RETORIKA DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD DI YOUTUBE (ANALISIS PADA VIDEO “UAS CERAMAH DI MABES TNI AD” BERDASARKAN TEORI PUBLIC SPEAKING STEPHEN E. LUCAS ) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Ilka Sawidri Daulay 11140510000055 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019
129
Embed
RETORIKA DAKWAH USTADZ ABDUL SOMAD DI YOUTUBErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47071/1/ILKA SAWIDRI... · dengan menggunakan baju koko putih, celana panjang hitam,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RETORIKA DAKWAH USTADZ ABDUL SOMADDI YOUTUBE
(ANALISIS PADA VIDEO “UAS CERAMAH DI MABES TNI AD”BERDASARKAN TEORI PUBLIC SPEAKING STEPHEN E. LUCAS )
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untukmemenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Ilka Sawidri Daulay11140510000055
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2019
i
ABSTRAK
Ilka Sawidri Daulay11140510000055
Retorika Dakwah Ustad Abdul Somad di Youtube (Analisis pada Video“UAS Ceramah di Mabes TNI AD” Berdasarkan Teori Stephen
E.Lucas)Ustadz Abdul Somad adalah salah seorang dai yang terbilang sukses
dalam menyampaikan dakwahnya. Bukan hanya ceramah-ceramah di darat,ceramah-ceramah di media sosial, khususnya YouTube menjadi salah satuceramah yang paling digandrungi. Bahkan sebuah video Youtube yangberjudul UAS ceramah di MABES TNI AD, yang berisi tentang materi cintatanah air adalah bagian dari keimanan, diunggah oleh channel YoutubeTafaqquh video pada 9 Juni 2018. Durasi video 57 menit 19 detik. Hinggasaat ini ditonton oleh 4.530.180 viewers, ribuan likers dan menuai ribuankomentar menjadi sorotan banyak orang.
Pernyataan tersebut, memunculkan sebuah pertanyaan mayor, yaitubagaimana retorika ustadz Abdul Somad di media Youtube pada video “UASCeramah di Mabes TNI AD”berdasarkan teori Stephen E. Lucas? Adapunpertanyaan minornya adalah bagaimana metode penyampaian (method ofdelivery) ustadz Abdul Somad pada video UAS Ceramah di Mabes TNI AD?Bagaimana vocal (speakers voice) ustadz Abdul Somad pada video UASCeramah di Mabes TNI AD? Bagaimana bahasa tubuh (speaker body) ustadzAbdul Somad pada video UAS Ceramah di Mabes TNI AD?
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatifdengan model deskriptif. Adapun metode kualitatif adalah meneliti objek-onjek yang tidak dapat diukur secara eksak atau angka-angka. Penelitianbersifat deskriptif berupa kutipan-kutipan kalimat dan cenderungmenggunakan analisis.
Penelitian ini menggunakan teori public speaking Stephen E. Lucas.Cara penyampaian dalam public speaking terdiri dari tiga komponen yaituthe method of delivery (metode penyampaian), the speakers voice (suarapembicara) dan the speaker body (bahasa tubuh). Dengan kata lainbagaimana metode penyampaian, mengolah suara, dan penampilan seorangpembicara.
Metode penyampaian yang digunakan ustadz Abdul Somad yaitutanpa adanya persiapan (ekstemporaneously). Ustadz Abdul Somad jugamenyesuaikan suara lantangnya dengan nada yang naik turun,volume yangtinggi rendah, tempo, jeda, pengucapan, artikulasi dan dialek saatmenyampaikan materi ceramah. Selaras dengan acara di Mabes TNI ADyaitu berbuka bersama penampilan ustadz Abdul Somad sangat sesuai
ii
dengan menggunakan baju koko putih, celana panjang hitam, peci hitam dansorban coklat, gerakan tubuh ustadz Abdul Somad juga tidak berlebihan,melakukan kontak mata kepada audiens dan menjaga sikap selamamenyampaikan materi ceramah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa retorika dakwah ustadzAbdul Somad terbilang bagus. Meskipun menggunakan metode tanpapersiapan. Dikemas dengan menarik, sehingga materi dakwah dapatdisampaikan dengan baik. Dakwah yang beliau gunakan bersifat mendidik,membangkitkan kepercayaan, dan menggerakkan hati. Dakwah beliau tanpapaksaan, namun dengan ketegasan dalam menyampaikan dakwah menjadidaya tarik bagi audiens.Kata kunci: UAS, Retorika, Dakwah, Youtube, Stephen E. Lucas
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualauikum Wr. Wb.
Bersyukur kepada Allah SWT, pemilik semesta alam dan sumber
segala ilmu dan dengan hidayah-Nya selalu tercurah kepada makhluk-Nya,
Sang pencipta yang telah menciptakan manusia dengan kemampuan untuk
selalu berpikir dan berkarya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam semoga tercurah pada manusia yang berakhlak
mulia, manusia agung yang diciptakan oleh yang Maha Agung, yaitu nabi
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari masa kegelapan
(jahiliyah) hingga menuju cahaya terang benderang dengan Al-Qur’an dan
Hadist.
Dengan penuh kerendahan hati dan kesadaran diri, peneliti sadar
bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik
secara moril maupun materi, sudah sepatutnya peneliti mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungan demi terselesaikan penelitian skripsi ini. Maka peneliti
berterimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar, M.A, selaku Rektor
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Dr. Roudhonah, M.A., Wakil Dekan II bidang
Administrasi dan Kurikulum, Dr. Suhaimi, M.Si., Wakil Dekan III
bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
iv
3. Drs. Masran, M.A, Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam, dan ibu Fita Faturrokhmah, M.Si., Sekretaris Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Rubiyanah, M.A., Dosen Pembimbing yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas waktu, bimbingan dan
semangatnya yang diberikan kepada peneliti, seingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan
ilmu yang bermanfaat kepada peneliti selama menempuh pendidikan
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga peneliti dapat
mengamalkan ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan, Amin.
6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam urusan administrasi
selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini.
7. Seluruh staf perpustakaan utama dan perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah melayani peminjaman
buku-buku sebagai referensi dalam penyusunan skripsi ini.
8. Terimaksih untuk ustadz Abdul Somad atas kesediaanya untuk
diwawancara oleh peneliti di tengah padatnya jadwal safari dakwah.
9. Kepada ayahanda tersayang Yusmar Daulay dan ibunda tercinta
Budiati Nasution atas doa yang selalu dipanjatkan, serta seluruh
pengorbanan yang tak kenal lelah, yang senantiasa memberikan
dukungan baik dari segi moril maupun materi, ikhlas dan sabar
berjuang demi kelangsungan pendidikan peneliti. kepada adik-adikku
M. Elizon Hamonangan Daulay, Indri Anggina Putri Daulay, M. Arbi
Hafiz Daulay, M. Fathan Daulay, Aisyah Zahra Daulay, yang selalu
v
mendoakan dan memberi dukungan serta bantuan moril yang tak
terbatas.
10. Kepada Sa’dullah, yang ikut andil dalam proses peneliti memulai
penelitian ini hingga akhir, menyemangati, mendorong, dan
memotivasi peneliti, semoga Allah memberi kebaikan yang berlipat
ganda.
11. Teman-teman seperjuangan yang ikut andil dalam memeberikan
bantuan dan dorongan KPI angkatan 2014 terutama kelas KPI B.
12. Terimakasih untuk JTV(Jurnalis Televisi) yang sudah memberikan
tempat untuk belajar di bidang broadcasting selama kuliah di UIN
Jakarta.
13. Serumpun Mahasiswa Riau (SEMARI) Banten, yang ikut andil dalam
memberikan bantuan dan semangat kepada peneliti.
14. Komunitas Sastra Pinggiran, Ahmad Fauzi, Bayu Setawan dan Basyit
Nasuiton yang ikut andil memberikan semangat dan motivasi kepada
peneliti.
15. Pengurus HMI KOMFAKDA, yang ikut andil menyemangati derta
memotivasi peneliti.
16. Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI cabang Ciputat, yang
ikut andi memberi bantuan dan dorongan kepada peneliti.
17. Teman-teman KKN AKSARA 2017, ikut andil dalam memberikan
bantuan dan semangat kepada peneliti.
18. Teman-teman terdekat, Ella Istiqomah, Agung Apriliany, Anisa
Seftriani, Syarifah Asmar, Ratu Aisyah, Siti Nur Hasanah, Ika
Wahyuni dan Amimatul Iklilah ikut andil dalam memberikan bantuan
dan semangat kepada peneliti.
vi
19. Alumni Pondok Pesantren Dar-el Hikmah Pekanbaru angkatan 18
yang ikut andil dalam memberikan bantuan dan semangat kepada
peneliti.
Dan semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini.
Dengan hamparan kedua tangan serta ketulusan, penulis mendoakan
semoga bantuan, dukungan, bimbingan dan perhatian yang telah
diberikan oleh semua pihak akan mendapatkan kebaikan yang
berlipat ganda dari Allah SWT disertai limpahan rahmat dan
hidayahNya.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu peneliti sangat berlapang dada menerima
masukan-masukan yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini
dihadapan anda dapat memberikan kontribusi positif, memperluas
wawasan keilmuan, serta menambah khazanah perpustkaan.
Jakarta, 20 Februari 2019
Ilka Sawidri Daulay
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. iKATA PENGANTAR................................................................................ iiiDAFTAR ISI............................................................................................... viiBAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
E. Metodologi Penelitian ..................................................................... 8
5 Arie Prastyo, 19 Juli 2014. Artikel : Perbedaan dan Pengertianantara Streaming dan Buffering,https://www.arieprastyo.com, diakses pada 23November 2018, pukul 13.00
Riau. Prosesi pemberian gelar dan penabalan Ustadz
Abdul Somad di Gedung Lembaga Adat Melayu
(LAM) Riau berlangsung khidmat. 11 tokoh penting
9 https://www.republika.co.id/berita/nasional/tokoh-perubahan/18/04/10/p6yixu330-malam-ini-ustaz-abdul-somad-jadi-tokoh-perubahan-republika diakses pada Kamis, 27 Desember 2018, pukul 10.00WIB.
68
68
Ustad Abdul Somad sukses menyampaikan
dakwah lewat media internet. Video-video tausyiahnya di
Youtube viral berseliweran. Kelebihan Somad adalah
berani membuka sesi tanya jawab terbuka seputar agama
di setiap kegiatan dakwahnya.9
2. Ustaz Abdul Somad Terima Gelar Datuk Seri Ulama
Riau. Prosesi pemberian gelar dan penabalan Ustadz
Abdul Somad di Gedung Lembaga Adat Melayu
(LAM) Riau berlangsung khidmat. 11 tokoh penting
9 https://www.republika.co.id/berita/nasional/tokoh-perubahan/18/04/10/p6yixu330-malam-ini-ustaz-abdul-somad-jadi-tokoh-perubahan-republika diakses pada Kamis, 27 Desember 2018, pukul 10.00WIB.
68
68
Ustad Abdul Somad sukses menyampaikan
dakwah lewat media internet. Video-video tausyiahnya di
Youtube viral berseliweran. Kelebihan Somad adalah
berani membuka sesi tanya jawab terbuka seputar agama
di setiap kegiatan dakwahnya.9
2. Ustaz Abdul Somad Terima Gelar Datuk Seri Ulama
Riau. Prosesi pemberian gelar dan penabalan Ustadz
Abdul Somad di Gedung Lembaga Adat Melayu
(LAM) Riau berlangsung khidmat. 11 tokoh penting
9 https://www.republika.co.id/berita/nasional/tokoh-perubahan/18/04/10/p6yixu330-malam-ini-ustaz-abdul-somad-jadi-tokoh-perubahan-republika diakses pada Kamis, 27 Desember 2018, pukul 10.00WIB.
Abdul Somad dala video UAS ceramah di Mabes TNI AD
adalah metode Speaking Extemporaneously.Jenis
penyampaian ini yang paling baik dan sering digunakan oleh
juru pidato yang mahir. Pidato sudah disiapkan sebelumnya
berupa garis besar, tetapi pembicara tidak menghafal kata
demi kata. Outline itu hanya merupakan pedoman untuk
mengatur gagasan yang ada dalam pikiran. Ini tidak sesulit
kedengarannya, begitu memiliki garis besar dan tahu topik
apa yang akan bahas dan dalam urutan apa, bisa mulai
berlatih pidato.1
Pada awalnya saya tidak ada agenda di Mabes TNIAD, karena jadwal yang padat dan tidak ada jadwal untukMabes TNI AD, akhirnya pada saat itu saya sedang diPondok Pesantren Az-zikra, kemudian datang beberapamobil yang isinya TNI, biasanya saya yang mendatangipejabat, ini beda pula. akhirnya saya “diculik” untukberceramah di Mabes TNI AD. Karena memang tidak adapersiapan awalnya, saya hanya menulis beberapa garisbesar materi yang sesuai dengan acara Mabes TNI ADsebelum acara dimulai.2
Hal ini diakui oleh ustadz Abdul Somad bahwa terkait
ceramah beliau di Mabes TNI Adalah acara yang mendadak
1 Stephen E. Lucas, The Art of Public Speaking, h. 247.2 Wawancara pribadi dengan ustadz Abdul Somad pada Minggu, 30
September pukul 16.00.
72
73
73
saya kunjungi. Tampak ketika ustadz Abdul Somad
berceramah dalam video tersebut berbicara dengan lancar dan
menggunakan beberapa outline dalam materi ceramah saat
itu.
B. The Speakers Voice
1. Volume
Volume suara ustadz Abdul Somad bisa dikatan kuat
namun tidak keras. Hal ini juga dipicu oleh tempat acara yang
terbuka dan audien yang banyak. Volume beberapa pesan
dakwah yang disampaikan ustadz Abdul Somad pada video
tersebut terdengar kuat dan juga lemah.
“seorang anak bangsa , warna kulitnya samadengan kita, wajahnya sama dengan kita, hidungnya samadengan hidung kita bahasanya sama dengan kita, tetapihatinya berkhianat kepada Belanda. Akhirnya pasukanTentara Nasional Indonesia ditangkap dikepung olehBelanda, tetapi Jendral Sudirman otaknya cerdas luarbiasa, begitu dia tau akan dikepung dan akan ditangkap,dia kumpulkan semua pasukan dia ajak berzikir tahlil,mereka bertahlil beramai-ramai. Apa yang terjadi?...”
Penggalan pesan dakwah di atas menggunakan volume
yang kuat ketika ustadz Abdul Somad berceramah pada
video tersebut . Hal ini menjadi salah satu kekurangan ustadz
Abdul Somad dalam menyampaikan pesan dakwah,
menggunakan volume suara yang mendominasi kuat selama
berceramah.
74
74
1. Nada
Nada suara ustadz Abdul Somad ketika berceramah dalam
video tersebut tinggi dan rendah. Nada suara ustadz Abdul
Somad tinggi ketika mengucapkan kalimat-kalimat yang
familiar didengar audien, kemudian saat menyampaikan
materi tentang perjuangan Jendral Sudirman
“Sekarang kita menghadapi dua pobia, yang satupobia Islam yang takut mendengar teriakan AllahuAkbar, yang satu pobia nasionalisme yang takut melihatkebangsaan, ini keduanya tidak benar, ketika kitamengatakan Allahu Akbar, hubbul Wathon minal Imancinta tanah air adalah bagian dari keimanan, tanggal 19Desember tahun 1948 saat itu Belanda agresi kembali,maka pada saat itu juga Presiden Soekarno diminta olehpanglima besar Jendral Sudirman untuk mengumumkannegara darurat kita harus melawan Belanda, tapi saat ituPresiden Soekarno tidak sampai hati, karena keadaanJendral Sudirman dalan kondisi sakit, tapi sakit iturupanya hilang dari dirinya karena semangat yang luarbisa, maka dirinya tetap melawan, tanggal 19 diamelawan.”
Pada kalimat hubbul Wathon minal Iman ustadz AbdulSomad menaikkan nada suaranya. Lalu nada suara ustadzmulai merendah ketika menyampaikan sebuah riwayat kisansahabat Rasul yaitu Hasan Basri yang intinya tentang Islamrahmatanlil’alamin.
“ada ulama besar bernama imam Hasan Al-Basri,dari Basrah Irak, dia sakit, tetangganya turun ke bawah,rumah tetangganya di atas rumanya yaitu non muslimturun ke bawah, lalu dia lihat sampai ke ruang tamu,“mana Hasan Basri?” tanyanya. “ Hasan Basri di kamartidak bisa keluar sedang sakit.” Lalu masuklahtetangganya tersebut ke dalam kamar Hasan Basri, dialihat ada ember di sudut kamar, “ini apa Hasan Basri?”tanyanya.“Ember untuk menampung air” jawab Hasan
75
75
Basri. “Airnya dari mana?” tanyanya lagi. “Itu yangmenetes dari atas itu” jawab Hasan sambil menunjuk keatap kamarnya. “ Kalau tidak salah itu wc saya, sudahberapa lama kamu menampung air ini?” tanyanya heran.“20 tahun” jawab Hasan. “20 tahun kamu gak komplen?”lalu tetangga Hasan tersebut berkata “ Saksikan akubersyahadat.” Hidup bertetangga di Irak tidak sekalipunHasan Basri bawa golok panjang untuk memaksa masukIslam kelembutan hati itu yang membuat hati orangterbuka.”3
Pesan dakwah tentang kisah Hasan Basri di atas juga juga
mengandung unsur dasar retorika yaitu To Build a Bridge.
Maksudnya adalah membangun jalan pikiran dengan
pendengar dengan tema yang dapat dan padat, memilih
ilustrasi dan argumentasi yang meyakinkan.
2. Tempo
Tempo mengacu pada kecepatan di mana seseorang
berbicara. Laju cepat membantu menciptakan perasaan
bahagia, takut, marah, dan terkejut, di mana laju lambat lebih
baik untuk mengekspresikan kesedihan.
Tempo yang lebih lambat diperlukan saat menjelaskan
informasi yang rumit, tempo yang lebih cepat ketika
informasi tersebut sudah fimiliar kepada audiens Tempo
ustadz Abdul Somad ketika berceramah pada video tersebut
ketika dalam keadaan cepat mencapai rata-rata120 kata per
menit, dan ketika lambat rata-rata 79 kata per menit.
3Penggalan cerita tentang Hasan Basri pada video UAS Ceramah diMabes TNI AD.
76
76
3. Jeda
Ketika mendapatkan lebih banyak ketenangan dan
kepercayaan diri, akan menemukan betapa bermanfaatnya
jeda itu. Itu bisa menekan akhir dari unit pemikiran,
memberikan waktu ide untuk tenggelam, memberikan
dampak dramatis pada sebuah pernyataan.
Ustadz Abdul Somad dalam video tersebut juga
menggunakan jeda ketika bercrita tentang kisah Hasan Basri,
pada materi peredaran matahari, dan materi salah satu fungsi
Al-qur’an.
4. Variasi Vokal
Secara naluriah memvariasikan laju, nada, volume, dan
jeda untuk membedakan limerick yang ringan. Saat
memberikan pidato, harus memodulasi suara hanya dengan
cara ini untuk mengomunikasikan ide dan perasaan. Ketika
ustadz Abdul Somad menyampaikan ceramah dalam video
tersebut vokal ustadz Abdul Somad tidak monoton, melainkan
sangat bervariasi, interaktif, bahkan ketika ada percakapan
dalam materi ustadz tersebut, ustadz Abdul Somad
menyampaikan dengan baik, sehingga jamaah dapat mengerti
apa yang disampaikan.
5. Pengucapan
Setiap kata menjalani kehidupan rangkap tiga yaitu
dibaca, ditulis, dan diucapkan. kebanyakan orang mengenali
dan memahami lebih banyak kata dalam membaca dari pada
77
77
yang mereka gunakan dalam tulisan biasa, dan sekitar tiga
kali lebih banyak dari yang terjadi dalam pidato spontan.
Inilah sebabnya kadang-kadang tersandung ketika
mengucapkan kata-kata yang merupakan bagian dari bacaan
atau menulis kata-kata. dalam kasus lain, kita banyak salah
mengucapkan kata-kata yang paling umum karena kebiasaan.
Selama ustadz Abdul Somad berceramah di Mabes TNI
AD pada video tersebut, pengucapan ustadz Abdul Somad
sangat jelas, tidak ada kata-kata yang diucapkan dengan
terbata-bata ataupun salah mengucapkan.
6. Artikulasi
Artikulasi adalah perubahan rongga dan ruang dalam
saluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa. Daerah
artikulasi terbentang dari bibir luar sampai pita suara, di mana
fonem-fonem terbentuk berdasarkan getaran pita suara
disertai perubahan posisi lidah dan semacamnya.4
Artikulasi ustadz Abdul Somad ketika menyampaikan
ceramah bisa dikatakan baik dan terucap tanpa ada kesalahan
terutama saat melantunkan dalil Al-qur’an dan hadis yang
terdiri dari huruf-hurf hijaiyah yang berbeda dengan huruf
abjad ketika diucapkan.
7. Dialek
Sebagian besar bahasa memiliki dialek, masing-masing
dengan aksen, tata bahasa, dan kosa kata yang khas. Dialek
4 https://brainly.co.id/tugas/213643 diakses pada Selasa, 12 Februari2019, pukul 09.42.
78
78
biasanya didasarkan pada pola bicara daerah atau etnis. Dialek
yang diberikan sesuai untuk berbicara di depan umum
tergantung pada komposisi audiens. Penggunaan dialek
regional atau etnis yang berat dapat menyusahkan bila audiens
tidak berbagi dialek tersebut. Dalam situasi seperti itu, dialek
dapat menyebabkan pendengar membuat penilaian negatif
tentang kepribadian, kecerdasan, dan kompetensi pembicara.5
Latar belakang suku Melayu ustadz Abdul Somad
menjadi salah satu ciri khas dialek ketika menyampaikan
ceramah. Dialek Melayu yang begitu kentral tidak menjadi
penghalang bagi audiens, karena ustadz Abdul Somad juga
menyesuaikan bahasa yang familiar atau yang dapat
dimengerti. Terkadang ketika ustadz Abdul Somad
berceramah di daerah Jawa, yang mayoritas audiensnya adalah
suku Jawa, maka ustadz Abdul Somad juga menyisipkan
beberapa bahasa Jawa sebagai bentuk kedekatan dengan
audiens. Dialek Melayu ustadz Abdul Somad juga hanya
berada di beberapa bagian saja ketika berceramah, misalnya
ketika melontarkan pantun-pantun yang sudah menjadi budaya
Melayu.
“Dari mekah terus ke muzdalifah
Pergi haji adik beradik
Sudah lama berceramah
Baru ini saya diculik.”
5Stephen E. Lucas, The Art of Public Speaking, h. 253.
79
79
Pantun di atas adalah pantun pembuka ustadz Abdul
Somad ketika memulai ceramah dala video UAS Ceramah di
Mabes TNI AD, selain itu pantun tersebut mengandung unsur
dasar retorika yang disebut To Start of Fire, sebagai
pendahuluan dengan tujuan menarik minat dan perhatian
pendengar.
C. The Speakers Body
1. Penampilan
Sejumlah penelitian telah mengkonfirmasi bahwa
penampilan pribadi berperan dan peran penting dalam
pembuatan pidato. Pendengar selalu melihat sebelum mereka
mendengarkan. Sama seperti menyesuaikan bahasa dengan
audiens dan acara itu, juga harus berpakaian dan berpakaian
secara pantas. Meskipun kekuatan bicara kadang-kadang
dapat mengatasi kesan buruk yang diciptakan oleh
penampilan pribadi, kemungkinan besar adalah
menentangnya. terlepas dari situasi berbicara, harus mencoba
membangkitkan kesan pertama yang baik.6
Penampilan ustadz Abdul Somad ketika berceramah Di
Mabes TNI AD saat itu sesuai dengan acara yang di adakan.
Acara tersebut adalah acara berbuka bersama TNI AD,
ustadz Abdul Somad mengenakan baju koko putih lengan
panjang, celana panjang hitam, peci hitam dan sorban
berwarna coklat. Sesuai dengan posisi dan tupoksi ustadz
Abdul Somad sebagai penceramah pada acara tersebut.
6 Stephen E. Lucas, The Art of Public Speaking, h. 256.
80
80
2. Gerakan
Gerakan badan ustadz Abdul Somad ketika
menyampaiakan eramah pada video tersebut seperti mengalir
saja tanpa adanya kekakuan. Gerakan badan tidak hanya
menoton dan terpaku pada satu arah saja, terkadang
mengarah ke arah kanan dan kiri. Kemudian gerakan tangan
ustad Abdul Somad sekan menjadi perangkat dalam
menyampaikan materi, membantu dalam menjelaskan apa
yang disampaikan ustadz, bahkan meilustrasikan kisah-kisah
dalam materi ustadz Abdul Somad.
“Al-qur’an mengajarkan wamaa arsalnakainna rahmatan lilalamin surah Al-Anbiya ayat107. Allah menurunkan agama inirahmatanlilalamin menjadi rahmat bagi semestaalam, Nabi melepas pasukan menuju tempatbernama muktah, jaman dulu kalau ada pasukaperang, ratakan dengan tanah, hancurkan, bunuhsemuanya, tapi pesan Nabi Muhammad SAW.Nanti kalian akan menemukan para pendeta digereja-gereja, jangan ganggu pendeta, janganbunuh anak kecil yang menyusui, jangan bunuhorang tua renta yang tak berdaya, janganmemotong pokok kayu, jangan copot pohonkurma, jangan hancurkan rumah, maka islam takpernah hancurkan, kalau ada yang meledakkan,bukan ajaran islam, ada yang membunuh bukanajaran islam, kalau mereka yang berbeda agamadenganmu, tidak seakidah denganmu, merekatidak mengusir kampung halamanmu, merekatidak membunuh kamu, tidak mengusir kamu,tidak memerangi kamu, silahkan berbuta baikkepada mereka, kawan sekantormu, tetanggamu,akrabmu, silahkan berbuat baik pada mereka,
81
81
bersikap adil, jangan sampai kau tidak bersikapadil karena beda agama.”7
Pada penggalan pesan di atas ustadz Abdul Somad lebih
berkobar dengan mengangkat tangan pada mengucapkan kata
larangan.
3. Sikap
Gerakan yang lakukan tidak mengalihkan perhatian
audiens dari pesan. Ustadz Abdul Somad terlihat alami dan
spontan, sikapnya membantu memperjelas atau memperkuat
ide-ide, dan sesuai untuk audiens dan acara tersebut.Ustadz
Abdul Somad berkomunikasi dengan pendengar, dan
menjaga diri dari gerakan yang berlebihan sehingga terlihat
seperti melakukan percakapan dengan audiens.
4. Kontak Mata
Ketika berbicara di depan umum, ada kesepakatan luas di
seluruh budaya tentang pentingnya beberapa tingkat kontak
mata. Dalam kebanyakan situasi, salah satu cara tercepat
untuk membangun ikatan komunikasi dengan pendengar
adalah dengan melihatnya secara pribadi. 8
Ustadz Abdul Somad membangun ikatan komunikasi
melalui kontak mata dengan audiens. Selama ceramah
berlangsung ustadz Abdul Somad selalu menatap audiens
ketika memaparkan materi ceramah. Meskipun beberapa kali
7Pesan dakwah ustad Abdul Somad tentang Islam rahmatan lil’alaminpada video UAS Ceramah di Mabes TNI AD
8 Stephen E. Lucas, The Art of Public Speaking, h. 257.
82
82
menunduk untuk melihat outline yang dibuat. Setelah itu
kembali fokus pada audiens dan melakukan kontak mata
hingga akhir ceramah.
D. Transkrip Materi
1. Materi: Hubbul wathon minal iman
“Sekarang kita menghadapi dua pobia, yang satupobia Islam yang takut mendengar teriakan AllahuAkbar, yang satu pobia nasionalisme yang takutmelihat kebangsaan, ini keduanya tidak benar, ketikakita mengatakan Allahu Akbar, hubbul Wathon minalIman cinta tanah air adalah bagian dari keimanan,tanggal 19 Desember tahun 1948 saat itu Belandaagresi kembali, maka pada saat itu juga PresidenSoekarno diminta oleh panglima besar JendralSudirman untuk mengumumkan negara darurat kitaharus melawan Belanda, tapi saat itu PresidenSoekarno tidak sampai hati, karena keadaan JendralSudirman dalan kondisi sakit, tapi sakit itu rupanyahilang dari dirinya karena semangat yang luar bisa,maka dirinya tetap melawan, tanggal 19 di melawan,tanggal 25 dia tertangkap atas “jasa (pengkhinatan)”seorang anak bangsa , warna kulitnya sama dengankita, wajahnya sama dengan kita, hidungnya samadengan hidung kita bahasanya sama dengan kita,tetapi hatinya berkhianat kepada Belanda. Akhirnyapasukan Tentara Nasional Indonesia ditangkapdikepung oleh Belanda, tetapi Jendral Sudirmanotaknya cerdas luar biasa, begitu dia tau akandikepung dan akan ditangkap, dia kumpulkan semuapasukan dia ajak berzikir tahlil, mereka bertahlilberamai-ramai. Apa yang terjadi? Belanda menembakpengkhianat itu, karena menyangka bahwa iniinformasi bocor yang tidak benar, kamu bilang adaJendral di sini, mana ada , yang ada orang yangsedang tahlilan, ternyata Belanda tau juga tahlilan.
83
83
Katanya ada panglima besar adanya orang tahlilan,kamu pembohong, ditembak mati itu anak dunia tidakdapat, akhirat melayang, mati dalam keadaan matikonyol.”9
a. Intonasi: Pada materi ini ustadz Abdul Somad
menggunakan intonasi suara yang rendah pada awalnya
namun nada suara ustadz Abdul Somad naik ketika
membahas pekhianat bangsa yang menunjukkan
persembunyian jendral Sudirman, hingga pada di ujung
bahasan kembali dengan nada suara yang rendah.
b. Bahasa tubuh: Bahasa tubuh ustadz Abdul Somad
menggerakkan kedua tangan ketika meilustrasikan materi
di atas.
c. Teknik humor: Materi di atas mengenai perjuangan
jendral Sudirman, namun ada saja humor yang disajikan
ustadz Abdul Somad yaitu menggunakan kalimat
“Belanda tau juga tahlilan”.
d. Respon jama’ah:.
“saya menjadi paham apa yang maksud ustadzAbdul Somad sampaikan, dan saya suka, hinggasaya tak ingin menjadi pengkhinat bangsa”.10
Respon jama’ah pada materi ini baik secara kognitif,
afektif dan konatif, sehingga jama’ah paham pada materi
tersebut, suka pada bahasan tersebut, dan tidak ingin
menjadi pengkhianat bangsa.
9Penggalan pesan dakwah ustad Abdul Somad tentang cinta tanah airbagian dari iman pada video UAS Ceramah di Mabes TNI AD
10 Wawancara pribadi dengan Anisa salah satu viewer video UASCeramah di Mabes TNI AD, pada Kamis, 13 Desember 2018.
84
84
2. Materi: Al-fatihah sampai pada orang sudah wafat
“Namanya tak pernah minta diabadikan, dia takpernah minta dibuatkan patung besar, tapi hari ini,jasanya diabadikan, namanya disebut para panglima,ulama, tentara, para pemuka, pendekar, orang yangberjuang dengan tetes darah penghabisan untuk negeriini, untuk mereka semua kita bacakan Al-Fatihah.Bagi yang tidak meyakini al-fatihah itu tak sampai,saya tidak memaksakan, tapi saya meyakini al-fatihahitu sampai pada Panglima besar jendral Sudirman,Presiden Soekarno, kepada pendiri penegak bangsa inisampai. Ustadz Somad, sampai gak Al-fatihah itupada mereka? Sampai. Mana buktinya? Sudah dibaca,dan gak balik lagi, berati sampai. Pakai dalil dongustadz, mana dalilnya? Nabi Muhammad SAW lewatdi suatu makam, nama pemakamannya Baqi, wahaiAisyah, kalau kamu lewat pemakaman jangan diamsaja bacakan doa. Kedua, ketika Rasulullah SAWlewat di suatu makam Nabi membelah pelepah kurma,lalu dituskkan ke makam tersebut, sahabat heran,mengapa pelepah itu ditusukkan ke makam ya Rosul?Ini pelepah kurma bertasbih, tasbihnya sampai padaorang yang meninggal, maka kata Imam Nawawi padatahun 676 mazhab syafi’i: kalau tasbih pelepah kumasaja sampai pada orang yang meninggal, apalagibacaan ayat al-qur’an yang dibacakan. Seorangsahabat Rasulullah yaitu anaknya Umar bin Khattabberpesan, nanti kalau aku meninggal dunia di atasmakamku tolong bacakan bagian kepala awal Al-Baqarah, kemudian pada bagian kaki akhir al-baqarah,awal al-baqarah ini lima ayat, bagian kaki tiga ayat.Sudah ada dalilnya, bacaannya sampai. Masih gapercaya juga? Nama sampean siapa? Untuk apaustadz? Nanti kalau udh mati saya kirim al-fatihah,kalau tak sampai cepat-cepat kasih kabar. Tidak usahdipermasalahkan, yang mau setuju baca, yang gasetuju ya ga apa-apa, tapi saya tetap request pesannanti kalau bapak ibu dapat pesan WA ustdaz Somadmeninggal dunia, kirimkan al-fatihah ke Riau,
85
85
insyaallah sampai tanpa sebutkan alamat, untuk abdulsomad, tak perlu sebut titel pun sampai.”11
a. Intonasi: Pada materi ini ustadz Abdul Somad
menggunakan intonasi suara yang rendah dan lebih
interaktif karena ada percakapan dalam materi tersebut.
b. Bahasa tubuh: Bahasa tubuh ustadz Abdul Somad pada
materi tersebut tidak banyak menggerakkan tangan.
c. Teknik humor: Teknik humor ustadz Abdul Somad pada
materi ini menggunakan kalimat pertanyaan bagi siapa
saja yang belum percaa bahwa al-fatihah yang diniatkan
untuk orang yang sudah wafat akan sampai pada dengan
menggunakan kalimat humor “Masih ga percaya juga?
Nama sampean siapa? Untuk apa ustadz? Nanti kalau udh
mati saya kirim al-fatihah, kalau tak sampai cepat-cepat
kasih kabar”.
d. Respon jama’ah:.
“MasyaAllah indahnya ceramah ustadz AbdulSomad, suaranya merdu ketika melantunkan ayatAl-Qur’an, penjelasannya sangat cerdas, pakaidalil diterjemahkan, saya percaya berdoa untukorang meninggal itu pasti sampai”.12
Respon jamaah mencapai pada dimensi kognitif, yaitu
jamaah menjadi mengetahui, dan jamaah tertawa dengan
humor ustadz Abdul Somad
11Penggalan pesan dakwah ustadz Abdul Somad tentang Al-fatihahpada video UAS Ceramah di Mabes TNI AD
12 Wawancara pribadi dengan Anisa salah satu viewer video UASCeramah di Mabes TNI AD, pada Kamis, 13 Desember 2018.
86
86
3. Materi: Islam rahmatanlilalamin
“Al-qur’an mengajarkan wamaa arsalnakainna rahmatan lilalamin surah Al-Anbiya ayat107. Allah menurunkan agama inirahmatanlilalamin menjadi rahmat bagi semestaalam, Nabi melepas pasukan menuju tempatbernama muktah, jaman dulu kalau ada pasukaperang, ratakan dengan tanah, hancurkan, bunuhsemuanya, tapi pesan Nabi Muhammad SAW.Nanti kalian akan menemukan para pendeta digereja-gereja, jangan ganggu pendeta, janganbunuh anak kecil yang menyusui, jangan bunuhorang tua renta yang tak berdaya, janganmemotong pokok kayu, jangan copot pohonkurma, jangan hancurkan rumah, maka islam takpernah hancurkan, kalau ada yang meledakkan,bukan ajaran islam, ada yang membunuh bukanajaran islam, kalau mereka yang berbeda agamadenganmu, tidak seakidah denganmu, merekatidak mengusir kampung halamanmu, merekatidak membunuh kamu, tidak mengusir kamu,tidak memerangi kamu, silahkan berbuta baikkepada mereka, kawan sekantormu, tetanggamu,akrabmu, silahkan berbuat baik pada mereka,bersikap adil, jangan sampai kau tidak bersikapadil karena beda agama.”13
a. Intonasi: Pada materi ini ustadz Abdul Somad
menggunakan intonasi suara yang rendah dan lebih tenang
dan nada suara sedikit naik ketika mengucapkan kalimat
larangan dan pada akhir materi.
13Pesan dakwah ustad Abdul Somad tentang Islam rahmatanlil’alamin pada video UAS Ceramah di Mabes TNI AD
87
87
b. Bahasa tubuh: Bahasa tubuh ustadz Abdul Somad pada
materi tersebut lebih berkobar dengan mengangkat tangan
pada mengucapkan kata larangan.
c. Teknik humor: pada materi ini tidak humor yang ustadz
Abdul Somad gunakan.
d. Respon jama’ah:
“Sejuk hati dengar ceramah ustadz Abdul Somad,ceramahnya tak bosan kalau diulang-ulang apalagi kalausubuh ngantuk pun hilang”.14
Respon jamaah mencapai pada dimensi afektif, yaitu
jamaah menjadi menyukai.
4. Materi: Peredaran Matahari
“Ini matahari, disamping matahari ada bulan danplanet yang lain semuanya berputar, mataharitidak mungkin menabrak bulan,bulan tidakmungkin menabrak matahari, semuanya beredardi garisnya masing-masing, Apa sebenarnya isiYasin itu? Ternyata Yasin bercetita tentangmatahari tidak mungkin menabrak bulan, bulanjuga tak mungkin menabrak matahari, semuaberedar digarisnya masing-masing. Tapi ternyataNASA dan bagian antariksa bingung, ini mataharibergerak, berjalan atau diam? Bumi bergerak,bintang bergerak, semua planet bergerak, nahsekarang matahari bergerak atau tidak? Yang satumengatakan matahari bergerak, yang satumengatakan matahari tidak bergerak, ternyataikhtilaf juga mereka, apa kata surat Yasin?Matahari bergerak kencang di garis edarnya.Tertnyata matahari itu bergerak, kenapaditeropong matahari itu tidak bergerak? Dia tidak
14 Wawancara pribadi dengan Ikhwanul salah satu viewer video UASCeramah di Mabes TNI AD, pada Kamis, 13 Desember 2018.
88
88
berputar seperti bumi, tapi dia berputar kencang ditempat diamnya, seperti mobil racing, sakingkencangnya berputar ketika dilihat dari jauhseperti di tempat saja. Siapa yang memberitahukita tentang pergerakan matahari? Yasin berceritatentang itu, lalu kenapa yang menemukannyaorang antariksa NASA, bukan orang Islam?Karena orang islam baca Yasin tidak memahamiartinya.”15
a. Intonasi: Pada materi ini ustadz Abdul Somad
menggunakan intonasi suara yang rendah dan lebih tenang
dan nada suara sedikit naik ketika melantunkan dalil.
b. Bahasa tubuh: Tangan dan tubuh ustadz Abdul Somad
ikut meilustrasikan tentang posisi bulan dna matahari.
c. Teknik humor: Tidak ada humor yang digunakan pada
materi ini
d. Respon jama’ah:
“senang dan bersyukur bahwa dalamceramah ustadz Abdul Somad jugamembahas hal yang ilmiah apalagidikaitkan dengan Al-qur’an.”16
Jamaah sangat senang di dalam materi ustadz AbdulSomad juga mengandung ilmiah.
5. Materi: Kisah Hasan Al-Basri
“Menjaga kesatuan ini penting, ada ulama besarbernama imam Hasan Al-Basri, dari Basrah Irak,dia sakit, tetangganya turun ke bawah, rumahtetangganya di atas rumanya yaitu non muslim
15Penggalan pesan dakwah ustadz Abdul Somad tentang surah Yasinbercerita mengenai pergerakan matahari pada video UAS Ceramah di MabesTNI AD.
16 Wawancara pribadi dengan Ikhwanul salah satu viewer video UASCeramah di Mabes TNI AD, pada Kamis, 13 Desember 2018.
89
89
turun ke bawah, lalu dia lihat sampai ke ruangtamu, “mana Hasan Basri?” tanyanya. “ HasanBasri di kamar tidak bisa keluar sedang sakit.”Lalu masuklah tetangganya tersebut ke dalamkamar Hasan Basri, dia lihat ada ember di sudutkamar, “ini apa Hasan Basri?” tanyanya.“Emberuntuk menampung air” jawab Hasan Basri.“Airnya dari mana?” tanyanya lagi. “Itu yangmenetes dari atas itu” jawab Hasan sambilmenunjuk ke atap kamarnya. “ Kalau tidak salahitu wc saya, sudah berapa lama kamu menampungair ini?” tanyanya heran. “20 tahun” jawab Hasan.“20 tahun kamu gak komplen?” lalu tetanggaHasan tersebut berkata “ Saksikan akubersyahadat.” Hidup bertetangga di Irak tidaksekalipun Hasan Basri bawa golok panjang untukmemaksa masuk Islam kelembutan hati itu yangmembuat hati orang terbuka.”17
a. Intonasi: Pada materi ini ustadz Abdul Somad
menggunakan intonasi suara yang rendah dan lebih
tenang.
b. Bahasa tubuh: Tubuh ustadz Abdul somad seakan
meilustrasikan cerita Hasan Basri, ketika mengatakan
menunjuk ke atap, tangan ustadz Abdul Somad menunjuk
ke atap.
c. Teknik humor: tidak ada humor yang digunakan ustadz
Abdul Somad pada materi ini.
d. Respon jama’ah:
17Penggalan cerita tentang Hasan Basri pada video UAS Ceramah diMabes TNI AD.
90
90
“sebegitu sabarnya sahabat, dan tidak memaksauntuk mausk Islam, saya terharu mendengarceritanya.”18
Jama’ah merasa emosional atau tersentuh mendengarcerita tersebut.
18Wawancara pribadi dengan Anisa salah satu viewer video UASCeramah di Mabes TNI AD, pada Kamis, 13 Desember 2018.
91
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan skripsi ini dapat
penulis simpulkan, terdiri dari tiga butir yang merujuk pada
permasalahan dan tujuan peneliti.
1. Penyampaian ucapan adalah masalah komunikasi
nonverbal, ini didasarkan pada bagaimana menggunakan
suara dan tubuh untuk menyampaikan pesan yang
diungkapkan oleh kata. Ada banyak penelitian yang
menunjukkan bahwa dampak dari kata-kata pembicara
sangat dipengaruhi oleh komunikasi nonverbal untuk
menyampaikan pidato secara efektif dan untuk
meningkatkan dampak dari pesan verbal. Retorika
dakwah ustadz Abdul Somad memiliki ciri khas dalam
menyampaikan dakwah, baik dari segi metode
penyampaian, metode vokal/suara maupun metode
bahasa tubuh. Menurut teori Public Speaking Stephen
Lucas, metode penyampaian yang digunakan oleh ustadz
Abdul Somad pada video “UAS Ceramah di Mabes TNI
AD” adalah metode Speaking Extemporaneously. Jenis
penyampaian ini yang paling baik dan sering digunakan
oleh juru pidato yang mahir. Pidato sudah disiapkan
sebelumnya berupa garis besar, tetapi pembicara tidak
menghafal kata demi kata. Outline itu hanya merupakan
91
92
92
pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam
pikiran.
2. Suara yang dihasilkan oleh proses fisik ini akan sangat
memengaruhi keberhasilan pidato suara emas jelas
merupakan aset.
Vokal/suara ustadz Abdul Somad pada video tersebut
adalah volume suaara yang kuat digunakan pada
pembahasan yang menggebu-gebu seperti materi
perjuangan pahlawan Indonesia, dan volume suara yang
lemah digunakan pada materi yang menggugah hati
seperti materi kisah Hasan Basri. Nada suara tinggi
ustadz Abdul Somad terdengar lantang namun, bisa
mengakibatkan serak pada suara ustadz Abdul Somad.
Tempo penyampaian ceramah ustadz Abdul Somad
tebilang cepat.
3. Gaya bahasa tubuh ustadz Abdul Somad ketika
menyampaiakan ceramah pada video tersebut seperti
mengalir saja tanpa adanya kekakuan. Gerakan badan
tidak hanya menoton dan terpaku pada satu arah saja,
terkadang mengarah ke arah kanan dan kiri. Kemudian
gerakan tangan ustadz Abdul Somad sekan menjadi
perangkat dalam menyampaikan materi, membantu
dalam menjelaskan apa yang disampaikan ustadz, bahkan
meilustrasikan kisah-kisah dalam materi ustadz Abdul
Somad. Dakwah yang disampaikan juga tidak menoton
disisipi dengan humor yang segar sehingga jaamah atau
audiens kembali terpusat pada pesan yang disampaikan.
93
93
Menurut ustadz Abdul Somad retorika adalah seni dalam
berbicara, menyampaikan sesuatu yang mudah
dimengerti oleh orang banyak, dengan menggunakan
kata-kata yang baik dan jelas. Diawali dengan
muqoddimah yang singkat, penghormatan pada yang
mengundang beliau, dibumbui dengan pantun yang
menggelitik semua jamaah, lalu menyuguhkan sesuatu
materi yang berkaitan dengan saat itu dengan sesuatu
yang sedang dirasakan jamaah, lalu masuk pada isi pesan
dakwah berlandaskan Al-qur’an dan Hadist, lalu diselingi
sedikit humor, lalu kesimpulan atau penegasan atas pesan
dakwah yang disampaikan, lalu penutup diakhiri dengan
ucapan terimakasih dan salam.
B. Saran-saran
Ada beberapa saran yang peneliti ajukan dalam retorika
dakwah ustadz Abdul Somad di media Youtube. Saran ini
diajukan untuk dai, dan mahasiswa UIN khususnya
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Semoga
saran-saran ini dapat bermanfaat. Dalam hal ini peneliti
mengajukan saran yaitu:
1. Untuk para akademis, calon dai perlu memaksimalkan
media dan teknologi deperti new media, facebook,
instagram dan Youtube sebagai bagian dari alat bantu
menyiarkan dan menyebarluaskan dakwah, agar
dakwah bisa dirasakan oleh masyarakat yang lebih
luas.
94
94
2. Dakwah adalah tugas yang sangat mulia sesuai dengan
perintah Allah dan RasulNya. Semoga ustadz Abdul
Somad tetap istiqomah dalam menjalankan dakwah
Islam, dengan selalu melakukan perbaikan terus
menerus, karena figur atau sosok yang tegas, humoris
dan lugas seperti ustad Abdul Somad sangat
dibutuhkan oleh masyarakat dan dai-dai muda yang
membutuhkan pembinaan. Penelitian ini juga dapat
dikembangkan lagi menjadi kajian dalam ilmu dakwah
dan ilmu komunikasi.
95
95
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Datuk Tombak. Kunci Sukses Penerangan dan Dakwah,Jakarta: PT. Rhineka Cipta.
Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah. Wonosobo : Amzah , 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu PendekatanPraktek.Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Aziz, Prof. Dr. Moh. Ali. Ilmu Dakwah, Surabaya : Kencana,2008.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi,Ekonomi,Kebijakan Publik dan Ilmu SosialLainnya Jakarta: Kencana, 2010.
Brilianto, Ricky. Panduan Praktis Internet Plus. Jakarta : PuspaSuara, 2007.
somad-jadi-tokoh-perubahan-republika diakses padaKamis, 27 Desember 2018, pukul 10.00 WIB.
http://aceh.tribunnews.com/2018/02/21/ini-alasan-ustaz-abdul-somad-terima-gelar-datuk-seri-ulama-setia-negara-dari-lembaga-adat-melayu?page=all diakses pada Kamis, 27
Desember 2018, pukul 10.10 WIB.
http://pontianak.tribunnews.com/2018/10/21/ustadz-abdul-somad-bergelar-kayi-mangku-jagadilaga-dari-kerajaan-matan-tanjungpura diakses pada Kamis, 27 Desember 2018,pukul 10.30 WIB.