8/20/2019 Revisi Referat CAP
1/29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANGCommunity acquired pneumonia (CAP) – peradangan parenkim paru1, merupakan
penyebab mortalitas dan morbiditas yang tinggi pada anak-anak di negara berkembang, dan
merupakan alasan anak-anak datang ke klinik atau rumah sakit pada negara maju.2, !ebih
dari 1"#.### anak-anak dira$at inap di rumah sakit karena CAP di Amerika %erikat setiap
tahunnya." Pneumonia menyebabkan &'".### anak-anak berusia di ba$ah " tahun meninggal
di seluruh dunia pada tahun 2#1'. Prealensi tertinggi ada di Asia %elatan dan sub-%ahara
Arika.*
CAP dapat disebabkan oleh irus, bakteri tipikal dan atipikal. +neksi CAP oleh bakteri
atipikal seperti yopasma dan Chlamydia biasanya terjadi pada anak usia " – 1" tahun,
sedangkan ineksi oleh irus menurun seiring bertambahnya usia. Pada anak-anak yang
menjalani pera$atan di rumah sakit, seringnya terineksi oleh bakteri tipikal seperti
Streptococcus pneumoniae.1,'
enurut iskesdas tahun 2#1', pneumonia merupakan penyebab kematian kedua pada
balita setelah diare dengan angka kejadian di +ndonesia menapai 1/,"0. CAP dapat
menimbulkan komplikasi seperti parapneumonic empyema yang seringnya disebabkan
karena bakteri yang resisten terhadap antibiotik. CAP juga berhubungan dengan penyakit
paru kronis jika bersiat rekuren. leh karena hal-hal di atas, tujuan dibuatnya reerat ini
adalah untuk membahas lebih lanjut mengenai diagnosis dan tatalaksana serta penegahan
komplikasi CAP pada anak.
1.2. RUMUSAN MASALAH
• 3agaimana tatalaksana Community Acquired Pneumonia (CAP) pada anak4
1.3. TUJUAN PENULISAN1.3.1 Tujuan Umum
o engetahui tatalaksana CAP pada anak
1.3.2 Tujuan Khusus
o engetahui etiologi, patoisiologi, dan meniestasi klinis CAP pada anak
8/20/2019 Revisi Referat CAP
2/29
o engetahui ara diagnosis, tatalaksana, dan penegahan komplikasi CAP pada
anak
1.4 MANFAAT PENULISAN
1.4.1 Ba! Mas"a#a$a%
o 5asil penulisan ini diharapkan dapat menjadi sumber inormasi bagi masyarakat
mengenai CAP pada anak.
1.4.2 Ba! I&m!ah
o %ebagai salah satu sumber pengetahuan mengenai diagnosis dan tatalaksana CAP
pada anak.
1.4.3 Ba! I&mu P'n'%ahuan
o %ebagai salah satu reerensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai CAP
khususnya CAP pada anak.
8/20/2019 Revisi Referat CAP
3/29
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 D'(!n!s!
Pneumonia adalah peradangan dari parenkim paru. 6ebanyakan kasus pneumonia
disebabkan oleh mikroorganisme, namun penyebab non ineksisus dapat berupa aspirasi dari
makanan, asam lambung dan benda asing.1 Pada Pneumonia, kantong-kantong udara (aleoli)
akan terisi oleh eksudat sehingga penyerapan oksigen di paru akan terganggu.1 5al ini akan
menyebabkan gangguan dalam pertukaran udara di kantong-kantong udara, akibatnya
oksigenasi jaringan menjadi kurang maksimal.
2.2 E)!*'m!+&+!
Pneumonia menyebabkan &'".### anak-anak berusia di ba$ah " tahun meninggal diseluruh dunia pada tahun 2#1'. Prealensi tertinggi ada di Asia %elatan dan sub-%ahara
Arika.* !ebih dari 1"#.### anak-anak dira$at inap di rumah sakit karena CAP di Amerika
%erikat setiap tahunnya."
Gam,a# 1. S%a%!s%!$ P'n"',a, K'ma%!an Pa*a Ba&!%a-
enurut iskesdas tahun 2#1', pneumonia merupakan penyebab kematian kedua
tertinggi pada balita setelah diare dengan angka kejadian di +ndonesia menapai 1/," 0
dengan prealensi tertinggi pada anak usia 1- tahun dari semua balita dan selalu
8/20/2019 Revisi Referat CAP
4/29
berada pada datar 1# penyakit terbesar setiap tahunnya di asilitas kesehatan.
Prealensi penderita tertinggi berada di 7usa 8enggara 8imur ('/,"0), Aeh ('",*0)
dan 3angka 3elitung (',/0).
2.3 K&as!(!$as!Pneumonia diklasiikasikan menjadi community acquired pneumonia (CAP) artinya
didapatkan di luar rumah sakit dan hospital acquired pneumnonia (5AP) artinya didapatkan
oleh pasien di rumah sakit setelah menjalani pera$atan / jam. / Penyebab tersering
pneumonia pada anak berasal dari komunitas, dimana mikroorganisme tersering disebabkan
oleh Streptoccocus pneumonia dan Haemophillus influenzae. %edangkan pada hospital
acquired pneumnonia sering disebabkan oleh 3asil gram negati, Pseudomonas
aueroginosa, Staphyloccocus aureus./ Pneumonia pada anak disebabkan oleh kombinasi
antara pejamu dan lingkungan. Pneumonia di negara berkembang biasanya disebabkan oleh
bakteri, sedangkan pada negara maju pneumonia disebabkan oleh iral. 3akteri utama
penyebab peumonia adalah Streptoccocus pneumonia dan Haemophillus influenzae.&
2.4 Fa$%+# R!s!$+
%tatus imunisasi pada anak berperan penting dalam mengealuasi ada tidaknya aktor
risiko terjadinya CAP pada anak. Pada anak yang telah mendapat imunisasi 5ib, terdapat
imunitas terhadap H. influenzae type 3 dan S. pneumonia, sehingga mereka tidak mudah
terineksi oleh kedua bakteri patogen ini.1 3eberapa aktor lain diketahui telah menjadi
aktor risiko terjadinya community acquired pneumonia pada anak, yaitu 9 underlying
comorbidities (misalnya diabetes mellitus, asplenia atau disungsi limpa, penyakit jantung
kronik, sindroma nerotik, severe liver disease), asma, ri$ayat episode wheezing , otitis
media yang disebabkan oleh tympanocentesis dalam 2 tahun pertama kehidupan, (aktor
risiko pada anak berusia : " tahun), paparan terhadap asap rokok, malnutrisi,
imunodeisiensi (primer atau sekunder), disungsi mukosilier (cystic fibrosis, dyskinesia
silier), malormasi kongenital saluran napas, gangguan menelan, mikroaspirasi,
gastroesoageal reluks, neuromuscular disorder , dan terapi penghambat asam lambung.1#
;aktor lingkungan seperti polusi udara ruangan saat memasak, tinggal di daerah padat
penduduk, dan orangtua yang merokok juga meningkatkan keenderungan seorang anak
menderita pneumonia. Paparan terhadap asap rokok telah diketahui meningkatkan risiko
seorang anak dira$at di rumah sakit akibat menderita pneumonia pada anak berusia : "
8/20/2019 Revisi Referat CAP
5/29
tahun. 6ondisi yang berhubungan dengan pneumonia berat yaitu usia : " tahun dan
prematuritas. +neksi irus, khususnya influenza dan ri$ayat penggunaan antibiotik menjadi
aktor predisposisi terhadap terjadinya pneumococcal dan staphylococcal pneumonia.
Antibiotik mengganggu mikrolora komensalis pada saluran pernapasan seperti Alfa
hemolytic streptococci. %edangkan, irus dapat melepaskan neuraminidase dan entiologi paling sering pneumonia berariasi sesuai usia pasien. Pada kelompok
neonatus, group ! streptococcus dan bakteri usus gram negati merupakan bakteri patogen
paling banyak dan umunnya membutuhkan transmisi ertikal. Pneumonia yang disebabkan
oleh irus sebaiknya dipertimbangkan bahkan pada kondisi tidak ada ri$ayat yang
menurigakan pada ibu. 11
+neksi Chlamydia trachomatis pernah menjadi penyebab ineksi paling sering pada
bayi, namun seiring semakin banyak dilakukan screening prenatal dan terapi ineksi
maternal, kuman ini sekarang tidak menjadi penyebab yang sering mengineksi bayi. Pada
kelompok anak yang berusia ?' minggu, penyebab pneumonia bakterial paling sering adalah
Streptococcus pneumonia. "roup A streptococcus, Staphylococcus aureus, Haemophilus
influenzae type !, dan #ora$ella catarrhalis merupakan jenis kuman penyebab pneumonia
yang lebih jarang ditemui. Pada kelompok anak usia sekolah dan remaja, #ycoplasma
pneumonia dan C. pneumonia sering menyebabkan terjaidnya CAP . 11
8/20/2019 Revisi Referat CAP
6/29
Pada sebagian besar kasus CAP pada anak usia pra-sekolah , penyebab paling sering
adalah irus (termasuk %espiratory syncytial virus atau %@, adenovirus, parainfluenza,
influenza, dan rhinovirus). +neksi ampuran terjadi pada '#0 kasus CAP pada anak,
termasuk Streptococcus pneumonia dan irus, Streptococcus pneumonia dan #ycoplasma
pneumonia, dan Streptococcus pneumonia dan C. pneumonia. @irus dan Streptococcus
pneumonia dapat menimbulkan eek sinergis pada terjadinya penyakit ini. 11
Pada penelitian di +ndonesia, tepatnya di 3andung, menunjukkan bah$a Streptococcus
pneumonia dan Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri yang paling sering
ditemukan pada apusan tenggorok pasien pneumonia berusia 2-"& bulan.2'
Ta,'& 1. E%!+&+! community-acquired pneumonia ,'#*asa#$an us!a.12
8/20/2019 Revisi Referat CAP
7/29
2.- Pa%+'n's!s
%aluran pernapasan ba$ah pada keadaan normal bersiat steril karena terdapat
mekanisme deensi isiologis, seperti sistem mukosilier, sekresi +gA dan pembersihan jalan
napas dengan ara batuk. ekanisme deensi imunologis pada paru membatasi inasi
organisme patogen yaitu makroag yang terdapat di aleolus dan bronkiolus, sekresi +gA,
dan imunoglobulin lainnya.1 eskipun respons inlamasi dibutuhkan untuk menguatkan
sistem kekebalan tubuh dan membersihkan paru dari mikroba, hal ini juga turut
menyebabkan edera langsung pada paru dan mengganggu ungsi paru.1'
Pneumonia biasanya terjadi setelah ineksi saluran pernapasan atas. ikroorganisme
yang menyebabkan ineksi saluran pernapasan ba$ah biasanya ditransmisikan melalui udara
(droplet ) pada kontak yang dekat dengan penderita. %etelah kolonisasi a$al pada nasoaring,
orgnisme patogen kemudian terhirup lalu menyebabkan timbulnya okus ineksi di paru. 1'
Pneumonia iral biasanya dia$ali oleh adanya ineksi sepanjang saluran
pernapasan yang diikuti oleh edera langsung pada epitel saluran pernapasan dan memiu
terjadinya obstruksi akibat edema, sekresi abnormal, dan debris seluler. =iameter saluran
pernapasan yang keil pada bayi menyebabkan bayi mudah mengalami ineksi berat.
Atelektasis, edema interstisial dan mismatch entilasi-perusi menyebabkan hipoksemia
yang signiikan dan sering menyertai obstruksi saluran pernapasan. Adanya ineksi irus
pada saluran pernapasan juga menjadi predisposisi terjadinya ineksi sekunder oleh bakteri.
5al ini terjadi akibat mekanisme deensi host yang terganggu sehingga mengganggu sekresi
dan lora bakteri. 1
%aat terjadi ineksi bakteri pada parenkim paru, proses patologis berariasi
berdasarkan jenis mikroorganisme yang menginasi. #. pneumonia yang menempel pada
epitel saluran pernapasan dapat menghambat ungsi silier. Akibatnya, terjadi respon
inlamasi dan destruksi seluler pada submukosa. %eiring berkembangnya ineksi, debris
seluler, sel inlamasi, dan mukus menyebabkan obstruksi saluran pernapasan, dengan
penyebaran ineksi sepanjang bronkus yang menyerupai pneumonia iral. 1
Pada pneumonia yang disebabkan oleh S. pneumonia, terjadi edema lokal yang
membantu prolierasi organisme dan penyebarannya ke daerah sekitarnya sehingga
melibatkan suatu okus lobus paru. 5al ini khas pada S. pneumoniae. 1
8/20/2019 Revisi Referat CAP
8/29
Pada pneumonia akibat ineksi "roup A Streptococcus terjadi ineksi yang lebih
luas dengan pneumonia interstisial. %elain itu, pada ineksi bakteri ini, terjadi nekrosis
mukosa trakeobronkial, pembentukan eksudat dalam jumlah banyak, edema, dan perdarahan
lokal yang dapat menapai hingga septa interaleolar. 8erdapat juga keterlibatan pembuluh
lime sekitar dan pleura pada ineksi bakteri ini. 1
Pada ineksi oleh S. aureus, terjadi bronkopneumonia yang seringkali unilateral
dan ditandai dengan adanya nekrosis hemoragik luas serta adanya kaitas ireguler. 6aitas
ini dapat menyebabkan terjadinya pneumatocele, empyema, atau istula bronkopneumoni. 1
2./ Man!('s%as! K&!n!s
Pneumonia irus dan bakteri biasanya didahului oleh gejala ineksi saluran
pernapasan atas seperti batuk dan rhinitis selama beberapa hari. Pneumonia pada umumnya
disertai takipnea. Pada pneumonia irus, umumnya terdapat demam dengan suhu yang lebih
rendah dibandingkan pneumonia bakteri.1
Peningkatan usaha napas disertai dengan retraksi interostal, subostal, dan
suprasternal, penggunaan otot bantu pernapasan, dan napas uping hidung. +neksi yang
berat dapat ditemukan sianosis dan respiratory fatique, terutama pada bayi. Pada auskultasi
dapat terdengar crac&les dan mengi tetapi sulit untuk menentukan lokasi sumber bunyi pada
anak. 1
3erdasarkan maniestasi klinis sulit dibedakan antara pneumonia irus dan
pneumonia akibat sebab lain seperti #ycoplasma dan bakteri patogen lainnya. 1
Pneumonia bakteri pada de$asa dan anak yang lebih tua biasanya dia$ali dengan
menggigil tiba-tiba disertai dengan demam tinggi ('C), batuk, dan nyeri dada.1 3atuk
tidak selalu terjadi pada pneumonia bakteri, namun apabila terdapat sputum produkti lebih
mengindikasikan ke arah pneumonia bakteri. Bejala lainnya dapat berupa anak tampak
mengantuk, gelisah, napas epat hingga delirium. %ianosis circumoral dapat dijumpai. Pada
sebagian besar anak, splinting pada sisi yang sakit dapat mengurangi nyeri pleura dan
memperbaiki entilasi.1
aniestasi klinis yang tampak tergantung pada stadium pneumonia. Pada a$al
penjalanan penyakit, penurunan suara napas, crac&les, dan rhonki biasanya terdengar pada
sisi yang sakit. %eiring dengan perjalanan penyakit dengan peningkatan konsolidasi dan
8/20/2019 Revisi Referat CAP
9/29
berkembangnya komplikasi seperti eusi, empyema, dan pyopneumotoraks akan terdengar
redup pada perkusi dan bunyi napas akan berkurang. Berakan napas akan tertinggal pada sisi
yang sakit. =istensi abdomen dapat terjadi karena dilatasi gaster akibat udara yang tertelan
atau ileus. 7yeri perut biasanya terjadi pada pneumonia yang mengenai lobus ba$ah.
Pembesaran hepar seolah-olah terjadi akibat penurunan diaragma karena hiperinlasi paru.
Bejala akibat Pneumonia pneumococcal pada de$asa dapat pula dijumpai pada
anak yang lebih tua, namun jarang ditemukan pada bayi dan anak yang lebih keil. Pada
bayi, dapat dijumpai gejala prodromal ineksi saluran napas atas, penurunan nasu makan,
demam, dan respiratory distress. 3ayi akan tampak sakit dengan maniestasi respiratory
distress seperti grunting, napas uping hidung, retraksi supralaiula, interostal, dan
subostal, takipnea, takiardia, air hunger, dan sianosis.1
Pada beberapa bayi dengan pneumonia bakteri dapat disertai dengan gejala traktus
gastrointestinal seperti muntah, anoreksia, diare, dan distensi abdomen akibat ileus paralitik.
Progresiitas gejala biasanya terjadi pada pneumonia bakteri berat.1
2.0 D!an+s!s
ntuk menegakkan diagnosis pneumonia pada anak, perlu mengkaji mulai dari
anamnesis, pemeriksaan isik, dan pemeriksaan penunjang.
2.0.1 Anamn's!s
%ebelum menganamnesis pasien, tanyakan dahulu identitas pasien. Pada
anamnesis ditanyakan keluhan utama serta keluhan tambahan, ri$ayat perjalanan
penyakit, ri$ayat penyakit yang pernah diderita, ri$ayat kehamilan ibu, ri$ayat
kelahiran, ri$ayat makanan, ri$ayat imunisasi, ri$ayat pertumbuhan dan
perkembangan, ri$ayat keluarga, dan data perumahan tempat tinggal pasien.
ntuk keluhan pasien dengan pneumonia adalah ri$ayat batuk dengan dahak
mukoid atau purulent kadang-kadang disertai darah, ri$ayat sesak napas, demam,
kesulitan makan maupun minum, tampak lemah, serangan pertama kali atau berulang
untuk membedakan adanya suatu immunocompromised , kelainan anatomi bronkus,
maupun asma, serta tanyakan kondisi masyarakat dan lingkungan di sekitar tempat
tinggal. %elain itu juga ditanyakan ri$ayat imunisasi, ri$ayat bepergian ke tempat
endemik.1,2'
2.0.2 P'm'#!$saan F!s!$
8/20/2019 Revisi Referat CAP
10/29
Pada pemeriksaan isik dimulai dengan pemeriksaan isik seara umum mengenai
keadaan umum anak dan identiikasi gejala hipoksia dan dehidrasi. Pada pemeriksaan
isik dapat ditemukan*,2#,2' 9
• Penilaian keadaan umum anak, rekuensi napas, dan nadi harus dilakukan saat
a$al pemeriksaan sebelum pemeriksaan lain dapat menyebabkan anak gelisah
atau re$el
• =emam ? '/o C
• 8akipnea
8akipnea merupakan tanda yang signiikan pada pneumonia. untuk
mendapatkan hasil laju pernapasan yang akurat, dilakukan penghitungan saat
anak dalam keadaan tenang. Pada anak yang demam dan tidak disertai
takipnea memiliki high negative predictive value (&,0) untuk pneumonia,sedangkan adanya takipnea pada anak yang sedang demam memiliki low
positive predictive value (2#,10) untuk pneumonia. 3erikut tabel yang
menunjukkan takipnea menurut D5 untuk mendiagnosis pneumonia yang
disertai batuk.
Ta,'& 2. Ta$!)n'a M'nu#u% H un%u$ M'n*!an+s!s Pn'um+n!a "an
*!s'#%a! Ba%u$ 2
• Pernaasan uping hidung
• Adanya penggunaan otot napas tambahanE adanya retraksi dinding dada
• "runting
• Pekak di lobus paru yang terkena
• Crac&les
• Pleural rub
• 'heezing , lebih enderung pada pneumonia yang disebabkan oleh irus
• 3erkurangnya suara naas esiular dan menjadi bronhial
Anak di ba$ah " tahun tidak menunjukkan gejala pneumonia yang klasik. Pada
8/20/2019 Revisi Referat CAP
11/29
8/20/2019 Revisi Referat CAP
12/29
gagal pada terapi a$al antibiotik, dianjurkan menjalani pemeriksaan radiograi toraks.
adiograi toraks pada pasien ini bermanaat untuk mengealuasi ada tidaknya
komplikasi pneumonia seperti parapneumonic effusions, necrotizing pneumonia, dan
pneumothora$. 1
Pemeriksaan ulang radiograi toraks sebaiknya dilakukan pada pasien yang gagal
menunjukkan perbaikan atau keluhan semakin memburuk dalam /-2 jam setelah
terapi antibiotik a$al dimulai. %elain itu, follow up radiograi toraks juga dilakukan
pada pasien dengan komplikasi pneumonia yang menunjukkan perburukan
(perburukan respiratory distress, tidak stabil, atau demam terus-menerus setelah /-
2 jam terapi). 1
• 6ultur =arah
Pada pasien ra$at jalan, kultur darah sebaiknya dilakukan pada pasien yang gagalmenunjukkan perbaikan dan jika terjadi progresiitas gejala atau perburukan setelah
terapi antibiotik dimulai. %edangkan pada pasien yang menjalani pera$atan inap,
kultur darah sebaiknya dilakukan pada pasien yang didiagnosis menderita CAP
sedang hingga berat khususnya pada kasus dengan komplikasi. Hika pasien seara
klinis menunjukkan perbaikan, maka follow up kultur darah tidak diperlukan. ;ollo$
up kultur darah dianjurkan pada pasien yang mengalami bateremia akibat S.
aureus.1
• Pe$arnaan Bram dan 6ultur %putum
Pengambilan sputum untuk kultur dan pe$arnaan Bram sebaiknya dilakukan jika
pasien yang dira$at dapat mengeluarkan sputumnya.1 =iagnosis berdasarkan etiologi
dapat dilakukan melalui pemeriksaan mikrobiologi ini. paya untuk mendapatkan
spesimen atau bahan pemeriksan guna menari etiologi kuman penyebab dapat
meliputi pemeriksaan sputum, sekret nasoaring bagian posterior, aspirasi trakea,
torakosintesis pada eusi pleura, percutaneus lung aspiration dan biopsi paru biladiperlukan.1
• Pemeriksaan 3akteri Atipikal
Pasien dengan gejala dan tanda yang diurigai disebabkan oleh #ycoplasma
pneumonia sebaiknya diperiksa untuk membantu penentuan antibiotik yang akan
8/20/2019 Revisi Referat CAP
13/29
digunakan. 1
• Pemeriksaan %el =arah Putih
Pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan dan bermanaat dalam
penentuan etiologi adalah pemeriksaan sel darah putih. 1
Pemeriksaan sel darah putih
bisa membedakan penyebab iral dan bakteri. Pada pneumonia yang disebabkan oleh
irus terjadi peningkatan sel darah putih tidak lebih dari 2#.###Fmm'. %edangkan
Pneumonia yang disebabka oleh bakteri biasanya terjadi peningkatan sel darah putih
antara 1".###-#.###Fmm'.
8/20/2019 Revisi Referat CAP
14/29
Gam,a# 2. Baan D!an+s!s Pn'um+n!a14
2. Ta%a&a$sana
8ata laksana umum pada anak yang tidak membutuhkan pera$atan di rumah sakit
meliputi1* 9
• 8ata laksana demam
o Penggunaan antipiretik
• Penegahan dehidrasi
• +dentiikasi tanda perburukan
8/20/2019 Revisi Referat CAP
15/29
• +dentiikasi tanda penyakit berat lainnya
• emberikan inormasi kepada orang tua atau pengasuh seara erbal maupun tertulis
mengenai tanda-tanda bahaya (warning symptoms) dan bagaimana ara mendapatkan
akses ke layanan kesehatan
• engatur pertemuan follow up • 3ekerja sama dengan tenaga kesehatan lain, termasuk layanan +B= 2 jam, untuk
memastikan orang tua atau pengasuh mendapatkan akses langsung agar anak dapat
diperiksa lebih lanjut.
Pada pasien anak yang membutuhkan ra$at inap di rumah sakit berikut adalah
tata laksana yang umum diberikan1* 9
a. 8erapi ksigen
Pasien dengan saturasi oksigen : &20 sebaiknya diberikan oksigen melalui nasal
cannule, head bo$ atau face mas& untuk meningkatkan saturasi oksigen agar menapai ?
&20.1*
b. 8erapi CairanPasien anak yang mengalami sesak napas sehingga tidak dapat mendapat asupan
airan per oral membutuhkan interensi terapi airan untuk mengatur kebutuhan
airan mereka. Penggunaan nasogastric tube dapat mempersulit pernapasan pada bayi
: 2### gram. Anak yang berusia lebih tua juga dapat mengalami kesulitan dengan
penggunaan instrumen ini, meskipun dengan potensi yang lebih keil dalammenghambat sistem pernapasan karena saluran pernapasan hidung yang berukuran
lebih besar. leh karena itu, penggunaan nasogastric tube sebaiknya dihindari pada
pasien dengan klinis yang berat dan khususnya pada bayi dengan saluran napas
hidung yang keil. Hika nasogastric tubes digunakan, dianjurkan agar menggunakan
ukuran tube paling keil. 5ingga saat ini belum ada bukti bah$a pemberian airan
melalui nasogastric tube seara terus-menerus dapat ditoleransi seara lebih baik oleh
anak jika dibandingkan dengan pemberian bolus. Pasien yang mengalami muntah
atau dengan klinis berat, membutuhkan airan intraena dan monitor elektrolit. 1*
8erapi antimikroba tidak rutin diberikan pada anak usia sebelum sekolah karena
irus merupakan penyebab tersering. 1
8/20/2019 Revisi Referat CAP
16/29
8erapi suspek pneumonia bakteri berdasarkan pada dugaan penyebab dan
penampilan klinis anak. Pada anak yang tampak sakit ringan dan tidak membutuhkan ra$at
inap direkomendasikan pemberian amoGiillin.1,1
Antibiotik golongan makrolid diberikan untuk CAP akibat patogen atipikal. 8erapi
antiirus diberikan sesegera mungkin pada anak dengan CAP sedang sampai berat. 8erapi
kombinasi antibiotik golongan I-latam dan makrolid dianjurkan pada pasien yang
menjalani ra$at inap akibat CAP yang diurigai disebabkan oleh #. Pneumoniae dan C.
Pneumoniae. 1
=urasi terapi selama 1# hari eekti dalam menangani CAP, dan dapat menjadi lebih
pendek khususnya pada CAP dengan gejala yang ringan dan diterapi sebagai pasien ra$at
jalan. +neksi yang disebabkan oleh patogen tertentu, khususnya CA-%A ( #ethycillin
ressistant Staphylococcus aureus) mungkin membutuhkan durasi terapi yang lebih panjang
daripada CAP yang disebabkan oleh S. pneumoniae. 1
3erikut ini merupakan terapi antimikroba untuk patogen spesiik9 1
Ta,'& 3. An%!m!$#+,a un%u$ Pa%+'n S)'s!(!$
Patogen 8erapi Parenteral 8erapi ral
Streptococcus pneumonia
dengan +C% terhadap
peniillin J2.# KgFm!
Ampiillin (1"#-2##
mgFkgFhari setiap * jam)
atau peniillin (2#####-
2"#### FkgFhari setiap -*
jam)
Alternati9
CetriaGone ("#-1##
mgFkgFhari) atau eotaGime
(1"# mgFkgFhari tiap / jam)
AmoGiillin ( mgFkgFhari
dalam 2 dosis atau "
mgFkgFhari dalam ' dosis)
Alternati9 ephalosporin
generasi 2 atau '
S. pneumonia resisten
terhadap peniillin dengan
+Cs KgFm!
CetriaGone (1##
mgFkgFhari setiap 12-2
jam)
Alternati9 ampiillin ('##-
!eoloGain oral (1*-2#
mgFkgFhari dalam 2 dosis
untuk anak usia * bulan
sampai " tahun dan /-1#
mgFkgFhari untuk anak usia
8/20/2019 Revisi Referat CAP
17/29
##mgFkgFhari tiap * jam),
leoloGain (1*-2#
mgFkgFhari tiap 12 jam
untuk anak usia * bulan
sampai " tahun dan /-1#
mgFkgFhari untuk anak usia
"-1* tahun)
"-1* tahun)
Alternati9 lindamyin oral
('#-# mgFkgFhari dalam '
dosis)
Brup A Streptococcus Peniillin +@ (1#####-
2"#### FkgFhari tiap -*
jam) atau ampiillin (2##
mgFkgFhari tiap * jam
Alternati9 etriaGone ("#-
1## mgFkgFhari tiap 12-2
jam)
AmoGiillin ("#-"
mgFkgFhari dalam 2 dosis)
atau peniillin @ ("#-"
mgFkgFhari dalam ' dosis)
Alternati 9 lindamyin
oral (# mgFkgFhari dalam '
dosis)
Staphylococcus aureus,
methicilin supceptible
Cea
8/20/2019 Revisi Referat CAP
18/29
mgFkgFhari tiap * jam) atau
leoloGain (1*-2#
mgFkgFhari tiap 12 jam,
dosis maksimum harian "#
mg)
(1" mgFkgFhari dalam 2
dosis) atau erythromyin
oral (# mgFkgFhari dalam
dosis)E untuk anak ? tahun,
doGyyline (2-
mgFkgFhari dalam 2 dosis)E
adolescent dengan
maturitas
skeletal ,leoloGain ("##
mg sekali sehari), atau
moGiloGain (## mg
sekali sehari)
Ta,'& 4. An%!5!#us ,'s'#%a D+s!s "an *!#'$+m'n*as!$an1/
8/20/2019 Revisi Referat CAP
19/29
3erikut ini merupakan terapi empiris untuk CAP pada pasien pediatri9 1
o :" tahun 9
Pneumonia bakteri 9 amoGiillin oral ( mgFkgFhari dalam 2 dosis)
Pneumonia atipikal 9 a
8/20/2019 Revisi Referat CAP
20/29
Pneumonia atipikal 9 a
8/20/2019 Revisi Referat CAP
21/29
- Anak berusia ? 2 bulan dapat digunakanampisilin sebagai lini pertama dan apabila
dalam 'hari tidak terdapat perbaikan dapat ditambahkan kloramenikol. CetriaGone
digunakan sebagai lini ke-2.
Apabila klinis mengalami perbaikan, antibiotik intraena dapat diganti dengan
preparat oral dengan golongan yang sama.- AmoGiillin adalah antibiotik oral pilihan pertama pada anak : " tahun karena eekti
mela$an sebagian besar patogen yang menyebabkan pneumonia pada anak,
ditoleransi dengan baik, dan murah. bat alternatinya antara lain o-amoGila,
elaor, eritromisin, laritromisin, dan a
8/20/2019 Revisi Referat CAP
22/29
• Perlu dilakukan pemantauan balance airan ketat agar anak tidak mengalami
oerhidrasi karena pada pneumonia berat terjadi peningkatan sekresi hormone
diuretik.
6riteria ra$at inap2'
93ayi 9
• %aturasi oksigen J &20 sianosis
• ;rekuensi napas *# kaliFmenit
• (istress napas, apnea intermiten, atau grunting
• 8idak mau minumFmenyusu
• 6eluarga tidak bisa mera$at di rumah
Anak 9
• %aturasi oksigen :&20 sianosis
• ;rekuensi napas ? "# kaliFmenit
• (istress napas
• "runting
• 8erdapat tanda dehidrasi
• 6eluarga tidak bisa mera$at di rumah
Ta,'& . P!&!han An%!,!+%!$ In%#a5'na un%u$ Pn'um+n!a2'
Antibiotik =osis ;rekuensi elatie
Cost
6eterangan
Penisilin B "#,###
unitFkgFkali
dosis tunggal
maks. .###.###
unit
8iap
jam
endah %. pneumonia
Ampisilin 1## mgFkgFhari 8iap *
jam
endah
6loramenikol 1## mgFkgFhari 8iap *
jam
endah
CetriaGone "# mgFkgFkali
dosis tunggal
maks. 2 gram
1 kaliFhari 8inggi %. pneumonia, 5. inluen
8/20/2019 Revisi Referat CAP
23/29
Clindamyin 1# mgFkgFkali
dosis tunggal
maks. 1,2 gram
8iap *
jam
endah Broup A %treptoous, %.
aureus, %. pneumonia (alternati
untuk anak alergi beta latam,
lebih jarang menimbulkan
lebitis pada pemberian +@
daripada eritromisin)
>ritromisin 1# mgFkgFkali
=osis tunggal
maks. 1 gram
8iap *
jam
endah %. pneumonia, Chlamydia
pneumonia, yoplasma
pneumoniae
6riteria pulang pasien dengan pneumonia menurut +=A+2'
9
• Bejala dan tanda pneumonia menghilang
• Asupan per oral adekuat
• Pemberian antibiotik dapat diteruskan di rumah (per oral)
• 6eluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan renana kontrol
• 6ondisi rumah memungkinkan untuk pera$atan lanjutan di rumah
2.1 K+m)&!$as!
3erikut beberapa komplikasi dari pneumonia. (8abel ")
Ta,'& . K+m)&!$as! "an B'#hu,unan *'nan Community Acquired Pneumonia1/
8/20/2019 Revisi Referat CAP
24/29
Lang tersering menjadi komplikasi dari pneumonia adalah91. >usi pleura dan >mpyema
Adanya eusi dapat ditegakkan dengan oto thoraks dan %B, disertai demam persisten,
maka perlu dilakukan drainase. Hika oto toraks tidak memungkinkan untuk memastikan
adanya eusi pleura atau empyema, maka dilakukan C8 san toraks.21
). *ecrotising Pneumonia
=itandai dengan adanya penairan dan kaitas pada parenkim paru. Adanya abses atau
nekrosis dapat dilihat pada oto thoraks yang kemudian dapat ditegakkan dengan
menggunakan C8 san.22
2.11 P#+n+s!s
Pada umumnya prognosis baik, tergantung dari aktor penderita, bakteri penyebab
dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat. Pasien harus dipindahkan ke Pediatric
+ntensive Care nit jika tidak dapat mempertahankan saturasi oksigen lebih dari &20, atau
berada dalam kondisi syok, menunjukkan tanda-tanda respiratory distress berat, atau anak
mengalami episode apneu berulang atau pernaasan irregular.1&
Pada pasien pasien pneumonia bakteri tanpa komplikasi menunjukkan respon
terhadap terapi dengan perbaikan gejala klinis seperti demam, batuk, takipnea, dan nyeri
dada dalam /-&* jam setelah terapi antibiotik dimulai. Perbaikan pada gambaran
radiologis lebih lambat daripada gejala klinis.1&
8/20/2019 Revisi Referat CAP
25/29
8erdapat beberapa aktor yang perlu diperhatikan apabila pasien tidak membaik
dengan terapi antibiotik 1&9
- 6omplikasi seperti empyema
- esistensi bakteri
-
>tiologi non-bakterial seperti irus, aspirasi benda asing dan makanan- bstruksi bronkus dari dalam bronkus, benda asing, mukus
ortalitas akibat CAP pada negara maju jarang terjadi dan sebagian besar tidak
meninggalkan gejala sisa dalam jangka panjang.1 Pasien yang sembuh dari CAP kali
lipat lebih tinggi berpotensi untuk menjadi penyakit paru obstrukti kronik.1&
2.12 P'n6'ahan
%alah satu penegahan CAP yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
daya tahan anak melalui aksinasi terhadap kuman patogen, seperti S. Pneumoniae,
Haemophilus infuenzae type !, dan pertussis. enurut update tata laksana terbaru dari
Pediatric Community Pneumonia "uidelines, semua bayi berusia di atas * bulan dan
anak dianjurkan untuk mendapat aksinasi setiap tahunnya berupa aksin terhadap irus
inuen
8/20/2019 Revisi Referat CAP
26/29
BAB III
KESIMPULAN
3.1 K's!m)u&an
Pneumonia merupakan proses peradangan parenkim paru dan sebagian besar
disebabkan oleh mikroorganisme baik ineksius maupun non-ineksius. Pneumonia
menyebabkan 1'0 kematian pada anak berusia 1-"& bulan dan 20 kematian pada
neonatus berdasarkan data D5 tahun 2#1'. Penyebab tersering pneumonia pada anak
berasal dari komunitas (community acquired pneumonia) baik oleh bakteri maupun irus.
Pendekatan diagnosis dimulai dari anamnesis, pemeriksaan isik, dan pemeriksaan
penunjang jika diagnosis masih belum dapat ditegakkan melalui anamnesis dan
pemeriksaan isik. Pada anamnesis ditemukan adanya ri$ayat demam, batuk berdahak,
sesak, nyeri dada dan kondisi lingkungan tempat tinggal pasien yang mengarah ke
diagnosis CAP.
Pada pemeriksaan isik dapat ditemukan takipneu, demam (suhu tubuh ? '/M C),
tanda-tanda respiratory distress (pernapasan uping hidung dan retraksi otot pernapasan
tambahan), hingga crac&les, pleural rub, dan bunyi napas bronkial. Hika dari anamnesis
dan pemeriksaan isik diagnosis CAP masih belum jelas, dapat dilakukan pemeriksaan
radiograi untuk menunjang diagnosis. 7amun, gambaran paru yang normal berdasarkan
radiograi toraks tidak mengeksklusi adanya pneumonia. %elain itu, pemeriksaan
radiograi toraks juga bermanaat untuk follow up pada kondisi-kondisi tertentu, seperti
munulnya perburukan atau gagal menunjukkan perbaikan setelah terapi dimulai ,
Pemeriksaan penunjang lain seperti pemeriksaan kultur darah, kultur sputum, pe$arnaan
gram, dan pemeriksaan sel darah putih bermanaat untuk pertimbangan antibiotik yang
akan digunakan serta pada kondisi dimana komplikasi mungkin terjadi.
%etelah diagnosis ditegakkan, tata laksana dapat dimulai sesuai etiologi yang
diurigai dan derajat CAP. mumnya terapi antimikroba tidak rutin diberikan pada anak
usia sebelum sekolah karena irus merupakan penyebab tersering. Hika CAP diurigai
disebabkan oleh irus dan tergolong sebagai CAP sedang-berat, terapi antiirus sesegera
mungkin diberikan pada anak. Pada anak yang seara klinis tampak sakit ringan dan tidak
membutuhkan ra$at inap, direkomendasikan untuk memulai pemberian amoGiillin.
=urasi terapi selama 1# hari eekti dalam menangani CAP, dan dapat menjadi lebih
8/20/2019 Revisi Referat CAP
27/29
pendek khususnya pada CAP dengan gejala yang ringan dan diterapi sebagai pasien ra$at
jalan. Pada kasus yang disebabkan oleh patogen tertentu, khususnya CA-%A, durasi
terapi dapat berlangsung lebih panjang daripada CAP yang disebabkan oleh S.
pneumonia. 8erapi antibiotik yang direkomendasikan oleh +=A+ adalah amoksisilin
sebagai pilihan pertama antibiotik per oral dan coamo$iclav, ceflacor , eritromisin,
laritromisin, eritromisin, dan a
8/20/2019 Revisi Referat CAP
28/29
DAFTAR PUSTAKA
1. 6liegman , %tanton 3;, %hor 7; et al. *elson -e$tboo& of Pediatrics. 1&th ed.
Philadelphia9 >lseierE 2#11.
2. 8im !, !i3, %amir %%. @ariability in Pediatri+netious =isease ConsultantsO eommendations or anagement o Community -
ANuired Pneumonia. P!o% ne. 2#11E *(")9 e2#'2"
*. D5Q Dorld 5ealth rganiQ 7ational +nstitute or 5ealth and Care >Gellene. Pneumonia9 diagnosis and
management o ommunity-and hospital-aNuired pneumonia in adults. nited
6ingdom92#1
&. Sar 5H, Bray =. Childhood Pneumonia in !o$ and iddle +nome Countries9 3urden,
Preention and anagement. 3entham pen92#1#
1#. Dojsyk +, 3reboro$i< A. Chapter * 9 Pneumonia in hildren. espiratory disese and
inetion. +n8ehE 2#1'. p. 1'–1
11. Bessman !, appaport =+. Approah to ommunity aNuired-pneumonia in hildren.
5ospital Physiian. 2##&E"
12. %tukey 6, 5ayes 3!. Community-aNuired pneumonia in hildren. niersity o
8ennessee 5ealth %iene Center. 2#12E**1–
1'. =on . Pediatri ommunity-aNuired pnemonia. ;inlandiaQ9 niersity o 8ampereE
2##&
1. Ab, Amin 7 et al. !erman2s Pediatric (ecision #a&ing. "th ed.
Philadelphia 9 >lseier. 2#11.
1". Patel P. 3ecture *otes of %adiology. >d ke-2.3lak$ellE 2##.p'*-'.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3105054/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3105054/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3105054/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3105054/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs331/en/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3105054/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3105054/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3105054/
8/20/2019 Revisi Referat CAP
29/29
1*. 5arris , Clark H, Coote 7, ;lether P, 5amden A, 6ean , et al. Buidelines or the
management o ommunity aNuired pneumonia in hildren9 update 2#11. 3ritish
8horai %oiety. 2#11E**91–2*.
1. 3radley H%, 3yington C!, %hah %, Alerson 3, Carter >, 5arrison C, et al. 8he
management o ommunity-aNuired pneumonia in inants and hildren older than '
months o age9 lnial pratie guidelines by the pediatri inetious diseases soiety and
the inetious diseases soiety o Ameria. Gord niersity Press. 2#11E1–"2.1/. 6ementerian 6esehatan +. Pedoman -atala&sana Pneumonia !alita. 2#1#.
1&. estrepo +, ;aerio P, An