RESTORASI GIGI Restorasi gigi di bidang kedokteran gigi ada 2jenis, yaitu : 1. Restorasi plastis 2. Restorasi non plastis Restorasi plastis ,yaitu: - Amalgam - Komposit - Compomer - GIC Restorasi non plastis yaitu : - mahkota selubung (full case crown) - mahkota jaket - mahkota pasak - mahkota pigura AMALGAM Amalgam yaitu suatu paduan antara merkuri (Hg) dan suatu alloy. Komposisi alloy amalgam adalah : 1. Ag (perak) : 68,50 % 2. Sn (timah putih) : 25,50 %
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RESTORASI GIGI
Restorasi gigi di bidang kedokteran gigi ada 2jenis, yaitu :
1. Restorasi plastis
2. Restorasi non plastis
Restorasi plastis ,yaitu: - Amalgam
- Komposit
- Compomer
- GIC
Restorasi non plastis yaitu : - mahkota selubung (full case crown)
- mahkota jaket
- mahkota pasak
- mahkota pigura
AMALGAM
Amalgam yaitu suatu paduan antara merkuri (Hg) dan suatu alloy.
Komposisi alloy amalgam adalah :
1. Ag (perak) : 68,50 %
2. Sn (timah putih) : 25,50 %
3. Au (emas) : 5 %
4. Zn (seng) : 1%
Kebaikan dari dental amalgam : compressive strength baik
mudah memanipulasinya, mudah beradaptasi dengan cairan mulut dan
harganya relatif murah.
Kekurangan amlagam :
- Estetik kurang baik
- Konduktor panas
- Mudah korosi
Indikasi tumpatan amalgam : klas I, klas II posterior
Kontraindikasi tumpatan amalgam :
- dibutuhkan estetik
- karies luas melibatkan cups
- gigi antagonis lain (emas)
Manipulasi amalgam :
1. Perbandingan alloy dengan Hg yang tepat sehingga didapatkan massa
yang plastis, umumnya perbandingannya 6:7 atau 5 :8
2. Tirturasi
Membasahi seluruh permukaan partikel alloy dengan merkuri pada proses
amalgamasi. Secara manual dengan menggunakan mortar pastle dan
mekanik dalamperbandingan tertentu yang sudah ada dalam bentuk
kapsul.
3. Kondensasi
Tujuannya nuntuk mengeluarka sisa Hg sehingga di capaikepadatan yang
maksimal dengan jumlah Hg yang cukup. Lebih baik dalam melakukan
kondensasi menggunakan instrumen yang permukaan rata dan kecil,
sehingga amalgam dapat teradaptasi baik pada dinding kavitas.
4. Carving
Tujuannya untuk mendapatkan kontur dan bentuk anatomi gigi yang tepat
5. Polishing
Dilakukan 24 jam penumpatan karena reaksi pengerasan amalgam terjadi
secara sempurna setelah 24jam atau lebih. Bila kurang dari itu maka akan
mengurangi kekuatan amalgam
KOMPOSIT
Suatu bahan tumptan yang terdiri dari satu atau dua bahan dengan komposisi
kimia yang berbeda sehingga diperolehn hasil akhir yang baik.
Kelebihan dari tumpatan komposit :
- Sesuai dengan warna gigi
- Estetik lebih baik terutama untuk gigi anterior
Resin komposit mempunyai komposisi sebagai berikut :
a. Matriks resin
- Bahan utama dalam tumpatan komposit
- bisphenol A glycidyl methacrylate (BIS-GMA)
b. Filler (bahan pengisi)
- Glass borosilikat
- Lithium alumino silikat
- Kwarsa kristalin
- Silika barium aluminoborate
Bahan pengisi dari resin komposit, berfungsi :
- Untuk memperbaiki sifat mekanik (seperti kekuatan, kekakuan,
kekerasan dan resisten terhadap abrasi)
- Mengurangi kekasaran permukaan
- Meningkatkan estetik
- Mengurangi kontraksi waktu pengerasan
- Mengurangi panaswaktu polimerisasi
- Menyebabkan radiopaq pada resinkomposit
c. Coupling agent ,untuk memperkuat ikatan antara bahan pengisi
terhadap matrik resin ,yang banyak digunakan vinyl silane berikatan
secara khemis. Berfungsi sebagai :
- Memperbaiki sifat fisik dan mekanis dari resin
- Mencegah cairan dari penetrasi kedalam filler-resin
d. Penghambat polimerisasi (inhibitor), untuk mencegah polimerisasi
Restorasi sementara jangan sampai menekan gingiva, halus dan licin
Dapat dibuat dari bahan komposit resin atau bahan rstorasi sementara yg lain
Tehnik pembuatan secara direct atau indirect
Insersi sementara menggunakan bahan tumpatan sementara (light cured), non
eugenol
Retensi veneer sementara secara mekanis
Sebaiknya warna disesuaikan pula
Komunikasi Laboratoris
Shade :
Perlu disertakan shade setelah preparasi dan shade yg akan diharapkan shg
teknisi dapat mengantisipasi discoloration tsb.
Shape :
Maskulin, feminin atau karakteristik lain yang diharapkan perlu
diinformasikan pada teknisi
Texture :
- Natural appearance, tampak bersinar
- Disesuaikan dengan texture gigi tetangga sesuai harapan
Karakteristik porselain laminate veneer :
- Karakteristik dan polikromatik (surface staining, opaquer)
- Body, gingival dan incisal shading dan degree of opacity (ketipisan
veneer membatasi polikromatik warna)
Pasang Coba
a. Teliti apakah ada keretakan
b. Lepaskan veneer sementaranya
c. Pulas seluruh permukaan gigi preparasi (oil free pumice), cuci tanpa
pengeringan
d. Basahi gigi preparasi dan permukaan dalam porcelain veneer dengan air
(vaselin bila perlu)
e. Pasang veneer dan cek fitting dan warna
f. Cek oklusi dan artikulasi
Pemasangan Tetap (Luting Resin Cement)
a. Letakkan veneer pada tempatnya dan beri tanda masing-masing untuk
menghindari salah letak
b. Ulas silane pada permukaan dalam veneer
c. Pasang celluloid strip antar sela gigi preparasi
d. Etsa permukaan enamel atau dentin
e. Cuci dan keringkan (dentin moist)
f. Ulas bonding agent pada permukaan gigi dan permukaan dalam veneer
g. Ulas luting resin cement pada permukaan dalam veneer
h. Veneer diletakkan pada gigi yang bersangkutan dengan hati-hati (pasang
celliloid strip)
i. Bersihkan kelebihan bahan sebelum setting
Finishing dan Polishing
Instrument yang digunakan :
Composite resin carving instrument
Diamond finishing bur (micron finishing system diamond bur)
30 fluted carbide bur
Interproksimal abrasive strip
Regular dental floss
Porcelain polishing paste
Webbed rubber prophylaxis cup
Tehnik Finishing dan Polishing :
a. Facial margin di finishing dengan diamond finishing bur dan semprotan air
(perlahan)
b. Permukaan palatal/lingual gunakan football shape diamond finishing bur
c. Cek oklusi dan artikulasi dengan articulating paper, adjust dengan extra fine
football shape diamond bur
d. Keringkan gigi untuk melihat kehalusan permukaan porcelain
e. Interproximal abrasive strip untuk finishing proximal area, cek dengan dental
floss
f. Poles dengan diamond polishing paste dan prophylaxis cup dengan tekanan
intermitten untuk menghindari panas
Re-evaluasi 1-2 minggu sebagai kontrol restorasi
4.7.2Restorasi Permanen
Pada gigi dengan indikasi perawatan bleaching, apabila ingin melakukan
perawatan pada gigi yang berlubang sebaiknya dilakukan pada kunjungan terakhir yaitu
setelah dilakukannya perawatan bleaching. Hal ini dikarenakan sisa peroksida bahan
pemutih, dapat mempengaruhi kekuatan ikatan antara resin komposit dengan gigi. Oleh
karena itu, sebaiknya tidak menumpat gigi dengan resin komposit segera setelah
pemutihan melainkan beberapa hari kemudian.
KOMPOSIT
Kegunaan utama resin komposit adalah sebagai bahan restorasi baik pada gigi
anterior maupun posterior. Selain itu juga digunakan sebagai pit dan fisur sealant,
serta sebagai luting composite (misalnya untuk luting keramik dan restorasi komposit
indirect). Dan dapat juga digunakan sebagai mahkota dan jembatan sementara.
Resin komposit pertama kali diperkenalkan oleh Bowen pada tahun 1962.
Resin komposit mempunyai warna yang hampir menyerupai warna gigi asli, memiliki
nilai estetis dan biokompatibilitas yang tinggi. Akan tetapi, resin komposit
mempunyai kelemahan yaitu adanya penyusutan pada saat polimerisasi yang
menyebabkan terbentuknya celah (gap) antara dinding kavitas dan resin komposit
yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran mikro. Selain itu, perbedaan
koefisien ekspansi thermal antara struktur gigi dan resin komposit juga dapat
mempengaruhi kerapatan tepi restorasi antara resin komposit dan dinding kavitas.
Davidson et al. cit Rosin et al. menyatakan bahwa tekanan kontraksi resin
komposit selama polimerisasi akan menghasilkan kekuatan yang bersaing dengan
kekuatan perlekatan, sehingga dapat mengganggu perlekatan terhadap dinding kavitas,
hal ini merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan tepi. Petrovic et al.
juga menyatakan bahwa kontraksi polimerisasi menyebabkan perubahan volume resin
komposit, yang berperan penting dalam menentukan celah (gap) antara kavitas dan
restorasi serta microleakage yang terbentuk.
Celah yang terbentuk menjadi jalan masuk bagi bakteri dan saliva beserta
komponennya dari dalam rongga mulut. Menurut Brannstrom cit Petrovic et al., hal
ini dapat menyebabkan timbulnya perubahan warna, kerusakan tepi restorasi, karies
sekunder, penyakit pulpa, dan adanya rasa sakit setelah penumpatan.
Ada dua sistem adhesif yang diperkenalkan pada saat ini yaitu total etch
adhesive system dan self etch adhesive system. Penelitian ini menggunakan sistem
adhesif berupa one step self etching system generasi ke-7 yang menggabungkan etsa,
primer, dan bonding sekaligus dalam satu liquid. Sehingga sistem ini lebih sederhana.
Selain itu, self etching adhesive system juga dapat menghindari terjadinya
overetching. Overetching dapat terjadi bila menggunakan total etching adhesive
system yang dapat menyebabkan bahan primer tidak dapat memasuki seluruh
kedalaman zona demineralisasi dan meninggalkan matriks kolagen yang tidak
terhibridisasi yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya kegagalan perlekatan
yang prematur.
Self etching adhesive system tidak menghilangkan seluruh smear layer dan
juga tidak membuka tubulus dentin secara keseluruhan. Menurut Pashley cit Oliveira,
smear layer dapat mengurangi permeabilitas dentin. Dengan menghilangkan seluruh
smear layer dapat meningkatkan permeabilitas dentin yang akan menyebabkan
pergerakan cairan tubulus dentin dari arah pulpa yang dapat menimbulkan sensitivitas
dan mengganggu perlekatan restorasi serta melarutkan bahan adhesif. Karena self
etching tidak menghilangkan smear layer secara keseluruhan maka sistem ini
berpotensial dalam mengurangi sensitivitas pasca perawatan dan tidak begitu
terganggu oleh cairan tubulus dentin.
Mahkota jaket
Mahkota jaket adalah mahkota yang menyelubungi seluruh permukaan gigi dan dapat dibuat pada gigi posterior maupun anterior, baik pada gigi yang vital maupun nonvital (post endodontic treatment)mahkota jaket dibuat dari bahan akrilik atau porselen sesuai dengan warna gigi. Indikasinya pada gigi anterior yang fraktur Pada kasus perubahan warna gigi, hipoplasi enamel, atau dekalsifikasi Kasus perubahan bentuk gigi, atrisi, atau rotasi gigi yang terbatas Menutup diastema yang terbatas Sebagai retainer suatu jembatan. Sedangkan kontraindikasinya pada mahkota klinis yang terlalu pendek dan tidak mempunyai cingulum Pada gigitan anterior yang dalam (deep bite) Kerusakan gigi sedemikian rupa Gigi non-vital dengan perubahan warna yang sangat gelap (Sturdevant, 2002).