TUGAS RESUME MATERI KULIAH PRA UTS MODEL PERMUKAAN DIGITAL
Oleh:Ridho Alfirdaus21110112130053Johan
Irawan21110112130064Ahadea Kautzarea Yuwono21110112140083Reisnu
Iman Arjiansah21110112140085Dani Nur Martiana21110112140089Nanang
Noviantoro Prasetyo21110112140073
PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESIFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
DIPONEGOROJl. Prof.H.Sudarto, SH Tembalang Semarang, Jawa
TengahFax: (024) 76480788, Telp: (024) 76480788e-mail :
[email protected]
RESUME MATERI KULIAH PRA UTS MODEL PERMUKAAN DIGITAL
A. PENDAHULUAN1. Modela. Pengertian modelModel adalah suatu
konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal. Jenis
dari model sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu : konseptual
(definisi), fisik (miniatur, maket), dan matematis (fungsi).b.
Jenis model matematis1) Kuantitatif, berdasar angka2) Kualitatif,
berdasarkan perbandingan/ tingkatan3) Fungsional, berdasarkan sifat
deterministik4) Stokastik, berdasarkan sifat probabilistik c.
Fungsi model1) Sebagai abstraksi berdasarkan bentuk logis untuk
visualisasi sekaligus memudahkan komunikasi (konseptual) 2)
Memudahkan pembahasan dan perhatian pada bagian-bagian penting dari
suatu objek (fisik)3) Memungkinkan penerapan teknis pada objek yang
sama secara keseluruhan (matematis)4) Memungkinkan evaluasi
terhadap objek tanpa berhadapan langsung dengan objek tersebut 5)
Terkait dengan Real World, merupakan alat untuk memahami hukum
alam.d. Karakteristik model1) Akurasi, artinya mendekati
kebenaran2) Deskriptif, artinya memiliki asumsi yang sesuai dengan
kenyataan3) Presisi artinya kondisi model dapat diprediksi
berdasarkan angka, fungsi, atau bentuk geometrik4) Robustness
artinya ketahanan relatif terhadap kesalahan data masukan (bukan
proses dan output)5) Generality, artinya dapat diaplikasikan dalam
berbagai situasi dan kondisi6) Fruitfullness, artinya bermanfaat
dan dapat dijadikan sumber dari analisis atau model lainnya 7)
Simplicity, artinya jumlah parameter terkecil yang masih
memungkinkan untuk membangun suatu model 2. Permukaana. Pengertian
Menurut Li, 1990 ada berbagai macam permukaan, antara lain1)
Ground: the solid surface of the earth; a solid base or foundation;
a surface of the earth; bottom of the sea; etc. 2) Height:
measurement from base to top; elevation above the ground or
recognized level, especially that of the sea; distance upwards;
etc.3) Elevation: height above a given level, especially that of
sea; height above the horizon; etc.4) Terrain: tract of country
considered with regarded to its natural features, etc.; an extent
of ground, region, territory; etc.b. Objek yang terkait dengan
model permukaan 1) Landforms : Elevasi, slope, dan objek lain yang
memodelkan relief dari permukaan 2) Unsur alam : Sungai, danau,
garis pantai, jaringan jalan, pemukiman, batas administrasi (misal
punggungan bukit)3) Lingkungan dan sumber daya alam : soil,
vegetasi, geologi dst. 4) Data sosio - ekonomi : distribusi
penduduk, zona industri dan pertanian, dst.c. Keunggulan data
terrain dalam bentuk digital:1) Variasi representasi, data yang ada
dapat divisualkan dalam beragam bentuk seperti kontur, profil, 3D
view2) Tidak berkurang kualitasnya seiring waktu atau dalam proses
duplikasinya 3) Mudah dimodifikasi4) Representasi multi-scale,
dapat disajikan dalam berbagai skala.3. Cakupan DTMPerolehan
DataAnalisis MPDPembuatan MPDVisualisasi MPD
a. Perolehan data1) Terestris2) Fotogrametris3) SAR4) Laser
Ranging 5) GPSb. Struktur data 1) GRID 2D Raster 2) Point Cloud 3D
raster3) Kontur - 2D Vektor4) TIN 3D Vektor 4. Aplikasi MPDa.
Perencanaan dan desain konstruksi sipil & pertambangan b.
Simulasi & analisis Hidrologi c. Animasi 3D untuk militer,
desain lansekap, serta perencanaan kotad. Analisis visibilitas dan
cakupan sinyal telekomunikasi.
B. AKUISISI DATAJika kondisi lapangan dan pemilihan titik
tinggi, berikut strategi samplingnya telah diperoleh, dilakukan
pengambilan data untuk keperluan pembuatan model permukaan digital.
Sumber data berarti masukan yang diperoleh untuk pemodelan dari
berbagai sumber seperti : Kartografis, menggunakan peta topografi
yang sudah ada. Fotogrametris, menggunakan stereo pair dari foto
udara atau citra satelit Radar dengan SAR & InSAR Laser Ranging
Field Survey, menggunakan TS dan GPS untuk pengukuran langsung di
lapangan 1. Peta Topografi (Rupabumi)Peta topografi berkaitan erat
dengan kualitas data kontur yang dapat diperoleh. Aspek penting
dari peta topografi berkenaan dengan skala adalah interval
konturnya. Secara umum, akurasi yang diharapkan dari setiap titik
yang diinterpolasi dari garis kontur adalah antara 1/2 s/d 1/3
interval kontur. Sumber data didapatkan dari peta topografi berupa
kontur dan titik tinggi, kemudian di digitasi dan bentuk datanya
semi teratur.2. Foto Udara Dan Citra SatelitPerolehan data untuk
pembuatan MPD dari foto udara dan citra satelit umumnya berdasarkan
prinsip fotogrametri. Dalam hal ini citra satelit yang digunakan
adalah citra satelit pada rentang visibel atau pankromatik.
Dibutuhkan minimal 2 pasangan foto / citra yang memuat area yang
sama. Foto udara tersebut diperoleh dari kamera metrik yang
merupakan kamera dengan distorsi sangat rendah. Prinsip dasar dari
fotogrametri adalah penggunaan sepasang citra bertampalan yang
dapat menghasilkan model stereo (stereo pair). Model yang
dihasilkan adalah rekonstruksi dari unsur 3D dari permukaan tanah.
Pada model tersebut dilakukan pengukuran tinggi yang dapat
digunakan untuk menghasilkan DEM. Citra/foto stereo didefinisikan
sebagai citra dengan rekaman dari sudut pemotretan dan memiliki
pertampalan (min 60% overlap, 20% sidelap). Sumber data didapatkan
dari dunia nyata berupa foto udara, kemudian di plotting dan bentuk
datanya semi teratur / teratur.3. Synthetic Aperture Radar (SAR)
dan Interferometric SAR (InSAR)Radar merupakan sensor aktif yang
memancarkan gelombang mikrowave dan merekam pantulannya. Terkait
dengan tinggi, maka pantulan objek yang dekat atau lebih tinggi
akan terekam lebih lebih dulu. Pada sistem Radar (konvensional)
resolusi azimuth x bergantung pada nilai L (ukuran antenna). Pada
sistem SAR (konvensional) resolusi azimuth x diemulasi dengan
memproses data sebelum dan sesudah target perekaman.Dua citra hasil
Rekaman SAR yang mencakup area yang sama, dari posisi sensor yang
berbeda dapat digunakan untuk membuat citra interferogram. Secara
teknis, InSar merupakan proses pengolahan data, bukan
instrumentasinya. Sumber data didapatkan dari dunia nyata berupa
foto udara, kemudian diproses dan bentuk datanya berupa garis
kontur atau image.4. Airborne Laser Detection & Ranging
(LIDAR)Hasil dari laser ranging berupa point cloud yang merekam
keseluruhan permukaan bumi. Diperlukan proses tambahan filtering
untuk mendapatkan hanya bagian permukaan tanahnya. Konsepnya adalah
melalui posisi pesawat yang sudah terpasang GPS dan sebuah GPS lain
di lapangan sebagai referensi, jarak antara pesawat dan tanah, dan
sudut dimana jarak diukur menghasilkan semua informasi yang
dibutuhkan untuk menentukan koordinat titik yang diukur. Sumber
data didapatkan dari dunia nyata, kemudian diproses dan bentuk
datanya berupa reguler point atau image5. Survey lapangan
menggunakan GPSJenis-jenis data yang dihasilkan dari hasil proses
akuisisi yaitu data tinggi dalam bentuk : Kontur = (X,Y,Z) Format
TIN c. Pendekatan Hybrid atau gabungan dua dari tiga metode di
atas, model ini memiliki komponen penyusun dasar (regular) dan
komponen tambahan pada bagian-bagian tertentu. 4. Akurasi
ModelDinyatakan dalam nilai Derajat Kepentingan suatu titik (degree
of significance). Merupakan turunan kedua dari fungsi tinggi
terhadap jarak. Dengan tambahan nilai ambang batas (threshold) dari
degree of significance, dapat ditentukan titik mana saja yang dapat
digunakan (atau dihilangkan) 5. Proses pemodelana. Berdasarkan
prosesnya, pemodelan permukaan dapat dibagi menjadi :1) Konstruksi
langsung dari hasil pengukuran, dimana model dapat dibangun secara
langsung dari data-data lapangan, misalkan tinggi dari laser
scanning 2) Konstruksi tidak langsung dari data ketinggian yang
diambil dari peta topografi atau model stereo.b. Tahap pemodelan
fungsi ketinggian :1) Penentuan posisi 2D (x-y) antara data sampel
dan model, dimana terdapat hubungan eksplisit (sudah tertentu.
Misal: regular-grid) dan implisit (melalui perhitungan, misal :
triangular). Setelah posisi planimetris 2D ditentukan, dilanjutkan
dengan penentuan tinggi model permukaan 2) Penentuan posisi 2D
(x-y) antara data sampel dan model, dimana terdapat hubungan
eksplisit (sudah tertentu. Misal: regular-grid) dan implisit
(melalui algoritma pencarian, misal : delaunay triangulation) c.
Distribusi (sumber data) Irregular network Dari data yang tersusun
secara acak (random points) dapat dihitung secara triangulasi.d.
Sumber data konturData kontur dapat dijadikan sumber data
permukaan. Untuk dapat dijadikan jaring grid, kontur dapat
dipandang sebagai : Titik yang terdistribusi acak, terutama dari
sisi verteksnya Sebagai model triangulasi titik Dengan metode
interpolasi berbasis titik terdekat yang terdiri dari : Interpolasi
dari sepanjang sumbu koordinat Interpolasi dari titik pada slope
tercuram
e. Interpolasi tinggiPenentuan tinggi dari distribusi (sumber
data) Regular:Pencuplikan (resampling) tinggi dari data grid yang
bersifat general dari data grid yang rapat misalkan grid 5x5 dari
grid 3x3
Dalam proses pembentukan grid baru dikenal metode interpolasi:
Nearest Neighbour, mengambil tinggi titik terdekat Bilinear
Interpolation, mengambil tinggi dari 2x2 set titik (Bi)Cubic
Convolution, menghitung tinggi dari 3x3 atau 4x4Interpolasi tinggi
dari distribusi (sumber data) acak: Inverse distance weighting,
berbasis jarak Karakteristik Kalkulasi : rerata antar basis
Interpolasi : fungsional, orde 1, 2,3, dst Search radius* : fix,
variable Batas : breaklines, area studi fix : radius sama untuk
setiap titik variable : berbeda2 pada setiap titik
KrigingKarakteristik Kalkulasi : (auto) korelasi tinggi (Kesesuaian
jarak dengan beda tinggi pendekatan berbasis semi variogram)
Interpolasi : model stokastik (Fitting dengan model geometrik
sebaran data) Batas : jarak (batasan jarak antar titik maksimum
yang digunakan dalam perhitunga), breaklines, area studi Berbasis
karakteristik variogram dari jarak.
D. TIN DAN SURFACE REPRESENTASIONBentuk model permukaan DTM
bergantung pada distribusi/kerapatan titik-titik data yang
digunakan. Titik-titik data bisa berupa spotheight dan mass point.
Spotheight merupakan titik tinggi pada puncak gunung/bukit atau
pada cekungan dan terletak pada permukaan tanah, sedangkan mass
point adalah titik tinggi pada permukaan tanah (yang bukan
spotheight). Berdasarkan pola distribusi titik-titik data
dikelompokkan menjadi 2, yaitu :1. DTM Irregular DTM Irregular
(titik-titik data dipilih secara subjektif oleh pengamat
berdasarkan objek/unsur didalam pandangannya) dan DTM Irregular
dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu DTM Acak dan DTM Kontur.2. DTM
RegularDTM Regular (titik-titik data dipilih berdasarkan pola atau
keteraturan jarak teretentu).DTM Regular dibagi lagi menjadi 4
jenis, yaitu DTM Grid, DTM Rectangular, DTM Triangular, dan DTM
Profil. Pada penelitian ini, titik-titik data diambil dengan cara
DTM Acak.Model penyajian DTM1. TINKumpulan dari set data yang
bersebelahan, tidak overlapping dari segitiga yang dihitung dari
titik yang tidak teratur dengan koordiant x,y, z (Briggs GISC6382
UT Dallas). Dibentuk dari ketidak teraturan titik dan garis dalam 3
Dimensi. Vertek dikoneksikan dengan garis untuk membentuk jaringan
segitiga, Berbasis Vektor.Kelebihan TIN ; Slope dapat
teridentifikasi dengan jelas. Efisen pada pembentukan Segitiga
untuk daerah yang datar Lebih mudah dalam melakukan analisa
terhadap slope, aspek dan volumeKelemahan Analisis dengan layer
yang lain sulit dilakukan.Prinsip dasar TIN1) Model sub surface
dari tin (2D view)
2) Model sub surface dari tin (3D View)Garis normal tegak lurus
bidang face menunjukkan orientasi bidang segitiga pada ruang 3D
Beberapa alternatif metode pembentukan data jaring permukaan
tinggi dari sekumpulan data tinggi yang terdistribusi acak, yaitu :
Metode Statik : Semua data digunakan dalam proses singlepass Metode
Dinamik : Semua data digunakan dalam proses multiplepass
Dalam membuat jaringan TIN, membutuhkan suatu system triangulasi
sebagai metode dalam pembentukan jaringan yang disebut Triangulasi
Delaunay.Triangulasi Delaunay merupakan proses menghubungkan (dalam
konteks triangulasi) titik-titik dengan sebaran tertentu. Memiliki
aturan-aturan penentuan hubungan titik-titik koordinat dalam
pembentukan jaring segitiga. Setiap set segitiga dapat membangun
satu lingkaran. Tidak ada data lain dalam suatu lingkaran yang
terbentuk dari 3 titik. Equangularity lokal (lawson 72), dimana
sudut yang bersebelahan memiliki besar sama. Diperlukan penukaran
garis hubung pada jaring (a) agar sudut tiap sisi yang bersebelahan
relatif sama (b).Terdiri dari tahapan-tahapan proses ( dapat
melalui pemrograman) berikut :a. Penentuan titik start dan basis
segitigaTitik start proses triangulasi delaunay adalah titik tinggi
dimulainya algoritma triangulasi delaunay. Hasil triangulasi
delaunay tidak dipengaruhi posisi titik start, dimulai dari titik
manapun, hasilnya sama. Terdapat posisi-posisi yang biasa digunakan
sebagai titik awal triangulasi.Alternatif Titik start Triangulasi
Titik pada area pusat geometri sebaran data Titik yang memiliki
jarak terpendek dengan titik lainnya Titik terluar yang membentuk
batas area (berupa bounding box) atau convex hull dari data Titik
pembentuk batas imajinerb. Pencarian titik tetangga untuk
mendapatkan basis baruSetelah titik start ditentukan, dilakukan
pembangunan basis garis. Tentukan berdasarkan jarak terdekat dan
gunakan sebagai diameter dari lingkaran pencarian (search circle)
dengan metode triangulasi. Jika titik triangulasi tidak ditemukan,
diameter search circlenya diperbesarc. iterasi a. dan b. Proses
lanjutan dalam triangulasi delaunay pada dasarnya adalah perulangan
dari proses sebelumnya. Garis yang dibangun dari titik basis ke
titik tetangga menjadi garis basis baru (tidak lagi harus berupa
titik pada perimeter). Diproses bertahap pada setiap garis basis
baru. Basis yang sudah terbentuk tidak lagi diperhitungkan.Voronoi
DiagramTo find the nearest neighbors of points in the plane
Voronoi diagram for three points
2. DEMPresentasi digital dari permukaan topografi. Pembentukan
didasarkan pada nilai-nilai pengangkatan/tingginya di sampling yang
menunjuk- satu tingginya tiap pixel. Tingginya sampling menunjukkan
interval garis bujur dan garis lintang reguler. Matrik menunjukkan
koordinat dan nilai ketinggian masing masing point. Dari kondisi
tersebut menggambarkan diskripsi relief. Kelebihan data grid DEM
Struktur Data Penyimpanan dan Algoritma Sederhana Data Mudah untuk
diaplikasikan Mudah direlasikan dengan data raster yang lain. Untuk
ruang dari point yang yang tidak beraturan dan kosong dapat
dikonversi ke regular dengan interpolasiKekurangan data grid DEM
Transformasi dari dan ke model yang lain diperlukan komputasi
matematis yang rumit. Butuh memory yang besar untuk resolusi
tinggi. Untuk model linear tidak direpresentasi dengan baik Tidak
sesuai untuk variabilitas topografi .
3. QuadtreeQuadtree adalah struktur berbasis grid dan memiliki
resolusi variabel. Sebuah quadtree memiliki struktur data pohon di
mana setiap simpul internal memiliki tepat empat anak .Kelebihan
quadtree : Membutuhkan ruang penyimpanan lebih hemat Representasi
kompak dari medan Cepat LOD triangulasi dan rendering , dan lebih
mudah untuk menerapkan juga.Kekurangan quadtree: Struktur yang
sangat tidak efisien untuk mewakili jaringan DTM data, permukaan
terus menerus , dan data citra unclassified . Sulit untuk
memodifikasi perubahan pada pola data , memerlukan perhitungan
kembali dari Quadtree tersebut.
4. MultiresolutionMenyediakan sebuah abstraksi untuk mewakili ,
memanipulasi , dan visualisasi volume besar data spasial pada
berbagai tingkat detail dan akurasi ( LOD ). Adanya penghapusan
vertex , runtuhnya tepi , dan runtuhnya segitiga .Multiresolution
menunjukkan fitur topografi : puncak , pit , saluran ridge , lulus
, lembah , cekung atau cembung daerah .Keuntungan : Analisis mudah
parameter topografi pada resolusi yang berbeda . Model ini dapat
digunakan untuk data yang besar dengan tingkat detail ( LOD ) dalam
bentuk online. Ini dapat menghapus kebisingan dan kesalahan dalam
input data dan Maintainance topologi dari isoline dari TIN di
resolusi penuh di differents LODs .Kekurangan : Metode ini begitu
rumit dan menggunakan algoritma yang berbeda di tingkat yang
berbeda dan penyesuaian kadang-kadang setidaknya persegi untuk
jawaban yang unik Tidak ada teknik untuk penyederhanaan dan multi -
resolusi pemodelan jerat tetrahedral . Penyimpangan yang disebabkan
oleh bentuk lahan skala kecil yang nyata dalam lanskap .
E. DTM DAN INTERPOLASI1. Pengertian TeselasiTeselasi merupakan
proses penutupan permukaan oleh ojek geometris tanpa adanya
pertampalan. Hasil proses teselasi membentuk poligon veronoi.
Apabila objek geometris yang menutup permukaan berbentuk segitiga
disebut Delaunay triangulation/ Triangular Irregular Network
(TIN)
2. InterpolasiPembentukan permukaan topografi dapat dilakukan
dengan sejumlah titik baik dari distribusi titik yang teratur
maupun acak. Sehingga diperlukan harga z pada dan pola
distribusinya (grid, profil). Interpolasi merupakan aproksimasi
harga ketinggian pada titik-titik antara, dari titik-titik yang
diketahui ketinggiannya. Pada umumnya data DTM diamati pada posisi
yang terdistribusi acak.Dari data yang terdistribusi acak dapat
diturunka dalam grid/profil. Macam Macam Interpolasia. Interpolasi
LinearMembentuk segitiga bidang datar dari titik titik acak PQR .
Garis vertikal ditarik dari x,y tertentu (perpotongan garis grid).
Nilai l diperoleh dari perpotongan garis vertikal dengan bidang
datar yang dibentuk segitiga di atas merupakan harga tinggi
interpolasi dari x,y tertentu. P,Q and R adalah titik
acakI(xi,yi,zi) adalah titik grid hasil interpolasi
Fungsi Matematik : f(x,y) = ao + a1x + a2y
b. Interolation Moving AverageInterpolasi suatu titik dengan
menghitung harga rata-rata titik-titik sekitarnya yang masuk pada
batas jarak/ radius yang ditentukan. Pada kasus bivariat, titik
yang diperhitungkan adalah titik-titik yang masuk pada lingkaran
dengan batas radius yang ditentukan.
c. Billinear InterpolasiPada Interpolasi Bilinear menggunakan
permukaan yang mempunyai karakteristik linier ke arah x dan y
(twisted plane).
Fungsi Matematik :f(xi,yi) = ao + a1xi + a2yi + a3xiyi a0, a1,
a2, a3 adalah parameter yang harus dipecahkan. P(xp,yp) titik yang
diinterpolasi. Minimal 4 titik yang diperlukan untuk memecahkan
persamaan simultan untuk menghitung parameter a0, a1, a2, a3 .
Prosedur hitungan interpolasi bilinier sama dengan prosedur untuk
interpolasi linier.
d. Interpolasi Kuadrat TerkecilBila dalam proses interpolasi
digunakan fungsi mathematik untuk menghitung harga interpolasi
f(x,y) dari suatu titik P(xp,yp), hal yang pertama dilakukan adalah
memecahkan koefisien fungsi/ persamaan.Pada interpolasi linier
terdapat 3 koefisien. f(x,y) = ao + a1x + a2y , Paling tidak
diperlukan 3 titik untuk memecahkan koefisien/ parameter di atas.
Bila ada 3 titik referensi maka akan diperoleh 3 persamaan,
sehingga penyelesaian persamaan simultan dapat dilakukan secara
langsung. Bila lebih dari 3 berarti akan ada kelebihan ukuran/
persamaan. Oleh sebab itu harus dipecahkan dengan cara kuadrat
terkecil.
F. METODE SAMPLING1. Metode Sampling CompositeMerupakan gabungan
dari regular grid dan selective sampling Regular grid sangat
efisien sedangkan selective sampling sangat baik dalam mewakili
kondisi terain. Perubahan yang drastis pada surface (sepertiridges,
breaklines) diukur secara selective.Hasilnya ditambah kan pada data
hasil sampling secara regular grid. Contoh metode sampling ,air
komposit (composite sample) adalah contoh air campuran yang diambil
dari satu lokasi dengan beberapa kali periode pengambilan dalam
rentang waktu tertentu. Periode pengambilan contoh pada umumnya
dilakukan selama 24 jam dengan frekuensi pengambilan setiap 1, 2,
atau 3 jam sekali. Pengambilan juga dapat dilakukan secara kontinyu
selama 24 jam menggunakan pompa dengan debit yang konstan. Dengan
demikian, data hasil pengukuran contoh air komposit merupakan data
kualitas air rata-rata selama selang waktu tertentu. Pengambilan
contoh air secara komposit ditujukan untuk badan air yang
kualitasnya berubah terhadap waktu. Sebagai contoh, sungai yang
diduga dicemari oleh buangan domestik dapat dipastikan bahwa
kualitas air akan berubah setiap waktu tergantung pada air buangan
domestik yang masuk.2. Metode Sampling dengan 2 Dimensi
TetapTerdapat 2 metode: regular grid & progressive samplinga.
Metode Sampling Regular GridPada regular grid, data ukuran
diperoleh dari titik-titik yang terletak pada grid yang teratur.
Interval pada arah X dan Y dibuat tetap. Semua titik pada pojok
grid diukur. Metode ini kurang menjamin keterwakilan dari terain,
jika ukuran grid kurang kecilb. Metode Sampling
ProgressiveSebaliknya, jika ukuran grid terlalu kecil,
representative ness akan terpenuhi; namun akan terdapat redudansi
data pada banyak daerah. Untuk mengatasi hal tersebut, Makarovic
(1973) mengusulkan sebuah teknik yang disebut progressive sampling.
Pada progressive sampling, proses sampling dilaksanakan dengan pola
grid yang berubah secara progressive dari kasar ke halus pada suatu
area. Beberapa sistem fotogrametri (analytical plotter) menggunakan
metode iniKekurangan metode ini adalah: Terdapat redudansi yang
tinggi pada area yang mengalami perubahan kemiringan yang drastis
pada terain Terdapat feature penting yang hilang pada sampling yang
pertama, yang tidak dapat diperoleh pada sampling berikutnya
Efisiensinya berkurang, karena proses yang lama3. Metode Sampling
dengan 1 Dimensi TetapPada fotogrametri analog, pengukuran kontur
secara langsung merupakan yang metode yang paling sering digunakan.
Nilai tinggi untuk setiap kontur adalah tetap. Titik apung
(floating mark) digerakkan pada model stereo ke arah X dan Y
menggunakan 2 roda mekanis. Istilah contouring berarti pengambilan
data (x, y) adalah sepanjang garis kontur. Pada aplikasi lama,
model stereo hanya digunakan untuk menggambar garis kontur.Ketika
fotogrametri numerik berkembang, maka untuk keperluan DTM, yang
direkam adalah koordinat (x,y) sepanjang garis kontur => nilai
ketinggian adalah tetap untuk satu garis kontur. Perekaman data
titik dapat dilakukan secara selektif sepanjang garis kontur