Top Banner
5/25/2018 RevisiMakalahReferatGMOFixed-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/revisi-makalah-referat-gmo-fixed 1/29  Referat Gangguan Mental Organik dan Pengobatannya Pembimbing dr. Carlamia H. Lusikooy, Sp.KJ Disusun oleh Hernita 11 2013 098 Liana Herdita Santoso 11 2013 099 Karina Patricia 11 2013 108 Harprema Sonia Raj Kaur 11 2013 113 Fransisca Febriana 11 2013 116 Steven Martin F. 11 2013 120 Limanto Putranata 11 2013 150 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa Universitas Kristen Krida Wacana Periode 24 Maret s/d 11 April RS Ketergantungan Obat Jakarta 
29

Revisi Makalah Referat GMO Fixed

Oct 15, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    1/29

    Referat

    Gangguan Mental Organik dan Pengobatannya

    Pembimbing

    dr. Carlamia H. Lusikooy, Sp.KJ

    Disusun oleh

    Hernita 11 2013 098

    Liana Herdita Santoso 11 2013 099

    Karina Patricia 11 2013 108

    Harprema Sonia Raj Kaur 11 2013 113

    Fransisca Febriana 11 2013 116

    Steven Martin F. 11 2013 120

    Limanto Putranata 11 2013 150

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa

    Universitas Kristen Krida Wacana

    Periode 24 Maret s/d 11 April

    RS Ketergantungan Obat Jakarta

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    2/29

    2

    Bab I

    Pendahuluan

    Gangguan Mental Organik (GMO) didefinisikan sebagai gangguan yang memiliki kondisi

    patologi yang dapat didentifikasi, seperti tumor otak, penyakit serebrovaskular, atau

    intoksikasi obat. Menurut DSM-IV, dibagi tiga kelompok gangguan yaitu delirium, demensia,

    dan gangguan amnesik. Yang ditandai oleh gejala primer yang lazim pada semua gangguan

    tersebut, hendaya kognisi, seperti memori, bahasa, atau atensi.

    Delirium ditandai oleh kebingungan jangka pendek serta gangguan kognitif. Terdapat

    empat subkategori berdasarkan sejumlah penyebab: kondisi medis umum, terinduksi obat,

    etiologi multiple seperti trauma kepala dan penyakit ginjal, dan delirium yang tidak

    tergolongkan tepat lain.1

    Demensia ditandai oleh hendaya berat dalam memori, daya nilai, orientasi, dan

    kognisi. Terdapat enam subkategori: demensia tipe alzheimer, demensia vaskuar, kondisi

    medis lain seperti penyakit HIV, trauma kepala, penyakit pick, penyakit creutzfeldt-jakob;

    terinduksi zat, etiologi multiple, dan tak tergolongkan di tempat lain.

    Gangguan anmesik ditandai oleh hendaya memori dan mudah lupa. Terdapat tiga

    subkategori: disebabkan oleh kondisi medis, disebabkan oleh racun atau obat, dan tak

    tergolongkan.1

    Dalam referat ada beberapa penyakit yang tidak difokuskan dalam pembahasan

    seperti penyakit pick, penyakit creutzfeldt-jakob, dan penyakit huntington karena penyakit-

    penyakit tersebut persentasenya lebih jarang ditemui daripada yang lain. 1

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    3/29

    3

    Bab II

    Pembahasan

    Dalam ICD-l0, gangguan mental organik digolongkan berdasarkan etiologi yang tampak

    sama yang muncul dalam bentuk gangguan serebral, cedera otak, atau benturan lain yang

    menyebabkan disfungsi serebral. Disfungsi serebral mungkin berupa:

    Primer: gangguan, cedera dan benturan yang langsung mengenai otak atauberpredileksi ke otak, misalnya penyakit Alzheimer.

    Sekunder: gangguan sistemik yang memengaruhi otak, tetapi otak tersebut bukansatu-satunya organ atau sistem tubuh yang terkena, misalnya hipotiroidisme.1

    Meskipun secara sempit masuk ke dalam kategori di atas, gangguan berikut

    disingkirkan dari kategori gangguan mental organik dan dianggap terpisah berdasarkan

    kesepakatan:

    Gangguan penggunaan - zat psikoaktif (termasuk gangguan otak akibat alkohol danobat psikoaktif lain)

    Beberapa gangguan tidur Penyebab disabilitasbelajar (retardasi mental)

    Untuk mengetahui klasifikasi tentang gangguan mental organik ini, akan diringkas dalam

    tabel 1 di bawah ini.

    Tabel 1. Klasifikasi ICD-102

    Klasifikasi ICD-10: F00-F09, Gangguan Mental Organik, termasuk simtomatik

    F00 Demensia pada penyakit Alzheimer

    F01 Demensia vaskular

    Termasuk demensia multi-infark dan demensia vaskular subkortikal

    F02 Demensia pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain

    Termasuk demensia pada penyakit Pick, penyakit Creutzfeldt-Jakob, penyakit Huntington,

    penyakit Parkinson & HIV

    F03 Demensia yang tidak tergolongkan

    F04 Sindrom amnestik organik, bukan diinduksi alkohol dan zat psikoaktif fain

    F05 Delirium, bukan diinduksi alkohol dan zat psikoaktif lain

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    4/29

    4

    F06 Gangguan mental lain akibat kerusakan dan disfungsi otak serta penyakit fisik

    Termasuk halusinosis organik, gangguan katatonik organik, gangguan waham organik (lir-

    skizofrenia), Gangguan mood (afektif) organik, gangguan ansietas organik, gangguan

    disosiatif organik, gangguan emosi labil organik (astenik), dan gangguan kognitif ringan.F07 Gangguan kepribadian dan perilaku karena penyakit, kerusakan dan disfungsi

    otak

    Termasuk gangguan kepribadian organik, sindrom pasca-ensefalitik, sindrom pascakonkusio.

    F09 Gangguan mental organik atau simptomatik yang tidak tergolongkan

    Penggunaan istilah "organik" untuk menggambarkan gangguan ini tidak berarti bahwa

    gangguan lain, seperti skizofrenia dan mania bukan organik (yang sebenarnya juga organik

    berdasarkan genetik, biokimia, patologi, dan lain-lain); nampaknya istilah gangguan

    "organik" hanya diberikan pada gangguan sistemik dan serebral yang dapat didiagnosis

    sendiri. 3

    Disfungsi Psikologis

    Gangguan ini mengakibatkan disfungsi psikologis pada satu area berikut atau lebih berupa :

    Fungsi kognitif, misalnya gangguan ingatan dan inteligensi

    Sensorium, misalnya gangguan kesadaran dan perhatian Berpikir, misalnya waham Persepsi, misalnya ilusi dan halusinasi Emosi/mood, misalnya ansietas, depresi dan elasi Perilaku dan kepribadian, misalnya perubahan perilaku seksual.2

    Klasifikasi

    Gangguan psikiatri organik diklasifikasikan menurut apakah gangguan tersebut menyebabkan

    disfungsi psikologis menyeluruh atau menyebabkan hendaya spesifik pada satu atau dua

    bidang saja (misalnya berpikir dan mood).Beberapa gangguan dapat mengisi lebih dari satu

    klasifikasi; misalnya pada berbagai tahap perjalanan riwayat alamiahnya, suatu tumor otak

    bisa menimbulkan disfungsi psikologis yang akut dan menyeluruh (delirium), spesifik, atau

    kronik dan menyeluruh (demensia).1 Gangguan mental ini dibagi menjadi tiga kelompok

    besar yaitu delirium, demensia, dan gangguan amnestic yang ditandai dengan gejala primer

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    5/29

    5

    yang lazim pada semua gangguan tersebut; hendaya kognisi (contohnya memori, Bahasa,

    atau atensi).4,5

    Aspek Klinis

    Gangguan ini harus disingkirkan sebelum diagnosis psikosis "fungsional", neurosis, atau

    gangguan kepribadian ditegakkan. Contohnya, bila seorang pemuda untuk pertama kalinya

    menampilkan gejala skizofrenia, seperti gejala peringkat-pertama Schneider, harus

    disingkirkan kemungkinan gejala tersebut berasal dari gangguan psikiatri organik atau

    penyalahgunaan zat psikoaktif sebelum mengobatinya sebagai pasien skizofrenia.Gejalanya

    mungkin saja terjadi sebagai contoh akibat epilepsi lobus temporalis atau penyalahgunaan

    amfetamin. Demikian juga, seorang perempuan setengah baya yang menunjukkan mood yang

    rendah kenyataannya mungkin menderita tumor otak, hipotirodisme atau penyakit Addison,

    bukan penyakit depresif. Ketika penyebab organik primer demikian ditemukan, terapi harus

    diarahkan terutama kepada penyebab organik tadi (dalam beberapa kasus mungkin bersifat

    reversibel).

    Untuk menyingkirkan gangguan psikiatri organik, perlu dilakukan anamnesis rinci,

    pemeriksaan status mental dan pemeriksaan fisik menyeluruh, serta pemeriksaan penunjang

    yang memadai.2

    Gangguan Cerebral Fokal: Gambaran Klinis

    Beberapa penyebab demensia yang bisa mengakibatkan gangguan cerebral fokal sudah

    diuraikan pada bagian sebelumnya.Hal yang harus diingat adalah bahwa gambaran klinis

    tersebut memberikan indikasi lokasi patologinya, tetapi biasanya tidak menjelaskan sifat

    patologi tersebut. Contoh, sindrom lobus frontalis bisa disebabkan oleh beberapa gangguan

    yang berbeda, seperti tumor, trauma, penyakit Pick dan neurosifilis.1

    Lobus Frontalis

    Tipe perubahan kepribadian yang terjadi akibat lesi lobus frontalis termasuk disinhibisi,

    penurunan kendali social dan etika, perilaku seksual semaunya, pengambil keputusan

    finansial dan personal yang salah, mood meningkat, tidak peduli perasaan orang lain, dan

    mudah tersinggung. Semua gejala ini biasanya disebabkan kerusakan prafrontal, dan pada

    kerusakan lobus frontalis mengakibatkan, perseverasi, perilaku menggunakan alat (mis.,

    memasang kacamata saat melihatnya, menulis saat pena diletakkan dalam genggaman, dan

    makan atau minum kapan pun makanan dan minuman terlihat) serta palilalia (pengulangan

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    6/29

    6

    kalimat dan frase). Semua gambaran ini menunjukkan kekakuan berpikir dan pengulangan

    stereotipik.Gambaran khas lainnya meliputi gangguan atensi, konsentrasi, dan

    inisiatif.ketidakspontanan, melambannya aktivitas psikomotor, kejang motorik tipe Jackson,

    dan inkontinensia urine bisa terjadi sebagai bagian dari sindrom lobus frontalis. Lesi lobus

    frontalis juga bisa memunculkan kembali refleks primitif, khususnya refleks rooting,

    menggenggam, mencucu (pout), dan refleks palmomental; ini semua merupakan tanda klinis

    yang penting untuk dicari.

    Bila cortex motorik dan projeksi dalam juga terkena, dapat timbul afasia dan paresis

    spastik kontralateral.Lesi lobus frontalis dominan posterior bisa menyebabkan apraksia wajah

    dan lidah, afasia motorik primer atau agrafia motorik.Anosmia dan atrofi optik ipsilateral

    dapat terjadi akibat lesi orbita.1

    Lobus Temporalis

    Lesi lobus temporalis dominan dapat menimbulkan afasia sensorik, aleksia dan

    agrafia.Lesi lobus temporalis dominan posterior bisa menyebabkan gambaran sindrom lobus

    parietalis yang disebut di bawah ini.

    Gambar 5. Lokalisasi fungsi pada cortex cerebella (a) aspek lateral (b) aspek medial

    1

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    7/29

    7

    Lesi lobus temporalis non-dominan bisa menimbulkan hemisomatognosia,

    prosopagnosia, masalah visuospatial, serta gangguan retensi dan pembelajaran stimuli yang

    berpola non-verbal seperti musik.Lesi lobus temporalis medial bilateral bisa menimbulkan

    sindrom amnesik yang disebut di atas.Perubahan kepribadian yang terjadi mirip dengan

    gejala yang disebabkan lesi lobus frontalis. Gambaran lain lesi lobus temporalis meliputi

    gejala psikotik, epilepsi, dan defek lapangan pandang kuadran atas homonim kontralateral.1

    Lobus Parietalis

    Gambaran sindrom lobus parietalis meliputi masalah visuospatial seperti apraksia

    konstruksional (mis., kesulitan mengancingkan mantel sendiri) dan agnosia visuospatial,

    disorientasi topografik, inatensi visual, kejang sensorik tipe Jackson, dan hilangnya sensorik

    cortex. Kondisi terakhir yang disebut bisa menimbulkan agrafaestesia, asterognosis,

    gangguan diskriminasi dua-titik, dan hilangnya sensorik.

    Lesi lobus parietalis dominan bisa menimbulkan afasia motorik primer (akibat lesi

    anterior), afasia sensorik primer (akibat lesi posterior dan meng-akibatkan agrafia dan alexia),

    apraksia motorik, sindrom Gerstmann (diskalkulia, agrafia, agnosia jari-jemari serta

    disorientasi kanan-kiri), agnosia taktil bilateral dan agnosia visual (akibat lesi parieto-

    oksipital).Lesi lobus parietal non-dominan dapat menyebabkan anosognosia,

    hemisomatognosia, apraksia berpakaian dan prosopagnosia.

    Lobus Occipitalis

    Gambaran sindrom lobus occipitalis meliputi hemianopia homonimus kontralateral,

    skotomata dan simultanagnosia.Lesi bilateral dapat menyebabkan buta kortikal. Lesi lobus

    occipitalis dominan bisa menyebabkan aleksia tanpa agrafia, agnosia warna dan agnosia

    objek visual, agnosia visuospatial, prosopagnosia, metamorfopsia (distorsi pencitraan) dan

    halusinasi visual kompleks lebih sering ditemukan pada lesi non-dominan.

    Corpus Callosum

    Hendaya kecerdasan berat dan akut dapat terjadi.Jika meluas ke bagian lain susunan saraf

    pusat, tanda-tanda neurologis terkenanya lobus frontalis, lobus parietalis atau diencephalon

    juga muncul.Bagi pasien dengan hemisfer kiri dominan, hilangnya kontak antara pusat bicara

    hemisfer dominan dengan hemisfer non-dominan bisa mengakibatkan apraksia sisi-kiri

    terhadap perintah verbal dan astereognosis tangan kiri.8

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    8/29

    8

    Diencephalon dan Batang Otak

    Gambaran khas lesi linea mediana meliputi sindrom amnesik, hipersomnia, dan mutisme

    akinetik.Hendaya kecerdasan, atau terkadang demensia dengan progresivitas cepat bisa

    terlihat.Perubahan kepribadian seperti yang terjadi pada lesi lobus frontalis, kecuali hilangnya

    tilikan, jarang terjadi.Dapat timbul gambaran peningkatan tekanan intrakranial.Penekanan

    pada chiasma opticum dapat menyebabkan defek lapangan pandang visual.Lesi thalamic bisa

    menyebabkan hipalgesia terhadap stimulus nyeri dan gangguan sensorik mirip yang terlihat

    pada sindrom lobus parietalis.Lesi hipotalamik dapat menyebabkan polidipsia, poliuria,

    peningkatan suhu tubuh, obesitas, amenore, atau impotensi serta perubahan kecepatan

    perkembangan seksual pada anak-anak.Lesi hipofisis dapat menyebabkan berbagai gangguan

    endokrin. Lesi pada batang otak dapat menyebabkan palsi nervi craniales dan gangguan

    traktus fungsi sensorik dan motorik yang panjang.1,2

    DeliriumDelirium adalah sindrom, bukan suatu penyakit, dan memiliki banyak kausa yang semuanya

    mengakibatkan pola gejala yang serupa berkaitan dengan tingkat kesadaran dan gangguan

    kognitif pasien. Sebagian besar kausa delirium muncul dari luar system saraf pusat,

    contohnya pada gagal ginjal atau hati.3,4,5

    Delirium ditandai oleh disfungsi psikologis menyeluruh yang akut dengan kadar yang

    naik-turun. Dalam revisi DSM-IV-TR edisi ke-4, delirium ditandai oleh gangguan kesadaran

    serta perubahan kognisi yang timbul dalam waktu singkat. Gejala penanda delirium yang

    utama adalah hendaya kesadaran, biasanya terjadi pada hendaya fungsi kognitif secara

    menyeluruh. Persepsi abnormal (ilusi dan/atau halusinasi), perubahan mood (ansietas,

    labilitas atau mood depresif) dan perilaku merupakan gejala yang sering dijumpai, sedangkan

    tremor, asteriksis, nistagmus, inkoordinasi, dan inkontinensia urin adalah gejala neurologis

    yang umumnya ditemui.2,4 Secara klasik, delirium memiliki awitan mendadak (dalam

    hitungan jam atau hari), perjalanan yang singkat dan berfluktuasi, serta perbaikan cepat bila

    factor kausatif diidentifikasi serta dieliminasi, namun gambaran khas ini dapat bervariasi

    secara individual.

    Dokter harus dapat mengenali delirium untuk mengidentifikasi dan mengatasi kausa

    yang mendasari serta mencegah timbulnya komplikasi akibat delirium. Komplikasi tersebut

    meliputi cedera aksidental akibat kesadaran pasien yang berkabut atau hendaya koordinasi

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    9/29

    9

    atau karena pasien yang berkabut atau hendaya koordinasi atau karena penggunaan alat

    pengekang yang tidak perlu. 4

    Epidemiologi

    Delirium bisa terjadi pada pasien yang menderita penyakit fisik, terutama pasien yang

    dirawat inap:2

    Bangsal penyakit umum dan bedah, delirium terjadi sekitar 10% Unit perawatan intensif bedah: 20 - 30% Pasien dengan luka bakar berat: sekitar 20%. Pasien AIDS : 30 - 40%.

    Menurut DSM-IV-TR, prevalensi delirium pada satu titik waktu pada populasi umum

    adalah 0,4 persen untuk orang berusia 18 tahun ke atas dan 1,1 persen pada usia 55 tahun ke

    atas. 4,5

    Etiologi

    Delirium bisa terjadi akibat keracunan, putus zat psikoaktif, penyebab intrakranial,

    endokrinopati, gangguan metabolik, infeksi sistemik, dan pascabedah.1,2Perincian dari semua

    penyebab ini, termasuk penggunaan zat psikoaktif akan diuraikan dalam tabel 2 di bawah ini.

    Tabel 2. Penyebab delirium1,2

    Obat-obatan dan alkohol Toksisitas obat-obat antimuskarinik (antikolinergik),

    antikonvulsan, anihipertensi, ansiolitik-hipnotik, glikosid

    jantung, cimetidine, insulin, levodopa, opiat, senyawa

    salisilat, steroid; racun industri (misalnya pelarut organik

    dan logam berat); keracunan karbon monoksida.

    Penyebab intrakranial Infeksi - ensefalitis, meningitis

    Cedera kepala

    Perdarahan subaraknoid dan lesi desak ruang- misalnya

    tumor otak, abses, hematoma subdural, epilepsi dan

    kondisi pasca-iktal, putus obat dan alkohol - putus obat

    ansiolitik-sedatif, amphetamine

    Gangguan metabolik & endokrin Endokrinopati - penyakit Addison, sindrom Cushing,

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    10/29

    10

    hiperinsulinisme, hipotiroidisme, hipertiroidisme,

    hipopituitarisme, hipoparatiroidisme, hiperparatiroidisme.

    Gagal hati, gagal ginjal, gagal napas, gagal jantung, gagal

    pankreas.Hipoksia

    Hipoglikemia

    Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

    Gangguan metabolisme - sindrom karsinoid, porfiria,

    Defisiensi vitamin - tiamin, asam nikotinat, folat, vitamin

    B12

    Infeksi sistemik

    Kondisi pasca-bedah

    Diagnosis dan Gambaran Klinis

    Sindrom delirium selalu disebabkan oleh satu atau lebih penyakit sistemik atau serebral yang

    mempengaruhi fungsi otak. Gambaran inti delirium meliputi terganggunya kesadaran seperti

    penurunan kesadaran; terganggunya atensi yang dapat mencakup berkuragnya kemampuan

    memfokuskan, mempertahankan, atau mengalihkan atensi; hendaya dalam bidang fungsi

    kognitif lain, yang dapat bermanifestasi sebagai disorientasi (khususnya terhadap waktu dan

    tempat) dan penurunan memori; awitan yang relatif cepat (biasanya dalam hitungan jam atau

    hari); durasi singkat (biasanya selama beberapa hari atau minggu); dan seringkali fluktuasi

    keparahan serta manifestasi klinis lain yang nyata dan tak dapat diramalkan terjadi sepanjang

    hari, kadang memburuk di malam hari (senja) dengan kisaran dari periode yang jelas hingga

    hendaya kognitif serta disorganisasi yang cukup parah.

    Gambaran klinis terkait sering muncul dan dapat menjadi prominen. Gambaran

    tersebut meliputi disorganisasi proses pikir (berkisar dari tangensialitas ringan hingga

    inkoherensi nyata), gangguan persepsi seperti ilusi dan halusinasi, hiperaktivitas dan

    hipoaktivitas psikomotor, gangguan siklus tidur-bangun (manifestasi yang sering berupa tidur

    yang terfragmentasi di malam hari, dengan atau tanpa rasa kantuk di siang hari), peribahan

    mood (dari iritabilitas halus sampai disforia, ansietas, atau bahkan eforia yang nyata), serta

    manifestasi lain dari fungsi neurologis yang terganggu (contohnya hiperaktivitas atau

    instabilitas otonom, hentakan mioklonik, dan disartria). Elektroensefalogram (EEG) biasanya

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    11/29

    11

    menunjukkan perlambatan difus aktivitas latar, meski pasien dengan delirium akibat putus

    alcohol atau hipnotik-sedatif memiliki aktivitas voltase-rendah yang cepat.4

    Jika diringkas gambaran delirium meliputi yang berikut ini:

    Gangguan kesadaran. Tingkat kesadaran berfluktuasi sering memburuk di malamhari.

    Perubahan mood. Pasien mungkin cemas, perpleksi, agitasi atau depresi, disertaiafek yang labil.

    Persepsi abnormal. Ilusi sepintas, halusinasi visual, auditorik, serta taktil bisa terjadi. Gangguan kognitif. Disorientasi waktu dan tempat, konsentrasi buruk, dan gangguan

    pembelajaran hal baru, registrasi, retensi dan pengingatan kembali (recall) bisa

    terjadi. Gangguan bahasa juga bisa terjadi.

    Perjalanan sementara. Gangguan timbul dalam jangka waktu pendek (biasanyabeberapa jam hingga beberapa hari) dan cenderung berfluktuasi.1

    Diagnosis Banding

    1. Delirium Versus DemensiaSejumlah gambaran klinis dapat membantu membedakan delirium dengan

    demensia.Bertentangan dengan awitan delirium yang mendadak, awitan demensia

    biasanya perlahan.Meski keduanya mencakup hendaya kognitif, perubahan pada

    demensia lebih stabil degan berjalannya waktu dan contohnya tidak berfluktuasi

    sepanjang hari.Seorang pasien demensia biasanya waspada, seorang pasien delirium

    mengalami episode penurunan kesadaran.Kadang-kadang, delirium dapat terjadi pada

    pasien demensia, suatu kondisi yang dikenal sebagai demensia berkabut.Diagnosis

    delirium dapat ditegakkan bila terdapat riwayat pasti demensia yang telah ada

    sebelumnya.3,4

    2. Delirium Versus Skizofrenia atau DepresiDelirium juga harus dibedakan dengan skizofrenia dan gangguan depresif. Psien

    dengan gangguan yang dibuat-buat dpat mencoba meniru gejala delirium namun

    biasanya akan menampakkan sifat gejala yang hanya buatan berupa inkonsistensi

    pemeriksaan status mental dan EEG dapat degan mudah membedakan kedua

    diagnosis tersebut. Beberapa pasien gangguan psikotik, biasanya skizofrenia atau

    episode manik, mungkin mengalami periode perilaku sangat kacau yang sulit

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    12/29

    12

    dibedakan dari delirium.Namun, umumnya halusinasi dan waham pada pasien

    skizoferenia lebih konstan dan lebih teratur dibandingkan pasien delirium.Pasien

    skizofrenia biasanya tidak mengalami perubahan tingkat kesadaran atau orientasi.

    Pasien delirium dengan gejala hipoaktif mungkin akan tampak serupa dengan pasien

    depresi berat namun dapat dibedakan berdasarkan EEG. Diagnosis psikiatri lain yang

    patut dipertimbangkan sebagai diagnosis banding delirium adalah gangguan psikotik

    singkat, gangguan skizofreniform, dan gangguan disosiatif. 3,4

    Penatalaksanaan dan Prognosis

    Pemeriksaan penunjang yang seksama dilakukan untuk menentukan penyebab yang

    mendasari delirium, baru kemudian diobati.Pada kasus seperti ini, episode delirium biasanyaberlangsung selama seminggu, walaupun bisa juga berlangsung selama sebulan.Prognosisnya

    sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.

    Perawatan yang baik dan tenang diperlukan, lebih baik bila dalam satu ruangan yang

    tenang. Secara umum, pasien delirium harus dipastikan mendapat cairan dan efektrolit yang

    cukup. Sifat kondisi ini perlu dijelaskan pada pasien untuk meyakinkan dan mengurangi efek

    ilusi, halusinasi dan/atau waham (yang mungkin bersifat kejar). Efek disorientasi dapat

    dikurangi dengan, misalnya, membiarkan pasien mengetahui waktu (jam), memasang televisi

    dalam kamar dan memperkenankan adanya pengunjung. Pada malam hari, penerangan

    sebaiknya sedikit redup, cukup untuk orientasi tempat, tetapi tidak sampai mengganggu

    kebutuhan tidur yang banyak.

    Pada pasien yang amat gelisah, cemas atau takut, haloperidol oral atau intramuskular

    bisa diberikan; bila terdapat gagal hati, benzodiazepine bisa digunakan.Benzodiazepine juga

    bisa diberikan untuk efek hipnotiknya di malam hari.1

    DemensiaDemensia adalah berkurangnya kognisi pada tingkat kesadaran yang stabil. Sifat hendaya

    yang persisten dan stabil membedakan demensia dengan sifat gangguan kesadaran dan deficit

    yang berfluktuasi pada delirium.3,4,5

    Demensia ditandai oleh disfungsi psikologis menyeluruh, fungsi luhur tanpa

    gangguan kesadaran.Pada demensia yang berat, fungsi luhur yang terkena meliputi fungsi

    memori, berpikir, orientasi, pemahaman, kemampuan berhitung, kemampuan belajar, bahasa

    dan memutuskan.Demensia adalah gangguan yang didapat dan biasanya kronik atau

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    13/29

    13

    progresif, walaupun terkadang reversibel.Pada kebanyakan penderita, penyebabnya (misalnya

    penyakit Alzheimer) sampai saat ini tidak dapat diobati.

    Hendaya fungsi luhur yang disebut di atas, yang bergabung membentuk gambaran

    kardinal demensia, bisa didahului, atau lebih sering diikuti, oleh hendaya:

    Pengendalian emosi: cemas, mood yang labil, depresi. Perilaku sosial: gelisah, berperilaku tidak pantas, seperti mengutil (shoplifting), tidak

    dapat mengendalikan perilaku seksual.

    Motivasi:pasien terpuruk ke dalam satu rutinitas yang kaku, disertai hilangnya minatpada kegiatan baru dan berkurangnya motivasi; pasien tidak dapat mengatasi keadaan

    stres sehingga menjadi amat agitatif, marah atau putus asa (hal ini dikenal sebagai

    reaksi katastrofik).1,6

    Fungsi Luhur

    Fungsi luhur yang mungkin terganggu pada demensia termasuk:

    Memori. Registrasi, penyimpanan, dan pemunculan kembali informasi baru biasanyaterganggu; lupa merupakan gambaran yang khas; ketika kondisi demensia makin

    memburuk, memori jangka panjang malah lebih baik dibandingkan dengan memori

    jangka pendek; hal ini bisa mengakibatkan timbulnya konfabulasi. Pada demensia

    berat yang lebih lanjut lagi, memori jangka panjang juga terganggu, misalnya, pasien

    tidak lagi ingat nama pasangan dan anaknya.

    Berpikir dan memutuskan. Kemampuan berpikir menjadi lebih lamban, disertaimenurunnya aliran gagasan dan hendaya konsentrasi; kemampuan

    mempertimbangkan telah terganggu sejak dini dan mengakibatkan insight yang

    buruk; pikiran paranoid dan ide-ide referensi sering timbul dan bisa berkembang

    menjadi waham.

    Orientasi. Disorientasi waktu, yang mungkin terdapat pada demensia dini, terjadipada hampir semua kasus demensia lanjut dan terjadi sebelum disorientasi tempat dan

    orang.

    Pemahaman dan kemampuan belajar. Kemampuan otak untuk memprosesinformasi yang masuk menjadi terganggu.

    Berhitung. Keterampilan kognitif ini biasanya terganggu sejak awal pada demensia. Bahasa. Hendaya bahasa bermanifestasi dalam bentuk kesulitan menemukan kata

    yang tepat dan berkurangnya kosakata fungsional dalam percakapan; lebih banyak

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    14/29

    14

    menggunakan kata-kata klise dan frase; konkretisasi; pembentukan kalimat yang

    makin memburuk dan perseverasi (misalnya ekolalia). Pemeriksaan seksama mungkin

    diperlukan untuk menemukan afasia nominal (misalnya dengan meminta pasien

    menyebutkan nama benda), yang mungkin tidak begitu jelas.1,5

    Untuk menemukan gambaran klinis di atas, pemeriksaan status mental secara rinci, termasuk

    penilaian kognitif lengkap, dan meraih informasi lebih lanjut dari narasumber perlu

    dilakukan.

    Di bawah ini adalah tabel 3 yang memperlihatkan perbandingan gambaran delirium

    dengan demensia.

    Tabel 3.Perbandingan Gambaran Delirium dengan Demensia.

    1

    Delirium Demensia

    Awitan akut Awitan bertahap dan tersembunyi (insidious)

    Disorientasi, kebingungan, ansietas, perhatian

    buruk

    Kesadaran berkabut/terganggu, misalnya

    mengantuk

    Kesadaran jernih

    Abnormalitas persepsi (ilusi, halusinasi) Gangguan global fungsi serebral (misalnya

    gangguan intelektual, memori terkini, dan

    hilangnya kepribadian yang selanjutnya

    menyebabkan kelainan perilaku)

    Gagasan-gagasan paranoid/waham (istilah

    delirium kadang hanya digunakan bila ada

    waham dan/atau halusinasi)

    Perjalanan berfluktuasi disertai adanya iocid

    interval

    Perjalanan progresif (perjalanan static pada

    cedera kepala dan kerusakan otak)

    Reversible Ireversibel

    Epidemiologi

    Prevalensi demensia meningkat dengan meningkatnya usia. Di negara Barat,

    demensia mengenai sedikitnya 5% penduduk berusia lebih dari 65 tahun, dan 10% mereka

    yang berusia 80 tahun ke atas. Meningkatnya harapan hidup manusia, disertai angka

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    15/29

    15

    kelahiran bayi yang rendah pada negara maju, meningkatkan populasi lanjut usia. Demensia

    diperkirakan akan berdampak peningkatan pengeluaran negara, kecuali jika terapi yang

    efektif dan/atau upaya pencegahan terhadap penyebab yang terpenting telah ditemukan dan

    diterapkan.1

    Etiologi

    Penyakit Alzheimer dan demensia vaskular (termasuk multi-infark) bersama-sama

    menyebabkan sekitar tiga per-empat kasus demensia. Penyebab tersebut akan dibahas lebih

    rinci dalam bagian ini, bersama dengan penyebab spesifik lainnya: demensia badan Lewy,

    demensia frontotemporal, penyakit Pick, penyakit Huntington (korea), penyakit Creutzfeldt-

    Jakob, dan hidrosefalus bertekanan normal. Gangguan lain yang bisa mengakibatkan

    demensia, contohnya penyakit Parkinson.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4

    tentang penyebab demensia.1

    Tabel 4. Penyebab demensia 1

    Penyakit degenerative susunan saraf pusat Penyakit Alzheimer

    Penyakit Pick

    Penyakit Huntington (atau Korea)

    Penyakit Creutzfeldt-Jakob

    Hidrosefalus normotensif

    Penyakit Parkinson

    Skerosis Multipel

    Penyakit badan Lewy (Lewy body)

    Penyebab intracranial Lesi desak ruang-tumor, hematoma subdural

    kronik, abses kronik, aneurisma

    Infeksi-ensefalitis, meningitis, neurosifilis,

    AIDS dan kompleks terkait-AIDS (ARC),

    sarkoidosis serebral

    Trauma-cedera kepala, punch-drunk

    syndrome

    Gangguan metabolic dan endokrin Endokrinopati- penyakit Addison, sindrom

    Cushing, hiperinsulinisme, hipotiroidisme,

    hipopituitarisme, hipoparatiroidisme,

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    16/29

    16

    hiperparatiroidisme

    Gagal hati, gagal ginjal, gagal napas

    Hipoksia

    Dialysis ginjalUremia kronik

    Ketidakseimbangan elektrolit kronik-

    hipokalsemia, hioerkalsemia, hipokalemia,

    hiponatremia, hipernatremia

    Porfiria

    Degenerasi hepatolentikular (penyakit

    Wilson)

    Defisiensi vitamin-tiamin, asam nikotinat dan

    folat, vit B12

    Intoksikasi vitamin-vitamin A, vitamin D

    Penyakit Paget

    Efek jauh dari karsinoma atau limfoma

    Penyebab vascular Demensia multi-infark

    Penyumbatan arteri serebral

    Arteritis cranial

    Malformasi arteriovenosa

    Penyakit Binswanger

    Intoksikasi Alcohol

    Logam berat-timbal, arsenic, raksa, thallium

    karbonmonoksida

    Putus obat atau alcohol-putus obat sedative-

    ansiolitik, amphetamine

    a. Penyakit AlzheimerPenyakit Alzheimer merupakan penyebab demensia yang paling sering pada orang yang

    berusia di atas 65 tahun. Perubahan patologis yang sama terjadi baik pada senilis (awitan di

    atas usia 65 tahun) maupun pada bentuk yang prasenilis (awitan di bawah 65 tahun). Fragmenasam amino 39-43 dari prekursor protein -amiloid (APP), protein -amiloid (Abeta),

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    17/29

    17

    tertimbun di parenkim otak untuk membentuk lesi khas yang menyebabkan penyakit

    Alzheimer.1

    Gambaran Patologis

    Secara makroskopis, terdapat atrofi menyeluruh pada otak, yang menyusut disertai pelebaran

    sulkus dan pembesaran ventrikel.Atrofinya paling mencolok di daerah lobus frontal dan

    temporal.

    Secara histologis, terdapat kehilangan neuron, penyusutan cabang dendrit dan

    astrositosis reaktif pada korteks cerebelli. Gambaran neuropatologis lainnya adalah berupa

    kekusutan neurofibril yang berlebihan, khususnya pada korteks cerebelli; adanya plak

    neuritik dengan pewarnaan perak (dahulu dikenal sebagai plak senilis); degenerasi

    granulovakuolar, terutama di lapisan piramidal tengah hipokampus; dan badan inklusi

    neuronal intrasitoplasmik filamentosa berbentuk batang eosinofilik yang dikenal sebagai

    badan Hirano. Kekusutan neurofibril merupakan struktur neuropatologis perikarion neuronal

    yang sangat tidak larut dan mengalami pewarnaan perak, yang tersusun dari segumpalan tebal

    neurofibril.Jumlah untaian neurofibril serta plak neuritik berhubungan dengan derajat

    gangguan kognitif.

    Pemeriksaan mikroskop elektron mengungkapkan bahwa tiap plak neuritik

    mengandung inti amiloid yang terbuat dari Abeta.Neurit abnormal mengelilingi amiloid. Gen

    pengode Abeta telah di-klon dan diletak-kan pada lengan panjang kromosom 21, tetapi tidak

    sama dengan gen penyakit Alzheimer, meskipun terkait erat dengan lokus kromosom 21

    untuk bentuk penyakit Alzheimer familial.

    Secara biokimiawi, terdapat penurunari aktivitas enzim asetilkolinesterase dan kolin

    asetiltransferase pada otak pasca-kematian.Kedua enzim ini terlibat secara berturut-turut

    dalam metabolisme dan biosintesis neurotransmiter asetilkolin. Perubahan biokimiawi

    lainnya yang pernah dilaporkan termasuk menurunnya kadar neurotransmiter asetilkolin,

    GABA (-asam aminobutirat) dan noradenaline di otak.1

    Gambaran Klinis

    Penyakit Alzheimer lebih sering pada perempuan dan pada mereka yang mempunyai riwayat

    keluarga menderita:

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    18/29

    18

    Penyakit Alzheimer Sindrom Down Limfoma

    Alzheimer biasanya muncul disertai hilangnya memori. Gambaran klinis lainnya

    dapat meliputi: apati, atau mood yang labil; hendaya fungsi intelektual progresif; kehilangan

    kepribadian progresif; gambaran khas disfungsi lobus parietal; gambaran paranoid;

    parkinsonisme; tanda cermin, yaitu individu gagal mengenali bayangan dirinya; gangguan

    daya bicara seperti logoklonia dan ekolalia; epilepsi; dan beberapa aspek sindrom Klver-

    Bucy, termasuk hiperoralitas, hiperseksualitas, hiperfagia dan plasiditas.

    Penderita sindrom Down cenderung menunjukkan gambaran klinis dan neuropatologi

    penyakit Alzheimer saat mencapai usia 40-an tahun. Hal ini mungkin terkait fakta bahwa

    sindrom Down terjadi akibat trisomi 21.1

    Tabel 5. Perbandingan Penyakit Pick dan Alzheimer1

    Penyakit Pick Penyakit Alzheimer

    Konsep ruang dan waktu Dipertahankan hingga parah Disorientasi dini, kesulitan

    berpakaian & memegang

    Kehilangan ingatan Lambat Cepat (Dini)Disfasia Nominal-mutistik Ekspresif & reseptif-miskin

    kata atau cerewet

    Kepribadian & mood Egosentrik

    Rigid (stereotipik)

    Keras kepala

    Tidak khas

    Antusias terhadap rapport

    emosi

    Manifestasi psikotik Tidak pernah Halusinasi auditorik &

    visual, gagasan paranoid

    Fisik Jarang Epilepsy

    Kurustahap lanjut

    Gejala ekstrapiramidal + -

    Apraksia gaya berjalan - +

    Hiperalgesia + -

    EEG Normal - menurun

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    19/29

    19

    b. Demensia Vaskular (Multi-Infark)Demensia multi-infark juga dikenal sebagai demensia arteriosklerotik dan merupakan

    gangguan iskemik yang disebabkan oleh infark serebri mutipel.Luasnya infark cerebri

    menentukan derajat kerusakan kognitif.Keadaan ini disebabkan hipertensi kronik dan

    arteriosklerosis.

    ICD-10 menggolongkan demensia multi-infark di bawah demensia vaskular.Dalam

    praktik, istilah demensia vaskular biasanya dimaksudkan sebagai demensia multi-infark.1

    Gambaran Patologis

    Secara makroskopis, terdapat infark cerebri multipel, atrofi otak lokal atau

    menyeluruh yang mengakibatkan pelebaran ventrikel dan adanya perubahan arteriosklerotik

    pada arteri-arteri besar. Pada sebagian besar kasus yang disertai adanya hendaya kognitif,

    volume infark lebih besar dari 50 ml. Volume infark lebih dari 100 ml lebih cenderung

    diakibatkan demensia. Perubahan histologis infark dan iskemia biasanya terlihat.1

    Tabel 6. Perbandingan Gambaran Penyakit Alzheimer dengan Demensia Vaskular1

    Penyakit Alzheimer (d/h

    demensia senilis)

    Demensia vascular (d/h

    demensia arteriosklerotik)Usia awitan Biasanya setelah 65 tahun Biasanya setelah 40 tahun

    Jenis kelamin Lebih sering pada perempuan Lebih sering pada laki-laki

    Perjalanan penyakit Progresif seperti tangga

    Hendaya tilikan, intelegensi

    dan kepribadian

    Dini Lambat

    Gejala somatic Tidak ada Ada

    Tanda fisik Jarang dan lambat Sering ada, mis., tandaneurologic fokal

    Gambaran Klinis

    Demensia multi-infark lebih sering terjadi pada laki-laki, dan biasanya terdapat

    riwayat dan gambaran klinis hipertensi. Awitan biasanya akut, dengan puncak pada usia

    sekitar 60-70 tahun, dan mungkin diakibatkan cedera serebrovaskular. Gambaran klinis lain

    meliputi: kemunduran bertahap; gambaran neuro-logis fokal, kebingungan nokturnal; kejang;

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    20/29

    20

    hendaya kognitif yang timbul-hilang; inkontinensia emosional dan mood rendah. Kematian

    akan terjadi rata-rata 4-5 tahun setelah diagnosis ditegakkan. Penyebab kematian tersering

    ialah penyakit jantung iskemik (kira-kira 50%), infark cerebri, dan komplikasi ginjal.Untuk

    lebih mengerti mengenai perbedaan penyakit Alzheimer dengan demensia vascular dapat

    dilihat dalam tabel 5 di bawah ini.1

    c. Demensia pada Penyakit HIVIstilah demensia terkait HIV (HIV associated dementia--HAD) mencakup spektrum luas

    perwujudan psikiatri dan neurologi dari infeksi HIV pada susunan saraf pusat (SSP). HAD

    mencakup berbagai derajat gejala kognitif, motor, dan perilaku. Pada bagian akhir spektrum

    yang parah ini terdapat kompleks demensia AIDS (AIDS dementia complex--ADC), satu

    kondisi yang dapat mengakibatkan kerusakan SSP secara bermakna dan ini merupakan suatu

    penyulit yang didefinisikan AIDS. Di sisi lain dari spektrum ini adalah MCMD terkait HIV;

    ini menggambarkan gejala yang sebenarnya tidak memenuhi syarat untuk demensia karena

    gejala-gejala ini tidak mengganggu kegiatan sehari-hari secara bermakna.6

    Kejadian dan prevalensi ADC berbeda-beda, tergantung dari tahap infeksi dan

    kelompok yang diteliti. Penelitian sebelum HAART menyatakan bahwa hingga 20% pasien

    dengan AIDS mengalami demensia HIV dan kejadian tahunan setelah berkembang menjadiAIDS kurang-lebih 7%. Penelitian yang lebih baru kurang jelas mengenai kejadian ADC

    pada masa HAART, tetapi penelitian di Australia menyimpulkan bahwa ADC meningkat

    sesuai dengan perbandingan dari penyakit-penyakit yang didefinisikan AIDS dan sedikitnya

    sebagian dari peningkatan ini berhubungan dengan rendahnya daya tembus obat antiretroviral

    terhadap SSP.7

    ADC adalah demensia subkortikal, dan perkembangannya terjadi secara

    tersembunyi. Sebagai demensia subkortikal, biasanya tidak disertai gejala kognitif fokal,

    seperti afasia, apraksia, dan agnosia. Gejala motorik biasanya menyeluruh. ADC mempunyai

    tahapan-tahapan dari 0 sampai 4, dengan tahap 0 adalah fungsi mental dan motor yang

    normal, dan tahap 4 merupakan tahap akhir, dengan kekurangan kognitif dan motor yang

    parah.

    Secara khas, pasien yang menderita HAD mula-mula mengeluhkan terjadinya

    penurunan kognitif yang ringan, seperti mental yang lamban dan sulit untuk berkonsentrasi,

    mengingat, dan menyelesaikan tugas. Pada titik ini, hasil pemeriksaan sederhana untuk

    mengetahui keadaan mental biasanya normal, tetapi beberapa kemunduran psikomotor

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    21/29

    21

    mungkin terlihat. Gejala motor dapat mencakup mudah kikuk atau gaya berjalan seperti

    sempoyongan serta refleks-refleks primitif dari hidung (snout), genggaman (grasp), telapak

    tangan (palmomental), serta pergerakan jari yang melambat dan kesulitan untuk mengatur

    gerakan mata. Dalam perilaku, menarik diri dari pergaulan, apatis, atau berkurangnya

    perhatian kepada teman atau kegemaran mungkin terjadi. Terutama pada awal terjadinya,

    gejala ini mungkin keliru dianggap depresi bila mereka benar-benar menunjukkan

    pseudodepresi yang umum terjadi pada pasien dengan ADC.5,7

    Gejala HAD, yang awalnya mungkin ringan, namun dapat berkembang menjadi

    kemnunduran menyeluruh fungsi kognitif, perlambatan psikomotor yang parah, paraparesis,

    dan tidak dapat menahan untuk buang air kecil dan air besar. Kesadaran terjaga kecuali untuk

    hipersomnia (sering sangat mengantuk). Diagnosis HAD biasanya dibuat berdasarkan

    riwayat, penilaian klinis, dan menyingkirkan penyebab perubahan status mental lain yang

    dapat diobati. Penggambaran jarang membantu kecuali sebagai penolong dalam

    menyingkirkan penyebab lain. CT dan MRI secara umum menunjukkan atrofi yang merata

    dengan sulkus yang meluas dan pembesaran bilik jantung, tetapi penemuan ini tidak

    berkaitan dengan status klinis. Tomografi positron emission (PET) bisa memperlihatkan

    hipermetabolisme subkortikal pada tahap dini dan hipometabolisme kortikal dan subkortikal

    pada tahap berikutnya. EEG mungkin normal atau menunjukkan perlambatan yang merata,

    khususnya pada tahap lanjut. Dalampenelitian terhadap orang HIV-positif nondemensia, hasil

    CT foton tunggal berkaitan dengan disfungsi kognitif.8,9

    Pengobatan Demensia Terkait HIV

    Strategi pemberian terapi pada ADC didasarkan pada patogenesis. Kerusakan yang timbul

    pada jaringan otak yang disebabkan oleh aktivasi proses pelepasan sitokin endogen oleh

    infeksi. Maka terapi yang diberikan harus mampu menghambat mekanisme ini dalam

    berbagai tingkatan. Untuk itu, pendekatan yang paling efektif adalah dengan pemberian terapi

    anti retroviral, karena infeksi HIV merupakan penyebab primer dari munculnya ADC.

    Pada saat ini Highly Active Anti Retroviral Therapy (HAART) merupakan elemen

    utama dalam mengobati gangguan kognitif yang disebabkan oleh HIV. Hal ini dibuktikan

    oleh berbagai penelitian random multipel dengan kontrol plasebo. Berdasarkan laporan kasus

    dan eksperimen yang telah dilakukan, terlihat bahwa stimulan dan L-deprenyl mampu

    memperbaiki defisit memori dan atensi. Saat ini sedang dikembangkan penelitian tentang

    peran NMDA antagonis, inhibitor asetilkolin esterase, antioksidan, dan antagonis reseptor

    chemokine.

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    22/29

    22

    Gangguan metabolik yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif seperti infeksi,

    defisiensi vitamin, disfungsi tiroid, disfungsi ginjal dan hepar harus segera dikoreksi dan

    dikonsultasikan kepada ahli penyakit dalam.

    HAART berfungsi melindungi, mempercepat remisi dan menurunkan insiden ADC

    dan HPE. HAART mampu menekan perkembangan virus dan hal ini terlihat nyata dengan

    adanya perbaikan dalam pemeriksaan neuropsikologi.

    Anti retroviral yang mampu menembus sawar darah otak merupakan pilihan utama,

    antara lain: lamivudine, stavudine, zidovudine, efavirenz, nevirapine dan indinavir.

    Jika terapi gagal dan muncul virologic rebound maka terjadi deteriorasi fungsi

    kognitif. Dosis optimal ketika ADC muncul belum diketahui dengan jelas. Jika ADC muncul

    selama terapi antiretroviral, maka terapi tambahan atau alternatif lain dapat dicoba.

    Terkadang pada depresi dan gangguan perilaku ditemukan halusinasi dan delusi,

    maka pada penderita ini diperlukan farmakoterapi. Meskipun demikian Pada pasien ADC

    yang mendapat terapi obat-obatan psikoaktif seperti anti depresan, anti epilepsi, neuroleptik

    dan ansiolitik harus mendapat perhatian khusus, karena pada pasien-pasien ini terjadi

    peningkatan kerentanan terhadap bahan-bahan sedatif dan memungkinkan terjadinya reaksi

    paradoks. Beberapa gejala yang timbul pada ADC harus mendapatkan terapi yang melibatkan

    beberapa ahli seperti penyakit dalam, neurologi, dan psikiatri. Para dokter harus mengetahui

    jenis-jenis obat yang dapat meningkatkan metabolisme atau menurunkan bioavailabilitas

    HAART.6,7,10

    Perjalanan Penyakit dan Prognosis

    Perjalanan penyakit demensia yang klasik adalah awitan pada pasien berusia 50-an atau 60-an

    tahun, dengan perburukan bertahap selama 5 sampai 10 tahun, yang akhirnya berujung

    kematian. Rata-rata ekspektasi angka harapan hidup pada pasien dengan demensia tipe

    Alzheimer adalah sekitar 8 tahun dengan kisaran antara 1 sampai 20 tahun. Pada suatu studi

    terkini terhadap 821 penderita penyakit Alzheimer, median waktu bertahan hidup adalah 3,5

    tahun.

    Perjalanan penyakit demensia yang paling sering diawali dengan sejumlah tanda

    samar yang mungkin, pada mulanya, diacuhkan baik oleh pasien maupun orang terdekat

    pasien. Awitan gejala yang bertahap paling sering dikatikan dengan dementia tipe Alzheimer,

    demensia vascular, endokrinopati, tumor otak, dan gangguan metabolic.Sebaliknya, awitan

    demensia akibat trauma kepala, henti jantung dengan hipoksia serebri, atau ensefalitis

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    23/29

    23

    mungkin mendadak.Penderita demensia mungkin menjadi sensitive terhadap penggunaan

    benzodiazepine atau alcohol, yang dapat memicu perilaku agitatif, agresif, atau piskotik.Pada

    stadium terminal demensia, pasien seolah menjadi cangkang, hampa, dari dirinya yang dulu-

    sangat terdisorientasi, inkoheren, amnestic, serta mengalami inkotinensia uri dan alvi.

    Perjalanan penyakit demensia bervariasi dari progresi mantap (biasanya terlihat pada

    demensia tipe Alzheimer) hingga demensia menjadi semakin parah (biasanya tampak pada

    demensia vascular) sampai demensia yang stabil (demensia yang terkait dengan trauma

    kepala). Dengan penanganan psikososial dan farmakologis, gejala demensia dapat berjalan

    secara lambat untuk sesaat atau bahkan sedikit menyurut.3,4,9

    Pengobatan

    Langkah pertama pengobatan demensia adalah verifikasi diagnosis. Diagnosis yang akurat

    mutlak ditentukan karena progresi penyakit dapat dihentikan atau bahkan dibalik bila

    diberikan terapi yang tepat. Tindakan preventif penting dilakukan terutama pada demensia

    vascular mencakup perubahan diet, olahraga, serta pengendalian diabetes dan hipertensi.

    Pengendalian tekanan darah harus bertujuan mencapai batas yang lebih tinggi dari kisaran

    normal seperti yang ditunjukkan melalui perbaikan fungsi kognitif pada pasien demensia

    vascular. Tekanan darah dibawah kisaran normal terbukti mengakibatkan hendaya fungsi

    kognitif lebih jauh dari pasien demensia. Pengangkatan plak karotis melalui pembedahan

    dapat mencegah perisitiwa vaskuler. Pendekatan pengobatan pada pasien demensia secara

    umum adalah memberikan pelayanan medis suportif, dukungan emosional untuk pasien dan

    keluarga, serta terapi farmakologis untuk gejala spesifik, termasuk perilaku yang

    mengganggu.3,4

    Terapi Psikososial

    Pasien sering diuntungkan melalui psikoterapi suportif dan edukasional yang menjelaskan

    secara gambling sifat dan perjalanan penyakit mereka. Area fungsi yang masi intak sebaiknya

    dimaksimalisasi dengan cara membantu pasien melalui mengenali aktifitas yang

    memungkinkan fungsinya berjalan dengan baik. Pengkajian psikodinamik terhadap fungsi

    ego defektif dan keterbatasan kognitif juga sangat berguna.Intervensi psikodinamik dengan

    anggota keluarga pasien demensia dapat sangat membantu.3,4

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    24/29

    24

    Farmakoterapi

    Klinisi dapat meresepkan benzodiazepine untuk insomnia dan anxietas, anti depresan untuk

    depresi, dan obat antipsikotik untuk waham dan halusinasi, namun harus waspada akan

    kemungkinan efek idiosinkratik obat pada lansia. Secara umum, obat dengan aktifitas

    antikolinergik yang tinggi sebaiknya dihindari.

    Donepezil (Aricept), rivastigminn (Exelon), galantamin (reminyl), dan takrin

    (cognex) adalah penghambat kolin esterase yang digunakan dalam pengobatan hendaya

    kognitif ringan sampe sedang pada penyakit Alzheimer. Obat-obat tersebut mengurangi

    inaktifasi neurotransmitter asetil kolin sehingga menghasilkan perbaikan sedang pada memori

    dan pemikiran yang bertujuan. Obat-obat tersebut paling berguna untuk penderita yang

    mengalami hilang memori ringan sampai sedang yang masih memiliki cadangan neuron

    kolinergik di basal otak depan yang cukup dapat mengambil ken=untungan augmentasi

    neurotransmisi kolinergik.

    Donepezil ditoleransi dengan baik dan dipergunakan secara luas. Takrin jarang

    digunakan karena potensi hepatotoksisitasnya. Data yang tersedia mengenai rifasstigmin dan

    galantamin lebih sedikit yang tampaknya cenderung menimbulkan efek samping

    gastrointestinal dan neuropsikiatri daripada donepezil.3,4

    Penyebab Disfungsi Psikologi Spesifik

    Bagian ini membahas: sindrom amnesik (atau amnestik); gambaran klinis gangguan fokal

    serebral; penyebab organik halusinasi (halusinosis organik); gejala katatonik (gangguan

    katatonik organik); waham (waham organik atau gangguan lir-skizofrenia); gangguan afektif

    (gangguan mood organik); ansietas (ganggguan ansietas organik); dan perubahan kepribadian

    (gangguan kepribadian organik), bersama dengan gejala psikologis dan psikiatrik yang

    disebabkan oleh gangguan organik spesifik.

    Sindrom AmnesikGangguan amnestik adalah terganggunya kemampuan mempelajari dan mengingat informasi

    baru secara didapat, disertai ketidakmampuan mengingat pengetahuan yang telah dipelajari

    sebelumnya atau peristiwa masa lalu.3,4 Sindrom amnesik (atau amnestik, dismnesik,

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    25/29

    25

    dismnestik atau Korsakov) ditandai oleh hendaya yang menonjol memori baru dan lama,

    tetapi dengan daya ingat segera yang tetap utuh, tanpa gangguan kognitif menyeluruh.1

    Diagnosis gangguan amnestik tidak ditegakkan apabila hendaya memori terjadi karena

    menurunnya kemampuan mempertahankan dan mengalihkan atensi, seperti yang dijumpai

    pada delirium, atau terkait problem fungsioal yang signifikan akibat terganggunya

    kemampuan intelektual multiple, seperti pada demensia. 3,4,9 Dua tipe amnesia berikut terjadi:

    Amnesia retrograd- ketidakmampuan patologis untuk mengingat peristiwa yangterjadi sebelum awitan penyakit.

    Amnesia anterograd- ketidakmampuan patologis untuk menyimpan memori barusetelah awitan penyakit. 1

    Etiologi

    Penyebab tersering di Dunia Barat ialah defisiensi vitamin thiamine karena penyalahgunaan

    alkohol.1 Penyebab sindrom amnestic yang dijabarkan di bawah pada tabel 7.

    Patologi

    Penyebab yang khasnya mengenai baik sistem hipotalamik-diensefalik maupun regio

    hipokampus bilateral otak.Contohnya, bila penyebabnya adalah neoplasia cerebri, tumor

    tersebut biasanya mengenai ventrikel III (mengenai sistem hipotalamik-diensefalik) atau

    kedua daerah hipokampus.1

    Gambaran klinis

    Amnesia anterograd ditandai oleh ketidakmampuan belajar dan disorientasi waktu.Bila

    patologi yang mendasari membaik, luasnya amnesia anterograd juga bisa

    berkurang.Konfabulasi, yaitu terisinya secara tak sadar celah dalam memori oleh memoripalsu, sering menjadi gambaran. Fungsi kognitif lain biasanya normal, demikian pula

    persepsi.Perjalanan penyakit dan prognosis bergantung pada patologi primernya; bila hal itu

    dapat diobati, pemulihan sempurna gangguan memori bisa terjadi.1

    Perjalanan Penyakit dan Prognosis

    Kausa spesifik gangguan amnestik menentukan perjalanan penyakit dan prognosis bagi

    seorang pasien. Awitan dapat mendadak atau berangsur-angsur, gejala dapat bersifat

    sementara atau persisten, dan hasil akhir dapat berkisar dari tidak ada perbaikan hingga

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    26/29

    26

    penyembuhan sempurna. Gangguan amnesik sementara dengan penyembuhan sempurna

    lazim pada epilepsy lobus temporal, ECT, konsumsi obat seperti golongan benzodiazepine

    dan barbiturate, serta resusitasi henti jantung.Sindrom amnestic permanen, dapat terjadi

    setelah trauma kepala, keracunan karbon monoksida, infark serebri, perdarahan subarachnoid,

    dan ensefalitis herpes simpleks.1,9

    Tabel 7. Penyebab sindrom amnesik1

    Defisiensi thiamine (vitamin B1) Penyalahgunaan alcohol kronik

    Malabsorpsilesi lambung (mis., karsinoma

    gaster), duodenum, atau jejunum

    Hiperemesis

    Kelaparan

    Intoksikasi Logam berat-timbal, arsenikum

    Karbon monoksida

    Penyebab intracranial Cedera kepala

    Tumor otak yang mengenai ventrikel III atau

    formation hippocampi

    Kerusakan hippocampus bilateralmis.,

    pascabedah saraf atau lesi vascular

    Pendarahan subaraknoid

    Infeksi-ensefalitis herpes simpleks,

    meningitis tuberkulosa

    Epilepsy

    Hipoksia Kecelakaan anastesi

    Asfiksiamis., strangulasi yang tidak

    mematikan, gantung diri

    Penyakit Alzheimer

    Pengobatan

    Pendekatan primer pengobatan gangguan amnestik adalah mengatasi kausa yang mendasari.

    Pada pendekatan yang sensitif, klinisi membantu pasien menerima keterbatasan kognitif

    mereka dengan memajankan deficit tersebut sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu.

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    27/29

    27

    Evaluasi mengenai gangguan kepribadian yang telah ada sebelumnya, seperti gangguan

    kepribadian ambang, antisosial, dan narsistik, sebaiknya menjadi bagian dari pengkajian

    keseluruhan; banyak pasien dengan gangguan kepribadian menempatkan dirinya dalam

    situasi yang mempredisposisikan dirinya terhadap cedera. Ciri kepribadian ini dapat menjadi

    bagian penting dalam psikoterapi psikodinamik.1,9,10

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    28/29

    28

    BAB III

    Kesimpulan

    Gangguan mental organik merupakan jenis gangguan sekunder yang cukup sering dijumpai

    dalam klinik. Kondisi ini begitu penting karena dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dalam

    menegakkan diagnosis. Seringkali disebut sebagai gangguan kognitif karena mempunyai

    gambaran kelainan yang mirip terutama dalam fungsi kognitif seperti daya ingat, bahasa, dan

    perhatian; dimana yang termasuk di dalamnya adalah delirium, demensia, dan gangguan

    amnesik.

    Terapi yang diperlukan adalah mengatasi penyakit yang mendasarinya, termasuk

    evaluasi apabila pasien telah diketahui mengalami riwayat gangguan kejiwaan atau

    kepribadian sebelumnya, sehingga diharapkan setelahnya ditemukan perbaikan klinis pada

    pasien dan peningkatan kualitas hidup. Prognosis masing-masing gangguan mental organik

    bergantung kepada sebab yang mendasari, jangka waktu terjadinya gangguan tersebut,

    maupun jenis gangguan yang dialami.

  • 5/25/2018 Revisi Makalah Referat GMO Fixed

    29/29

    29

    Daftar Pustaka

    1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock buku ajar psikiatri klinis. Edisi ke-2.Jakarta; EGC; 2010. h. 52-81.

    2. Puri BK, Laking PJ, Treasaden IH. Buku ajar psikiatri. Edisi ke-2. Jakarta: EGC,2011. h. 92-115.

    3. Budiman R, Kusumawardhani AAA. Delirium dan gangguan mental organik lainnya.Dalam: Buku ajar psikiatri. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI; 2013. h. 103-16.

    4. Sadock BJ, Sadock VA.Kaplan & Sadocks synopsisof psychiatry: Behavioralsciences/clinical psychiatry. 10th ed. Philadephia: Lippincot Williams & Wilkins,

    2007. p. 319-72.

    5.

    Departemen Kesehatan RI. PPDGJ III. Cetakan Pertama. 1993.h.49-78.6. Asosiasi Alzheimer Indonesia. Pengenalan dan Penatalaksanaan Demensia

    Alzheimer dan Demensia lainnya. Konsensus Nasional, Edisi I. Jakarta: 2003.

    7. Sacktor N, Wong M, Nakasujja N, Skolasky R, Selnes O, Musisi S, et al. TheInternational HIV Dementia Scale: a new rapid screening test for HIV dementia

    AIDS. 2005.

    8. Yahya, Sofia, MD.HIV-1 Encephalopathy and AIDS Dementia Complex. Edisi 16Mei 2005. Diunduh dari:http://www.emedicine.com,2 April 2014.

    9. Mesulam MM.Principles of Behavioral and Cognitive Neurology. 2nd Ed. Oxford:Oxford University Press; 2002.

    10.Maramis WF. Catatan ilmu kedokteran jiwa.Surabaya: Airlangga University Press;2005.h.179-210.

    http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/