BAB I TINJAUAN PUSTAKA I.1 DEFINISI Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. 1 Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures, kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya infeksi intracranial atau penyebab tertentu. 2 I.2 EPIDEMIOLOGI Pada penelitian yang dilakukan di Eropa dan Amerika dilaporkan insiden kejang demam sebesar 2-5 %. Insiden di negara-negara lain sangat bervariasi. Di India sebesar 5-10 %, di Jepang sebesar 8,8 % dan di Guam sebesar 14 %. Data dari negara berkembang sangat terbatas, mungkin karena sulitnya membedakan kejang demam sederhana dengan kejang infektif akut terutama yang disebabkan oleh infeksi malaria falciparum. Sekitar 9%-35% dari semua kejang demam yang terjadi pertama kali merupakan kejang demam kompleks, variasi yang luas pada proporsi tersebut mungkin disebabkan karena sulitnya membedakan kejang demam sederhana dan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
I.1 DEFINISI
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal lebih dari 38 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.1 Menurut
Consensus Statement on Febrile Seizures, kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi
dan anak biasanya antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi
tidak terbukti adanya infeksi intracranial atau penyebab tertentu.2
I.2 EPIDEMIOLOGI
Pada penelitian yang dilakukan di Eropa dan Amerika dilaporkan insiden kejang demam
sebesar 2-5 %. Insiden di negara-negara lain sangat bervariasi. Di India sebesar 5-10 %,
di Jepang sebesar 8,8 % dan di Guam sebesar 14 %. Data dari negara berkembang sangat
terbatas, mungkin karena sulitnya membedakan kejang demam sederhana dengan kejang
infektif akut terutama yang disebabkan oleh infeksi malaria falciparum. Sekitar 9%-35%
dari semua kejang demam yang terjadi pertama kali merupakan kejang demam kompleks,
variasi yang luas pada proporsi tersebut mungkin disebabkan karena sulitnya
membedakan kejang demam sederhana dan kompleks, dan juga membedakan kejang
demam dan kejang tanpa demam. 3
I.3 FAKTOR RESIKO
Penyebab kejang demam masih terus diteliti. Diduga adanya faktor genetik yang berperan
utama dalam timbulnya kejang demam yang diturunkan melalui autosom dominan.
Beberapa penulis menyatakan penyebab kejang demam bersifat multifaktorial4. Gen pada
kejang demam berbeda dengan gen pada kejang tanpa demam. Pada kebanyakan
penderita, suhu yang tinggi menjadi pencetus utama timbulnya kejang demam. 5
Dua puluh empat persen anak-anak dengan kejang demam memiliki keluarga
yang juga pernah mengalami kejang demam, hanya 20 % yang tidak memiliki riwayat
1
kejang demam dalam keluarganya. Dan hanya 4 % yang memiliki keluarga dengan
riwayat kejang tanpa demam.
Genetik pada kejang demam
Literatur yang menjelaskan tentang factor genetic pada kejang demam semakin
berkembang dan semakin rumit. Hal ini menunjukkan baahwa kejang demam merupakan
suatu penyakit yang kompleks. Resiko kejang demam lebih tinggi pada keluarga tertentu.
25-30 % penderita kejang demam memiliki riwayat kejang demam dalam keluarganya.
Resiko semakin meningkat bila kedua orang tua memiliki riwayat kejang demam. Juga
terdapat resiko yang lebih besar pada kembar monozigot daripada dizigot
Pada beberapa penelitian menunjukkan adaanyta hubungan dengan beberapa
kromoson (2q, 5q, 5, 8q, 19p, and 19q) dan yang paling kuat berhubungan dengan
kromosom 2q dan terutama pada gen yang bertanggung jawab untuk reseptor saluran
natrium. Dimana terjadi mutasi pada subunit alfa gen pertama saluran natrium saraf
(SCNIA). Kromosom 2q dan 19q dihubungkan dengan fenotip pada kejang demam,
epilepsy general (tonic-clonic, absence, and myoclonic) dan kejang demam
berkelanjutan.6
Faktor resiko terjadinya kejang demam
Adanya riwayat kejang demam dalam keluarga
Suhu tinggi
Delayed development
Anak yang pernah mengalami sakit dan mendapat perawatan di rumah sakit saat
usia perinatal
Daycare attendance
Ibu yang minum alcohol dan merokok saat hamil meningkatkan resiko 2 kali lebih
besar untuk terjadinya kejang demam pada anaknya
Bila terdapat 2 dari factor resiko tersebut di atas meningkatkan 30% resiko terjadinya
kejang demam pertama. Tidak ada data yang menunjukkan bahwa cepatnya peningkatan
suhu dapat menyebabkan kejang demam. 7
Beberapa penyebab demam
2
Infeksi virus ( misalnya infeksi saluran napas atas, roseola, chicken pox,
eksantema, dll }
Otitis media
Tonsilitis
Infeksi saluran kencing
Gastroenteritis
Infeksi saluran napas bawah
Meningitis
Post imunisasiCause for fever
Infeksi virus, otitis media, dan tonsillitis merupakan penyebab tersering sekitar 85-90 %
sedangkan yang lainnya hanya sekitar 10-15%.7
Faktor resiko kejang demam berulang
Sepertiga dari anak-anak yang mengalami kejang demam pertama kali akan mengalami
kejang berulang. Faktor resiko terjadinya kejang berulang antara lain :
Riwayat kejang demam dalam keluarga
Usia kurang dari 12 bulan saat terjadinya kejang demam pwertama kali
Temperatur yang rendah saat kejang
Cepatnya kejang setelah demam
Pasien yang memiliki keempat faktor resiko tersebut memiliki resiko 70 % lebih untuk
mengalami kejang berulang. Sedangkan pasien yang tidak memiliki faktor resiko tersebut
memiliki resiko kurang dari 20 % untuk terjadinya kejang berulang. 7
I.4 PATOFISIOLOGI
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan energi yang
didapat dari metabolisme. Bahan baku yang digunakan berupa glukosa yang akan dipecah
menjadi CO2 dan air. Dalam keadaan normal membran neuron dapat dilalui dengan
mudah oleh ion Kalium (K+) dan sulit oleh ion Natrium (Na+) kecuali Clorida (Cl-).
Akibatnya K+ tinggi dalam sel dan Na+ rendah, sedangkan di luar sel sebaliknya.
3
Perbedaan ini yang membentuk potensial membran sel neuron.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh:
1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler.
2.Rangsangan yang datangnya mendadak, misalnya mekanis
3. Perubahan patofisiologi membran sendiri karena penyakit atau keturunan.
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1’C akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada kenaikan
suhu tubuh tertentu akan terjadi perubahan keseimbangan dari membran potensial neuron
dan dalam waktu singkat akan terjadi difusi dari K+ dan Na+ melalui membran tadi
dengan akibat lepasnya muatan listrik yang sedemikian besarnya dapat meluas ke seluruh
sel neurotransmitter pada tubuh dan terjadilah kejang.
Pada penelitian yang dilakukan pada hewan didapatkan adanya peran pyrogen
endogen seperti interleukin 1 dalam terjadinya kejang demam. Interleukin 1 ini
meningkatkan eksitabilitas neuron yang mungkin berhubungan dengan demam dan
kejang. Tetapi teori ini belum dapat dibuktikan sepenuhnya. Selain itu adanya membran
neuron yang imatur juga menjadi penyebab terjadinya kejang dimana membran yang
imatur lebih sensitif terhadap perubahan suhu.
Setiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda. Pada anak dengan ambang
kejang rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38’C sedangkan pada anak dengan ambang
kejang yang tinggi kejang baru terjadi pada suhu 40’C. Bangkitan kejang tergantung pada
ambang kejang tersebut yaitu lebih banyak pada anak dengan ambang kejang rendah.
I.5 GEJALA KLINIS
Bangkitan kejang dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan dengan kenaikan suhu
tubuh yang tinggi atau sesaat setelah itu.8 Dikatakan pada 44% kasus kejang terjadi
kurang dari 1 jam setelah mulai demam dan hanya 13% kasus kejang terjadi lebih dari 24
jam setelah demam 1
Serangan kejang berlangsung singkat dengan sifat bangkitan berbentuk: tonik-
klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri.8 Setelah
kejang berhentianak tidak memberikan reaksi apapun untuk sejenak,tetapi setelah
4
beberapa detik atau menit anak terbangun dan tersadar kembali tanpa defisit neurologis.
Kejang dapat diikuti oleh hemiparwesis sementara (hemiparesis Todd) yang berlangsusng
beberapa jam sampai beberapa hari. Kejang unilateral yang lama dapt diikuti oleh
hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama lebih sering terjadi
pada demam kejang yang terjadi pertama kali. 2
I.6 KLASIFIKASI
Untuk meramalkan prognosis, Livingston membagi kejang demam atas dua golongan: