-
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANANREPUBLIK
INDONESIA
NOMOR SK 557 /M en lhk /S etjen /P L A 4 /1 0 /2 0 1 7
TENTANG
KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN BANDAR
UDARA NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DI DESA
PALI HAN, DESA GLAGAH, DESA JANGKARAN, DESA SINDUTAN, DESA
KEBONREJO, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULON PROGO,
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA OLEH PT ANGKASA PURA I
(PERSERO)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
M enim bang a bahw a ren can a Kegiatan P em bangunan B andar U
daraNew Yogyakarta In ternational A irport di Desa Palihan, D esa
Glagah, D esa Ja n g k ara n , D esa S m du tan , Desa Kebonrejo, K
ecam atan Temon, K abupaten Kulon Progo, Provmsi D aerah Istim ew a
Y ogyakarta oleh PT A ngkasa P ura I (Persero) adalah kegiatan yang
wajib memiliki Analisis M engenai D am pak Lm gkungan H idup
(AMDAL),
b bahw a D irektur Teknik PT A ngkasa P ura I (Persero) m elalui
su ra t Nomor A PI 2 6 2 9 / LB 02 0 6 /2 0 1 7 /DT tanggal 18 Mei
2017 m engajukan perm ohonan penerb itan Izm Lm gkungan Pem
bangunan B andara NYIA-Kulon Progo seh u b u n g an dengan P
enyusunan D okum en ANDAL, RKL-RPL R encana P em bangunan B andar U
dara New Yogyakarta In terna tiona l Airport di D esa Palihan, D
esa Glagah, D esa Ja n g k a ra n , D esa S m du tan , D esa
Kebonrejo, K ecam atan Temon, K abupaten Kulon Progo, Provm si D
aerah Istim ewa Yogyakarta,
c bahw a te rh ad ap perm ohonan sebagaim ana d im aksud dalam h
u ru f b1) b e rd asa rk an hasil venfikasi adm im strasi Nomor
R 201705160010 tanggal 30 Mei 2017 dm yatakan lengkap secara adm
im strasi,
2) d iperlukan Analisis D am pak Lm gkungan Hidup (ANDAL), R
encana Pengelolaan Lm gkungan H idup (RKL) dan R encana P em an tau
an L m gkungan Hidup (RPL) yang telah d ilakukan p em b ah asan
dalam ra p a t Tim Tekm s dan Komisi Pem lai AMDAL Pusat, ya
itu
-
- 2 -
Mengmgat
Memperhatikan >
a) Rapat Tim Tekms Komisi Pemlai AMDAL Pusat dengan Benta Acara
Nomor 80/BA/DIT PDLUK/LHK/2017 tanggal 15 Juni 2017, dan
b) Rapat Komisi Pemlai AMDAL Pusat dengan Benta Acara Nomor
83/BA/DIT PDLUK/ LHK/2017 tanggal 19 Juni 2017,
d bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menten
Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Kelayakan Lingkungan Hidup
Rencana Kegiatan Pembangunan Bandar Udara New Yogyakarta
International Airport di Desa Palihan, Desa Glagah, Desa Jangkaran,
Desa Smdutan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon
Progo, Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta oleh PT Angkasa Pura I
(Persero),
1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlmdungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup,
2 Peraturan Pemermtah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izm
Lingkungan,
3 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Orgamsasi
Kementenan Negara,
4 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementenan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
5 Peraturan Menten Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012
tentang Jems Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
6 Peraturan Menten Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup,
7 Peraturan Menten Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013 tentang
Tata Laksana Pemlaian dan Pemenksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta
Penerbitan Izm Lingkungan,
8 Peraturan Menten Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P
18/MenLHK-II/2015 tentang Orgamsasi dan Tata Kerja Kementenan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Risalah Pengolahan Data (RPD) Penerbitan Surat Keputusan
Kelayakan Lingkungan Hidup dan Izm Lingkungan Kegiatan Pembangunan
Bandar Udara New Yogyakarta International Airport di Desa Palihan,
Desa Glagah, Desa Jangkaran, Desa Smdutan, Desa Kebonrejo,
Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Provmsi Daerah Istimewa
Yogyakarta kepada PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor RPD
54/PDLUK-2/9/2017 tanggal 11 September 2017,
-
- 3 -
Menetapkan
KESATU
KEDUA
MEMUTUSKAN
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG
KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN BANDAR
UDARA NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DI DESA PALI HAN, DESA
GLAGAH, DESA JANGKARAN, DESA SINDUTAN, DESA KEBONREJO, KECAMATAN
TEMON, KABUPATEN KULON PROGO, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
OLEH PT ANGKASA PURA I (PERSERO)
Rencana Kegiatan Pembangunan Bandar Udara New Yogyakarta
International Airport di Desa Palihan, Desa Glagah, Desa Jangkaran,
Desa Smdutan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon
Progo, Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta oleh PT Angkasa Pura I
(Persero), dmyatakan layak ditmjau dan aspek lingkungan hidup
Ruang lmgkup rencana kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Amar
KESATU, meliputi1 Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Sisi
Udara,
yang terdin daria landas pacu dengan orientasi 11-29,
memiliki
panjang 3 250 m (tiga nbu dua ratus lima puluh meter) dan lebar
45 m (empat puluh lima meter),
b runtuay strip seluas 1 011 000 m2 (satu juta sebelas nbu meter
persegi) dengan dimensi 3370 x 300 m2 (tiga nbu tiga ratus tujuh
puluh kali tiga ratus meter persegi),
c landas hubung (taxiway), yang terdin dan1) Rapid Exit Taxiway
(RET) seluas 65 703 m2
(enam puluh lima ribu tujuh ratus tiga meter persegi),
2) Exit Taxiway (ET) seluas 13 087 m2 (tiga belas nbu delapan
puluh tujuh meter persegi),
3) 2 (dua) buah landas hubung sejajar (parallel taxiway) seluas
102 879 m2 (seratus dua nbu delapan ratus tujuh puluh sembilan
meter persegi),
d apron seluas 436 686 m2 (empat ratus tiga puluh enam nbu enam
ratus delapan puluh enam meter persegi) untuk kapasitas 35 (tiga
puluh lima) parking stand, dan
e holding bay area seluas 45 914 m2 (empat puluh lima nbu
sembilan ratus empat belas meter persegi)
2 Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Sisi Darat (fasilitas
tata bandara), yang terdin dana bangunan terminal penumpang seluas
130 000 m2
(seratus tiga puluh nbu meter persegi), b bangunan terminal
kargo seluas 4 200 m2 (empat
nbu dua ratus meter persegi),
-
- 4 -
c bangunan gedung operasi seluas 2 000 m2 (dua nbu meter
persegi),
d bangunan gedung admimstrasi seluas 2 500 m2 (dua nbu lima
ratus meter persegi), dan
e bangunan gedung pemermtahan seluas 2 500 m2 (dua ribu lima
ratus meter persegi)
3 Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Penunjang, yang
terdiri dana bangunan menara pengatur lalu lmtas udara (Air
Traffic Controller (ATC Tower)) seluas 600 m2 (enam ratus meter
persegi),
b bangunan terminal Very Important Person (VIP) seluas 600 m2
(enam ratus meter persegi),
c gedung katenng seluas 500 m2 (lima ratus meter persegi),
d pembangunan gedung parkir kendaraan seluas 82 700 m2 (delapan
puluh dua nbu tujuh ratus meter persegi),
e fasilitas pengelolaan air limbah (sewage treatment plant)
seluas 6 000 m2 (enam nbu meter persegi),
f gedung Power Station seluas 1 500 m2 (senbu lima ratus meter
persegi),
g gedung Power Sub Station seluas 27 m2 (dua puluh tujuh meter
persegi),
h incinerator dan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)
terpadu seluas 1 000 m2 (senbu meter persegi),
i fasilitas pengelolaan air atau water treatment plant seluas
600 m2 (enam ratus meter persegi),
j pembangunan Fuel Farm/ DPPU (Depot Pengisian Pesawat Udara)
seluas 29 000 m2 (dua puluh sembilan nbu meter persegi), dengan
sarana pendukung berupa kantor lapangan, area filling shed/
pengisian BBM untuk kendaraan jems truk tangki pengangkut BBM,
rumah pompa mduk, rumah pompa loading dan back loading, pos
security, Pos LK3, Genset, Trafo, Sumur pantau,
k bangunan perbengkelan atau workshop seluas 1 400 m2 (senbu
empat ratus meter persegi),
1 bangunan gedung knsis seluas 400 m2 (empat ratus meter
persegi),
m airport maintenance building seluas 5 000 m2 (lima nbu meter
persegi),
n bangunan kantor polisi seluas 250 m2 (dua ratus lima puluh
meter persegi),
o bangunan kantor keamanan bandara seluas 250 m2 (dua ratus lima
puluh meter persegi),
p bangunan hangar seluas 16 000 m2 (enam belas nbu meter
persegi),
q bangunan pemeliharaan Ground Support Equipment/ GSE seluas 2
000 m2 (dua nbu meter persegi),
-
- 5 -
KETIGA
r stasiun kereta api seluas 2 400 m2 (dua nbu empat ratus meter
persegi),
s jalan lingkar seluas 40 586 m2 (empat puluh nbu lima ratus
delapan puluh enam meter persegi),
t bangunan gedung Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam
Kebakaran (PKP-PK) Category-9 dengan luas 9 500 m2, dan
u bangunan penunjang lamnya seperti pembangunan area komersial
dan penghubung, taman di area land side dan air side (Ruang Terbuka
Hijau), Pagar, jalan dan jembatan, kansteen, drainase, saluran
tertutup, gorong- gorong, stasiun pengawasan dan taman meteorology,
genset, gardu PLN, rumah genset, gardu telekomumkasi, bangunan
pompa air, masjid, substation, jalan akses penunjang menuju
terminal dan gedung-gedung lamnya dan pembangunan retention
pond
4 Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Navigasi Penerbangan,
Fasilitas Alat Bantu Pendaratan Visual dan Fasilitas Komunikasi
Penerbangan, yang terdiri daria fasilitas navigasi penerbangan
berupa Non
Directional Beacon/ NDB, Distance Measuring Equipment/ DME,
Automatic Terminal Information System/ ATIS, Runway Visual Range/
RVR, Primary Surveillance Radar System/ PSR, Monopulse Secondary
Surveillance System/ MSSR, Radar Data Processing System/ RDPS,
Display Radar,
b alat bantu pendaratan instrument berupa Instrument Landing
System/ILS, localizer, glide path, Very High Frequency Omni
Directional Range (DVOR)/ Distance Measuring Equipment (DME),
middle marker, outer marker,
c alat bantu pendaratan visual berupa flood light, Runway light,
approach light (PALS), Precission Approach Path Indicator/ PAPI,
Sequence Flashing Light (SQFL), Taxiway light, dan
d fasilitas komunikasi penerbangan berupa High Frequency (HF)/
Very High Frequency (VHF), Single Side Band/ SSB, Very Small
ApartureTerminal/V SAT, Aerodrome Control/ ADC, Approach Control/
APP, Aeronautical Message Switching Center/AMSC, recording
system
5 Kegiatan pemeliharaan fasilitas utama dan pendukung
Berdasarkan hasil prakiraan dampak dan aspek fisik- kimia,
sosial, kesehatan, dan ekonomi pada tahap pra konstruksi,
konstruksi, dan operasi akibat rencana kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam Amar KEDUA, diperoleh dampak pentmg yang ditimbulkan
meliputi 1 hilangnya pemukiman dari kegiatan pengadaan
lahan,
-
2
34
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
- 6 -
sikap penolakan masyarakat dari kegiatan pengadaan lahan,konflik
an tar warga dan kegiatan pengadaan lahan, penmgkatan kesempatan
kerja dan kegiatanrekruitmen tenaga kerja tahap konstruksi,
penmgkatan peluang berusaha dan kegiatanrekrutmen tenaga kerja
tahap konstruksi, penurunan kualitas udara dan kegiatan mobilisasi
alat dan bahan,penmgkatan mtensitas kebismgan dari
kegiatanmobilisasi alat dan bahan,gangguan lalu lmtas dan kegiatan
mobilisasi alat dan bahan,kerusakan jalan dari kegiatan mobilisasi
alat dan bahan,gangguan keselamatan lalu lmtas dan
kegiatanmobilisasi alat dan bahan,gangguan kesehatan masyarakat
dari kegiatan mobilisasi alat dan bahan,penmgkatan kesempatan kerja
dari kegiatan mobilisasi alat dan bahan,penmgkatan peluang berusaha
dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan,penmgkatan pendapatan dan
kegiatan mobilisasi alat dan bahan,penurunan kualitas udara dari
kegiatan pematangan lahan,penmgkatan mtensitas kebismgan dari
kegiatan pematangan lahan,penmgkatan surface run off dan kegiatan
pematangan lahan,gangguan pada fauna akibat kegiatan pematangan
lahan,gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan pematangan
lahan,penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan pematangan
lahan,penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan pematangan
lahan,penmgkatan pendapatan akibat kegiatan pematangan
lahan,penurunan kualitas udara akibat kegiatan konstruksi sisi
darat,penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan konstruksi
sisi darat,penurunan kualitas udara akibat kegiatan konstruksi sisi
darat,penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan konstruksi
sisi darat,penurunan kualitas udara akibat kegiatan konstruksi sisi
udara,penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan konstruksi
sisi udara,penmgkatan surface run off akibat kegiatan konstruksi
sisi udara,
-
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
- 7 -
penurunan kuantitas air tanah akibat kegiatan konstruksi sisi
udara,gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan konstruksi sisi
udara,penmgkatan surface run off akibat kegiatan konstruksi sarana
penunjang,penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan konstruksi
sarana penunjang,penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan
penenmaan tenaga kerja tahap operasi, penmgkatan pendapatan akibat
kegiatan penerimaan tenaga kerja tahap operasi,penmgkatan limbah
padat/sampah akibat kegiatanoperasional terminal
penumpang,penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatanoperasional
terminal penumpang,penmgkatan peluang berusaha akibat
kegiatanoperasional terminal penumpang,penmgkatan pendapatan akibat
kegiatan operasionalterminal penumpang,penmgkatan kesempatan kerja
akibat kegiatan operasional terminal kargo,penmgkatan peluang
berusaha akibat kegiatan operasional terminal kargo,penmgkatan
pendapatan akibat operasional terminal kargo,penurunan kualitas
udara akibat kegiatan operasional jalan masuk-keluar bandara,
penmgkatan mtensitas kebismgan dari kegiatan operasional jalan
masuk-keluar bandara, gangguan lalu lmtas akibat kegiatan
operasional jalan masuk-keluar bandara,gangguan keselamatan lalu
lmtas akibat kegiatan operasional jalan masuk-keluar bandara,
gangguan kesehatan masyarakat akibat operasional jalan masuk-keluar
bandara,penmgkatan keanekaragaman flora akibat kegiatan operasional
parkir dan ruang terbuka hijau, penmgkatan kesempatan kerja akibat
kegiatan operasional parkir dan ruang terbuka hijau, penmgkatan
peluang berusaha akibat kegiatan operasional parkir dan ruang
terbuka hijau, penmgkatan pendapatan akibat kegiatana operasional
parkir dan ruang terbuka hijau,timbulan limbah B3 akibat kegiatan
operasional DPPU (Depot Pengisian Bahan Bakar), penmgkatan
kesempatan kerja akibat kegiatan operasional admmistrasi
perkantoran, penurunan kualitas air sungai akibat kegiatan
operasional fasilitas pengelolaan air limbah/STP, gangguan biota
air akibat kegiatan operasional fasilitas pengelolaan air
limbah/STP, penurunan kualitas udara akibat kegiatan operasional
kendaraan GSE dan pesawat pada apron,
-
- 8 -
KEEMPAT
57 penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan operasional
kendaraan GSE dan pesawat pada apron,
58 penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional
kendaraan GSE dan pesawat pada apron,
59 penurunan kualitas udara akibat kegiatanoperasional
runway,
60 penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan operasional
runway,
61 gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan operasional
runway,
62 penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan operasional
perbengkelan (workshop) GSE,
63 penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional
perbengkelan (workshop) GSE,
64 penurunan kuantitas air tanah akibat kegiatan operasional
penyediaan air bersih,
65 penurunan kualitas udara akibat kegiatanoperasional
msmerator, dan
66 gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan operasional
msmerator
Untuk menanggulangi dampak pentmg sebagaimanadimaksud dalam Amar
KETIGA, Penanggung Jawab Usahadan/atau Kegiatan wajib melakukan
pengelolaan, berupa1 Hilangnya pemukiman dan kegiatan pengadaan
lahan
dengan caraa adanya MoU antara PT Angkasa Pura I (Persero),
Pemermtah Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemermtah
Kabupaten Kulon Progo tentang pembangunan pemukiman kembali bagi
warga yang tanah dan/atau rumahnya terkena pengadaan tanah untuk
pembangunan bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo,
b memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha ekonomi produktif
baik perorangan maupun kelompok (koperasi) dari warga masyarakat
terdampak dengan bimbmgan teknis, menejemen dan pendampmgan
khususnya bagi warga yang kehilangan mata pencahanan dan kehilangan
hasil dan pemanfaatan halaman dan pekarangan,
c menumbuhkan usaha ekonomi produktif yang dikelola secara
kelompok bagi warga di lokasi relokasi untuk keberlangsungan
kehidupan di tempat tinggal yang baru tersebut (misalnya perikanan
darat, peternakan, agnbisms, dan lam- lam), dan
d mengalokasikan dana CSR untuk program pendidikan, kesehatan
dan ekonomi sebagai program lanjutan dari program yang dilaksanakan
saat relokasi dilaksanakan
2 Sikap penolakan masyarakat dari kegiatan pengadaan lahan
dengan caraa pendekatan secara mtensif oleh PT Angkasa Pura
I (Persero) beserta Pemermtah Kabupaten Kulon Progo di Desa
Glagah dan Palihan dengan
-
- 9 -
menginformasikan tahapan pembangunan bandara dengan baik dan
benar melalui tokoh masyarakat,
b membangun kondisi sosial yang kondusif dengan pendekatan
partisipatif kepada warga secara langsung dalam bentuk pertemuan
warga dan merancang kegiatan yang dapat melibatkan peran seluruh
lapisan masyarakat, dan
c memanfaatkan pertemuan rutm warga sebagai wadah untuk
bennteraksi antara petugas lapangan dan masyarakat dengan menjarmg
aspirasi warga serta mencan solusi terbaik
3 Konflik antar warga dari kegiatan pengadaan lahan dengan caraa
pendekatan secara persuasif terhadap kedua
belah pihak yang konflik dan mencan resolusi konflik yang dapat
ditenma kedua belah pihak melalui kegiatan sosial yang melibatkan
kedua belah pihak (misalnya gotong royong, merti dusun, sedekah
bumi, sedekah laut, selamatan, dan lam-lam),
b memimmalisir konflik yang telah terjadi dengan mengintensifkan
komumkasi dan peran tokoh masyarakat formal/informal desa/ dusun
dalam pertemuan warga dengan mengundang para pemangku kepentmgan
wilayah (Kesbanglmmas Kabupaten Kulonprogo) dan kegiatan (PT
Angkasa Pura I (Persero)), dan
c mengoptimalkan peran lembaga agama dan adat untuk
mempertemukan kedua belah pihak dan melakukan pendekatan untuk
resolusi konflik dan kembali menjadi satu masyarakat yang utuh
seperti sebelum adanya rencana pembangunan bandara
4 Pemngkatan kesempatan kerja dan kegiatan rekrutmen tenaga
kerja tahap konstruksi dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa
Pura I
(Persero) dan mitra kerjanya untuk memprioritaskan (minimal
menenma 40% (empat puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-
desa sekitar lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak
langsung pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada tahap
konstruksi sesuai kualifikasi kerja yang dipersyaratkan,
b melakukan pelatihan di bidang ketrampilan tekmk untuk
menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi dan
pelatihan kewirausahaan untuk memngkatkanperekonomian masyarakat
sekitarnya, dan
c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan warga tentang
jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan selama tahap
konstruksi melalui papan pengumuman (di desa,
-
- 10 -
kecamatan, Kan tor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BLK),
dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan warga
5 Penmgkatan peluang berusaha dan kegiatan rekrutmen tenaga
kerja tahap konstruksi dengan caraa fasilitasi kepada warga secara
perorangan maupun
kelompok dalam usaha ekonomi produktif agar dapat berkontnbusi
dalam tahap konstruksi pembangunan bandara secara langsung,
misalnya sebaga suplier material, jasa transport, catering, dan
lam-lam,
b pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan usaha perdagangan dan jasa
dengan pnontas bagi penduduk lokal dan 5 (lima) desa terdampak
langsung pembangunan bandara serta desadesa sekitarnya melalui
program CSR PT Angkasa Pura I (Persero) yang dikembangkan secara
partisipatif,
c pembmaan dan dukungan modal terhadap kegiatan-kegiatan usaha
perdagangan dan jasa dengan pnontas bagi penduduk lokal dan 5
(lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara serta desa-desa
sekitarnya,
d mengalokasikan dana CSR untuk program pendidikan, kesehatan
dan ekonomi sebagai program lanjutan dan program yang dilaksanakan
untuk warga terdampak langsung pembangunan bandara, dan
e mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal (koperasi)
dan pengusaha lokal dalam usaha penyediaan jasa penyediaan rumah
kontrakan/pondokan dan catering bagi pekerja pada tahap
konstruksi
6 Penurunan kualitas udara dan kegiatan mobilisasi alat dan
bahan dengan caraa pembatasan jumlah kendaraan yang lewat
maksimal 41 (empat puluh satu) truk/jam, b penyiraman secara
rutin setiap han di jalan akses
masuk-keluar tapak proyek pada musim kemarau dan/atau han tidak
hujan,
c membersihkan roda alat berat pada saat keluar dan tapak
proyek,
d segera membersihkan ceceran material yang jatuh dan kendaraan
pengangkut, dan
e bak kendaraan pengangkut yang membawa material yang
dimungkmkan akan jatuh dibenkan penutup yang rapat pada saat
pengangkutan material untuk mencegah terjadmya ceceran dijalan
7 Penmgkatan mtensitas kebismgan dan kegiatan mobilisasi alat
dan bahan dengan caraa pembatasan jumlah kendaraan yang lewat
maksimal 41 truk/jam (empat puluh satu truk per jam),
-
-1 1 -
b pembatasan kecepatan kendaraan 40 km /jam (empat puluh
kilometer per jam) apabila melewati pemukiman,
c tidak melakukan pengangkutan material konstruksi pada jam
istirahat masyarakat (22 00 - 05 00), dan
d tidak melakukan aktivitas mobilisasi pada jam sibuk pagi (06
30-07 30) dan jam sibuk sore han (16 00-17 00)
8 Gangguan lalu lmtas dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan
dengan caraa pembatasan jumlah kendaraan pengangkut
peralatan dan material yang lewat maksimal 41 truk/jam (empat
puluh satu truk per jam),
b kendaraan pengangkut peralatan dan material dilarang berhenti
sepanjang jalan,
c pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut peralatan dan
material yang lewat maksimal 40 km/jam (empat puluh kilometer per
jam),
d tidak melakukan aktivitas mobilisasi pada jam sibuk pagi (06
30-07 30) dan jam sibuk sore han (16 00-17 00),
e penempatan petugas pengatur lalu lmtas di akses masuk dan
keluar bandara, dan
f pemasangan rambu penngatan hati-hati “Hati-Hati Kurangi
Kecepatan”, “Hati-Hati Kendaraan Keluar Masuk Proyek” Ukuran papan
minimal 80 cm x 120 cm (delapan puluh centimeter kali seratus dua
puluh centimeter) dengan tinggi huruf 15 cm (lima belas
centimeter), lebar 10 cm (sepuluh centimeter) tebal 2 cm (dua
centimeter), warna cat hitam dasar putih
9 Kerusakan jalan dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan dengan
caraa membatasi beban sumbu kendaraan pengangkut
peralatan dan material tidak melampaui batas maksimum sesuai
dengan jalan kelas I dengan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton,
dan
b melakukan koordmasi dengan mstansi terkait dalam kegiatan
pemeliharaan infrastruktur jalan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
10 Gangguan keselamatan lalu lmtas dan kegiatan mobilisasi alat
dan bahan dengan caraa pembatasan kecepatan maksimum kendaraan
pengangkut peralatan dan material sebesar 40 km/jam (empat puluh
kilometer per jam),
b menggunakan kendaraan pengangkut peralatan dan material yang
lulus uji berkala kendaraan bermotor dan masa uji berkala masih
berlaku,
c penempatan petugas pengatur lalu lmtas di akses masuk dan
keluar bandara,
d sebelum pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan bahan,
pengemudi kendaraan pengangkut peralatan dan material diberikan
pengarahan Defensive Safety Dnving untuk tetap
-
- 12 -
memperhatikan keselamatan lalu lintas saat melakukan kegiatan
pengangkutan,
e pemasangan lampu warning light di akses masuk dan keluar
bandara, dan
f pemasangan papan mformasi “Hati-Hati Kurangi Kecepatan”,
“Hati-Hati Kendaraan Keluar Masuk Proyek” Ukuran papan minimal 80
cm x 120 cm (delapan puluh centimeter kali seratus dua puluh
centimeter) dengan tmggi huruf 15 cm (lima belas centimeter), lebar
10 cm (sepuluh centimeter) tebal 2 cm (dua centimeter), warna cat
hitam dasar putih
11 Gangguan kesehatan masyarakat dari kegiatan mobilisasi alat
dan bahan dengan caraa segera membersihkan ceceran material
yang
jatuh dan kendaraan pengangkut, b penutupan bak truk pengangkut
material
menggunakan terpal untuk mengurangi penyebaran debu ketika
mobilisasi material,
c pembatasan kecepatan kendaraan 40 km/jam (empat puluh
kilometer per jam),
d memberikan sosialisasi penggunaan alat pelmdung din seperti
masker kepada karyawan yang bekerja di lokasi konstruksi, dan
e bekerja sama dengan Puskesmas untuk melakukan penyuluhan
tentang ventilasi rumah yang sesuai, pola hidup sehat dan rumah
sehat, penanaman vegetasi yang sesuai untuk mencegah debu
12 Penmgkatan kesempatan kerja dan kegiatan mobilisasi alat dan
bahan dengan caraa adanya komitmen dari PT Angkasa Pura I
(Persero) dan mitra kerjanya untuk memprioritaskan (minimal
menenma 40% (empat puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-
desa sekitar lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak
langsung pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan
mobilisasi alat dan bahan sesuai kualifikasi kerja yang
dipersyaratkan,
b melakukan pelatihan di bidang keterampilan/ tekmk untuk
menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada mobilisasi alat dan
bahan, dan
c memberikan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga
tentang jumiah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui
papan pengumuman (di desa, kecamatan, kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan
warga
13 Penmgkatan peluang berusaha dari kegiatan mobilisasi alat dan
bahan dengan caraa fasilitasi dan PT Angkasa Pura I (Persero)
kepada
warga secara perorangan maupun kelompok dalam usaha ekonomi
produktif agar dapat berkontribusi
-
- 13 -
dalam tahap mobilisasi alat dan bahan bandara, misalnya sebagai
supher material, jasa transport, catering, dan lam-lam,
b pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan usaha perdagangan dan jasa
dengan prioritas bagi penduduk lokal dan 5 (lima) desa terdampak
langsung pembangunan bandara serta desa-desa sekitarnya melalui
program CSR PT Angkasa Pura I (Persero) yang dikembangkan secara
partisipatif (misalnya pembmaan usaha kecil dengan dana bergulir,
pendampmgan usaha, dan lam-lam), dan
c mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal (koperasi)
dan pengusaha lokal dalam usaha penyediaan jasa penyediaan rumah
kontrakan/pondokan dan catering bagi pekerja pada kegiatan
mobilisasi alat dan bahan
14 Pemngkatan pendapatan dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan
dengan caraa mengutamakan penenmaan tenaga kerja
konstruksi dan masyarakat yang terkena dampak disekitar tapak
proyek khususnya di 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan
bandara,
b menciptakan jalman kemitraan antaraPT Angkasa Pura I (Persero)
dengan pemermtah desa sekitar untuk mempermudah penyampaian
mformasi adanya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh warga
sekitar,
c keikutsertaan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam bidang
pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar dengan pendampmgan ekonomi
dan bimbmgan tekms dengan melibatkan LSM/Akademisi dalam
pelaksanaannya, dan
d mengalokasikan dana CSR untuk programpendidikan, kesehatan dan
ekonomi sebagaiprogram lanjutan dari program yang dilaksanakan
untuk warga terdampak langsung pembangunan bandara
15 Penurunan kualitas udara dan kegiatan pematangan lahan dengan
caraa melakukan penyiraman lahan secara berkala
(satu kali sehan) di area terdekat dengan pemukiman, dan
b membersihkan roda alat berat pada saat keluar dan tapak
proyek
16 Pemngkatan mtensitas kebismgan dari kegiatan pematangan lahan
dengan cara Penggunaan kendaraan berat pada jam istirahat (22 00 -
05 00) hanya pada lahan yang berjarak minimal 500 meter dan
permukiman terdekat
17 Pemngkatan surface run off dan kegiatan pematangan lahan
dengan caraa pemanfaatan saluran air eksistmg yang
menghubungkan sungai Bogowonto - Sungai Serang yang difungsikan
untuk lngasi dan membagi debit aliran ketika terjadi banjir,
-
- 14 -
b pembuatan beberapa saluran drainase baru di sisi udara untuk
mengurangi limpasan permukaan dengan dimensi yang cukup untuk
menampung debit aliran setidaknya sebesar 42 m3/detik (empat puluh
dua meter kubik per detik), dan
c pembuatan pmtu air pada saluran drainase setidaknya dengan
ketinggian pasang tertmggi elevasi ± 7 m (lebih kurang tujuh meter)
dengan dilengkapi pompa air untuk mencegah banjir
18 Gangguan pada fauna akibat kegiatan pematangan lahan dengan
caraa pematangan lahan pada sisi darat Pembersihan
lahan tidak dilakukan dengan cara pembakaran dan tidak dilakukan
secara serentak, tetapi bertahap untuk memben kesempatan satwa
burung migrasi, dan
b pematangan lahan pada sisi udara Setelah pematangan lahan
tidak dilakukan penanaman jems tanaman yang tidak tinggi, tidak
berbunga dan berbuah (yang tidak mengundang burung), namun dapat
berperan sebagai buffer zone/ green belt untuk peredam
kebismgan
19 Gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan pematangan
lahan dengan caraa pembatasan penyebaran debu dengan penyiraman
air di area pematangan lahan secara berkala (sehan sekali)
khususnya saat musim kemarau,
b membenkan sosialisasi penggunaan alat pelmdung din seperti
masker kepada karyawan yang bekerja di lokasi konstruksi, dan
c bekerja sama dengan Puskesmas untuk melakukan penyuluhan
tentang ventilasi rumah yang sesuai, pola hidup sehat dan rumah
sehat, penanaman vegetasi yang sesuai untuk mencegah debu
20 Pemngkatan kesempatan kerja akibat kegiatan pematangan lahan
dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa Pura I (Persero)
dan mitra kerjanya untuk mempnontaskan (minimal menenma 40%
(empat puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-desa sekitar
lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung
pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan pematangan
lahan sesuai kualifikasi kerja yang dipersyaratkan,
b melakukan pelatihan di bidang ketrampilan tekmk untuk
menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada kegiatan pematangan
lahan serta pelatihan kewirausahaan untuk memngkatkan ekonomi
masyarakat sekitar, dan
c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga
tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui
papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan BLK),
-
- 15 -
21
22
| 23
i
I 24i
j
25
dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan warga
Penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan pematangan lahan
dengan caraa Fasilitasi dan PT Angkasa Pura I (Persero) kepada
warga secara perorangan maupun kelompok dalam usaha ekonomi
produktif agar dapat berkontribusi dalam. tahap pematangan lahan
bandara, misalnya sebagai suplier material, jasa transport,
catering, dan lam-lam,
b Pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan usaha perdagangan dan jasa
dengan prioritas bagi penduduk lokal dan 5 (lima) desa terdampak
langsung pembangunan bandara serta desadesa sekitarnya (misalnya
pembmaan usaha kecil dengan dana bergulir, pendampmgan usaha, dan
lam-lam),
c mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal (koperasi)
dan pengusaha lokal dalam usaha penyediaan jasa penyediaan rumah
kontrakan/pondokan dan catering bagi pekerja pada kegiatan
pematangan lahan, dan
d mengalokasikan dana CSR untuk program pendidikan, kesehatan
dan ekonomi sebagai program lanjutan dari program yang dilaksanakan
untuk warga terdampak langsung pembangunan bandara
Penmgkatan pendapatan akibat kegiatan pematangan lahan dengan
caraa mengutamakan penenmaan tenaga kerja
konstruksi dan masyarakat yang terkena dampak disekitar tapak
proyek khususnya di 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan
bandara dalam kegiatan pematangan lahan,
b menciptakan jalman kemitraan antara PT Angkasa Pura I
(Persero) dengan pemermtah desa sekitar untuk mempermudah
penyampaian mformasi adanya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan
oleh warga sekitar, dan
c keikutsertaan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam bidang
pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar dengan pendampmgan ekonomi
dan bimbingan tekms dengan melibatkan LSM/Akademisi dalam
pelaksanaannya
Penurunan kualitas udara akibat kegiatan konstruksi sisi darat
dengan cara memasang pagar disekelilmg area pembangunan gedung atau
fasilitas bandara dengan seng setmggi sekitar 3 (tiga) meter
Penmgkatan mtensitas kebisingan akibat kegiatan konstruksi sisi
darat dengan cara Memasang pagar di sekelilmg area pembangunan
fasilitas sisi darat dengan seng setmggi sekitar 3 (tiga) meter
Penurunan kualitas udara akibat kegiatan konstruksi sisi darat
dengan cara penyiraman tapak proyek
-
- 16 -
(jalan lingkar) secara berkala satu han sekali pada musim
kemarau
26 Penmgkatan intensitas kebismgan akibat kegiatan konstruksi
sisi darat dengan caraa pembatasan kecepatan kendaraan yang
digunakan
untuk konstruksi sisi darat (jalan lingkar) 40 km/jam (empat
puluh kilometer per jam) apabila melewati pemukiman, dan
b pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan lingkar yang memmbulkan
kebismgan tidak dilakukan pada jam istirahat masyarakat yaitu jam
18 00- 06 00
27 Penurunan kualitas udara akibat kegiatan konstruksi sisi
udara dengan cara memasang pagar di sekelilmg area pembangunan
fasilitas sisi udara dengan seng setmggi sekitar 3 (tiga) meter
28 Penmgkatan intensitas kebismgan akibat kegiatan konstruksi
sisi udara dengan cara memasang pagar di sekelilmg area pembangunan
fasilitas sisi udara dengan seng setmggi sekitar 3 (tiga) meter
29 Penmgkatan surface run off akibat kegiatan konstruksi sisi
udara dengan caraa pembuatan saluran dramase terpadu dengan
kapasitas minimal 31,39 m3/detik (tiga puluh satu koma tiga
puluh sembilan meter kubik per detik) di areal kontruksi sisi udara
dan menghubungkan kedalam SPAH, di setiap jarak 3 (tiga) - 5 (lima)
meter sepanjang saluran dramase agar air hujan dapat seluruhnya
tertampung dan meresap ke dalam SPAH,
b membuat SPAH untuk setiap perkerasan lahan seluas 60 m2 (enam
puluh meter persegi) sehmgga diperlukan sebanyak 27 718 (dua puluh
tujuh nbu tujuh ratus delapan belas) unit SPAH dengan desain
tertentu hmgga kedalaman 13 bmt (tiga belas batas muka air tanah)
di sisi barat dan timur lokasi rencana kegiatan dan kedalaman SPAH
6 bmt (enam batas muka air tanah) pada tengah lokasi kegiatan,
dan
c untuk menjaga batas interface air payau maka peletakan SPAH
pada selatan lokasi kegiatan sejajar gans pantai
30 Penurunan kuantitas air tanah akibat kegiatan konstruksi sisi
udara dengan caraa sebelum dilakukan pembuatan sumur bor,
terlebih
dahulu dilakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat,
b mengajukan permohonan surat eksplorasi air tanah ke Gerai P2D
DPUP ESDM Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sekaligus penyusunan
UKL- UPL khusus untuk kegiatan Pembuatan Sumur Bor Dalam (Deep
well),
c pengambilan air tanah dalam harus memiliki lzin SIPA yang
disertai uji pumping test dan pemasangan screen dengan kedalaman
>40 m
-
- 17 -
(lebih besar dan empat puluh meter) dan ketmggian muka tanah di
bawah lapis kedap air,
d pumping test (uji pemompaan) dilaksanakan selama 2 x 24 (dua
kali dua puluh empat) jam dengan debit tertentu, untuk mengetahui
sampai berapa jauh pengaruh pengambilan air terhadap sumur dangkal
disekitar,
e pemasangan screen di bawah lapis kedap air disesuaikan hasil
analisa disaksikan masyarakat dan Instansi berwenang yang
dilengkapi dengan Benta Acara,
f pemanfaatan air tanah dalam tidak lebih dan 50% (lima puluh
perseratus) kapasitas debit air tanah dalam yang telah
diketahui,
g pemanfaatan airtanah dalam semi tertekan diambil pada area
tapak kegiatan di satuan dataran fluviomann,
h pemenuhan kebutuhan air diambilkan dari sumur bor airtanah
dalam semi tertekan pada kedalaman 40-70 bmt (empat puluh sampai
dengan tujuh puluh batas muka air tanah),
l debit pemompaan pada satu sumur bor dilakukan dengan debit 1,9
1/detik (satu koma sembilan liter per detik) selama 8 (delapan) jam
/sehan untuk mengembalikan kondisi TMA,
j penempatan sumur bor airtanah dalam berada pada lokasi tapak
kegiatan kisaran penampang stratigrafi S12-S6,
k jarak sumur setidaknya 900 (sembilan ratus) meter dari sumur
permukiman warga
31 Gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan konstruksi sisi
udara dengan caraa mengelola dampak primer penurunan kualitas
udara parameter debu TSP, b memberikan sosialisasi penggunaan
alat pelmdung
din seperti masker kepada kaiyawan yang bekerja di lokasi
konstruksi, dan
c bekerja sama dengan Puskesmas untuk melakukan penyuluhan
tentang ventilasi rumah yang sesuai, pola hidup sehat dan rumah
sehat, penanaman vegetasi yang sesuai untuk mencegah debu
32 Penmgkatan surface run off akibat kegiatan konstruksi sarana
penunjang dengan caraa pembuatan saluran dramase terpadu dengan
kapasitas minimal 5 m3/detik (lima meter kubik per detik) di
seluruh areal proyek dan menghubungkan kedalam SPAH, di setiap
jarak 3 (tiga) - 5 (lima) meter sepanjang saluran dramase agar air
hujan dapat seluruhnya tertampung dan meresap ke dalam SPAH,
dan
b membuat SPAH untuk setiap perkerasan lahan seluas 60 m2 (enam
puluh meter persegi) sehingga diperlukan sebanyak 2 286 (dua nbu
dua ratus delapan puluh enam) unit SPAH dengan desam
-
- 18 -
tertentu hmgga kedalaman 13 bmt (tiga belas batas muka air
tanah) di sisi barat dan timur lokasi rencana kegiatan dan
kedalaman SPAH 6 bmt (enam batas muka air tanah) pada tengah lokasi
kegiatan
33 Pemngkatan kesempatan kerja akibat kegiatankonstruksi sarana
penunjang dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa Pura I
(Persero)
dan mitra kerjanya terhadap penduduk usia kerja di sekitar
lokasi bandara, khususnya di 5 (lima) desa terdampak langsung
pembangunan bandara dan desa sekitar lokasi bandara dengan batas
minimal tenaga kerja yang ditenma sebanyak 20 % (dua puluh
perseratus) dan total kebutuhan tenaga kerja dengan
mempertimbangkan kualifikasmya,
b membenkan mformasi secara transparan kepada warga tentang
jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui wakil
masyarakat, papan pengumuman dan atau disampaikan pada saat ada
pertemuan warga,
c memasang pengumuman tentang mformasi lowongan kerja yang
dipasang di kantor desa terdampak langsung dan desa-desa sekitarnya
serta Kecamatan, meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan,
spesifikasi, waktu dan tempat pendaftaran, tempat dan tanggal
proses seleksi, tanggal dan tempat pengumuman tenaga kerja yang
ditenma, dan
d ada pelatihan sebelum tenaga kerja tersebut beroperasi agar
ada pemngkatan SDM
34 Pemngkatan peluang berusaha akibat kegiatanpenenmaan tenaga
kerja tahap operasi dengan caraa fasilitasi dan PT Angkasa Pura I
(Persero) kepada
warga secara perorangan maupun kelompok dalam usaha ekonomi
produktif agar dapat berkontnbusi dalam tahap konstruksi sisi darat
bandara, misalnya sebagai suplier material, jasa transport,
catering, dan lam-lam,
b pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan usaha perdagangan dan jasa
dengan prioritas bagi penduduk lokal dan 5 (lima) desa terdampak
langsung pembangunan bandara serta desadesa sekitarnya yang
dikembangkan secara partisipatif (misalnya pembmaan usaha kecil
dengan dana bergulir, kredit lunak, pendampingan usaha, dan
lam-lain), dan
c mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal (koperasi)
dan pengusaha lokal dalam usaha penyediaan jasa penyediaan rumah
kontrakan/pondokan dan catering bagi pekerja pada kegiatan
konstruksi sisi darat
35 Pemngkatan pendapatan akibat kegiatan penenmaantenaga kerja
tahap operasi dengan cara
-
- 19 -
a mengutamakan tenaga kerja operasi bandara dan masyarakat yang
terkena dampak di sekitar wilayah operasi bandara minimal 20% (dua
puluh perseratus) dari total kebutuhan tenaga kerja yang
disesuaikan dengan kualifikasmya,
b memngkatkan jalman kemitraan antara PT Angkasa Pura I
(Persero) dengan pemermtah desa sekitar operasional bandara untuk
mempermudah penyampaian mformasi adanya peluang usaha yang dapat
dimanfaatkan oleh warga sekitar, dan
c keikutsertaan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam usaha
pemberdayaan masyarakat untuk mempertahankan dan
memngkatkankesejahteraan warga yang ada di sekitar wilayah operasi
bandara
36 Penmgkatan limbah padat/sampah akibat kegiatan operasional
terminal penumpang dengan caraa penyediaan tempat sampah tertutup
dengan
kapasitas 240 1 (dua ratus empat puluh liter) untuk masmg-masmg
warna sesuai jems sampah di setiap gate terminal penumpang serta
masmg- masmg ruangan karyawan Petugas kebersihan yang bekerja
berdasarkan shift (pagi, siang dan malam),
b Memilah dan menyediakan tempat sampah dan mengelola sampah
dengan sistem 3R dengan menyediakan 3 (tiga) macam bak/tempat
sampah yang dibedakan untuk sampah organik, anorgamk dan limbah
B3,
c Melakukan program 3R sampah domestik bekerjasama dengan
penduduk sekitar, seperti pengomposan sampah dan kompos yang
dihasilkan digunakan untuk pemupukan tanaman green belt,
d Membuat TPS (tempat penampungan sampah sementara) dengan
kapasitas 10 m3 (sepuluh meter kubik) sebanyak 2 (dua) buah,
sebelum diangkut oleh petugas pengangkut sampah,
e Bekerjasama dengan instansi terkait pembuangan sampah
37 Penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional
terminal penumpang dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa Pura
I (Persero)
dan mitra kerjanya untuk mempnoritaskan (minimal menenma 20%
(dua puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-desa sekitar
lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung
pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan operasional
terminal penumpang sesuai kualifikasi kerja yang
dipersyaratkan,
b melakukan pelatihan di bidang keterampilan dan keahlian yang
sesuai dengan bidang kerja untuk operasional, dan
-
- 20 -
c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga
tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui
papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kan tor Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada
pertemuan warga
38 Penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan operasional
terminal penumpang dengan caraa pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan
usaha
perdagangan dan jasa dengan pnontas bagi penduduk lokal dan 5
(lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara serta desadesa
sekitarnya yang bukan usia produktif melal ui program CSR PT
Angkasa Pura I (Persero) yang dikembangkan secara partisipatif
(misalnya pembmaan usaha kecil dengan dana bergulir, pendampmgan
usaha, dan lam-lain),
b mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal (koperasi)
dan pengusaha lokal dalam mengembangkan produk lokal dan usaha
penyediaan jasa kontrakan/pondokan dan catering bagi pekerja pada
kegiatan operasional terminal penumpang, dan
c Fasilitasi pengelola bandara dengan memberikan ruang (outlet
khusus) untuk ruang pamer dan dagang hasil produk lokal yang
dikelola oleh masyarakat dalam bentuk koperasi usaha bersama
39 Penmgkatan pendapatan akibat kegiatan operasional terminal
penumpang dengan caraa mengutamakan penenmaan tenaga kerja dan
masyarakat disekitar tapak proyek khususnya di 5 (lima) desa
terdampak langsung pembangunan bandara,
b menciptakan jalman kemitraan antara PT Angkasa Pura I
(Persero) dengan pemenntah desa sekitar untuk mempermudah
penyampaian mformasi adanya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan
oleh warga sekitar, dan
c keikutsertaan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam bidang
pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar dengan pendampmgan ekonomi
dan bimbmgan tekms dengan melibatkan LSM/Akademisi dalam
pelaksanaannya
40 Penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional
terminal kargo dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa Pura I
(Persero)
dan mitra kerjanya untuk memprioritaskan (minimal menenma 20%
(dua puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-desa sekitar
lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung
pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan operasional
terminal kargo sesuai kualifikasi kerja yang dipersyaratkan,
-
- 21 -
b melakukan pelatihan di bidang ketrampilan dan keahlian yang
sesuai untuk menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada
operasional terminal kargo, dan
c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga
tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui
papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan
warga
41 Penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan operasional
terminal kargo dengan caraa pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan
usaha
perdagangan dan jasa dengan pnontas bagi penduduk lokal dan 5
(lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara serta desadesa
sekitarnya yang bukan usia produktif melalui program CSR PT Angkasa
Pura I (Persero) yang dikembangkan secara partisipatif (misalnya
pembmaan usaha kecil dengan dana bergulir, pendampmgan usaha, dan
lam-lain), dan
b fasilitasi pengelola terminal kargo (di bagian pergudangan)
dengan membenkan ruang (outlet khusus) untuk toko dan rumah makan
yang dikelola oleh masyarakat dalam bentuk koperasi usaha
bersama
42 Penmgkatan pendapatan akibat operasional terminal kargo
dengan caraa mengutamakan penenmaan tenaga kerja
konstruksi dari masyarakat yang terkena dampak disekitar tapak
proyek khususnya di 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan
bandara,
b menciptakan jalman kemitraan antara PT Angkasa Pura I
(Persero) dengan pemermtah desa sekitar untuk mempermudah
penyampaian mformasi adanya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan
oleh warga sekitar, dan
c keikutsertaan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam bidang
pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar dengan pendampmgan ekonomi
dan bimbmgan tekms dengan melibatkan LSM/Akademisi dalam
pelaksanaannya
43 Penurunan kualitas udara akibat kegiatanoperasional jalan
masuk-keluar bandara dengan cara a menanam dan merawat tanaman
penyerap emisi
(misalnya glodogan tiang, palem raja, tanjung, cemara kipas, dan
lam-lam) disekitar jalan akses masuk keluar bandara terutama
disekitar jalan yang berdekatan dengan pemukiman, dan
b RTH minimal 30% (tiga puluh perseratus) dan luas lahan bandara
udara
44 Penmgkatan intensitas kebisingan dan kegiatan operasional
jalan masuk-keluar bandara dengan cara menanam dan merawat tanaman
peredam kebisingan
-
- 22 -
(misalnya bambu jepang) disekitar jalan masuk- keluar bandara
terutama di sekitar jalan yang berdekatan dengan pemukiman
45 Gangguan lalu lintas akibat kegiatan oeprasional jalan
masuk-keluar bandara dengan caraa menggunakan Alat Pengatur Isyarat
Lalu Lintas di
pertemuan jalan antara jalan akses masuk dan keluar bandara
dengan Jalan Nasional Ruas Karang Nongko - Toyan, dan
b pemasangan rambu dilarang parkir di tepi Jalan Nasional ruas
Karang Nongko - Toyan
46 Gangguan keselamatan lalu lintas akibat kegiatan operasional
jalan masuk-keluar bandara dengan cara a pemasangan rambu batas
kecepatan 60 km/jam
(enam puluh kilometer per jam), b pemasangan rambu penngatan
Hati-Hati, c pemasangan rambu penngatan banyak lalu lintas
pejalan kaki menggunakan fasilitas penyeberangan, dan
d pemasangan rambu penngatan tikungan atau tikungan tajam yang
arahnya mengikuti geometnk jalan
47 Gangguan kesehatan masyarakat akibat operasional jalan
masuk-keluar bandara dengan caraa penanaman tanaman penyerap emisi
disekitar
jalan akses masuk keluar bandara, b ruang terbuka hyau minimal
30% (tiga puluh
perseratus) dan luas lahan bandara udara, c mengurangi fasilitas
yang menghasikan emisi
pencemaran udara,d menyediakan dan mewajibkan kepada
masyarakat
yang menjadi tenaga kerja saat operasional jalan masuk-keluar
bandara dan parkir untukmenggunakan masker dust, dan
e bekerja sama dengan Puskesmas untukmelakukan penyuluhan
tentang ventilasi rumah yang sesuai, bentuk pagar yang sesuai, pola
hidup sehat dan rumah sehat, penanaman vegetasi yang sesuai untuk
mencegah debu
48 Penmgkatan keanekaragaman flora akibat kegiatan operasional
parkir dan ruang terbuka hyau dengan caraa RTH pada sisi darat
1) RTH jalan dan area parkir ditanami kepel (tanaman identitas
Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dan jems lam seperti tanjung,
sawo kecik, mahom dan lam-lam, dan
2) Penanaman pohon selain untuk keindahan juga sebagai penyerap
polutan udara dan peredam kebismgan, dan sebagai cin khas dan
budaya Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta seperti kepel, tanjung,
kemumng, asam jawa, sawo kecik dan lam-lam,
b RTH untuk fasilitas sisi udara Jems tanaman untuk sisi udara
ditanam jems tanaman yang
-
- 23 -
tidak tmggi, tidak berbunga dan berbuah49 Penmgkatan kesempatan
kerja akibat kegiatan
operasional parkir dan ruang terbuka hijau dengan caraa adanya
komitmen dari PT Angkasa Pura I
(Persero) dan mitra kerjanya untuk memprioritaskan (minimal
menenma 20% (dua puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-
desa sekitar lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak
langsung pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan
operasional parkir dan ruang terbuka hijau sesuai kualifikasi kerja
yang dipersyaratkan,
b melakukan pelatihan yang sesuai di bidang ketrampilan dan
keahlian serta kewirausahaan untuk menyiapkan tenaga kerja yang
dibutuhkan pada operasional parkir dan ruang terbuka hijau dan
penmgkatan ekonomi masyarakat sekitar (sebagai suplier tanaman di
RTH), dan
c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga
tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui
papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kan tor Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada
pertemuan warga
50 Penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan operasional
parkir dan ruang terbuka hijau dengan caraa pembmaan terhadap
kegiatan-kegiatan usaha
perdagangan dan jasa dengan pnontas bagi penduduk lokal dan 5
(lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara serta desadesa
sekitarnya yang bukan usia produktif melalui program CSR PT Angkasa
Pura I (Persero yang dikembangkan secara partisipatif (misalnya
penyedia bibit tanaman, pupuk orgamk, obat tanaman orgamk, dan
lam-lain), dan
b fasilitasi pengelola bandara dengan membenkan fasilitasi
kepada lembaga ekonomi masyarakat (koperasi) untuk mengelola parkir
dan RTH di kawasan bandara
51 Penmgkatan pendapatan akibat kegiatan operasional parkir dan
ruang terbuka hijau dengan caraa mengutamakan penenmaan tenaga
kerja dan
masyarakat yang terkena dampak disekitar tapak proyek khususnya
di 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara (sebagai
petugas parkir, perawat tanaman, kebersihan, dan lam- lam), dan
b menciptakan jalinan kemitraan antara PT Angkasa Pura I
(Persero dengan pemermtah desa sekitar untuk mempermudah
penyampaian mformasi adanya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan
oleh warga sekitar
-
- 24 -
52 Timbulan limbah B3 akibat kegiatan operasional DPPU (depot
pengisian bahan bakar) dengan caraa menyediakan tempat penyimpanan
limbah B3
berizm sesuai dengan peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun,
b dilakukan mventansasi jems dan jumlah LB3 dan operasional
DPPU,
c penyimpanan limbah B3 maksimum 180 (seratus delapan puluh) han
untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dan 50 kg/han (lima puluh
kilogram per han) untuk LB3 kategon 1 dan 365 (tiga ratus enam
puluh lima) hari untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dan 50
kg/hari (lima puluh kilogram per han) untuk LB3 katagon 2 sumber
tidak spesiflk di dalam logbook TPS Limbah B3 dan pengecekan neraca
limbah B3 di kantor PT Angkasa Pura I (Persero) sesuai dengan
Peraturan Pemermtah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun,
d memiliki sistem tanggap darurat dalam penanganan Limbah B3
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dan
e bekerjasama dengan pihak ketiga yang mempunyai rekomendasi
untuk melakukan pengangkutan dan pengelolaan limbah B3
53 Pemngkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional
admimstrasi perkantoran dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa
Pura I (Persero)
dan mitra kerjanya untuk mempnontaskan (minimal menenma 40%
(empat puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-desa sekitar
lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung
pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan operasional
admimstrasi perkantoran sesuai kualifikasi kerja yang
dipersyaratkan,
b melakukan pelatihan di bidang admimstrasi perkantoran untuk
menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada operasional
admimstrasi perkantoran, dan
c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga
tentang jumlah dan spesiflkasi tenaga kerja yang diperlukan melalui
papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan
warga
54 Penurunan kualitas air sungai akibat kegiatan operasional
fasilitas pengelolaan air limbah/STP dengan cara
-
- 25 -
a menerapkan peraturan bagi pekerja konstruksi agar tidak
membuang hajat dan sampah sembarangan,
b membuat peraturan (Tata Tertib) untuk menjaga kebersihan areal
pematangan lahan dan memberi sangsi tegas (admimstratif atau
pemberhentian kerja) bagi yang melanggar,
c melarang para pekerja pematangan lahan melakukan aktivitas
domestik di sungai,
d membuat sumur samtan dan MCK sederhana (sementara) selama
proses pematangan lahan berlangsung,
e menjaga kebersihan areal proyek, f menyediakan wadah/tempat
khusus TPS untuk
mengumpulkan sampah domestik dan sisa bahan material,
g memasang papan imbauan “JAGALAH KEBERSIHAN” dan “DILARANG
BUANG SAMPAH,
h memimmalisasi sedimen yang masuk ke dalam aliran sungai,
dengan merelokasi bahan material dan sisa galian tanah ke lokasi
yang tidak berdekatan dengan sungai,
1 tidak membuang sisa bahan material ke aliran sungai,
j relokasi sisa tanah galian dilakukan pengangkutan pada lokasi
pembuangan sementara (Stock pile) dan lokasi pembuangan tanah tetap
(Spoil bank), dan
k dipilih tanah bekas galian yang kurang baik atau kelebihan dan
timbunan, bertujuan menambah stabilitas lereng di sekitar
lokasi
55 Gangguan biota air akibat kegiatan operasional fasilitas
pengelolaan air limbah/STP dengan cara Pengoperasian fasilitas
pengelolaan air limbah (STP) seperti yang direncanakan dilakukan
secara benar Selam dilakukan operasional STP, juga dilakukan
pemeliharaan dan perawatan mstatasi sehmgga air yang keluar dari I
PAL sudah memenuhi baku mutu air dan tidak mengganggu biota
perairan Sungai Serang
56 Penurunan kualitas udara akibat kegiatan operasional
kendaraan GSE dan pesawat pada apron dengan caraa penanaman green
belt/ green barrier, b menggunakan peralatan GSE yang
tersertifikasi
dan OTBAN (Otontas Bandara), c pembatasan usia kendaraan GSE
tidak boleh
melebihi 10 (sepuluh) tahun, dan d uji emisi kendaraan GSE
setiap setahun sekali
57 Penmgkatan intensitas kebisingan akibat kegiatan operasional
kendaraan GSE dan pesawat pada apron dengan caraa menggunakan
peralatan GSE yang tersertifikasi
dan OTBAN (Otontas Bandara),
-
- 26 -
b pembatasan usia kendaraan GSE tidak boleh melebihi 10
(sepuluh) tahun,
c uji kendaraan GSE setiap setahun sekali58 Penmgkatan
kesempatan kerja akibat kegiatan
operasional kendaraan GSE dan pesawat pada apron dengan caraa
adanya komitmen dan PT Angkasa Pura I (Persero)
dan mitra kerjanya untuk memprioritaskan (minimal menenma 10%
(sepuluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-desa sekitar
lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung
pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan operasional
landas parkir (apron) sesuai kualifikasi kerja yang
dipersyaratkan,
b melakukan pelatihan di bidang ketrampilan dan keahlian yang
sesuai untuk menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada
operasional landas parkir (apron), dan
c membenkan informasi secara terbuka dan transparan kepada warga
tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui
papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kantor Dmas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan
warga
59 Penurunan kualitas udara akibat kegiatan operasional runway
dengan cara Penanaman pohon penyerap polutan udara, (misalnya
glodogan tiang, palem raja, tanjung, cemara kipas, dan lam-lam)
60 Penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan operasional
runway dengan caraa melakukan penmgkatan penghijauan sebagai
sound barrier, (misalnya glodogan tiang, palem raja, tanjung,
cemara kipas, dan lam-lam),
b penggunaan pesawat terbang yang diakomodir rendah
kebisingannya (senyap), dan
c bangunan gedung sekitar Bandara harus memakai peredam
suara
61 Gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan operasional
runway dengan caraa penggunaan pesawat terbang yang diakomodir
rendah kebisingannya (senyap), b bangunan gedung sekitar Bandara
harus memakai
peredam suara, danc menanam dan merawat tanaman-tanaman yang
dapat mengurangi kebismgan62 Penmgkatan mtensitas kebismgan
akibat kegiatan
operasional perbengkelan (workshop) GSE dengan caraa menaman dan
merawat tanaman penyerap
kebismgan (misalnya glodogan tiang, palem raja, tanjung, cemara
kipas, dan lam-lain) disekitar area perbengkelan terutama disekitar
area yang berdekatan dengan pemukiman, dan
-
- 27 -
b kegiatan perbengkelan GSE dilakukan didalam gedung
perbengkelan
63 Peningkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional
perbengkelan (workshop) GSE dengan caraa adanya komitmen dan PT
Angkasa Pura I (Persero
dan mitra kerjanya untuk memprioritaskan (minimal menenma 10%
(sepuluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-desa sekitar
lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung
pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan operasional
fasilitas perbengkelan (workshop) sesuai kualifikasi kerja yang
dipersyaratkan,
b melakukan pelatihan melalui koperasi atau lembaga lam di
bidang ketrampilan dan keahlian yang sesuai untuk menyiapkan tenaga
kerja yang dibutuhkan pada operasional fasilitas perbengkelan
(workshop), dan
c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga
tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui
papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kantor Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan
warga
64 Penurunan kuantitas air tanah akibat kegiatan operasional
penyediaan air bersih dengan caraa sebelum dilakukan pembuatan
sumur bor, terlebih
dahulu dilakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat,
b mengajukan permohonan surat eksplorasi air tanah ke Gerai P2D
DPUP ESDM Prov Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sekaligus
penyusunan UKL-UPL khusus untuk kegiatan Pembuatan Sumur Bor Dalam
(Deep well),
c pengambilan air tanah dalam harus memiliki lzm SIPA yang
disertai uji pumping test dan pemasangan screen dengan kedalaman 5
(lima) - 50 m (lima puluh meter) dan ketmggian muka tanah di bawah
lapis kedap air,
d pumping test (uji pemompaan) dilaksanakan selama 2 x 24 (dua
kali dua puluh empat) jam dengan debit tertentu, untuk mengetahui
sampai berapa jauh pengaruh pengambilan air terhadap sumur dangkal
disekitar,
e pemasangan screen di bawah lapis kedap air disesuaikan hasil
analisa disaksikan masyarakat dan Instansi berwenang yang
dilengkapi dengan Benta Acara,
f pemanfaatan air tanah dalam tidak lebih dan 50% (lima puluh
perseratus) kapasitas debit air tanah dalam yang telah
diketahui,
-
- 28 -
KELIMA
g pemanfaatan air tanah dalam semi tertekan | diambil pada area
tapak kegiatan di satuan gumuk
pasir,h pemenuhan kebutuhan air diambilkan dari sumur
bor airtanah dalam semi tertekan pada kedalaman 5-50 bmt (lima
sampai dengan lima puluh batas muka air tanah),
j 1 debit pemompaan pada empat sumur bordilakukan dengan debit
12 1/detik (dua belas liter per detik) selama 12 (dua belas) jam
/sehan untuk mengembalikan kondisi TMA,
j penempatan sumur bor airtanah dalam berada pada lokasi tapak
kegiatan kisaran Penampang Stratigrafi S18-S19-S20-S31, dan
k jarak sumur setidaknya 1100 m (senbu seratus meter) dari sumur
permukiman warga
65 Penurunan kualitas udara akibat kegiatanj operasional
msmerator dengan cara
a proses incinerator menggunakan watersrubber, b melakukan
perawatan terhadap mstalasi
incinerator, danc efisiensi pembakaran optimum
66 Gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatanj operasional
msmerator dengan cara
a mengurangi kegiatan lam yang dapatmenghasilkan pencemaran
udara,
b menyediakan dan mewajibkan kepada masyarakat yang menjadi
tenaga kerja saat operasional mcenerator untuk menggunakan masker
dust,
c memilah dan menyediakan tempat limbah B31 padat maupun cair
yang akan diolah dalam
incinerator, dand bekerja sama dengan Puskesmas untuk
j melakukan penyuluhan tentang ventilasi rumahyang sesuai,
bentuk pagar yang sesuai, pola hidup sehat dan rumah sehat,
penanaman vegetasi yang sesuai untuk mencegah debu
Untuk melaksanakan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
Amar KEDUA, Penanggung Jawab Usaha
I dan/atau Kegiatan wajib memiliki1 Izm Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
berupaa Izm Tempat Penyimpanan Sementara Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan b Izm Pembuangan Limbah
Cair
I 2 Izm usaha dan/atau izm lainnya yang terkait dengan
kegiatannya
-
- 29 -
KEENAM K epu tusan ini m ulai berlaku pad a tanggal d ite
tapkan
D itetapkan di J a k a r ta pada tanggal 17 O ktober 2017
ai dengan aslinya D HUKUM,
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
SITI NURBAYA
ttd
Salm an K epu tusan mi d isam paikan Kepada Yth1 S ek re tan s
Je n d era l K em entenan Lm gkungan H idup dan K ehutanan ,2 D
irektur Je n d e ra l Planologi K ehu tanan dan T ata Lm gkungan,3
D irektur Je n d e ra l Penegakan H ukum Lm gkungan H idup d an K
ehutanan,4 G ubernu r D aerah Istim ew a Yogyakarta,5 B upati Kulon
Progo,6 Kepala D m as L m gkungan H idup Provmsi D aerah Istim ew a
Yogyakarta,7 Kepala D m as L m gkungan H idup K abupaten Kulon
Progo,8 Kepala P u sa t Pengendalian Pem bangunan Ekoregion Jaw a,
K em entenan
Lm gkungan H idup d an K ehutanan ,9 D irektur Tekm k PT A
ngkasa Pura I (Persero)