Top Banner
Judul : Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Pembelajaran Terhadap Kinerja Perusahaan Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Penulis : Bagas Prakosa dan Imam Ghozali Penerbit : EKOBIS Vol. 6 No. 2 Juli 2005 Latar Belakang : Pada kenyataannya globalisasi dan perubahan teknologi merupakan dua sumber penting dalam persaingan, pasar menjadi lebih komplek dan sulit diduga. Arus informasi mampu untuk bereaksi dan mengenali pesaing pada kecepatan yang tinggi, serta mengubah sistem kerja dan pola persaingan pasar guna menunjang keunggulan daya saingnya. hal ini merupakan dampak dari perkembangan teknologi dan arus informasi. Dalam kondisi demikian pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dengan mengemas produk lama agar tidak ketinggalan jaman (up to date), penyempurnaan produk dan menciptakan produk baru, dengan mengikuti kebutuhan dan selera pasar. Kata kunci dari semua ini adalah antisipasi dan persiapan yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan keunggulan bersaing dasarnya hanya sementara. Permasalahan : Menyadari akan ketatnya kompetisi antar produk yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang. Dampak persaingan ini terasa bagi perusahaannya untuk menciptakan keunggulan bersaing dalam pasar yang diikutinya Tujuan : 1 RESUME ke -1
47

Resume Jurnal

Jan 21, 2016

Download

Documents

Irwan Cungkring
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Resume Jurnal

Judul : Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Pembelajaran Terhadap Kinerja Perusahaan Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing

Penulis : Bagas Prakosa dan Imam GhozaliPenerbit : EKOBIS Vol. 6 No. 2 Juli 2005

Latar Belakang :Pada kenyataannya globalisasi dan perubahan teknologi merupakan dua

sumber penting dalam persaingan, pasar menjadi lebih komplek dan sulit diduga. Arus informasi mampu untuk bereaksi dan mengenali pesaing pada kecepatan yang tinggi, serta mengubah sistem kerja dan pola persaingan pasar guna menunjang keunggulan daya saingnya. hal ini merupakan dampak dari perkembangan teknologi dan arus informasi.

Dalam kondisi demikian pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Dengan mengemas produk lama agar tidak ketinggalan jaman (up to date), penyempurnaan produk dan menciptakan produk baru, dengan mengikuti kebutuhan dan selera pasar. Kata kunci dari semua ini adalah antisipasi dan persiapan yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan keunggulan bersaing dasarnya hanya sementara.

Permasalahan :Menyadari akan ketatnya kompetisi antar produk yang terjadi saat ini dan

masa yang akan datang. Dampak persaingan ini terasa bagi perusahaannya untuk menciptakan keunggulan bersaing dalam pasar yang diikutinya

Tujuan :Untuk menganalisis pengaruh derajat orientasi pasar terhadap kinerja

perusahaan, menganalisis pengaruh derajat orientasi pasar terhadap inovasi perusahaan, untuk menganalisis pengaruh orientasi pembelajaran terhadap kemampuan inovasi perusahaan, menganalisis pengaruh orientasi pembelajaran terhadap kinerja perusahaan serta menganalisis kemampuan inovasi perusahaan terhadap kinerja perusahaan.

Metode :Menggunakan teknik analisis SEM dengan variabel-variabel berupa

derajat orientasi pasar, kinerja perusahaan, kemampuan inovasi perusahaan dan derajat pembelajaran..

1

RESUME ke -1

Page 2: Resume Jurnal

Hipotesis :

H1 : Semakin tinggi pengaruh derajat orientasi pasar maka semakin tinggi kinerja perusahaan

H2 : Semakin tinggi derajat orientasi pasar maka semakin tinggi inovasi perusahaan

H3 : Semakin tinggi orientasi pembelajaran semakin tinggi kemampuan inovasi perusahaan

H4 : Semakin tinggi orientasi pembelajaran semakin tinggi kinerja perusahaan H5 : Semakin tinggi kemampuan inovasi perusahaan Semakin tinggi kinerja

perusahaan.

Kesimpulan :Derajat orientasi pasar berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan,

derajat orientasi pasar berpengaruh positif terhadap inovasi perusahaan, orientasi pembelajaran berpengaruh positif terhadap kemampuan inovasi perusahaan, orientasi pembelajaran berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan serta kemampuan inovasi perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

2

Page 3: Resume Jurnal

Judul : Interaksi antar Departemen dan Relevansinya Terhadap Pertumbuhan Pelanggan Melalui Kualitas Layanan.

Penulis : Yodi Hantiyo Agung.Penerbit : Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol 1, No 3 Desember

2002

Latar Belakang : Perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan kualitas produknya agar

dapat menarik minat pelanggan. Penelitian terdahulu di bidang pemasaran dan manajemen menekankan bahwa dalam proses pengembangan produk dan yang berhubungan dengan kualitas produk didasarkan pada pengelolaan interaksi antar departemen dalam perusahaan. Namun demikian masih sedikit penelitian yang mengulas tentang interaksi antar departemen, kualitas produk dan kinerja pasar.

Permasalahan :Bagaimana pengaruh keterlibatan manajer, perencanaan strategik

mengenai kualitas dan sistem organisasi terhadap interaksi antara depatemen. Bagaimana pengaruh interaksi antar departemen terhadap kualitas layanan. Bagaimana pengaruh kualitas layanan terhadap pertumbuhan pelanggan.

Tujuan : Menganalisis pengaruh keterlibatan manajer, perencanaan strategik mengenai kualitas dan sistem organisasi terhadap interaksi antar departemen serta relevansinya terhadap pertumbuhan pelanggan melalui kualitas layanan.

Metode :Obyek penelitian adalah industri perbankan di kota Semarang dengan

sampel sebanyak 150 orang yang dipilih secara puurposive random sampling. Menggunakan teknik analisis Structural Equation Model (SEM) dengan variabel-variabelnya adalah tingkat keterlibatan manjer, tingkat kerjasama dalam perencanaan strategik mengenai kualitas, dukungan sistem organisasi, interaksi antar departemen, kualitas layanan, pertumbuhan pelanggan.

HipotesisH1 : Semakin tinggi tingkat keterlibatan manajer maka akan semakin tinggi

interaksi antar departemen.H2 : Semakin tinggi tingkat kerjasama dalam perencanaan strategik mengenai

kualitas, maka akan semakin tinggi interaksi antar departemen.H3 : Semakin tinggi dukungan sistem organisasi perusahaan maka akan

semakin tinggi interaksi antar departemen.

3

RESUME ke -2

Page 4: Resume Jurnal

H4 : Semakin tinggi interaksi antar departemen maka akan semakin tinggi kualitas layanan

H5 : Semakin tinggi kualitas layanan suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pertumbuhan pelanggan perusahaan tersebut.

Kesimpulan : Keterlibatan manajer, perencanaan strategik mengenai kualitas, dan sistem

organisasi merupakan tiga faktor penting untuk meningkatkan interaksi antar departemen. Pertumbuhan pelanggan yang tinggi dan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan merupakan hasil dari penyajian kualitas layanan yang unggul. Kualitas layanan yang unggul diperoleh melalui pengelolaan interaksi antar departemen yang baik dan efektif.

4

Page 5: Resume Jurnal

Judul : Studi Empiris : Analisis Konsekuensi Kualitas Layanan Pada Perilaku Konsumen

Penulis : SubihainiPenerbit : Jurnal Srategi Bisnis Vol. 8 Desember 2001

Latar Belakang : Kualitas pelayanan adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan

sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan baik sebagai pimpinan pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh. Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut apakah sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan.

Permasalahan :Bagaimana pengaruh hubungan antara kualitas layanan dengan behavioral

intention dan menguji tingkat behavioral intention yang ditunjukkan oleh konsumen atas pengalamannya mendapat masalah dan penyelesaiannnya.

Tujuan : Menganalisis pengaruh hubungan antara kualitas layanan dengan behavioral intention dan menguji tingkat behavioral intention yang ditunjukkan oleh konsumen atas pengalamannya mendapat masalah dan penyelesaiannnya.

Metode :Obyek penelitian adalah nasabah perbankan di kota Yogyakarta dengan

sampel sebanyak 200 orang yang dipilih secara puurposive random sampling. Menggunakan teknik analisis faktor dan analisis regresi linier berganda.

HipotesisH1 : hubungan kualitas layanan dan behavioral intention adalah positif untuk

behavioral intention yang favorable dan negatif untuk behavioral intention yang unfavorable

H2 : hubungan kualitas layanan dan behavioral intention memiliki slope yang berbeda dibawah dan diatas zona toleransi relatif dalam zona toleransi.

H3 : behavioral intention yang favorable adalah yang tertinggi dan unfavorable adalah terendah pada konsumen yang mengalami masalah layanan

H4 : behavioral intention yang favorable dan unfavorable adalah menengah untuk konsumen yang mengalami masalah terselesaikan

5

RESUME ke - 3

Page 6: Resume Jurnal

Kesimpulan :Terdapat hubungan kualitas layanan dan behavioral intention adalah

positif untuk behavioral intention yang favorable dan negatif untuk behavioral intention yang unfavorable. Selain itu juga pada pengujian regresi terbukti hubungan kualitas layanan dan behavioral intention memiliki slope yang berbeda dibawah dan diatas zona toleransi relatif dalam zona toleransi. Sedangkan berdasarkan analisis faktor terbukti bahwa behavioral intention yang favorable adalah yang tertinggi dan unfavorable adalah terendah pada konsumen yang mengalami masalah layanan. Sedangkan behavioral intention yang favorable dan unfavorable adalah menengah untuk konsumen yang mengalami masalah terselesaikan

6

Page 7: Resume Jurnal

Judul : INTEREST RATE PARITY AND THE BEHAVIOR OFTHE BID-ASK SPREAD

Penulis : Henock Louis, Lloyd P Blenman dan Janet S ThatcherPenerbit : International Journal of Finance – 1999

Latar Belakang :

Beberapa studi pustaka mengindikasikan secara signifikan sebaran yang terjadi dari hubungan pengambilan keputusan dengan dasar keseimbangan suku bunga (IRP), meskipun banyak literatur keuangan internasional tidak menemukan huubungan tersebut. Alasan-alasan atas keadalah resiko kegagalan, biaya-biaya transaksi, resiko politik dan pajak. Secaara logika IRP dipergunakan bukan untuk segala waktu, secara bagian perbagian jika pasar telah tersegmentasi dan atau para pelaku pasar telah terbatas di pasar modal.

Banyak studi mencoba menjelaskan perbedaan penawran-permintaan secara jelas dana aturan-aturan yang ada dalam menjelaskan penelitian perbedaan antara suku bunga forward actual dan bukan (sintesisi). Kita berangkat dari literature tersebut dengan menggabungkan perbedaan penawaran dan permintaan dalam analisa dan perlakuan IRP sebagai sebuah hubungan yang tidak seimbang (inequality relation).

Tujuan :

Akhirnya, kita mencari apakah laporan terdahulu tentang bentuk-bentuk kalender harian dalam perbedaan penawaran-permintaan dapat dibuktikan suatu data yang selaras. Kita menguji perbedaan-perbedaan dalam batas waktu spot, tiga-bulan, dan enam bulan forward untuk ketiga mata uang. Kita tidak mendeteksi kejelasan atas pengaruh kalender harian secara signifikan dalam ukuran suatu perbedaan.

METODOLOGI :

Diskripsi dataMata uang-mata uang yang dipergunakan dalam studi ini adalah US dollar,

Belgian Franc, Deutschmark, dan Swiss Franc. Kita menjadikan US dollar sebagai mata uang asing, dan tiga mata uang lainnya secara berurutan sebagai mata uang dalam negeri. Keempat penentuan penetapan mata uang adalah jatah mata uang Eropa sehingga kesemua mata uang tersebut menjadi obyek dalam tingkat yang sama dengan resiko politik. Kita menggunakan data harian secara spot dan dalam satu dan tiga bulanan tingkat penggantian penawaran dan permintaan forward (bid

7

RESUME ke -4

Page 8: Resume Jurnal

and ask exchange rates) untuk kedua bentuk mata uang. Data tersebut diambil dari Financial Times. Data di tentukan untuk transaksi komersial kearah akhir dari perdagangan harian atas the London Interbank.

Spesifikasi modelSisi kiri dari kondisi tidak ada pengambilan keputusan yang dinyatakan

dalam persamaan (2) dan (4) diturunkan dalam sis kanan bagiannya, tergantung pad model :

Yt = 0 + 1 Xi + єi …………………………………………………….(5)

Dua belas regresi disajikan, satu untuk satu dan tiga bulanan tingkat penawaran dan permintaan forward untuk setiap bagian dari mata uang dalam negeri.Hipotesa

a). Kondisi I : Fb(t,T) < Sa(t)[1 + ra (T/360)] / [1 + rb* (T/360)]Ho: 0 < 0, 1 < 1 ……………………………………………...(6)

b). Kondisi II : Fa(t,T) > Sb(t)[1 + rb(T/360)] / [1 + ra*(T/360)]Ho: 0 > 0, 1 > 1 ……………………………………………….(7)

SUMMARY AND CONCLUSION Pasar forward adalah efisien dalam kondisi yang masuk akal dimana IRP

memegang dengan baik pasar Eropa. Bagaiman pun juga, hasil ini menyarankan batas-batas yang dijelaskan oleh IRP adalah tidak menginkat. Sebagai hasilnya, dengan tidak tergantung pada keseluruhan kebenaran atas cocoknya model tersebut, cakupan kesempatan pengambilan keputusan suku bunga adalah sesuai. Beberapa kesempatan ditandai dengan penyimpangan atas keuntungan yang akan diambil keputusan (arbitrage margins) untuk Deutschmark pada batas waktu satu dan tiga bulanan.

Kita juga menganalisa perilaku perbedaan penawaran-permintaan. Data secara jelas menyarankan perbedaan penawaran-permintaan adalah berhubungan positive untuk batas waktu tanggal dan perubahan mata uang dan kemungkinan untuk ketertinggalan antara pembelian (penjualan) dan penjualan (pembelian) suatu mata uang. Kita menemukan ketidak jelasan dari bentuk hari kalender dalam perbedaan-perbedaan, secara kontra untuk menemukan atau belajar dari hal sebelumnya.

Kenyataan pada sekumpulan yang ada juga kuat. Kumpulan yang ekstrim muncul di pasar Spot untuk semua (tiga) mata uang. Kumpulan tersebut dalam tingkat-tingkat harga adalah kurang jelas dibandingkan kumpulan dari prosentase ukuran perbedaan yang actual. Deutschmark dan Swiss Franc, bagaimanapun juga, menampilkan kumpulan lainnya pada batas waktu forward dari pada Belgian Franc. Sejak Deutschmark dan Swiss Franc lebih active diperdagangkan dimana volume perdagangan juag lebih lebar secara signifikan dari pada Belgian Franc, kumpulan tersebut jelas-jelas berbeda dari pada pemahaman pasar saham.

8

Page 9: Resume Jurnal

Judul : Perceptions Of Operations Strategies And Technologies In U.S. Manufacturing Firms.

Penulis : Ray V. Montagno, PhDNazim U. Ahmed , PhD, CPIM

Penerbit : Production and Inventory Management Journal, 1995

Latar Belakang :Pada dekade sebelumnya kita telah melihat perubahan-perubahan

fundamental dan struktural dalam lingkungan usaha. Persaingan global telah memaksa banyak perusahaan untuk beroperasi berdasarkan efisiensi biaya dan kualitas superior untuk mendapatkan kepuasan pelanggan. Kemajuan cepat dalam teknologi informasi dan juga tehnologi produksi telah menciptakan tantangan dan peluang-peluang untuk perusahan AS. Banyak perusahaan semakin memakai strategi dan tehnologi produksi agar kompetitif.

Ada banyak artikel dalam literatur produksi dan manajemen operasi yang menggambarkan manfaat operasi seprti : Just-In-Time (JIT), Total Quality Management (TQM), Flexible Manufacturing System ((FMS), dan manafaktur yang disatukan dengan komputer (CIM). Juga biasa diterima bahwa tehnologi manafaktur seperti robot disain dengan bantuan komputer (Computer-Aided-Design), mesin otomatis (Automated Guided Vehicles).

Tujuan Penelitian :Artikel ini memuat hasil survey menyeluruh sejumlah firma manufaktur

AS yang memakai strategi manufaktur dan tehnologi. Hasil survey ini menunjukkan tingkat pemakaian dan persepsi nilai strategis dan tehnologi yang berbeda oleh para manager manufaktur dan operasi . Juga suatu perbandingan dilakukan antara sebuah survey yang dilakukan beberapa tahun lalu , diketahui ada pertumbuhan signifikan dalam pemakaian setrategi / tehnologi dan penyesuaiannya oleh firma manufaktur AS.

Metode Penelitian :Survey : Kuesioner yang digunakan untyk studi ini merupakan bagian dari

survey komprehensif kaitannya dengan masalah yang berhubungan dengan strategi / tehnologi manufaktur. Hal0hal yang berkaitan dengan setratgi manufaktur dan tehnologi diidentifikasi melalui tinjauan literatur yang luas dan pengalaman penulis.Survey dikirim kepada eksekutif puncak kemudian diminta mengarahkan survey tersebut kepada orang yang tepat. Surat tersebut memuat tujuan studi.

Kesimpulan :

9

RESUME ke-5

Page 10: Resume Jurnal

Tingkat pemakaian JIT dan TQM, tampak keduanya cukup populer dan dirasakan bernilai bagi pabrikan.Ukuran firma pada pemakaian bermacam-macam strategi / tehnologi, jelas bahwa ukuran perusahan punya dampak pada pemakaian pendekatan-pendekatan ini.

10

Page 11: Resume Jurnal

Judul : Sistem Informasi Pemasaran dan Environmental Scanning Pengaruhnya terhadap Kualitas Layanan, Keunggulan Bersaing dan Pertumbuhan Pelanggan

Penulis : Hendar AdhinugrohoPenerbit : Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol.1,Desember 2002

Latar Belakang : Meningkatnya kepentingan tentang kepuasan konsumen, perbedaan dunia

bisnis, perubahan teknologi yang cepat dan tantangan persaingan global menuntutefektivitas strategi pemasaran untuk mempertahankan dan mengembangkan keunggulan bersaing suatu perusahaan.

Permasalahan :Adanya kesulitan pengembangan strategi pemasaran yang baik walaupun

telah disusun suatu sistem informasi berbasis komputer untuk mendukung proses pengembangan strategi pemasaran.

Tujuan : Meneliti implementasi sistem informasi pemasaran dalam peningkatan

kualitas dan keunggulan bersaing dan pengaruh environmental scanning terhadap kinerja pasar perusahaan.

Metode Penelitian :Menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan pengambilan

sampel purposive sampling. Variabel yang digunakan adalah keakuratan sistem informasi pemasaran, keakuratan environmental scanning, kualitas layanan, keunggulan bersaing dan kinerja pasar.

Hipotesis :H1 : Semakin tinggi keakuratan sistem informasi pemasaran, maka semakin

tinggi environmental scanning.H2 : Semakin tinggi keakuratan sistem informasi pemasaran, maka semakin

tinggi kualitas layanan.H3 : Semakin tinggi keakuratan environmental scanning, maka semakin tinggi

kualitas layanan.H4 : Semakin tinggi kualitas layanan, maka semakin tinggi keunggulan

bersaing yang dicapai.H5 : Semakin tinggi keunggulan berssaing, maka semakin tinggi kinerja pasar

dicapai.

11

RESUME ke-6

Page 12: Resume Jurnal

Kesimpulan :Keakuratan sistem informasi pemasaran memiliki pengaruh positif

terhadap keakuratan environmental scanning dan kualitas pelayanan. Keakuratan environmental scanning memiliki pengaruh positif terhadap kualitas layanan. Kualitas layanan memiliki pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan pelanggan.

12

Page 13: Resume Jurnal

Judul : Dampak Faktor-Faktor Pemasaran Relasional dalam Membentuk Loyalitas Nasabah pada Bisnis Asuransi

Penulis : M. Erma WidianaPenerbit : Majalah Ekonomi, Tahun XIV, No.3, Desember 2004.

Latar Belakang :Jasa asuransi memiliki karakteristik yang unik, dimana manfaatnya baru

bisa dirasakan ketika terjadi resiko pertanggungan terjadi. Oleh karena itu perlu pendekatan pemasaran yang efektif untuk perusahaan asuransi. Salah satunya adalah pemasaran relasional dengan cara mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan membangun kepercayaan antara pihak perusahaan asuransi dengan nasabah.

Permasalahan :Adanya kendala yang dihadapi perusahaan asuransi salah satunya marjin

keuntungan yang tipis atau bahkan merugi. Selain itu kurangnya kesadaran masyarakat tentang manfaat asuransi mengakibatkan keterbatasan pemasaran produk asuransi.

Tujuan :Menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan dan komitmen

sebagai variabel kunci pemasaran relasional pada konteks jasa asuransi umum dan menguji pengaruhnya terhadap loyalitas nasabah.

Metode :Menggunakan teknik analisis SEM dengan variabel-variabel berupa

manfaat relasional, komunikasi, kepuasan nasabah, kepercayaan, komitmen relasional dan loyalitas nasabah. Pengumpulan data menggunakan proporsional random sampling terhadap nasabah perusahaan asuransi “PT.X”.

Hipotesis :H1 : Kepuasan dan komunikasi berpengaruh positif terhadap kepercayaan

nasabah.H2 : Manfaat relasional, kepuasan dan kepercayaan nasabah berpengaruh

positif membentuk komitmen relasional.H3 : Kepuasan, kepercayaan dan komitmen relasional berpengaruh positif

terhadap loyalitas.

13

RESUME ke-7

Page 14: Resume Jurnal

Kesimpulan :Adanya kesesuaian antara hasil analisis dengan hipotesis yang diajukan.

Manfaat relasional dan kepercayaan terbukti berpengaruh positif terhadap komitmrn relasional. Manfaat relasional memiliki pengaruh terbesar dalam membentuk komitmen relasional nasabah. Kepuasan dan komunikasi terbukti berpengaruh signifikan membentuk kepercayaan nasabah. Kepuasan, kepercayaan dan komitmen relasional terbukti berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah.

14

Page 15: Resume Jurnal

Judul : Analisis Kebutuhan Informasi Akuntansi Dan Informasi Bukan Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Kredit (Studi Kasus Perbankan Di Kota Madya Semarang)

Penulis : Agustina Tiurma SimanjuntakPenerbit : Magister Manajemen Universitas Diponegoro tahun 1999

Latar belakang :Pengambilan keputusan kredit oleh bank didasarkan pada analisa terhadap

informasi akuntansi dan informasi bukan akuntans suatu (calon) debitur untuk menilai kelayakan permohonan kredit yang di ajukan.

Informasi akuntansi adalah neraca, laporan laba-rugi, sumber dan penggunaan dana (basic financial statement) serta cash flow usaha. Informasi bukan akunsi adalah bonafiditas perusahaan, jaminan kredit dan kualitas manajemen.

Tujuan penelitian :

Tujuan analisis kredit dilakukan agar kredit betul-betul diberikan bagi perusahaan yang mempunyai prospek bisnis yang baik dengan demikian kredit yang diberikan dapat efektif dan menguntungkan baik bagi bank maupun bagi debitur.

Penelitian yang sudah ada adalah informasi akuntansi tidak/kurang penting dalam pengambilan keputusan kredit dibandingkan informasi bukan akuntansi. Informasi akuntansi masih dianggap penting, namun paling menentukan adalah pengambilan keputusan berdasarkan informasi bukan akuntansi terutama informasi tentang jaminan kredit. Padahal secara informasi akuntansi merupakan dan ditujukan sebagai informasi mendasar dalam pengambilan keputusan kredit.

Metoda :Sampel yang digunakan adalah bank umum di Kodya Semarang sebanyak

28 bank yang terdiri dari Kantor Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang, sebanyak 43 kantor. Partisipasi yang ada adalah 22 bank (79%), 36 kantor (81%) dengan jumlah orang adalah 88 dari 91 orang populasi (97%). Variabel yang digunakan sebanyak 58 variabel yang terdiri dari 35 variabel informasi akuntansi dan 23 informasi bukan akuntansi.

Kesimpulan :Analisis faktor menghasilkan sbb :

1. 83.9% kebutuhan bank akan informasi akuntansi dapat dijelaskan oleh atau merupakan kebutuhan terhadap ke 6 faktor dimaksud. Berdasarkan

15

RESUME ke-8

Page 16: Resume Jurnal

faktor loading setiap variabel informasi akuntansi yang terkandung di dalam setiap faktor serta kemampuannya menjelaskan/memenuhi kebutuhan bank akan informasi akuntansi

2. Informasi bukan akuntansi adalah lebih penting dibanding informasi akuntansi (sama dengan penelitian sebelumnya)

3. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah :- Penelitian terdahulu informasi bukan akuntansi yang lebih

dipentingkan adalah : Jangka waktu debitur menjadi nasabah, bentuk badan usaha, anggota suatu group bisnis tertentu.

- Penelitian sekarang jaminan kredit lebih penting dari informasi akuntansi, tentang nilai jaminan kredit.

16

Page 17: Resume Jurnal

Judul : Pengaruh Keterlibatan Karyawan dalam Perencanaan, Daya Juang dan Pengawasan terhadap Kualitas Layanan Bandara Udara Ahmad Yani

Penulis : Pahlawansjah HarahapPenerbit : Ekobis Vol.5, No.1 Januari 2004

Latar Belakang :Sebuah perusahaan yang profit oriented akan memperhatikan sekali

kepada kepuasan pelanggan, sedangkan kepuasan pelanggan sangat ditentukan oleh kualitas produk. Namun demikian, sejauh ini berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu masih ada kesulitan untuk membedakan pengukuran kualitas layanan dan kepuasan konsumen karena jarang sekali pengukuran kualitas dilakukan oleh pihak penyedia jasa (perusahaan). Oleh karena itu penelitian akan mengukur kualitas layanan berdasarkan persepsi karyawan sebagai penyeimbang dalam mendefinisikan kualitas layanan dan kepuasan konsumen.

Permasalahan :Bagaimana pengaruh keterlibatan karyawan dalam perencanaan jasa

terhadap kualitas layanan. Bagaimana pengaruh daya juang terhadap kualitas layanan. Bagaimana pengaruh pengawasan terhadap kualitas layanan. Bagaimana pengaruh keterlibatan karyawan dalam perencanaan jasa, daya juang dan pengawasan secara bersama-sama terhadap kualitas layanan.

Tujuan :Mengukur pengaruh dari keterlibatan karyawan dalam perencanaan,

pengaruh daya juang, pengaruh pengawasan terhadap kualitas layanan.

Metode Penelitian :Menggunakan teknik analisa korelasi product moment untuk mencari

hubungan antara variabel independent dan dependent yaitu keterlibatan karyawan dalam perencanaan, daya juang, pengawasan dan kualitas layanan. Responden yang dipilih adalah seluruh karyawan di Bandar Udara Ahmad Yani.

Kesimpulan :Keterlibatan karyawan dalam perencanaan berpengaruh positif terhadap

kualitas layanan. Daya juang karyawan berpengaruh positif terhadap kualitas layanan. Pengawasan berpengaruh positif terhadap kualitas layanan. Keterlibatan karyawan dalam perencanaan, daya juang dan pengawasan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kualitas layanan.

17

RESUME ke-9

Page 18: Resume Jurnal

Judul : Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Kinerja selling-in terhadap peningkatan kinerja pemasaran

Penulis : Fredrich Gamaliel S, ST., MMPenerbit : Jurnal Sains Pemasaran dan Indonesia Volume III, No 2,

September 2004, hal. 195-206

Latar Belakang :Keberhasilan suatu perusahaan salah satunya ditentukan oleh adanya

kinerja selling-in yang bagus. Kinerja selling-in dipandang mampu meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan.Michman (1990, hal. 36-37) menyatakan bahwa keputusan tentang srategi saluran distribusi yang diambil oleh perusahaan dapat dijadikan sebagai strategi dalam mecapai keunggulan kompetitif. Sedangkan Anderson dkk (1997, hal. 59) menjelaskan bahwa strategi saluran distribusi (strategic channel design) yang dipilih dan ditetapkan oleh suatu perusahaan dapat dijadikan sebagai senjata dalam menghadapi tingkat persaingan dalam menghadapi tingkat persaingan yang makin tinggi. Dalam menghadapi persaingan bisnis yang selalu bergerak dinamis adalah mempertahankan para pelanggan dari ancaman oara pesaing. Perusahaan harus selalu menata ulang kebijakan strategi saluran distribusinya

MASALAHPermasalahan yang diangkat dalam penel;itian ini adalah sebagi berikut :1. Bagaimana membangun kinerja sellin-in ?2. Faktor apa yang paling dominan berpengaruh terhadap keberhasilan

kinerja selling-in ?

Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang memperngaruhi

keberhasilan kinerja selling in dalam rangka meningkatkan kinerja pemasaran pada PT Siba Mandiri, Salah satu unit bisnis yang dimiliki oleh CV Siliwangi Bangkit yang bergerak pada penjualan spare part truk. Pada beberapa bulan terakhir ini PT Siba Mandiri mengalami penurunan rata-rata penjualan ban merk Global dari distributor ke outlet.

Hipotesis :H 1 : Semakin tinggi kemampuan tenaga penjualan maka akan semakin tinggi

kinerja sellin-in.H 2 : Semakin baik strategi pelayanan outlet yang dilakukan maka akan semakin

tinggi kinerja sellin-in

18

RESUME ke-10

Page 19: Resume Jurnal

H 3 : Semakin tinggi tingkat hubungan antara perusahaan pemasok dengan para outletnya, maka akan semakin tinggikinerja sellin-in yang dihasilkan

H 4 : Semakin tinggi kinerja selling-in maka akan semakin tinggi kinerja pemasaran tersebut

METODE PENELITIANData penelitian data primer yang diperoleh melaui kuesioner kepada para

outlet yang menjadi rekanan dari PT Siba Mandiri. Teknik sampling yang dipakai adalah kuota sampling. Teknik analisis data yang dipakai adalah Struictural Equation Modelling (SEM) yang dijalakan melalui program AMOS.

KesimpulanKeempat Hipotesis yang diajukan diterima secara signifikan, sehingga

diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang mempoengaruhi kinerja sellin-in, yaitu : kemampuan tenaga penjual, Strategi pelayanan outlet dan hubungan dengan outlet.

19

Page 20: Resume Jurnal

Judul : Analisis Pengetahuan Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran Melalui Keunggulan Produk Baru

Penulis : Fredrich Howard M. Sitorus, SP, MMPenerbit : Jurnal Sains Pemasaran dan Indonesia Volume III, No 1, Mei

2004, hal. 71-78

Latar Belakang :Schiling dan Hill (1998, hal. 67) mengatakan bahwa saat ini untuk banyak

industri, pengembangan produk baru merupakan satu-satunya factor paling penting dalam mengendalikan kesuksesan ataupun kegagalan suatu perusahaan. Penelitian pada produk baru memacu para peneliti dari manajemen strategic, teknik, pemasaran dan berbagai disiplin ilmu lainnya untuk mengadakan penelitiaan terhadap proses pengembangan produk baru. Meburut Li dan Calantone (1998, hal 14) kompetensi pengetahuan pasar dari pengembangan produk baru terdiri dari tiga proses, yaitu : Pengelolaan pengetahuan pelanggan, pengelolaan pengetahuan pesaing dan koordinasi antara pengetahuan dengan litbang. Sedangkan Song dan Parry (1997, hal. 65) menyatakan bahwa keunggulan produk baru dipengaruhi oleh proses pengembangan produk baru, sedangkan pengembangannya dipengaruhi oleh lingkungan persaing dan lingkungan internal perusahaan.

Permasalahan :Masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh kompetensi

pengartahuan pasar terhadap kinerja pemasaran melalui keunggulam produk baru

Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sebuah modal baru dari

pengaruh kompetensi pengartahuan pasar terhadap kinerja pemasaran melalui keunggulam produk baru.

Metode :Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data, yaitu Analissi Faktor

konfirmatori (confirmatory factor analisys) pada SEM dan Analisis regresi (regression weight) pada SEM

HIPOTESISTerdapat 5 hipotesis yang diajukan sebagai dasar penelitian, yaitu H 1 : Semakin baik pengelolaan pengetahuan pelanggan, maka semakin baik

proses pengembangan produk baru yang dimiliki

20

RESUME ke-11

Page 21: Resume Jurnal

H 2 : Semakin baik koordinasi antara pemasaran dengan litbang, maka semakin baik proses pengembangan produk baru yang dimiliki

H 3 : Semakin baik pengelolaan pengetahuan pesaing, maka semakin baik proses pengembangan produk baru yang dimiliki

H 4 : Semakin baik proses pengembangan produk baru, maka semakin tinggi keunggulan produk baru yang dimiliki

H 5 : Semakin tinggi keunggulan produk baru yang dimiliki, maka semakin baik kinerja pemasarannya

Kesimpulan :Dari hasil uji hipotesis diketahui bahwa kelima hipotesis yang diaujukan

dapat diterima secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan secara empiris bajwa kompetensi pengetahuan pasar, yang terdiri dari pengelolaan pengetahuan pelanggan, koordinasi antara bagian pemasaran dengan litbang, serta pengelolaan pengetahuan pesaing dapat mempengaruhi proses pengembangan produk baru. Proses pengembangan produk baru yang semakin baik akan meningkatkan keunggulan produk baru dan produk baru yang unggul akan meningkatkan kinerja pemasaran yang tercermin melalui peningkatan voleme penjualan sesuai target.

21

Page 22: Resume Jurnal

Judul : Strategi Perusahaan-Perusahaan Dalam Era GlobalisasiPenulis : DR. Mochtar RiadyPenerbit : Universitas Pelita Harapan Press

Konperensi Chinese National Federation of Industries dan Jakarta Lawyers Club di Jakarta, 22 Desember 1997.

Latar Belakang : Diantara fenomena-fenomena baru yang relevan untuk disimak, antara lain : (i) fenomena globalisasi dan regionalisasi, termasuk unifikasi perekonomian dunia (ii) faktor kemajuan tehnologhi yang telah mendorong liberalisasi di bidang informasi (iii) Revolusi dari fungsi mata uang (iv) sangat mengedepankan masalah hak asasi manusia (HAM), yang sangat bepengaruh terhadap bisnis dan lingkungan. Keempat fenomena ini telah saliang mempengaruhi satu sama lain dan telah mengubah cara-cara hidup manusia di berbagai belahan dunia.

Tujuan :Membantu memberikan solusi kepada masyarakat dan pemerintah dalam

menyikapi adanya perekonomian global dan pengaruh budaya-budaya Internasional, utamanya dalam hal pembangunan dan perbaikan ekonomi khususnya di sektor keungan dan perbankan. Bagaimana sebaiknya Indonesia melakukan strategi dalam menyikapi era globalisasi yang ditandai oleh fenomena-fenomena tersebut diatas.

Metode :Penulis membuat paparan (diskriptif) secara kualitatif yang menjelaskan

bagaimana revolusi dalam peradaban manusia telah terjadi yang ditandai oleh fenomena-fenomena tersebut di atas, serta bagaiman strategi yang harus diterapkan oleh praktisi bisnis dan perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Kesimpulan dan Saran :Lima (5) dasar wawasan strategi usaha yang harus diperhatikan dalam

merancang strategi usaha :1. Struktur organisasi perusahaan agar lebih sederhana dan transparan2. Harus mengedepankan kecanggihan tehnologhi3. Membentuk suatu holding company untuk merubahan bentuk portofolio

usaha menjadi vertikal.4. Peningkatan tehnologhi dan pengembangan SDM secara terus menerus5. Profesionalisme pada tenaga kerja dan bukan atas dasar keluarga atau

karena faktor politis.

22

RESUME ke-12

Page 23: Resume Jurnal

Tujuh tatanan baru dalam sistem perekonomian dan keuangan yang baru :1. Liberalisasi informasi.2. Komoditisasi curency3. Sekuritisasi assets4. Globalisasi sekuriti/moneter5. Globalisasi market6. Propertisasi hak milik intelektual.7. Fungsi pasar modal yang menggantikan sebagian besar fungsi commercial

banking.Beberapa hal yang disarankan dalam rangka menjawab tantangan fenomena-fenomena era globalisasi :

1. Perubahan struktur organisasi dari vertikal menjadi horizontal yang lebih terdesentralisasi.

2. Perlu dipertegas antara ownership dan management.3. Struktur kepemilikan modal perlu diubah dari bentuk horizontal ke bentuk

vertikal.4. Usaha vertikalisasi struktur modal dapat dilakukan dengan “go-publik”.5. Ekspansi bisnis harus memperhitungkan faktor sumber daya manusia

sumber daya keuangan dan sumber daya alam yang dimiliki.6. Berani bersaing dengan ekonomi pasar internasional, dengan

menggunakan kecanggihan tehnologhi dan kemampuan sumber daya manusia sebagai faktor penentu.

23

Page 24: Resume Jurnal

Judul : Studi Mengenai Orientasi Strategi dan Kinerja PemasaranPenulis : Samtin Eko Putranto, MMPenerbit : Jurnal Sains Pemasaran dan Indonesia Volume II, No 1, Mei

2003, hal. 93-110

Latar Belakang :Meskipun hanya sedikit perusahaan yang benar-benar market driven, para

manajer mulai melihat orientasi pasar sebagai factor yang sangat penting dalam usaha mengamankan dan memelihara market leadership. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan untuk memperkuat basis strateginya dengan konsep-konsep seperti customer focused atau market oriented culture untuk dapat mengakses pasarnya secara menguntungkan untuk menjamin perumbuhan berkelanjutan (Ferdinan, 2000, hal 7) Apabila konsep pemasaran dianggap sebagai sebuah filosofi yang merupakan inti dari buadaya perusahaan, maka orientasi pasar dipandang sebagai implementasi konsep pemasaran itu.

Permasalahan :Masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana hubungan

kausalitas antara karakteristik pimpinan, orientasi pasar, dan orientasi pembelajaran terhadap pencapaian kinerja pemasaran yang unggul.

Tujuan :Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan kajian mengeanai

orientasi pasar, orientasi pembelajaran, dan kinerja perusahaan dengan lingkungan kajian yang berbeda.

Metode : Jenis data yang digunakan data primer dan sekunder. Teknik pengambilan

sample yang diguunakan adalah purposive sampling. Jumlah sample yang digunakan adalah 100 perusahaan yang merupakan jumlah representatif untuk dioleh dengan menguunakan teknik analisis SEM

HIPOTESISTerdapat 3 hipotesis yang diajukan sebagai dasar penelitian, yaitu H 1 : Semakin Kuat karakteristik pimpinan maka akan semakin tinggi derajat

orientasi pasar organisasiH 2 : Semakin tinggi derajat orientasi pasar organisasi maka semakin baik kinerja

pemasaran orgnisasi H 3 : Semakin tinggi derajat orientasi pembelajaran organisasi maka akan

semakin baik kinerja pemasaran organisasi

24

RESUME ke-13

Page 25: Resume Jurnal

Kesimpulan :Berdarsarkan hasil pengujian hipotesis didaptkan dukungan positif

yang signifikan yang memperkuat konsep yang menyatakan bahwa kineja pemasaran dapat dicapai melalui orintai pembelajaran dan orientasi pasar, serta program orientasi pasar dalam organisasi dapat dilakukan karena dukungan karakteristik pimpinan. Dengan demikian factor-faktor yang mempengaruhi kinerja pemasran yang berupa variable-variabel karakteristik pimpinan, orientasi pasar dan orientasi pembelajaran dalam penelitian ini telah mendapatkan justifikasi dari hasil analisis. Organisasi pembelajaran yang disefinisikan sebagai karaktristik organisasi yang digunakan untuk menciptakan budaya belajar dalam organisasi yang meningkatkan pemahaman terhadap pasar, memiliki tiga indicator, yaiti : komitmen untuk belajar, keterbukaan pikiran dan visi bersama.

25

Page 26: Resume Jurnal

Judul : Effective Interfirm Collaboration : Haw Firms Minimize Transaction Cost And Maximize Transaction Value.

Penulis : Jeffrey H. DyerPenerbit : Strategic Management Journal, 1997

Latar belakang :Salah satu tujuan dari transaktor yang mencari keuntungan kerjasama yang

maksimal adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan bagi mereka dalam hasil kerja sama yang maksimal dari model biaya transaksi nol (North, 1990)

Ahli-ahli ekonomi telah lama mengetahui bahwa pemilik sumber (resource) meningkatkan produktivitas melalui spesialisasi kerjasama. Rangkaian nilai dalam ekonomi modern dikarakterisasikan melalui spesialisasi anatr perusahan seperti perusahaan individu yang melakukan aktifitas yang terbatas yang tertanam dalam jaringan kerjasama input-output yang kompleks dengan perusahan lain. Penelitian empiris terbaru yang mengatakan bahwa investasi dalam asset-2 khusus seringkali berhubungan dengan performa yang superior.

Dalam penelitian, Dyer (1990) menemukan bahwa transaktor Jepang membuat asset investasi khusus yang lebih besar dibandingkan AS dan bahwa investasi ini dihubungkan dengan performa yang superior. Supplier dan perakitan di Jepang memiliki hubungan yang dekat dan sebagai bagian dari kelompok “ keiretsu “. Selanjutnya bahwa transaktor Jepang menghasilkan biaya transaksi yang lebih rendah dibandingkan transakstor AS, meskipun telah melakukan investasi asset khusus yang lebih besar.

Tujuan penelitian :Untuk memberi bukti bahwa biaya transaksi tidak perlu meningkat seiring

peningkatan dalam spesifikasi asset. Untuk menggali mengapa hal-hal tersebut terjadi

Metoda :Sampel terdiri dari dua pembuat mobil Jepang, tiga pemnbuat mobil

Amerika, dan sampel suplier mereka. Unit analisisnya adalah hubungan supplier – pembuat mobil. Masing-2 general manager departemen pembelian memilih 50 sample.Survei kemudian dikirim ke kepala suplier, tanggapan diterima dari 36 suplier Nissan (72%), 38 suplier Toyota (76%), 31 suplier Ford (62%), 24 suplier General Motors (48%) dan 23 suplier Chrysler (46%).

26

RESUME ke-14

Page 27: Resume Jurnal

Kesimpulan :Penelitian ini menunjukkan bahwa biya transaki tidak perlu meningkat

seiring peningkatan dalam investasi khusus. Secara imperis ditemukan bahwa pembuat mobil Jepang mengeluarkan biaya transaksi yang lebih rendah dibandingkan AS karena suplier mereka adalah lebih tersepesialisasi terhadap mereka.

27

Page 28: Resume Jurnal

Judul : Pengaruh Budaya Perusahaan terhadap Keunggulan Bersaing

Penulis : Arnol Diosdad, SE, MMPenerbit : Jurnal Sains Pemasaran dan Indonesia Volume II, No 3,

Desember 2003, hal. 265-278

Latar Belakang :Tingginya tingkat persaingan antar perusahaan membuat para pengambil

keputusan perlu melakukan kajian yang mendalam tntang kebudayaan perusahaan atas lima elemen yang berkaitan seperti orientasi pasar, teknologi, lingkungan, karyawan dan orientasi biaya. Hubungan orientasi pasar dengan kinerja pemasaran dalam bermacam situasi akan mempercepat pertumbuhan pasar. Dimungkinkan juga sebuah perusahaan memerlukan orientasi pasar karena permintaan pasar melebihi persediaan. Semakin tinggi tingkat kompetisi, semakin agresif suatu bisnis didalam menemukan keinginan pelanggan dan menciptakan nilai superior pelanggan dalam rangka memuaskan keinginan mereka. Hal itu mengharuskan suatu bisnis berorientasi pada pencapaian keunggulan bersaing.

Permasalahan :Rumusan masalah dalam penelitian ini : untuk melihat pengaruh variabel-

variabel orientasi pasar, teknologi, lingkungan, kinerja pemasaran sebagai budaya perusahaan, terhadap keunggulan bersaing pada industri jasa perbankkan (Bank umum di Salatiga dan Semarang).

Tujuan :Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab research gap yang

menyebutkan bahwa perlunya penelitian yang dilakukan pada lebih satu perusahaan dan berbeda lokasi. Dalam hal ini Perbankkan yang dianggap sukses mengimplementasikan teknologi.

Metode :Pada penelitian ini teknik yang digunakan adalah Structural Equation

Modeling (SEM) melalui AMOS dengan sample 100 responden kepada para manajer yang bekerja pada Bank Umum di Salatiga dan Semarang

HIPOTESIS :Terdapat 4 hipotesis yang diajukan sebagai dasar penelitian, yaitu H 1 : Semakin tinggi orientasi pasar semakin tinggi kinerja pemasaran.H 2 : Semakin tinggi orientasi teknologi semakin tinggi kinerja pemasaran.H 3 : Semakin tinggi orientasi lingkungan semakin tinggi kinerja pemasaran.H 4 : Semakin tinggi kinerja pemasaran semakin tinggi keunggulan bersaing.

28

RESUME ke-15

Page 29: Resume Jurnal

Kesimpulan :Uji hipotesis dalam penelitian ini menerima keempat hipotesis yang

diajukan. Dari hasil penelitian ini diperoleh dukungan bahwa keunggulan bersaing dipengaruhi oleh kinerja pemasaran, kinerja pemasaran dipengaruhi oleh budaya perusahaan.

29

Page 30: Resume Jurnal

Judul : Adakah Pengaruh “ EVA“ Terhadap Nilai Perusahaan Dan Kemakmuran Pemegang Saham Pada Perusahan Publik.

Penulis : R. agus Sartono, Kusdhianto SetiawanPenerbit : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 1999

Latar Belakang :Penggunaan EVA (Ecomonic Value Added) sebagai performance

measurement telah begitu luas digunakan di Amerika Serikat. Majalah Fortune setiap tahunnya memuat daftar perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat yang dianggap menciptakan tambahan kemakmuran tertinggi bagi pemegang sahamnya berdasarkan nilai EVA yang diraih perusahaan-perusahaan tersebut. EVA dianggap mempunyai kemampuan yang lebih baik daripada pengukur kinerja yang lain seperti ROE, ROA, ROCE, EPS, Residual Income dan indikator-indikator kinerja lainnya.

Tujuan Penelitian :Untuk menguji apakah peningkatan atau penurunan harga saham di pasar

modal bisa dihubungkan secara langsung dan sejalan dengan peningkatan nilai EVA-nya. Untuk menguji apakah proporsi saham biasa dan utang dalam struktur modal berpengaruh terhadap peningkatan nilai EVA.

Metode Penelitian :Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah EVA, MVA,

Abnormal Return, proporsi utang dan proporsi modal sendiri. Sampel yang digunakan dalam penelitian dalah perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan pada tahun 1994 – 1997 yang diserahkan kepada BAPEPAM atau BEJSampel penelitian terdiri dari 63 perusahaan yang tercatat di BEJ. Sampel diambil berdasarkan metode puposive random sampling.

Kesimpulan :

Tidak ditemukan adanya hubungan antara pertumbuhan EVA – MVA, EVA-MVA dan pertumbuhan EVA – pertumbuhan MVA. Ekspektasi pemegang saham terhadap pertumbuhan EVA dimasa yang akan datang tidak sejalan dengan tingkat pertumbuhan EVA saat ini. Dari 63 sample didapatkan tidak adanya hubungan yang signifikan baik antra EVARET-alfa maupun pertumbuhan EVA-alfa.

30

RESUME ke-16

Page 31: Resume Jurnal

Judul : Dampak Pengumuman Laporan Keuangan Terhadap Kegiatan Perdagangan Saham Dan Variabelitas Tingkat Keuntungan

Penulis : Suad Husnan, Mamduh M. Hanafi, Amin WibowoPenerbit : Kelola, 1996

Latar belakang :Hipotesis pasar modal yang efisien mengatakan bahwa pasar yang efisien

bereaksi dengan cepat terhadap informasi yang relevan. Informasi baru tersebut kemudian akan masuk ke dalam dan membentuk harga sekuritas. Dalam pasar yang efisien, harga cepat mencerminkan informasi yang relevan, sedemikian rupa sehingga tidak akan diperoleh keuntungan abnormal yang konsisten. Pada umumnya penelitian menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia sudah efisien dalam bentuk lemah. Pada kondisi tersebut harga-2 sekuritas mencerminkan informasi harga lampau. Sedangkan penelitian efisiensi bentuk setengah kuat pada umumnya menghasilkan kesimpulan yang belum memuaskan. Metodologi yang digunakan adalah EVENT STUDY. Berdasarkan hasil tersebut harga sekuritas belum mencerminkan informasi publik.

Tujuan penelitian :Untuk melihat apakah benar laporan keuangan informtif dalam arti

menghasilkan keputusan perdagangan yang berbeda dengan periode-periode di luar pengumuman laporan keuangan, dan mengakibatkan perubahan harga yang berbeda dengan perubahan harga di luar pengumuman laporan keuangan.

Metoda :Studi ini menggunakan metoda lain dalam studi peristiwa (even study).

Variable yang diamati bukan lagi harga, seperti yang biasa dilakukan pada kebanyakan event study melainkan variable kegiatan perdagangan saham dan variable tingkat keuntungan. Peristiwa atau event yang dipilih adalah pengumuman laporan keuangan.

Kesimpulan :Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan tampaknya

dipergunakan investor dalam kegiatan perdagangan di bursa. Kegiatan perdagangan relatif pada hari pengumuman laporan keuangan lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan di luar pengumuman laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perdagangan relatif sebelum dan sesudah laporan keuangan menunjukkan perbedan yang signifikan.

31

RESUME ke-17

Page 32: Resume Jurnal

Judul : Membangun keunggulan produkPenulis : Imron MunfaatPenerbit : Jurnal Sains Pemasaran dan Indonesia Volume II, No 3,

Desember 2003, hal. 219-232

Latar Belakang :Produk merupakan instrumen vital dalam persaingan. Keunggulan produk

akan menentukan posisi strategis perusahaan, menang atau kalah dalam persaingan. Harapan untuk menghasilkan produk unggul sehingga dapat menguatkan daya saing perusahaan, dapat tercapai jika perusahaan selalu konsisten dalam membangun dan menguatkan instrumen-instrumen yang dimilikinya. Dengan meningkatkan kualitas proses pengembangan produk dalam perusahaan, diharapkan dapat menghasilkan produk yang unggul. Michael Porter (1980, hal 49) menyatakan ada lima sumber kekuatan persaingan yang harus diantisipasi perusahaan untuk menyusun strategi bersaing sehingga mampu memenangkan persaingan, yaitu : ancaman dari supplier, pendatang, konsumen, perusahaan yang menghaasilkan produk substitusi, perusahaan sejenis.

Permasalahan :Rumusan masalah dalam penelitian ini : instrumen apa saja yang harus

dibangun dan dikembangkan perusahaan, sehingga dapat meningkatkan derajat kualitas proses pengembangan produk dan memposisikan perusahaan pada keunggulan produk yang tangguh.

Tujuan :Tujuan penelitian ini adalah untuk menghadapi tantangan persaingan,

maka manajemen perusahaan harus memobilisasi potensi internalnya dengan meningkatkan proses pengembangan produk yang berkualitas, untuk menghasilkan produk yang unggul.

Metode :Objek penelitian: 100 Perusahaan meubel kategori perusahaan besar dan

sedang berusia minimal 3 tahun, memproduksi dan memasarkan produk langsung ke konsumen akhir di Kabupaten Jepara. Memakai Quata sampling dengan angket tertutup dan wawancara. Data yang terkumpul diolah dan di analisis dengan SEM melalui program AMOS 4.01.

HIPOTESISTerdapat 3 hipotesis yang diajukan sebagai dasar penelitian, yaitu

32

RESUME ke-18

Page 33: Resume Jurnal

H 1 : Semakin tinggi kualitas tim pengembangan produk, semakin tinggi kualitas proses pengembangan produk.

H 2 : Semakin erat integrasi lintas fungsi, semakin tinggi kualitas proses pengembangan produk.

H 3 : Semakin tinggi kualitas proses pengembangan produk, semakin tangguh keunggulan produk.

Kesimpulan :Uji hipotesis dalam penelitian ini menerima ketiga hipotesis yang

diajukan. Jawaban atas permasalahan penelitian menyatakan bahwa untuk mendukung proses dan praktik pengembangan produk, manajemen harus melakaukan pengembangan produk yang dimplementasikan melalui pendekatan yang systematis. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan mampu membangun kinerja produk, produk tersebut sukses dipasar, perusahaan tidak gagal dalam tujuan bisnisnya. Artinya, keunggulan produk memang harus dibangun memlalui proses pemnegembangan produk yang berkualitas.

33

Page 34: Resume Jurnal

Judul : Analisis Faktor-Faktor Pembentuk Persepsi Kualitas Layanan untuk Menciptakan Kepuasan dan Loyalitas Nasabah

Penulis : L.Suryanto, FX Sugiyanto, SugiartiPenerbit : Jurnal Bisnis Strategi, Vol 9/Juli/Th.VII/2002

Latar Belakang :Semakin kompleks dan ketatnya persaingan dalam jasa industri perbankan

telah memaksa para bankir untuk mencari strategi yang tepat guna memenangkan persaingan, salah satunya dengan menciptakan kepuasan nasabah. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah adalah persepsi kualitas layanan yang dibentuk melalui berbagai dimensi antara lain reputasi, sarana pendukung fisik dan sistem operasinya, kualitas jasa serta interaksi karyawan dengan pelanggan.

Permasalahan :Bagaimanakah pengaruh faktor-faktor pembentuk persepsi kualitas

layanan terhadap reputasi, kepuasan serta loyalitas nasabah.

Tujuan :Mengukur pengaruh faktor-faktor pembentuk persepsi kualitas layanan

terhadap reputasi, kepuasan nasabah dan loyalitas nasabah.

Hipotesis :

H1 : Semakin tinggi persepsi kualitas layanan, semakin tinggi kepuasan nasabahH2 : Semakin tinggi persepsi kualitas layanan, semakin tinggi reputasi perusahaanH3 : Semakin tinggi reputasi perusahaan, semakin tinggi kepuasan nasabahH4 : Semakin tinggi reputasi perusahaan, semakin tinggi loyalitas nasabahH5 : Semakin tinggi kepuasan nasabah, semakin tinggi loyalitas nasabah

Metode Penelitian :Menggunakan dua teknik analisis yaitu analisis faktor konfirmatori pada

SEM yang digunakan untuk mengkonfirmasikan faktor-faktor paling dominan dalam suatu kelompok variabel, dan goodness of fit dan regression weight pada SEM yang digunakan untuk meneliti seberapa besar variabel-veriabel kualitas layanan, reputasi, kepuasan serta loyalitas nasabah saling mempengaruhi. Sampel yang diambil sebanyak 120 responden nasabah BRI Cabang Pattimura.

34

RESUME ke-19

Page 35: Resume Jurnal

Kesimpulan :Menunjukkan bahwa semua hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan.

Persepsi kualitas layanan mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan nasabah. Persepsi kualitas layanan mempunyai pengaruh positif terhadap reputasi. Reputasi mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan nasabah. Reputasi mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas nasabah. Kepuasan nasabah mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas nasabah.

35

Page 36: Resume Jurnal

Judul : Hubungan Antara Kualitas dan Kepuasan Pelanggan dalam pembentukan Intensi Pembelian Konsumen : Studi pada empat Industri Jasa

Penulis : Heru SulistyoPenerbit : Jurnal Bisnis Strategi, Vol 4/Tahun II/Desember 1999

Latar Belakang :Perusahaan yang ingin berkembang dan mendapatkan keunggulan

kompetitif harus dapat memberikan produk dan jasa yang berkualitas dan murah serta pelayanan yang lebih baik kepada pelanggannya. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan pada industri jasa, kualitas pelayanan sangat penting untuk dikelola dengan baik.

Permasalahan :Adanya pertentangan sifat hubungan antara kualitas pelayanan dan

kepuasan pelanggan dalam pembentukan intensi pembelian konsumen yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya.

Tujuan :Mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan dengan intensitas

pembelian konsumen.

Metode Penelitian :Menggunakan convinience sampling sebanyak 400 orang melalui

kuisioner dengan metode pengolahan data analisis regresi moderator. Variabel yang digunakan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan.

Hipotesis :H1 : Kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang signifikan dengan intensi

pembelian konsumenH2 : Kepuasan pelanggan mempunyai hubungan yang signifikan dengan intensi

pembelian konsumenH3 : Interaksi antara kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan lebih

menjelaskan variance interval pembelian daripada masing-masing variabel.

Kesimpulan :Kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan mempunyai hubungan yang

signifikan terhadap intensi pembelian.

36

RESUME ke-20