RESPON IMUN SPESIFIK Lisa Andina, S.Farm, Apt.
Feb 24, 2016
RESPON IMUN SPESIFIKLisa Andina, S.Farm, Apt.
Repon imun spesifik merupakan serangkaian proses yang saling berkaitan yang diatur oleh suatu sistem yang terpadu.
Apabila antigen masuk ke dalam tubuh maka akan terjadi 2 macam respon imun, yaitu: Respon imun humoral Respon imun selular
Respon imun humoral Proses respon imun humoral dimulai dari
masuknya antigen ke dalam tubuh, yang dapat merangsang pembentukan antibodi.
Antibodi yang terbentuk dapat masuk ke dalam peredaran darah dan cairan tubuh tubuh lainnya (antibodi humoral)
Untuk menimbulkan respon imun, sel B dan sel T harus saling berinteraksi satu dengan lainnya.
Limfosit T yang bertanggung jawab terhadap atas respon imun seluler, terangsang untuk memproduksi sejumlah zat yang diperlukan untuk memacu reaksi imunitas.
Aktifasi sel B mengakibatkan sel B berproliferasi dan berdiferensiasi membentuk sel plasma.
Sel plasma yang terbentuk akan memproduksi antibodi yang spesifik terhadap hanya satu jenis antigen tertentu.
Ketika antibodi mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh maka akan terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga terbentuk kompleks melalui antigen binding site
Antibodi tidak dapat merusak antigen Pembentukan kompleks antigen-antibodi tersebut dapat
dimusnahkan oleh sel-sel fagosit dan sistem komplemen. Beberapa proses untuk memusnahkan antigen yang telah
diikat oleh antibodi adalah dengan cara: Aglutinasi Opsonisasi Netralisasi Aktifasi sistem komplemen Inflamasi dan hipersensitifitas lambat (delayed type
hypersensitivity)
Aglutinasi
Merupakan proses dimana antigen dan antibodi saling mengikat sehingga dapat dengan mudah ditelan (fagositosis) oleh sel-sel fagosit yaitu makrofag.
Opsonisasi
Antibodi IgG dan IgM dapat menyelimuti permukaan bakteri sehingga memudahkan eliminasi oleh sel fagosit (yang memiliki reseptor untuk Fc dari Ig)
Ikatan dengan makrofag tersebut memudahkan fagositosis (opsonin)
Netralisasi Proses untuk mencegah pelekatan virus pada sel-sel hospes. Antibodi yang spesifik (IgG, IgA) terhadap epitop pada permukaan
virus akan mencegah ikatan virus dengan sel mukosa sehingga mencegah infeksi
Sel-sel Natural Killer dapat menghancurkan sel yang diinfeksi virus.
Proses netralisasi juga terjadi terhadap toksin Antibodi yang spesifik (IgG, IgA) untuk toksin bakteri atau bisa
serangga/ular dapat mengikat antigen dan mengnaktifkannya. Kompleks ikatan antigen antibodi tersebut selanjutnya dapat
dimusnahkan oleh sistem fagosit yaitu makrofag
Aktifasi sistem komplemen Beberapa kelas antibodi (IgG, IgM, IgA) dapat mengaktifkan sistem komplemen Bila epitop pada permukaan sel misalnya bakteri, maka komplemen yang
diaktifkan dapat menghancurkan sel tersebut melalui efek enzim yang disekresi. Beberapa komponen komplemen (C3b, C4b) juga memiliki sifat opsonin Opsonin akan berikatan dengan kompleks antigen-antibodi dan akhirnya dengan
reseptor pada permukaan makrofag sehingga memudahkan fagositosis. Beberapa komponen komplemen bersifat sebagai kemotaksis (C3a, C5a) untuk
neutrofil dan ada yang mengaktifkan mastosit dan basofil (anafilatoksin) untuk melepas histamin.
Beberapa bakteri seperti E.coli dan S.aureus dapat mengaktifkan komplemen langsung melalui jalur alternatif.
Inflamasi dan Hipersensitivitas lambat Proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi mikroba akan
membentuk suatu protein reaktif yang dapat menyelubungi mikroba sehingga dapat meningkatkan aktifitas sel-sel fagosit dan sel imun yang lain
Presentasi antigen oleh APC mengaktifkan sel Th melepas limfokin yang mengerahkan dan mengaktifkan makrofag dan menimbulkan reaksi inflamasi
Respon inflamasi ini disebut lambat oleh karena memerlukan waktu 24-28 jam
Inflamasi mempunyai efek baik dan buruk oleh karena disamping eliminasi bahan asing juga dapat menimbulkan kerusakan jaringan
Respon Imun Seluler Antigen yang dapat menstimulasi terjadinya respon
imun seluler pada umumnya adalah antigen yang mampu menyerang sel hospes secara intraseluler.
Imunitas seluler tidak dapat dipndahkan melalui plasenta sebagaimana imunitas humoral
Respon imun seluler sangat tergantung pada aktivitas sel-sel limfosit tertentu, terutama sel T
Mekanisme respon imun seluler lebih kompleks dibandingkan dengan respon imun humoral
Sel T penolong (Th) berperan penting dalam respon imun seluler.
Sekali sel Th ini diaktifasi oleh antigen, sel Th dapat mengaktifkan sel-sel imun lainnya.
Sel Th akan berdiferensiasi menjadi 2 subpopulasi yaitu Th 1 dan Th 2, menghasilkan senyawa sitokin yang spesifik.
Senyawa sitokin yang diproduksi oleh Th1 umumnya dapat mengaktifkan sel-sel yang berhubungan dengan respon imun seluler antara lain sel makrofag, sel CD8, dan sel natural killer
Sedangkan sitokin yang dilepaskan oleh sel Th2 dapat merangsang sel B untuk memproduksi eosinofil, IgM dan IgE.