Top Banner
1 I. P;PENDAHULUAN I.1 Letak Geografis PT. Kadila Lestari Jaya terletak di Jalan Raya Cijapati Km. 4,5 Kecamatan Cikancung Majalaya, Desa Sri Rahayu, Bandung. Topografi tanah PT Kadila relatif tidak datar, kombinasi dataran tinggi, dataran rendah dan lembah, sehingga ketinggian tempat berkisar ± 800 meter dari permukaan laut. Luas perusahaan keseluruhannya ± 172 Ha. Batas-batas wilayah PT. Kadila farm 2 sebagai berikut : Sebelah Utara lahan kosong, sebelah Timur jalan, sebelah Selatan lahan kosong, sebelah lahan kosong. Jarak lokasi perusahaan ke pemukiman penduduk terdekat yaitu 100 meter. Hal ini tidak sesuai dengan keputusan Direktorat Jendral Peternakan No. 777/DJPD/DEPTAN/1982 yang menyatakan bahwa jarak peternakan ke pemukiman penduduk itu minimal 250 meter. Hal ini karena setelah berdirinya PT. Kadila, banyak orang yang ingin bekerja di sana dan membuat rumah yang
72

Revisi 1 Bu Suhartati

Jul 24, 2015

Download

Documents

muse_corp
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Revisi 1 Bu Suhartati

1

I. P;PENDAHULUAN

I.1 Letak Geografis

PT. Kadila Lestari Jaya terletak di Jalan Raya Cijapati Km. 4,5 Kecamatan

Cikancung Majalaya, Desa Sri Rahayu, Bandung. Topografi tanah PT Kadila

relatif tidak datar, kombinasi dataran tinggi, dataran rendah dan lembah, sehingga

ketinggian tempat berkisar ± 800 meter dari permukaan laut. Luas perusahaan

keseluruhannya ± 172 Ha. Batas-batas wilayah PT. Kadila farm 2 sebagai

berikut : Sebelah Utara lahan kosong, sebelah Timur jalan, sebelah Selatan lahan

kosong, sebelah lahan kosong.

Jarak lokasi perusahaan ke pemukiman penduduk terdekat yaitu 100

meter. Hal ini tidak sesuai dengan keputusan Direktorat Jendral Peternakan No.

777/DJPD/DEPTAN/1982 yang menyatakan bahwa jarak peternakan ke

pemukiman penduduk itu minimal 250 meter. Hal ini karena setelah berdirinya

PT. Kadila, banyak orang yang ingin bekerja di sana dan membuat rumah yang

dekat dengan perusahaan untuk memudahkan akses menuju tempat kerja.

1.2 Riwayat Perusahaan

Perusahaan ini merupakan wujud kerjasama antara Bapak Joni dengan

Bapak Sondi. Awalnya Bapak Joni dan Bapak Sondi hanya mendirikan rumah

potong hewan di Bandung sampai tahun 1990. Mereka berinisiatif mendirikan

usaha penggemukan sapi potong karena melihat peluang usaha yang lebih

menjanjikan. Mereka memulai bisnis penggemukan sapi potong dengan populasi

awal sebanyak sepuluh ekor.

Pada tahun 1990, Bapak Joni dan Bapak Sondi mendirikan perusahaan

khusus di bidang penggemukan sapi bernama PT. Kadila Lestari Jaya yang

Page 2: Revisi 1 Bu Suhartati

2

bertempat di Cijapati, Bandung. Perusahaan ini semakin meningkat dengan

jumlah populasi sapi 7.000 ekor, sehingga pada tahun 2002 PT. Kadila membuka

cabang baru yang bertempat di daerah Cikancung. Cijapati dengan satu komplek

kandang Cijapati Dua (C2) yang dapat menampung 4.000 ekor sapi potong.

Kemudian diikuti dengan pembukaan komplek kandang lain Cijapati Tiga dan

Empat (C3 dan C4) di lokasi yang sama pada tahun 2008 hingga sekarang.

Identitas Perusahaan :

Nama Perusahaan : PT. Kadila Lestari Jaya

Alamat : Jalan Raya Cijapati, Desa Sri Rahayu, Kecamatan

Cikancung

Bentuk Usaha : Perorangan

Jenis Perusahaan : Kandang Penggemukan Sapi

Pemilik : Bapak Joni dan Bapak Sondi

Luas lahan : 172 Ha

Status lahan : Milik PT. Kadila Lestari Jaya

1.3 Bidang Usaha

PT. Kadila bergerak di bidang usaha penggemukan sapi potong yaitu

memelihara bakalan sapi potong sampai waktu dan bobot badan tertentu

kemudian dijual. Tujuan pemasaran perusahaan adalah rumah potong - rumah

potong yang ada di Bandung dan daerah-daerah sekitarnya. Sapi potong

merupakan ternak yang sengaja dikembangkan dengan tujuan utamanya untuk

menghasilkan daging. Bangsa sapi yang digemukan di PT. Kadila adalah sapi

Brahman Cross, Shorthorn dan Santa Gertrudis berasal dari Australia dan sapi PO

didatangkan dari Tanjungsari, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Page 3: Revisi 1 Bu Suhartati

3

Adapun cirri-ciri yang dimiliki sapi Brahman Cross (BX) berdasarkan

pengamatan lapangan adalah sebagai berikut :

1. Warna kulit bervariasi mulai dari coklat muda, coklat tua, putih

kecoklatan.

2. Punggung lurus dan kaki panjang.

3. Ukuran tanduk sedang, lebar dan besar tetapi ada juga yang tidak

bertanduk.

4. Bergumba dan bergelambir.

Sedangkan ciri-ciri sapi PO brdasarkan pengamatan di lapangan adalah

sebagai berikut :

1. Bergelambir

2. Punuknya besar

3. Ukuran kepala panjang, telinga panjang dan mengatung.

4. Warna bulu umumnya putih keabu-abuan.

PT. Kadila memilih sapi impor dari Australia karena dianggap lebih mudah

dalam pemeliharaannya, tahan panas dan mempunyai kemampuan adaptasi yang

lebih cepat. Pemeliharaan sapi lokal di PT. Kadila dimaksudkan untuk memenuhi

permintaan daging sapi lokal di pasar dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Bangsa

sapi yang dipelihara di perusahaan ini adalah termasuk bangsa sapi tropis

sehingga sangat cocok dengan keadaan iklim setempat, yaitu iklim tropis. Di

daerah tropis, sperti Indonesia tergolong panas dan lembab. Bangsa sapi tropis

memiliki bulu yang tipis, pendek dan licin yang akan memberikan peluang yang

baik pada proses penguapan.

Page 4: Revisi 1 Bu Suhartati

4

Menurut Pane (1986), bangsa sapi Brahman Cross baik untuk digemukkan

karena mempunyai sifat-sifat yang baik seperti tahan terhadap panas, tahan

terhadap gigitan caplak, mempunyai kecepatan pertumbuhan yang baik, dapat

memanfaatkan pakan yang kurang berkualitas dan mempunyai persentase karkas

yang baik. Umur mulai di pelihara yaitu 1,5 – 2 tahun dengan berat masuk sapi

steer ± 260 kg sedangkan heifer ± 230 kg.

1.4 Fasilitas

Fasilitas PT Kadila Lestari Jaya meliputi 2 unit kantor yang berfungsi

sebagai pusat administrasi dan personalia. Selain itu, digunakan untuk kegiatan

yang berhubungan dengan masalah teknis, seperti pencatatan keluar masuk dan

program pemeliharaan sapi. PT Kadila Lestari Jaya juga dilengkapi dengan

beberapa fasilitas lain, diantaranya :

1. Loading chute adalah tempat untuk menaikan dan menurunkan ternak dari

kendaraan.

2. Gudang pakan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan pakan

konsentrat, serta melakukan pembuatan pakan konsentrat dengan

menggunakan mesin pencampur pakan (mixer).

3. Tempat pengolahan limbah, berfungsi sebagai tempat pengolahan limbah

kotoran yang kemudian di jadikan pupuk.

4. Gudang hijauan dan chopper, berfungsi sebagai tempat penyimpanan stock

pakan hijauan dan sebagai tempat pemotongan hijauan sebelum diberikan

pada ternak.

5. Lorong Tatalaksana (crush), dapat dimasuki satu barisan sapi.

Page 5: Revisi 1 Bu Suhartati

5

1.5 Struktur Organisasi

PT. Kadila dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab

terhadap pelaksanaan dan kegiatan operasional perusahaan. Supervisor produksi

membantu manager farm dalam melaksanakan kegiatan perusahaan dan bertugas

mengawasi kegiatan operasional di dalam kandang. Supervisor produksi di bantu

oleh asisten supervisor yang membawahi karyawan kandang dan bertindak

sebagai perantara karyawan kandang dengan supervisor produksi. Karyawan

kandang (caretaker) bertugas melaksanakan semua pekerjaan yang menyangkut di

kandang.

Gambar 1. Struktur Organisasi

Bapak BayuGM

Administrasi

Bapak MichaelManager Ternak

HRD

Bapak RayManager Non Ternak

Bapak HerlambangWakil GM

Ka.Div.Penggemukan

Ka.Div.Makanan

Ternak

Ka.Div.Trading

Div. Penanganandan Limbah

Div.Perawatan dan Perbaikan

Page 6: Revisi 1 Bu Suhartati

6

II. METODE

2.1 Materi

Materi yang digunakan dalam praktik kerja dibagi dalam masing-masing

kegiatan, yaitu:

2.1.1 Kegiatan Rutin

Materi yang digunakan dalam kegiatan rutin adalah : (1) Sapi Brahman

cross sebanyak 3.181 ekor (2) Sapi Peranakan Ongole sebanyak 1500 ekor, (3)

Perlengkapan kandang meliputi bak air, tempat pakan, tempat minum, sapu lidi,

kayu pendorong kotoran, (4) Perlengkapan dalam pengolahan limbah meliputi

kotoran ternak, skop, gerobak feses, traktor, truk, dan (5) Timbangan.

2.1.2 Kegiatan Insidental

Materi yang digunakan dalam kegiatan insidental adalah : (1) peralatan

penimbangan seperti timbangan digital, cat, kuas dan penomoran telinga

(Eartake), (2) kamera digital untuk keperluan dokumentasi.

2.1.3 Kegiatan Penunjang

Materi yang digunakan dalam kegiatan penunjang adalah alat tulis untuk

mencatat hasil wawancara dari narasumber.

2.2 Cara Kerja

2.2.1 Kegiatan rutin

Pemeliharaan ternak

1. Kandang dibersihkan dari feses menggunakan bulldozer.

2. Bak air minum dikuras dan dibersihkan menggunakan sikat.

Page 7: Revisi 1 Bu Suhartati

7

3. Bak air minum diisi kembali dengan air bersih secara adlibitum.

4. Ternak diberi pakan jerami atau hijauan dan konsentrat pada pagi hari.

5. Lingkungan di sekitar kandang dibersihkan.

6. Ternak diberi pakan pada pagi dan siang hari.

7. Ternak diawasi sampai waktu kerja habis.

2.2.2 Kegiatan Insidental

Kunjungan ke RPH

1. Sapi yang akan dipotong dan telah diketahui bobotnya digiring masuk

ke area RPH melalui lorong tatalaksana.

2. Dilakukan pemingsanan di bagian kepala sapi.

3. Bagian kepala sapi ditarik sehingga sapi menengadah, gelambir di leher

ditarik lalu disembelih menggunakan pisau tajam sampai

kerongkongannya putus.

4. Sapi dikuliti kemudian bagian kepala, carpal dan tarsal dipisahkan.

5. Pengulitan dilanjutkan secara menyeluruh kemudian bagian viscera

dikeluarkan.

6. Karkas sapi digantung pada sebuah katrol berantai besi.

7. Karkas dibelah menjadi dua bagian dan dipartisi sesuai kebutuhan

pembeli.

8. Persentase karkas dihitung dengan cara menggunakan rumus sebagai

berikut :

Page 8: Revisi 1 Bu Suhartati

8

(Soeparno, 1998)

2.3 Waktu dan Tempat

2.3.1 Kegiatan rutin

A. Pemeliharaan ternak

Tempat : PT. Kadila lestari Jaya

Tanggal : 17 Januari sampai 17 Februari 2012

B. Pengolahan limbah dan pembuatan pupuk organik

Tempat : PT. Kadila lestari Jaya

Tanggal : 18 Januari sampai 16 Februari 2012

C. Kunjungan ke Rumah Pemotongan Hewan

Tempat : RPH PT Kadila Lestari Jaya

Kecamatan Cikancung Bandung.

Tanggal : 10 Februari 2012

Waktu : 21.00-22.00 WIB

D. Kunjungan ke Gudang Feed Meal

Tempat : PT. Kadila lestari Jaya

Tanggal : 17 Januari sampai 17 Februari 2012

Page 9: Revisi 1 Bu Suhartati

9

E. Kunjungan ke Gudang DeLaval

Tempat : PT. Kadila lestari Jaya

Tanggal : 17 Januari sampai 17 Februari 2012

2.3.3 Kegiatan Penunjang

Kegiatan wawancara dengan anak kandang dilakukan disela-sela waktu

kerja dan istirahat. Mahasiswa praktik kerja melakukan pengumpulan data

wawancara dengan Manager PT. Kadila pada tanggal 1 Februari 2012 bertempat

di kantor Manager PT. Kadila lestari Jaya. Wawancara juga dilakukan dengan

pegawai RPH pada tanggal 10 Februari 2012 bertempat di kantor RPH Kadila

Lestari Jaya.

Page 10: Revisi 1 Bu Suhartati

10

III. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Kegiatan Rutin

Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan secara rutin atau teratur

setiap hari. Kegiatan rutin selama praktik kerja di PT. Kadila lestari Jaya meliputi

pembersihan kandang, pembersihan tempat pakan dan minum, serta pembuatan

konsentrat.

3.1.1 Pemeliharaan Ternak

3.1.1.1 Pembuatan dan Pemberian Pakan

3.1.1.1.1. Pembuatan Pakan

Pembuatan pakan di PT. Kadila lestari Jaya dimulai pada pukul 07.00

WIB dan pukul 14.00

1. Sistem Pembuatan Pakan Secara Manual

Bahan baku pakan dicampur pada mixer yang terpasang di gudang.

Konsentrat yang telah selesai dibuat, di masukkan ke dalam karung kemudian

diangkut menggunakan truk, menuju kandang. Di kandang konsentrat ditumpuk

kembali, setelah itu konsentrat diangkut menggunakan gerobak dan dimasukkan

ke tiap pen. Kapasitas mixer adalah 1,5 ton untuk satu kali pencampuran bahan

pakan. Setiap hari pegawai bagian pakan dapat melakukan 9 kali pencampuran

jadi total bahan yang digunakan sebanyak 13,5 ton. Kebutuhan kandang untuk

pakan sebanyak 250 karung dengan berat per karung 25 kilogram.

Page 11: Revisi 1 Bu Suhartati

11

2. Sistem Pembuatan Pakan Secara Otomatis

Pembuatan pakan secara otomatis yakni bahan baku pakan dicampur

dalam mixer DeLaval yang terpasang pada sebuah traktor. Traktor tersebut

membawa mixer menuju kandang dan pakan dimasukkan langsung ke dalam bak-

bak pakan. Tatalaksana pemberian pakan ini dilakukan pada kandang C4 dan

sebagian pada kandang C3. Mixer

DeLaval merupakan mixer yang telah didesain terpasang pada sebuah

traktor sehingga mixer tersebut dapat dibawa langsung menuju kandang. Mixer

memiliki kapasitas sebesar enam ton sehingga mampu membagikan pakan sampai

10 pen dalam sekali pemberian.

Di dalam gudang 2 terdapat tempat khusus untuk menampung dan

memasukkan bahan baku pakan ke dalam mixer DeLaval. Tempat tersebut

memiliki ketinggian yang sama dengan mixer. Elevator digunakan untuk

mengangkut bahan baku menuju tempat tersebut.

Bahan pakan yang sudah di angkut di masukkan ke dalam mixer,

kemudian dimulai proses mixing. Terkecuali hijauan dan ampas bir dimasukkan

ke dalam mixer menggunakan bulldozer. Setelah selesai proses mixing, mixer

dibawa menuju kandang dan pakan di bagikan ke dalam bak-bak pakan.

Pelaksanaan ini berlangsung sekitar 5-6 kali hingga seluruh pen di kandang terisi.

Susunan dan jumlah bahan pakan konsentrat PT Kadila Lestari Jaya untuk

sekali pencampuran disesuaikan dengan stok bahan jika salah satu bahan ada yang

habis maka susunan jumlah bahan yang digunakan akan di ubah untuk menutupi

kekurangan nutrisi yang ditimbulkan (susunan bahan pakan terdapat dalam

lampiran).

Page 12: Revisi 1 Bu Suhartati

12

3.1.1.1.2. Pemberian Pakan

Menurut Santosa (2000) pemberian pakan ada dua cara yaitu adlibitum,

diberikan dalam jumlah yang selalu tersedia atau tidak dibatasi dan restricted

yaitu pemberian pakan dalam jumlah yang dibatasi. Selanjutnya dinyatakan

bahwa cara pemberian sering kali tidak efisien karena akan menyebabkan bahan

pakan banyak terbuang dan bahan pakan yang tersisa akan menjadi busuk

sehingga tumbuh jamur yang dapat membahayakan ternak apabila termakan.

1 Sistem Pemberian Pakan Secara Manual

Pakan yang diberikan yakni konsentrat, hijauan dan ampas bir diberikan

secara terpisah. Sistem pemberian pakan ini dilakukan pada kandang K,L,M (C3).

Pakan ternak sapi potong dapat berupa Hijauan (rumput dan jerami), konsentrat

dan pakan tambahan (vitamin, mineral dan urea). Jumlah pakan yang diberikan

untuk sapi per ekor setiap hari adalah hijauan sebesar 4 kilogram, atau bervariasi

menurut berat dan besar badan, konsentrat sebesar 12 kilogram dan ampas bir 1

kilogram. Menurut Siregar (2007) dalam pemeliharaan penggemukan sapi, pakan

sangat berpengaruh maka komposisi dari pakan harus diperhatikan.

Pakan yang diberikan di PT Kadila Lestari Jaya berupa hijauan (rumput

raja dan jerami), ampas bir dan konsentrat. Pakan diberikan 2 kali sehari yaitu

pada pukul 08.00 dan 14.00 WIB. Pakan konsentrat yang diberikan di PT Kadila

Lestari Jaya terdiri dari campuran abu jagung, bungkil kelapa, bungkil kapuk,

bungkil sawit, tengkawang, biji jagung, ekstrak meal, corn feed, kopi, DDGS,

garam, gaplek, kedelai, onggok, polard, premix, dedak, R.seed meal, tetes, urea,

daun jagung dan ampas bir. Pemberian konsentrat di PT Kadila Lestari Jaya untuk

ternak yang baru datang diberikan secara bertahap untuk menghindari terjadinya

Page 13: Revisi 1 Bu Suhartati

13

gangguan pada saluran pencernaan. Jumlah konsentrat yang diberikan disesuaikan

dengan jumlah sapi disetiap pedoknya.

Sistem pemberian pakan di kandang K,L,M yang digunakan adalah hand

feeding, yaitu pakan diberikan secara langsung oleh pegawai kandang tanpa

menggunakan alat tertentu. Pakan diangkut dari tempat mixer menggunakan

mobil pick up kemudian di distribusikan di setiap kandang, pegawai kandang

hanya menuangkan pakan tersebut ke bak pakan. Sedangkan pada kandang O di

berikan dengan menggunakan mesin DeLaval.

Sapi maupun ternak ruminansia lainnya mempunyai keterbatasan dalam

mengkonsumsi ransum. Hijauan maupun rumput-rumputan yang tumbuh di

daerah tropis seperti Indonesia relative cepat tumbuh, tetapi kandungan gizinya

relative rendah. Oleh karena itulah, sapi-sapi yang digemukkan dengan hanya

memberikan hijauan saja tanpa adanya penambahan pakan berupa konsentrat tidak

mungkin mencapai pertambahan bobot badan yang tinggi (Siregar, 2007).

2. Sistem Pemberian Pakan Secara Otomatis (DeLaval)

Pemberian pakan yang baik dan benar akan mendorong pertambahan

bobot badan ternak. Kebutuhan nutrisi yang utama untuk sapi adalah energi,

protein, air, mineral, dan vitamin. Apabila terjadi kekurangan zat makanan maka

akan memperlambat laju pertumbuhan urat daging dan memperlambat laju

pertumbuhan lemak, sedangkan pemberian pakan yang sempurna akan

mempercepat terjadinya pertumbuhan daging dan lemak (Anggorodi, 1984).

Perusahaan menetapkan jumlah dan komposisi tidak sama terhadap semua ternak

karena di perusahaan juga terdapat sapi yang sedang bunting dan pedet.

Page 14: Revisi 1 Bu Suhartati

14

3.1.1.2 Pemberian Minum

Pemberian pakan harus diimbangi dengan konsumsi air, oleh karenanya

bak air harus dipastikan selalu terisi. Pemberian air minum di perusahaan ini

selalu terjaga karena terdapat sumber air milik perusahaan. Sistem pemberian

minum dilakukan secara adlibitum. Tercantum dalam tabel 1.

Tabel 1. Ukuran Bak Tempat Pakan dan Air Minum

PenUkuran per pen

(m)Tempat pakan

(cm)Tempat minum

(cm)

p l p l t p l tKandang

O25 m 10 m 16 m 30 cm 30 cm 120 cm 50 cm 40 cm

Kandang

K18 m 12 m 18 m 70 cm 60 cm 1 m 80 cm 75 cm

Kandang

L28,20 m 8 m 310 cm 54 cm 55 cm 1 m 80 cm 75 cm

Kandang

M106,6 m 15 m 310 cm 54 cm 55 cm 1 m 80 cm 75 cm

Keterangan: p = panjang, l = lebar, t = tinggi

Bak pakan dan bak air minum di PT. Kadila lestari Jaya terbuat dari

campuran beton atau campuran semen, pasir dan batu kecil. Dalam pembuatan

tempat minum dibuat dari beton dengan lubang pembuangan air pada bagian

bawah, tempat pakan dan minum di bagian bawah dibuat cekung untuk

mempermudah ternak dalam mengambil pakan sehingga tidak terdapat pakan

yang tersisa, selain itu tempat pakan yang cekung mudah dalam pembersihannya.

Page 15: Revisi 1 Bu Suhartati

15

3.1.2. Sistem Perkandangan

Untuk penggemukan sapi dalam waktu yang relative singkat maka ransum

yang diberikan haruslah terdiri dari hijauan dan konsentrat. Penggemukan sapi

dalam waktu yang relative singkat berarti pertambahan bobot badan yang akan

dicapai harus tinggi (Sugeng, 2000). Pada umumnya ternak sapi lebih menyukai

rumput hijauan dikarenakan sapi adalah hewan herbivora (pemakan rumput).

Rumput memiliki berbagai jenis dan spesies. Tujuan dari usaha penggemukan sapi

potong adalah meningkatkan produksi sapi potong sehingga memperoleh bobot

badan hidup dan kualias karkas yang baik. Siregar (1996) menyatakan bahwa

pertambahan bobot badan yang dicapai selama masa penggemukan ditentukan

oleh beberapa faktor terutama jenis sapi, jenis kelamin, pakan yang diberikan dan

pengelolahan kandang.

Pertambahan bobot badan harian atau ADG merupakan indikator produksi

dalam usaha penggemukan sapi potong. ADG dapat dinilai dari bobot awal

dikurangi bobot akhir dibagi dengan lama pemeliharaan.

ADG yang di hasilkan antara kandang C2 dan C4 berbeda, sapi-sapi di

kandang C2 memiliki rata-rata ADG lebih tinggi daripada C4. Hal ini disebabkan

oleh keteraturan waktu pemberian pakan di C2 sangat terjaga, sehingga rutinitas

waktu makannya teratur. Berbeda dengan kandang C4 yang tergantung mesin

sehingga pemberian pakannya kurang teratur. Di C4, hijauan yang akan diberikan

harus di-chopper terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam mesin. Kegiatan

ini memerlukan waktu yang lama.

Page 16: Revisi 1 Bu Suhartati

16

Akibatnya, pemberian pakannya lebih lama daripada C2. Selain itu, pada

saat pemberian pakan tidak semua sapi di C4 makan semua karena terbatas oleh

feed bunk yang pendek. Feed bunk pada C2 lebh panjang daripada C4. Di C2

hampir semua pen memiliki feed bunk yang mengelilingi pen dan hanya bagian

belakang pen yang tidak di pasang feed bunk.

Pada saat pemberian pakan, semua sapi dapat makan bersama-sama karena

kapasitas panjang feed bunk memenuhi jumlah sapi. Hal ini dapat menjaga

keteraturan waktu makan sapi. Berbeda dengan feed bunk C4 yang lebih pendek

dari C2. Di C4 semua pen memiliki feed bunk hanya di depan pen saja untuk

memudahkan distribusi konsentrat oleh mesin.

C2 C4

Feed bunk feed bunk

Feed bunk

Gambar 2. Penempatan feed bunk pada C2 dan C4

Akibatnya, tidak semua sapi di C4 dapat makan serentak karena harus

menunggu sapi yang tingkat superioritasnya lebing tinggi selesai makan. Pada

saat pemberian pakan, hanya beberapa sapi saja yang langsung makan, sebagian

sapi

sapi

sapi

sapi

sapi

sapi

sapi

sapi

sapi

Page 17: Revisi 1 Bu Suhartati

17

sapi lain yang tidak mendapat tempat pakan menunggu giliran sapi-sapi yang

selesai makan.

Atap kandang C2 menggunakan atap tipe monitor dan tidak terlalu

menutupi kandang sehingga sirkulasi udara dapat berjalan lancar. Kandang C2

lebih tinggi daripada C4. Atap kandang C2 memiliki tinggi dua belas meter,

sedangkan C4 memiliki tinggi sepuluh meter sehingga kurang ideal dalam

sirkulasi udara. Gang di dalam kandang tidak tertutp oleh sinar matahari, sehingga

matahari dapat memasuki kandang. Sinar matahari bermanfaat bagi pertumbuhan

dan mengurangi kelembapan di dalam kandang.

Kondisi ini berbeda dengan kandang C4 yang tidak menggunakan atap tipe

monitor dan kandangnya sangat tertutup. Akibatnya, sirkulasi udara kurang baik

dan sinar matahari tidak banyak masuk ke dalam kandang sehingga meningkatkan

kelembapan kandang. Meskipun di kandang C4 dipasang tiga blower, hal ini tidak

mengurangi kelembapan kandang. Ini terlihat dari pengangkutan kotoran pada

litter C4 lebih cepat daripada C2.

Rata-rata ADG (Average Daily Gain) kandang C2 yaitu 1,52 ± 0,21

kg/ekor/hari lebih tinggi daripada kandang C4 yaitu 1,43 ± 0,21 kg/ekor/hari. Hal

ini disebabkan keteraturan pemberian pakan yang baik dan konstruksi kandang

yang ideal seperti tinggi atap yang ideal, penggunaan atap monitor, panjang feed

bunk yang sesuai dengan jumlah sapi, serta keadaan kandang yang lebih terbuka

untuk mengurangi kelembapan. Menurut Hardjosubroto (1984) di Indonesia, sapi

BX diimpor dari Australia penampilan yang dihasilkan tidak sebaik dengan di

Australia.

Page 18: Revisi 1 Bu Suhartati

18

Kandang dibersihkan secara rutin karena sangat erat kaitannya dengan

kesehatan ternak dan kebersihan lingkungan disekitar kandang. Alat yang

digunakan dalam pembersihan kandang terdiri dari sekop, garu, traktor, truk dan

sapu lidi. Kegiatan pembersihan kandang meliputi pembersihan lantai kandang

dari kotoran ternak. Pembersihan kandang dilakukan pada saat siang hari atau

setelah pemberian pakan. Pembersihan kandang dilakukan berdasarkan kelompok

atau regunya karena setiap kandang sudah ditentukan siapa saja karyawan yang

bertanggung jawab. Sedangkan pembersihan kotoran ternak di lakukan seminggu

sekali.

Kandang merupakan salah satu unsur penting dalam suatu usaha

peternakan, terutama dalam penggemukan ternak potong. Bangunan kandang

yang baik harus bisa memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman.

Bangunan kandang di upayakan pertama-tama untuk melindungi sapi terhadap

gangguan dari luar yang merugikan, baik dari sengatan matahari, kedinginan,

kehujanan dan tiupan angin kencang.

Selain itu, kandang juga harus bisa menunjang peternak dalam melakukan

kegiatannya, baik dari segi ekonomi maupun segi kemudahan dalam pelayanan.

Kandang berfungsi sebagai lokasi tempat pemberian pakan dan minum. Adanya

kandang diharapkan sapi tidak berkeliaran di sembarang tempat, mudah dalam

pemberian pakan dan kotorannya pun dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

Kandang sapi pada PT Kadila Lestari Jaya merupakan kandang dengan

sistem barak atau koloni. Kandang yang dimiliki perusahaan terdiri dari tujuh

bangunan kandang yang dimana setiap kandang memiliki jumlah pen yang

berbeda-beda.

Page 19: Revisi 1 Bu Suhartati

19

Menurut Santosa (2000) kandang diperlukan untuk melindungi ternak sapi

dari keadaan lingkungan yang merugikan sehingga dengan adanya kandang ini

ternak akan memperoleh kenyamanan. Bahan atap yang digunakan adalah asbes

dan seng.

Menurut Kaharudin (2010) atap kandang dapat dibuat dari bahan yang

murah seperti atap alang-alang, daun kelapa atau menggunakan seng dan asbes,

untuk atap yang berasal dari daun kelapa dan alang-alang perlu lebih miring

berkisar 30 persen sehingga air hujan yang jatuh dapat segera mengalir sedangkan

atap seng dan asbes kemiringan minimal 15 persen untuk dapat mengalir air hujan

mengalir dengan lancar, untu daerah kering beriklim kering sebaiknya ketinggian

atap minimal 3,5 meter untuk menjamin sirkulasi udara dalam kandang.

Lantai kandang PT. Kadila Lestari Jaya terbuat dari semen beton, bahan

semen memiliki keunggulan diantarannya yaitu kokoh, awet dan tidak kasar,

sehingga nyaman bagi ternak. Lantai yang rata, tidak kasar atau tajam akan

menjamin kenyamanan hidup ternak. Sehingga ternak yang menghuni dapat

berdiri tegak di atas keempat kaki yang kokoh, dapat berbaring dan istirahat

dengan nyaman. (Sugeng, 2008).

Beberapa persyaratan yang diperlukan dalam mendirikan kandang antara

lain (1) memenuhi persyaratan kesehatan ternak, (2) mempunyai ventilasi yang

baik, (3) efisien dalam pengelolaan (4) melindungi ternak dari pengaruh iklim dan

keamanan seperti pencurian serta (5) tidak berdampak buruk terhadap lingkungan

sekitarnya. Konstruksi kandang harus kuat dan tahan lama, penataan dan

perlengkapan kandang hendaknya dapat memberikan kenyaman kerja bagi

petugas dalam proses produksi seperti memberi pakan, pembersihan,

Page 20: Revisi 1 Bu Suhartati

20

pemeriksaan birahi dan penanganan kesehatan. Bentuk dan tipe kandang

hendaknya disesuaikan dengan lokasi, pola atau tujuan pemeliharaan dan kondisi

fisiologis ternak.

Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal. Pada kandang tipe

tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris sementara kandang bertipe

ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan.

Diantara kedua jajaran tersebut umumnya dibuat jalur untuk jalan. Kandang

penggemukan dibuat tunggal apabila kapasitas ternaknya sedikit.

Namun untuk kegiatan penggemukan bersifat komersial, ukuran kandang

harus lebih luas dan besar sehingga dapat menampung jumlah sapi lebih banyak.

Ukuran kandang untuk seeokor sapi jantan dewasa adalah 1,5 m x 2 m, untuk sapi

betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5 x 1 m per ekor

(Soeparno, 1998).

Page 21: Revisi 1 Bu Suhartati

21

jalan

1 2 3 4 5 6 7

14 13 12 11 10 9 8

jalan

15 16 17 18 19 20

26 25 24 23 22 21

jalan

27 28 29 30 31

36 35 34 33 32

Jalan

Gambar 3. Jumlah Pedok Kandang O

Page 22: Revisi 1 Bu Suhartati

22

jalan

1 2 3 4 5 6 7 8

16 15 14 13 12 11 10 9

Gudang

Kandang L jalan

1 2 3 4 5 6 7 8

16 15 14 13 12 111 10 9

Gudang

Kandang M jalan

1 2 3 4 5 6 7 8

16 15 14 13 12 111 10 9

Gudang

Jalan

Gambar 4. Jumlah Pedok Kandang K

Jumlah sapi di setiap pen rata-rata 55 ekor/pen, dengan luas pen 240 m2.

Setiap pen dilengkapi dengan sebuah pintu yang terbuat dari besi yang berukuran

pintu memiliki lebar 5 m dan tinggi 1 mm dan panjang 6 m. Menurut Santosa

Page 23: Revisi 1 Bu Suhartati

23

(1995) luas kandang sapi yang berbentuk koloni tidak boleh kurang dari 2 m2 per

ekor dan ukuran kandang individu lebih kecil yaitu 1,75 m2 per ekor dimana

masing-masing bobot badan sapi sekitar 150 kg. Berdasarkan ketentuan Santosa

(1995) luas kandang yang diperuntukan untuk sapi dengan bobot badan 300 kg

adalah 4 m2 per ekor sedangkan untuk sapi dengan sapi bobot badan 300-400 kg

adalah 5 m2 per ekor dan untuk sapi dengan bobot badan di atas 400 kg adalah 5,3

- 6 m2 per ekor. Dapat di simpulkan bahwa perkandangan di PT Kadila sudah

memenuhi syarat dalam pemeliharaan sapi potong.

Letak bangunan kandang di PT Kadila Lestari Jaya memanjang dari utara

ke selatan. Tata letak kandang di perusahaan ini sudah baik karena kandang

membujur dari utara ke selatan. Sugeng (1996) menyatakan bahwa kandang harus

membujur dari arah utara ke selatan dengan tujuan sinar matahari dapat masuk ke

dalam kandang secara leluasa, sehingga kandang cepat kering dan memutus siklus

hidup cacing, parasit dan bibit penyakit yang dapat mengancam penurunan

produktivitas ternak.

Lantai kandang PT Kadila terbuat dari semen yang tahan injakan dan di

berikan alas serbuk gergaji untuk memudahkan dalam pembersihan kandang.

Selain itu, agar air tetap dapat mengalir. Dengan kemiringan lantai sekitar 4

persen. Menurut Sukmawati dan Kaharudin (2010) bagian-bagian kandang

seperti lantai kandang :

1. Harus kuat, tahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah

dibersihkan dan mampu menopang beban yang ada diatasnya.

Page 24: Revisi 1 Bu Suhartati

24

2. Dapat berupa tanah yang dikeraskan, beton, pasir semen (PC) dan kayu

yang kedap air. Tingkat kemiringan lantai kandang sangat penting untuk

menjaga drainase kandang.

3. Tingkat kemiringan lantai tidak boleh lebih dari 5 persen, artinya

perbedaan tinggi lantai depan dengan lantai belakang setiap panjang lantai

1 m.

Dalam mendesain pembuatan alas kandang tersebut, akan memudahkan

feses dan air urine sapi dapat mengalir dan tidak tinggal di dalam kandang.

Kandang tetap nampak bersih dan ternak pun tidak mudah kotor pada saat sapi

beristirahat (duduk). Siregar (2007) menyatakan bahwa untuk penggemukan

kandang memerlukan beberapa persyaratan sebagai berikut :

a. Memberi kenyaman bagi ternak sapi yang digemukan.

b. Memenuhi persyaratan bagi kesehatan ternak.

c. Mudah dibersihkan dan selalu terjaga kebersihanya.

d. Mempunyai ventilasi atau pertukaran udara yang sempurna.

e. Bahan-bahan yang digunakan dapat bertahan lama, tidak mudah lapuk dan

sedapat mungkin memerlukan biaya yang relative murah dan terjangkau

oleh peternak.

f. Tidak ada genangan air dalam maupun diluar kandang.

Kandang di PT Kadila tidak memiliki dinding, hanya menggunakan

pagar pembatas yang terbuat dari kawat baja yang berdiameter 0,5 cm dan

tingginya 1 m. Pagar pembatas ini berfungsi untuk memisahkan antar pen atau

pedok atau sebagai sekat pembatas. Menurut Siregar (2000) pembuatan dinding

kandang disarankan hanya pada daerah-daerah yang banyak angin dan bertiup

Page 25: Revisi 1 Bu Suhartati

25

kencang. Sedangkan pada daerah-daerah yang berangin tenang seperti daerah

peternakan di Kadila Lestari Jaya tidak perlu dibuat dinding khusus. Kandang di

PT Kadila Lestari Jaya juga dilengkapi dengan bak pakan (feedbank) dan bak air

minum (waterbank) untuk sapi. Bak pakan tersebut terdapat disepanjang depan

kandang, sedangkan bak air minum terletak di tengah-tengah kandang. Pada

masing-masing kandang memiliki ukuran bak pakan yang sama begitupun untuk

bak air minum yang berukuran sama, persegi panjang.

3.1.3. Membersihkan Tempat Pakan

Pembersihan tempat pakan dilaksanakan setiap hari dan dilakukan

sebelum pemberian pakan. Sisa pakan hari sebelumnya harus segera dibersihkan,

apabila dibiarkan dalam feedbank maka akan terjadi pembusukan yang dapat

berdampak pada kesehatan ternak. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Abidin

(2002) bahwa jika kebersihan kandang tidak terjaga, maka akan timbul penyakit

Pneumonia.

Sisa pakan yang terkumpul di masukkan karung dan kemudian ditimbang.

Saat penimbangan setiap karung akan diberi tanda asal sisa pakan tersebut. Hasil

timbangan dicatat dan diberikan pada koordinator kandang agar mengetahui

berapa kilogram pakan yang dikonsumsi. Sisa pakan tersebut diberikan pada

ternak. Ternak sering diberi pakan sisa yaitu ternak pada kandang O di pen 6.

3.2 Kegiatan Insidental

3.2.1 Mengobati sapi yang sakit

Penyakit yang seering menyerang ternak di PT Kadila Lestari Jaya adalah

bloat (kembung), pink eye dan paru-paru. Sapi yang mengalami sakit biasanya di

Page 26: Revisi 1 Bu Suhartati

26

karantina dan dilakukan pengobatan dikandang jepit. Hal tersebut di maksudkan

agar sapi tidak dapat berontak saat diobati.

Sapi yang terserang kembung hanya di beri air hangat dan di beri minyak

kayu putih di bagian perutnya. Ternak yang menderita pink eye di beri obat

Limoxin 200-LA dicampur dengan aquades dengan perbandingan 3:1. Campuran

tersebut dimasukkan ke dalam suntikan, pemberian nya dengan cara di semprot

pada bagian mata. Sedangkan ternak yang menderita sakit paru-paru di tangani

langsung oleh dokter hewan. Ternak yang sakit ditempatkan pada kandang khusus

ternak sakit, kandang ternak sakit terdapat dikandang yang kosong. Jika ternak

tersebut bertambah parah dan sulit untuk disembuhkan maka ternak akan

dipotong. Ternak yang dipotong karena sakit biasanya akan dijual pada pedagang

yang sudah menjadi langganan, tapi penjualan ternak tersebut tentu sudah

dipertimbangkan oleh manager dan bertindak sebagai dokter hewan apakah

daging ternak tersebut masih aman untuk dikonsumsi atau tidak. Walaupun ternak

tersebut terjual tapi harga jualnya turun drastis dapat mencapai 30 – 40 persen.

3.2.2 Mengunjungi Rumah Pemotongan Hewan PT Kadila

PT Kadila Lestari Jaya memiliki Rumah Potong Hewan sendiri yang sudah

menjadi langganan perusahaan dalam pemasokan ternak siap potong. Rumah

pemotongan hewan tersebut diketuai oleh Bapak Dodo. Dalam sehari Rumah

pemotongan hewan milik PT Kadila dapat memotong ternak rata-rata 100 ekor

perhari. Tetapi saat ini mengalami penurunan menjadi 50 ekor perhari karena

pembatasan sapi impor. Pemotongan dimulai pukul 17.00 sampai selesai. Setiap

pemotongan dikenakan retribusi sebesar Rp 80.000,00. Sistem pemotongan ternak

dibagi menjadi 3, yaitu :

Page 27: Revisi 1 Bu Suhartati

27

1. Perlakuan Sebelum Pemotongan (antemortem)

1.1 Penimbangan ternak

Penimbangan ternak dilakukan pada ternak yang telah dipilih untuk di

potong dan untuk mengetahui perkiraan persentase karkas yang dihasilkan

sehingga dapat diperkirakan keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari

penjualan daging hasil pemotongan sapi tersebut. Berat karkas diperoleh dari

berat ternak yang telah dipotong dan telah dilakukan proses pengulitan, pemisahan

kepala dan kaki, pengeluaran organ dalam dan penyisitan lemak yang menempel

disekitar karkas. Sedangkan bobot hidup diperoleh dari bobot ternak sapi yang

ditimbang sebelum dilakukan pemotongan.

1.2. Pengistirahatan ternak

Sebelum pemotongan sapi yang telah dipilih selanjutnya dikumpulkan di

holding ground untuk diistirahatkan terlebih dahulu. Pengistirahatan sebelum

pemotongan sekurang-kurangnya selama 24 jam bertujuan unutk mengosongkan

isi perut dan menurunkan tingkat stress ternak serta mengurangi rigormortis

(tekanan) pada daging

1.3. Pemeriksaan antemortem

Pemeriksaan sebelum pemotongan bertujuan untuk mengetahui keadaan

ternak apakah cedera atau tidak. Soeparno (1998) menyatakan bahwa ternak yang

akan dipotong harus dalam keadaan sehat, tidak dalam keadaan lelah atau habis

dipekerjakan. Pemeriksaan yang dilakukan di rumah pemotongan hewan PT

Page 28: Revisi 1 Bu Suhartati

28

Kadila meliputi keadaan ternak ada luka atau tidak, cacat atau tidak dan diperiksa

kesehatannya . Pemerikasaan dimaksudkan untuk menentukan apakah hewan

tersebut layak untuk dipotong atau tidak.

1.4. Penjatuhan ternak

Penjatuhan ternak di rumah potong hewan PT Kadila dilakukan secara

modern yaitu dengan teknik pemingsanan. Sapi yang berada di cattle yard masuk

melalui jalur kecil menuju RPH, kemudian di stunning pada bagian dahi. Setelah

pingsan sapi di jatuhkan lalu di adakan pemotongan di bagian leher.

2. Perlakuan Saat Pemotongan (mortem)

Proses pemotongan di RPH PT Kadila dilakukan sesuai dengan syariat

Islam dan disesuaikan menurut ketentuan yang berlaku. Penyembelihan dilakukan

pada bagian leher dengan memotong vena jugularis, trachea, arteri carotis dan

oesophagus. Menurut Majelis Ulama Indonesia bahwa dengan terputusnya jalan

makanan dan jalan pernafasan maka hewan tersebut telah disembelih dengan cara

yang halal dan dagingnya pun halal untuk dikonsumsi.

Pengeluaran darah dapat dilakukan dengan cara menusuk jantung dari arah

leher. Tujuan dari penusukan jantung adalah untuk mempercepat dan

menyempurnakan pengeluaran darah begitu juga dengan kematian ternak.

Pengeluaran darah yang tidak sempurna dalam proses penyembelihan akan

menyebabkan lebih banyak residu darah yang tertinggal didalam karkas, sehingga

daging yang dihasilkan lebih gelap dan lemak daging dapat tercemar oleh darah

(Soeparno, 1998).

Metode yang digunakan dalam proses bleeding yaitu pisau masuk ke

dalam dada melalui tulang iga pertama sebelah kiri, dengan tulang punggung

Page 29: Revisi 1 Bu Suhartati

29

diatasnya dan tulang dada dibawahnya. Arteri carotis dipotong dari arah tulang

dada menuju tulang punggung dengan kemiringan 45 derajat (Soeparno, 1998).

Rumah pemotongan hewan PT Kadila tidak melakukan seperti itu proses

pengeluaran darah hanya dilakukan dengan cara menunggu hewan tersebut sampai

benar-benar mati. Permukaan tempat pemotongan dibuat lebih miring sehingga

kepala berada di permukaan bawah atau lebih rendah.

3. Perlakuan Setelah Pemotongan (postmortem)

Perlakuan setelah proses pemotongan di rumah pemotongan hewan PT

Kadila yaitu pengulitan, pengeluaran jeroan (eviscerasi), serta pemisahan antara

karkas dan non karkas. Setelah penyembelihan dan ternak benar-benar mati, maka

dilakukan proses penyiapan karkas. Penyiapan karkas meliputi pemisahan kepala,

pengulitan kepala, pemisahan ke empat kaki dan pengulitan tubuh (Soeparno,

1992)

Pemisahan kepala dilakukan dengan cara memotong persendian tulang

atlas yang terletak antara tulang leher dengan tengkorak. Sedangkan pemisahan

kaki dilakukan pada tulang canon, yaitu pada metatarsus dan metacarpus. Menurut

Soeparno (1998) kepala dan kaki termasuk dalam komponen non karkas eksternal.

3.1. Pengulitan

Pengulitan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu pengulitan dilantai,

pengulitan digantung dan pengulitan yang menggunakan mesin (Soeparno, 1998).

Pengulitan yang dilakukan di rumah pemtongan hewan PT Kadila adalah

pengulitan dengan digantung. Prosesnya yaitu kaki belakang ditusuk oleh besi

kemudian besi tersebut di tarik ke atas menggunakan katrol sehingga terangkat

Page 30: Revisi 1 Bu Suhartati

30

dan menggantung. Proses pengulitan dimulai dari bagian perut kemudian

penyobekan kulit bagian perut dan diteruskan hingga bagian leher. Selanjutnya

diteruskan dengan penyisitan menuju bagian punggung hingga seluruh kulit

terlepas dari bagian daging.

3.2. Pengeluaran Jeroan (Eviscerasi)

Pengeluaran jeroan dilakukan cara membelah rongga dada dan tulang

rusuk pada satu sisi menggunakan pisau dan kapak, sehingga semua isi perut dan

organ dalam seperti usus, rumen, hati, limpa, paru-paru dan jantung dapat

dikeluarkan

3.3. Pemotongan karkas

Pemotongan karkas di RPH PT Kadila sama seperti RPH lainnya yaitu

karkas dipotong menjadi empat bagian, 2 bagian kaki depan dan 2 bagian kaki

belakang. Setelah dilakukan pemotongan , karkas ditimbang kemudian disimpan

diruang pelayuan sampai diangkut oleh pembelinya. Apabila akan dikirim ke

tempat yang jauh maka potongan karkas akan disimpan pada tempat atau ruang

pendinginan. Pratiwi (1997) melaporkan bahwa bobot setengah karkas dingin

sebagai indikator tunggal tidak berpengaruh nyata terhadap persentase daging sapi

Brahman Cross yang dipotong pada kisaran 350-550 kg.

Pengaruh bobot karkas menjadi nyata apabila dikombinasikan dengan lemak

subkutan dalam memprediksi persentase daging dengan tingkat akurasi yang

relatif tinggi. Persantase karkas sapi Brahman Cross di PT Kadila kriteria Bull

paling mahal harganya karena mengandung lemak sedikit dan persentase

karkasnya ± 51-56 %. Sedangkan persentase steer ± 48-52 % dan persentase

heifer ± 46-50%. Perbandingan komposisi karkas antara bangsa tipe besar dan tipe

Page 31: Revisi 1 Bu Suhartati

31

kecil didasarkan pada bobot yang sama, maka bangsa tipe besar akan lebih besar

perdagingannya dan lebih banyak mengandung protein, proporsi tulangnya lebih

tinggi dan proporsi lemak lebih rendah daripada sapi tipe kecil (Williams, 1982 ;

Black, 1983). Perbedaan ini disebabkan karena pada bobot yang sama, ternak tipe

besar secara fisiologis adalah lebih muda. Sapi Eropa tipe kecil seperti Angus,

Hereford dan Shorthorn mengandung lebih banyak lemak pada saat penggemukan

daripada tipe besar seperti Charolais (Williams, 1982). Sebelumnya Arthaud et al.

(1969) dari penelitiannya menjelaskan bahwa karkas dan daging, sapi Brahman

Cross jantan lebih berat dibandingkan dengan sapi kebiri pada bangsa yang sama.

3.4. Pemeriksaan postmortem

Pemeriksaan postmortem dilakukan untuk melindungi konsumen dari

penyakit yang dapat ditimbulkan karena mengkonsumsi daging yang tidak sehat.

Pemeriksaan postmortem tidak dilakukan di RPH PT Kadila karena sebelum

dilakukan pemotongan hewan sudah diperiksa dan dinyatakan sehat untuk

disembelih. Jika terdapat sapi sakit yang dipotong karena terpaksa maka akan

dilakukan pemeriksaan apabila terdapat bagian daging yang tidak layak konsumsi.

Bagian tersebut akan pisahkan dari bagian yang layak konsumsi. Pemeriksaan

post mortem dilakukan setelah semua proses tersebut di atas usai. Menurut

Soeparno (1992), maksud dari pemeriksaan daging adalah (1) melindungi

konsumen dari penyakit yang dapat ditimbulkan dari memakan daging yang tidak

sehat, (2) melindungi konsumen dari pemalsuan daging dan (3) mencegah

penyakit di antara ternak.

Page 32: Revisi 1 Bu Suhartati

32

3.2.3 Pengolahan Limbah Dan Pembuatan Pupuk Kompos

Limbah peternakan adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha

pemeliharaan ternak dan aktivitas didalamnya. Limbah ternak adalah bahan yang

tercerna oleh proses metabolisme hewan dan dikeluarkan sebagai feses dan urine.

Pupuk kompos dapat terbuat dari kotoran ternak seperti sapi, daun-daunan atau

kombinasi keduannya.

Dalam penanganan limbah, PT Kadila Lestari melakukan pembuatan

pupuk dan sebagian limbah yang ada dimanfaatkan oleh petani disekitar

perusahaan untuk digunakan sebagai pengganti pupuk buatan. Limbah atau

kotoran sapi umumnya digunakan untuk memupuk tanaman palawija seperti

jagung, cabai, tomat. Dalam pengambilan limbah petani bebas mengambil limbah

dan sudah mendapat ijin dari manager untuk mengambil limbah tersebut. Para

petani lebih suka mengambil limbah atau kotoran sapi yang sudah kering.

Alasannya karena lebih mudah dalam membawa dan langsung dapat digunakan

untuk memupuk tanaman. Selain itu, limbah juga dijual langsung dengan harga

Rp 60,- /kg ( minimal satu truk yaitu 5-6 ton ). Jika di jual dalam bentuk kompos

dengan harga 360,-/kg.

Proses Pembuatan Pupuk Kompos

Pengomposan adalah proses dekomposisi biologis yang mengubah bahan

organik menjadi produk seperti humus yang stabil di bawah kondisi yang

terkendali (Markel, 1981). Kompos merupakan istilah untuk pupuk organik

buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa buangan, makhluk hidup

(tanaman maupun hewan dimana prosesnya berjalan secara aerobik dan anerobik

yang saling menunjang pada kondisi lingkungan tertentu (Yuwono. 2005)

Page 33: Revisi 1 Bu Suhartati

33

Tahapan pembuatan pupuk di PT Kadila Lestari Jaya, yaitu :

Setiap hari sapi-sapi yang ada dalam tiap-tiap pen dibiarkan membuang

limbahnya dalam pen tersebut, baik limbah padat (feses) maupun limbah cair

(urin). Selama satu periode penggemukan tanpa ada upaya untuk memindahkan

limbah tersebut setiap harinya. Hal ini akan lebih mudah dalam penanganan dan

lebih efisien waktu, biaya, dan tenaga kerja bila dilakukan proses pengumpulan

limbah ternak dalam satu waktu tertentu, tepatnya 15-24 hari.

Saat proses pembongkaran berlangsung, sapi-sapi yang ada dalam pen

tersebut dipindahkan ke pen yang kosong atau ke cattle yard. Setelah sapi-sapi

keluar pen, bulldozer masuk ke dalam pen untuk mengumpulkan kotoran sapi dan

menaikkannya ke dalam truk pengangkut. Setiap pen memerlukan rata-rata 6-8

truk untuk mengangkut kotoran.

Untuk pengolahan limbah cair, dilakukan cara yang sedikit berbeda dari

pengolahan limbah padat. Pengolahan limbah cair dilakukan dengan mengalirkan

limbah ke tempat penampungan sementara yang ada di dekat komplek kandang

sampai beberapa waktu. Tempat penampungan ini berupa kolam luas dengan

dilengkapi saluran air dan pipa-pipa untuk mengalirkan limbah cair perusahaan

dari komplek kandang. Selain limbah cair, beberapa truk pengangkut limbah padat

ada yang menurunkan limbahnya ke dalam kolam. Tujuannya untuk menambah

jumlah komponen pupuk cair agar didapat kemampuan menyuburkan tanah lebih

baik lagi. Kemudian setelah pupuk cair tersebut siap (sudah matang), barulah

disalurkan ke lahan-lahan perkebunan yang membutuhkan.

Page 34: Revisi 1 Bu Suhartati

34

3.3 Kegiatan Penunjang

3.3.1 Penimbangan ternak

Penimbangan di PT Kadila Lestari Jaya biasanya dilakukan pada saat sapi-

sapi tersebut baru datang dari Lampung atau saat akan di jual atau saat ada yang

membeli. Alat yang digunakan adalah indikator timbangan yang bermerk

Ruddweight 500.

3.3.2 Wawancara dan Pengambilan Gambar

Kegiatan wawancara dalam praktik kerja, hampir dilakukan setiap hari.

Wawancara dilakukan baik pada waktu jam istirahat maupun pada jam kerja.

Wawancara dilakukan dengan manager dan karyawan. Hasil dari wawancara

dijadikan bahan untuk menyusun laporan maupun sebagai tambahan pengetahuan

mahasiswa praktik kerja. Selain wawancara, dilakukan juga pengambilan gambar

yang menunjang dalam pembuatan laporan praktik kerja.

3.4. Analisis Ekonomi

Penerimaan PT Kadila Lestari Jaya di dapat hanya dari penjualan sapi.

Sistem pembayaran dilakukan secara tunai dengan penjualan berdasarkan bobot

hidup ternak. Hasil analisis ekonomi usaha sapi potong PT. Kadila Lestari Jaya

dihitung per bulan diperoleh penerimaan sebesar Rp 2.520.000.000,00 dengan

biaya tetap sebesar Rp 156.295.833,30 dan biaya variabel sebesar Rp

1.203.629.500,00. Berdasarkan penerimaan, biaya tetap dan biaya variabel

diperoleh keuntungan sebesar Rp1.160.074.666,70 .

Page 35: Revisi 1 Bu Suhartati

35

3.4.1. Analisis Break Even Point (BEP)

Break Even point adalah suatu titik yang menunjukkan keadaan total

penerimaan sama dengan total biaya yang ada pada perusahaan yang bersangkut

atau merupakan titik dimana tidak menderita kerugian dan tidak memperoleh

keuntungan (Ahyari, 1986).

Perhitungan break event point PT Kadila Lestari Jaya menggunakan rumus

aljabar menurut Swasta dan Sukotjo (1995) yaitu perhitungan break even point

dalam rupiah dan satuan dengan rumus

BEP dalam rupiah = Biaya tetap : ( 1- (Biaya variable : Penerimaan)

Hasil analisis menunjukan bahwa titik break even point dalam rupiah

adalah Rp 299.417.305,20.

Analisis Efisiensi Ekonomi

Efisiensi menurut ekonomi tergantung pada harga-harga faktor produksi

dan efisiensi teknologi. Efisiensi ekonomi (Return/Cost ratio) adalah

perbandingan antara output dengan input. Semakin tinggi penerimaan semakin

tinggi pula pendapatan yang diperoleh dan semakin efisiensi (Soekartawi, 1993).

R / C Ratio

Hasil analisis

R/C ratio > 1, maka penggunaan biaya efisiensi makin besar perolehan, makin

besar tingkat efisiensinya.

R/C ratio = 1, maka penggunaan biaya tidak efisien (belum memperoleh

pendapatan)

Page 36: Revisi 1 Bu Suhartati

36

R/C ratio <1, maka penggunaan biaya tidak efisiensi (belum memperoleh

pendapatan)

Perhitungan usaha dilakukan dengan menggunakan metode Return Cost

Ratio dan didapat hasil efisiensi usaha sebasar 1,8, artinya bahwa pengeluaran

sebesar satu rupiah akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 1,8 (Lampiran).

3.4.2. Rentabilitas

Usaha peternakan memiliki beberapa analisis antara lain yaitu rentabilitas.

Rentabilitas adalah perbandingan antara laba dengan modal yang menghasilkan

laba tersebut. Rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 1999).

Persentase hasil rentabilitas yang diperoleh lebih besar dibandingkan

dengan bunga simpanan yang berlaku umum di Bank maka kegiatan usaha

efisien. Sedangkan bila hasil rentabilitas yang diperoleh lebih rendah

dibandingkan dengan bunga simpanan yang berlaku di Bank maka kegiatan usaha

kurang efisien. Semakin besar perolehan rentabilitas maka semakin besar pula

tingkat efesiensinya (Suyudi, 1996).

Dari perhitungan yang diperoleh, laba yang didapat sebesar Rp

1.160.074.666,70 dan modal awal yang dipergunakan sebesar Rp 36.379.000.000.

Sehingga nilai rentabilitas yang didapat yaitu laba dibagi modal dikalikan 100

persen yaitu sebesar 3,18 persen.

Page 37: Revisi 1 Bu Suhartati

37

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. PT. Kadila Lestari Jaya telah berhasil bergerak di bidang penggemukan

sapi Brahman Cross.

2. Pemberian pakan konsentrat sudah cukup baik karena telah diperhitungkan

kandungan nutrien dalam setiap bahan pakan.

3. Penanganan kesehatan ternak di PT. Kadila Lestari Jaya sudah cukup baik

karena adanya dokter hewan dan kandang karantina.

4. Tenaga kerja (caretaker) di bagian pakan masih kurang

5. Keuntungan PT. Kadila Lestari Jaya per bulan sebesar Rp

1.160.074.666,7. Break event point (BEP) dalam rupiah diperoleh Rp

299.417.305,2 . Usaha yang dijalankan termasuk efisien dengan nilai R/C

Ratio sebesar 1,8. Rentabilitas sebesar 3,18 persen sehingga dapat

disimpulkan bahwa rentabilitas di PT. Kadila Lestari Jaya termasuk dalam

kategori efisien.

4.2 Saran

1. Perlu penambahan tenaga kerja di bagian pakan

Page 38: Revisi 1 Bu Suhartati

38

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2002. Penggemukan Sapi Potong. Cetakan 1. Agro media Pustaka. Jakarta.

Ahyari, A. 1986. Analisis Pulang Pokok Edisi I. BPFE. Yogyakarta.

Anggorodi, 1984. Ilmu Makanan Ternak. PT. Gramedia. Jakarta.

Kaharudin. 2010. Petunjuk Praktis Perkandangan Sapi. Balai pengkajian teknologi pertanian NTB. NTB

Merkel, J.A. 1981. Managing Livestock Waste. Avi Publishing Company, Inc. Connecticut

Riyanto, B. 1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogyakarta.

Santosa, U. 1995. Tata Laksana Pemeliharaan Sapi. Cetakan Pertama. Penebar Swadaya : Jakarta

Santosa, U. 2000. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Cetakan Ke-2. Penebar Swadaya. Jakarta.

Siregar, S.B. 2000. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya . Jakarta.

Siregar, S.B. 2007. Penggemukan sapi cetakan II. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soeparno. 1992. Ilmu Dan Teknologi Daging. Cetakan Ke-1. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Soeparno. 1998. Ilmu Dan Tehnologi Daging. Penerbit Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Soekartawi, A. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasinya. Rajawali Press. Jakarta.

Sugeng, B.Y. 1996. Sapi Potong. Penebar Swadaya . Jakarta

Sugeng, B.Y. 2000. Sapi Potong. Cetakan Kedelapan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suyudi, M. 1996. Analisis Ekonomi Usaha Peternakan. Pradja Paramita. Jakarta.

Yuwono. 2005. Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta

Page 39: Revisi 1 Bu Suhartati

39

DAFTAR GAMBAR

1. Pemberian pakan

2. Pembuatan pakan dan konsentrat

3. Tempat pengolahan limbah

4. Tempat penampungan limbah

Page 40: Revisi 1 Bu Suhartati

40

5. Tempat penampungan konsentrat dan hijauan

6. Gudang hijauan dan chopper

7. Pakan ternak

Bungkil Kedele Tengkawang

Garam Onggok

Page 41: Revisi 1 Bu Suhartati

41

Ampas Biji Kopi Bungkil Sawit

Abu Jagung Ampas Kopi

Corn Seed Molases

Ampas Bir Hijauan

Page 42: Revisi 1 Bu Suhartati

42

Denah PT Kadila Lestari Jaya

Keterangan :

1. Kantor

2. Kandang K, L, M ( finisher )

3. Pupuk

4. DeLaval

5. Kandang N ( pedet )

6. Kandang O

7. Kandang P

8. Cattle Yard

R

K

L

M

N

office

CY

PUPUKCY

O

P

DeLaval

CY

1

2

3

4

5 6

7

8

9

10

Page 43: Revisi 1 Bu Suhartati

43

Lampiran 1. Susunan Jumlah Bahan Pakan Secara Manual

No. Bahan Pakan Jumlah (kg)

1 A.Jagung 30

2 B.Kapuk 45

3 B.Kelapa 84

4 B.Sawit 150

5 Tengkawang 98

6 Biji Jagung -

7 B.Kacang Tanah 97

8 Ekstrak Meal -

9 Corn Feed 165

10 D.Kopi 66

11 DDGS -

12 Garam 5

13 Gaplek 45

14 Kedelai 75

15 Onggok 263

16 Polard -

17 Premix 41

18 W.Rice/dedak 135

19 R.Seed Meal 120

20 Tetes 75

21 Urea 8

JUMLAH 1502

Page 44: Revisi 1 Bu Suhartati

44

Lampiran 2. Susunan jumlah bahan secara DeLaval

No. Bahan Pakan Jumlah (kg)

1 A.Jagung 90

2 B.Kapuk 120

3 B.Kelapa 230

4 B.Sawit 410

5 Tengkawang 260

6 Biji Jagung -

7 B.Kacang Tanah 250

8 Ekstrak Meal -

9 Corn Feed 440

10 D.Kopi 180

11 DDGS -

12 Garam 14

13 Gaplek 130

14 Kedelai 200

15 Onggok 710

16 Polard -

17 Premix 109

18 W.Rice/dedak 370

19 R.Seed Meal 320

20 Tetes 200

21 Urea 20

22 Daun jagung 2100

23 A.bir -

JUMLAH 6153

Sumber : PT Kadila Lestari Jaya (2012)

Page 45: Revisi 1 Bu Suhartati

45

Lampiran 3. Analisis Ekonomi

A. Penerimaan tunai

Penjualan sapi : 600 ekor x 450 kg x Rp 28.000,00

= Rp 7.560.000.000,00

Penjualan sapi per bulan = Rp 7.560.000.000,00: 3 = Rp 2.520.000.000,00

B. Biaya pengeluaran

1. Biaya tetap

UraianJumlah (unit)

DT (bulan)

NB (Rp) NS (Rp) Penyusutan

Kandang 150 9000 30.000.000.000 22.500.000.000 833.333,33Gudang 4 240 3.000.000.000 2.250.000.000 3.125.000Kantor 2 120 500.000.000 375.000.000 1.041.666,67Mesin mixer

4 240 400.000.000 40.000.000 1.500.000

Timbangan 4 240 4.000.000 3.000.000 4.166,67Timbangan mobil

1 240 400.000.000 300.000.000 416.666,67

Timbangan sapi

3 180 75.000.000 56.250.000 1.041.666,67

DeLaval 1 60 2.000.000.000 1.500.000.000 8.333.333,33jumlah 36.379.000.000 25.524.250.000 16.295.833,3

Penyusutan selama per bulan = Rp 16.295.833,33

Gaji tenaga kerja tetap

1. Manager 1 orang x Rp 5.000.000,00 = Rp 5.000.000,00

2. Wakil GM 1 orang x Rp 10.000.000,00 = Rp 10.000.000,00

3. GM 1 orang x 15.000.000,00 = Rp 15.000.000,00

4. Tenaga kerja kantor 2 orang x Rp 2.500.000,00 = Rp 5.000.000,00

5. Tenaga kerja 100 orang x Rp 1.050.000,00 = Rp 105.000.000,00

Jumlah total = Rp 140.000.000,00

+

Page 46: Revisi 1 Bu Suhartati

46

Total biaya tetap Rp16.295.833,33 + Rp 140.000.000,00 = Rp 156.295.833,3

1. Biaya variabel

a. Pakan

Konsentrat 11 kg/ekor x 30 hari x Rp 2.400/Kg = Rp 792.000,00

Hijauan 4 kg/ekor x 30 hari Rp 200/Kg = Rp 24.000,00

Ampas bir 1 kg/hari x 30 hari x Rp 450/kg = Rp 13.500,00

b. Tagihan listrik per bulan = Rp 2.000.000,00

c. Tagihan telepon per bulan = Rp 800.000,00

d. Pembelian sapi 600 x 300 kg x Rp 20.000,00

= Rp 3.600.000.000,00

Pembelian sapi per bulan Rp 3.600.000.000,00 : 3 = Rp 1.200.000.000,00

Total biaya variabel = Rp 1.203.629.500,00

Total biaya pengeluaran = biaya tetap + biaya variabel

= Rp 156.295.833,3 + Rp 1.203.629.500,00

= Rp 1.359.925.333,3

C. Pendapatan per bulan

Total penerimaan – total biaya = Rp 2.520.000.000,00 - Rp 1.359.925.333,3

= Rp 1.160.074.666,7

D. BEP

BEP dalam rupiah = Biaya tetap : ( 1- (Biaya variable : Penerimaan)

= Rp 156.295.833,3 : ( 1 – (Rp 1.203.629.500,00 : Rp 2.520.000.000,00)

= Rp 299.417.305,2

E.Rentabilitas

RE = (Keuntungan : Modal ) x 100% = (Rp 1.160.074.666,7 : Rp

36.379.000.000 ) x 100 % = 3,18 %

+

Page 47: Revisi 1 Bu Suhartati

47

F. R/C ratio

R/C = Penerimaan : Biaya total = Rp 2.520.000.000,00 : Rp 1.359.925.333,3

= 1,8

Sumber : PT Kadila Lestari Jaya (2012)