I
7
I.PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tanaman kedelai (Glycine max L Merril) merupakan salah satu
komoditi tanaman pangan strategis setelah padi dan jagung sangat
penting bagi kehidupan manusia ebagai sumber protein nabati yang
amat baik dengan % sebesar 37,9 jauh lebih besar dibandingkan padi
yang hanya 7,9%. Menurut Smith dan Circle, 1972 kedelai merupakan
sumber protein yang amat penting bagi keehatan tubuh kita yang
mengandung protein antara 30-35%.Kedelai (Glycine max) sudah
dibudidayakan dejak 1500 tahun M dan baru masuk Indonesia, terutama
Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai paling baik ditanam di lading dan
pesawahan antara musim kemarau dan musim hujan. Sedang rata-rata
curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari
200 mm dengan jumlah bulan kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar
antara 95-122 hari selama setahun.
Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya
protein dan lemak serta beberapa bahan giji penting lainnya,
mialnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat
menjadi tahu, bermacam-macam saus penyedap (salah satunya kecap,
yang aslinya dibuat dari kedelai hitam), tempe (baik bagi orang
yang sensitive laktosa), tepung kedelai, minyak (dari sini dapat
dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan
biodisel). Elain itu dapat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit
diabetes mellitus, sakt ginjal dan rematik
(http://id.wikipedia.org/wiki/kedelai).Manfaat yang begitu besar
belum bias dirasakan oleh masyarakat luas dikarenakan kebutuhan
nasional akan kedelai sekitar 1.198.000 ton/thn. Ehingga pada saat
ini, Indonesia masih mengimpor kedelai. Alterantif untuk
meningkatkan kedelai nasional dapat dilakukan dengan memanfaatkan
lahan tanah yang kurang subur (marginal). Factor pembatas pada
tanah ini adalah kandungan bahan organik dan unssur hara,
diantaranya ketersediaan N, P dan K serta pH rendah Soepardi 1983).
Penggunaan pupuk sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, elain pupuk dasar dibutuhkan pula pupuk
tambahanberupa = NPK, TP, KCl dan lain-lain. Tanaman kedelai
memiliki karakteristik peka sensitive sampai agak resisten terhadap
garam.KCl adalah pupukyang memiliki kadar garam termasuk unsur hara
esensial, jika : tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya
(menghasilkan biji) apabila unsur hara tersebut tidak tersedia dan
unsur tersebut merupakan penyusunsuatu molekul olah bagian tumbuhan
yang esensial bagi kelangsungan hiduptumbuhan tersebut. Klorida
adalah ion yang berbentuk senyawa unsure klor mendapatkan satu
electron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl-.
Garam dan Asam Hidroklorida HCl mengandung ion klorida; contohnya
adalah garam meja, yang adalah Natrium Klorida dengan formula kimia
NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na1 dan Cl-. Cl-
merupakan unsur hara mikro yang memiliki karakteristik; diperlukan
dalam jumlah yang sedikit sampai dengan yang sedikit, kekurangan
salah satu unsur hara mikro biasanya dapat menimbulkan gejala
defisiensi pada tanaman yang bias disembuhkan dengan pemberian
unsur hara mikro lain serta apabila kelebihan unsur hara mikro
biasanya dapat menimbulkan keracunan pada tanaman. Selain itu Cl-
dapat ditransformasikan lagi dalam bagian tumbuhan yang temasuk
golongan mobilitas tnggi. Usaha untuk meningkatkan produktivitas
tanaman dapat dilakukan dengan pemberian pupuk berimbang dan harus
memperhatikan karakteristik pupuk tersebut dan karakteristik
tanaman terhadap penyerapan pupuk itu. Unsure hara diserap oleh
tanaman melalui perakaran yang dikendalikan oleh sifat genetic,
kondisi tanah dan media tumbuh tanaman.Informasi mengenai respon
beberapa kultivar kedelai terhadap pemberian KCl- belum diketahui.
Oleh karena itu dilakukan penelitian.1.2 Identifikasi Masalah
Apakah terjadi interaksi antara respon beberapa kultivar kedelai
terhadap pemberian klorida (asal KCl-).1.3Tujuan dan Kegunaan
PenelitianTujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian klorida yang berasal dari pupuk KCl dengan berbagai dosis
terhadap pertumbuahan dan hasil tanaman kedelai berbagai kultivar
dan menetapkan dosis optimum klorida yang berasal dari pupuk KCl
serta hasil tertinggi yang dicapai oleh setiap kultivar. Kegunaan
penelitian ini bermanfaat dalam memberikan bahan informasi tentang
penggunaanklorida yang bersal dari pupuk KCl dengan dosis optimum
dan kultivar kedelai yang memberikan hasil tertinggi dengan dosis
itu. Hasil penelitia ini diharapkan dapat berguna dalam
pengembangan teknologi budidaya tanaman keelai bagi petani,
peneliti dan masyarakat pada umumnya.1.4 Kerangka Pemikiran
Kebutuhan nasional kedelai dari tahun ke tahun semakin bertambah
edangkan produksinasional akan tanaman kedelai tidak memenuhi
permintaan tersebut. Data Departemen menunjukan bahwa produksi
kedelai nasional tahun 2000 sebesar 1.017.634 ton dan impor kedelai
tahun 1999 sebesar 839.969 ton, total konsumsi kedelai nasional
adalah 1.962.470 ton. Usaha pemerintah untuk meningkatkan produsi
kedelai guna memenuhi permintaan dalam negri telah lama dilakukan,
seperti pemberian pupuk. Penggunaan pupuk KCl- pada tanaman
kedelaisetelah padi sawah pada tanah vertisol dapat menurunkan
gejala klorosis. Pemberian pupuk KCl- 50 kg ha- cenderung
meningkatkan hasil tetapi kemudian memperlihatkan penurunan hasil
dengan pemberian 100 dan 200 kg ha- dibandingkan dengan tanpa
pemberian pupuk. Hal ini mngkin disebabkan oleh kelebihan unsur
klorida (Sumarnodan Suyatno, 1992). Penelitian di Lowo UA
membuktikan bahwa penggunaan klorida dapat menurunkan hasil tanaman
kedelai (Fixen, 1987). Maas dan Hoffmann (1987) menjelaskan bahwa
tanaman kacang-kacangan pada umumnyamemiliki kepekaan sensitive
sampai agak sensitive terhadap kadar garam. Tiap-tiap kultivar
kedelai memperlihatkan perbedaan yang nyata dalam toleransinya
terhadap cekaman garam.Kultivar Kerinci dan Wilis lebih tahan
terhadap kadar garam seperti terlihat dari rata-rata hasil/ha yaitu
berkisar antara 1,6 2,9 ton membuktikan bahwa pada pemupukan KCl
yang sama pada penelitian ini kedua kultivar tersebut memberikan
hasil tertinggi dibandingkan dengan kultivar galunggung dan
Malabar. Ditinjau dari deskripsi varietas unggul tahun 1974 1998,
kultivar Malabar hanya mampu menghasilkan 1,27 ton/ha, hal ini
menunjukan kultivar Malabar kurang tahan terhadap kadar garam jika
pemberian Cl tinggi maka pertumbuhan tanaman akan terhambat ehingga
hasil tanaman nenurun bahkan dapat menimbulkan keracunanpada
tanaman tersebut. Apabila Cl sedikit, maka tanaman akan mengalami
defisiensi sehingga pertumbuhan kurang optimal walaupun unsur
klorida tersebut dapat digantikan oleh pemberian unsur hara mikro
lainya. 1.5 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat ditarik hipotesis
yaitu Terjadi interaksi antara respon beberapa kultivar kedelai
tehadap pemberian klorida (asal KCl-).II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Tinjauan Umum Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max L Merril)
memiliki tipe tumbuh semi determinate yang berumur 85 90 hari.
Morfologi tanaman kedelai berupa : biji yang terdiri dari embrio
yang memiliki bakal akar, bakal batang dan bakal biji, selain itu
dalam biji terdapat jaringan penyimpanan cadangan makanan di
keeping biji dan kulit biji. Dalam iji kedelai terdapat
karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.Akar tanaman
kedelai memiliki akar tunggang, akar lateral dan akar serabut
dengan sistem perakarannya luas dan pada akar-akar cadangannya
terdapat bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri heterotrop
Rhizobium japanicum. Batang tanaman kedelai dapat membentuk3-6
cabang dengan tinggi batang 30-100 cm.
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna, perkembangan dipengaruhi
oleh lama penyinaran dan suhu. Usia kedelai sampai berbunga
bervariasi, tergantung varietasnya. 2.2 Fisiologi Tumbuhan Tanaman
Kedelai
Metabolisme yang terjadi di dalam tanaman kedelai terdiri dari
metabolisme benih dan jaringan tanamannya. Metabolise yang terjadi
di benih meliputi proses imbibisi, reatuasi enzim, penguraian bahan
simpanan dan pertumbuhan radikal. Bobot biji akan menurun apabila
oksigen berkurang dan karbonioksida meningkat.Air masuk ke dalam
benih melalui proses hidrasi dan koloida-koloida hidrofil yang
berakibat bertambah besar volume dan timbulnya tekanan imbibisi.
Karbohidrat hasil fotosintesis disalurkan dari daun ke seluruh
bagain tanaman atau pengangkutan bahan makanan dari akar ke seluruh
bagain tanaman.2.3 Syarat Tumbuh Tanaman kedelaiTanaman kedelai
dapat tumbuh baik pada ketinggian 500 900 m di atas permukaan laut.
Kedelai akan tumbuh baik pada tanah-tanah alluvial, regosol,
grumusol, latosol dan andosol. Pertumbuhan optimum dapat diperoleh
dengan menanam pada bulan-bulan kering asal ketersediaan tanah
cukup. Pemberian inokulan Rhizobium pada benih sebelum tanam, baik
sekali dilakukan pada tanah yang belum ditanami kedelai sama sekali
dapat diberikan mokulan buatan, menggunakan tanah bebas tanaman
kedelai d lahan yang lain, inokulasi bertahap secara alami atau
menggunakan Rhizo-plus pada benih kedelai.Penanaman kedelai dapat
dilakukan pada lahan sawah, lahan kering/tegalan dan lahan pasang
surut. Pada lahan sawah dapat dilakukan penanaman pada musim
kemarau, dan memperhatikan pola tanam serta varietas yang sesuai
pada waktu penanaman, jenis sawahnya.Penanaman di lahan
kering/tegalan umumnya ditanam pada musim hujan dan akhir musim
hujan dengan pola tanam berbeda, untuk lahan kering beriklim basah
pola tanamnya adalah padi/jagung/ubi kayu kedelai kacang-kacangan.
Ementara itu, pola tanam di lahan kering beriklim kering adalah
jagung/kedelai/ubi kayu, elain memperhatikan waktu pola tanam maka
diperhatikan pula varietas yang sesuai dengan pemberian dolomite
dan kalsit pada lahan kering yang bersifat masam dan miskin unsure
hara.Penanaman di lahan pasang surut sulfat masam merupakan lahan
potensial untuk perkembangan kedelai sebagai daerah baru.2.4
Karakteristik Kultivar KedelaiCukup banyak varietas kedelai yang
telah dihasilkan olaeh Badan Penelitian Lingkup Puslitbangtan,
Universitas dan BPTP. Sampai tahun 1998 telah dilepas 32 varietas
unggul nasional, selainitu banyakjuga varietas local yang
berpotensi bagus.
Semua varietas unggul sesuai untuk ditanam di lahan kering,
namun untuk lahan sawah hanya tepat ditanam kedelai berumur genjah
dan beberapa varietas lain yang berumur sedang.Beberapa sifat benih
kedelai antara lain sebagai berikut :
1. Tidak memiliki masa dormansi (waktu istirahat) setelah panen.
Akibatnya benih yang diperoleh seusai panen daya tumbuhnya lebih
tinggi disbanding benih yang berusia lebih dari 6 bulan.
2. Dalam kondisi suhu dan kelembaban tinggi terjadi proses
respirasi dalam benih sehingga daya tumbuh benih cepat menurun.
3. Mempunyai sifat higroskopis sehingga kadar air mudah
terpengaruh oleh kelembaban udara di sekitar lahan.
4. Kulit bijinya tipis sehingga cendawan, bakteri dan virus
mudah menginfeksinya.
5. Sering diserang hama gudang, misalnya Bruchus.
6. Di areal tanam biji sering terserang hama penggerek dan
penghisap biji.
Kultivar galunggung mampu menghasilkan kedelai 1,5 2,4 ton/ha,
umur tanaman berbunga 35 hari dan sampai masak buah 85 hari dengan
bobot biji adalah 12,5 gram. Kelebihan kultivar galunggung yaitu
agak tahan penyakit karat daun. Pada kultivar Malabar kedelai yang
dihasilkan per hektarnya rata-rata sampai dengan hasil tertinggi
adalah 1,27 ton. Umur tanaman berbunga 31 hari dan sampai siap
panen 70 hari bobot 100 biji kultivar Malabar mencapai 12 g dan
memiliki karakteristik yang sama dengan kultivar Galunggung yaitu
agak tahan karat daun. Kultivar Wilis memiliki kelebihan tahan
rebah dan agak tahan penyakit karat dan virus. Hasil rata-rata
sampai dengantertinggikedelai 1,6 2,7 ton/ha dengan umur berbunga
39 hari dan umur tanaman 25 90 hari. Sementara untuk kultivar
Kerinci waktu berbunga 38 hari dan umur tanaman 87 hari yang bias
menghasilkan 1,6 2,9 ton/ha dengan bobot 100 biji 9 g. kultivar
Kerinci tanamannya agak tahan penyakit karat dan lalat belalang.
Kelebihan lain pada tanaman kedelai kultivar Kerinci dan Wilis
adalah agak toleran terhadap tanah masam. 2.5 Klorida
Klorida (Cl-) merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang sedikit, jika kekurangan salah satu unsur hara
mikro dapat menimbulkan gejala difisiensi yang dapat disembuhkan
dengan pemberian unsur hara mikro yang lain. Sedangkan apabila
berlebihan dapat menimbulkan gejala keracunan pada tanaman. Oleh
karenanya dibutuhkan pengetahuan pemberian dosis optimum
klorida.Kelebihan dari klorida yaitu dapat ditrasnformasikan dengan
mudah ke dalam bagian tumbuhan. KCl adalah pupuk yang memilikikadar
garam, sementara tanaman kacang-kacangan umumnya memilki kepekaan
sensitif sampai agak resisten terhadap kadar garam. Oleh karena itu
sering kita dapati pemberian pupuk KCl pada tanaman kedelai di
lahan sawah berkisar 50 100 kg/ha yang disesuaikan dengan jenis
tanahnya. Pada lahan kering, KCl cukup diberikan 50 75 kg/ha,
sedangkan di lahan pasang surut 75 100 kg/ha.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan dilakukan di lapangan, yaitu di lokasi Sanggar
Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Universitas
Padjadjaran Unit Arjasari, Kabupaten Bandung yang terletak pada
ketinggian 950 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah
inseptisol. Percobaan ini dimulai pada bulan Februari 2001 sampai
dengan Juli 2001. 3.2 Bahan dan Alat Percobaan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman kedelai
keltivar Galunggung, Malabar, Wilis dan Kerinci serta pupuk KCl
dengan berbagai dosis, pupuk TSP dan Urea. Alat yang digunakan
adalah cangkul dan tugal.3.3 Rancangan Percobaan
3.3.1 Rancangan Lingkungan
Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan
Acak Kelompok (RAK) bifaktorial yaitu rancangan petak terpisah yang
di ulang 3 kali.3.3.2 Rancangan Perlakuan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) bifaktorial memiliki 2 petak yaitu
petak utama yang terdiri dari 5 taraf dan anak petak terdiri dari 4
taraf sehingga diperoleh 20 kombinasi perlakuan yang di ulang 3
kali. Perlakuan berupa dosis pupuk (p) dan macam kultivar (k) taraf
masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut : Faktor 1 = petak
utama, dosis pupuk (p)
P0 = Tanpa pupuk KCl-
P1 = 100 kg ha-P2 = 200 kg ha-P3 = 300 kg ha-P4 = 400 kg
ha-Faktor 2 = anak petak, macam kultivar (k)
K1 = Galunggung
K2 = Malabar
K3 = Willis
K4 = Kerinci Kombinasi perlakuan elengkapnya eperti pada table
ebagai berikut :k1k2k3k4
p0p0 k1p0 k2p0 k3p0 k4
p1p1 k1p1 k2p1 k3p1 k4
p2p2 k1p2 k2p2 k3p2 k4
p3p3 k1p3 k2p3 k3p3 k4
p4p4 k1p4 k2p4 k3p4 k4
Masing-masing kombinasi perlakuan terdiri dari 20 petak yang di
ulang 3 kali sehingga petak unit ini seluruh percobaan adalah 60
petak. 3.3.3 Rancangan Respon
Rancangan yang di dapat dari data hasil pengamatan yang timbul
akibat perlakuan yang di berikan dalam percobaan diperoleh dari
pengamatan pertama yang di analisis secara statistic, meliputi
konsentrasi Cl- pada jaringan akar, batang, daun dan tanah; jumlah
buku subur; jumlah polong isi; jumlah biji; an bobot 25 butir, biji
kering pertanaman; dan bobot biji kering per hektar. Pengamatan
penunjang tidak di analisis secara statistic, meliputi pengamatan
factor iklim, pengamatan hama dan penyakit tanaman, serta analisis
tanah sebelum percobaan. Pengamatan yang di lakukan dalam
penelitian ini meliputi :
a. Konsentrasi Cl- pada jaringan akar, batang, daun dan tanah
dilakukan saat panen yaitu tanaman destruktifi ambil dari
masing-masing percobaan dan ditimbang total berat per satuan berat
kering timbuhan (ppm/%) dengan cara dipanaskan pada suhu 800 C
selama 2 hari.b. Jumlah buku subur dihitung pada saat panen yaitu
tanaman sample yang diambil dari masing-masing percobaan dengan
melihat dan menghitung buku subur.
c. Jumlah polong isi dihitung saat panen merupakan rata-rata
jumlah polong pada tanaman sampel dari setiap plot percobaan.
Pengamatan dilakukan pada saat panen.
d. Jumlah biji dihitung saat panen yaitu rata-rata jumlah polong
pada tanaman sampel dari setiap plot percobaan.e. Bobot 25 butir
biji kering per tanaman dihitung saat panen yaitu tanaman
destruktif diambil dari masing-masing percobaan dengan menimbang 25
butir biji dari satu tanaman pada tiap perlakuan.
f. Bobot biji kering per hektar bobot kedelai yang dihasilkan
dari seluruh tanaman pada setiap petak di kali banyaknya petak
percobaan dengan luasan yang tersedia kemudian di konversikan ke 1
hektar. Pengamatan dilakukan saat panen
3.3.4 Rancangan Analisis
Rancangan analisis pada penelitian ini terdiri dari : model
linier, analisis ragam, analisis regresi berganda.
3.3.4.1 Model Linier
Analisis hasil pengamatan dilakukan berdasarkan rancangan Acak
Kelompok dengan model linier sebagai berikut :
Xijh = + ri + Pj + Kh + (PK)jh + eijhKeterangan :
Xijh: hasil pengamatan faktor P pada ulangan ke-I dan faktor K
ke-h : hasil rata-rata umum ulanganri : pengaruh ulangan ke-i
Pj : pengaruh perlakuan faktor P pada taraf ke-j
eijh : pengaruh faktor random terhadap perlakuan ulangan factor
P dan factor K ke-h pada ulangan ke-IKh: pengaruh perlakuan factor
K pada taraf ke-h
(PK)jh: interaksi dari faktor P dan K pada taraf e-j dan e-h
3.3.4.2 Analisis Ragam
Berdasarkan model linier maka dapat disusun daftar analisis
ragam seperti terlihat pada table 1.Table 1. Daftar Analisis
Ragam
Sumber ragamBJKKTFhitF0,05
UlanganPupuk KCl (p)
Galat24
4xi.2/t-x..2/rtbl.+..2/rk-rtb1r12+./r-rt-JK
UI-JKpJKu/(r-t)JKp/(p-1)
JKt/(-1) Tu/KTGKTp/ KTG
KTt/KTG6,946,39
-
Kultivar (k)3k1.2+..2/rb-rtJKp/(k-1)KTp/KTG2,93
Interaksi PKGalat (b)1236b1k1.2+..2/-rtJK tot-JK ul-JK9p)-JK
Gal(a)-JK(k)-JK9PK)JKp/(p.1)JKb/(b-1)KTp/KTG-2,10-
Total59ijY2ij-Y2../rt---
Sumber : Toto Warsa dan cucu S. A. (1992)
3.3.4.3 Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan model linier di atas maka dapat disusun daftar
analisis regresi berganda. Rumus : Y = f (BO + B1 x 1 + B2 x 2, +
Bx + i) prfKeterangan :
X, x2, x3, x = Variabel bebasY
= Variabel kontinyu terikat
b0
= Konstan regresi
b1
= Koefisien regresiIV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
4.1.1 Nisbah Pupus Akar
Nisbah pupus akar terendah dicapai oleh kultivar Galunggung
dengan tanpa pemberian KCl. Hal ini disebabkan karena klorida untuk
pertumbuhannya hanya tersedia di dalam tanah, sedangkanklorida
merupakan unsure hara yang mudah larut dan mudah tercuci, sehingga
tidak mencukupi untuk kebutuhan tanaman. Nisbah pupus akar
tertinggi dicapai pada kultivar Willis yaitu pupuk KCl 400 kg ha-,
hal ini disebabkan pemberian klorida dapat mempengaruhi biokimia
dari tanaman melalui proses fotosintesis, pengaktifan enzim dan
pembelahan sel sehingga laju pertumbuhan tanaman meningkat dan luas
daun semakin besar.
Bertambahnya luas daun mengakibatkan daun saling menaungi,
sehingga beberapa daun tidak dapat cahaya yang cukup untuk proses
fotosintesis. Dengan menurunnya proses fotosintesis menyebabkan
karbohidrat yang akan diangkut ke bagian akar berkurang, akibatnya
akan menghambat pertumbuhan akar yang lebih besar daripada bagian
atas tanaman, hal ini menyebabkan nisbah antara pupus dan akar
meningkat. Nisbah pupus akar telah di analisis tersaji pada Tabel 2
sebagai berikut :Tabel 2. Nisabah Pupus Akar Empat Kultivar Kedelai
pada Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal KCl.
KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)
0100200300400
Galunggung3.001a
A3.717a
B4.002a
B4.173a
CB4.370a
C
Malabar4.200bA4.370bA4.458bAB4.470bB.745bB
Willis5.070cA5.387dAB5.424cB5.504cBC6.047dC
kerinci4.814cA4.939cAB5.158cB5.504cC5.717cC
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama
pada setiap kolom dan angka-angka yang diikuti oleh huruf besar
yang sama pada setiap baris tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT
pada taraf uji 0,05 4.1.2 Konsentrasi Klorida dalam Jaringan Akar,
Batang dan Daun
Konsentrasi klorida dalam jaringan tanaman tergantung pada
jumlah klorida dalam tanah dan jumlah klorida yang berasal dari
pupuk. Hail percobaan menunjukan bahwa kultivar kedelai mempunyai
kandungan klorida pada jaringan tanaman yang tidak berbeda nyata.
Hal ini memberikan indikasi bahwa akumulasi klorida pada
jaringantanaman kedelai diatur secara genetic. Konsentrasi klorida
yang telah dianalisis tersaji pada Tabel 3 menunjukan hasil yang
tidk berbeda nyata pada setiap kultivar.Tabel 3. Konsentrasi
Klorida dalam Jaringan Akar, Batang dan Daun Empat Kultivar Kedelai
pada Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal KCl.
KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)
0100200300400
Malabar0.0860.1690.1380.1710.176
Willis0.1100.1390.3720.1320.206
Kerinci0.0960.1390.1330.1630.211
Rata-rata0.096 a0.146 b 0.194 b0.157 bc0.197 c
Konsentrasi Klorida pada Jaringan Batang
Galunggung0.1420.1650.4110.4470.567
Malabar0.1490.3450.3240.4630.538
Willis0.1300.3840.5040.5710.749
Kerinci0.1280.2740.3370.4830.757
Rata-rata0.137 a0.317 b0.394 bc0.491 c0.653 d
Konsentrasi Klorida Pada Jaringan Daun
Galunggung0.1140.1970.2330.3760.544
Malabar0.0830.2730.2700.3830.442
Willis0.1150.2850.4070.4290.500
Kerinci0.3760.2020.2650.4040.617
Rata-rata0.172 a0.239 ab0.294 b0.398 c0.526 d
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama
pada setiap kolom dan angka-angka yang diikuti oleh huruf besar
yang sama pada setiap baris tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT
taraf uji 0.05 4.1.3Konsentrasi Klorida Dalam Tanah
Konsentraasi klorida dalam tanah pada lahan percobaan ini sangat
rendah sekali. Hal ini kemungkinan disebabkan elama pertumbuhan
tnaman tara-rata intenitas curah hujan cukup tinggi (241.43 mm per
bulan sehingga terjadi pencucian dari unsur klorida pada lapiasan
tanah yang lebih dalam sangat tinggi), terlihat pada Tabel 4. Tabel
4. Konsentrasi Klorida dalam Jaringan Tanah pada Empat Kultivar
Kedelai dan Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal KCl.
KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)
0100200300400
.%..............................................
Galunggung0.0950.1390.1340.1610.194
Malabar0.0860.1690.1380.1710.176
Willis0.1100.1390.3710.1320.206
Kerinci0.0940.1390.1330.1630.211
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama
pada setiap kolom dan angka-angka yang diikuti oleh huruf besar
yang sama pada setiap baris tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT
taraf uji 0.05
4.1.4Jumlah Buku Subur per Tanaman
Jumalh buku subur per tanaman paling banyak dimiliki oleh
kedelai kultivar Willis yaitu 36.213 berbeda nyata dengan kultivar
Malabar tetapi tidak berbeda nyata dengan kultivar Kerinci. Hal ini
disebabkan oleh karakteristik yang berbeda dari masing-masing
kultivar yang dikendalikan oleh factor genetik.Tabel 5. Jumlah Buku
Subur per Tanaman Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai Taraf
Pemberian Klorida Asal KCl.
KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)
0100200300400Rata-rata
.%..............................................
Galunggung26.88921.99420.88927.72225.133 a25.133
Malabar34.50030.77835.55539.95133.812 b33.812
Willis37.27834.11138.83337.05636.213 c36.213
Kerinci34.05636.38939.66636.44436.122 c36.122
Keterangan : Angka-angka yang tidak diikuti oleh huruf kecil
yang sama pada setiap baris tidak berbeda nyata berdasarkan uji SKS
pada taraf uji 0,05
4.1.5Jumlah Polong Isi per Tanaman
Jumlah polng isi per tanaman tertinggi yaitu 62.171 dimiliki
kultivar Willis tetapi tidak berbeda dengan kultivar Kerinci.
Perbedaan ini disebabkan karakteristik kemungkinan masing-masing
kultivar dalam mengembangkan organ refroduksi dalam menentukan
varieta jumlah polong isi, terlihat pada Tabel 6.Tabel 6. Jumlah
Polong Isi per Tanaman Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai Taraf
Pemberian Klorida Asal KCl.
KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)
0100200300400Rata-rata
.%..............................................
Galunggung41.80053.25639.97741.07852.97845.818 a
Malabar61.15557.23360.84458.75659.65559.529 b
Willis56.55558.70066.28969.08960.22262.171 c
Kerinci56.50056.06659.74456.84552.28956.289 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama
pada setiap baris berbeda nyata berdasarkan uji SKS pada taraf uji
0,05 4.1.6Jumlah Biji per Tanaman
Kultivar Willis memilki jumlah biji per tanaman tertinggi
berbeda dengan kultivar Malabar dan Kerinci, sedangkan kultivar
Malabar tidak berbeda dengan kultivar Kerinci. Hal ini diebabkan
oleh karakteristik yang berbeda dari masing-masing kultivar. Dapat
dilihat pada Tabel 7 erikut ini :Tabel 7. Jumlah Biji per tanaman
Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal
KCl.
KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)
0100200300400Rata-rata
.%..............................................
Galunggung90.217130.01172.18990.02295.61195.610 a
Malabar120.911108.900118.510127.267112.244117.566 b
Willis121.267156.178152.289149.694145.644145.034 c
Kerinci103.076129.956113.74419.567129.544119.177 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama
pada setiap baris berbeda nyata berdasarkan uji SKS pada taraf uji
0,05 4.1.7 Bobot 25 Butir per Tanaman
Terlihat pada Tabel 8 bahwa kedelai kultivar Galunggung
mempunyai bobot 25 butir paling tinggi. Semua kultivar menunjukan
respon yang berbeda satu sama lain karena karakter dari
masing-masing kultivarnya berbeda-beda.Tabel 8. Bobot 25 Butir per
tanaman Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai Taraf Pemberian
Klorida Asal KCl.
KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)
0100200300400Rata-rata
.%..............................................
Galunggung3.8113.8994.0894.2364.1424035 d
Malabar3.4173.4733.7213.8193.6373.613 c
Willis2.5972.8872.9252.9512.9372.859 b
Kerinci2.4252.6772.7392.8502.7572.689 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama
pada setiap kolom dn angka-angka yang diikuti oleh huruf besar yang
sama pada setiap baris tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada
taraf uji 0,05 4.1.8 Bobot Biji Kering per Hektar
Bobot biji kering per hektar diperoleh dari kultivar Willis,
disebabkan karena kultivar Willis lebih toleran terhadap pemberian
klorida yang tertinggi dibandingkan kultivar lainnya. Dapat dilihat
pada Tabel 9 berikut ini :Tabel 9. Bobot Biji Kering Empat Kultivar
Kedelai pada Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal KCl.
KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)
0100200300400
Galunggung1.790 aA2.218 aB2.667 aC2.638 aC2.789 aC
Malabar2.374 A3.003 cBC3.179 bC3.517 cD2.873 aD
Willis2.439 bA3.258 cB3.933 cC3.648 cBC3.376 cBC
kerinci2.691 bA3.152 bcB3.287 bcB3.071 bB2.960 bAB
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama
pada setiap kolom dan angka-angka yang diikuti oleh huruf besar
yang sama pada setiap baris tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT
pada taraf uji 0,05
4.2 Pembahasan
Metabolisme yang terjadi di dalam tanaman kedelai terdiri dari
metabolisme benih dan jaringan tanamannya. Metabolise yang terjadi
di benih meliputi proses imbibisi, reatuasi enzim, penguraian bahan
simpanan dan pertumbuhan radikal. Bobot biji akan menurun apabila
oksigen berkurang dan karbonioksida meningkat.
Air masuk ke dalam benih melalui proses hidrasi dan
koloida-koloida hidrofil yang berakibat bertambah besar volume dan
timbulnya tekanan imbibisi. Karbohidrat hasil fotosintesis
disalurkan dari daun ke seluruh bagain tanaman atau pengangkutan
bahan makanan dari akar ke seluruh bagain tanaman.Hasil analisis
statisstik terhadap nisbah pupus akar dengan metode sidak ragam
univariat dan di lanjutkan dengan uji NT pada taraf 5 % menunjukan
bahwa interaksi faktor beberapa kultivar kedelai terhadap pemberian
klorida hasilnya sama karena nisbah pupus akar lebih dipengaruhi
oleh ketersediaan klorida di dalam tanah dan pemberian pupuk
klorida dalam tanah. Pemupukan KCl meningkatkan konentrasi klorida
dalam tanah. Pemupukan KCl meningkatkan konsentrasi klorida pada
jaringan tanaman (Goos et, 1987) dan nmobilitas klorida pada tanah
yang sangat tinggi sehingga mudah tercuci, karena itu persistensi
klorida pada tanah yang berasal dari pupuk sudah diduga (Schumacher
da Fexen, 1989).Hasil analisis metode idik ragam multivariate pada
taraf 5 % yang di uji dengan uji statistic U pada jumlah buku
subur, jumlah polong isi,jumlah biji per tanaman bahwa kutivar
Willis menunjukan hasil tertinggi artinya berbeda nyata dengan
kutivar lainnya, hal ini disebabkan karakteristik yang berbeda dari
masing-masing kultivar. Bobot 25 butir biji kering per tanaman
tertinggi pda kultivar Galunggung. Perbedaan respon dilanjutkan
dengan uji Selang Kepercayaan Serempak (SKS) pada taraf 5 %. Hasil
analisi bobot biji per hektar tertinggi pada kultivar Willis
digunakan analisis regresi berganda (langkah mundur) menunjukan
kultivar Willis lebih toleran terhadap pemberian klorida yang
tinggi.Hasil analisis untuk takaran optimal pupuk KCl pada berbagai
kultivar yaitu kultivar Galunggung menghasilkan 1,72 ton/ha4 dengan
dosis optimum 364 kg/ha4 KCl, kultivar Malabar menghasilkan 2,66
ton/ha4 dengan dosis optimum 244 kg/ha4 KCl, kultivar Willis
menghasilkan 3,52 ton/ha4, dengan dosis optimum 264 kg/ha4 KCl, dan
kultivar Kerinci menghasilkan 1,51 ton/ha4 dengan dosis optimum 221
kg/ha4 KCl.V.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di
kemukakan, dapat di tarik keimpulan sebagai berikut :
1. Nisbah pupus akar tertinggi terdapat pada kultivar Willis
dengan pemberian pupuk KCl 400 kg ha-.
2. Semakin meningkat pemberian pupuk KCl menyebabkan makin
meningkat persentase kandungan klorida pada jaringan akar, batang
dan daun. Sedangkan pemberian pupuk KCl yang berbeda pada
masing-masing kultivar tidak mempengaruhi kandungan klrida pada
tanah.
3. Komponen hasil (jumlah buku subur, jumalh polong isi, jumlah
biji dan bobot 25 butir per tanaman) pada berbagai kultivar kedelai
tidak tergantung pada pemberian pupuk KCl, walaupun terdapat
perbedaan dengan meningkatnya dosis. Sedangkan masing-masing
kultivar memberikan hasil yang berbeda, dinaman pada semua komponen
hasil didapatkan angka tertinggi terdapat pada kultivar
Galunggung.4. Kultivar Galunggung menghasilkan 1,72 ton/ha4 dengan
dosis optimum 364 kg/ha4 KCl, kultivar Malabar menghasilkan 2,66
ton/ha4 dengan dosis optimum 244 kg/ha4 KCl, kultivar Willis
menghasilkan 3,52 ton/ha4, dengan dosis optimum 264 kg/ha4 KCl, dan
kultivar Kerinci menghasilkan 1,51 ton/ha4 dengan dosis optimum 221
kg/ha4 KCl.5. Jumlah biji per tanaman memberikan kontribusi
terbesar kepada hasil.
5.2 Saran
1. Selanjutnya penelitian ini di lanjutkan sehingga mengetahui
sebab kultivar Willis yang memberikan respon nisbah pupus akarnya
tertinggi.2. Mencari dan meneliti kultivar kedelai lain dapat
mempengaruhi kandungan klorida pada tanah.
3. Penelitian selanjutnya dapat ditelusuri karakteristik
kultivar Willis yang mampu memberikan sebagian besar komponen hasil
tertingi, sedangkan bobot 25 butir per tanamannya tidak menunjukan
hal yang sama.4. Dapat dilakukan penelitian selanjutnya sampai
memperoleh dosis optimum terendah yang dapat menhasilkan
tertinggi.5. Dapat dilakukan inovasi lain pada perlakuan klorida
sampai diperoleh hasil yang terbaik.
1