7/25/2019 Review Perencanaan Kota
1/25
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Kota
1.1 Sejarah dan Pengertian Kota
Kota sebagai tempat interelasi antar manusia dan manusia dengan
lingkungannya mengakibatkan terciptanya keteraturan pada penggunaan lahan.
Di dalamnya terjadi kegiatan ekonomi, pemerintahan, politik dan sosial yang
mendorong perkembangan di segala bidang seperti pembangunan fisik kota, yaitu
bangunan- bangunan yang mempunyai fungsi tertentu dan juga pembangunan
manusianya yang tinggal di kota maupun yang beraktifitas dengan keahlian
maupun kemakmuran.
Manifestasi perubahan-perubahan yang terjadi dari kegiatan-kegiatan
tersebut adalah kepada perubahan struktur fisik kota. Dan yang terpenting dalam
perubahan- perubahan tersebut adalah meningkatnya kebutuhan akan elemen
perkotaan yang menunjung kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat
adalah kebutuhan akan ruang.
Menurut Jayadinata (1!, kota adalah suatu "ilayah yang dicirikan oleh
adanya prasarana perkotaan seperti bangunan, rumah sakit, pendidikan, pasar,
industri dan lain sebagainya, beserta alun-alun yang luas dan jalanan beraspal
yang diisi oleh padatnya kendaraan bermotor. Dari segi fisik, suatu kota banyak
dipengaruhi oleh struktur-struktur buatan manusia (artificial!, misalnya pola
jalan, landmark, bangunan-bangunan permanen dan monumental, utilitas,
pertamanan dan lalu lintas (traffic!.
#mos $apoport dalam %ahnd (1! mendefinisikan kota dengan fungsinya
sebagai pusat dari berbagai aktifitas seperti pusat administratif pemerintahan,
pusat militer, keagamaan dan pusat aktifitas intelektual dalam satu kelembagaan.
Disinggung pula mengenai heterogenitas dan pembedaan yang bersifat hirarkis
pada masyarakatnya. &ependapat dengan itu, 'hristaller mengartikan kota dari
sudut pandang fungsi, yaitu sebagai penyelenggara dan penyedia jasa bagi
"ilayah kota itu sendiri maupun "ilayah sekitarnya, sehingga kota disebut
sebagai pusat pelayanan (Daldjoni, 1!.
)ada mulanya, kota merupakan konsentrasi rumah tangga di pinggir-pinggir
sungai yang diorganisasi mengelilingi penguasa atau biasanya pemimpin agama
1
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
2/25
atau pendeta gereja yang kemudian diteruskan oleh kelompok pendeta yang
menyelenggarakan pengendalian yang sistimatis dan kontinyu terhadap panen,
tenaga kerja dan lain-lain. Masih dapat juga ditelusuri bah"a kota modern di barat
pada abad pertengahan dan bahkan sebelum re*olusi industri umumnya masih
tergantung dari sistem pertanian yang notebene belum memakai alat mesin
disamping beberapa kota yang sekaligus memang menjadi pusat perdagangan
+asional dan nternasional. Keadaan tersebut menjadi sebab kota berkembang
sangat terbatas dan bila kota bertumbuh di luar batas kemampuan suplai hasil
pertanian (makanan! dari hinterland (daerah sekitarnya! maka kota tersebut
akan mengalami kesulitan makanan / dan untuk mempertahankan eksistensi
pertumbuhan tersebut sering diperlakukan penaklukan daerah sekeliling atau
daerah lain demi memperbesar suplai bahan makanan. Keadaan inilah yang sering
dilakukan oleh penguasa kota di $oma"i dan 0unani dahulu.
&etelah re*olusi industri, kota di barat berkembang dengan sangat pesat dan
merupakan asal-usul urbanisasi yang paling berarti. )enduduk kota bertambah
dengan drastis dan penduduk desa, terutama yang dekat kota berkurang. &ebelum
re*olusi industri, pertumbuhan dan perkembangan kota lambat dan bahkan
konstan. &etelah re*olusi industri pertambahan penduduk bagaikan meledak
hingga untuk pertama kalinya kota-kota di barat melebihi kemampuan kota yang
real, yaitu mulai dari penyediaan perumahan yang layak, sarana pendidikan,
lapangan kerja dan tempat rekreasi dan lain-lain
Dari peninjauan sejarah perkembangan dan pertumbuhan kota secara
spesifik diperoleh gambaran mengenai hal-hal yang menyangkut proses
perkembangan dan pertumbuhan kota, faktor-faktor penggerak perkembangan dan
pertumbuhan kota, dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dipakai didalam
usaha pengarahan dan penyusunan arah dan besarnya perkembangan dan
pertumbuhan kota. &tudi sejarah perkembangan dan pertumbuhan kota yang
spesifik ini jelas akan merupakan bagian yang penting didalam penentuan
kebijaksanaan dan pertimbangan didalam perencanaan untuk perkembangan kota
tersebut dimasa mendatang. Dari sejarah mengenai perkembangan dan
pertumbuhan kota dapat dianalisa apakah pola kecendrungan perkembangan dan
2
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
3/25
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
4/25
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
5/25
"ilayah perkotaan. )enambahan dan pengurangan aspek sosial, ekonomi dan
budaya dari "aktu ke "aktu menjadikan kota bersifat dinamis dalam artian
selalu berubah dari "aktu ke "aktu termasuk pola penggunaan lahannya (0unus,
4;;;!. )erkembangan kota dilihat dari penggunaan lahan yang membentuk
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
6/25
e. 9nsur-unsur umum seperti jaringan jalan, penyediaan air bersih dan
jaringan penerangan listrik yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.
4. 7aktor 7isik >ksternal, yang meliputi
a. 7ungsi primer dan sekunder kota yang tidak terlepas dan keterkaitan
dengan daerah lain, baik dipandang secara makro (nasional dan
internasional! maupun secara mikro (regional!. Keterkaitan ini
menimbulkan arus pergerakan yang tinggi memasuki kota secara
kontinyu.
b. 7ungsi kota yang sedemikian rupa merupakan daya tarik bagi "ilayah
sekitarnya untuk masuk ke kota tersebut (urbanisasi!, karena kota adalah
tempat terkonsentrasinya kegiatan.
c. &arana dan prasarana transportasi yang lancar, semakin baik sarana
transportasi ke kota maka semakin berkembang kota tersebut, baik
transportasi udara, laut dan darat. Menurut 'atanese dan &nyder (1!
bah"a keberadaan infrastruktur memberi dampak yang sangat besar bagi
kehidupan masyarakat, pola pertumbuhan dan prospek perkembangan
ekonomi suatu kota.
6. 7aktor &osial. #da dua faktor sosial yang berpengaruh dan menentukan
dalam perkembangan kota, yaitu
a. 7aktor Kependudukan, kesempatan kerja yang tersedia seiring dengan
perkembangan industrialisasi menyebabkan semakin meningkatnya
penduduk kota industri (?esley >. @hite, dalam 5ri Joko, 4;;4!.
b. Kualitas Kehidupan bermasyarakat, semakin padatnya penduduk kota
maka semakin menurunnya pola-pola kemasyarakatan karena lingkungan
kehidupan yang mengutamakan efisiensi ekonomis telah menimbulkan
berbagai segi degradasi sosial.
8. 7aktor >konomi. 7aktor ekonomi yang berpengaruh dan menentukan di
dalam pengembangan dan perkembangan kota dapat dikemukakan tiga hal pokok
()2. Desai/ #shish, 1A3 dalam 5ri Joko, 4;;4! yaitu
a. Kegiatan usaha, akan sangat menentukan kegiatan masyarakat umumnya.
5erbukanya kesempatan kegiatan usaha pada pusat-pusat atau kota-kota
6
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
7/25
yang baru akan menarik aliran penduduk ke arah tersebut ( 5ri Joko,
4;;4!.
b. )olitik >konomi, dengan kebijakan politik ekonomi yang tepat maka akan
terjadi pertumbuhan ekonomi meliputi kenaikan pendapatan per kapita,
masuknya in*estasi dan tumbuhnya kegiatan usaha.
c. 7aktor ?ahan, konsekuensi logis dari pembangunan kota adalah
meningkatnya kebutuhan akan lahan, dan terjadi proses ekstensifikasi ruang
yang merembet hingga daerah perdesaan. 7enomena kon*ersi lahan
pertanian menjadi lahan terbangun berdampak bagi perubahan sosial
ekonomi di "ilayah pertanian. )ara petani yang telah beralih profesi
berusaha mencari celah kegiatan usaha=pekerjaan yang senantiasa ada di
ka"asan perkotaan. #khirnya pertimbangan dalam pola penggunaan
lahan menjadi faktor penting dalam perencanaan pembangunan kota.
d. :arga ?ahan, menurut &tone dalam 5ri Joko (4;;4! bah"a kenaikan nilai
dan harga lahan umumnya merupakan suatu konsekuensi dari suatu
perubahan penggunaan dan pemanfaatan lahan yang dinilai dari segi
ekonomisnya.
1.4.6 Daya sentrifugal dan daya sentripetal perkembangan kota
Menurut 'olby, proses ekspansi serta perubahan struktur tata guna lahan
sebagian besar karena adanya daya sentrifugal (centrifugal force! dan daya
sentripetal (centripetal force! pada suatu kota (Daldjoni, 14!. Daya
sentrifugal adalah daya yang mendorong gerak keluar dari penduduk dan
berbagai usahanya. &edangkan daya sentripetal adalah gerak ke dalam dari
penduduk dan berbagai usahanya sehingga terjadi pemusatan (konsentrasi!
kegiatan manusia.
:al-hal yang mendorong adanya daya sentrifugal adalah sebagai berikut
1. Spatial Force, adanya gangguan yang berulang kali seperti kemacetan lalu
lintas, kurangnya ruang terbuka dan gangguan bunyi yang membuat penduduk
tidak nyaman tinggal di kota.
4. Site Force, sebagai akibat "ilayah yang tidak menguntungkan bagi industri
modern di kota lalu pindah ke "ilayah pinggiran yang belum padat
7
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
8/25
penduduknya, kelancaran lalu litas kendaraan dan kemudahan parkir mobil.
6. Force of Social Evaluation, dikarenakan harga tanah yang mahal, pajak yang
tinggi dan pertumbuhan penduduk.
8. Situational Force, adanya ketidakpuasan fungsi ruang perumahan dalam
kota yang pada umumnya sempit dan tidak sehat, sebaliknya rumah-rumah
yang dapat dibangun diluar kota dapat menjadi lebih luas, nyaman dan sehat.
3. Status and organization of occupance, karena fasilitas transportasi yang
tidak memuaskan menyebabkan kemacetan, keinginan menghuni "ilayah
luar kota yang terasa lebih alami.
&edangkan hal-hal yang mempengaruhi adanya daya sentripetal adalah
1. Site Attraction, adanya penarik terhadap site dekat dengan pusat kota atau dekat
dengan persimpangan jalan yang strategis bagi kegiatan industri.
4. Functional Convenience Maximum Accessibility, yaitu terdapat berbagai
kegiatan bisnis dengan kemudahan aksesibiltas.
6. Functional Magnetism, adanya berbagai fasilitas umum untuk olahraga,
hiburan dan seni budaya yang dapat dikunjungi pada "aktu senggang.
8. Functional Prestige, sebagai pusat kegiatan perdagangan=perbelanjaan,
orang akan merasa bangga bertempat tinggal dengan pusat-pusat tersebut.
1.3 Pengertian Tata Guna Lahan
Dari segi fisik geografi, lahan merupakan "adah bagi sebuah hunian yang
mempunyai kualitas fisik yang penting dalam penggunaannya. &edangkan
ditinjau dari segi ekonomi lahan adalah sumber daya alam yang mempunyai
peranan penting dalam suatu produksi (?ichfield dan Drabkin, 1B;!. Menurut
?indgen (1B3!, penggunaan lahan (land use! mempunyai arti sama dengan lahan
yaitu merupakan tempat tinggal, lahan usaha, lapangan olah raga, rumah sakit dan
areal pemakaman. &edangkan penutup lahan (land co*er! cenderung mengarah ke
*egetasional dan buatan manusia atas lahan untuk mencukupi kebutuhan manusia.
)enggunaan lahan adalah suatu akti*itas manusia pada lahan yang langsung
berhubungan dengan lokasi dan kondisi lahan (&oegino, 1B!. )enggunaan lahan
adalah suatu proses yang berkelanjutan dalam pemanfaatan lahan bagi maksud
pembangunan secara optimal dan efisien (&ugandhy, 1B!. Jayadinata
8
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
9/25
mengatakan bah"a penggunaan lahan adalah "ujud atau bentuk usaha kegiatan
pemanfaatan suatu bidang tanah pada satu "aktu.
Cuna lahan menurut >dy Darma"an (4;;6! adalah pengaturan penggunaan
lahan untuk menentukan pilihan terbaik dalam bentuk pengalokasian fungsi
tertentu, sehingga dapat memberikan gambaran secara keseluruhan bagaimana
daerah pada suatu ka"asan tersebut seharusnya berfungsi. )emanfaatan lahan di
kota selalu dihubungkan dengan penilaian yang bertumpu pada ekonomis atau
tidaknya jika sebidang tanah dimanfaatkan baik untuk rumah tinggal maupun
melakukan usaha di atas tanah tersebut.
1.6.1 Klasifikasi penggunaan lahan
Klasifikasi penggunaan lahan di kabupaten dan kota di ndonesia
dikembangkan berdasarkan Keppres +o. 64 tahun 1; tentang )engelolaan
Ka"asan ?indung dan )) +o. 8 tahun 1 tentang $encana 5ata $uang
@ilayah +asional. #tas dasar itu, penggunaan lahan di kabupaten dan kota dibagi
menjadi dua klasifikasi besar, yaitu ka"asan lindung dan ka"asan budidaya.
1.6.4 Klasifikasi pemanfaatan ruang
)emanfaatan ruang dalam zoning regulation ini mengacu pada sistem
kegiatan yang berkembang dalam sebuah penggunaan lahan. )emanfaatan ruang
adalah semua akti*itas dan atau fungsi yang mungkin terjadi pada hirarki terakhir
dari sebuah penggunaan lahan. )emanfaatan ini didapatkan dari sur*ei lapangan
terhadap semua penggunaan yang ada di kabupaten dan kota. 9ntuk
mempermudah klasifikasi, pemanfaatan ruang di kabupaten dan kota dibagi
menjadi beberapa kategori dan sejumlah sub kategori.
1.6.6 )ola tata guna lahan
)ola tata guna lahan adalah model susunan tata guna lahan dalam
konteks keruangan suatu kota dalam penggunaan media atau lahan untuk fungsi
kota. 5iap kota di negara maju maupun negara berkembang mempunyai pola tata
guna lahan atau pola keruangan kota yang tidak sama. )erbedaan pola keruangan
ini menurut 2intarto (1! disebabkan oleh luas daerah kota, unsur topografi,
faktor sosial, faktor budaya, faktor politik, dan faktor ekonomi. Dan pada garis
besarnya, pola keruangan kota dibagi menjadi 4 (dua!, yakni inti kota (core the
9
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
10/25
city! dan selaput kota (intergruments!.
2eberapa teori dalam pola tata guna lahan perkotaan antara lain
1. 5eori Jalur &epusat ('oncentric %one 5heory! yang dikemukakan oleh
>@. 2urgess. 5eori ini membagi lima
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
11/25
keseluruhan perkembangan dan perubahan pola tata guna lahan pada ka"asan
permukiman dan perkotaan berjalan dan berkembang secara dinamis dan natural
terhadap alam, dan dipengaruhi oleh
1. 7aktor manusia, yang terdiri dari kebutuhan manusia akan tempat tinggal,
potensi manusia, finansial, sosial budaya serta teknologi.
4. 7aktor fisik kota, meliputi pusat kegiatan sebagai pusat-pusat pertumbuhan
kota dan jaringan transportasi sebagai aksesibilitas kemudahan pencapaian.
6. 7aktor bentang alam yang berupa kemiringan lereng dan ketinggian lahan.
'atanese (1BA! mengatakan bah"a dalam perencanaan penggunaan lahan
sangat dipengaruhi oleh manusia, aktifitas dan lokasi, dimana hubungan ketiganya
sangat berkaitan, sehingga dapat dianggap sebagai siklus perubahan
penggunaan lahan.
&ebagai contoh dari keterkaitan tersebut yakni keunikan sifat lahan akan
mendorong pergeseran aktifitas penduduk perkotaan ke lahan yang terletak di
pinggiran kota yang mulai berkembang, tidak hanya sebagai barang produksi
tetapi juga sebagai in*estasi terutama pada lahan-lahan yang mempunyai prospek
akan menghasilkan keuntungan yang tinggi.
&elanjutnya menurut 2intarto (1B! dari hubungan yang dinamis ini timbul
suatu bentuk akti*itas yang menimbulkan perubahan. )erubahan yang terjadi
adalah perubahan struktur penggunaan lahan melalui proses perubahan
penggunaan lahan kota, meliputi
1. )erubahan perkembangan (de*elopment change!, yaitu perubahan yang
terjadi setempat dengan tidak perlu mengadakan perpindahan, mengingat
masih adanya ruang, fasilitas dan sumber-sumber setempat.
4. )erubahan lokasi (locational change!, yaitu perubahan yang terjadi pada
suatu tempat yang mengakibatkan gejala perpindahan suatu bentuk aktifitas
atau perpindahan sejumlah penduduk ke daerah lain karena daerah asal tidak
mampu mengatasi masalah yang timbul dengan sumber dan s"adaya yang ada
6. )erubahan tata laku (beha*ioral change!, yakni perubahan tata laku
penduduk dalam usaha menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi
dalam hal restrukturisasi pola aktifitas.
11
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
12/25
1.4 Perumahan dan Permukiman
)erumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan rumah beserta
prasarana dan sarana lingkungannya. )erumahan menitikberatkan pada fisik atau
benda mati, yaitu houses dan land settlement. &edangkan permukiman
memberikan kesan tentang pemukim atau kumpulan pemukim beserta sikap dan
perilakunya di dalam lingkungan, sehingga permukiman menitikberatkan pada
sesuatu yang bukan bersifat fisik atau benda mati yaitu manusia.
Dengan demikian perumahan dan permukiman merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan dan sangat erat hubungannya, pada hakekatnya saling
melengkapi. Kota sesuai dengan didefinisikan ialah konsentrasi penduduk yang
berpenghidupan non agraris. leh karena itu merupakan konsentrasi penduduk,
maka permukiman adalah merupakan kebutuhan yang sangat penting. Di
dalam setiap rencana kota dapat dilihat bah"a tata guna lahan yang
terbesar akan diperlukan untuk permukiman.
)ermukiman pada garis besarnya terdiri dari dari berbagai komponen.
)ertama, ialah lahan atau tanah yang diperuntukan untuk pemukiman itu dimana
kondisi tanah akan mempengaruhi harga dari satuan rumah yang dibangun di atas
lahan itu. 0ang kedua, prasarana pemukiman yaitu jalan lokal, saluran drainase,
saluran air kotor, saluran air bersih serta jaringan listrik dan telepon, yang
semuanya turut menentukan kualitas pemukiman yang dibangun. Dan komponen
yang ketiga, yaitu perumahan tempat tinggal yang dibangun. &uatu pemukiman,
akan menjadi ideal apabila telah memiliki komponen yang keempat, yaitu
fasilitas umum dan fasilitas sosial (kadang disebut fasilitas kota!, yaitu fasilitas
pendidikan, kesehatan, peribadatan, lapangan bermain dan lain-lain dalam
lingkungan pemukiman itu.
1.5 Permukiman Perkotaan
5idak semua ka"asan permukiman di perkotaan di ndonesia memenuhi
syarat seperti yang diuraikan di atas. 9ntuk kota-kota besar dan menengah yang
mempunyai sejarah sebagai tempat kekuasaan pemerintah kolonial, ada ka"asan-
ka"asan kota tertata rapi yang dulu diperuntukan bagi orang >ropa, seperti
ka"asan Menteng di Jakarta, Ka"asan )olonia di Medan. Ka"asan permukiman
12
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
13/25
orang-orang >ropa ini kemudian berpindah tangan menjadi ka"asan permukiman
orang-orang kaya ataupun pejabat pemerintah sehingga pemeliharaan kondisi
lingkungan ka"asan tersebut tetap terlaksana,sehingga tetap tetata dengan baik.
#da ka"asan-ka"asan kota sejak a"al didirikan, oleh pemerintah kolonial,
memang tidak tertata rapi yaitu diperuntukan bagi orang-orang pribumi. Ka"asan
ini sejak a"al mempunyai jalan-jalan yang sangat sempit, tata bangunan
yang tidak teratur dan prasarana lingkungan yang tidak baik. Kondisi ka"asan ini
makin diperburuk pula dengan adanya migrasi yang tinggi yang umumnya terdiri
dari masyarakat berpenghasilan rendah yang akan mencari tempat di kampung-
kampung kota, sehingga ka"asan yang tidak tertata ini akhirnya menjadi ka"asan
kumuh.
9rbanisasi yang tinggi juga menimbulkan ka"asan kumuh bukan saja pada
kampung pribumi pada
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
14/25
1.6 Kawasan ndustri
Ka"asan industri merupakan satuan areal yang secara fisik didominasi oleh
kegiatan industri, baik dalam bentuk kompleks industri, estate industri,
peruntukan lahan industri, lingkungan industri kecil maupun sentra industri
kecil yang secara fisik mempunyai batas tertentu. Dalam suatu ka"asan industri,
"alaupun secara fisik didominasi oleh kegiatan industri, namun masih
dimungkinkan tumbuhnya kegiata sosial ekonomi lain, sepanjang masih bersifat
sebagai unsur penunjang kelangsungan kegiatan industri, seperti perumahan
karya"an, balai latihan, dsb.
Menurut !ational "ndustrial #oning Commitee$s %SA (1A!, yang
dimaksud ka"asan ndustri atau sering juga disebut "ndustrial Estate adalah
sebuah ka"asan industri di atas tanah yang cukup luas, yang secara administrasi
dikelola oleh seorang atau sebuah lembaga, karena lokasinya, topografinya,
zoning-nya yang tepat, ketersediaan semua infrastrukturnya (utilitas!, dan
kemudahan aksesibilitas transportasi.
Definisi lain menurut "ndustrial &evelopment 'andbook dari %("- )he
%rban (and "nstitute, *ashington &C (13!, ka"asan industri adalah suatu
daerah atau ka"asan yang biasanya didominasi oleh industri. Ka"asan industri
biasanya mempunyai fasilitas kombinasi yang terdiri dari atas peralatan-peralatan
pabrik (industrial plants!, penelitian dan juga laboratorium untuk pengembangan,
bangunan perkantoran, bank dan prasarana lainnya sebagai fasilitas sosial yang
mencakup perkantoran, perumahan, sekolah, peribadatan, open space dan lainnya.
$umusan dalam Keppres +o. 81 5ahun 1A, ka"asan industri adalah
sebagai ka"asan pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan ka"asan
industri yang telah memiliki ijin usaha ka"asan industri, dan biasanya diisi
oleh industri manufaktur. &ecara implisit, pemerintah ndonesia mengkategorikan
industri manufaktur sebagai industri yang berorientasi ekspor untuk
mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas primer terutama minyak
dan gas bumi (Kuncoro, 4;;4!.
14
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
15/25
%ona industri adalah satuan geografis sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya kegiatan geografis, baik berupa industri dasar maupun industri
hilir, berorientasi kepada konsumen akhir dengan populasi tinggi sebagai
penggerak utama secara keseluruhan membentuk berbagai ka"asan yang terpadu
dan beraglomerasi dalam kegiatan ekonomi dan memiliki daya ikat spasial
(Dirdjoju"ono, 6-8, 4;;6!. Keunggulan daya saing "ilayah dalam pengembangan
ka"asan industri adalah ketersediaan lahan, sumber daya alam, modal, dan
infrastruktur yang disebut sebagai basic factor dan tenaga terampil serta kemajuan
teknologi yang disebut advantage factor (Djajadiningrat, 4;;8!.
5ujuan pembangunan ka"asan industri antara lain untuk mempercepat
ka"asan industri di daerah, memberikan kemudahan bagi kegiatan industri,
mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di ka"asan industri, meningkatkan
upaya pembangunan industri yang ber"a"asan lingkungan. #dapun tujuan
pengembangan ka"asan industri adalah mengatur tata ruang dan meminimalkan
kasus pencemaran (terutama bagi daerah yang iklim in*estasi industrinya tinggi!,
sebagai penciptaan iklim in*estasi bagi daerah-daerah yang terpencil dan
menciptakan profit.
1.A.1 Kriteria lokasi ka"asan industri
#dapun kriteria lokasi ka"asan industri harus diperhatikan, yaitu
1. Jarak ke pusat kota. )ertimbangan jarak ke pusat kota bagi lokasi industri
adalah dalam rangka memperoleh kemudahana fasilitas pelayanan, baik
prasarana dan sarana maupun dalam kaitannya dengan penyediaan bahan baku
yang diperlukan dan kepentingan pemasaran produk yang dihasilkan
4. Jarak ke daerah pemukiman. )ertimbangan jarak ke daerah pemukiman
bagi penentuan lokasi industri pada dasarnya adalah untuk kemudahan
memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan.
6. ?okasi industri akan ditempatkan tidak jauh dari jaringan jalan karena
pertimbangan pencapaian kemudahan transportasi (aksesbilitas! untuk
penyediaan bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran hasil produksi.
8. ?okasi industri harus memperhatikan jaraknya terhadap keberadaan
fasilitas pelayanan dan prasarana penunjangnya yang memberikan
15
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
16/25
kontribusi terhadap biaya produksi.
1.A.4 7aktor yang mempengaruhi penentuan lokasi industri
)engambilan keputusan berkenaan dengan penetapan lokasi industri oleh
suatu unit pengambil keputusan akan mempengaruhi efisiensi lokasi unit
pengambil keputusan lainnya, sehingga konfigurasi tata ruang selalu berubah.
2erkaitan dengan hal tersebut, menurut 2udiharsono (4;;1! ada faktor-faktor
yang menentukan pemilihan suatu lokasi untuk suatu kegiatan industri yang
dikelompokkan menjadi
1. "nput ?okal. "nput lokal adalah semua barang dan jasa yang ada pada
suatu lokasi dan sangat sukar atau tidak mungkin dipindahkan ke tempat lain.
'ontoh input lokal adalah lahan, iklim, kualitas udara, kualitas air, keadaan
lingkungan, pelayanan umum yang ada pada suatu lokasi, dan sebagainya.
&alah satu sifat umum dari input lokal adalah ketersediaannya bergantung pada
keadaan lokasi itu sendiri dan ketersediaannya tidak dipengaruhi oleh transfer
input dari lokasi lain.
4. )ermintaan ?okal. )ermintaan lokal atau output yang adalah permintaan yang
tidak dapat ditransfer dari suatu lokasi. 'ontohnya permintaan tenaga
kerja oleh pabrik lokal, permintaan pelayanan lokal seperti mesjid, bioskop,
dan sebagainya.
6. "nput yang Dapat Ditransfer. "nput yang dapat ditransfer adalah persediaan
input yang dapat dikirim atau diminta dari sumber-sumber di luar suatu lokasi,
yang sampai batas tertentu merupakan pencerminan biaya transportasi dari
sumber- sumber input ke lokasi tersebut.
8. )ermintaan dari ?uar. )ermintaan dari luar atau output yang dapat ditransfer
adalah permintaan bersih yang diperoleh dari penjualan output yang dapat
ditransfer ke pasar di luar lokasi, yang merupakan pencerminan dari biaya
transfer atau biaya transportasi dari lokasi tersebut ke pasar-pasar.
1.A.6 )erkembangan industri perkotaan
'henery dan &yrFuin dalam 5ambunan (4;;1! menemukan bah"a
transformasi struktur ekonomi akan berkembang sejalan dengan pendapatan per
kapita, perekonomian suatu negara akan bergeser dari yang semula mengandalkan
16
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
17/25
sektor pertanian (atau sektor pertambangan! menuju ke sektor industri. :asil
penelitian Mudrajad Kuncoro (4;;4! tentang ndustri 2esar dan Menengah (2M!
di ndonesia menghasilkan ciri-ciri suatu daerah disebut sebagai kabupaten=kota
industri. 'iri utama daerah industri adalah daerah yang memiliki tingkat
kepadatan industri yang tinggi atau sangat tinggi baik dalam jumlah pekerja
maupun nilai tambah. Kriteria kabupaten=kota yang memiliki daerah kepadatan
industri tinggi dan sangat tinggi adalah
1. 5inggi apabila memiliki jumlah tenaga kerja antara 43.;;; sampai 143.;;;
orang, atau sangat tinggi bila jumlah pekerjanya lebih dari 143.;;; orang.
4. 5inggi apabila menghasilkan nilai tambah antara $p. 83; milyar hingga $p. 4
triliun, atau sangat tinggi apabila menghasilkan nilai tambah lebih dari $p. 4
triliun.
1.A.8 )engaruh industri terhadap perubahan fisik kota.
5ransformasi struktur ekonomi dari pertanian ke industri merupakan
perubahan karakter perdesaan ke perkotaan sehingga akan memba"a
efek ganda pada perubahan-perubahan lainnya (multiplier efect!. :al ini akan
menuntut pula adanya transformasi alokasi sumber daya lahan dari pertanian ke
non-pertanian. )roses alih fungsi ini melibatkan reorganisasi struktur fisik kota
secara internal maupun ekspansinya ke arah luar ()ierce dalam Kusti"an, 1!.
ndustri memiliki pengaruh yang menimbulkan akibat fisik di dalam
masyarakat. #kibat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya industry
bisa dalam berbagai bentuk yang berbeda. 2ila suatu kota sangat tergantung
hanya kepada satu jenis industri atau perusahaan, perkembangan industri atau
perusahan tersebut akan menentukan apakah kota tersebut akan berkembang atau
hancur.
Kehadiran industri-industri baru dalam suatu "ilayah akan berpengaruh
besar terhadap jumlah tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja ini belum tentu
terpenuhi dari penduduk "ilayah tersebut, sehingga harus mendatangkan dari luar
daerah. @ilayah tersebut akan berkembang menjadi kota-kota yang besar dan
padat penduduknya. Kota tersebut berkembang menjadi tempat tinggal tenaga
kerja yang jumlahnya cukup besar. &udah menjadi konsekuensi logis, lahan tak
17
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
18/25
terbangun akan berubah menjadi tempat-tempat permukiman.
#kibat lain dari tumbuhnya industri yang dianggap buruk adalah timbulnya
polusi yang sering menimbulkan berbagai pendekatan penanganan baik dalam
kalangan masyarakat, maupun dalam kalangan industri sendiri. Di samping itu,
bertambahnya penduduk memba"a mobilitas yang semakin tinggi yang
menimbulkan keru"etan lalu lintas dan tata kota, harga tanah yang melonjak
dan biaya hidup yang terus meningkat.
2. Teori Lokasi
Mengetahui karakteristik jenis kegiatan merupakan hal yang sangat
penting dalam menentukan suatu lokasi kegiatan. Menentukan lokasi sangat
terkait dengan daerah pelayanan yang menjadi target pelayanan. Dari sini akan
terlihat bah"a pelayanan umum yang lebih bersifat pelayanan publik akan
berbeda dengan kegiatan ekonomi yang lebih berorientasi ekonomi. Menurut
Daldjoeni dalam (Miarsih, 4;;! terdapat tiga konsep mengenai lokasi kegiatan
1. Jangkauan (range!, maksudnya seberapa jauh jarak yang mampu ditempuh
untuk membeli barang dan jasa pada tingkat harga tertentu.
4. 2atas ambang penduduk (treshold!, biasanya jumlah penduduk minimal yang
dibutuhkan=membutuhkan suatu fasilitas tertentu.
6. 5empat pusat (central place!, yaitu suatu pusat yang melayani perkotaan dan
perdesaan serta "ilayah yang lebih besar lagi daripada "ilayahnya sendiri
dengan masing-masing tempat pusat tersebut mena"arkan batas ambang
populasi dan jangkauan fungsi untuk "ilayah komplemen yang dilayani.
)ertimbangan-pertimbangan tersebut di atas perilaku lokasi dari kegiatan
pada umumnya adalah memaksimalkan akses pada komunitas masyarakat
($usthon dalam Miarsih, 4;;!.
5eori lokasi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang
(spatial order! kegiatan ekonomi. #tau dapat juga diartikan sebagai ilmu tentang
alokasi secara geografis dari sumber daya yang langka, serta hubungannya atau
pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain (activity!.
&ecara umum, pemilihan lokasi oleh suatu unit akti*itas ditentukan oleh beberapa
18
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
19/25
faktor seperti bahan baku lokal (local input!/ permintaan lokal (local demand!/
bahan baku yang dapat dipindahkan (transferred input!/ dan permintaan luar
(outside demand! (:oo*er dan Ciarratani dalam Miarsih, 4;;!
&elain teori yang dikemukakan di atas, terdapat teori lokasi yang perlu
untuk diketahui yaitu Central Place )heory+ 5eori ini dikembangkan oleh
'hristaller yang disempurnakan oleh #ugust ?osch. Kesimpulan yang dapat
diambil dari teori ini adalah bah"a cara yang baik untuk menyediakan pelayanan
berdasarkan aspek keruangan kepada penduduk adalah dengan menempatkan
lokasi kegiatan yang melayani kebutuhan penduduk pada tempat yang sentral. :al
tersebut merupakan landasan utama bagi setiap alokasi lokasi fasilitas pelayanan
(Djojodipuro dalam Miarsih, 4;;!.
5empat lokasi yang sentral yang dimaksudkan dalam hal ini adalah tempat
yang memungkinkan pertisipasi masyarakat secara maksimum, baik bagi mereka
yang terlibat dalam akti*itas pelayanan, maupun yang menjadi konsumen dari
barang-barang atau jasa pelayanan yang dihasilkan. 5empat seperti itu, oleh
'hristaller dan ?osch, diasumsikan sebagai titik simpul-simpul dari suatu bentuk
yang heksagonal. 5empat-tempat tersebut memiliki ka"asan pengaruh terhadap
daerah di sekitarnya. 2eberapa contoh teori lokasi sebagai berikut
2.1 Teori tem!at Sentra" #Central Place Theory$
5eori tempat sentral menjelaskan pola geografis dan struktur herarkis
pusat- pusat kota atau "ilayah-"ilayah nodal, tetapi tidak menjelaskan
bagaimana pola georafis tersebut terjadi secara gradual dan bagaimana pola
tersebut mengalami perubahan-perubahan pada masa depan, atau dapat dikatakan
tidak menjelaskan gejala-gejala (fenomena! pembangunan. Dengan demikian
teori tersebut dapat dikatakan bersifat statis. #gar teori tempat sentral mampu
menjelaskan gejala-gejala dinamis, maka perlu ditunjang oleh teori-teori
pertumbuhan "ilayah. &alah satu diantaranya adalah teori )errouG (kutub
pertumbuhan! yang membahas perubahan-perubahan struktural pada tata ruang
geografis. #tau dapat dikatakan teori tempat sentral merupakan dasar dari teori
kutub pertumbuhan.
5eori tempat sentral sebagian brsifat positif karena berusaha menjelaskan
19
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
20/25
pola aktual arus pelayanan jasa, dan sebagian lagi bersifat normatif karena
berusaha menentukan pola optimal distribusi tempat-tempat sentral. 5eori tempat
sentral mempunyai kontribusi pada pemahaman interrelasi spasial dan kota-kota
sebagai sistem di dalam sistem perkotaan.
5eori tempat sentral tidak memberikan pejelasan secara lengkap mengenai
pertumbuhan kota karena teori tersebut diformulasikan berdasarkan
pembangunan daerah pertanian yang tersusun secara herarkis dan berpenduduk
merata. Dengan tumbuhnya kota-kota maka muncullah jasa-jasa yang tidak
berkanaan dengan pasar "ilayah belakang. &ebagai contoh kehidupan kota
metropolitan dapat mencipakan kebutuhan-kebutuhan sendiri (internal!, misalnya
peningkatan penyediaan fasilitas penyediaan air minum, listrik, angkutan umum,
demikian pula kebutuhan fasilitas parkir. )ersoalan-persoalan yang dihadapai
dalam pertumbuhan kota ternyata tidak sesederhana seperti persoalan pemasaran
barang-barangdan jasa-jasa yang dihasilkan oleh tempat sentral. #nalisis tempat
sentral menekankan pada peranan sektor perdagangan dan kegiatan-kegiatan jasa
daripada kegiatan-kegiatan manufaktur. Kegiatan manufaktur dianggap sebagai
kegiatan produktif non tempat sentral. :al ini tidak sesuai dengan kenyataan.
2anyak kota-kota besar dan kota-kota lainnya sering kali mengalami perluasan
dalam hal lokasi manufaktur karena kota-kota yang bersangkutan merupakan
pasar tenaga kerja yang luas dan pada umumnya memberikan keuntungan-
keuntungan aglomerasi, dimana perusahaan-perusahaan manufaktur lebih banyak
melayani pasar nasional daripada pasar-pasar regional. Model tempat sentral
ternyata tidak berhasil menjelaskan timbulnya kecendrungan yang kuat dalam
masyarakat mengenai pengelompokkan perusahaan karena pertimbangan
keuntungan - keuntungan aglomerasi dan ketergantungan.
2.2 Teori Lokasi dan %g"omerasi
5eori ?okasi memberikan kerangka analisa yang baik dan
sistematis mengenai pemilihan lokasi kegiatan ekonomi dan sosial, serta analisa
interaksi antar "ilayah. 5eori ?okasi menjadi penting dalam analisa ekonomi
karena pemilihan lokasi yang baik akan dapat memberikan penghematan
yang sangat besar untuk ongkos angkut sehingga mendorong terjadinya
20
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
21/25
efisiensi baik dalam bidang produksi maupun pemasaran. &edangkan interaksi
antar "ilayah akan dapat pula mempengaruhi perkembangan bisnis yang
pada gilirannya akan dapat pula mendorong pertumbuhan ekonomi "ilayah
(&jafri
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
22/25
pabrik tekstil. Kasus disuatu "ilayah yang belum berkembang, dimana terdapat
kelayakan untuk mendirikan pabrik-pabrik modern ukuran kecil yang tidak
membutuhkan in*estasi modal yang eksesif dan dapat beroperasi tanpa dilayani
oleh tenaga kerja yang memiliki keterampilan yang tinggi dan spesialistis.
2erkelompok dan terkonsentrasinya pabrik-pabrik sejenis pada suatu daerah
geografis tertentu, misalnya di daerah-daerah perkotaan, akan menciptakan
penghematan lokalisasi dan akan meningkatkan pertumbuhan kota-kota tersebut.
6. )enghematan urbanisasi (urbanization economies!. )enghematan
urbanisasi diasosiasikan dengan pertambahan jumlah total (penduduk, hasil
industri, pendapatan, dan kemakmuran! di suatu lokasi untuk semua kegiatan
yang dilakukan bersama-sama. )enghematan ini terkait pada kegiatan-
kegiatan industri-industri dan sektor-sektor secara agregatif Keuntungan
aglomerasi baru dapat muncul bilamana terdapat keterkaitan yang erat antara
kegiatan ekonomi yang ada pada konsentrasi tersebut baik dalam bentuk
keterkaitan dengan input (,ack-ard (inkages! atau keterkaitan output .For-ard
(inkages!. Dengan adanya keterkaitan ini akan menimbulkan berbagai bentuk
keuntungan eksternal bagi para pengusaha, baik dalam bentuk penghematan
biaya produksi, ongkos angkut bahan baku, dan hasil produksi serta penghematan
biaya penggunaan fasilitas karena beban dapat ditanggung bersama.
)enghematan tersebut selanjutnya akan dapat menurunkan biaya yang harus
dikeluarkan oleh para pengusaha sehingga daya saingnya menjadi semakin
meningkat. )enurunan biaya inilah yang selanjutnya mendorong terjadinya
peningkatan efisiensi dan pertumbuhan ekonomi yang berada dalam ka"asan
pusat pertumbuhan tersebut.
2.3 Teori Kutub Pertumbuhan #Growth Pole Theory$
&ebagaimana diketahui bah"a potensi dan kemampuan masing-
masing "ilayah berbeda-beda satu sama lainnya, demikian pula masalah pokok
yang dihadapinya tidak sama. &ehingga usaha-usaha pembangunan sektoral
yang akan dilaksanakan harus disinkronisasikan dengan usaha-usaha
pembangunan regional. :irschman mengatakan bah"a untuk mencapai tingkat
pendapatan yang lebih tinggi, terdapat keharusan untuk membangun sebuah atau
22
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
23/25
beberapa buah pusat kekuatan ekonomi dalam "ilayah suatu negara, atau yang
disebut sebagai pusat-pusat pertumbuhan .gro-th point atau gro-th pole/.
5erdapat elemen yang sangat menentukan dalam konsep kutub pertumbuhan,
yaitu pengaruh yang tidak dapat dielakkan dari suatu unit ekonomi terhadap
unit-unit ekonomi lainnya. )engaruh tersebut semata adalah dominasi ekonomi
yang terlepas dari pengaruh tata ruang geografis dan dimensi ekonomi yang
terlepas dari pengaruh tata ruang geografis dan dimensi tata ruang .geographic
space and space dimension+ )roses pertumbuhan adalah konsisten dengan teori
tata ruang ekonomi .economic space theory/, dimana industri pendorong
.propulsive industries atau industries motrice/ dianggap sebagai titik a"al dan
merupakan elemen esensial untuk pembangunan selanjutnya. +ampaknya
)errouG lebih menekankan pada aspek pemusatan pertumbuhan (#disasmita,
4;;3!. :irschman berdalil bah"a pertumbuhan a"alnya terbatas pada "ilayah-
"ilayah yang disukai, meskipun ketimpangan menyebar berdasarkan letak
geografis, meliputi terpencil dan pertumbuhan ini terjadi melalui dampak
hubungan dengan kutub-kutub pertumbuhan. 5eori kutub pertumbuhan
menyajikan dua fungsi baik fungsi idiologi maupun fungsi politik. Di dalam suatu
arti idiologis dan pada suatu tingkat teoritis yang tidak dapat diambil melalui
pertanyaan-pertanyaan sosial yang lebih mendalam. 5eori kutub pertumbuhan
bersandar terhadap mekanisme harga sebagai faktor penengah dan retribusi
sumberdaya. )errouG menetapkan bah"a sektor-sektor pertumbuhan
didefinisikan dengan hubungan-hubungan ekonomi dengan unit-unit lain di
dalam ekonomi. #sumsi )errouG adalah tujuan sosial dari perkembangan "ilayah
yang dimanfaatkan oleh agen-agen yang ingin memperoleh keuntungan pribadi.
Mengikuti pendapat )errouG, 2oude*ille mendefenisikan kutub pertumbuhan
"ilayah sebagai seperangkat industri sedang berkembang yang berlokasi
di suatu daerah perkotaan dan mendorong lebih lanjut perkembangan ekonomi
melalui "ilayah pengaruhnya .localized development pole/+ 5eori
2oude*ille dapat dianggap sebagai pelengkap terhadap teori tempat sentral
yang diformulasikan oleh 'hirstaller dan kemudian diperluas oleh ?osch.
23
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
24/25
2oude*ille mengemukakan aspek kutub fungsional dan memberikan pula
perhatian pada aspek geografis ()iche, 1B4!.
2.4 Teori Kon&ergen #Convergence Theory$
2ila proses pembangunan terus berlanjut, dengan semakin baiknya
prasarana dan fasilitas komunikasi, maka mobilitas modal dan tenaga kerja
tersebut akan semakin lancar. 5eori Kon*ergen dapat terjadi jika negara yang
bersangkutan telah maju, maka ketimpangan pembangunan regional akan
berkurang (Convergence!. Dari pandangan neo-klasik, ketimpangan "ilayah
dapat dihubungan dengan faktor ketidaksempurnaan pasar dan sifat kelambanan
proses pembangunan. Menyamaratakan faktor harga antara "ilayah dalam suatu
"ilayah melalui integrasi akan meningkatkan faktor mobilitas sehingga dengan
demikian akan ada pencapaian keseimbangan atau pola pertumbuhan
"ilayah kon*ergen. :al tersebut juga ditanggapi rendahnya pendapatan
"ilayah akan meningkatkan para pekerja melalui migrasi, sehingga menarik
in*estor dengan biaya pekerja yang rendah. 5eori kon*ergen akan terus
berlanjut sampai para pekerja dan penghasilan seimbang. Karena "ilayah
yang produkti*itas dan tingkat pendapatan per kapita yang lebih tinggi
kedepannya akan lebih sulit menghitung hasil pengurangnya. #kibatnya, untuk
dapat menyeimbangkan perekonomian dapat dilakukan jika perekonomian
berada pada posisi yang lemah. 5eori harga Factor Price E0ualization (7)>!
sudah menjadi dasar pemikiran yang kuat dalam perdagangan bebas
internasional sejak :eckscher berpendapat bah"a pada kondisi tertentu
membuka perdagangan yang akan menyamakan hasil- terhadap kesamaan faktor-
faktor pada negara-negara lain, dan hlin pada a"al abad ini, dan disempurnakan
oleh )aul &amuelson menyempurnakan secara matematis. Dalam analisa integrasi
perekonomian dunia, beberapa ahli seperti )orter dan Krugman mulai melihat
pentingnya jarak geografis. 2ertil hlin membuat asumsi bah"a dua faktor
produksi merupakan hal yang penting di setiap negara, yang sebahagian faktor
tersebut merupakan hal yang tidak penting pada beberapa negara. Komoditas
bergerak dengan baik di perdagangan internasional, tanpa didukung pajak atau
24
7/25/2019 Review Perencanaan Kota
25/25
biaya transportasi. Dari pandangannya, perdagangan bebas telah cukup mampu
menggantikan mobilitas internasional sehingga pergerakan terhadap perdagangan
bebas akan menyebabkan harga pada negara Hnegara menjadi sama. Dan jika
kedua negara melanjutkan untuk menghasilkan barang-barang pada
perdagangan bebas, faktor harganya sebenarnya akan menjadi sama tanpa
pergerakkan. Kesamaan faktor harga ini (7)>! dibuktikan secara matematis oleh
&amuelson. 5eori kon*ergen masih digunakan sebagai model dalam literatur teori
pertumbuhan, yang menyatakan bah"a liberalisasi dalam asas dasar dapat
meningkatkan proses kon*ergen melalui "ilayah (:"ang, 1A!.
2.5 Teori 'i&ergen #'i&ergen(e theor)!
&ivergence terjadi pada saat modal dan tenaga kerja ahli cenderung
terkonsentrasi di daerah yang lebih maju sehingga ketimpangan
pembangunan regional cenderung melebar. Ketimpangan "ilayah yang
tinggi menyebabkan pengangguran atau tingkat pendapatan yang cenderung
menurun pada sebahagian masyarakat. 9ntuk mengatasi ini diperlukan campur
tangan pemerintah untuk membuat kebijakan yang akan mengurangi
ketimpangan "ilayah (Jeong, 13!. 2ila "ilayah miskin mampu untuk
menaikkan pendapatan per kapita masyarakat secara terus menerus, maka
ketimpangan "ilayah dapat dipersempit secara perlahan (Dapeng, 1B!.
#da tiga strategi dasar dimana para pembuat kebijakan bisa membantu
*ariasi basis ekonomi "ilayah. Masing-masing strategi ini memiliki tingkat risiko
berbeda, antara lain
(a! jangkauan industri melibatkan perluasan hubungan ke depan dan ke
belakang untuk menambah rangkaian nilai "ilayah/
(b! pengaruh industri melibatkankan kolaborasi industri dengan sektor
perindustrian lain di mana ada kemungkinan besar sinergi bisnis berdasarkan
potensi pengembangan "ilayah di "ilayah yang belum pernah di sentuh
(-hite space!/ serta
(c! jangkauan dan pengaruh industri melibatkan kombinasi satu industri atau
lebih dalam penambahan nilai dan pengembangan "ilayah yang belum
pernah disentuh (-hite space development!.