Top Banner

of 90

REVISI PENELITIAN (1)

Jul 06, 2018

Download

Documents

JIreEEhh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    1/90

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di

    Indonesia, tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia (Rohman

    dkk, 2011). Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang

    tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan

    tekanan darah. ejadian hipertensi se!ara terus menerus dapat

    menyebabkan terjadinya komplikasi seperti stroke, serangan jantung,

    gagal jantung, dan dapat menyebabkan gagal ginjal ("riyanto, 201#).

    $ipertensi termasuk salah satu masalah kesehatan yang melanda

    dunia. %enurut data &$' (World Health Organization) dari 0

     penderita hipertensi diketahui hanya 2 yang mendapat pengobatan, dan

    hanya 12, yang diobati dengan baik. Setiap tahunnya, tujuh juta orang

    di seluruh dunia meninggal akibat hipertensi. %asalah hipertensi

    men!emaskan dan menyebabkan biaya kesehatan tinggi (&$', 201*).

    &$' (201#) mengemukakan bah+a penyakit kardioaskuler merupakan

     pembunuh nomor 1 di dunia untuk usia diatas # tahun dan diperkirakan

    12 juta orang meninggal tiap tahunnya. Se!ara global, hipertensi

    diperkirakan menyebabkan -, juta kematian, sekitar 12, dari total

    seluruh kematian (&$', 201#).

    /i Indonesia, prealensi hipertensi berdasarkan +a+an!ara

    (apakah pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan dan minum obat

    1

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    2/90

    hipertensi) mengalami peningkatan yaitu dari -, pada tahun 200-

    menjadi , pada tahun 201* (emenkes RI, 201*). ngka  Case

     Fatality Rate (34R) kasus hipertensi pada tahun 2012 men!apai (#,1),

    artinya bah+a angka kematian akibat penyakit hipertensi masih !ukup

    tinggi (emenkes RI, 201*). Prealensi hipertensi di Indonesia

     berdasarkan hasil pengukuran pada umur 5 1 tahun sebesar 2,. 6adi,

    !akupan nakes hanya *,, sebagian besar (*,2) kasus hipertensi di

    masyarakat tidak terdiagnosis (Rikesdas, 201*). $al ini menandakan

     bah+a sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis

    dan terjangkau pelayanan kesehatan (emenkes RI, 201#).

      7erdasarkan Pro8il esehatan 6a+a "imur tahun 2010, selama tiga

    tahun berturut9turut (20092010) hipertensi selalu berada di urutan ke *

     penyakit terbanyak di puskesmas sentinel di 6a+a "imur. 7erdasarkan

    $asil Riset esehatan /asar tahun 201*, ke!enderungan prealensi

    hipertensi berdasarkan +a+an!ara pada usia 5 1 tahun menurut proinsi

    di Indonesia tahun 201*, 6a+a "imur berada pada urutan ke9 (emenkes

    RI, 201*).

    %enurut pola 10 penyakit terbanyak pasien ra+at jalan seluruh rumah

    sakit di Proinsi 6a+a "imur, berdasarkan laporan tahunan rumah sakit

    tahun 2012 (per *1 %ei 201*), hipertensi merupakan kasus penyakit

    terbanyak nomor * pasien ra+at jalan di rumah sakit umum pemerintah

    tipe sebanyak (.-2 kasus). Sedangkan pada rumah sakit tipe 7 yang

     berjumlah 2# rumah sakit, kasus terbanyak masih tergolong penyakit

    degenerati8 yakni $ipertensi (112.* kasus). Seperti halnya pada rumah

    2

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    3/90

    sakit tipe 7, penyakit terbanyak pasien ra+at jalan pada rumah sakit tipe 3

    adalah $ipertensi (#2.212 kasus). /an di rumah sakit tipe /, diketahui

     bah+a hipertensi dengan kasus terbanyak (*.*01 kasus) (/inkes 6atim,

    2012).

    7erdasarkan data kinerja Puskesmas Sedati abupaten Sidoarjo

    201 dimana jumlah populasinya kurang lebih 10#.#* ji+a ter!atat

    sekitar .12 orang menderita hipertensi. /imana hipertensi menduduki

    urutan ke # dari 10 penyakit terbanyak di +ilayah kerja Puskesmas Sedati.

    7erdasarkan data dari Puskesmas Sedati dari 1 desa di e!amatan Sedati,

    /esa 7etro memiliki peningkatan signi8ikan dari kejadian hipertensi pada

    gustus sebanyak kasus, September sebanyak -1 kasus, 'ktober 

    sebanyak -# kasus. /imana /esa 7etro menduduki urutan ke 1 dengan

    angka kejadian kasus hipertensi terbanyak di +ilayah kerja Puskesmas

    Sedati abupaten Sidoarjo.

      7anyak 8aktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi

    8aktor risiko yang tidak dapat dikendalikan atau 8aktor internal dan 8aktor 

    risiko yang dapat dikendalikan atau 8aktor eksternal. 4aktor risiko yang

    tidak dapat dikendalikan seperti keturunan, jenis kelamin, ras, dan usia.

    Sedangkan 8aktor risiko yang dapat dikendalikan yaitu obesitas, kurang

    olahraga atau akti8itas 8isik, merokok, minum kopi, sensitiitas natrium,

    kadar kalium rendah, alkohol, stress, pekerjaan, pendidikan, dan pola

    makan (urniadi dan :urrahmani, 201#). Pertambahan umur 

    menyebabkan elastisitas arteri berkurang, arteri tidak lagi lentur sehingga

    olume darah yang mengalir sedikit dan kurang lan!ar. kibatnya, jantung

    3

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    4/90

    memompa darah lebih kuat dan tekanan darah meningkat. $ipertensi juga

    dipengaruhi oleh 8aktor status gi;i. %akin besar massa tubuh, makin

     banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke

     jaringan sehingga olume darah yang beredar melalui pembuluh darah

    meningkat dan memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri (aplan,

    2002).

    Penelitian yang terkait adalah yang dilakukan oleh stuti (200)

    mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan

    tentang hipertensi didapatkan hasil analisa uniariat, tingkat pengetahuan

    tentang hipertensi didapatkan hasil bah+a rata9rata responden memiliki

    tingkat pengetahuan tentang hipertensi sedang ke atas yaitu sebesar ,.

    Pada hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat

     pengetahuan tentang hipertensi didapatkan ada hubungan antara tingkat

     pendidikan dengan tingkat pengetahuan tentang hipertensi. $ipertensi

    dapat berhubungan dengan 8aktor internal dan eksternal. Penelitian ini

     ber8okus pada penelitian 8aktor tingkat pengetahuan dan tingkat

     pendidikan penderita hipertensi.

    7erdasarkan data9data di atas, penulis tertarik untuk melakukan

     penelitian mengenai

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    5/90

    hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo %aret

    201?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    %engetahui pengaruh 8aktor risiko tingkat pengetahuan dan tingkat

     pendidikan 8ormal responden usia #9# tahun terhadap kejadian

    hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo %aret

    201.

    . Tujuan !hususa. %enganalisis pengaruh 8aktor risiko tingkat pengetahuan

    responden usia #9# tahun terhadap kejadian hipertensi di

    /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo %aret 201.

    ". %enganalisis pengaruh 8aktor risiko tingkat pendidikan 8ormal

    responden usia #9# tahun terhadap kejadian hipertensi di

    /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo %aret 201.

    D. Man#aat Penelitian

    $asil penelitian diharapkan berman8aat untuk@

    1. 7agi Petugas esehatan

    $asil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai masukan untuk 

    memberikan upaya promoti8 dan preenti8 pada masyarakat mengenai

    kejadian hipertensi yang dapat dilakukan dengan instansi kesehatan

    lainya, sehingga para petugas kesehatan bisa memberikan in8ormasi

    tentang pengaruh 8aktor risiko tingkat pengetahuan dan tingkat

     pendidikan 8ormal terhadap kejadian hipertensi serta meningkatkan

    in8ormasi kepada masyarakat mengenai pentingnya memeriksakan

    tekanan darah se!ara berkala.

    . 7agi %asyarakat

    %emberikan gambaran dan in8ormasi tentang pengaruh 8aktor9

    8aktor yang berkaitan erat terhadap kejadian hipertensi.

    5

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    6/90

    $. 7agi Peneliti

    =ntuk menambah pengetahuan dan +a+asan sehingga peneliti bisa

    memberikan in8ormasi tentang pengaruh 8aktor risiko tingkat

     pengetahuan dan tingkat pendidikan 8ormal terhadap kejadian

    hipertensi.

    BAB II

    TIN%AUAN PU&TA!A

    A. Hi'ertensi

    1. De#inisi

    $ipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 1#0

    mm$g dan tekanan diastolik lebih dari 0 mm$g. "ekanan darah

    diukur dengan spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat

    (0 dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat

    nyaman, posisi duduk punggung tegak atau terlentang %enurut World 

     Health Organization, batas tekanan darah yang masih dianggap normal

    adalah kurang dari 1*0A mm$g (&$', 201*).

    $ipertensi sering disebut sebagai the silent disease  karena

     penderita umumnya tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi

    sebelum memeriksakan tekanan darahnya (&$', 201*).

    6

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    7/90

    . E'i(emi)l)gi

    Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari

    sepertiga penyebab kematian, dimana stroke menjadi penyebab

    kematian terbanyak 1,#, kedua hipertensi ,, penyakit jantung

    iskemik ,1, dan penyakit jantung #, (Riskesdas, 200-). /ata

    Riskesdas 200- juga disebutkan prealensi hipertensi di Indonesia

     berkisar *1,- dengan insiden komplikasi penyakit kardioaskular 

    lebih banyak pada perempuan (2) dibandingkan laki9laki (#).

    Prealensi ini jauh lebih tinggi dibanding Singapura (2-,*), "hailand

    (22,-), dan %alaysia (20) (/epkes RI, 200).

    $. Eti)l)gi

    7erdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu

    1) $ipertensi essensialA primer

    $ipertensi essensialA primer adalah jenis hipertensi yang

     penyebabnya masih belum dapat diketahui. Sekitar 0

     penderita hipertensi menderita jenis hipertensi ini. 'leh karena

    itu, penelitian dan pengobatan lebih banyak lagi ditujukan bagi

     penderita hipertensi essensial. Sekitar 20 populasi de+asa

    mengalami hipertensi, 0 diantaranya menderita hipertensi

    esensial dan B diantaranya tergolong hipertensi sekunder 

    (Smelt;er, 7ore, 2002).

    2) $ipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya

    dapat diketahui, antara lain kelainan pada pembuluh darah

    ginjal, gangguan kelenjar tiroid, penyakit kelenjar adrenal atau

     pemakaian obat9obatan seperti pil 7, kortikosteroid,

    7

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    8/90

    simpatomimetik amin (e8edrin, 8enile8rin, 8enilpropanolamin,

    am8etamin), siklosporin, dan eritropoetin (Panggabean, 200-).

    *. !lasi#ikasi Hi'ertensi

    7erdasarkan hasil dari beberapa randomized clinical drug trials,

    hipertensi telah dide8inisikan dan diklasi8ikasikan berdasarkan

    tingkatan tekanan darah. lasi8ikasi ini telah ditetapkan oleh The

    Seventh Report of The Joint National Committee on revention!

     "etection! #valuation and Treatment of High $lood ressure  (6:3

    CII) pada tahun 200*.

    Ta"el II.1 !lasi#ikasi Tekanan Darah untuk De+asa , - 1 tahun /

    ategori

    Sistolik 

    (mm$g)

    /iastolik 

    (mm$g)

     :ormal

    Pre $ipertensi

    $ipertensi

    Stage 1

    Stage 2

    D120

    120 B 1*

    1#0 B 1

    510

    /an

    atau

    atau

    atau

    D0

    0 B

    0 B

    5 100

    Sumber@ 6:3 CII, 200*.

    $ipertensi sering disebut sebagai the silent disease  karena

     penderita umumnya tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi

    sebelum memeriksakan tekanan darahnya (&$', 201*).

    8

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    9/90

    dapun pembagian derajat keparahan hipertensi pada seseorang

    merupakan salah satu dasar penentuan tatalaksana hipertensi (disadur 

    dari  % Statement &y the %merican Society of Hypertension and the

     'nternational Society of Hypertension 201*).

    Ta"el II. !lasi#ikasi Hi'ertensi

    !lasi#ikasi &ist)lik Diast)lik  

    'ptimal D 120 /an D 0

     :ormal 120 B 12 /anAatau 0 B # :ormal tinggi 1*0 B 1* /anAatau # B

    $ipertensi derajat 1 1#0 B /anAatau 0 B

    $ipertensi derajat 2 10 B 1- /anAatau 100 B 10

    $ipertensi derajat * 5 10 /anAatau 5 110

    $ipertensi sistolik 

    terisolasi

    5 1#0 /an D 0

    0. akt)r Risik) Hi'ertensi

    4aktor risiko hipertensi adalah 8aktor98aktor yang mempengaruhi

    terjadinya penyakit hipertensi pada masyarakat. 4aktor risiko

    hipertensi terbagi dua yaitu 8aktor risiko yang tidak dapat diubah

    (intrinsik) dan 8aktor risiko yang dapat diubah (ekstrinsik). 4aktor 

    risiko yang dapat diubah (ekstrinsik) adalah 8aktor risiko yang dapat

    di!egah atau dikendalikan, sedangkan 8aktor risiko intrinsik adalah

    8aktor risiko yang tidak dapat di!egah atau dikendalikan (aplan,

    2002).

    a. 4aktor yang tidak dapat diubah (intrinsik)

    1) Eenetika

    Peran 8aktor genetik terhadap timbulnya hipertensi

    terbukti dengan ditemukannya kejadian bah+a hipertensi

    lebih banyak pada kembar mono;igot (satu sel telur)

    9

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    10/90

    daripada hetero;igot (berbeda sel telur). Seorang penderita

    yang mempunyai si8at genetik hipertensi primer (esensial)

    apabila dibiarkan se!ara alamiah tanpa interensi terapi,

     bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya

     berkembang dan dalam +aktu sekitar *090 tahun akan

    timbul tanda dan gejala (3hun8ang, 200*).

    2) Ftnis

    $ipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit

    hitam dari pada yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum

    diketahui se!ara pasti penyebabnya. :amun pada orang

    kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan

    sensiti8itas terhadap asopressin lebih besar (Eray, 200).

    *) =sia

    $ipertensi erat kaitannya dengan usia, semakin tua

    seseorang semakin besar risiko terserang hipertensi. =sia

    lebih dari #0 tahun mempunyai risiko terkena hipertensi.

    /engan bertambahnya usia, risiko terkena hipertensi lebih

     besar sehingga prealensi hipertensi di kalangan usia lanjut

    !ukup tinggi yaitu sekitar #0 dengan kematian sekitar 

    0 di atas usia 0 tahun. rteri kehilangan elastisitasnya

    atau kelenturannya dan tekanan darah seiring bertambahnya

    usia, kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika

     berumur lima puluhan dan enam puluhan. /engan

     bertambahnya usia, risiko terjadinya hipertensi meningkat.

    %eskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun

    10

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    11/90

     paling sering dijumpai pada orang berusia * tahun atau

    lebih (Staessen, 200*).Sebenarnya +ajar bila tekanan darah sedikit

    meningkat dengan bertambahnya usia. $al ini disebabkan

    oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan

    hormon. "etapi bila perubahan tersebut disertai 8aktor9

    8aktor lain maka bisa memi!u terjadinya hipertensi. /engan

     bertambahnya usia, risiko terjadinya hipertensi meningkat.

    %eskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun

     paling sering dijumpai pada orang berusia * tahun atau

    lebih. Sebenarnya +ajar bila tekanan darah sedikit

    meningkat dengan bertambahnya usia. $al ini disebabkan

    oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan

    hormon. "etapi bila perubahan tersebut disertai 8aktor9

    8aktor lain maka bisa memi!u terjadinya hipertensi

    (Staessen, 200*).

    #) 6enis kelamin

    Prealensi terjadinya hipertensi pada pria sama

    dengan +anita. :amun +anita terlindung dari penyakit

    kardioaskuler sebelum menopause. &anita yang belum

    mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen

    yang berperan dalam meningkatkan kadar  High "ensity

     (ipoprotein  ($/G). adar kolesterol $/G yang tinggi

    merupakan 8aktor pelindung dalam men!egah terjadinya

     proses aterosklerosis. F8ek perlindungan estrogen dianggap

    11

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    12/90

    sebagai penjelasan adanya imunitas +anita pada usia

     premenopause. Pada premenopause +anita mulai

    kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang

    selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.

    Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut

     berubah kuantitasnya sesuai dengan umur +anita se!ara

    alami, yang umumnya mulai terjadi pada +anita umur #9

    tahun (aplan, 2002).

     b. 4aktor yang dapat diubah (ekstrinsik)

    1) 'besitas

    7erat badan merupakan 8aktor determinan pada tekanan

    darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur.

    %enurut  National 'nstitutes for Health )S%  (:I$, 1).

    Prealensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks

    %assa "ubuh (I%") H*0 (obesitas) adalah * untuk pria dan

    *2 untuk +anita, dibandingkan dengan prealensi 1 untuk 

     pria dan 1- untuk +anita bagi yang memiliki I%" D2 (status

    gi;i normal menurut standar internasional). (&$', 200).

    Sedangkan klasi8ikasi berat badan yang disesuaikan

     berdasarkan 7%I pada penduduk sia de+asa ( I'"4,&$',

    2000).

    Ta"el II.$ !lasi#ikasi Berat Ba(an 2ang Disesuaikan

    "er(asarkan BMI Pa(a Pen(u(uk Asia De+asa

    ategori 7%I (kgAm2)  Ris* of C+,mor&iditas

    )nder-eight  D 1, (kgAm2) Rendah tetapi risiko terhadap masalah

     B masalah klinis lain meningkat

    7atas normal 1,922, Rata B rata

    12

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    13/90

    (kgAm2)

    Over-eight  52* (kgAm2)

     %t ris*  2*,0B 2#,

    (kgAm2)

    %eningkat

    'bese 1 2,092,

    (kgAm2)

    Sedang

    'bese 2 5 *0,0 7erbahaya

    %enurut $all (1#) perubahan 8isiologis dapat

    menjelaskan hubungan antara kelebihan berat badan dengan

    tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan

    hiperinsulinemia, aktiasi sara8 simpatis dan sistem renin9

    angiotensin, dan perubahan 8isik pada ginjal. Peningkatan

    konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma, dimana

    natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi

    natrium dan peningkatan tekanan darah se!ara terus menerus

    ($all, 1#).

    2) 'lahraga

    %eskipun tekanan darah meningkat se!ara tajam, ketika

     berolah raga se!ara teratur anda akan lebih sehat dan memiliki

    tekanan darah yang lebih rendah daripada mereka yang tidak 

    melakukan olah raga. $al ini sebagian disebabkan karena

    mereka yang berolah raga, makan se!ara lebih sehat, tidak 

    merokok, dan tidak minum banyak alkohol, meskipun olah raga

     juga tampaknya memiliki pengaruh langsung terhadap

    menurunnya tekanan darah. Sebaiknya melakukan olah raga

    13

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    14/90

    yang teratur dengan jumlah yang sedang daripada melakukan

    olah raga berat tetapi hanya sesekali. /engan melakukan

    gerakan yang tepat selama *09# menit atau lebih dari *9# hari

     perminggu dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 10

    mm$g pada ba!aan sistolik maupun diastolik. Selain dapat

    menurunkan tekanan darah, olah raga juga dapat menurunkan

     berat badan, membakar lebih banyak lemak dalam darah, dan

    memperkuat otot (Pangabean, 200-).

    'lahraga yang teratur dapat melan!arkan peredaran darah

    sehingga dapat menurunkan tekanan darah. 'lahraga juga

     berman8aat menurunkan obesitas dan dapat mengurangi asupan

    darah ke dalam tubuh. (So8ia /e+i dan /igi 4amilia, 2010)

    %ekanisme terjadinya hipertensi (pato8isiologi hipertensi)

    adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I

    oleh angiotensin ',converting enzyme (3F). 3F memegang

     peran 8isiologis penting dalam mengatur tekanan darah. /arah

    mengandung angiotensinogen yang di produksi di hati.

    Selanjutnya oleh hormon renin (diproduksi oleh ginjal) akan

    diubah menjadi angiotensin I. oleh 3F yang diproduksi di

     paru9paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II.

    ngiotensin II inilah yang memiliki peranan kun!i dalam

    menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. ksi pertama

    adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (/$) dan

    rasa haus. /$ diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary)

    14

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    15/90

    dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolaritas dan

    olume urin. /engan meningkatnya /$, sangat sedikit urin

    yang disekresikan keluar tubuh, sehingga menjadi pekat dan

    tinggi osmolaritasnya. =ntuk mengen!erkannya, olume !airan

    ekstraseluler akan ditingkatkan dengan !ara menarik !airan dari

     bagian intraseluler. kibatnya, olume darah meningkat, yang

     pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. ksi kedua

    adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.

    ldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan

     penting pada ginjal. =ntuk mengatur olume !airan

    ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi :a3l

    dengan !ara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. :aiknya

    konsentrasi :a3l akan dien!erkan kembali dengan !ara

    meningkatkan olume !airan ekstraseluler yang pada gilirannya

    akan meningkatkan olume dan tekanan darah (%uhammadun

    S, 2010).

    *) %erokok 

    Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. $ubungan

    antara rokok dengan peningkatan risiko kardioaskuler telah

     banyak dibuktikan. Selain dari lamanya, risiko merokok 

    terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap per hari.

    Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih

    rentan hipertensi daripada mereka yang tidak merokok. at9;at

    kimia bera!un, seperti nikotin dan karbon monoksida yang

    15

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    16/90

    diisap melalui rokok, yang masuk ke dalam aliran darah dapat

    merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan

    mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi

    (:urkhalida, 200*).

     :ikotin dalam tembakau merupakan penyebab

    meningkatnya tekanan darah segera setelah isapan pertama.

    Seperti ;at9;at kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap

    oleh pembuluh9pembuluh darah amat ke!il di dalam paru9paru

    dan diedarkan ke aliran darah. $anya dalam beberapa detik 

    nikotin sudah men!apai otak. 'tak bereaksi terhadap nikotin

    dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas

    epine8rin (adrenalin). $ormon yang kuat ini akan

    menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk 

     bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Setelah

    merokok dua batang saja maka baik tekanan sistolik maupun

    diastolik akan meningkat 10 mm$g. "ekanan darah akan tetap

     pada ketinggian ini sampai *0 menit setelah berhenti mengisap

    rokok. Sementara e8ek nikotin perlahan9lahan menghilang,

    tekanan darah juga akan menurun dengan perlahan. :amun

     pada perokok berat tekanan darah akan berada pada leel tinggi

    sepanjang hari (Sheps, 200).

    /alam penelitian kohort prospekti8 oleh dr. "homas S

    7o+man dari $rigmans and Women.s Hospital , %assa!hussetts

    terhadap 2.2* subyek yang a+alnya tidak ada ri+ayat

    16

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    17/90

    hipertensi, 1 subyek tidak merokok, * merupakan

     perokok pemula, subyek merokok 191# batang rokok 

     perhari dan subyek yang merokok lebih dari 1 batang

     perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median +aktu ,

    tahun. esimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian

    hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan

    merokok lebih dari 1 batang perhari (7o+man, 200-).

    #) StresStres bisa bersi8at 8isik maupun mental, yang menimbulkan

    ketegangan dalam kehidupan sehari9hari dan mengakibatkan

     jantung berdenyut lebih kuat dan lebih !epat, kelenjar seperti

    tiroid dan adrenalin juga akan bereaksi dengan meningkatkan

     pengeluaran hormon dan kebutuhan otak terhadap darah akan

    meningkat yang pada akhirnya akan mengakibatkan kenaikan

    tekanan darah. $ubungan antara stres dan penyakit bukanlah

    hal baru, selama berabad9abad para dokter telah menduga

     bah+a emosi dapat mempengaruhi kesehatan seseorang se!ara

     berarti. /ia+al tahun 1-0, ada dugaan bah+a semua penyakit

    kesakitan yang terjadi, 0 nya berkaitan dengan stres.

    7erdasarkan temuan terbaru tentang interaksi pikiran9tubuh,

    diperkirakan bah+a sebanyak 0 dari dari semua masalah

    yang berkaitan dengan kesehatan disebabkan atau diperburuk 

    oleh stres (/epkes RI, 2010). 

    ) Pola asupan garam dalam diet

    17

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    18/90

    7adan kesehatan dunia yaitu World Health Organization

    (&$') merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat

    mengurangi risiko terjadinya hipertensi. adar sodium yang

    direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 

    2,# gram sodium atau gram garam) perhari.

    onsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi

    natrium di dalam !airan ekstraseluler meningkat. =ntuk 

    menormalkannya !airan intraseluler ditarik ke luar, sehingga

    olume !airan ekstraseluler meningkat. %eningkatnya olume

    !airan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya

    olume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya

    hipertensi (6oe+ono, 200*).

    arena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natriumA

    sodium. Sumber natriumA sodium yang utama adalah natrium

    klorida (garam dapur), penyedap masakan monosodium

    glutamate (%SE), dan sodium karbonat. onsumsi garam

    dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari

    gram per hari, setara dengan satu sendok teh. /alam

    kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak 

    memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan

    garam dan %SE (6oe+ono, 200*).

    ) Pengetahuan

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah

    seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek 

    tertentu (:otoatmojo, 200*). Sedangkan sikap adalah

    18

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    19/90

    merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan

    merupakan pelaksanaan moti8 tertentu (:otoatmojo, 200-).pabila pengetahuan seseorang semakin baik maka

     prilakunya semakin baik. kan tetapi pengetahuan yang baik 

    tidak disertai dengan sikap maka pengetahuan itu tidak akan

     berarti (:otoatmojo, 200*).

    urangnya pengetahuan akan mempengaruhi pasien

    hipertensi untuk mengatasi kekambuhan atau melakukan

     pen!egahan agar tidak terjadi komplikasi. =paya pen!egahan

    terhadap pasien hipertensi biasa dilakukan melalui

    mempertahankan berat badan, menurunkan kadar kolesterol,

    diet tinggi serat, mengonsumsi buah9buahan, dan sayuran serta

    menjalankan hidup se!ara sehat (Rid+an, 200).

    -) Sosial ekonomi

    /i negara9negara yang berada pada tahap pas!a peralihan

     perubahan ekonomi dan epidemiologi selalu dapat ditunjukkan

     bah+a arus tekanan darah dan prealensi hipertensi yang lebih

    tinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.

    $ubungan yang selalu terbalik itu ternyata berkaitan dengan

    tingkat penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan (Sar+ono

    &aspadji, 2001@21). 

    3. Pen2akit Pen2erta

    $ipertensi merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang juga

    sering diikuti penyakit lain yang menyertai dan memperburuk kondisi

    organ penderita. Penyakit yang sering menjadi penyerta dari penyakit

    hipertensi antara lain sebagai berikut (Setia+an /alimartha,200).

    19

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    20/90

    a. /iabetes mellitus

    Penyakit ini perlu segera ditangani sehingga kadar gula

    darah penderita terkontrol. $al ini dapat menjauhkan penderita dari

    komplikasi sehingga tidak memperberat kerusakan organ yang

    ditimbulkan hipertensi, selain kerusakan akibat diabetes itu sendiri.

     b. Resistensi Insulin (RJI)

    Resistensi insulin adalah penyakit yang timbul karena sel

    tubuh tidak dapat meman8aatkan maksimal insulin yang tersedia

    dalam darah sehingga glukosa darah tidak dapat seluruhnya masuk 

    ke jaringan tubuh. eadaan ini banyak terjadi pada penderita

    obesitas (kegemukan). Resistensi insulin itu dapat menjadi

     penyebab timbulnya penyakit diabetes, gangguan kadar lemak 

    darah (hiperlipidemia) ataupun hipertensi yang pada akhirnya

    dapat merusak lapisan pembuluh darah (endotelium) dengan

     berbagai e8ek medisnya.

    !. $iper8ungsi elenjar "iroid ($ipertiroid)

    Eangguan hiper8ungsi kelenjar tiroid merupakan penyakit

    endokrin yang meningkatkan metabolisme normal di dalam tubuh

    dan menyebabkan naiknya tekanan darah. 'leh karena itu,

    metabolisme dalam tubuh yang terganggu dan naiknya tekanan

    darah perlu segera ditangani.

    d. Rematik

    6enis penyakit rematik sangat beragam, bahkan men!apai

    lebih dari 100 jenis, dari yang ringan sampai yang berat. da jenis

    yang merusak berbagai ma!am organ tubuh sehingga akibat yang

    ditimbulkan akan semakin memperberat kondisi penderita

    hipertensi.

    20

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    21/90

    e. EoutAhiperuri!emidAasam urat

    Eout dapat menyebabkan penyakit rematik, dipengaruhi

    oleh makanan yang banyak mengandung purin, seperti hati, limpa,

     jeroan, otak, sarden, jantung, kerang, ka!ang tanah, bayam, bun!is,

    dan kembang kol.

    Purin dalam bahan makanan oleh tubuh akan

    dimetabolisme menjadi asam urat. Serangan rematik gout terjadi

    akibat konsentrasi asam urat di dalam darah meninggi atau juga

    hiperuri!emia. Eout dapat merusak organ tubuh misalnya

     penurunan 8ungsi ginjal, memi!u perlekatan trombosit pada

     pembuluh darah, dan mengendap pada klep jantung.

    8. adar lemak darah tinggi (hiperlipidemia)

    $iperlipidemia menyebabkan terjadinya penimbunan lemak 

     pada dinding pembuluh darah, termasuk pembuluh jantung.

    omplikasi hipertensi akan bertambah parah dengan tingginya

    kadar lemak.

    4. Pat)#isi)l)gi

    $ipertensi terjadi melalui terbentuknya ngiotensin II dari

    ngiotensin I oleh  %ngiotensin,Converting #nzyme  (3F). 3F

    memegang peran 8isiologis penting dalam mengatur tekanan darah.

    /arah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.

    Selanjutnya oleh hormon rennin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah

    menjadi angiotensin I. 3F yang terdapat di paru9paru, mengubah

    angiotensin I menjadi angiotensin II.

    ngiotensin II inilah yang memiliki peranan kun!i dalam

    menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. ksi pertama adalah

    21

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    22/90

    meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (/$) dan rasa haus. /$

    diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal

    untuk mengatur osmolalitas dan olume urin. %eningkatnya /$

    menyebabkan urine yang diekskresikan keluar tubuh sangat sedikit

    (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.

    =ntuk mengen!erkan, olume !airan ekstraseluler akan ditingkatkan

    dengan !ara menarik !airan dari bagian intraseluler. emudian terjadi

     peningkatan olume darah, sehingga tekanan darah akan meningkat.

    edua dengan menstimulasi sekresi aldosteron (hormon steroid yang

    memiliki peran penting pada ginjal) dari korteks adrenal. Pengaturan

    olume !airan ekstraseluler oleh aldosteron dilakukan dengan

    mengurangi ekskresi :a3G (garam) dengan !ara mereabsorbsinya dari

    tubulus ginjal. Pengurangan ekskresi :a3G menyebabkan naiknya

    konsentrasi :a3G, yang kemudian dien!erkan kembali dengan !ara

    meningkatkan olume !airan ekstraseluler. %aka terjadilah

     peningkatan olume dan tekanan darah. rteri ber8ungsi mengatur 

    tekanan darah, dengan melebar jika aktiitas memompa jantung

     berkurang. Saat itu !airan akan keluar dari sirkulasi dan tekanan darah

    akan turun. Einjal juga ber8ungsi dalam pengendalian tekanan darah

    dengan !ara mengatur pengeluaran garam dan air. %aka jika terjadi

     peningkatan tekanan darah, ginjal akan menjalankan 8ungsinya dengan

    menambah pengeluaran garam dan air sehingga olume darah

     berkurang dan tekanan darah menjadi normal. 6ika tekanan darah

    22

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    23/90

    menurun, ginjal akan membantu meningkatkan olume darah dengan

    !ara mengurangi buangan garam dan air sehingga tekanan darah

    kembali normal. Einjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan

    menghasilkan en;im yang disebut renin. Renin merangsang

     pembentukan angiotensin yang dapat menyebabkan pembuluh darah

    mengkerut sehingga tekanan darah naik. %engingat pentingnya 8ungsi

    ginjal dalam mengendalikan tekanan darah maka berbagai penyakit

    yang diakibatkan oleh kelainan pada ginjal dapat menyebabkan

    terjadinya tekanan darah tinggi. %isalnya peradangan atau !edera pada

    satu ginjal atau dua9duanya, penyempitan arteri yang menuju ke ginjal,

     bisa meningkatkan tekanan darah. Sistem sara8 otonom pada serabut9

    serabut otot khusus jantung juga berperan dalam pengendalian tekanan

    darah. Ia bekerja se!ara otomatis dan bersi8at tetap. /ialah yang

    mengatur irama denyut jantung, mengalirkan darah yang kaya oksigen

    ke seluruh tubuh, dan mengalirkan darah yang kurang oksigen ke paru9

     paru agar bisa dilakukan pertukaran gas. Sistem sara8 otonom akan

    mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal sehingga akan

    meningkatkan olume darah dalam tubuh. Sistem ini juga melepaskan

    hormon epine8rin (adrenalin) dan norepine8rine (nonadrenalin), yang

    merangsang jantung dan pembuluh darah (. %artuti, 200).

    . Mani#estasi !linis

    Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan

    gejalaK meskipun se!ara tidak sengaja beberapa gejala terjadi

     bersamaan dan diper!aya berhubungan dengan tekanan darah tinggi.

    23

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    24/90

    Eejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,

     pusing, +ajah kemerahan, dan kelelahanK yang bisa saja terjadi baik 

     pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan

    darah yang normal. 6ika hipertensinya berat atau menahun dan tidak 

    diobati, bisa timbul gejala seperti sakit kepala, muntah, sesak na8as,

     pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada

    otak, mata, jantung dan ginjal. adang penderita hipertensi berat

    mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi

     pembengkakan otak (. %artuti, 200). Pada pemeriksaan 8isik, tidak 

    dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi

    dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan,

    eksudat (kumpulan !airan) penyempitan pembuluh darah, dan pada

    kasus berat edema pupil (edema pada dis!us optikus). Indiidu yang

    menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai

     bertahun9tahun. Eejala bila ada menunjukan kerusakan askuler,

    dengan mani8estasi yang khas sesuai sistem organ yang diaskularisasi

    oleh pembuluh darah yang bersangkutan. Perubahan patologis pada

    ginjal dapat bermani8estasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada

    malam hari) dan a;etoma (peningkatan nitrogen urea darah (7=:) dan

    kreatinin). eterlibatan pembuluh darah otak dapat menyebabkan

    stroke atau serangan iskemik transient yang bermani8estasi sebagai

     paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam

     penglihatan (Smelt;er, 7ore, 2002).

    24

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    25/90

    5. Diagn)sis

    Seperti la;imnya pada penyakit lain, diagnosis hipertensi

    ditegakkan berdasarkan data anamnesis, pemeriksaan 8isik,

     pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan penunjang. Pada -09

    0 kasus hipertensi esensial, didapat ri+ayat hipertensi di dalam

    keluarga, +alaupun hal ini belum dapat memastikan diagnosis

    hipertensi esensial. pabila ri+ayat hipertensi didapatkan pada kedua

    orang tua, maka dugaan hipertensi esensial lebih besar (&illson, 1).Pada +anita keterangan mengenai hipertensi pada kehamilan,

    ri+ayat persalinan, penggunaan pil kontrasepsi, diperlukan dalam

    anamnesis. Selain itu data mengenai penyakit penyerta yang timbul

     bersamaan seperti diabetes melitus, gangguan hipertiroid, rematik,

    gangguan ginjal serta 8aktor risiko terjadinya hipertensi seperti rokok,

    alkohol, stress, dan data obesitas perlu diberitahukan kepada dokter 

    yang memeriksa (&illson, 1 ).

    Pemeriksaan yang lebih teliti perlu dilakukan pada organ target

    untuk menilai komplikasi hipertensi. Identi8ikasi pembesaran jantung,

    tanda payah jantung, pemeriksaan 8unduskopi, tanda gangguan

    neurologi dapat membantu menegakkan diagnosis komplikasi akibat

    hipertensi. Pemeriksaan 8isik lain se!ara rutin perlu dilakukan untuk 

    mendapatkan tanda kelainan lain yang mungkin ada hubungan dengan

    hipertensi (&illson, 1).

    16. Penatalaksanaan

    a. %anajemen $ipertensi 6:3

    25

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    26/90

    1) Rekomendasi 1

    Pada usia 5 0 tahun, inisiasi terapi 8armakologi

    untuk menurunkan tekanan darah ("/) pada Systolic $lood 

     ressure  (S7P) 5 10 mm$g, atau  "iastolic $lood 

     ressure (/7P) 5 0 mm$g dan diturunkan sampai S7P L

    10 mm$g dan /7P L 0 mm$g. (Rekomendasi uat9

    /rade )

    01 Corollary Recommendation

    Pada populasi umum usia 5 0 tahun, jika terapi

    8armakologi ternyata menurunkan tekanan darah S7P lebih

    rendah dari target (S7P L 1#0 mm$g) dan terapi dapat

    ditoleransi tanpa ada e8ek samping yang menganggu maka

    terapi tidak perlu penyesuaian ( Pendapat hli9/rade F).

    *) Rekomendasi 2

    Pada populasi umum dengan usia D 0 tahun, inisiasi

    terapi 8armakologi untuk menurunkan "/ pada /7P 5 0

    mm$g dan diturunkan sampai tekanan /7P L 0 mm$g.

    (untuk usia *09 tahun, Rekomendasi uat9 /rade  K

    untuk usia 192 tahun, pendapat ahli9/rade F).

    #) Rekomendasi *Pada populasi umum dengan usia D 0 tahun,

    inisiasi terapi 8armakologi untuk menurukan "/ pada S7P

    5 1#0 mm$g dan diturunkan sampai tekanan S7P D 1#0

    mm$g. (Pendapat hli9/rade F).

    ) Rekomendasi #

    Pada populasi umum usia 5 1 tahun dengan

    Chronic 2idney "isease (3/), inisiasi terapi 8armakologi

    26

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    27/90

    untuk menurunkan "/ pada S7P 5 1#0 mm$g atau /7P 5

    0 mm$g dan target menurunkan sampai S7P D 1#0 mm$g

    dan /7P D 0 mm$g.(Pendapat hli9/rade F).

    ) Rekomendasi

    Pada populasi umum usia 5 1 tahun dengan

    diabetes, inisiasi terapi 8armakologi untuk menurunkan "/

     pada S7P 5 1#0 mm$g atau /7P 5 0 mm$g dan target

    menurunkan sampai S7P D 1#0 mm$g dan /7P D 0

    mm$g.(Pendapat hli9/rade F).

    -) Rekomendasi

    Pada populasi bukan kulit hitam, termasuk dengan

     penyakit diabetes, inisiasi terapi 8armakologi harus

    men!akup, diuretik tipe thia;ide, Calcium Channel $loc*er 

    (337),  %ngiotensin,Converting #nzym 'nhi&itor   (3FI)

    atau %ngiotensin Receptor $loc*er  (R7). (Rekomendasi @

    Sedang9/rade 7).

    ) Rekomendasi -

    Pada populasi kulit hitam, termasuk orang9orang

    dengan diabetes, initiasi terapi 8armakologi antihipertensi

    harus men!akup diuretik tipe thia;ide, Calcium Channel 

     $loc*er   (337) (=ntuk orang kulit hitam rekomendasi

    sedang9grade 7K untuk orang kulit hitam dengan diabetes

    rekomendasi lemah B grade 3).

    ) Rekomendasi

    Pada populasi umum usia 5 1 tahun dengan 3/,

    inisiasi terapi 8armakologi antihipertensi harus men!akup

    27

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    28/90

    obat 3FI atau R7 untuk meningkatkan 8ungsi ginjal

    (Rekomendasi Sedang9/rade 7).

    10) Rekomendasi

    "ujuan objekti8 dari terapi hipertensi adalah untuk 

    men!apai dan mempertahankan tekanan darah sesuai target

    terapi. 6ika tekanan darah tidak dapat men!apai target terapi

    yang diinginkan dalam +aktu 1 bulan terapi tekanan darah,

    dapat dilakukan peningkatan dosis obat atau menambah

    golongan obat kedua dari salah satu golongan obat pada

    rekomendasi (diuretik tipe thia;ide, 337, 3FI atau

    R7). /okter harus terus menilai perkembangan "/ dan

    menyesuaikan regimen obat antihipertensi sampai "/ yang

    diinginkan dapat di!apai. 6ika target tekanan darah tidak 

    dapat di!apai dengan pengunaan 2 jenis golongan obat anti

    hipertensi, dapat dilakukan penambahan dan titrasi obat ke9

    * dari da8tar yang telah tersedia. 6angan pernah

    mengunakan obat 3FI dan R7 se!ara bersamaan pada 1

    orang pasien. 6ika target tekanan darah tetap tidak dapat

    di!apai mengunakan terapi obat pada rekomendasi karena

    ada kontraindikasi obat atau membutuhkan lebih dari * jenis

    obat, maka obat dari golongan antihipertensi lainnya dapat

    digunakan. Rujukan ke spesialis perlu dilakukan jika pasien

    tidak dapat men!apai target tekanan darah menggunakan

    28

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    29/90

    Dewasa ≥ 18 tahun + Hipertensi

    Pengaturan Lifestye !terus "erangsung sepan#ang wa$tu terapi%

    &engatur te$anan 'arah sesuai target 'an (e(uai terapi )"at sesuai 'engan usia* 'ia"tes* ,D

    -(ur ≥ 60 tahun-(ur . 60 tahun/e(ua u(ur + D& tanpa ,D/e(ua u(ur+,D 'engantanpa D&

     arget D . 15090 ((Hg arget D . 14090 ((Hg arget D . 140 90 ((Hg arget D . 14090 ((Hg

    )n ,uit Hita(

    hiai'etype 'iureti atau atau : atau :* sen'iri atau $)("inasi

    /e(ua ,asus

    nisiasi thiai'etype 'iureti atau :* sen'iri atau $)("inasi atau :* sen'iri atau $)("inasi 'engan )"at g))ngan ain

    strategi yang di atas atau perlu dilakukan manajemen

    komplikasi pada pasien. (6ames, 201#).

     b. /osis 'bat nti $ipertensi 6:3

    Ta"el II.* D)sis 7"at Anti Hi'ertensi

    7"at Antihi'ertensi

    Inisial

    D)sis Harian8

    mg

    D)sis Target

    RCT8 mg

    %umlah

    7"at 9

    Hari

    3F inhi&itors

    1 3aptopril 0 109200 2

    2 Fnalapril 20 192

    * Gisinopril 10 #0 1

     %ngiotensin Receptor $loc*ers (R7)

    1 Fprosartan #00 00900 192

    2 3andesartan # 129*2 1

    * Gosartan 0 100 192

    # Calsartan #090 109*20 1

    Irbesartan - *00 1

     3 9 $loc*ers1 tenolol 290 100 1

    2 %etoprolol 0 1009200 192

    Calcium Channel $loc*ers

    1 mlodipine 2, 10 1

    2 /iltia;em

    eMtended

    release

    120910 *0 1

    * :itredipine 10 20 192

    Thiazide,type diuretics1 7endro8lumethi

    a;ide

    10 1

    2 3hlorthalidone 12, 12,92 1

    * $ydro!hlorothi

    a;ide

    12,92 29100 192

    # Indapamide 1,2 1,292, 1

    !. lgoritme penanganan hipertensi 6:3

    29

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    30/90

    &e(per$uat terapi 'an (engatur agar p)a ifestye tetap sesuai

     a("ah$an )"at 'an titrasi thiai'etype 'iureti atau atau : atau : !guna$an terapi $eas

    pa$ah tu#uan D ter

    e(per$uat terapi 'an (engatur agar p)a ifestye tetap sesuai; a("ah$an )"at g))ngan ain ! =")$er* a')st

    pa$ah tu#uan D te i'a$

    11. M)(i#ikasi ga2a hi(u'

    Pelaksanaan gaya hidup yang positi8 mempengaruhi tekanan darah

    memiliki implikasi baik untuk pen!egahan dan pengobatan hipertensi.

    Promosi kesehatan modi8ikasi gaya hidup direkomendasikan untuk 

    30

    P)puasi -(u(

    tan a ,D > D&

    Populasi 3/ N /%

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    31/90

    indiidu dengan pra9hipertensi dan sebagai tambahan terhadap terapi

    obat pada indiidu hipertensi. Interensi ini untuk risiko penyakit

     jantung se!ara keseluruhan. %eskipun dampak interensi gaya hidup

     pada tekanan darah akan lebih terlihat pada orang dengan hipertensi,

    dalam per!obaan jangka pendek, penurunan berat badan dan

     pengurangan :a3l diet juga telah ditunjukkan untuk men!egah

     perkembangan hipertensi.

    Pada penderita hipertensi, bahkan jika interensi tersebut tidak 

    menghasilkan penurunan tekanan darah yang !ukup untuk 

    menghindari terapi obat, jumlah obat atau dosis yang dibutuhkan untuk 

    mengontrol tekanan darah dapat dikurangi. %odi8ikasi diet yang

    e8ekti8 menurunkan tekanan darah adalah mengurangi berat badan,

    mengurangi asupan :a3l, meningkatkan asupan kalium, mengurangi

    konsumsi alkohol, dan pola diet yang sehat se!ara keseluruhan

    (ot!hen, 200).

    %en!egah dan mengatasi obesitas sangat penting untuk menurunkan

    tekanan darah dan risiko penyakit kardioaskular. Rata9rata penurunan

    tekanan darah ,*A*,1 mm$g diobserasi setelah penurunan berat

     badan sebanyak ,2 kg. 7erolah raga teratur selama *0 menit seperti

     berjalan, 9- perhari dalam seminggu, dapat menurunkan tekanan

    darah. da ariabilitas indiidu dalam hal sensitiitas tekanan darah

    terhadap :a3l, dan ariabilitas ini mungkin memiliki dasar genetik 

    (ot!hen, 200).

    7erdasarkan hasil meta9analisis, menurunkan tekanan darah

    dengan membatasi asupan setiap hari untuk #,#9-,# g :a3l (-912

    31

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    32/90

    meO) menyebabkan penurunan tekanan darah *,-9#,A 0,92, mm$g

     pada hipertensi dan penurunan lebih rendah pada orang darah normal.

    onsumsi alkohol pada orang yang mengkonsumsi tiga atau lebih

    minuman per hari (minuman standar berisi 1# g etanol) berhubungan

    dengan tekanan darah tinggi, dan penurunan konsumsi alkohol

    dikaitkan dengan penurunan tekanan darah.

    7egitu pula dengan /S$ ( "ietary %pproaches to Stop

     Hypertension) meliputi diet kaya akan buah9buahan, sayuran, dan

    makanan rendah lemak e8ekti8 dalam menurunkan tekanan darah

    (ot!hen, 200).

    Ta"el II.0 M)(i#ikasi :a2a Hi(u' untuk Men;egah (an Mengatasi

    Hi'ertensi

    M)(i#ikasi Rek)men(asi

    Penurunan ')tensial

    TD sist)lik 

    /iet

    natrium

    %embatasi diet natrium tidak lebih dari

    2#00 mgAhari atau 100 meOAhari.

    29 mm$g

    Penurunan

    7erat 7adan

    %enjaga berat badan normalK 7%I Q 1,9

    2#, kgA m2.

    920 mm$g per 10 kg

     penurunan berat

     badan.

    'lahraga

    aerobik 

    'lahraga aerobik se!ara teratur, bertujuan

    untuk melakukan aerobik *0 menit latihan

    sehari9hari dalam seminggu. /isarankan

     pasien berjalan9jalan 1 mil per hari di atas

    tingkat aktiitas saat ini.

    #9 mm$g

    32

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    33/90

    /iet

    /S$

    /iet yang kaya akan buah9buahan,

    sayuran, dan mengurangi jumlah lemak

     jenuh dan total.

    #91# mm$g

    %embatasi

    konsumsi

    alkohol

    Pria L 2 minum per hari, +anita L 1 minum

     per hari

    29# mm$g

    6adi, modi8ikasi gaya hidup merupakan upaya untuk mengurangi

    tekanan darah, men!egah atau memperlambat insiden dari hipertensi,

    meningkatkan e8ikasi obat antihipertensi, dan mengurangi risiko penyakit

    kardioaskular ( National 'nstitutes of Health, 200*).

    1. !)m'likasi

    Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat apabila

    tekanan diastolik sama atau H 1*0 mm$g atau kenaikan tekanan darah

    yang mendadak tinggi. 7eberapa negara mempunyai pola komplikasi

    yang berbeda9beda. /i 6epang gangguan serebroaskular lebih

    men!olok dibandingkan kelainan organ yang lain. /i Indonesia belum

    ditemukan data mengenai hal ini, akan tetapi komplikasi

    serebroas!ular dan komplikasi jantung sering ditemukan (Pikir, 7. S.,

    200*).

    33

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    34/90

    lat tubuh yang sering terserang hipertensi adalah mata, ginjal,

     jantung dan otak. Pada mata berupa pendarahan retina, gangguan

     penglihatan sampai dengan kebutaan. Payah jantung merupakan

    kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat disamping

    kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi pendarahan

    akibat pe!ahnya mikroaneurisma yang mengakibatkan kematian.

    (Pikir, 7. S., 200*).

    B. PEN:ETAHUAN

    1. De#inisi Pengetahuan

    Pengetahuan umumnya dari pengalaman dan in8ormasi yang kita

     peroleh dari orang lain maupun buku (&$',1). Pengetahuan

    merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

     penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kogniti8 

    merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

    seseorang (:otoatmodjo, 200-).

    Pengetahuan merupakan khasana kekayaan mental yang se!ara

    langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita, sebab

     pengetahuan digunakan sebagai sumber ja+aban bagi berbagai

     pertanyaan yang mun!ul dalam kehidupan (Sumantri, 2000).

    . Tingkat Pengetahuan

    %enurut 7loom (1-) dikutip dalam :otoadmodjo (200-),

     pengetahuan yang di!akup dalam domain kogniti8 mempunyai enam

    tingkatan, yaitu@

    a. "ahu 4*no-1 diartikan sebgai mengingat sesuatu materi yang telah

    dipelajari sebelumnya. "ahu merupakan tingkat pengetahuan yang

     paling rendah. ata kerja untuk mengukur bah+a orang tahu

    34

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    35/90

    tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

    mende8inisikan, menyatakan, dan sebagainya. b. %emahami 4Comprehension1 diartikan sebagai suatu kemampuan

    untuk menjelaskan se!ara benar tentang objek yang diketahui, dan

    dapat menginterpretasikan materi tersebut se!ara benar. 'rang

    yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

    menjelaskan, menyebutkan !ontoh, menyimpulkan, meramalkan,

    dan sebaginya.!. plikasi 4%pplication1  diartikan sebagai kemampuan untuk 

    menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi

    sebenarnya.

    d. nalisis 4%nalysis1 adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

    materi atau suatu obyek kedalam komponen9komponen, tetapi

    masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya

    satu sama lain. emampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan

    kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

    membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

    e. Sintesis 4Synthesis1  menunjuk kepada suatu kemampuan untuk 

    meletakkan atau menghubungkan bagian9bagian didalam suatu

     bentuk keseluruhan yang baru. %isalnya, dapat menyusun, dapat

    meren!anakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan

    sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan9rumusan yang telah

    ada.

    8. Faluasi 4#valuation1  berkaitan dengan kemampuan untuk 

    melakukan justi8ikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

    obyek. Penilaian9penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

    35

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    36/90

    ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria9kriteria yang telah

    ada.

    $. akt)r

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    37/90

    maka dapat disimpulkan bah+a bertambahnya umur seseorang

    dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang

    diperolehnya, akan tetapi pada umur9umur tertentu atau menjelang

    usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu

     pengetahuan akan berkurang.

     b. Intelegensi

    Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk 

     belajar dan ber8ikir abstrak guna menyesuaikan diri se!ara mental

    dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu 8aktor yang

    mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang

    merupakan salah satu modal untuk berpikir dan mengolah berbagai

    in8ormasi se!ara terarah sehingga ia mampu menguasai

    lingkungan. /engan demikian dapat disimpulkan bah+a perbedaan

    intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat

     pengetahuan.

    !. Gingkungan

    Gingkungan merupakan salah satu 8aktor yang

    mempengaruhi pengetahuan seseorang. Gingkungan memberikan

     pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat

    mempelajari hal9hal yang baik dan juga hal9hal yang buruk 

    tergantung pada si8at kelompoknya. /alam lingkungan seseorang

    akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada

    !ara ber8ikir seseorang.

    d. Sosial budaya

    Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

    seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam

    37

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    38/90

    hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang

    mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu

     pengetahuan.

    e. Pendidikan

    %enurut :otoadmojo (1-) pendidikan adalah suatu

    kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau

    meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan

    itu dapat berdiri sendiri. %enurut &ied $ary . (1),

    menyebutkan bah+a tingkat pendidikan turut pula menentukan

    mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan

    yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan

    seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya.

    8. In8ormasi

    In8ormasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan

    seseorang. %eskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah

    tetapi jika ia mendapatkan in8ormasi yang baik dari berbagai media

    misalnya "C, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat

    meningkatkan pengetahuan seseorang.

    g. Pengalaman

    Pengalaman merupakan guru yang terbaik, pepatah tersebut

    dapat diartikan bah+a pengalaman merupakan sumber 

     pengetahuan, atau pengalaman itu suatu !ara untuk memperoleh

    kebenaran pengetahuan. 'leh sebab itu, pengalaman pribadi pun

    dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.

    $al ini dilakukan dengan !ara mengulang kembali pengalaman

    38

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    39/90

    yang diperoleh dalam meme!ahkan permasalahan yang dihadapi

     pada masa lalu. (:otoadmojo 1-).

    *. Pengukuran Pengetahuan

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan +a+an!ara atau

    angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur.

    edalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat disesuaikan

    dengan tingkat domain diatas (:otoatmodjo, 200-). "ingkat

     pengetahuan yang akan diukur dalam penelitian adalah sejauh mana

    tingkat pengetahuan responden baik mengenai pengertian, penyebab,

    komplikasi, dan !ara yang tepat untuk menanganinya. Pada penelitian

    yang terkait adalah yang dilakukan oleh stuti (200) mengenai

    hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang

    hipertensi didapatkan hasil analisa uniariat, tingkat pengetahuan

    tentang hipertensi didapatkan hasil bah+a rata9rata responden

    memiliki tingkat pengetahuan tentang hipertensi sedang ke atas yaitu

    sebesar ,. Pada hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan

    dengan tingkat pengetahuan tentang hipertensi didapatkan ada

    hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan

    tentang hipertensi.

    39

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    40/90

    BAB III

    !ERAN:!A !7N&EP DAN HIP7TE&I& PENELITIAN

    A. !erangka !)nse'

    40

    4aktor internal

    − =mur

    − Ri+ayat

    keluarga

    − Ftnis

    − 6enis elamin

    4aktor eksternal

    − 'besitas

    − 'lahraga

    − Stress

    − %erokok

    − onsumsi

    garam

    $ipertensi

    SumberPengalaman

    Gingkungan

    sosial budaya

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    41/90

    :am"ar. III.1 !erangka Te)ri M)(i#ikasi ,&lamet &ur2)n)8 661/

    eterangan@

    "idak diteliti

    /iteliti

    Penjelasan @

    %enurut modi8ikasi diatas, kejadian hipertensi dipengaruhi oleh

    8aktor predisposisi yaitu genetik, etnis, usia, jenis kelamin, tingkat

     pendidikan, obesitas, aktiitas olahraga, kebiasaan merokok, tingkat

     pengetahuan, konsumsi alkohol, mengonsumsi jelantah, stres, pola asupan

    garam dalam diet, dan 8aktor pemungkin yaitu jarak ke puskesmas yang

     jauh, 8aktor penguat yaitu dukungan petugas kesehatan, dan dukungan

    keluarga.

    /alam penelitian ini 8aktor yang diteliti adalah 8aktor predisposisi

    yang meliputi pengetahuan seseorang didapatkan dari pendidikan 8ormal

    (sekolah) maupun in8ormal tentang hipertensi. Pengetahuan in8ormal

    didapatkan dari keluarga,  -e&site, siaran teleisi, surat kabar dan

     penyuluhan.

    41

    Pengetahuan

    "ingkat

    endidikanIntelegensi

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    42/90

    B. Hi')tesis 'enelitian

    1. da pengaruh 8aktor risiko tingkat pengetahuan responden usia #9#

    tahun terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati

    abupaten Sidoarjo.

    . da pengaruh 8aktor risiko tingkat pendidikan 8ormal responden usia

    #9# tahun terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan

    Sedati abupaten Sidoarjo.

    BAB I=

    MET7DE PENELITIAN

    A. Ran;angan Penelitian

    1. %enis Penelitian

    6enis penelitian ini adalah obserasional 3ase control   analitik 

    tentang pengaruh 8aktor risiko tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan

    42

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    43/90

    8ormal responden usia #9# tahun terhadap kejadian hipertensi di /esa

    7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo %aret 201 yaitu suatu

     penelitian surei analitik yang menyangkut bagaimana pengaruh 8aktor 

    risiko dipelajari dengan menggunakan retrospekti8.

    . Ran;angan Penelitian

    :am"ar I=.1 Ran;angan Penelitian

    B. P)'ulasi (an &am'el

    1. P)'ulasi

    Populasi adalah keseluruhan dari suatu ariabel yang menyangkut

    masalah yang diteliti (:ursalam, 2001). Populasi dalam penelitian ini

    adalah masyarakat di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo

    yang berusia #9# tahun yaitu sebesar 10 ji+a, dimana didapatkan

     penderita hipertensi berusia #9# tahun di /esa 7etro e!amatan Sedati

    abupaten Sidoarjo sebanyak -# penderita.

    . &am'el

    a. riteria inklusi

    1) %asyarakat di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten

    Sidoarjo.

    2) %enderita $ipertensi pada kelompok kasus.

    *) "idak menderita $ipertensi pada kelompok kontrol.

    #) 7erusia antara # tahun sampai dengan # tahun.

    ) "idak mengalami gangguan ji+a.

    43

    4aktor risiko F8ek Retrospekti8 

    Populasi

    (Sampel)

    (asus)4aktor risiko 9

    Retrospekti8 

    4aktor risiko

    4aktor risiko 9

    F8ek 9

    (ontrol)

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    44/90

    ) 7ersedia mengikuti penelitian.

     b. riteria eksklusi1/ %enolak menjadi responden.

    / Responden dalam keadaan menderita penyakit berat ketika

    dilakukan.

    $. Cara Pengam"ilan &am'el

    "eknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah pengambilan sampel a!ak sederhana (Simple Random

    Sampling ) yaitu suatu !ara pengambilan sampel dimana tiap unsur 

    yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih

    menjadi sampel. 3ara ini sangat mudah apabila telah terdapat da8tar 

    lengkap unsur9unsur populasi. Prosedur yang !ukup akurat untuk 

     pengambilan sampel se!ara a!ak adalah dengan menggunakan tabel

    angka a!ak (Ta&le of random num&ers).

    *. Besar sam'el

    Sampel terdiri dari bagian populasi yang terjangkau dan dapat

    digunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling (:ursalam, 200*).

    =ntuk menentukan besar sampel dari jumlah populasi menggunakan

    rumus@

    n=   N .(Zα )2

    . p.qd2

    . ( N −1 )+(Zα )2. p . q

    eterangan@

     : Q 7esar populasi

     : Q 7esar sampel

    d Q "ingkat keper!ayaan atau ketepatan yang diinginkan

    (dQ0,0)

    α Q harga kura normal yang tergantung harga α  (αQ, jadi αQ

    1,)

    44

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    45/90

     p Q estimator proporsi populasi Q 0,

    O Q 19 p 5 1 9 0, Q 0, (:otoatmodjo, 200*).

    n=   N .(Zα )2

    . p.q

    d2

    . ( N −1 )+(Zα )2. p . q

    n=  74. (1,96 )2 . (0,5 ).(0,5)

    (0,05)2. (74−1 )+ (1,96 )2. (0,5 ) .(0,5)

    n=71,0696

    0,1825+0,9604

    n=71,0696

    1,1429

    n=62,183568

    6adi besar sampel Q 2

    6adi dalam penelitian ini sampel yang diperlukan untuk kasus dan

    kontrol adalah 1@1 yang masing9masing sebanyak 2 kasus dan 2 kontrol.

    C. =aria"el Penelitian

    a. =aria"el In(e'en(en

    Cariabel independen merupakan ariabel yang menjadi sebab

     perubahan atau timbulnya ariabel dependen (terkait) ($idayat, 200-).Cariabel independen pada penelitian ini adalah tentang tingkat

     pengetahuan dan tingkat pendidikan 8ormal responden.

    ". =aria"el De'en(en

    Cariabel dependen merupakan ariabel yang dipengaruhi atau

    menjadi akibat karena ariabel bebas ($idayat, 200-). Cariabel dependen

     pada penelitian ini adalah tentang kejadian hipertensi.

    D. L)kasi (an >aktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di +ilayah kerja Puskesmas Sedati yaitu di

    /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo sejak tanggal 22

    4ebruari sampai dengan 1 %aret 201.

    E. De#inisi 7'erasi)nal

    /e8inisi operasional adalah mende8inisikan ariabel se!ara

    operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

    45

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    46/90

     peneliti untuk melakukan obserasional atau pengukuran se!ara !ermat

    terhadap suatu objek atau 8enomena ($idayat, 200-).Ta"el I=.1 De#inisi )'erasi)nal 'engaruh #akt)r risik) tingkat

    'engetahuan (an tingkat 'en(i(ikan #)rmal res')n(en usia *0

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    47/90

    dan

     pen!egahan.

    dari seluruh

     pertanyaan.2. "ingkat

     pendidikan

    8ormal

    Pendidikan

    terakhir 

    responden

    yang

    ditempuh

    uesioner 1. "inggi Q

     bila

     pendidikan

    terakhir 

    S%

    tamatAtidak 

    tamat atau

    P"

    tamatAtidak 

    tamat.

    2. Rendah Q

     bila

     pendidikan

    terakhir S/

    tamatAtidak 

    tamat atau

    S%P

    tamatAtidak 

    tamat atau

    "idak 

    sekolah.

    'rdinal

    *. Ri+ayat

    $ipertensi

    Ri+ayat

    menderita

    /ata

     puskesmas

    %enurut 6:3 CII,

    200*K

     :ominal

    47

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    48/90

    hipertensi

     pada

    responden

    Sedati 1. $ipertensi

    ("ekanan darah

    51#0A0

    mm$g)

    2. "idak hipertensi

    (tekanan darah

    D1#0A0

    mm$g)

    . Alur Penelitian

    :am"ar I=. Alur Penelitian

    :. Pr)se(ur Penelitian

    1. Teknik Pengum'ulan DataPengumpulan data untuk pengetahuan memakai &a+an!ara

    dengan a!uan kuesioner tentang pengetahuan dan tingkat pendidikan

    8ormal yang dibagikan pada responden.

    . &um"er Data Penelitian

    48

    %asyarakat di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten

    Sidoarjo yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,

    yang bersedia mengikuti penelitian dan dengan dibuktikan

    dengan menandatangani informed consent &a+an!ara, pengukuran tekanan darah, pembagian

    kuesioner, diisi dengan bantuan peneliti dan dikumpulkan

    saat itu juga

    Sampel kontrolSampel kasus

    nalisis dan hasil data

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    49/90

    Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh

    (Subarsimi rikunto,2002). Sumber data penelitian ini berasal dari

    data pimer dan data sekunder.

    a. /ata primer 

    /ata yang berasal dari responden se!ara lansung dengan

    menggunakan kuesioner.

     b. /ata Sekunder 

    /ata yang diperoleh dari hasil rekam medis pasien ra+at

     jalan di Puskemas Sedati. /ata yang diambil berupa identitas

     pasien dan pasien yang menderita hipertensi.

    $. Instrumen Pengum'ulan Data

    a. uesioner 

    Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yang

    dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner untuk 

    data pengetahuan dan tingkat pendidikan 8ormal responden usia #9#

    tahun. uesioner diartikan sebagai da8tar pertanyaan yang sudah

    tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden (dalam hal

    angket) dan intervie-er  (dalam hal +a+an!ara) tinggal memberikan

     ja+aban atau dengan berikan tanda9tanda tertentu (:otoatmodjo,

    200).

     b. Spygmomanometer atau tensimeter

    Spygmomanometer atau tensimeter adalah alat pengukur tekanan

    darah (Ganny Sustrani dkk,200#).

    H. Peng)lahan Data

    49

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    50/90

    Pengolahan data A manajemen data terdiri dari serangkaian tahapan

    yang harus dilakukan agar data siap untuk diuji statistik dan dilakukan

    analisis A interpretasi. dapun tahap9tahap pengolahan data meliputi@

    67 #diting 

     #diting  adalah memeriksa da8tar data yang telah diserahkan

    oleh para pengumpul data. "ahap ini merupakan tahap kegiatan

     penge!ekan data yang telah diisi. egiatan yang dilakukan

    dalam editing   adalah penge!ekan dari sisi kelengkapan,

    releansi, dan konsistensi ja+aban. elengkapan data diperiksa

    dengan !ara memastikan bah+a jumlah kuesioner yang

    terkumpul sudah memenuhi jumlah sampel minimal yang

    ditentukan dan memeriksa apakah setiap pertanyaan dalam

    kuesioner sudah terja+ab dan jelas. Releansi dan konsistensi

     ja+aban diperiksa dengan !ara melihat apakah data yang

     bertentangan dengan data lain.

    07 Scoring

    Scoring   adalah memberikan penilaian terhadap item

     pertanyaan pada kuesioner yang diberikan kepada responden

    usia #9# tahun. /alam Penelitian ini,  scoring  penelitian ini

    men!akup ariabel yang diteliti yaitu ariabel tingkat

     pengetahuan dan tingkat pendidikan 8ormal. Penilaian dari

    ariabel tersebut diatas yaitu skor 1@ ja+aban benar, skor 0@

     ja+aban salah.

    87 Coding

    /ata Coding merupakan kegiatan mengklasi8ikasi data dan

    memberi kode untuk masing9masing kelas sesuai dengan tujuan

    50

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    51/90

    dikumpulkannya data. /alam coding data yang berbentuk huru8 

    diubah menjadi data berbentuk angka atau bilangan. Coding 

    adalah memberikan kode untuk masyarakat desa 7etro

    e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo yang menderita

    hipertensi Q 1 dan tidak menderita hipertensi Q 2K tingkat

     pengetahuan kurang Q 1 dan tingkat pengetahuan !ukup Q 2K

    serta tingkat pendidikan 8ormal rendah Q 1 dan tingkat

     pendidikan 8ormal tinggi Q 2.

    97 #ntry

     #ntry adalah memasukkan data penelitian kedalam program

    SPSS dengan menggunakan kode yang sudah diberikan untuk 

    tiap ariabel yang diteliti dengan uji penelitian yaitu

     perhitungan Odds Ratio 4OR17

    :7 Cleaning,ta&ulating 

    Ta&ulating  adalah pekerjaan membuat tabel. "abulasi data

    adalah kegiatan memasukkan yang telah dikumpulkan ke dalam

    master   tabel atau data&ase  komputer, kemudian membuat

    distribusi 8rekuensi sederhana atau dengan membuat tabel

    kontingensi ($idayat, 200-). /alam penelitian ini peneliti

    memasukkan hasil data yang telah dikumpulkan dari !atatan

    medis ke dalam tabel instrumen untuk kemudian diolah

    sehingga didapatkan hasilnya. /ata mentah yang didapat dari

    hasil +a+an!ara berdasarkan kuesioner yang diolah ke dalam

     bentuk tabel distribusi 8rekuensi dengan bantuan  ;icrosoft 

     #

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    52/90

    I. Etika Penelitian

    %enjelaskan tentang apa saja dalam penelitian kesehatan seperti

    informed consent  sebelum melakukan penelitian, anonymity (tanpa nama)

     pada saat melakukan pengukuran atau pengumpulan data, dan

    confidentiality (kerahasiaan).

    1.  'nformed Consent 

    %enjelaskan !ara memberikan  'nformed consent   seperti

     berikut@ Sebelum melakukan penelitian maka akan diedarkan

    lembaran persetujuan untuk menjadi responden dengan tujuan

    agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan

    mengetahui dampaknya, jika subyek bersedia maka mereka harus

    menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak 

     bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien.

    2.  %nonimity (tanpa nama)

    %enjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak men!antumkan

    nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode

     pada lembar pengumpulan data.

    *. erahasiaan

    %enjelaskan masalah9masalah responden yang harus

    dirahasiakan dalam penelitian. erahasiaan in8ormasi yang telah

    dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya

    sekelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

    ($idayat, 200-).

    BAB =

    HA&IL DAN ANALI&I&

    52

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    53/90

    A. :am"aran Umum Tem'at Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten

    Sidoarjo. /esa 7etro mempunyai jumlah penduduk sebanyak .*0 ji+a,

    dimana /esa 7etro menduduki urutan ke 1 dengan angka kejadian kasus

    hipertensi terbanyak di +ilayah kerja Puskesmas Sedati abupaten

    Sidoarjo.

    Sumber@ Pro8il Puskesmas Sedati, 201

    :am"ar =.1 Peta !e;amatan &e(ati

    1. Identitas &ilayah

    a. /esaAelurahan @ 7etro

     b. :o @ #0#..*

    !. e!amatan @ Sedati

    d. ota @ Sidoarjo

    e. Proinsi @ 6a+a "imur 

    2. /ata Eeogra8i

    a. ota Sidoarjo

    53

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    54/90

    %emiliki luas +ilayah *.#*,* $a atau *#,*# km2 dengan

     batas +ilayah sebagai berikut@1. 7arat @ abupaten %ojokerto

    2. "imur @ Selat %adura

    *. Selatan @ abupaten Pasuruan

    #. =tara @ ota Surabaya dan abupaten Eresik 

    /ataran /elta dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 2 m,

    ketinggian 09* m dengan luas 1.00 $a, meliputi 2,,

    merupakan daerah pertambakan yang berada di +ilayah bagian

    timur, +ilayah bagian tengah yang berair ta+ar dengan

     pamukiman, perdagangan dan pemerintahan meliputi #0,1.

    &ilayah bagian 7arat dengan ketinggian 1092 m dari permukaan

    laut merupakan daerah pertanian meliputi 2,20.

     b. /esa 7etro1) Guas desa @ 1*-,2- $a

    2) 7atas utara @ /esa Sedati gung

    *) 7atas Selatan @ /esa +angsan

    #) 7atas 7arat @ /esa &edi

    ) 7atas "imur @ /esa Pulungan

    ) 6umlah R& @

    -) 6umlah R" @ 1

    *. /ata /emogra8i

    6umlah penduduk /esa 7etro @

    1) 6umlah penduduk Pria @ 2#0

    2) 6umlah penduduk +anita @ 226umlah total @ 1*2

    B. !arakteristik Res')n(en

    1. %enis !elamin

    Ta"el =.1 Distri"usi "er(asarkan %enis !elamin 'a(a !el)m')k 

    !asus

    %enis !elamin rekuensi Pr)sentase

    Gaki9laki 2 #0,*

    Perempuan *- ,-

    "otal 2 100

    54

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    55/90

     Sumber @ /ata Primer, 201

    "abel C.1 menunjukkan hasil bah+a dari 2 responden, mayoritas

    responden berjenis kelamin perempuan, yaitu berjumlah *- (,-).

    40?

    60?

     Jenis Kelamin

    La$ia$i Pere(puan

    Sumber@ /ata primer,201

    :am"ar =. Diagram Distri"usi "er(asarkan %enis !elamin 'a(a

    !el)m')k !asus

    Eambar C.2 menunjukkan hasil bah+a dari 2 responden,

    mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, yaitu berjumlah *-

    (,-).

    Ta"el =. Distri"usi "er(asarkan %enis !elamin 'a(a !el)m')k !)ntr)l

    %enis !elamin rekuensi Pr)sentase

    Gaki9laki *0 #,#

    Perempuan *2 ,

    "otal 2 100

    "abel C.2 menunjukkan hasil bah+a dari 2 responden, mayoritas

    responden berjenis kelamin perempuan, yaitu berjumlah *2 (,).

    55

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    56/90

    48;4@ 46?56;6@ 54?

     Jenis Kelamin

    La$ia$i

    Pere(puan

    Sember@ /ata primer,201

    :am"ar =.$ Diagram Distri"usi "er(asarkan %enis !elamin 'a(a

    !el)m')k !)ntr)l

    Eambar C.* menunjukkan hasil bah+a dari 2 responden,

    mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, yaitu berjumlah *2

    (#,#).

    . Tingkat Pen(i(ikan )rmal

    Ta"el =.$ Distri"usi "er(asarkan Tingkat Pen(i(ikan )rmal

    'a(a !el)m')k !asus

    Tingkat 'en(i(ikan rekuensi Pr)sentase

    "inggi * 2,

    Rendah 2* *-,1"otal 2 100

    Sumber@ /ata Primer, 201

    7erdasarkan tabel C.* menunjukkan sebagian besar responden

    dengan tingkat pendidikan tinggi * (2,).

    56

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    57/90

    62;9@ 63?

    37;1@ 37?

    Tingkat Pendidikan

     inggi

    en'ah

    Sumber@ /ata Primer, 201

    :am"ar =.* Diagram Distri"usi "er(asarkan Tingkat Pen(i(ikan

    'a(a !el)m')k !asus

    Eambar C.# menunjukkan hasil bah+a dari 2 responden,

    mayoritas responden dengan tinggkat pendidikan tinggi, yaitu

     berjumlah * (2,).

    Ta"el =.* Distri"usi "er(asarkan Tingkat Pen(i(ikan 'a(a

    !el)m')k !)ntr)l

    "ingkat Pendidikan 4rekuensi Prosentase

    "inggi *# #,

    Rendah 2 #,2"otal 2 100

    Sumber@ /ata Primer, 201

    7erdasarkan tabel C.# menunjukkan sebagian besar responden

    dengan tingkat pendidikan tinggi *# (#,).

    57

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    58/90

    54;8@ 55?

    45;2@ 45?

    Tingkat Pendidikan

     inggi

    en'ah

    Sumber@ /ata Primer, 201

    :am"ar =.0 Diagram Distri"usi "er(asarkan Tingkat Pen(i(ikan

    'a(a !el)m')k !)ntr)l

    Eambar C. menunjukkan hasil bah+a dari 2 responden,

    mayoritas responden dengan tingkat pendidikan tinggi, yaitu berjumlah

    *# (#,).

    $. Tingkat Pengetahuan

    Ta"el =.0 Distri"usi "er(asarkan Tingkat Pengetahuan 'a(a

    !el)m')k !asus

    Pengetahuan rekuensi Pr)sentase

    3ukup #2 -,-urang 20 *2,*

    "'"G 2 100

    Sumber @ /ata Primer, 201

    7erdasarkan tabel C. menunjukkan sebagian besar responden

    dengan tingkat pengetahuan tentang hipertensi #2 (-,-).

    58

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    59/90

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    60/90

    62;9@ 63?

    37;1@ 37?

    Tingkat Pengetahuan

    u$up

    ,urang

    :am"ar =.4 Diagram Distri"usi "er(asarkan Tingkat

    Pengetahuan tentang Hi'ertensi 'a(a !el)m')k !)ntr)l

    Eambar C.- menunjukkan sebagian besar responden memiliki

    tingkat pengetahuan !ukup tentang hipertensi * (2,).

    C. Analisis Data

    Setelah diketahui karakteristik masing9masing ariabel (uniariat)

    dapat diteruskan dengan analisis biariat untuk mengetahui hubungan

    antar ariabel. 7erikut ini akan disajikan hasil pengujian menggunakan uji

    Odd Ratio ('R) dengan bantuan program SPSS ersi 21.0.

    1. Pengaruh 8aktor risiko tingkat pengetahuan responden usia #9# tahun

    terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati

    abupaten Sidoarjo %aret 201.

    Ta"el =.4 Distri"usi Tingkat Pengetahuan Res')n(en Usia *0

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    61/90

    "otal #* (*#,-) 1 (,*) 12# (100)

    Sumber@ $asil Penelitian, 201

    $asil uji odd ratio menunjukkan bah+a tidak ada pengaruh yang

    signi8ikan antara tingkat pengetahuan responden usia #9# tahun

    terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati

    abupaten Sidoarjo %aret 201, terbukti dengan nilai odd ratio 0,0-

    (nilai odd ratio D 1).

    2. Pengaruh 8aktor risiko tingkat pendidikan 8ormal responden usia #9#

    tahun terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati

    abupaten Sidoarjo %aret 201.

    Ta"el =. Distri"usi Tingkat Pen(i(ikan )rmal Res')n(en Usia

    *0

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    62/90

    BAB =I

     PEMBAHA&AN

    A. !arakteristik Res')n(en Usia *0

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    63/90

    mampu untuk menstruasi, hamil dan menyusui. Perbedaan biologis dan

    8ungsi biologis laki9laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan

    diantara keduanya, dan 8ungsinya tetap dengan laki9laki dan

     perempuan pada segala ras yang ada di muka bumi ($ungu, 200-).

    4aktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria

    lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan +anita,

    dengan rasio sekitar 2,2 untuk kenaikan tekanan darah sistolik dan

    *,- untuk kenaikan tekanan darah diastolik. Pria diduga memiliki

    gaya hidup yang !enderung dapat meningkatkan tekanan darah

    dibandingkan dengan +anita (odim, 200#).

     :amun, setelah memasuki menopause, prealensi hipertensi pada

    +anita tinggi. 7ahkan setelah umur tahun, terjadinya hipertensi

     pada +anita lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang diakibatkan

    oleh 8aktor hormonal pengaruh jenis kelamin terhadap hipertensi

    antara lain terjadi melalui kadar hormon estrogen yang berariasi

    menurut umur. Pada masa remaja, tekanan darah pria !enderung lebih

    tinggi daripada +anita. Perbedaan ini terlihat paling jelas pada usia

    de+asa muda dan usia pertengahan. Semakin tua, perbedaan tersebut

    makin menyempit bahkan !enderung menjadi terbalik (odim, 200#).

    /alam penelitian ini, sebagian besar berjenis kelamin perempuan

    sedangkan yang berjenis kelamin laki9laki lebih rendah.

    'leh karena itu, ditinjau dari beberpa teori diatas, tenaga kesehatan

    harus bisa memberikan in8ormasi dan penyuluhan tentang hipertensi

    63

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    64/90

    kepada +arga di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo

    sehingga dapat mengurangi angka kejadian, kesakitan, maupun

    komplikasi dari penyakit hipertensi.

    . !arakteristik Res')n(en Usia *0

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    65/90

     berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan

    di!apai, dan kemampuan yang dikembangkan, terdiri dari@ pendidikan

    dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

    $ipertensi dikenal juga dapat menyerang siapa saja dari berbagai

    kelompok umur dan sosial ekonomi yang dimaksud status sosial

    ekonomi yaitu tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan status

     perka+inan. $al tersebut dapat mempengaruhi berbagai aspek 

    kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan, maka tidak 

    mengherankan jika ada perbedaan9perbedaan dalam angka kesakitan

    atau kematian antara berbagai kelas sosial (sta+an, 200).

    /alam penelitian ini, sebagian besar bertingkat pendidikan tinggi

    sedangkan yang bertingkat pendidikan rendah lebih rendah.'leh karena itu, ditinjau dari beberapa teori diatas, tenaga

    kesehatan harus bisa memberikan in8ormasi dan penyuluhan tentang

    hipertensi kepada +arga di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten

    Sidoarjo baik bagi penderita hipertensi yang bertingkat pendidikan

    tinggi maupun bertingkat pendidikan rendah sehingga dapat

    mengurangi angka kejadian, kesakitan, maupun komplikasi dari

     penyakit hipertensi.

    B. Pengetahuan Res')n(en Usia *0

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    66/90

    memiliki pengetahuan yang !ukup tentang hipertensi yaitu sebesar -,-

    dan sisanya sebesar *2,* memiliki pengetahuan kurang.7erdasarkan tabel C. /istribusi berdasarkan "ingkat Pengetahuan

     pada elompok ontrol, menunjukkan bah+a sebagian besar responden

    memiliki pengetahuan yang !ukup tentang hipertensi yaitu sebesar 2,

    dan sisanya sebesar *-,1 memiliki pengetahuan kurang.

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

    melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

    terjadi melalui pan!a indera manusia, yakni indera penglihatan,

     pendengaran, pen!iuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

    manusia diperoleh melalui mata dan telinga. "anpa pengetahuan,

    seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan

    menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Pengukuran

     pengetahuan sendiri dapat dilakukan dengan +a+an!ara atau angket yang

    menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

    atau responden (:otoatmodjo, 200-).

    4aktor98aktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut :otoatmodjo

    (200-) yaitu@ sosial ekonomi, kultur (budaya, agama), pendidikan, serta

     pengalaman.

    /alam penelitian ini, sebagian besar responden memiliki tingkat

     pengetahuan yang !ukup tentang hipertensi sedangkan yang memiliki

    tingkat pengetahuan yang kurang tentang hipertensi lebih rendah.

    'leh karena itu, ditinjau dari beberapa teori di atas, dibutuhkan peran

    yang lebih akti8 dari tenaga kesehatan untuk mengadakan in8ormasi dan

    66

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    67/90

     penyuluhan khususnya tentang hipertensi dan bahaya yang ditimbulkan

    kepada masyarakat di /esa 7etro e!amatan Sedati abupaten Sidoarjo

    sehingga dapat meningkatkan antusias dan keingintahuan masyarakat

    tentang hipertensi agar komplikasi dari hipertensi dapat dihindari.

    C. Pengaruh akt)r Risik) Tingkat Pengetahuan Res')n(en Usia *0

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    68/90

    upaya untuk menurunkan, menghindari atau men!egah angka kesakitan

    dan angka kematian akibat hipertensi yaitu dengan !ara mengenali

    hipertensi khususnya 8aktor98aktor risiko yang dapat menyebabkan

    terjadinya hipertensi.

    urangnya tingkat pengetahuan masyarakat tidak terlepas dari

    kemampuan untuk mengingat pengetahuan tentang hipertensi yang

    sebenarnya masyarakat pernah dengar saat penyuluhan. /aya ingat yang

    menurun sebagai akibat proses menua, mengakibatkan besarnya nilai

    kesalahan yang ada pada hasil ja+aban kuesioner.

    'leh karena itu, diharapkan masyarakat untuk meningkatkan

     pengetahuannya dengan !ara memba!a dari buku, internet, dan sumber 

    lainnya khususnya mengenai hipertensi. /i samping itu, dibutuhkan peran

    akti8 tenaga kesehatan utuk memberikan in8ormasi dan penyuluhan tentang

    hipertensi, penyebabnya, gejala9gejala a+al hipertensi, penanganan, dan

     pen!egahannya kepada +arga masyarakat di /esa 7etro e!amatan Sedati

    abupaten Sidoarjo sehingga dapat mengurangi angka kejadian, kesakitan,

    maupun komplikasi dari penyakit hipertensi.

    D. Pengaruh akt)r Risik) Tingkat Pen(i(ikan )rmal Res')n(en Usia

    *0

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    69/90

    /ari hasil olah data dengan SPSS ersi 21.0 menggunakan uji odd 

    ratio diperoleh nilai signi8ikansi odd ratio 0,-1 yang artinya tidak ada

     pengaruh 8aktor risiko tingkat pendidikan 8ormal responden usia #9#

    tahun terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan Sedati

    abupaten Sidoarjo %aret 201.

    $asil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang menyatakan

     bah+a ada pengaruh 8aktor risiko tingkat pendidikan 8ormal responden

    usia #9# tahun terhadap kejadian hipertensi di /esa 7etro e!amatan

    Sedati abupaten Sidoarjo %aret 201.

    Parera (200#) menyatakan bah+a salah satu 8aktor yang

    mempengaruhi pengetahuan terhadap kesehatan adalah tingkat pendidikan.

    Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi

     pikiran seseorang. 'rang yang berpendidikan akan mampu ber8ikir tenang

    terhadap suatu masalah termasuk dalam pengetahuan tentang hipertensi.

    Sikap dan perilaku petugas kesehatan juga berpengaruh terhadap

     pen!egahan dan penanganan penyakit degenerati8 diantaranya hipertensi

    dengan melibatkan peran serta oleh masyarakat, karena masyarakat juga

    memerlukan bantuan dan partisipasi akti8 dari petugas kesehatan dalam

     penyampaian in8ormasi (/epes RI, 2002).

    69

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    70/90

    BAB =II

    PENUTUP

    A. !esim'ulan

    Penelitian dengan judul

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    71/90

    a. %eningkatkan pengetahuan dengan !ara memba!a dari

     buku, internet, dan sumber lainnya khususnya mengenai

    hipertensi.

     b. %engikuti kegiatan yang diadakan oleh tenaga kesehatan

    khususnya penyuluhan kesehatan tentang hipertensi.

    *. 7agi Peneliti Gain

    $asil penelitian ini dapat diteruskan lebih lanjut oleh peneliti

    lain tentang beberapa 8aktor lain yang berhubungan dengan

    kejadian hipertensi dengan jumlah responden yang lebih

     banyak, maupun lokasi yang lebih luas.

    DATAR PU&TA!A

    li, . 200*.  angan dan /izi untu* 2esehatan. P" Raja Era8indo Persada,

    6akarta, hal. , .

    stuti, F. 200.  Hu&ungan antara ting*at pendidi*an dengan ting*at 

     pengetahuan tentang hipertensi masyara*ant di RT 60! RW +:! 2elurahan

     2aret Tengsin! 2ecamatan Tanah %&ang! Ja*arta usat . 4akultas Ilmu

    epera+atan =niersitas Indonesia, /epok.

    /epkes RI. 2010.  Hipertensi enye&a& 2ematian Nomor Tiga.

    (http@AA+++.depkes.go.idAindeM.phpAberitaApress9releaseA109hipertensi9

     penyebab9kematian9nomor9tiga.html), diunduh tanggal 10 %aret 201. 

    /inkes 6atim. 2012.  rofil 2esehatan rovinsi Ja-a Timur Tahun 0+6:.

    ([email protected]*01#02JPR'4IGJFS

    F$":JPR'CI:SIJ6&J"I%=RJ2012.pd8 ), diunduh tanggal 10

    %aret 201.

    71

    http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-penyebab-kematian-nomor-tiga.htmlhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-penyebab-kematian-nomor-tiga.htmlhttp://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1380615402_PROFIL_KESEHATAN_PROVINSI_JAWA_TIMUR_2012.pdfhttp://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1380615402_PROFIL_KESEHATAN_PROVINSI_JAWA_TIMUR_2012.pdfhttp://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1380615402_PROFIL_KESEHATAN_PROVINSI_JAWA_TIMUR_2012.pdfhttp://dinkes.jatimprov.go.id/userfile/dokumen/1380615402_PROFIL_KESEHATAN_PROVINSI_JAWA_TIMUR_2012.pdfhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-penyebab-kematian-nomor-tiga.htmlhttp://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-penyebab-kematian-nomor-tiga.html

  • 8/17/2019 REVISI PENELITIAN (1)

    72/90

    /ihuha, S. (2011).  revalensi hypertension di 'ndonesia sangat tinggi.

    (http@AA+++.today.!o.idAreadA2011A02A2A1*1#0AastagaJprealensiJhipertens

    iJdiJindonesiaJsangatJtinggi), diunduh tanggal 12 %aret 201. 

    4isher, :./.G., N &illiams, E.$. 200*. Hypertensive =ascular "isease. 1th ed.

     Harrison.s rinciples of 'nternal ;edicine, 6akarta.

    Eray, $.$., et al. 200. (ecture Notes 2ardiologi. #th ed. Frlangga, 6akarta, hal.

    -9.

    aplan, :.%., 2002. encegahan enya*it Jantung 2oroner7 FE3, 6akarta, hal.

    19