoda.
b. Sifat sinar Katoda :
1. Memiliki Energi
2. Memendarkan kaca
3. Membelok dalam medan listrik dan medan magnet.
4. Jika ditembakkan pada logam menghasilkan sinar X
5. Bergerak cepat menurut garis lurus dan keluar tegak lurus dari Katoda.
Simpangan sinar katoda dalam medan listrik dan medan magnet menunjukkan bahwa
sinar ini bermuatan negatif. Thomson dapat menunjukkan bahwa
partikel sinar katoda itu sama bila katoda diganti logam lain. Jadi partikel-partikel sinar
katoda ada pada setiap logam yang disebut elektron.
Tanpa mngenal lelah dan menyerah, akhirnya Thomson dapat mengukur massa elektron,
ternyata muatan elektron 1,6021.10-19 Coulomb dan massa elektron 9,1090.10-31 Kg.
Terjadinya sinar katoda dapat diterangkan sebagai berikut:
Pada tekanan yang sangat kecil, letak molekul-molekul udara sangat renggang, dalam
gerakannya menuju katoda (-), ion-ion positif membentur katoda dengan kecepatan
tinggi. Benturan-benturan tersebut mengakibatkan terlepasnya elektron-elektron dari
logam katoda.
c. Percobaan Thomson
J.J Thomson (1856-1940) menamakan partikel bermuatan negatif tersebut dengan
elektron. Sekitar tahun 1897, dia yang pertama kali menentukan perbandingan antara
muatan dan massa elektron. Thomson menggunakan prinsip bahwa partikel-partikel yang
bergerak melalui medan magnetik akan dibelokkan.
Gambar diatas menunjukkan skema rangkaian peralatan yang digunakan oleh
Thomson. Jika sebuah partikel bermuatan e dan kecepatan v memotong tegak lurus
daerah medan magnetik B, maka partikel akan menempuh lintasan berbentuk lingkaran
dengan jari-jari R = m. vB . e
dengan m dan e adalah massa dan muatan partikel, sehingga
perbandingannya
em
= Vr B
r dan B dapat diukur, sedangkan v belum diketahui. Untuk mengukur v digunakan
Spektrometer massa. Partikel bermuatan e yang diletakkan dalam medan listrik akan
mengalami gaya listrik sebesar Flistrik = e.E partikel bermuatan ini akan menyimpang
dalam medan listrik. Penyimpangan ini dapat ditiadakan dengan memasang medan
magnetik B dan kapasitor, yang arah garis gayanya tegak lurus dengan arah medan listrik
E. alat ini disebut sebagai Selektor kecepatan. Karena dapat memilih kecepatan partikel
yang akan diteruskan.
Partikel bermuatan mula-mula dikirim melalui sebuah alat Selektor kecepatan..
Kemudian partikel ini memasuki daerah medan magnetik B (mengarah kedalam kertas).
Hal ini menyebabkan ion e bergerak dengan lintasan setengah lingkaran dan menumbuk
film fotografik di P.
Medan magnetik B akan menghasilkan gaya Lorentz sebesar FLorentz= B.e.V inilah gaya
yang meniadakan gaya listrik FListrik , sehingga elektron dalam kapasitor tetap berjalan
lurus.
Maka:
Flistrik = FLorentz
e.E = B.e.V
V = EB
E dan B dapat diukur, sehingga kecepatan partikel dapat ditentukan. Dengan demikian
dapat diketahui nilai perbandingan Thomson mendapat hasil
em
=1,7588.1011 coulomb kg-1
Percobaan tetes minyak Millikan (Millikan Oil Drop)
J.J Thomson berhasil menentukan nilai elektron, tetapi belum berhasil mengukur
besar muatan e elektron. Kelemahan model Thomson ini tidak dapat menjelaskan
susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
Orang yang berhasil menentukan besar muatan elektron adalah Robert Andrew
Millikan yang terkenal dengan experimen tetes minyak.
Diagram Skematik peralatan Millikan ditunjukkan pada gambar diatas ini :
Dua keping logam paralel horisontal A dan B diisahkan dengan jarak d dalam orde
milimeter. Minyak disemprotkan pada bagian atas keping dan ada beberapa tetes minyak
yang memasuki lubang kecil pada keping A.
Sinar cahaya diarahkan horisontal diantara keping-keping. Sebuah teleskop diatur
sehingga sumbunya tegak lurus pada sinar cahaya. Minyak yang jatuh disinari oleh
cahaya sehingga dapa diamati melalui teleskop. Tetes itu terlihat seperti bintang kecil
yang sangat terang, jatuh perlahan dengan suatu kecepatan terminal. Kecepatan minyak
dapat ditentukan melalui hubungan berat minyak dengan gaya hambat udara karena
kekentalannya.
Metode sederhana untuk mengukur muatan tetes minyak yang jatuh adalah sebagai
berikut.
Anggap tetes minyak bermuatan negatif. Keping-keping diberi beda potensial sehingga
antara keping-keping terdapat medan listrik kebawah sebesar: dengan
mengatur medan listrik E dapat dihasilkan gaya listrik F= E.q yang tepat sama dengan
berat tetes minyak m.g maka dalam keadaan ini, tetes minyak akan diam.
Flistrik = berat tetes minyak
E.q = m.g
q=m. g
E
massa tetes minyak sama dengan hasil kali massa jenis dan volumenya (Bola) ;
sehingga
semua besaran yang terdapat di ruas kanan dapat diukur, kecuali jari-jari tetes minyak r,
orde tetes minyak 10-5cm sehingga terlalu kecil untuk diukur langsung, jari-jari ini dapat
kita hitung dengan mengukur kecepatan terminal Vt tetes minyak, karena tetesminyak
jatuh melalui jarak d diukur dari garis acuan dalam okuler teleskop.
Kecepatan terminal adalah saat berat m.g tepat setimbang dengan gaya hambat
kekentalan udara f. gaya kekentalan sebuah bola dengan jarijari r yang bergerak dengan
kecepatan v dalam suatu fluida dengan kekentalan η (theta), diberikan oleh
Hukum Stokes sebagai:
f= 6 π.η.r.v
Dengan demikian:
m.g = f
.rho.g=6 π.η.r.vt
jika r3 ini kita masukkan ke dalam persamaan (q=…), kita dapatkan:
Millikan dan asistennya mengukur ribuan tetes minyak. Ia mendapatkan bahwa dalam
batas kesalahan percobaan setiap tetes selalu memiliki muatan yang sama denga kelipatan
muatan elementer (e) dan tidak pernah bernilai desimal kelipatannya (e,2e,3e,…).
Nilai muatan e yang didapat oleh Millikan adalah: e=1,602192.10-19Coulomb = 1,6.10-19
Coulomb
3. Model Atom Rutherford
Konsep Atom Menurut Rutherford
Dalam percobaannya, Ernest Rutherford (1871-1937) menembakkan partikel α(alfa)
pada kepingan emas yang tipis dengan tebal 1/100 mm. partikel alfa adalah partikel yang
mempunyai massa 7000 kali massa elektron. Hasil pengamatan menunjukkan adanya
partikel-partikel yang dihamburkan, dibelokkan dan dipantulkan. Adalah sangat mustahil jika
partikel alfa dibelokkan oleh elektron yang massanya sangat kecil. Berdasarkan hasil
experimennya, Rutherford menyangkal teori atom J.J Thomson. Pada tahun 1911 ia
menyusun model atom yang baru.
Hasil pengamatan tersebut dikembangkan dalam hipotesis model atom Rutherford.
a. Sebagian besar dari atom merupakan permukaan kosong.
b. Atom memiliki inti atom bermuatan positif yang merupakan pusat massa atom.
c. Elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan yang sangat tinggi.
d. Sebagian besar partikel α lewat tanpa mengalami pembelokkan/hambatan. Sebagian kecil
dibelokkan, dan sedikit sekali yang dipantulkan.
Demikianlah model atom Rutherford dianggap lebih baik daripada model atom Thomson.
Walaupun demikian model atom Rutherford masih harus diuji dengan percobaan-percobaan.
Menurut Rutherford, elektron-elektron beredar di sekeliling inti. Sebagai contoh, atom
Hidrogen adalah atom yang paling sederhana, karena hanya ada satu elektron. Jika jari-jari
lintasan elektron r, energi potensial elektron pada orbitnya.