Top Banner

of 23

Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

Oct 12, 2015

Download

Documents

ninifatryani

nn
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    1/23

    1

    BAB I

    KASUS

    Identitas Pasien

    Nama : Ny. E.

    Umur : 35 tahun

    Alamat : Jl. Berua Raya

    No RM : 633268

    Tgl MRS : 19 Oktober 2013

    Anamnesis

    Keluhan utama : Luka bakar di tubuh

    Anamnesis tambahan:

    Pasien datang ke UGD RS WS dengan keluhan luka bakar di tubuhnya yaitu tangan

    kanan, punggung, dan paha kanan yang dialami sejak 30 menit yang lalu akibat

    tersiram air panas. Nyeri (+) jika luka bakar disentuh. Tidak ada keluhan mual

    maupun muntah.Pasien sedang memasak di dapur, tiba-tiba pasien terpeleset dan tangannya

    menyentuh air panas di panci. Air panas terjatuh dan terpapar badan pasien.

    Riwayat HT (-), DM (-), penyakit ginjal (-), dan penyakit jantung (-).

    Primary Survey

    Airway: paten.

    Breathing & Ventilation: dada simetris, P 24 x/menit, Rh-/-, Wh-/-, Bunyi

    pernapasan vesikuler, tipe pernapasan thoracoabdominal, Sp 02 98%

    Circulation: TD 110/60 mmHg, N 96 x/menit reguler kuat angkat.

    Disability: kesadaran composmentis, pupil isokor 2,5 mm/2,5 mm

    Environment: suhu axilla 36,9 C.

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    2/23

    2

    Burn Assessment

    Regio ekstremitas superior dextra:

    I: tampak bulla (+), udem (+), hiperemis (+)

    P: nyeri tekan (+), luas luka bakar 9 %

    Regio trunkus posterior:

    I: tampak bulla (+), udem (+), hiperemis (+)

    P: nyeri tekan (+), luas luka bakar 9%

    Regio femur dextra:

    I: tampak bulla (+), udem (+), hiperemis (+)

    P: nyeri tekan (+), luas luka bakar 4%

    Diagnosis Sementara

    Luka bakar grade II A 22%

    Tatalaksana

    IVFD RL 30 tts/menit pada 7,5 jam pertama. Dilanjutkan dengan 14 tts/mnt

    pada 16 jam berikutnya.

    Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 J/IV

    Inj. Tramadol/8 jam drips dalam piggy bag (100 cc NaCl 0,9%)

    Inj. Ranitidin amp/8 jam/IV

    Rawat luka (GV) dengan Burnazin.

    Monitoring

    Output urin 0,51 mL/kg BB/jam

    30-50 cc/jam Tanda-tanda vital

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    3/23

    3

    Follow Up

    40

    50

    60 60

    70 70

    60

    40

    30 30

    27 24 22 20 18 18

    Jam 09.30 Jam 10.30 Jam 11.30 Jam 12.30 Jam 13.30 Jam 14.30 Jam 15.30 Jam 16.00

    Resusitasi cairan 7,5 jam pertamaOutput urin (cc) Kecepatan tetesan infus (Tetes/menit)

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    4/23

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    DEFINISI DAN ETIOLOGI

    Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

    disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik,

    dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan

    mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok)

    sampai fase lanjut.

    Luka bakar dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara langsung maupun

    tidak langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak terjadi pada kecelakaan

    rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan

    kimia juga dapat menyebabkan luka bakar. Secara garis besar, penyebab terjadinya

    luka bakar dapat dibagi menjadi:

    Paparan api

    o

    Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, danmenyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat membakar

    pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Serat alami memiliki

    kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh

    atau menyala dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak.

    o Benda panas (kontak): Terjadi akibat kontak langsung dengan benda panas.

    Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami

    kontak. Contohnya antara lain adalah luka bakar akibat rokok dan alat-alat

    seperti solder besi atau peralatan masak.

    Scalds (air panas)

    Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin

    lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    5/23

    5

    yang disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka

    bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umumnya menunjukkan pola percikan,

    yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang

    disengaja, luka umumnya melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam pola

    sirkumferensial dengan garis yang menandai permukaan cairan.

    Uap panas

    Terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator mobil.

    Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap

    serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap panas

    dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal di paru.

    Gas panas

    Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan oklusi

    jalan nafas akibat edema.

    Aliran listrik

    Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh.

    Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan

    percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahan.

    Zat kimia (asam atau basa)

    Radiasi

    Sunburn sinar matahari, terapi radiasi.

    KLASIFIKASI LUKA BAKAR

    Kedalaman luka bakar dideskripsikan dalam derajat luka bakar, yaitu luka bakar

    derajat I, II, atau III:

    Derajat I

    Pajanan hanya merusak epidermis sehingga masih menyisakan banyak jaringan

    untuk dapat melakukan regenerasi. Luka bakar derajat I biasanya sembuh dalam

    5-7 hari dan dapat sembuh secara sempurna. Luka biasanya tampak sebagai

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    6/23

    6

    eritema dan timbul dengan keluhan nyeri dan atau hipersensitivitas lokal.

    Contoh luka bakar derajat I adalahsunburn.

    Derajat II

    Lesi melibatkan epidermis dan mencapai kedalaman dermis namun masih

    terdapat epitel vital yang bisa menjadi dasar regenerasi dan epitelisasi. Jaringan

    tersebut misalnya sel epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan

    pangkal rambut. Dengan adanya jaringan yang masih sehat tersebut, lukadapat sembuh dalam 2-3 minggu. Gambaran luka bakar berupa gelembung atau

    bula yang berisi cairan eksudat dari pembuluh darah karena perubahan

    permeabilitas dindingnya, disertai rasa nyeri. Apabila luka bakar derajat II yang

    dalam tidak ditangani dengan baik, dapat timbul edema dan penurunan aliran

    darah di jaringan, sehingga cedera berkembang menjadifull-thickness burnatau

    luka bakar derajat III.

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    7/23

    7

    Derajat III

    Mengenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis hingga mungkin organ atau

    jaringan yang lebih dalam. Pada keadaan ini tidak tersisa jaringan epitel yang

    dapat menjadi dasar regenerasi sel spontan, sehingga untuk menumbuhkan

    kembali jaringan kulit harus dilakukan cangkok kulit. Gejala yang menyertai

    justru tanpa nyeri maupun bula, karena pada dasarnya seluruh jaringan kulit

    yang memiliki persarafan sudah tidak intak.

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    8/23

    8

    LUAS LUKA BAKAR

    Luasnya kerusakan akan ditentukan oleh suhu permukaan dan lamanya kontak.

    Luka bakar menyebabkan koagulasi jaringan lunak. Seiring dengan peningkatan suhu

    jaringan lunak, permeabilitas kapiler juga meningkat, terjadi kehilangan cairan, dan

    viskositas plasma meningkat dengan resultan pembentukan mikrotrombus. Hilangnya

    cairan dapat menyebabkan hipovolemi dan syok, tergantung banyaknya cairan yang

    hilang dan respon terhadap resusitasi. Luka bakar juga menyebabkan peningkatan laju

    metabolik dan energi metabolisme.

    Semakin luas permukaan tubuh yang terlibat, morbiditas dan mortalitasnya

    meningkat, dan penanganannya juga akan semakin kompleks. Luas luka bakar

    dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Ada beberapa metode cepat

    untuk menentukan luas luka bakar, yaitu:

    Estimasi luas luka bakar menggunakan luas permukaan palmar pasien. Luas

    telapak tangan individu mewakili 1% luas permukaan tubuh.

    Rumus 9 atau rule of nineuntuk orang dewasa

    Pada dewasa digunakan rumus 9, yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung,

    pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan,paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing

    9%. Sisanya 1% adalah daerah genitalia. Rumus ini membantu menaksir

    luasnya permukaan tubuh yang terbakar pada orang dewasa.

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    9/23

    9

    Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala

    anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena

    perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus

    10 untuk bayi, dan rumus 10-15-20 untuk anak.

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    10/23

    10

    Metode Lund dan Browder

    Metode yang diperkenalkan untuk kompensasi besarnya porsi massa tubuh di

    kepala pada anak. Metode ini digunakan untuk estimasi besarnya luas

    permukaan pada anak. Apabila tidak tersedia tabel tersebut, perkiraan luas

    permukaan tubuh pada anak dapat menggunakan Rumus 9 dan disesuaikan

    dengan usia:

    o Pada anak di bawah usia 1 tahun: kepala 18% dan tiap tungkai 14%. Torso

    dan lengan persentasenya sama dengan dewasa.

    o Untuk tiap pertambahan usia 1 tahun, tambahkan 0.5% untuk tiap tungkai

    dan turunkan persentasi kepala sebesar 1% hingga tercapai nilai dewasa.

    Lund and Browder chart illustrating the method for calculating the percentage

    of body surface area affected by burns in children.

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    11/23

    11

    PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR

    Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh

    kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang

    ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya

    permeabilitas menyebabkan edema dan menimbulkan bula yang mengandung banyak

    elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler.

    Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan

    yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat II,

    dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat III.

    Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh

    masih bisa mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20%, akan terjadi syok hipovolemik

    dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil dan

    cepat, tekanan darah menurun dan produksi urin yang berkurang. Pembengkakan

    terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam.

    Setelah 12-24 jam, permeabilitas kapiler mulai membaik dan terjadi mobilisasi

    serta penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini ditandai dengan

    meningkatnya diuresis.Pembagian zona kerusakan jaringan:

    1. Zona koagulasi, zona nekrosis

    Merupakan daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein)

    akibat pengaruh cedera termis, hampir dapat dipastikan jaringan ini mengalami

    nekrosis beberapa saat setelah kontak. Oleh karena itulah disebut juga sebagai

    zona nekrosis.

    2. Zona statis

    Merupakan daerah yang langsung berada di luar/di sekitar zona koagulasi. Di

    daerah ini terjadi kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan

    trombosit dan leukosit, sehingga terjadi gangguam perfusi (no flow

    phenomena), diikuti perubahan permeabilitas kapilar dan respon inflamasi

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    12/23

    12

    lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera dan mungkin

    berakhir dengan nekrosis jaringan.

    3. Zona hiperemi

    Merupakan daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi

    tanpa banyak melibatkan reaksi selular. Tergantung keadaan umum dan terapi

    yang diberikan, zona ketiga dapat mengalami penyembuhan spontan, atau

    berubah menjadi zona kedua bahkan zona pertama.

    INDIKASI RAWAT INAP PASIEN LUKA BAKAR

    Menurut American Burn Association, seorang pasien diindikasikan untuk

    dirawat inap bila:

    1. Luka bakar derajat III > 5%

    2. Luka bakar derajat II > 10%

    3. Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki,

    genitalia, perineum, kulit di atas sendi utama) risiko signifikan untuk

    masalah kosmetik dan kecacatan fungsi

    4.

    Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas5. Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor

    lainnya, atau adanya kondisi medik signifikan yang telah ada sebelumnya

    6. Adanya trauma inhalasi

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan penunjang yang dilakukan:

    1. Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah

    2.

    Urinalisis

    3. Pemeriksaan keseimbangan elektrolit

    4. Analisis gas darah

    5. Radiologijika ada indikasi ARDS

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    13/23

    13

    6. Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis SIRS dan

    MODS

    PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR

    Pertolongan pertama

    Menghentikan proses trauma bakar. Segera tanggalkan pakaian untuk

    menghentikan proses trauma bakar.

    Dinginkan luka bakar dengan air (8-15

    0C) selama sekitar 20 menit.

    Tutup luka bakar.

    Berikan analgetik

    Primary Survey

    Airway

    Diperlukan kewaspadaan adanya obstruksi yang mengancam jalan napas

    pada trauma panas karena tanda-tanda terjadinya obstruksi napas pada saat-saat

    awal tidak jelas. Indikasi klinis adanya trauma inhalasi antara lain:

    1. Luka bakar yang mengenai wajah dan atau leher

    2. Alis mata dan bulu hidung hangus

    3. Adanya timbunan karbon dan tanda peradangan akut orofaring

    4. Sputum yang mengandung karbon/arang

    5. Suara serak

    6. Riwayat gangguan mengunyah dan atau terkurung dalam api

    7. Luka bakar kepala dan badan akibat ledakan

    8. Kadar karboksihemoglobin lebih dari 10% setelah berada di tempat

    kebakaran.

    Bila ditemukan salah satu dari keadaan di atas, sangat mungkin terjadi

    trauma inhalasi yang memerlukan penanganan dan terapi definitive, termasuk

    pembebasan jalan napas.

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    14/23

    14

    Breathing

    o Perhatikan pengembangan dada, adekuat dan bilateral? Hitung respiratory

    rate.

    o Palpasi - adakah krepitasi atau fraktur?

    o Auskultasi - samakah bunyi napas di kedua lapangan paru?

    o Pasang monitor saturasi oksigen.

    Circulation

    o Perhatikan jika ada perdarahantekan langsung.

    o Ukur tekanan darah, raba nadi.

    Disability

    o Periksa kesadaran.

    o Periksa ukuran pupil.

    Environment

    o Jaga pasien dalam keadaan hangat.

    Tentukan luas luka bakar

    Telah dibahas sebelumnya.

    Resusitasi cairan (jika berindikasi)

    Resusitasi cairan diindikasikan bila luas luka bakar > 10% pada anak-anak atau

    > 15% pada dewasa. Resusitasi cairan diberikan dengan tujuan preservasi perfusi

    yang adekuat dan seimbang di seluruh pembuluh darah vaskular regional, sehingga

    iskemia jaringan tidak terjadi pada setiap organ sistemik. Dengan adanya resusitasi

    cairan yang tepat, kita dapat mengupayakan stabilisasi pasien secepat mungkin

    kembali ke kondisi fisiologik dalam persiapan menghadapi intervensi bedah seawal

    mungkin.

    Formula resusitasi cairan telah diperkenalkan sejak tahun 1960an dan

    dipergunakan secara luas sejak tahun 1970an. Parkland formula, yang

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    15/23

    15

    mengkalkulasikan total kebutuhan cairan untuk meresusitasi pasien berdasarkan

    persentasi luka bakar, merupakan formula yang paling sering digunakan di Inggris,

    Irlandia, Amerika Serikat, dan Kanada.

    Baxter menemukan pasien degan trauma inhalasi memerlukan tambahan cairan

    jika dibandingkan dengan yang lainnya. Pruitt melaporkan pasien dengan trauma

    elektrik dan yang resusitasinya tertunda memerlukan cairan tambahan. Bagaimana

    pun juga, muncul bukti bahwa pasien dengan luka bakar mayor memerlukan cairan

    lebih banyak dari pada yang direkomendasikan Parkland formula.Volume resusitasi

    cairan yang besar berhubungan dengan peningkatan resiko komplikasi infeksi, acute

    respiratory distress syndrome (ARDS), abdominal compartment syndrome dan

    kematian. Pruitt menggunakan istilah fluid creep untuk mendeskripsikan fenomena

    ini.

    Formula yang sering digunakan untuk manajemen cairan pada luka bakar

    mayor yaitu Parkland, modified Parkland, Brooke, modified Brooke, Evans dan

    Monafos formula.

    a. Parkland formula

    1.

    24 jam pertama: cairan Ringer Laktat (RL) 4 mL/kgBB untuk setiap 1%permukaan tubuh yang terbakar pada dewasa dan 3 mL/kgBB untuk setiap

    1% permukaan tubuh yang terbakar pada anak. Cairan RL ditambahkan

    untuk maintenance pada anak:

    - 4 mL/kg BB/jam untuk anak dengan berat 0-10 kg

    - 40 mL/jam + 2 mL/jam untuk anak dengan berat 10-20 kg

    - 60 mL/jam + 1 mL/kg BB/jam untuk anak dengan berat 20 kg atau

    lebih.

    Formula ini direkomendasikan tanpa koloid di 24 jam pertama.

    2. 24 jam selanjutnya: koloid diberikan sebesar 20-60% dari kalkulasi

    volume plasma. Tanpa kristaloid. Glukosa pada air ditambahkan untuk

    mempertahankan output urin 0,5 1 mL/jam pada dewasa dan 1 mL/jam

    pada anak.

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    16/23

    16

    b. Modified Parkland formula

    1. 24 jam pertama: RL 4 mL/kg BB untuk setiap 1 % permukaan tubuh yang

    terbakar (dewasa).

    2. 24 jam selanjutnya: mulai infuse koloid dengan albumin 5% 0,3 1

    mL/kgBB untuk setiap 1% permukaan tubuh yang terbakar/16 jam.

    c. Brooke formula

    1. 24 jam pertama: cairan RL 1,5 mL/kgBB untuk setiap 1% permukaan

    tubuh yang terbakar ditambah koloid o,5 mL/kg BB untuk setiap 1%

    permukaan tubuh yang terbakar ditambah 2000 mL glukosa dalam air.

    2.

    24 jam selanjutnya: RL 0,5 mL/kg BB untuk setiap 1% permukaan tubuh

    yang terbakar dan jumlah yang sama dari glukosa dalam air pada 24 jam

    pertama.

    d. Modified Brooke

    1. 24 jam pertama: tanpa koloid. Cairan RL 2 mL/kg BB untuk setiap 1%

    permukaan tubuh yag terbakar (dewasa) dan 3 mL/kg BB untuk setiap 1%

    permukaan tubuh yang terbakar (anak).

    2.

    24 jam selanjutnya: koloid 0,3-0,5 mL/kg BB untuk setiap 1% permukaantubuh yang terbakar dan tanpa kristaloid. Glukosa di air ditambahkan

    untuk mempertahankan output urin yang cukup.

    e. Evans formula

    1. 24 jam pertama: kristaloid 1 mL/kgBB untuk setiap 1% permukaan tubuh

    yang terbakar ditambah koloid 1 mL/kg BB untuk setiap 1% permukaan

    tubuh yang terbakar ditambah 2000 mL glukosa di air.

    2. 24 jam selanjutnya: kristaloid 0,5 mL/kg BB untuk setiap 1% permukaan

    tubuh yng terbakar ditambah glukosa di air dengan jumlah yang sama

    pada 24 jam pertama.

    f. Monafo formula

    Monafo merekomendasikan menggunakan cairan yang mengandung Na 250

    mEq, laktat 150 mEq, dan Cl 100 mEq. Jumlah ditambahkan seuai dengan

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    17/23

    17

    output urin. 24 jam selanjutnya, cairan dititrasi dengan 1/3 normal saline

    sesuai dengan output urin.

    Formula yang bisa digunakan untuk anak-anak:

    a. Shriners Cincinnati

    1. Anak yang lebih tua: cairan Ringer Laktat (RL) 4 mL/kg BB untuk setiap

    1% permukaan tubuh yang terbakar + 1500 mL/m2total (1/2 volume total

    diberikan 8 jam pertama, dan sisa volume totalnya diberikan pada 16 jam

    selanjutnya.

    2.

    Anak yang lebih muda: 4 mL/kg BB untuk setiap 1% permukaan tubuh

    yang terbakar + 1500 mL/m2 total, pada 8 jam pertama cairan RL + 50

    mEq NaHCO3. Cairan RL di 8 jam kedua. Albumin 5% pada cairan RL

    pada 8 jam ketiga.

    b. Galveston

    24 jam pertama: RL 5000 mL/m2+ 2000 mL/m

    2total (1/2 volume total pada 8

    jam pertama, dan sisanya pda 16 jam selanjutnya.

    Tekanan darah kadang sulit diukur dan hasilnya kurang dapat dipercaya.

    Pengukuran produksi urin tiap jam merupakan alat monitor yang baik untuk menilai

    volume sirkulasi darah; asalkan tidak ada dieresis osmotic (misal glikosuria). Oleh

    karena itu pasang kateter urin untuk mengukur produksi urin. Pemberian cairan cukup

    untuk dapat mempertahankan produksi urin 1,0 mL/kgBB/jam pada anak-anak

    dengan berat badan 30 kg atau kurang, dan 0,5-1 ml/kgBB/jam pada orang dewasa.

    Resusitasi luka abakar yang ideal adalah mengembalikan volume plasma

    dengan efektif tanpa efek samping. Kristaloid isotonic, cairan hipertonik, dan koloid

    telah digunakan untuk tujuan ini, namun setiap cairan memiliki kelebihan dan

    kekurangan. Tak satupun dari mereka ideal, dan tak ada yang lebih superior

    dibanding yang lain.

    1. Kristaloid isotonic

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    18/23

    18

    Kristaloid tersedia dan lebih murah dibanding alternative lain. Cairan RL,

    cairan Hartmann (sebuah cairan yang mirip dengan RL) dan NaCl 0,9% adalah

    cairan yang sering digunakan. Ada beberapa efek samping dari kristaloid:

    pemberian volume NaCl 0,9% yang besar memproduksi hyperchloremic

    acidosis, RL meningkatkan aktivasi neutrofil setelah resusitasi untuk hemoragik

    atau setelah infuse tanpa hemoragik. RL digunakan oleh sebagian besar rumah

    sakit mengandung campuran ini. Efek samping lain yang telah

    didemonstrasikan yaitu kristaloid memiliki pengaruh yang besar pada

    koagulasi.

    Meskipun efek samping ini, cairan yang paling sering digunakan untuk

    resusitasi luka bakar di Inggris dan Irlandia adalah cairan Hartmann (unit

    dewasa 76%, unit anak 75%). Sedangkan RL merupakan tipe cairan yang

    paling sering digunakan di US dan Kanada.

    2. Cairan hipertonik

    Pentingnya ion Na di patofisiologi syok luka bakar telah ditekankan oleh

    beberapa studi sebelumnya. Na masuk ke dalam sel shingga terjadi edema sel

    dan hipo-osmolar intravascular volume cairan. Pemasangan infus cairanhipertonik yang segera telah dibuktikan meningkatkan osmolaritas plasma dan

    membatasi edema sel. Penggunaan cairan dnegan konsentras 250 mEq/L,

    Moyer at al. mampu mendapatkan resusitasi fisologis yang efektif dengan total

    volume yang rendah dibandingkan cairan isotonic pada 24 jam pertama. Namun

    Huang et al. menemukan bahwa setelah 48 jam pasien yang diterapi dengan

    cairan hipertonik atau RL memberikan hasil yang sama. Mereka juga

    mendemonstrasikan bahwa resusitasi cairan hipertonik berhuungan dengan

    peningkatan insidens gagal ginjal dan kematian. Saat ini, resusitasi dengan

    cairan hipertonik menjadi pilihan menarik secara fungsi fisiologis sesuai

    teorinya, tetapi memerlukan pemantauan ketat dan resiko hipernatremi dan

    aggal ginjal menjadi perhatian utama.

    3. Koloid

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    19/23

    19

    Kebocoran dan akumulasi protein plasma di luar komparemen vaskular

    memberikan kontribusi pada pembentukan edema. Kebocoran kapiler bisa

    bertahan hingga 24 jam setelah trauma bakar. Peneliti lain menemukan

    ekstravasasi ekstravasasi albumin berhenti 8 jam setelah trauma bakar. Koloid

    sebagai cairan hiperosmotik, digunakan untuk meningkatkan osmolalitas

    intravascular dan menghentikan ekstravasasi kristaloid.

    Guideline Resusitasi Cairan pada Dewasa dengan Trauma Bakar Akut

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    20/23

    20

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    21/23

    21

    BAB III

    PEMBAHASAN KASUS

    Ny. E, usia 35 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan luka bakar di

    tubuhnya yaitu tangan kanan, punggung, dan paha kanan yang dialami sejak 30 menit

    yang lalu akibat tersiram air panas. Nyeri (+) jika luka bakar disentuh. Tidak ada

    keluhan mual, maupun muntah. Riwayat HT (-), DM (-), penyakit ginjal (-), dan

    penyakit jantung (-).

    Pasien sedang memasak di dapur, tiba-tiba pasien terpeleset dan tangannya

    menyentuh air panas di panci. Air panas terjatuh dan terpapar badan pasien.

    Pasien datang masih dalam fase akut luka bakar. Maka perlu diperhatikan

    ABCD dari pasien. Airway: paten. Breathing & Ventilation: dada simetris, P 24

    x/menit, Rh-/-, Wh-/-, bunyi pernapasan vesikuler, tipe pernapasan thoracoabdominal.

    Sp 02 98%. Circulation: TD 110/60 mmHg, N 96 x/menit reguler kuat angkat.

    Disability: kesadaran composmentis, pupil isokor 2,5 mm/2,5 mm. Environment:

    suhu axilla 36,9 C.

    Pada tubuh ditemukan luka bakar di regio ekstremitas superior dextra (9%),regio trunkus posterior (9%), dan regio femur dexra (4%). Luas luka ditentukan

    menurut diagram rules of nine dari Wallace. Total luas luka bakar mencapai 22%

    dengan kedalaman derajat II.

    Luka bakar pada pasien ini digolongkan derajat II sebab kerusakan meliputi

    epidermis dan sebagian dermis yang terlihat dari reaksi inflamasi akut dan proses

    eksudasi, ditemukan bula, dasar luka berwarna merah atau pucat dan nyeri akibat

    iritasi ujung saraf sensorik. Luka bakar pada pasien tidak digolongkan dalam derajat I

    sebab pada luka bakar derajat I kelainannya hanya berupa eritema, kulit kering, nyeri

    tanpa disertai eksudasi. Luka bakar juga tidak digolongkan dalam derajat III sebab

    pada luka bakar derajat III dijumpai kulit terbakar berwarna abu-abu dan pucat,

    letaknya lebih rendah (cekung) dibandingkan kulit sekitar dan tidak dijumpai rasa

    nyeri/hilang sensasi akibat kerusakan total ujung serabut saraf sensoris.

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    22/23

    22

    Karena luas luka bakar 22%, maka perlu dilakukan resusitasi cairan. Dengan

    rumus Parkland, dapat dihitung kebutuhan cairan pasien yaitu: (diketahui BB pasien

    60 kg)

    4 x BB x luas luka bakar = 4 x 60 x 22 = 5280 mL

    Karena resusitasi seharusnya dimulai sejak terjadinya trauma bakar sedangkan

    pasien datang ke rumah sakit 30 menit setelah kejadian, sehingga tersisa 7,5

    jam dari yang seharusnya 8 jam pertama untuk melakukan resusitasi. 2640 cc

    diberikan pada 7,5 jam pertama 352 cc/jam 5,87 cc/menit 29,35

    tetes/menit 30 tts/mnt

    2640 cc diberikan pada 16 jam selanjutnya 165 cc/jam 13,75 tetes/menit

    14 tts/mnt

    Cairan yang digunakan yaitu Ringer Laktat (RL).

    Hal yang dimonitor selama resusitasi yaitu output urin 0,5 1 mL/kg BB/jam

    dan tanda-tanda vital. Jika output urin yang dihasilkan tidak sesuai dengan target,

    maka jumlah cairan resusitasi akan dikurangi atau ditambah sesuai dengan guideline.

    Kebocoran dan akumulasi protein plasma di luar komparemen vaskular

    memberikan kontribusi pada pembentukan edema. Kebocoran kapiler bisa bertahanhingga 24 jam setelah trauma bakar. Sehingga pemberian koloid tidak dianjurkan

    pada 24 jam pertama.

  • 5/21/2018 Resusitasi Cairan Pada Luka Bakar

    23/23

    23

    DAFTAR PUSTAKA

    Advances Trauma Life Support untuk Dokter. 2004.

    Mehmet H, Ebru SA, Hamdi K. Fluid Management in Major Burn Injuries. Indian J

    Plast Surg. 2010: S29-S36.

    David G. Burn Resuscitation.Journal of Burn Care & Research. 2007: 4.

    Edwin A, Randi L. The Challenges of Children: The First 48 Hours. Available from:

    http://natqa.uas.se/sv/brsk_barn_ABA.pdf.

    WHO. Management of Burns. WHO Surgical Care at the District Hospital. 2003: 1-

    7.

    Shehan H, Peter D. Pathophysiology and Types of Burns.BMJ. 2004;328:14279.

    New Zealand Guidelines Group. Management of Burns and Scalds in Primary Care.

    Accident Compensation Corporation. 2007: 4-6.

    James M, Mahambrey T, Andrews F, Jeanrenaud P, Yao S, Wilkinson D. Adult

    Acute Burn Fluid Resuscitation Guidelines. NHS: 1-4.

    http://natqa.uas.se/sv/brsk_barn_ABA.pdfhttp://natqa.uas.se/sv/brsk_barn_ABA.pdfhttp://natqa.uas.se/sv/brsk_barn_ABA.pdf