Top Banner
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, sangat dibutuhkan generasi muda yang berintelektual. Dengan maraknya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), menyebabkan kita dengan secara tidak langsung ikut serta dalam pengembangan negara untuk menjadikan negara yang lebih maju atau negara berkembang. Maka dari itu, kita harus meningkatkan generasi muda yang cinta akan membaca buku. Dengan begitu dapat meningkatkan pengetahuan, sehingga terciptanya generasi muda yang berintelek. Salah satu solusi dalam hal ini adalah meningkatkan minat baca generasi dengan adanya pembuatan ikhtisar maupun rangkuman dan ringkasan dari sebuah buku atau karya ilmiah lainnya. Dengan adanya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan mereka akan tertarik untuk membuat buku tanpa harus membaca terlebih dahulu isi dari kesimpulan buku atau karya ilmiah tersebut. b. Permasalahan Masalah yang kami bahas dalam makalah ini kami batasi sebagai berikut :
37

Resensi Dan Ringkasan

Dec 28, 2015

Download

Documents

nm
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Resensi Dan Ringkasan

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini, sangat dibutuhkan generasi muda yang berintelektual.

Dengan maraknya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), menyebabkan kita dengan

secara tidak langsung ikut serta dalam pengembangan negara untuk menjadikan negara yang

lebih maju atau negara berkembang. Maka dari itu, kita harus meningkatkan generasi muda

yang cinta akan membaca buku. Dengan begitu dapat meningkatkan pengetahuan, sehingga

terciptanya generasi muda yang berintelek.

Salah satu solusi dalam hal ini adalah meningkatkan minat baca generasi dengan

adanya pembuatan ikhtisar maupun rangkuman dan ringkasan dari sebuah buku atau karya

ilmiah lainnya. Dengan adanya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan mereka akan tertarik

untuk membuat buku tanpa harus membaca terlebih dahulu isi dari kesimpulan buku atau

karya ilmiah tersebut.

b. Permasalahan

Masalah yang kami bahas dalam makalah ini kami batasi sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan dan resensi?

2. Apa tujuan dari merangkum dan meringkas suatu tulisan maupun buku serta

tujuan resensi ?

3. Bagaimana tata cara merangkum dan meringkas dengan baik, serta membuat

resensi?

4. Apa saja persamaan dan perbedaan antara rangkuman (ikhtisar), ringkasan, dan

resensi?

Page 2: Resensi Dan Ringkasan

c. Tujuan Penulisan Makalah

Penulisan makalah dengan judul “Membuat Rangkuman dan Resensi” ini bertujuan

untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, tim penyusun berharap

makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam membuat rangkuman (ikhtisar) dan

ringkasan sesuai kaidah yang berlaku. Serta memberikan informasi atau pemahaman yang

komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam suatu karya.

Memberikan gambaran kepada masyarakat apakah karya yang diresensi itu merupakan suatu

karya yang bermutu atau tidak. Memberikan gambaran kepada masyarakat apakah buku itu

layak untuk dibaca.

Page 3: Resensi Dan Ringkasan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)

A. Pengertian Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)

Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti

memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan

yang panjang dalam bentuk singkat.1 Sedangkan menurut Asmi (2004), Ringkasan

merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau

bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat.

Ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek dari

bentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yang

dihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek

dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalam

tulisan aslinya yang panjang itu.2

 Rangkuman (ikhtisar) merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman (ikhtisar)

dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu

uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang

dirangkum dengan rangkuman (ikhtisar) -nya (Djuharni, 2001). Rangkuman (ikhtisar) dapat

pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau

tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.

Seorang yang membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menulis dengan

menggunakan kata yang dibuatnya sendiri. Jadi, ia tidak boleh memulai ringkasannya dengan

kalimat seperti: “Dalam alinea/Dalam karangan ini pengarang berkata . . .” dsb. Ia harus

langsung saja memulainya dengan meringkas kalimat-kalimat, alinea-alinea, bagian-bagian

dan seterusnya.

1 Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Jakarta:IKRAR MANDIRIABADI, 1994), h.261.2 Prof. Dr. E. Zainal Arifin, M.Hum. dan Drs. S. Amran Tasai, M.Hum., Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: AKADEMIKA PRESSINDO,2009), h.231.

Page 4: Resensi Dan Ringkasan

B. Tujuan Membuat Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)

Ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) dibuat untuk memendekkan sebuah karangan

yang panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) harus

memilah-milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan dan

rangkuman (ikhtisar) adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehingga

diperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca karangan

dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yaitu

untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan

menghemat waktu.

Seorang penulis ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) tidak akan membuat ringkasan

dan rangkuman (ikhtisar) yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat

membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan

tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gaya

bahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalam

karangan tersebut.

C. Cara Membuat Ringkasan dan rangkuman (ikhtisar)

Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan dan rangkuman

(ikhtisar), biasanya tahu cara membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik. Tetapi

disamping itu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi

mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah terbiasa,

mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan diperlukan lagi.

Hal yang harus diperhatikan di dalam membuat rangkuman (ikhtisar) adalah

penggunaan bahasa yang digunakan di dalam rangkuman (ikhtisar). Bahasa rangkuman

(ikhtisar) harus berbeda dengan bahasa asli penulis buku yang dirangkum. Akan tetapi,

bahasa rangkuman (ikhtisar) yang dibuat bertolak dari ide pokok pengarang yang tertuang

dalam setiap paragraf atau bacaan. Dengan demikian, jika akan merangkum uraian pengarang

dari suatu paragraf, penulis terlebih dahulu perlu menemukan ide pokok yang terdapat di

dalam paragraf tersebut, kemudian diungkap ulang dengan menggunakan bahasa yang

Page 5: Resensi Dan Ringkasan

berbeda dan singkat. Agar hasil rangkuman (ikhtisar) itu tidak menyimpang dari uraian

aslinya, ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan.3

Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan dan rangkuman

(ikhtisar) yang baik dan benar antara lain :4

1. Membaca Naskah Asli

Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan dan

rangkuman (ikhtisar) harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapat

diulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isi

dari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudut

pandang pengarang.

Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi

dapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat

dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang

pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya

memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk

mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang

yang terdapat dalam karangan.

2. Mencatat Gagasan Utama

Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut pandang

pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu.

Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagian

demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yang

tersirat dalam bagian atau alinea itu.

Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan pengamatan

agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang

dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahan

selanjutnya. Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa adanya

3 http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/07/terampil-menulis.html4 Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa, (Jakarta:IKRAR MANDIRIABADI, 1994), h.264-266

Page 6: Resensi Dan Ringkasan

ikatan teks asli penulis mulai menulis kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dan

rangkuman (ikhtisar) dengan menggunakan pokok-pokok yang telah dicatat.

Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagai

pegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, dan

alinea yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan

bawahan alinea yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan utama tadi.

Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan

utama yang ada dalam alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yang

dapat dihilangkan atau dihilangkan. Itu semua terjadi karena ada sebuah alinea

kedudukannya lebih penting daripada alinea yang mendahuluinya. Dalam hal ini

gagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam alinea utama,

sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau dirangkai menjadi satu

kalimat.

3. Mengadakan Reproduksi

Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-

catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap

untuk memulai membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan yang dimaksud. Dalam

ringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan

bahasa penulis karangan dan harus diurut. Sedangkan dalam rangkuman (ikhtisar)

diperbolehkan untuk menggunakan bahasa sendiri, tetapi kalimat tersebut masih

berhubungan dengan gagasan-gagasan pokok dalam karangan asli.

Apabila terdapat gagasan-gagasan di antara gagasan-gagasan yang telah

dicatat masih terdapat gagasan yang kabur, maka penulis dapat melihat kembali isi

naskah yang asli. Tetapi dalam membuat rangkuman (ikhtisar) sebaiknya kita tidak

mempergunakan teks aslinya agar kita tidak tertarik memakai kalimat penulis dari

naskah yang asli. Sebab kalimat dalam naskah asli hanya boleh digunakan apabila

kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusan

yang padat.

4. Ketentuan Tambahan

Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah mengerjakan

segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun bebrapa hal yang perlu

Page 7: Resensi Dan Ringkasan

diperhatikan agar rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan dapat ditulis dengan baik,

diantaranya:

a) Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dan rangkuman (ikhtisar)

mempergunakan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk. Kalimat

majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebih yang bersifat

paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali apakah tidak mungkin

dijadikan kalimat tunggal.

b) Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pula jika

rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan

sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanya merupakan rangkuman

(ikhtisar) dan ringkasan kalimat-kalimat saja.

c) Besarnya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan tergantung jumlah alinea dan

topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang

mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang

dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akan dipertahankan karena

dianggap penting, harus pula dipersingkat atau digeneralisasi.

d) Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada,

meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk

menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau

rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.

e) Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yang sudah

dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat

ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang dibuat oleh penulis. Jagalah juga

agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulis yang dimasukkan kedalam

ringkasan dan rangkuman (ikhtisar).

f) Agar dapat membedakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan sebuah tulisan

biasa (bahasa tidak langsung) dan sebuah pidato atau ceramah (bahasa

langsung) yang menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal atau

jamak, maka ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut

pandang orang ketiga. Bila diminta membuat rangkuman (ikhtisar) dan

ringkasan atas suatu karangan yang mengandung dialog maka dialog itu harus

diringkaskan juga dalam bentuk bahasa tak langsung.

Page 8: Resensi Dan Ringkasan

g) Dalam sebuah rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan ditentukan pula

panjangnya, maka dari itu anda harus membuat seperti apa yang diminta bila

diminta membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) menjadi seperatus dari

karangan asli anda harus membuat seperti itu. Agar memastikan apakah

ringkasan dan yang dibuat sudah seperti yang diminta silahkan hitung jumlah

seluruh kata dalam karangan kemudian bagilah dengan serarus. Hasil dari

pembagian itulah yang merupakan panjang karangan yang harus ditulis.

Perhitungan jumlah kata ini bukan berarti seseorang menghitung secara riil

jumlah kata yang ada. Tapihanya suatu perkiraan yang dianggap mendekati

kenyataan.

Misalnya, anda diharuskan meringkas suatu buku yang tebalnya 250 halaman

menjadi sepersepuluhnya, maka perhitungan yang harus anda lakukan sebagai

berikut.

1) Panjang karangan asli (berupa kata) adalah: jumlah halaman x jumlah

baris per halaman x jumlah kata per baris = 250 x 35 x 9 kata = 78.750

kata.

2) Panjang rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan berupa jumlah kata

adalah: 78.750 : 10 = 7.785 kata. Panjang ringkasan berupa jumlah

halaman ketikan adalah: jika kertas yang dipergunakan berukuran

kuarto, jarak antar baris dua spasi, tiap baris rata-rata sembilan kata,

pada halaman kertas kuarto dapat diketik 25 baris dengan jarak dua

spasi, maka: jumlah kata per halaman adalah: 25 x 9 kata = 225.

Jumlah halaman yang diperlukan adalah 7.875 : 225 = 35 halaman.

D. Persamaan dan Perbedaan antara Rangkuman (ikhtisar) dan Ringkasan

Ringkasan sebaiknya dibedakan dari istilah-istilah lain yang pengertiannya tumpang-

tindih yaitu rangkuman (ikhtisar), yang merupakan suatu bentuk penyajian yang singkat dari

bentuk aslinya. Meskipun dalam kenyataannya ringkasan dan rangkuman (ikhtisar), masih

dianggap sama tetapi secara teknis ketiga istilah itu sebaiknya dibedakan maknanya.

Selanjutnya akan kami bahas secara rinci yang dimaksud dengan ikhtisar.

Page 9: Resensi Dan Ringkasan

Rangkuman (ikhtisar) menurut Juhara (2003) adalah penulisan pokok masalah yang

penulisnya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat

rangkuman (ikhtisar) tanpa mengubah tema sebuah wacana. Rangkuman (Ikhtisar) berfungsi

sebagai garis besar masalah dalam sebuah wacana yang berukuran pendek atau sedang.

Berikut ini adalah cara membuat rangkuman (ikhtisar):

1. Membaca naskah asli beberapa kali

2. Membaca kerangka bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pikiran pokok

yang terdapat dalam naskah.

3. Menulis rangkuman (ikhtisar).

Persamaan Rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan.

Persamaan antara rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan adalah sebagai berikut:5

1) Ketiganya memiliki persamaan dalam membuat cerita atau bacaan dengan cara

mengambil intisari atau ide pokok dari karangan yang kita baca menjadi lebih ringkas,

jelas, padat, mudah dimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.

2) Dalam mencari topik atau kalimat utama atau gagasan utama dari suatu bacaan pada

sebuah buku.

3) Dalam menyampaikann keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan-penjelasan

yang terperinci.

4) Mempunyai langkah-langkah atau metodologi yang sama, yaitu:

a. Bacalah naskah dua sampai beberapa kali

Catatlah semua judul, semua topik.

Cocokkan catatan Anda dengan naskah asli

b. Susunlah draf sementara dengan mempergunakan catatan diatas (jangan

memakai naskah asli).

Periksa gaya, tata bahasa dan tanda baca.

Tulis kembali denagn rapi, mulai dari judul sampai dengan topik.

Periksa kembali apakah ada kesalahan.

Cocokkanlah jumlah kata dan selesaikanlah.

5 Dra. Siti Sahara, Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M. Pd dan Drs. E. Kusnadi, Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta:FITK PRESS UIN JAKARTA,2009), h.107

Page 10: Resensi Dan Ringkasan

5) Ketiganya juga memiliki tujuan. Penulis sebaiknya mengerti dan mengetahui isi buku

atau karangan dan mampu mengambil intisarinya.

6) Ketiganya memiliki definisi yang tidak jauh berbeda yaitu merupakan ringkasan

pendek dalam suatu cerita (cerita pendek, novel, roman, dan karya-karya sastra yang

lainnya) atau karangan.

7) Hubungan antara ketiganya sama halnya dengan hubungan antara sebuah kalimat

topik dengan sebuah alinea.

Perbedaan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan.

Perbedaan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan sebagai berikut:6

Ringkasan:

Disusun secara proporsional dengan jumlah halaman yang diringkas.

Disusun secara urut dan sistematis.

Menggunakan gaya penulis buku yang diringkas.

Tanpa disisipi opini penulis ringkasan.

Rangkuman (Ikhtisar):

Disusun hanya yang dianggap penting tanpa mempedulikan proporsional.

Menggunakan gaya penulis ikhtisar.

Sering disisipi opini penulis ikhtisar atau wawasan lain.

Tulisan menggunakan gaya bahasa penulis .

Biasa diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli.

Ringkasan Ikhtisar

6 Dra. Siti Sahara, Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M. Pd dan Drs. E. Kusnadi, Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta:FITK PRESS UIN JAKARTA,2009), h.107

Page 11: Resensi Dan Ringkasan

-  Membuat betuk kecil karangan

-  Mereproduksikan kata pengarang

-  Mempertahankan urutan gagsan karangan

yang membangun sosok/ bahan karangan.

-  Penyusunan terikat penataan, isi, dan

sudut pandang.

-  Bersifat objektif, menyusun tidak boleh

mengubah susunan maupun sudut

pandang.

-  Kalimat pendek dan senada dengan

kalimat bacaan.

-    -  Mengambil intinya

-    -  Mereproduksikan kembali secara kreatif

kata dari pengarang.

-     -Urutan gagasan yang diungkap kembali

tidak seperti urutan gagasan karangan.

-    -  Penyusunan bebas, mengungkapkan apa

yang menurutnya mewakili inti bacaan.

-    -  Subjektif, penyusunan boleh mengubah

menurutnya yang mewakili init

-     Kalimat cenderung sesaui denag keinginan

penyusuanan.

Page 12: Resensi Dan Ringkasan

1. Contoh Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)

Contoh rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan :

Perhatikan teks berikut!

Lebah Madu

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di

pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia," kemudian makanlah dari

tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan

(bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di

dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang

memikirkan. (QS. An Nahl, 16:68-69)

Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh

manusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari sang

penghasilnya, yaitu lebah madu. Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah

sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah

mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang

dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru -yaitu madu-

dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.

Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak

dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita

adalah: mengapa lebah tidak menghentikan pembuatan dalam jumlah berlebih ini, yang

tampaknya hanya membuang-buang waktu dan tenaga? Jawaban untuk pertanyaan ini

tersembunyi dalam kata "wahyu [ilham]" yang telah diberikan kepada lebah, seperti

disebutkan dalam ayat tadi.

Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk

manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani

Page 13: Resensi Dan Ringkasan

manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak

membutuhkannya dan sapi yang menghasilkan susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.

(dikutip dari harunyahya.com)

Contoh Rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan “Lebah Madu” :

1. Madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia.

2. Sumber makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada

musim dingin.

3. Lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan.

4. Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk

manusia.

Contoh ringkasan :

“Lebah Madu” :

Lebah merupakan hewan penghasil madu yang mana sebagai sumber makanan

penting bagi tubuh manusia. Sumber makanan lebah berasal dari sari madu bunga (nektar),

yang tidak dapat dijumpai pada musim dingin. Apabila dicermati lebah menyimpan madu

tidak hanya untuk dirinya sendiri sehingga lebah menyimpan madu lebih banyak dari yang

mereka butuhkan. Hal ini telah dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 68-69.

Page 14: Resensi Dan Ringkasan

2.2. Resensi

A. Pengertian resensi

Resensi adalah karangan yang berisi komentar ataupun bahasan terhadap kualitas,

kelebihan dan kelemahan dari suatu buku. Unsur-unsur resensi meliputi: Identitas buku (judul

buku; nama pengarang; nama penerbit; tahun terbit ; tebal buku); pokok-pokok isi buku;

keunggulanisi buku; kekurangan isi buku; saran-saran yang mungkin ditambahkan pada isi

buku; serta penilaian terhadap buku.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Resensi adalah pertimbangan atau

pembicaraan tentang buku; ulasan buku (majalah itu memuat), buku-buku yang baru terbit.

Secara etimologi, "Resensi" berasal dari bahasa Latin, dari kata kerja “revidere” atau

“recensere” yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai, mengulas sebuah

buku

Berikut ini Definisi, Arti dan Pengertian Resensi Menurut Beberapa Para Ahli

a. WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara

bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai

kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan,

dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan

dimiliki atau dibeli. Perbincangan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah.

b. Resensi menurut Panuti Sudjiman (1984) adalah hasil pembahasan dan penilaian yang

pendek tentang suatu karya tulis.

c. Saryono (1997:56) menjelaskan r esensi sebagai sebuah tulisan berupa esai dan bukan

merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah

laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya ,

benar-salahnya, argumentatif- tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan

ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.

Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku.

1. Informatif, maksudnya isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam

menyampaikan keseluruhan isi buku.

2. Deskriptif, maksudnya ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab

Page 15: Resensi Dan Ringkasan

3. Kritis, maksudnya resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu

pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi

buku

Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif namun

memuat analisa deskripsi dan kritis. Alhasil, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.

B. Dasar Resensi

Untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya

atau buku, penulis harus memperhatiakan dua faktor yaitu :

a. Penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya

b. Penulis harus menyadari sepenuhnya apa maksudnya membuat resesni itu

Tujuan pengarang buku yang dibuat resensinya itu dapat diketahui dari kata pengantar atau

bagian pendahuluan buku itu. Penulis resensi harus menmukan apa tujuan pengarang dalam

menulis buku itu. Apakah tujuan buku itu betul-betul direalisasi dalam seluruh buku itu.

Dengan menilai kaitan antara tujuan sebagaimana ditulis dalam kata pengantar atau

pendahuluan serta realisasinya dalam seluruh karangan itu, penulis resensi akan mempunyai

bahan yang cukup kuat untuk dapat menyampaikan sesuatu kepada para pembaca.

Seperti halnya dengan semua tulisan yang lain, resensi harus dibuat dengan memperhatikan

kualitas pembacanya. Pembca dalam hal ini tidak lain dari semua langganan majalah atau

media massa yang memuat resensi itu. Untuk penulis harus menganalisa betapa pengetahuan

pembaca mengenai pokok persoalan yang akan dibahas itu, bagaimana selera mereka dan

sebagainya.

Artinya penulis resensi harus benar-benar memperhatiakan kewajiban mana yang harus

dipenuhinya dalam membuat resensi itu, yaitu : kewajibannya terhadap para pembaca, dan

bagaimana penilaiannya atas buku itu.

C. Cara membuat resensi

Pada saat membuat resensi, resentator harus betul-betul menguasai dan mengetahui

bahan yang akan diresensi. Dengan demikian, karangan resensi tidak hanya mengungkapkan

segala sesuatu yang terdapat didalam karya tersebut, melainkan mencangkup pula uraian

perbandingan dengan karya-karya lain yang sejenisnya. Guna memberi gambaran yang

Page 16: Resensi Dan Ringkasan

semakin jelas tentang resensi, berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang perlu mendapat

perhatian dari peresensi (Djuharie, 2011)

a. Peresensi harus bersikap objektif terhadap sesuatu yang akan diresensi dan

meninggalakan sepenuhnya sikap subjektifitas.

b. Peresensi mempunyai wawasan yang cukup luas terhadap bahan yang akan diresensi

c. Peresesnsi harus mencoba membandingkan dengan sajian bentuk lain yang memiliki

kesesuaian dengan bahan yang akan diresensi

d. Peresensi harus mencoba memberikan komentar dengan acuan yang jeas dan terarah

pada bagian yang diberi komentar agar tidak menimbulakan kesalah tafsiran antara

resentator denga penulis buku tersebut

e. Peresensi haru mengungkapkan data berupa bagaian atau unsur-unsur yang diresensi

secara jelas dan lengkap agar dapat dengan mudah dihubung-hubungkan antara

keduanya oleh pembaca

f. Peresensi harus menghindari interprestasi yang keliru terhadap bahan yang diresesni,

yaitu dengan cara mengetahui dengan jelas tujuan dan arah penulis/penyaji karya

tersebut

Dengan memahami beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peresensi,

diharapkan akan memberikan arah dan gambaran di dalam membuat resensi.

1. Tahap –tahap membuat resensi

1. Jenis Buku

Jenis/bentuk buku itu apakah roman, novel, biografi, atau yang lain. Selain itu seorang

resentator menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi atau nonfiksi.

2. Keaslian Ide

Buku itu apakah benar-benar merupakan karya asli dari pengarangnya atau

merupakan jiplakan dari buku lain yang pernah terbit.

3. Bentuk

Bagaimana mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas,

ilustrasi cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya.

Page 17: Resensi Dan Ringkasan

1. Isi dan Bahasa

Dilihat dari segi isi, resentator perlu memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu

tentang tema, alur, perwatakan, sudut pandang dan sebagainya. Bahasa dalam buku

itu dapat ditinjau dari segi struktur kalimat, gaya bahasa/style, ungkapan dan lain-lain.

Apakah bahasa yang digunakan memakai bahasa sehari-hari yang segar tidak

menjemukan, mudah dimengerti oleh pembaca, dan sebagainya. Mudah dipahami atau

sukar diterima pembaca. Pengujian materi mendapat perhatian juga dari resentator.

4. Simpulan

Akhirnya seorang penulis resensi harus dapat menyimpulkan, apakah buku itu baik

dan perlu dibaca atau tidak.

menulis data buku yang dibaca

menulis ikhtisar isi buku,

mendaftar butir-butir yang merupakan kelebihan dan kekurangan buku

menuliskan pendapat pribadi sebagai tanggapan atau isi buku, dan

memadukan ikhtisar dan tanggapan pribadi ke dalam tulisan yang utuh.

D. Unsur-unsur Resensi

Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut :

1. membuat judul resensi

Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan,

tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai.

Perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.

2. Menyusun data buku atau identitas buku

Data buku biasanya disusun sebagai berikut:

a. judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian,

tuliskan judul aslinya .);

b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti

yang tertera pada buku.);

c. nama penerbit

d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);

e. tebal buku;

f. harga buku (jika diperlukan).

Page 18: Resensi Dan Ringkasan

3. Membuat pembukaan

Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:

a. memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi

apa saja yang diperoleh;

b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang

sendiri maupun oleh pengarang lain;

c. memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;

d. memaparkan keunikan buku;

e. merumuskan tema buku;

f. mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;

g. mengungkapkan kesan terhadap buku;

h. memperkenalkan penerbit;

i. mengajukan pertanyaan;

j. membuka dialog.

4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku

Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:

a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;

b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;

c. keunggulan buku;

d. kelemahan buku;

e. rumusan kerangka buku;

f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);

g. adanya kesalahan cetak.

5. Penutup resensi buku

Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.

Sistematika Resensi Film

a. Pendahulan

- Judul Film :……

- nama Sutradara :…….

- Produser :…..

- Penulis Skenario :……

- Pemain : …….

Page 19: Resensi Dan Ringkasan

b. isi Resensi

Isi resensi film meliputi alur cerita, pembahasan karakter aktor dan aktris,

sutradara, skenario, editing, dan tata artistik.

c. Penutup

berisi simpulan mengenai kelebihan dan kelemahan film dan juga pendapat dari

penulis resensi.

E. sasaran –sasaran resensi

untuk membuat suatu resensi yang baik, penulis harus menetapkan sasaran-sasaran

yang harus dicapai. Umumnya tidak ada ketentuan yang memuaskan semua orang bagaimana

seharusnya bentuk sebuah resensi yang baik. Namun demikian dapat diberi beberapa pokok

untuk dijadikan sasaran penilaian itu. Pokok-pokok yang dijadikan sasaran penilaian sebuah

buku atau karya adalah :

a. latar belakang

sesuatu yang bermanfaat bagi pembaca apabila penulis menyajikan latar belakang dari

sebuah buku. Penulis dapat mengemukakan tema dari karangan itu. Penyajian tema secara

singkat dapat dilengkapi dengan deskripsi mengenai isi buku itu. Dalam hal ini terdapat titik

singgung antar resensi dan ringkasan atau ikhtisar. Dengan kata lain penulis dapat

menyampaikan ringkasan attau ikhtisar buku itu, sehingga para pembaca yang belum tahu ,

dapat memperoleh gambaran mengenai isi buku itu.

b. macam atau jenis buku

berbagai buku baik komik, cerita detektif, roman, bibliografi, buku filsafat, dan buku

pengetahuan merupakan perbedaan – perbedaan antara pelbagai macam selera pembaca yang

harus diketengahkan oleh penulis. Namun masih terdapat persamaan umum pada pembaca

yatu : mereka semua ingin mengetahui sesuatu bila ada sebuah buku baru diterbitkan.

mereka ingin mengetahui : buku itu macam apa? Penulis resensi yang mengabaikan

pertanyaan ini –sengaja atau tidak- sudah gagal dalam melaksanakan tugasnya. Penulis harus

menunjukkan kepada pembaca buku yang baru diterbitkan termasuk dalam golongan buku

yang mana. Penulis harus mengadakan klasifikasi mengenai buku dengan memasukkannya

Page 20: Resensi Dan Ringkasan

kedalam kelas buku tertentu untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan dengan buku-

buku lain yang termasuk dalam kelompok yang sama.

c. keunggulan buku

faktor kedua yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan

segi-segi yang menarik dari buku. Hal pertama dalam keunggulan buku, penulis

mempersoalkan organisasinya. Yang dimaksud dengan organisasi adalah kerangka buku itu,

hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain. Hal kedua, penulis mempersoalkan

bagaimana isinya. Seorang pengarang harus cermat dalam memberikan detail-detailnya dan

mengambil kesimpulan-kesimpulan yang baik. Hal yang ketiga dari masalah keunggulan

buku adalah masalah bahasa. Seorang penulis resensi harus berusaha dengan tepat

menunjukkan keunggulan buku itu dengan memberikan penilaian langsung, dengan memberi

kutipan-kutipan yang tepat dan menunjukkan pertalian yang kompak antara bagian-

bagiannya.

1. Contoh Resensi

RESENSI LASKAR PELANGI

Judul Novel : Laskar Pelangi

Penulis : Andrea Hirata

Bahasa : Indonesia

Penerbit : Bentang Pustaka

Tanggal terbit : 2005

Halaman : 529 halaman

Sinopsis Novel Laskar Pelangi ini takan bernilai manfaat apa-apa, kecuali kawan-

kawan mau belajar untuk mandiri dan bersungguh-sungguh dalam mencapai cita-cita.

Coba mulailah mencari peluang beasiswa kuliah di luar negeri dan belajar tentang hal-hal

baru seperti nanotechnology. Laskar Pelangi adalah sosok teladan, selama kita juga mau

Page 21: Resensi Dan Ringkasan

peduli dengan keadaan sekitar. Seperti pelangi yang hadir selepas hujan. Mulailah dari

sekarang!

Cerita terjadi di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur. Dimulai ketika

sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak

mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara

pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato

menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.

Mulai dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan

mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah

cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang

dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian

ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan

nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah!

Mereka, Laskar Pelangi – nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan

mereka terhadap pelangi – pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara.

Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena

kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17

Agustus, dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar,

guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat.

Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah

sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu

putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun

kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah

indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa

merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini!

Tokoh-tokoh pemain. Utama:

Verrys Yamarno. Pemeran Mahar

Ferdian, Pemeran Lintang Zulpani Fasa, 12 tahun, pemeran Ikal alias Andrea Hirata

Alur cerita:

Page 22: Resensi Dan Ringkasan

Pada saat itu sang penulis akan diterima pada Sekolah Dasar Swasta dan mulai menjalani

kehidupan bersekolah saat menduduki awal bangku SD sampai dengan tamat bangku SMP

bersama dengan teman-teman sekelasnya yang hanya berjumlah 9 orang di Sekolah yang

bernama SD Muhammadiyah. Karena jumlah siswanya yang terlalu sedikit, hampir-hampir

sekolah ini ditutup lantaran jumlah muridnya dalam 1 kelas tidak memenuhi kuota yang telah

ditetapkan oleh Dinas Pendidikan saat itu yaitu minimal 10 murid siswa per kelasnya. Di saat

yang mendebar-debarkan akhirnya ada seorang calon murid terakhir yang akhirnya diterima

sehingga mengenapi angka ganjil menjadi 10 murid siswa. Perkenalanpun dimulai diantara

mereka dengan menyebutkan nama masing-masing di depan ruang kelas. Lambat laun

mereka menjadi sebuah “tim” yang solid dan kompak, mereka saling tolong menolong

apabila diantara mereka mendapatkan kesulitan. Mereka, Sang Penulis beserta teman-teman

sekelasnya yang berjumlah 10 orang menyebut diri mereka Laskar Pelangi.

Sekolah Muhammadiyah berada di pedalaman yang jauh dari pusat kota yang terletak

di Pulau Belitong. Pulau Belitong bukanlah suatu pulau yang daratannya cocok untuk bertani

dan bercocok tanam. Namun Pulau Belitong adalah pulau yang kaya akan kandungan timah.

Sekolah dimana tempat mereka belajar, bukanlah sekolah elite dan mewah yang memiliki

segala fasilitas pendukung pembelajaran seperti sekolah lainnya yang dideskripsikan di buku

ini sebagai sekolah PN (Perusahaan Negara). Sekolah mereka hanya sebuah bangunan tua

yang rapuh, reyot dan terbengkalai sehingga apabila kita melihatnya, maka sedikitpun tidak

akan menumbuhkan minat untuk belajar pada sekolah ini, dengan kata lain sekolah ini biasa

disebut dengan sekolah Kampung. Strata ekonomi orang tua mereka adalah berasal dari

golongan tidak mampu. Rata-rata mata pencaharian orang tua mereka berasal dari profesi

buruh tambang dan nelayan.

Di Akhir penghujung cerita ini akan ada pendatang baru yang membuat kelompok

mereka bertambah jumlahnya menjadi 11 orang. Seorang gadis tomboy dari keluarga kaya

raya. Ayahnya adalah seorang berpendidikan tinggi dan memiliki pengaruh pada suatu

perusahaan milik BUMN di Pulau Belitong. Sangat kontras bila membandingkannya dengan

murid-murid Laskar Pelangi lainnya. Dengan kedatangan pendatangan baru yang bernama

Flo pada akhir cerita ini, alur cerita semakin menarik dan petualangan kehidupan para Laskar

Pelangi lebih banyak melewati cobaan, rintangan, tantangan, dan pertentangan yang pada saat

membacanya akan membuat kita selalu penasaran seperti apa ujung dari akhir cerita ini.

Page 23: Resensi Dan Ringkasan

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan

perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan

dalam bentuknya yang singkat.

2. Tujuan dari membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan ini agar dapat membantu

seseorang dalam membaca dan juga memahami sebuah buku dalam waktu yang relatif

singkat sehingga menghemat waktu.

3. Terdapat beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan

teratur diantaranya: membaca naskah asli, mencatat gagasan utama, mengadakan

reproduksi, dan ketentuan tambahan.

4. Rangkuman (ikhtisar) merupakan penulisan pokok masalah yang penulisnya tidak harus

berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpa

mengubah tema sebuah wacana.

5. Antara rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan memiliki banyak persamaan, salah satu

diantaranya ialah dalam membuat cerita atau bacaan dengan cara mengambil intisari atau

ide pokok dari karangan yang kita baca menjadi lebih ringkas, jelas, padat, mudah

dimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.

6. Dan juga diantara keduanya memiliki perbedaan, salah satu diataranya yaitu pada

rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menggunakan gaya penulis buku yang diringkas.

Pada ikhtisar mengngunakan gaya penulis ikhtisar, dan pada menggunakan gaya penulis .

7. Resensi adalah karangan yang berisi komentar ataupun bahasan terhadap kualitas,

kelebihan dan kelemahan dari suatu buku. Unsur-unsur resensi meliputi: Identitas buku

(judul buku; nama pengarang; nama penerbit; tahun terbit ; tebal buku); pokok-pokok isi

buku; keunggulanisi buku; kekurangan isi buku; saran-saran yang mungkin ditambahkan

pada isi buku; serta penilaian terhadap buku.

Page 24: Resensi Dan Ringkasan

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademika

Pressindo:Jakarta.

http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/07/terampil-menulis.html

http://pelitaku.sabda.org/cara_membuat_ringkasan

http://www.harunyahya.com/indo/artikel/058.htm

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Ikrar Mandiriabadi:Jakarta.

Sahara, Siti dkk. 2010. Keterampilan Berbahasa Indonesia. FITK UIN:Jakarta.

Tukan, Paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia. Yudhistira:Jakarta.

Wilsa,jaja. 2009. Pengertian Resensi ,(online),

(http://jajawilsa.blogspot.com/2009/05/pengertian-resensi.html, diakses 5 November

2012).

Nurfahmi, Achmad. 2011. Resensi Novel Laskar Pelangi, (online),

(http://kalosoedimampir.blogspot.com/2011/04/resensi-novel-laskar-pelangi.html,

diakses 5 November 2012).

Akbar,Syifa Deliva . 2011. Tahap Membuat Resensi Buku dan Unsur Kerangka Resensi

Buku,(online),

(http://organisasi.org/langkah-tahap-cara-membuat-resensi-buku-dan-unsur-kerangka-

resensi-buku, diakses 5 November 2012).

Wibisono, Herdian.

http://ratnami2.wordpress.com/unsur-unsur-pokok-film/