Top Banner
Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015 - 2019 DIREKTORAT PERBENIHAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017
86

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Jan 16, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)

DIREKTORAT PERBENIHAN

TANAMAN PANGAN

TAHUN 2015 - 2019

DIREKTORAT PERBENIHAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2017

Page 2: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan

Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata

Cara penyusunan Rencana pembangunan Nasional, bahwa

Pimpinan Kementerian/Lembaga menyiapkan Rencana

Strategis (Renstra) Kementerian Lembaga sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman kepada

RPJMN Tahun 2015-2019.

Sehubungan hal di atas, mengacu kepada Rencana Strategis

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 (Edisi

Revisi) dan Keputusan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.110/8/2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbenihan menyusun

Rencana Strategis Direktorat Perbenihan yang merupakan

penjabaran dari visi dan misi Direktorat Perbenihan dalam

rangka pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan.

Diharapkan dokumen ini dapat menjadi panduan dan acuan

dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Direktorat

Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019.

Jakarta, Januari 2017

i

Page 3: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ........................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................... viii

I. PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1. Kondisi Umum Perbenihan Saat ini ....................... 3

1.2. Capaian Kegiatan 2009-2014 ................................. 4

a. Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih.......... 4

b. Penyebaran Varietas ............................................23

c. Kelembagaan Perbenihan ...................................27

1.3. Potensi, Permasalahan dan Tantangan ..............52

a. Potensi ...................................................................52

b. Permasalahan ........................................................55

c. Tantangan .............................................................56

II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN ..............................34

2.1. Visi ...........................................................................34

2.2. Misi ..........................................................................34

2.3. Tujuan ......................................................................34

2.4. Sasaran ....................................................................34

ii

Page 4: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

III. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA

REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN ...........59

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi ...................................59

3.2. Kerangka Regulasi.....................................................59

3.3. Kerangka Kelembagaan ...........................................60

IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN...64

4.1. Target Kinerja ...............................................................64

4.2. Kegiatan 2015-2019 ....................................................71

PENUTUP .....................................................................................77

LAMPIRAN .....................................................................................78

iii

i

Page 5: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Realisasi Penggunaan Benih Padi, Jagung,

Kedelaidan Palawija Lainnya Tahun 2010-

2014............. ................................................................... 4

Tabel 2. Target dan Realisasi Produksi Benih Padi Tahun

2010-2014............. .....................................................12

Tabel 3. Target dan Realisasi Produksi Benih JagungTahun

2010-2014.............................................................13

Tabel 4. Target dan Realisasi Produksi Benih Kedelai Tahun

2009-2014.............................................................13

Tabel 5. Target dan Realisasi Produksi Benih Kacang Tanah

2010-2014 .........................................................14

Tabel 6. Target dan Realisasi Produksi Benih Kacang Hijau

2010-2014 .........................................................14

Tabel 7. Realisasi Luas Areal Sertifikasi BD, BP, BR dan

Hibrida Pada Tahun 2010-2014............. ................17

Tabel 8. Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat

Terhadap Luas Tanam Tahun 2010-2014..........19

Tabel 9. Kontribusi Bantuan Pemerintah Terhadap

Penggunaan Benih Padi Varietas Unggul

Bersertifikat Tahun 2010-2014............. .................20

iv

Page 6: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 10. Kontribusi Bantuan Pemerintah Terhadap

Penggunaan Benih Jagung Varietas Unggul

Bersertifikat Tahun 2010-2014............. .................21

Tabel 11. Kontribusi Bantuan Pemerintah Terhadap

Penggunaan Benih Kedelai Varietas Unggul

Bersertifikat Tahun 2010-2014............. .................22

Tabel 12. Jumlah Varietas Tanaman Pangan Yang

DilepasTahun 2009-2014.....................................23

Tabel 13. Jumlah Varietas Yang Dilepas dan Potensi Hasil

Rata-Rata Padi Hibrida Tahun 2010-2014........... 24

Tabel 14. Realisasi Penyebaran Varietas Padi Tahun Tahun

2010-2014............ ......................................................26

Tabel 15. Realisasi Penyebaran Varietas Jagung Tahun

2010-2014........................................................... 26

Tabel 16. Realisasi Penyebaran Varietas Kedelai Tahun

2010-2014........................................................... 26

Tabel 17. Perkembangan Penerapan Akreditasi Laboratorium

Benih pada Balai Pengawasan dan Sertifikasi

Benih Yang Terakreditasi Oleh KAN…………......38

Tabel 18. Kebutuhan dan Jumlah PBT Tahun 2014.............22

Tabel 19. Rekapitulasi Produsen Benih Tanaman

Pangan per Provinsi Tahun 2014............. .........24

Tabel 20. Rekapitulasi Pengedar Benih Tanaman

Pangan per Provinsi Tahun 2014............. .........48

v

Page 7: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 21. Sasaran Peningkatan Penggunaan Benih Unggul

Bersertifikat Padi, Jagung dan Kedelai Pada Tahun

2010-2014............. .....................................................64

Tabel 22. Rencana Perbanyakan Benih Padi (BS-BD), (BD-

BP) Tahun 2015-2019..............................................66

Tabel 23. Rencana Perbanyakan Benih Jagung (BS-BD), (BD-

BP) Tahun 2015-2019..............................................66

Tabel 24. Rencana Perbanyakan Benih Kedelai (BS-BD), (BD-

BP) Tahun 2015-2019..............................................66

Tabel 25. Rencana Perbanyakan Benih Kacang Tanah (BS-

BD), (BD-BP) Tahun 2015-2019............. ...............67

Tabel 26. Rencana Perbanyakan Benih Kacang Hijau (BS-

BD), (BD-BP) Tahun 2015-2019............. ...............67

Tabel 27. Ketersediaan benih padi, jagung dan kedelai Tahun

2015-2019 ........... ......................................................69

Tabel 28. Usulan PBT di Instansi Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih TPH (BPSBTPH) Provinsi Tahun

2015-2019............. .....................................................71

Tabel 29. Kegiatan Direktorat Perbenihan Tahun 2015-

2019......................................................................71

Tabel 30. Proyeksi Produksi Benih Padi Tahun 2015-2019.72

Tabel 31. Proyeksi Produksi Benih Jagung

Tahun 2015-2019 .......................................................72

Tabel 32. Proyeksi Produksi Benih Kedelai Tahun 2015-2019

......................................................................................73

Tabel 33. Proyeksi Produksi Benih Kacang Tanah Tahun

2015-2019 ...................................................................73

vi

Page 8: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 34. Proyeksi Produksi Benih Kacang Hijau Tahun

2015-2019 ...................................................................73

Tabel 35. Alokasi Desa Mandiri Benih Tahun 2015-2019....75

Tabel 36. Sasaran Sertifikasi Benih (Padi, Jagung, Kedelai,

Kacang Tanah dan Kacang Hijau

Tahun 2015-2019 .......................................................76

vii

Page 9: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar1. Bagan Alur Produksi Benih Non Hibrida ................. 4

Gambar2. Bagan Alur Produksi Benih Hibrida.......................... 4

viii

Page 10: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

1 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

BAB I

PENDAHULUAN

Terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan

Undang-Undang Dasar 1945, merupakan tujuan akhir dari

pembangunan nasional. Sektor pertanian merupakan bagian dari

komponen pembangunan nasional yang harus dikelola sebaik

mungkin dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Sedangkan

pembangunan sektor pertanian meliputi salah satunya

pembangunan sub sektor tanaman pangan. Pembangunan sub

sektor tanaman pangan erat kaitannya dengan ekplorasi

sumberdaya alam nabati yang jenisnya beranekaragam dan

optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana serta sumberdaya

manusia yang dimiliki dengan memperhatikan keseimbangan

lingkungan.

Tatakelola pembangunan tanaman pangan hendaknya mengacu

pada Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman. Berdasarkan Undang-Undang tersebut benih

merupakan komponen utama dalam penyelenggaraan budidaya

tanaman. Oleh karena itu pengelolaan sistem penyediaan benih

harus dilaksanakan secara baik dengan memperhatikan aspek-

aspek lingkungan strategis.

Benih tanaman sebagai sarana produksi utama dalam budidaya

tanaman perlu dijaga mutunya, sehingga mampu menghasilkan

produk dan mutu hasil sebagaimana yang diharapkan. Oleh

karena itu perlu diselenggarakan kegiatan yang bertujuan

pelestarian, pengembangan sumber-sumber plasma nutfah,

pemuliaan, optimalisasi prasarana dan sarana produksi benih,

pengawasan dan sertifikiasi benih, pengembangan kelembagaan,

Page 11: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

2 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

dan peningkatan sumberdaya manusia perbenihan. Disamping itu

penataan alur distribusi dan sosialisasi penggunaan benih varietas

unggul bersertfikat juga merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan

begitu saja, dan harus di kawal secara terus menerus.

Pengelolaan sistim perbenihan dari berbagai aspek mulai dari hulu

sampai hilir adalah pengembangan sebuah sistem yang terkait

erat dengan upaya menjadikan usaha perbenihan sebagai sebuah

industri yang akan mendatangkan banyak keuntungan bagi para

pelakunya.

Industri perbenihan nasional merupakan salah satu industri hulu di

sektor pertanian praproduksi, yang berperan sangat menentukan

keberhasilan sektor pertanian secara keseluruhan, termasuk

industri pasca panen, seperti industri pangan dan lain-lain. Yang

dimaksud dengan industri perbenihan swasta nasional adalah

seluruh kegiatan dalam menghasilkan benih unggul baru

berproduktivitas tinggi dan berkualitas tinggi dengan daya saing

tinggi, memperbanyaknya, mengedarkannya dan memasarkannya,

baik dalam satu kelembagaan usaha ataupun bagiannya, seperti:

penangkar benih dan lain-lain, yang memanfaatkan potensi

sumber daya hayati nasional secara bijak dan lestari.

Membangun industri perbenihan swasta nasional merupakan

upaya mendasar dalam pembangunan sektor pertanian

keseluruhan. Sebab benih varietas unggul bersertifikat merupakan

penentu batas atas produktivitas dan kualitas produk suatu usaha

tani, baik itu usaha tani besar maupun usaha tani kecil.

Membangun industri perbenihan swasta nasional merupakan

landasan yang baik bagi proses produksi dan industri pangan dan

industri lainnya yang berbasis produk pertanian.

Page 12: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

3 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Produk industri perbenihan swasta nasional yang unggul dan

berkualitas tinggi serta murah akan menjamin keuntungan dan

memperkecil resiko bagi petani produsen, baik itu dari usaha tani

kecil ataupun besar (komoditi pangan dan komoditi lainnya). Bagi

petani tanaman pangan penggunaan benih unggul yang spesifik

wilayah dari produk industri benih, akan memberikan jaminan

keuntungan bagi usaha taninya. Dengan demikian upaya tersebut

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para petani di desa-

desa, serta membantu mengentaskan kemiskinan di desa-desa.

Rencana Strategis Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan tahun 2015-2019 disusun dengan mengacu

Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun

2015-2019.

1.1 Kondisi Umum Perbenihan Tahun 2010-2014

Pengelolaan sistem penyediaan benih secara nasional

bertujuan meningkatkan dan menjaga stabilitas penggunaan

benih varietas unggul bersertifikat. Penggunaan benih unggul

bersertifikat yang diikuti dengan penerapan budidaya

tanaman secara tepat diyakini mampu memberikan kontribusi

dalam meningkatkan produktivitas dan produksi. Untuk

mendukung sasaran produksi tahun 2010-2014, realisasi

penggunaan benih varietas unggul bersertfikat bagi

komoditas utama tanaman pangan (padi, jagung, kedelai dan

palawija lainnya) sebagaimana pada tabel 1.

Page 13: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

4 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 1. Realisasi Penggunaan Benih Padi, Jagung, Kedelai

dan Palawija Lainnya Tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014

1 Padi 56,47 62,80 64,86 55,93 45,90

2 Jagung 65,43 68,12 69,36 61,20 48,82

3 Kedelai 59,26 61,40 63,22 37,97 27,94

4 Kacang Tanah - 10,78 1,42 2,67 1,08

5 Kacang Hijau - 0,11 0,37 0,08 0,14

Tahun (%)Jenis BenihNo

Selain target penggunaan benih unggul bersertifikat, maka

penyebaran varietas juga dapat dijadikan acuan dalam

pelaksanaan pengawasan dan peta penyebaran dalam

rangka pengawalan capaian produktivitas berdasarkan

potensi yang tertera pada deskripsi varietas. Varietas unggul

yang sudah dilepas dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga)

kategori yaitu: (1) varietas potensi tinggi, (2) varietas potensi

sedang, (3) varietas potensi rendah.

Dalam rangka kegiatan pengelolaan plasma nutfah,

pemuliaan, perlindungan varietas tanaman serta pendaftaran

dan pelepasan varietas, pemerintah memberikan fasi litas

bagi pengelola. Peranan swasta dalam pemuliaan masih

terbatas hanya pada komoditas tanaman komersial (terutama

hibrida).

1.2. Capaian Kegiatan TA 2010-2014

a. Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih

1) Produksi benih sumber dan benih sebar

Page 14: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

5 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

(a) Produksi Benih

Proses produksi benih mengacu pada Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 56/Permentan/

SR.110/11/2015 tentang Produksi, Sertifikasi, dan

Peredaran Benih Bina Tanaman Pangan dan

Tanaman Hijauan Pakan Ternak.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan benih untuk

petani maupun stake holder yang bergerak di

tingkat usahatani (on farm), produksi benih

merupakan suatu tahapan untuk memperbanyak

benih dalam rangka menghasilkan benih varietas

unggul bersertifikat. Berdasarkan fungsi dan cara

memproduksinya, maka benih dibedakan atas

benih inti (Nucleous Seed), Benih Sumber dan

Benih Sebar. Benih Sumber terdiri dari tiga kelas

yaitu Benih Penjenis/Breeder Seed (BS) dengan

label berwarna kuning, Benih Dasar/Foundation

Seed (BD/FS) dengan label berwarna putih,

Benih Pokok/Stock Seed (BP/SS) dengan label

berwarna ungu, dan Benih Sebar/Extention Seed

(BR/ES) dengan label berwarna biru.

Pada umumnya benih-benih inbrida yang

merupakan varietas publik (public variety)

diproduksi secara bertahap yang diawali dengan

penyediaan Benih Penjenis, selanjutnya Benih

Dasar, Benih Pokok, sampai dengan Benih

Sebar. Untuk meningkatkan penyediaan benih

sumber dan benih sebar sesuai rencana

Page 15: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

6 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

kebutuhan maka dilakukan pembinaan setiap alur

perbanyakan/ produksi benih tersebut sebagai

berikut :

- Penyediaan Benih Penjenis/Breeder Seed

(BS), dilakukan di lembaga

penelitian/pemuliaan tanaman, baik lembaga

pemerintah seperti Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian (Balitbang

Pertanian), Badan Tenaga Atom Nasional

(Batan), Perguruan Tinggi, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) maupun

lembaga swasta. Lembaga pemulia harus

menghasilkan varietas BS sesuai permintaan

petani untuk selanjutnya diperbanyak menjadi

Benih Dasar (FS) oleh Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) seperti Balai Benih Provinsi.

Oleh karena itu, setiap tahun dilakukan

koordinasi penyusunan kebutuhan varietas

antar lembaga pemulia dan Dinas Pertanian

Provinsi. BS diproduksi di bawah pengawasan

pemulia tanaman.

- Penyediaan Benih Dasar (BD)/Foundation

Seed (FS) dilakukan di UPTD (Balai Benih

Provinsi) dengan memperbanyak BS yang

diperoleh dari lembaga pemulia. Melalui

dukungan dana pemerintah jumlah varietas

dan luas areal penangkaran FS ditingkatkan

sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Page 16: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

7 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

- Selanjutnya FS diperbanyak menjadi Benih

Pokok/ Stock Seed (SS). SS dapat

diperbanyak di UPTD Balai Benih Provinsi

maupun Kabupaten Kota. Namun saat ini

karena sering penyediaannya oleh beberapa

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tidak

konsisten, maka sebagian BP juga diperbanyak

oleh Balai Benih Induk (BBI) Provinsi dan

perusahaan benih BUMN/swasta yang telah

mampu. Bahkan saat ini beberapa produsen

benih di pulau Jawa juga memproduksi SS

karena banyak permintaan oleh petani untuk

ditanam dengan alasan mutunya lebih baik dari

Benih Sebar/Extention Seed (ES). Padahal

secara teknis, SS dan ES merupakan alur

perbanyakan benih dengan standar mutu benih

yang sama.

- Penyediaan Benih Sebar(BR)/Extention Seed

(ES) dilakukan oleh produsen BUMN/Swasta.

Produksi BR ditingkatkan dengan memotivasi

dan memberdayakan produsen/penangkar

benih.

Page 17: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

8 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Alur produksi/perbanyakan benih inbrida tersaji pada

Gambar 2.

Gambar 1. Bagan Alur Produksi Benih Inbrida

Benih Penjenis

(Breeder Seed/BS)

Benih Dasar/BD

(Foundation Seed/FS)

Benih Pokok/BP

(Stock Seed/SS)

Benih Sebar/BR

(Extention Seed/ES)

Warna label kuning Diproduksi oleh

Pemulia Tanaman (Lembaga

penyelenggara

Pemuliaan Tanaman)

Warna label putih Diproduksi oleh Balai

Benih Provinsi

Warna label ungu Diproduksi oleh

Instalasi Balai Benih Provinsi/Balai Benih Kabupaten/Produsen Benih (BUMN/Swasta)

Warna label biru Diproduksi oleh

produsen benih (BUMN/Swasta/petani

/penangkar)

Page 18: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

9 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Untuk produksi benih varietas-varietas hibrida yang

merupakan commercial variety, saat ini masih

dilakukan oleh industri-industri benih yang memiliki

SDM, sarana-prasarana dan modal yang memadai

serta akses pasar yang cukup bagus. Diharapkan di

masa yang akan datang benih hibrida dapat pula

diproduksi oleh petani penangkar. Varietas hibrida

yang diproduksi oleh lembaga pemerintah harus

menjadi public variety yang dapat diproduksi oleh

semua produsen/penangkar benih.

Produksi benih jagung hibrida telah dapat memenuhi

kebutuhan dalam negeri, bahkan hingga dapat

diekspor. Namun demikian, impor benih jagung hibrida

masih ada dalam volume yang kecil sebagai alat

promosi bagi varietas yang baru dilepas yang tetuanya

berasal dari introduksi luar negeri.

Pada benih padi hibrida, sebagian benih masih diimpor

dari luar negeri. Hal ini dikarenakan produksi benih

padi hibrida di dalam negeri masih kurang akibat

penguasaan teknologi produksi yang masih lemah.

Bila benih hibrida dapat pula diproduksi oleh petani

penangkar, produktivitas benih padi hibrida diharapkan

dapat bersaing dengan benih dari luar negeri

sehingga tidak memerlukan impor benih padi hibrida

F1 lagi. Bila benih padi hibrida dapat diproduksi oleh

petani penangkar, diharapkan benih hibrida dapat

tersedia secara merata di tingkat petani dengan harga

yang terjangkau.

Page 19: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

10 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Benih hibrida hanya terdiri dari satu kelas benih yaitu

kelas benih sebar (BR/ES/F1). Alur produksi benih

hibrida tersaji pada Gambar 3.

Gambar 2. Bagan Alur Produksi Benih Hibrida

- Realisasi Produksi Benih 2010-2014

Di dalam memproduksi benih tanaman pangan

haruslah mempertimbangkan persyaratan enam tepat

yaitu, tepat varietas, tepat jumlah, tepat waktu, tepat

lokasi, tepat mutu dan tepat harga. Disamping itu pula

haruslah mempertimbangkan minat masyarakat/petani

dan efisiensi.

Page 20: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

11 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Semua benih sebar tanaman pangan merupakan hasil

penangkaran oleh petani penangkar, namun proses

pembersihan, pengeringan dan pengemasan serta

pemasaran sebagian besar dilakukan oleh industri

benih terdekat seperti unit-unit industri benih PT. Sang

Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero), dan

beberapa industri benih swasta murni di sekitar lokasi

penangkaran.

Umumnya industri benih di Indonesia tidak mempunyai

lahan penangkaran benih tetapi dalam penangkaran

benih industri benih bermitra dengan petani penangkar

desa sekitar. PT Sang Hyang Seri (Persero) yang

merupakan industri benih padi terbesar di Indonesia

memproduksi benih dari lahan milik perusahaan di

Sukamandi dengan persentase relatif kecil

dibandingkan dengan kemitraan. Perusahaan tidak

merekruitmen buruh untuk menangkarkan benih di

lahan perusahaan karena lebih menguntungkan

bermitra dengan petani dan sekaligus memberdayakan

petani. Demikian pula industri benih jagung hibrida dan

padi hibrida. Umumnya produsen benih tidak memiliki

lahan penangkaran benih, tetapi memanfaatkan petani

penangkar di desa sekitar untuk menangkarkan benih

dengan bermitra.

Permasalahan industri dan penangkar benih selama ini

khususnya tanaman pangan adalah tidak adanya stok

produksi. Industri dan penangkar benih hanya

memproduksi benih sejumlah daya serap pasar normal

yang telah berjalan selama ini secara regular. Rencana

produksi yang terbatas dan tidak menyediakan stok

Page 21: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

12 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

karena adanya kekuatiran benih tidak terserap pasar

bila diproduksi dalam jumlah besar dan stok yang

disiapkan tidak dapat dipertahankan mutunya.

Gambaran realisasi produksi benih untuk 3 (tiga)

komoditas utama tanaman pangan selama 6 (enam)

tahun terakhir dari 2010-2014 disajikan pada Tabel 2

s.d Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 2. Target dan Realisasi Produksi Benih Padi Tahun

2010-2014. (Ton)

2010 2011 2012 2013 2014

Target

1. Benih Dasar (FS) 1.900 2.050 2.200 2.350 2.500

2. Benih Pokok (SS) 62.500 63.750 68.275 70.050 72.500

3. Benih Sebar (ES) 131.925 132.570 140.725 141.350 147.300

4. Benih Hibrida 5.175 6.250 6.500 6.800 7.000

Jumlah 201.500 204.620 217.700 220.550 229.300

Realisasi

1. Benih Dasar (FS) 2.091 2.569 3.960 3.031 2.239

2. Benih Pokok (SS) 72.425 86.274 94.692 108.093 120.286

3. Benih Sebar (ES) 161.323 181.190 175.714 87.094 92.112

4. Benih Hibrida 5.774 7.569 2.570 1.317 761

Jumlah 241.613 277.602 276.936 199.535 215.398

No UraianTahun

Page 22: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

13 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 3. Target dan Realisasi Produksi Benih Jagung

Tahun 2010-2014. (Ton)

2010 2011 2012 2013 2014

Target

1. Benih Dasar (FS) 220 80 83 75 65

2. Benih Pokok (SS) 1.085 535 625 585 515

3. Benih Sebar (ES) 4.800 3.500 4.750 4.650 4.250

4. Benih Hibrida 44.900 47.600 47.800 48.500 49.000

Jumlah 51.005 51.715 53.258 53.810 53.830

Realisasi

1. Benih Dasar (FS) 223 80 127 118 73

2. Benih Pokok (SS) 1.086 537 640 553 286

3. Benih Sebar (ES) 4.845 3.488 3.664 3.220 146

4. Benih Hibrida 45.972 49.882 59.215 36.260 41.402

Jumlah 52.126 53.987 63.646 40.151 41.908

No UraianTahun

Tabel 4. Target dan Realisasi Produksi Benih Kedelai

Tahun 2010-2014. (Ton)

2010 2011 2012 2013 2014

Target

1. Benih Dasar (FS) 68 57 43 49 53

2. Benih Pokok (SS) 195 175 85 131 144

3. Benih Sebar (ES) 26.939 29.443 24.249 20.702 19.300

Jumlah 27.203 29.674 24.376 20.882 19.497

Realisasi

1. Benih Dasar (FS) 108 57 115 150 123

2. Benih Pokok (SS) 695 175 469 724 1.483

3. Benih Sebar (ES) 16.939 19.443 18.570 9.461 9.757

Jumlah 17.743 19.674 19.154 10.335 11.362

No UraianTahun

Page 23: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

14 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 5. Target dan Realisasi Produksi Benih Kacang

Tanah Tahun 2010-2014.

No Tanam 2010 2011 2012 2013 2014

Target

1 Benih Dasar (FS) 26,12 24,57 38,10 34,27 25,16

2 Benih Pokok (SS) 44,22 90,95 90,54 139,01 164,16

3 Benih Sebar (ES) 349,98 345,93 1.451,53 404,90 412,66

JUMLAH 420,32 461,45 1.580,17 578,18 601,98

Realisasi

1 Benih Dasar (FS) 29,98 119,61 28,59 19,99 17,55

2 Benih Pokok (SS) 85,15 256,90 102,67 126,85 87,95

3 Benih Sebar (ES) 724,77 3.351,64 1.072,30 266,07 307,25

JUMLAH 839,90 3.728,15 1.203,56 412,91 412,75

Tabel 6. Target dan Realisasi Produksi Benih Kacang Hijau Tahun 2010-2014.

No Tanam 2010 2011 2012 2013 2014

Target

1 Benih Dasar (FS) 5,22 4,81 22,04 17,64 4,79

2 Benih Pokok (SS) 9,00 46,89 25,16 40,46 12,20

3 Benih Sebar (ES) 41,13 85,95 95,35 25,94 12,69

JUMLAH 55,35 137,65 142,55 84,03 29,68

Realisasi

1 Benih Dasar (FS) 7,74 1,49 21,70 7,39 3,35

2 Benih Pokok (SS) 11,86 15,53 31,88 21,90 18,79

3 Benih Sebar (ES) 100,12 5,40 66,60 11,50 8,63

JUMLAH 119,72 22,42 120,18 40,79 30,77

Page 24: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

15 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

(b) Distribusi Benih

Pendistribusian benih melalui beberapa tahapan atau

terbagi dalam wilayah-wilayah pemasaran tergantung

potensi pasar dari Propinsi-Kabupaten-Kecamatan-Desa.

Untuk produsen benih dengan jaringan pemasaran tingkat

provinsi maka wilayah pemasarannya akan terbagi dalam

kabupaten-kecamatan-desa, demikian seterusnya.

Sedangkan untuk penyaluran benih non komersial akan

memiliki sasaran untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau

kelompoknya. Hal ini biasanya dilakukan dengan pola

JABALSIM (Jalinan Benih Antar Lapang dan Musim)

Alur Distribusi Benih Varietas Publik

Varietas publik adalah varietas yang diciptakan oleh

pemulia, baik pemerintah maupun non pemerintah dengan

tujuan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan

masyarakat/petani.

Penyaluran benih penjenis (BS) kepada UPTD Balai

Benih Tingkat Propinsi atau institusi perbenihan

lainnya dilakukan oleh Direktorat Perbenihan atau

langsung dari institusi penyelenggara pemuliaan.

Penyaluran benih dasar (FS/BD) kepada UPTD Balai

Benih, perusahan benih swasta atau penangkar benih

profesional di tingkat kabupaten dilakukan oleh Dinas

Pertanian Propinsi atau UPTD Balai Benih Propinsi.

Penyaluran benih pokok (SS/BP) kepada perusahaan

benih swasta atau penangkar benih dilakukan oleh

UPTD Balai benih di tingkat propinsi/kabupaten atau

perusahaan benih swasta/penangkar benih

profesional.

Page 25: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

16 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Alur Distribusi Benih Varietas Komersial

Alur distribusi benih varietas komersial oleh produsen

benih swasta/BUMN adalah sebagai berikut:

Produsen ke pedagang besar, kemudian ke pengecer

dan selanjutnya diterima petani.

Produsen ke distributor, dilanjutkan oleh penyalur,

pengecer hingga sampai ke tangan petani.

JABALSIM (Jalinan Arus Benih Antar Lapang dan Antar

Musim)

JABALSIM adalah proses mengalirnya benih antar

daerah secara dinamis berdasarkan asas keterkaitan dan

ketergantungan, sehingga menjadi suatu sistem

pemenuhan kebutuhan benih di suatu daerah. JABALSIM

dapat terjadi karena: (1) sifat benih yang mudah rusak,

penurunan daya tumbuh (viabilitas dan vigor) yang

menyebabkan benih pada kondisi tertentu bila ditanam di

musim berikutnya akan tidak memuaskan hasilnya; (2)

adanya perbedaan agroklimat atau musim tanam antar

wilayah; dan (3) adanya persamaan ekologi lahan antar

wilayah.

2) Perkembangan sertifikasi benih

Realisasi sertifikasi benih inbrida untuk kelas benih Benih

Dasar (BD), Benih Pokok (BP), Benih Sebar (BR) dan hibrida

yang dilaksanakan di Balai Benih dan Produsen Benih

Swasta dan BUMN untuk padi, jagung dan kedelai pada

tahun 2010-2014 seperti dalam Tabel 7.

Page 26: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

17 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 7. Realisasi luas areal sertifikasi BD, BP, BR dan

hibrida pada Tahun 2010-2014.

2010 2011 2012 2013 2014

1 Padi BD 843,30 1.413,32 1.294,44 1.629,33 1.104,07 BP 25.483,38 36.610,87 29.499,54 40.626,73 41.158,62 BR 56.873,95 72.040,95 82.749,48 56.762,04 52.033,96

HIBRIDA 6.797,26 2.430,86 1.043,31 811,72 1.110,31 JUMLAH 89.997,89 112.496,00 114.586,77 99.829,82 95.406,96

2 Jagung BD 163,96 84,06 102,75 114,90 115,45

BP 712,93 327,65 670,51 701,46 258,35 BR 1.671,14 17.611,37 7.730,79 1.527,65 808,36 HIBRIDA 17.620,24 27.220,58 20.175,28 14.280,85 24.152,17

JUMLAH 20.168,26 45.243,67 28.679,33 16.624,86 24.960,53

3 Kedelai BD 114,57 102,58 185,15 265,65 301,04 BP 833,86 543,90 1.069,90 1.764,24 3.456,19

BR 23.668,73 25.031,74 31.857,37 25.711,41 18.113,23 JUMLAH 24.617,15 25.678,22 33.112,42 27.741,30 21.870,46

4 Kacang Tanah BD 32,65 30,72 47,62 42,84 31,45

BP 49,13 101,05 100,60 154,45 182,40 BR 349,98 2.345,93 1.451,53 404,90 412,66

JUMLAH 431,76 2.477,70 1.599,75 602,19 626,51

5 Kacang Hijau BD 7,45 6,88 31,49 25,20 6,84

BP 11,25 58,61 31,45 50,57 15,25 BR 45,70 95,50 105,94 32,42 14,10

JUMLAH 64,40 160,99 168,88 108,19 36,19

KELAS BENIHKOMODITASNOLUAS PENANGKARAN (HA)

3) Peredaran benih varietas unggul bersertifikat

Penggunaan benih unggul bersertifikat yang diikuti

dengan penerapan paket teknologi lainnya seperti

pemupukan berimbang dan teknologi spesifik lokasi

diyakini dapat meningkatkan produktivitas dan produksi

tanaman. Oleh karena itu upaya sosialisasi, penyediaan

dan distribusi penerapan benih unggul bersertifikat

selalu menjadi perhatian, dalam rangka peningkatan dan

stabilisasi penggunaannya.

Page 27: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

18 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Berbagai upaya telah ditempuh diantaranya dengan

kegiatan subsidi harga benih dan bantuan langsung

benih unggul (BLBU). Bentuk kegiatan tersebut dibuat

dalam rangka merespon kondisi ril petani yang sangat

terbatas pada sumber permodalan. Namun dampak

negatif dari bantuan tersebut adalah ketergantungan

akan bantuan, sehingga kesadaran untuk menggunakan

benih unggul bersetifikat secara mandiri belum optimal,

terutama bagi petani di luar pulau Jawa. Ketergantungan

petani kepada bantuan pemerintah menjadi suatu hal

yang perlu dikaji ulang, dan kedepan perlu diupayakan

untuk mengurangi ketergantungan tersebut.

Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat untuk

padi, jagung dan kedelai sejak tahun 2010-2014

mengalami peningkatan cukup signifikan/nyata yaitu

rata-rata produksi 55,93%. Peningkatan ini dipicu oleh

adanya program bantuan benih oleh pemerintah seperti

Subsidi Benih, BLBU/Bantuan Benih Gratis dan

Cadangan Benih Nasional (CBN).

Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat memberikan

dampak baik terhadap produktivitas dan produksi

khususnya untuk komoditas padi, jagung dan kedelai.

Selama tahun 2010-2014 terjadi peningkatan produksi rata-

rata untuk padi 53,44%, jagung 60,04% dan kedelai

52,33%. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 8 di

bawah ini.

Page 28: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

19 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 8. Penggunaan benih unggul bersertifikat terhadap

Kebutuhan Benih Tahun 2010-2014

No Tahun Padi Jagung Kedelai Kc Tanah Kc Hijau

1 2010

- (Ton) 215.546 53.409 17.337 16.301 6.773

- (%) 64,86 68,12 61,40

2 2011

- (Ton) 221.783 50.864 16.766 14.149 7.796

- (%) 55,93 69,36 63,22 10,78 0,11

3 2012

- (Ton) 194.757 45.891 15.721 14.700 6.431

- (%) 46,63 61,02 64,19 1,42 0,37

4 2013

- (Ton) 167.049 34.244 8.798 13.624 4.778

- (%) 45,90 47,29 37,97 2,67 0,08

5 2014

- (Ton) 155.720 34.809 6.822 13.099 5.460

- (%) 50,88 48,82 27,94 1,08 0,14

Penyediaan benih unggul bersertifikat padi, jagung dan

kedelai selama periode tahun 2010-2014 didukung oleh

adanya kegiatan; (1) BLBU/Bantuan Benih Gratis,

(2) Subsidi Benih, dan (3) Cadangan Benih Nasional (CBN).

Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 9, 10 dan 11.

Page 29: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

20 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 9. Kontribusi bantuan pemerintah terhadap penggunaan

benih padi varietas unggul bersertifikat tahun 2010-2014.

2010 2011 2012 2013 2014

1 13.728.452 13.676.863 13.927.412 14.331.108 13.569.481

2 Kebutuhan Benih (Ton) 343.211 341.922 348.185 358.278 339.237

3 Bantuan Benih

(1) CBN

- (Ton) 4.844 20.702 15.507 1.570 1.209

- (%) 1,41 6,05 4,45 0,44 0,36

(2) Benih BLBU (Gratis)

- (Ton) 76.889 87.193 70.719 1.843 1.967

- (%) 22,40 25,50 20,31 0,51 0,58

(3) Subsidi

- (Ton) 49.121 46.569 25.600 48.797 32.280

- (%) 14,78 13,10 7,53 13,62 9,52

(4) Jumlah

- (Ton) 130.854 154.464 111.826 52.210 35.456

- (%) 38,60 44,66 32,30 14,57 10,45

4

- (Ton) 84.682 67.319 82.931 114.838 120.264

- (%) 24,67 19,69 23,82 32,05 35,45

5

- (Ton) 215.536 221.783 194.757 167.048 155.720

- (%) 62,80 64,86 55,93 46,63 45,90

Swadaya/Non Bantuan

Jumlah

NO URAIANTAHUN

Luas Tanam (Ha)

Page 30: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

21 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 10. Kontribusi bantuan pemerintah terhadap penggunaan benih jagung varietas unggul bersertifikat

tahun 2010-2014

2010 2011 2012 2013 2014

1 4.352.880 4.071.788 4.165.889 4.022.636 3.960.885

2 Kebutuhan Benih (Ton) 78.405 73.333 74.986 72.407 71.296

3 Bantuan Benih

(1) CBN

- (Ton) 2.336 6.087 415 264 42

- (%) 2,98 8,30 0,55 0,36 0,06

(2) BLBU/Gratis

- (Ton) 13.905 7.625 5.659 224 -

- (%) 17,73 10,40 7,55 0,31 -

(3) Subsidi

- (Ton) 1.335 1.184 385 964 424

- (%) 1,70 1,61 0,51 1,33 0,59

(4) Jumlah

- (Ton) 17.576 14.896 6.459 1.452 466

- (%) 22,42 20,31 8,61 2,01 0,65

4

- (Ton) 35.815 35.967 39.433 32.792 34.344

- (%) 45,68 49,05 52,59 45,29 48,17

5

- (Ton) 53.391 50.863 45.892 34.244 34.810

- (%) 68,10 69,36 61,20 47,29 48,82

Jumlah

Luas Tanam (Ha)

Swadaya/Non Bantuan

TAHUNNO URAIAN

Page 31: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

22 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 11. Kontribusi bantuan pemerintah terhadap penggunaan benih kedelai varietas unggul bersertifikat tahun

2010-2014.

2010 2011 2012 2013 2014

1 705.854 662.996 612.327 579.354 610.359

2 Kebutuhan Benih (Ton) 28.234 26.520 24.493 23.174 24.414

3 Bantuan Benih

(1) CBN

- (Ton) 1.268 3.155 2.221 64 -

- (%) 4,5 11,9 9,1 0,3 -

(2) BLBU / Gratis

- (Ton) 13.388 12.000 12.745 - -

- (%) 47,4 45,2 52,0 - -

(3) Subsidi

- (Ton) 562 564 399 2.534 679

- (%) 2,0 2,1 1,6 10,9 2,8

(4) Jumlah

- (Ton) 15.218 15.719 15.365 2.598 679

- (%) 53,9 59,3 62,7 11,2 2,8

4

- (Ton) 2.119 1.047 356 6.201 6.143

- (%) 7,5 3,9 1,5 26,8 25,2

5

- (Ton) 17.337 16.766 15.721 8.799 6.822

- (%) 61,4 63,2 64,2 38,0 27,9

Jumlah

Luas Tanam (Ha)

Swadaya/Non Bantuan

TAHUNNO URAIAN

Page 32: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

23 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

b. Penyebaran varietas tanaman pangan

Varietas unggul merupakan komponen teknologi yang

memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan

produksi dan mutu hasil pertanian. Varietas unggul

diperoleh dari kegiatan pemuliaan tanaman. Indonesia

memiliki sumber-sumber genetik/aksesi/klon/populasi

varietas yang tersimpan di bank-bank plasma nutfah,

koleksi lapangan, koleksi insitu dan kultur jaringan milik

UPT-UPT Badan Litbang Pertanian, Kementerian

Kesehatan, LIPI, Perguruan Tinggi dan lain-lain yang dapat

digunakan sebagai bahan perakitan varietas unggul baru.

Varietas tanaman pangan yang dilepas pada tahun

2008-2014 sebanyak 887 varietas (Tabel 12).

Tabel 12. Jumlah varietas tanaman pangan yang dilepas

tahun 2008-2014

sd 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Padi 243 31 20 26 37 16 19 392

- Hibrida 35 19 7 13 11 8 5 98

- Inbrida 208 12 13 13 26 8 14 294

2. Jagung 163 21 12 8 14 22 15 255

- Hibrida 118 17 12 6 14 20 15 202

- Komposit 45 4 - 2 - 2 - 53

3. Kedelai 73 - 1 1 1 4 5 85

4. Kacang Tanah 31 2 2 - 4 1 4 44

5. Kacang Hijau 21 - - - - 1 2 24

6. Ubi Kayu 15 - - - 1 - - 16

7. Ubi Jalar 27 4 - - - 1 3 35

8. Sorghum 18 - - - - 1 4 23

9. Gandum 5 - - - - 3 4 12

10. Talas 1 - - - - - - 1

Jumlah 597 58 35 35 57 49 56 887

No KomoditasTahun

Jumlah

Page 33: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

24 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Dalam rangka mendukung tercapainya swasembada beras

berkelanjutan dan peningkatan produksi 10 juta ton pada

tahun 2014, maka pemasyarakatan padi hibrida mengalami

kemajuan cukup signifikan. Hal ini sejalan dengan semakin

meningkatnya areal pertanaman padi hibrida dan semakin

meningkatnya varietas padi hibrida yang dilepas.

Sepanjang tahun 2010-2014 realisasi pelepasan varietas

padi hibrida meningkat dengan total berjumlah 44 varietas

(Tabel 13). Padi hibrida merupakan hasil persilangan

varietas-varietas dengan sifat-sifat unggul yang

diharapkan. Rata-rata produktivitas mencapai

9,4-13,8 ku/ha.

Tabel 13. Jumlah varietas yang dilepas dan potensi hasil

rata-rata padi hibrida tahun 2010-2014.

No Tahun

Jumlah

Varietas Yang

Dilepas

Potensi Hasil (ku/ha)

1 2010 7 9,4 - 13,8

2 2011 13 9,2 - 12,9

3 2012 11 9,9 - 13,6

4 2013 8 10,1 - 12,8

5 2014 5 12,9 - 13,7

44Jumlah

Page 34: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

25 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Berkaitan dengan pelepasan varietas, tidak

semua varietas yang dilepas dapat berkembang

karena sebagian varietas unggul yang dilepas

belum sesuai dengan kebutuhan spesifik lokasi.

Beberapa varietas yang telah dilepas dan tidak

ditanami petani lagi, perlu dievaluasi untuk ditarik

kembali. Evaluasi perlu dilakukan untuk

mengetahui penyebab varietas tersebut tidak

disukai oleh petani, sehingga dapat menjadi

acuan untuk perakitan varietas baru. Penarikan

varietas juga harus dilakukan bila terdapat bukti

varietas tersebut memiliki sifat membahayakan

tanaman sekitarnya seperti berpotensi menjadi

inang hama atau penyakit penting. Tetapi,

evaluasi varietas belum pernah dilakukan.

Realisasi penyebaran varietas 3 komoditas utama

tanaman pangan (padi, jagung, kedelai)

sepanjang 2010-2014 dapat dilihat pada Tabel

14,15, dan 16 sebagai berikut.

Page 35: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

26 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 14. Realisasi Penyebaran Varietas Padi Tahun 2010-2014

Ciherang IR 64 Mekongga Cigeulis Situbagendit VU Lain Var Lokal

1 2010 4.760.362 1.809.047 1.100.862 5.606.330 451.851 13.728.452

2 2011 6.340.918 1.322.684 824.826 759.884 3.509.135 919.416 13.676.863

3 2012 5.602.000 1.023.918 1.210.989 574.930 625.190 4.351.085 539.301 13.927.412

4 2013 4.957.872 773.071 1.466.786 1.065.164 214.296 4.946.657 907.263 14.331.108

5 2014 5.034.657 964.241 1.135.893 427.813 1.013.659 4.165.831 827.387 13.569.481

RATA-RATA 5.339.162 1.178.592 1.147.871 706.948 617.715 4.515.808 729.044 13.846.663

38,56 8,51 8,29 5,11 4,46 32,61 5,27

No TahunVarietas (Ha)

Jumlah

%

Tabel 15. Realisasi Penyebaran Varietas Jagung Tahun 2010-2014

Bisi 2 P21 Bisi 16 Bisma Bisi 816 VU Lain Var Lokal

1 2010 1.225.751 296.410 192.509 242.990 1.722.105 673.115 4.352.880

2 2011 978.363 189.291 442.725 210.937 1.329.291 921.181 4.071.788

3 2012 426.435 367.468 263.566 115.073 2.762.253 231.094 4.165.889

4 2013 572.010 236.359 149.619 182.695 120.934 2.398.894 362.125 4.022.636

5 2014 743.702 353.402 190.424 143.130 1.905.295 624.932 3.960.885

RATA-RATA 789.252 288.586 262.105 206.762 126.379 2.023.568 562.489 4.114.816

19,18 7,01 6,37 5,02 3,07 49,18 13,67 %

JumlahNo TahunVarietas (Ha)

Tabel 16. Realisasi Penyebaran Varietas Kedelai Tahun 2009-2014

Wilis Anjasmoro Grobogan Baluran Mahameru VU Lain Var Lokal

2 2010 205.997 107.621 63.037 74.966 124.421 129.812 705.854

3 2011 268.149 281.456 69.703 92.726 40.704 230.220 105.042 1.088.000

4 2012 152.447 133.498 68.058 31.758 26.356 140.697 59.513 612.327

5 2013 138.050 167.469 80.583 63.708 27.582 70.741 31.221 579.354

6 2014 152.447 235.547 59.560 41.332 74.354 47.120 610.360

RATA-RATA 183.418 185.118 68.188 60.898 31.547 128.087 74.542 719.179

25,50 25,74 9,48 8,47 4,39 17,81 8,61

JumlahNo TahunVarietas (Ha)

%

Page 36: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

27 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

c. Kelembagaan Perbenihan

1) Badan Benih Nasional (BBN)

Badan Benih Nasional (BBN) dibentuk

melalui Keppres No 27 tahun 1971 yang

bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian

serta berfungsi membantu Menteri Pertanian

dalam merumuskan kebijakan perbenihan

nasional. Salah satu pertimbangan dalam

pembentukan Badan benih Nasional adalah

agar ada kesatuan dalam kebijaksanaan

mengenai kegiatan-kegiatan pada masing-

masing lembaga yang berhubungan dengan

masalah perbenihan, karena pada saat itu

belum terbentuk Direktorat Perbenihan.

Dalam hal ini peran BBN diharapkan dapat

menjadi koordinator antar lembaga-lembaga

perbenihan dalam menyusun kebijaksaan

sistem perbenihan nasional belum dapat

diwujudkan.

Struktur organisasi BBN berdasarkan

(Keppres No 27 tahun 1971) terdiri dari :

a) Ketua Badan; b) Sekretaris Badan dan

c) Anggota-anggota, terdiri dari pejabat

departemen dan instansi yang mempunyai

kepentingan dalam masalah pembinaan

benih. Dengan anggota berjumlah 15 orang

berasal dari lintas sektor.

Page 37: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

28 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Fungsi BBN adalah membantu Menteri

Pertanian dalam merencanakan dan

merumuskan kebijakan di bidang perbenihan.

Dalam menjalankan fungsinya, BBN

mempunyai tugas antara lain :

a). Merencanakan dan merumuskan

peraturan-peraturan pembinaan produksi dan

pemasaran benih; b). Mengajukan

pertimbangan kepada Menteri Pertanian

tentang pengaturan benih yaitu :

persetujuan menetapkan atau

menghapuskan jenis, varietas, serta kualitas

benih, dan Pengawasan mengenai produksi

dan pemasaran benih.

Guna kelancaran pelaksanaan fungsi dan

tugasnya, melalui Keputusan Menteri

Pertanian Nomor 461 tahun 1971 ditetapkan

kelengkapan organisasi BBN yang terdiri

dari :

a. Sekretariat

b. Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V),

dan

c. Tim Pembinaan, Pengawasan dan

Sertifikasi (TP2S).

Pembubaran Badan Benih Nasional (BBN)

Pembubaran BBN bersama 8 (delapan)

lembaga non struktural lainnya melalui

Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2016,

Page 38: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

29 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

mengakibatkan tugas dan fungsi BBN

beserta seluruh perangkatnya tidak dapat

terselenggara. Menyikapi hal tersebut,

berdasarkan hasil konsultasi dengan Tenaga

Ahli Bidang Hukum Kementerian Pertanian,

bahwa untuk TP2V diakomodir di Permentan

Nomor 61 Tahun 2011 Perubahan.

Sementara tugas dan fungsi TP2S sudah

merupakan tugas fungsi Direktorat

Perbenihan.

2) Direktorat Perbenihan

Direktorat Perbenihan pada Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dibentuk

berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian

Nomor 96/Kpts/OT.210/2/1994 jis Keputusan

Menteri Pertanian Nomor

01/Kpts/OT.210/2001. Yang selanjutnya

ditetapkan pula di dalam Peraturan Presiden

Nomor 9 Tahun 2005 dan Peraturan

Presiden Nomor 10 Tahun 2005. Untuk

Susunan organisasi dan tata kerja Direktorat

Perbenihan diatur dalam Keputusan Menteri

Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.110/8/

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian.

Direktorat Perbenihan mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan, perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang

Page 39: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

30 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

peningkatan penyediaan benih padi, jagung,

kedelai dan tanaman pangan lain.

Direktorat Perbenihan terdiri dari Sub

Direktorat Pengembangan Varietas, Sub

Direktorat Pengawasan Mutu Benih, Sub

Direktorat Pengembangan Produksi Benih,

Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok

Jabatan Fungsional.

3) Lembaga Penelitian/Perguruan Tinggi

Kegiatan penelitian dan pemuliaan tanaman

pangan tidak hanya dilaksanakan oleh Balai

Penelitian Tanaman Pangan yang

berkedudukan di bawah Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Pertanian yaitu Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi (BB PADI) di Sukamandi,

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan

dan Umbi-umbian (BALITKABI) di Malang,

Balai Penelitian Tanaman Serealia

(BALITSEREAL) di Maros, namun dapat

dilaksanakan juga oleh lembaga penelitian

lain seperti Badan Tenaga Nuklir Nasional

(BATAN), Perguruan Tinggi Negeri dan

Swasta baik nasional maupun multinasional.

Untuk penelitian komoditi spesifik lokasi

dilaksanakan oleh Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) yang

berkedudukan di provinsi, sedangkan

perguruan tinggi yang memiliki program

Page 40: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

31 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

penyelenggaraan penelitian dan pemuliaan

dalam rangka penemuan varietas unggul

baru, antara lain Institut Pertanian Bogor,

Universitas Jenderal Soedirman, Universitas

Negeri Jember, Universitas Pajajaran, dan

Universitas Lampung.

4) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai

Benih

Keberadaan kelembagaan Balai Benih

setelah diberlakukannya Undang Undang

Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah

Daerah, pada umumnya telah menjadi Unit

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian

Provinsi, dan menjadi kewenangan daerah.

Sampai dengan saat ini, baru 32 provinsi

yang telah membentuk UPTD Balai Benih.

Data lebih rinci nama Balai Benih yang ada di

Indonesia seperti pada Lampiran 1.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian

Nomor 347/Kpts/OT.210/6/2003 tentang

Pedoman Pengelolaan Balai Benih Tanaman

Pangan dan atau Hortikultura, adapun tugas

pokok Balai Benih adalah sebagai berikut :

a) Balai Benih Provinsi

Kedudukan :

Balai Benih Provinsi berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada

Page 41: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

32 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang

membidangi Tanaman Pangan

Tugas : Memproduksi dan menyebarluaskan

benih bermutu varietas unggul kelas

Benih Dasar (BD) dan Benih Pokok

(BP)

Fungsi :

• Memproduksi dan menyalurkan

Benih Dasar (BD) dan Benih

Pokok (BP) kepada produsen

benih

• Observasi penerapan teknologi

perbenihan, baik produksi maupun

pasca panen

• Melaksanakan pemurnian kembali

varietas unggul

• Membina produsen benih secara

teknis

• Menyebarluaskan informasi

perbenihan dan melakukan

pengawasan internal mutu benih

b) Balai Benih Kabupaten/Kota

Kedudukan :

Satuan kerja yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada

Kepala Dinas Pertanian

Page 42: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

33 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Kabupaten/Kota yang membidangi

tanaman pangan

Memproduksi dan menyebarluaskan

benih bermutu varietas unggul kelas

Benih Pokok (BP) dan Benih Sebar

(BR)

Fungsi :

• Memproduksi dan menyalurkan

Benih Pokok (BP) kepada produsen

benih dan Benih Sebar (BR) kepada

petani

• Observasi penerapan teknologi

perbenihan, baik produksi maupun

pasca panen

• Melaksanakan pemurnian kembali

varietas unggul

• Membina produsen benih secara

teknis

• Menyebarluaskan informasi

perbenihan dan melakukan

pengawasan internal mutu benih.

5) Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB)

Berdasarkan Surat Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 46/M.PAN/2/2001

tanggal 26 Februari 2001 perihal

Penyampaian Daftar Instansi Vertikal dan

Page 43: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

34 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

Departemen dan LPND dan Keputusan

Menteri Pertanian Nomor

168/Kpts/PL.810/3/2001 tanggal 8 Maret

2001 tentang Penghapusan Barang

Milik/Kekayaan Negara (BM/KN) Departemen

Pertanian yang ditindaklanjuti dengan

pengalihan kepada Pemerintah Daerah,

kelembagaan pengawasan dan sertifikasi

benih yang telah diserahkan ke daerah dan

menjadi kewenangan daerah berjumlah 25

BPSB di 25 provinsi.

Dalam perkembangan selanjutnya

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur atau

Peraturan Pemerintah Daerah, telah

terbentuk institusi yang menangani

pengawasan dan sertifikasi benih yang

berbentuk UPTD yaitu UPTD BPSB. Sampai

dengan tahun 2014, telah terbentuk 32 UPTD

Institusi Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

Data secara rinci UPTD Balai Pengawasan

dan Sertifikasi Benih dapat dilihat pada

Lampiran 2.

Pelaksanaan sertifikasi dan pengawasan

peredaran mutu benih tanaman pangan pada

dasarnya untuk menjamin mutu benih yang

diproduksi dan beredar yang akan

dipergunakan oleh petani. Mekanisme

pengendalian mutu yang secara formal

memiliki landasan hukum adalah

Page 44: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

35 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

(1) sertifikasi dan pengujian benih

berdasarkan OECD Scheme dan

International Seed Testing Association

(ISTA) rules (UU 12/1992, PP 44/1995), dan

(2) sistem standarisasi pertanian yang

mencakup antara lain standarisasi produk,

sertifikasi sistem mutu, sertifikasi produk,

akreditasi laboratorium pengujian mutu benih,

dan akreditasi LSSM (PP 102/2000).

Institusi yang berwenang dalam mengawasi

dan mensertifikasi calon benih menjadi

bersertifikat adalah Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih yang merupakan Lembaga

Pemerintah di Propinsi/ UPTD. Produsen

benih juga dapat melakukan sendiri

pemeriksaan pertanaman dan benih yang

diproduksinya. Produsen tersebut

disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Sistim

Mutu Benih (LSSM) yang merupakan

lembaga swasta/badan hukum yang sudah

diberikan izin oleh pemerintah sesuai

Peraturan Pemerintah RI Nomor 44 Tahun

2005 tentang Perbenihan Tanaman dan

Keputusan Presiden RI Nomor 72 Tahun

1971 tentang Pembinaan, Pengawasan

Pemasaran dan Sertifikasi Benih.

Kedudukan :

BPSB berkedudukan di Provinsi bertanggung

jawab langsung Kepala Dinas Provinsi.

Page 45: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

36 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tugas :

Melaksanakan penilaian kultivar dan klon,

penilaian dan penetapan pohon induk

tanaman hortikultura tahunan, sertifikasi

benih, analisis dan pengawasan mutu benih

tanaman pangan dan hortikultura

Fungsi :

• Penilaian kultivar (varietas).

• Melaksanakan sertifikasi benih

• Melaksanakan pengujian mutu benih

• Melaksanakan pengawasan mutu dan

peredaran benih tanaman pangan dan

hortikultura

Kegiatan pengawasan dan sertifikasi sebagaimana

amanat PP RI Nomor 44 tahun 2005, meliputi;

pasal 33 tentang sertifikasi (1) pemeriksaan

terhadap; kebenaran benih sumber atau pohon

induk, petanaman dan pertanaman, isolasi tanaman

agar jangan terjadi persilangan liar, alat panen dan

pengolahan benih, tercampurnya benih; (2)

pengujian laboratorium untuk menguji mutu benih

yang meliputi sifat genetis, fisiologis dan fisik; (3)

pengawasan pemasangan label. Pasal 47 tentang

pengawasan yang meliputi (1) pemeriksaan terhadap

proses produksi, (2) pemeriksaan terhadap sarana

dan tempat penyimpanan serta cara pengemasan

benih bina, (3) pengawasan terhadap pelaksanaan

kegiatan sertifikasi, (4) pemeriksaan mutu benih, (5)

Page 46: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

37 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

pemeriksaan dokumen, dan catatan produsen,

pemasok, pengedar benih bina, (6) pemeriksaan

terhadap pemenuhan persyaratan pendaftaran,

pengadaan, perizinan, sertifikasi dan pendaftaran

peredaran benih

Proses sertifikasi benih diakhiri dengan kegiatan

pengujian untuk menentukan mutu benih dan

kesesuaiannya dengan standard mutu. Pengujian

benih dilakukan oleh laboratorium penguji benih.

Dalam melaksanakan pengujian, sebuah

laboratorium benih harus memiliki kewenangan dan

dituntut memiliki kompetensi. Kewenangan diberikan

melalui tugas pokok dan fungsi dan kompetensi

diakui melalui status akreditasi pihak III (dalam hal ini

oleh KAN). Sampai saat ini belum semua Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) memiliki

laboratorium pengujian mutu benih yang

terakreditasi. Dari 25 BPSB, hingga akhir tahun 2014

baru 19 laboratorium BPSB yang terakreditasi oleh

KAN (Tabel 14). Hal ini perlu mendapat perhatian

agar semua laboratorium mutu benih dapat

terakreditasi sehingga dapat memenuhi standar

dalam melaksanakan pengujian mutu benih.

Page 47: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

38 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 17. Laboratorium Benih pada Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih yang telah Terakreditasi

No. Nama Institusi Nomor Akreditasi

1 BPSB TPH Provinsi Jawa Timur LP-049-IDN

2 BPSB TPH Provinsi Sumatera Selatan LP-074-IDN

3 BPSB TPH Provinsi Jawa Tengah LP-107-IDN

4 BPSB TPH Provinsi Jawa Barat LP-118-IDN

5 BPSBTPH Provinsi Bali LP-135-IDN

6 BPSB TPH Lampung LP-212-IDN

7 BPSB TPH Sumatera Utara LP-234-IDN

8 BPSB TPH Sulawesi Selatan LP-348-IDN

9 BPMSHPHH DKI Jakarta  LP-349-IDN

10 BPSBTPH  NTB LP-441-IDN

11 BPSB TPH DI Yogyakarta LP-484-IDN

12 BPSB TPH Sumatera Barat LP-544-IDN

13 BPSB TPH Kalimantan Selatan LP-452-IDN

14 BPSBTPH  Kalimantan Barat LP-533-IDN

15 BPSB TPH Sulawesi Tenggara LP-576-IDN

16 BPSB TPH Nusa Tenggara Timur LP-588-IDN

17 BPSB TPH  Maluku LP-689-IDN

18 BPSB TPH Sulawesi Utara LP-688-IDN

19 BPSBTPH Aceh LP-732-IDN

Page 48: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

39 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan

faktor yang sangat penting dalam

mendukung pengembangan perbenihan.

Sumberdaya manusia yang dibutuhkan

dalam pengembangan perbenihan meliputi

pelaku pada seluruh subsistem pada sistem

perbenihan (subsistem penelitian, pemuliaan

dan pelepasan varietas, sub sistem produksi

dan pemasaran dan sub sistem sertifikasi

dan pengawasan mutu dan sub sistem

penunjang).

Peningkatan profesionalisme petugas

perbenihan terus dilakukan baik jajaran staf

maupun Pengawas Benih Tanaman.

Pelatihan-pelatihan petugas terus dilakukan,

untuk mengantisipasi perkembangan ilmu

dan teknologi. Penetapan jabatan fungsional

diharapkan semakin mendorong

profesionalisme petugas.

Pengawas Benih Tanaman Pangan

(PBT), adalah petugas yang berperan

penting dalam pengawasan mutu benih

tanaman yang berkedudukan pada Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman

Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Jumlah

PBT di seluruh Indonesia hingga akhir 2014

adalah 1.241 orang, sedangkan kebutuhan

PBT seharusnya adalah 2.174 orang,

(Tabel 15).

Page 49: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

40 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 18. Kebutuhan dan Jumlah PBT tahun 2014

T A T A JML T A JML T A JML

1 NAD 28 0 9 23 60 41 49 90 32 26 58

2 Sumatera Utara 0 34 28 24 86 50 64 114 - 32 32

3 Sumatera Barat 9 0 26 16 51 117 - 117 91 (16) 75

4 Riau 8 0 7 3 18 26 13 39 19 10 29

5 Jambi 20 0 8 7 35 21 18 39 13 11 24

6 Sumatera Selatan 1 3 16 12 32 55 47 102 39 35 74

7 Bengkulu (TL) 8 0 14 23 45 24 16 40 24 16 40

8 Lampung 0 0 15 24 39 31 27 58 16 3 19

9 Kepulauan Riau - - - - - - - - - -

10 Bangka Belitung 2 0 2 8 12 10 11 21 8 3 11

11 Banten 4 0 8 8 20 14 12 26 6 4 10

12 DKI Jakarta 0 0 10 1 11 13 2 15 3 1 4

13 Jawa Barat 3 1 30 48 82 78 35 113 38 15 53

14 Jawa Tengah 1 0 25 61 87 74 72 146 49 11 60

15 DI Yogyakarta 0 0 10 12 22 91 86 177 81 74 155

16 Jawa Timur 16 0 35 71 122 91 86 177 56 15 71

17 Bali 1 0 12 10 23 17 24 41 5 14 19

18 NTB 2 3 21 27 53 31 56 87 10 29 39

19 NTT 20 - - 5 25 42 21 63 42 16 58

20 Kalimantan Barat 2 0 5 17 24 8 29 37 3 12 15

21 Kalimantan Tengah 9 0 9 6 24 20 20 40 11 14 25

22 Kalimantan Selatan 3 1 18 17 39 44 38 82 26 21 47

23 Kalimantan Timur (TL) 3 3 10 4 20 12 16 28 2 12 14

24 Sulawesi Utara 12 13 26 11 62 35 15 50 9 4 13

25 Gorontalo 17 0 3 5 25 24 41 65 21 36 57

26 Sulawesi Tengah 11 0 21 10 42 28 41 69 7 31 38

27 Sulawesi Tenggara 2 8 5 22 37 25 30 55 20 8 28

28 Sulawesi Selatan 7 7 18 21 53 52 36 88 34 15 49

29 Sulawesi Barat 1) 1 1 4 2 8 15 5 20 11 4 15

30 Maluku 9 14 2 1 26 11 12 23 12 2 14

31 Maluku Utara 0 17 - - 17 0 20 20 - 5 5

32 Papua 21 0 7 2 30 30 66 96 23 64 87

33 Papua Barat - 3 8 11 30 6 36 24 5 29

407 509 1.241 1.160 1.014 2.174 735 532 1.267

ket:

Diperbantukan PBT

PBT Saat ini

PBT

A = Ahli

JUMLAH

T = Terampil

Usulan DaerahNO PROVINSIKebutuhan

Kekurangan berdasarkan

Page 50: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

41 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

6) Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM)

Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura (LSSM

BTPH), dibawah Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura, dan

dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri

Pertanian Nomor 1100.1/Kpts/KP.150/10/1999

tanggal 13 Oktober 1999 jo Nomor 361/Kpts/

KP.150/5/2002, tentang Pembentukan LSSM-

BTPH. Sejak tanggal 28 Januari 2005, LSSM-

BTPH telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi

Nasional (KAN) dengan nomor Sertifikat : Nomor

LSSM-020-IDN, dengan ruang lingkup kegiatan

diperluas Sertifikasi Benih Tanaman. Re-

akreditasi oleh KAN yang terakhir telah

dilaksanakan dengan Sertifikat Nomor LSSM-

033-IDN tanggal 18 Agustus 2011 sesuai acuan

ISO 17021:2011.

Dalam melaksanakan tugasnya

bertanggungjawab kepada Menteri Pertanian

melalui Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan

Direktur Jenderal Hortikultura.

Pembentukan LSSM BTPH bertujuan untuk :

(a) menjamin mutu dan meningkatkan daya

saing produksi benih; (b) memberikan

perlindungan kepada produsen dan masyarakat

perbenihan yang tidak memihak; (c) perlu

adanya Kelembagaan Pelayanan Sertifikasi

Page 51: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

42 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Sistim Mutu Benih Tanaman Pangan dan

Hortikultura; dan (d) mendorong dan

menumbuhkan kemandirian pelaku agribisnis

perbenihan, dengan pemberian peran

kewenangan kepada pelaku agribisnis yang

telah mampu menjamin mutunya.

Tugas dan fungsi dari LSSM BTPH adalah

melaksanakan Sertifikasi Sistem Mutu pada

pelaku agribisnis perbenihan. Hingga saat ini

(s/d April 2014), terdapat 15 (lima belas)

perusahaan benih yang telah menerapkan

sertifikasi sistem manajemen mutu, sembilan

diantaranya merupakan produsen benih

tanaman pangan yaitu 1) PT Dupont Indonesia

(produksi benih jagung hibrida dan padi hibrida),

2) PT Branita Sandhini (produksi benih jagung

hibrida), 3) PT BISI Internasional (benih padi

inbrida dan hibrida, jagung dan hortikultura),

4) PT. Sang Hyang Seri Cabang Sukamandi

(produksi benih padi inbrida), 5) PT Asian Hybrid

Seeds Technologies Indonesia (produksi benih

jagung hibrida), 6) PT Agri Makmur Pertiwi

(produksi benih jagung hibrida, padi hibrida, dan

hortikultura), 7) UPBS Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi (produksi benih padi kelas benih

penjenis), 8) PT Sang Hyang Seri Cabang

Pasuruan (produksi benih padi inbrida), dan

9) PT Syngenta Seed Indonesia (produksi benih

jagung hibrida).

Page 52: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

43 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

7) Produsen dan Pengedar benih

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia Nomor 56/Permentan/

SR.110/11/2015 tentang Produksi, Sertifikasi,

dan Peredaran Benih Bina Tanaman Pangan

dan Tanaman Hijauan Pakan Ternak, yang

dimaksud dengan produsen benih bina adalah

perorangan, badan usaha, badan hukum atau

instansi pemerintah yang melakukan proses

produksi benih bina. Sedangkan pengedar

benih bina adalah perorangan, badan usaha,

badan hukum atau instansi pemerintah yang

melakukan serangkaian kegiatan dalam

rangka menyalurkan benih bina ke lokasi

pemasaran dan/atau kepada masyarakat.

(a) Produsen

Produsen benih merupakan lembaga

yang bertugas dalam proses produksi

sampai benih siap salur terdiri dari Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) dan

produsen swasta nasional. Lembaga ini

sangat penting sekali perannya dalam

memenuhi kebutuhan benih baik lokal,

regional maupun secara nasional.

Secara umum yang berperan dalam

proses penyediaan benih nasional

adalah; (1) produsen swasta dengan

kategori produsen swasta dengan modal

kuat dan produsen swasta dengan modal

Page 53: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

44 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

lemah seperti penangkar; (2) Badan

Usaha Milik Negara (BUMN). Produsen

benih swasta dengan katagori

permodalan yang cukup kuat, jumlahnya

kurang memadai untuk memenuhi

kebutuhan benih di seluruh wilayah

Indonesia. Sedangkan

produsen/penangkar dengan modal

lemah seringkali menjalani usahanya

secara musiman/tidak kontinyu.

Produsen dengan katagori penangkar

berkemampuan finansial terbatas,

jumlahnya cukup banyak. Jika produsen

dengan kategori ini dibina dan

diberdayakan, maka akan dapat

memenuhi kebutuhan benih nasional dan

mempermudah akses petani terhadap

benih bermutu dan bersertifikat. Jumlah

produsen benih tanaman pangan sampai

tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 19.

Faktor-faktor proses produksi benih

unggul bersertifikat mulai dari hulu

sampai hilir adalah; 1) sistem produksi

(saprodi, benih sumber, pupuk, alat dan

mesin pra panen, panen); 2) sistem

pengolahan benih (prasarana dan

sarana/ alat dan mesin); 3) proses

pengawasan dan sertifikasi;

4) pemasaran/distribusi; 5) kelembagaan

Page 54: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

45 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

dan sumberdaya manusia, produsen

swasta dan BUMN.

Pemenuhan kebutuhan sarana produksi

(benih sumber, pupuk, pestisida dll)

dalam rangka pelaksanaan proses

produksi benih selalu terkendala dengan

lemahnya modal. Kurangnya

kemampuan penangkar dalam

mengakses sumber-sumber permodalan

merupakan hal yang kontra produktif

dalam upaya produksi benih bermutu dan

bersertifikat. Indikator permasalahan ini

dapat dilihat pada masih rendahnya nilai

tukar petani dari tahun ke tahun.

Sepanjang tahun 2009 s.d 2014 kenaikan

nilai tukar petani hanya mencapai

0,50%, sedangkan laju inflasi meningkat

sebesar 5%.

Page 55: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

46 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 19. Rekapitulasi Produsen Benih Tanaman Pangan per

Propinsi tahun 2014

JAGNG KEDLAI K.TNAH JML JAGUNG KEDELAI K.TANAH PLJ LAIN JML

1 N A D 24 4 4 1 9 20 53 4.974,00 663,00 1.145,00 50,00 - 1.858 6.832,00

2 SUMUT 18 2 1 - 3 - 21 9.310,00 33,50 6,00 - - 39,50 9.349,50

3 R I A U 13 5 4 1 10 - 23 292,37 56,70 313,00 2,05 - 371,75 664,12

4 K E P R I - - - - - - - - - - - - - -

5 SUMBAR 6 3 1 - 4 6 16 6.204,98 5.318,56 6,80 17,04 - 5.342,40 11.547,38

6 JAMBI 5 2 3 1 6 2 13 405,00 25,00 316,00 3,00 - 344,00 749,00

7 SUMSEL 20 - - - - - 20 8.471,60 - - - - - 8.471,60

8 BABEL - - - - - - - - - - - - - -

9 BENGKULU 4 1 1 - 2 - 6 10.382,00 520,00 1.500,00 - - 2.020,00 12.402,00

10 LAMPUNG 15 - - - - 2 17 11.605,00 30,00 - - - 30,00 11.635,00

11 BANTEN 14 1 - - 1 2 17 3.185,00 30,74 - 10,00 - 40,74 3.225,74

12 DKI. JKT 2 - - - - - 2 1.400,00 - - - - - 1.400,00

13 JABAR 154 5 3 3 11 1 166 44.154,50 349,00 173,00 3.042,00 101,00 3.665,00 47.819,50

14 JATENG 212 5 5 - 10 7 229 63.855,33 2.717,00 1.535,00 140,83 40,00 4.432,83 68.288,16

15 D I Y 11 3 2 - 5 6 22 5.015,00 510,00 307,00 10,00 - 827,00 5.842,00

16 JATIM 199 15 13 4 32 - 231 41.900,50 43.227,50 2.205,00 250,00 - 45.682,50 87.583,00

17 B A L I 21 1 1 2 4 2 27 17.771,75 2.010,00 7,70 2.509,00 - 4.526,70 22.298,45

18 N T B 104 - 1 - 1 13 118 8.348,14 70,00 1.410,39 - - 1.480,39 9.828,53

19 N T T 16 5 2 - 7 6 29 521,70 87,98 11,60 - 6,00 105,58 627,28

20 KALBAR 29 2 2 - 4 - 33 3.404,90 28,00 27,00 - - 55,00 3.459,90

21 KALSEL 58 4 19 2 25 1 84 4.880,00 30,00 330,00 31,00 - 391,00 5.271,00

22 KALTENG 5 3 3 3 9 1 15 67,33 13,00 4,50 6,50 - 24,00 91,33

23 KALTIM 8 1 - - 1 - 9 567,20 2,50 - - - 2,50 569,70

24 SULSEL 72 2 7 2 11 1 84 16.246,30 159,97 1.772,00 43,00 - 1.974,97 18.221,27

25 SULBAR - - - - - - - - - - - - - -

26 SULUT 12 4 1 2 7 1 20 8.457,00 1.230,00 100,00 200,00 3,00 1.533,00 9.990,00

27 SULTENG 37 1 6 - 7 1 45 1.735,67 5,00 153,00 - - 158,00 1.893,67

28 SULTRA 24 2 3 1 6 - 30 4.553,00 19,00 65,75 3,00 - 87,75 4.640,75

29 GRNTALO 3 8 - - 8 5 16 900,50 714,00 50,00 - - 764,00 1.664,50

30 MALUKU 10 2 1 - 3 - 13 113,50 252,00 2,00 - - 254,00 367,50

31 MALUT - - - - - - - - - - - - - -

32 PAPUA 2 2 1 1 4 1 7 317,00 27,00 24,00 12,60 - 63,60 380,60

33 PAPUA BRT 3 1 1 - 2 - 5 75,50 20,00 3,00 - - 23,00 98,50

1.101 84 85 23 192 78 1.371 279.114,77 58.149,45 11.467,74 6.330,02 150,00 76.097,21 355.211,98

PALAWIJA PALAWIJAPADI

/PLJJUMLAH

JUMLAH

NO PROVINSI

JUMLAH PRODUSEN BENIH KAPASITAS PRODUKSI BENIH (Ton/Tahun)

PADI JUMLAH PADI

Page 56: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

47 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Prasarana dan sarana serta peralatan yang harus

dimiliki oleh setiap produsen pada umumnya belum

sesuai dengan standar. Kondisi seperti ini dapat

menghambat proses pengembangan usaha produksi

benih itu sendiri, karena harus berhadapan dengan

biaya yang tinggi, atau bahkan bagi penangkar yang

samasekali hanya mampu berproduksi pada bagian

hulu maka tidak akan mempunyai posisi tawar yang

cukup baik dari segi harga. Keadaan ini menjadikan

usaha produksi benih menjadi kurang menarik,

karena keuntungan yang diperoleh akan lebih sedikit.

Agar dapat memproduksi benih sesuai standar, para

produsen/penangkar dengan modal lemah harus

bekerjasama dengan pihak produsen besar atau

BUMN yang memiliki prasarana dan sarana yang

memadai.

(b) Pengedar benih

Pengedar benih merupakan lembaga yang bertugas

dalam mendistribusikan dan memasarkan benih

bersertifikat. Jumlah pengedar benih sampai tahun

2014 dapat dilihat pada Tabel 20.

Page 57: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

48 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 20. Rekapitulasi Pengedar Benih per Propinsi tahun 2014

JUMLAH JUMLAH

No PROVINSI PENGEDAR (TON)

(PENYALUR/PEDAGANG) PADI JAGUNG KEDELAI KC. TANAH KC. HIJAU PALAWIJA

1 ACEH 24 41,59 104,5 20,13 37,56 203,78

2 SUMATERA UTARA 138 14,44 7,05 2,55 1 25,04

3 RIAU 18 100 1,18 101,18

4 SUMATERA BARAT 71 9 9

5 JAMBI 19 32 4,31 36,31

6 SUMATERA SELATAN 11 4,36 4,36

7 BANGKA BELITUNG 0 0

8 BENGKULU 29 2,23 0,99 3,22

9 LAMPUNG 34 67,3 7,88 3 78,18

10 BANTEN 8 38,43 60 98,43

11 DKI JAKARTA 0 0

12 JAWA BARAT 92 750 500 1250

13 JAWA TENGAH 41 39,55 902 941,55

14 DI. YOGYAKARTA 32 23,81 17,14 6 46,95

15 JAWA TIMUR 242 60 48 31 33 172

16 BALI 57 34,96 34,96

17 NUSA TENGGARA BARAT 42 18 5 5 5 33

18 NUSA TENGGARA TIMUR 5 79 79

19 KALIMANTAN BARAT 6 8 8

20 KALIMANTAN SELATAN 41 6 2 6 2 1 17

21 KALIMANTAN TENGAH 2 60 60

22 KALIMANTAN TIMUR 10 3 4 4 11

23 SULAWESI SELATAN 53 26,33 33,14 1 60,47

24 SULAWESI BARAT 12 1062 1062

25 SULAWESI UTARA 13 12,92 12,55 0,8 26,27

26 SULAWESI TENGAH 38 22 6 9 5 42

27 SULAWESI TENGGARA 5 264 15 279

28 GORONTALO 15 330 35,17 50 415,17

29 MALUKU 75 4,05 4,05

30 MALUKU UTARA 2 2,5 2,5

31 PAPUA 0 0

32 PAPUA BARAT 1 1 1

JUMLAH TOTAL 1136 3116,47 1190,91 149,48 138,56 1 509 5105,42

KAPASITAS PENYALURAN

RATA-RATA (TON/TAHUN)

Page 58: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

49 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

8) Regulasi

Beberapa regulasi telah mendorong

berkembangnya sistem perbenihan nasional,

diantaranya :

(a) Undang-Undang No. 12 Tahun 1992

tentang Sistem Budidaya Tanaman

(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor

46, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3478);

(b) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun

1995 tentang Perbenihan Tanaman

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3616);

(c) Keputusan Menteri Pertanian Nomor

347/Kpts/OT.210/6/2003 tentang

Pedoman Pengelolaan Balai Benih

Tanaman Pangan dan atau Hortikultura;

(d) Peraturan Menteri Pertanian Nomor

61/Permentan/ OT.140/10/2011 tentang

Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan

Penarikan Varietas (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

623);

(e) Peraturan Menteri Pertanian Nomor

127/Permentan/ SR.120/11/2014 tentang

Pemasukan dan Pengeluaran Benih

Page 59: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

50 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tanaman (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 1826);

(f) Peraturan Menteri Pertanian Nomor

56/Permentan/ SR.110/11/2015 tentang

Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran

Benih Bina Tanaman Pangan dan

Tanaman Hijauan Pakan Ternak (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 1774);

(g) Keputusan Menteri Pertanian Nomor

1100.1/Kpts/Kp.150/10/1999

sebagaimana telah diubah dengan

Keputusan Menteri Pertanian Nomor

361/Kpts/KP.150/5/2002 tentang

Pembentukan Lembaga Sertifikasi Sistem

Mutu Benih Tanaman Pangan dan

Hortikultura;

(h) Keputusan Menteri Pertanian Nomor

511/Kpts/PD.310/ /9/2006 sebagaimana

telah diubah dengan Keputusan Menteri

Pertanian Nomor

3599/Kpts/PD.390/10/2009 tentang

Komoditi Binaan Direktorat Jenderal

Perkebunan, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal

Hortikultura;

(i) Keputusan Menteri Pertanian Nomor

3517/Kpts/OT.160/10/ 2012 tentang Tim

Pembinaan, Pengawasan dan Sertifikasi

Page 60: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

51 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Benih (TP2S) Tanaman Pangan dan

Perkebunan;

(j) Keputusan Menteri Pertanian Nomor

354/HK.130/C/05/2015 tentang Pedoman

Teknis Produksi Benih Bina Tanaman

Pangan;

(k) Keputusan Menteri Pertanian Nomor

355/HK.130/C/05/2015 tentang Pedoman

Teknis Sertifikasi Benih Bina Tanaman

Pangan;

(l) Keputusan Menteri Pertanian Nomor

356/HK.130/C/05/2015 tentang Pedoman

Teknis Pembinaan dan Pengawasan

Peredaran Benih Bina Tanaman Pangan;

(m)Keputusan Menteri Pertanian Nomor

391/Kpts/ OT.050/6/2016 tentang Tim

Penilai dan Pelepas Varietas Tanaman

Pangan, Perkebunan dan Tanaman

Pakan Ternak;

(n) Keputusan Menteri Pertanian Nomor

1316/HK.150/C/12/2016 tentang

Perubahan Atas Keputusan Menteri

Pertanian Nomor 355/HK.130/C/05/2015

tentang Pedoman Teknis Sertifikasi Benih

Bina Tanaman Pangan;

Regulasi tersebut memberikan peluang yang

dapat mendorong eksplorasi potensi bangsa

dan meningkatkan daya kreativitas sehingga

terciptanya varietas-varietas baru,

Page 61: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

52 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

pemantapan peranan masing-masing

kelembagaan sehingga berjalan secara

simultan, serta mendorong iklim usaha di

bidang perbenihan yang dapat meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

1.3. Potensi, Permasalahan dan Tantangan

a. Potensi

Keanekaragaman biogeofisik dan sosial budaya

bangsa merupakan peluang bagi pembangunan

nasional khususnya pembangunan pertanian dan

lebih khusus lagi pembangunan sistem perbenihan

nasional. Beberapa kondisi terkini yang berhubungan

dengan usaha perbenihan dapat menjadi peluang

atau potensi bagi upya pengembangan sektor

perbenihan.

1. Sumberdaya Manusia (SDM)

Sampai saat ini sektor pertanian merupakan

sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar dan

menopang perekonomian pedesaan. Pada saat

krisis ekonomi penyerapan tenaga kerja sektor

pertanian justru mengalami peningkatan. Hal ini

mengindikasikan sektor pertanian masih

merupakan sektor yang menjadi pilihan angkatan

kerja. Jumlah tenaga kerja yang meningkat setiap

tahunnya (+45%), menjadi peluang untuk

berkembangnya lapangan pekerjaan di sektor

perbenihan.

Page 62: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

53 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

2. Sasaran pencapaian ketahanan pangan

Ketahanan dan kemandirian pangan merupakan

produk akhir yang ingin dicapai dalam

pelaksanaan pembangunan tanaman pangan.

Unsur pendukung antara lain berkembangnya

sistem penyediaan benih sehingga benih unggul

bermutu dan bersertifikat dapat diakses dengan

mudah oleh para petani. Upaya pencapaian

ketahanan pangan setiap tahunnya merupakan

agenda utama dalam program pembangunan

nasional. Sasaran produksi tanaman pangan

khususnya padi, jagung dan kedelai sampai

dengan 2014 sebesar 70% harus dicapai

sedemikian rupa, karena sudah

memperhitungkan kebutuhan secara nasional,

baik konsumsi, industri maupun cadangan. Oleh

karena itu benih sebagai salah satu komponen

pendukung utama akan menjadi agenda utama

untuk disempurnakan sistem penyediaannya.

3. Sumberdaya hayati/plasma nutfah yang beragam

Indonesia mempunyai keragaman hayati yang

berlimpah, untuk dapat mengembangkan

varietas-varietas benih baru khususnya tanaman

pangan.

4. Ketersediaan Lahan

Dengan adanya sasaran areal tanam komoditi

tanaman pangan yang cukup luas menjadikan

kebutuhan benih potensial cukup besar maka hal

Page 63: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

54 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

ini merupakan potensi untuk mengembangkan

produksi benih.

Masih tersedia areal pertanian dan lahan

potensial belum termanfaatkan secara optimal

seperti lahan kering/rawa/lebak/pasang

surut/gambut yang merupakan peluang bagi

peningkatan produksi tanaman pangan.

Selain potensi lahan, faktor pendukung

keanekaragaman hayati dan ekosistem sangat

berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas

usahatani tanaman pangan. Disamping itu,

kondisi lahan yang secara umum subur dan iklim

yang mendukung merupakan peluang yang

sangat menguntungkan untuk pembangunan

tanaman pangan.

5. Keberadaan produsen/penangkar tanaman

pangan di sentra produksi

Keberadaan produsen benih tanaman pangan di

setiap sentra produksi, tersedianya teknologi

produksi benih yang cukup memadai, serta

adanya lembaga sertifikasi dan pengawasan

mutu benih dan lembaga produksi benih sumber

dan penangkar di setiap provinsi berpotensi

untuk memproduksi benih varietas unggul

bersertifikat yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan petani/pengguna benih.

Page 64: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

55 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

b. Permasalahan

1. Belum berkembangnya usaha penangkaran

benih secara luas hingga di sentra produksi yang

mengakibatkan harga benih menjadi mahal.

2. Ketersediaan benih unggul dan bermutu belum

dapat memenuhi kebutuhan petani, baik dari

aspek jumlah maupun ketepatan waktu

penyediaan.

3. Lemahnya peran Balai Benih dalam rantai

perbanyakan benih.

4. Lemahnya koordinasi diantara

institusi/stakeholder perbenihan berimbas kepada

melambatnya perkembangan sistem perbenihan.

Akhir-akhir ini sistem perbenihan yang sudah

dibangun, cenderung tergerus oleh ego institusi .

Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi

ke desentralisasi cenderung mewarnai

pelambatan koordinasi, karena masing-masing

provinsi/kabupaten memiliki kepentingan yang

berbeda-beda. Ketidaksinambungan kebijakan

pusat dan daerah seperti kurang tersosialisasinya

program dan kegiatan dan beberapa peraturan

daerah yang kurang selaras dengan kebijakan

nasional.

5. Kurangnya kuantintas dan kualitas sumber daya

manusia perbenihan di daerah yang menangani

perbenihan (khususnya Pengawas Benih

Tanaman). Perbaikan manajemen dan kinerja

perlu dilakukan agar dapat menciptakan kinerja

yang berkualitas serta moral dan etos kerja yang

optimal.

Page 65: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

56 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

c. Tantangan

1. Pemenuhan kebutuhan benih bersertifikat

sebagai salah satu pra syarat pemenuhan

kebutuhan pangan masyarakat, bahan baku

industri dan energi.

Untuk pemenuhan kebutuhan benih bersertifikat,

beberapa langkah perlu diambil, seperti :

a. Membangkitkan industri perbenihan swasta

nasional.

b. Membentuk skema perkreditan untuk usaha

penelitian pembuatan varietas unggul dalam

industri perbenihan swasta nasional.

c. Merangsang minat para pemulia dan teknologi

perbenihan untuk terjun ke dalam industri

perbenihan dan perbibitan swasta nasional.

2. Penanganan dampak perubahan iklim terhadap

ketersediaan benih dan perubahan jadwal pola

tanam.

Perubahan iklim dapat pula menyebabkan

munculnya hama dan penyakit tanaman yang

tidak diprediksi, yang berdampak pada turunnya

produksi tanaman. Ketersediaan benih yang

memadai dari sisi kuantitas dan kualitas (tinggi

viabilitas dan daya simpan) akan dapat

mengatasi perubahan jadwal pola tanam.

Page 66: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

57 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

BAB II.

VISI, MISI , TUJUAN DAN SASARAN

DIREKTORAT PERBENIHAN

2.1 . Visi :

Terwujudnya sistem perbenihan tanaman pangan

yang tangguh dan berdaya saing tinggi yang berbasis

potensi nasional yang mampu menyediakan benih

bermutu sesuai dengan tingkat kebutuhan pengguna

benih.

2.2. Misi :

1. Meningkatkan dan menyebarluaskan penggunaan

benih varietas unggul bersertifikat.

2. Meningkatkan produksi dan penyediaan benih

varietas unggul bersertifikat.

3. Meningkatkan pengawasan mutu dan sertifikasi

benih.

2.3. Tujuan :

1. Mewujudkan produksi dan penyediaan benih

varietas unggul bersertifikat yang optimal.

2. Mewujudkan sertifikasi dan pengawasan

peredaran benih yang optimal.

3. Mewujudkan fungsi kelembagaan perbenihan

yang optimal.

Page 67: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

58 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

2.4. Sasaran:

1. Optimalnya produksi dan penyediaan benih

varietas unggul bersertifikat .

2. Optimalnya sertifikasi dan pengawasan

peredaran benih.

3. Optimalnya fungsi kelembagaan perbenihan

sehingga mendukung sistem perbenihan

tanaman pangan yang tangguh dan berdaya

saing tinggi yang berbasis potensi nasional.

Page 68: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

59 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

BAB III.

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI

DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi

- Arah Kebijakan

Mendorong penyediaan benih yang mampu

memenuhi kebutuhan untuk pembangunan tanaman

pangan.

- Strategi

Mengoptimalkan produksi dan penyediaan benih,

sertifikasi dan pengawasan peredaran benih dan

fungsi kelembagaan perbenihan.

3.2 Kerangka Regulasi

Menyediakan regulasi yang mampu mewujudkan sistem

perbenihan tanaman pangan yang tangguh dan berdaya

saing yang berbasis potensi nasional yang mampu

menyediakan benih bermutu sesuai dengan tingkat

kebutuhan pengguna benih.

Peraturan/regulasi perbenihan yang sudah tidak relevan

(tidak sesuai) dengan perkembangan saat ini harus

dicabut/diganti atau direvisi sehingga peraturan tersebut

dapat diaplikasikan dan dijadikan pedoman dalam

melaksanakan segala kegiatan perbenihan di lapangan.

Beberapa peraturan perbenihan yang sudah tidak

Page 69: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

60 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

relevan antara lain peraturan perbenihan yang tertuang

dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang

Sistem Budidaya Tanaman, saat ini sedang dilakukan

review Undang-Undang 12 Tahun 1992 menjadi RUU

Sistem Pertanian Berkelanjutan. Selain itu kebijakan

penyerahan kewenangan pengawasan benih ke daerah

(Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi

Daerah No. 50 Tahun 2004 tentang Pedoman

Organisasi Perangkat Daerah) perlu dibahas kembali,

karena kurang relevan dengan kondisi saat ini.

3.3 Kerangka Kelembagaan

1) Kebutuhan Fungsi dan Struktur Organisasi yang

diperlukan dalam upaya pencapaian sasaran

strategis

Dalam upaya pengembangan dan mendukung

program perbenihan tanaman pangan perlu

dioptimalkan kelembagaan perbenihan yang

berkaitan dengan aspek penelitian/pemuliaan

varietas, aspek produksi serta aspek pengendalian

mutu benih baik pada tingkat Pusat maupun Daerah

(Provinsi dan Kabupaten/Kota).

Kelembagaan milik pemerintah untuk tingkat pusat

yang berkaitan dengan kebijakan perbenihan

nasional adalah Direktorat Perbenihan, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan,

Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMB-TPH),

dan Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM).

Page 70: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

61 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Sedangkan untuk kelembagaan tingkat provinsi

antara lain Balai-Balai/ Lembaga Penelitian atau

Penyelenggara Pemuliaan yang menghasilkan

varietas unggul baru (Balai Besar Penelitian Padi di

Sukamandi, Balai Besar Penelitian Kacang-

kacangan dan Umbi-umbian di Malang dan Balai

Besar Penelitian Jagung dan Serealia Lainnya di

Maros).

Kelembagaan perbenihan di tingkat provinsi yang

berkaitan dengan aspek produksi yaitu Balai Benih

Induk atau UPTD Balai Benih Provinsi. Sedangkan

kelembagaan tingkat provinsi yang menangani

aspek mutu benih adalah UPTD Balai Pengawasan

dan Sertifikasi Benih (UPTD BPSB). Disamping

kelembagaan perbenihan milik pemerintah, juga

telah berkembang industri benih dan produsen

benih milik swasta baik dalam bentuk Badan Hukum

maupun perseorangan serta penangkar benih.

2) Kebutuhan SDM, baik secara kualitas maupun

kuantitas

(Pusat dan daerah, penataan SDM produksi benih di

Balai Benih, penambahan PBT, maupun peningkatan

SDM swasta)

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan faktor yang

sangat penting dalam mendukung pengembangan

perbenihan. Sumberdaya manusia yang dibutuhkan

dalam pengembangan perbenihan meliputi pelaku

pada seluruh subsistem pada sistem perbenihan

Page 71: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

62 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

(subsistem penelitian, pemuliaan dan pelepasan

varietas, sub sistem produksi dan pemasaran dan

sub sistem sertifikasi dan pengawasan mutu dan sub

sistem penunjang).

Peningkatan profesionalisme petugas perbenihan

terus dilakukan baik jajaran staf maupun Pengawas

Benih Tanaman. Pelatihan-pelatihan petugas terus

dilakukan, untuk mengantisipasi perkembangan ilmu

dan teknologi. Penetapan jabatan fungsional

diharapkan semakin mendorong profesionalisme

petugas. Pengawas Benih Tanaman Pangan

(PBT), adalah petugas yang berperan penting dalam

pengawasan mutu benih tanaman yang

berkedudukan pada Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BPSBTPH).

Kelembagaan BPSB dan Balai Benih telah ada di

setiap provinsi. Kelembagaan Balai Benih ada pula di

beberapa kabupaten/kota. Kelembagaan Balai Benih

banyak yang tidak berfungsi optimal karena dijadikan

objek PAD bagi daerah dan sebagian besar tidak

memperoleh anggaran yang memadai. Hal ini

menghambat percepatan sosialisasi dan promosi

varietas-varietas unggul baru kepada petani dan

mengakibatkan sering sulitnya mencari benih

varietas tertentu di daerah.

Sebagian BPSB dan sebagian besar Balai Benih

tidak memiliki sarana prasarana dan SDM yang

memadai sejak otonomi daerah. Anggaran masih

Page 72: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

63 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

tergantung dari pusat. Umumnya Balai Benih

Palawija tidak dapat berfungsi sebagai penyedia

benih sumber dan sebagai pusat penyebaran,

sosialisasi serta promosi varietas-varietas unggul

baru.

Infrastruktur dan sarana prasarana Balai Benih dan

BPSB diharapkan dapat dilengkapi secara optimal

dan anggaran operasional dapat disediakan secara

memadai setiap tahun sehingga lembaga ini dapat

berfungsi secara optimal. Demikian pula tenaga

SDM-nya dapat terpenuhi sesuai kebutuhan dan

diharapkan menjadi tenaga profesional dibidangnya

dan tidak dialih tugaskan ke bidang lain di luar

perbenihan. Tunjangan operasional dan tunjangan

fungsional dapat disediakan secara memadai.

Kelembagaan penangkar benih telah berkembang di

berbagai daerah. Namun masih ada wilayah tertentu

yang masih kekurangan penangkar benih. Produsen

benih hibrida bekerjasama dengan petani untuk

menghasilkan benih hibrida atas bimbingan dan

pengawasan oleh produsen/perusahaan. Namun

belum ada penangkar benih hibrida yang dapat

memproduksi sendiri benih hibrida F1. Ke depan

diharapkan tumbuh dan berkembangnya penangkar-

penangkar benih hibrida F1.

Page 73: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

64 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

BAB IV.

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1. Target Kinerja

1. Sasaran Penyediaan Benih Bersertifikat Tahun

2015-2019

Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan

mutu hasil ditempuh melalui penggunaan benih varietas

unggul bersertifikat. Untuk itu pemerintah terus

berupaya untuk meningkatkan penggunaan benih

varietas unggul bersertifikat dan diharapkan selalu

meningkat dari tahun ke tahun. Sasaran peningkatan

penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi,

jagung dan kedelai pada tahun 2015- 2019 seperti pada

Tabel 21.

Tabel 21. Sasaran peningkatan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi, jagung dan kedelai tahun 2015 – 2019

2015 2016 2017 2018 2019

1 PADI

1. Sasaran Luas Tanam (ribu Ha) 14.782 15.065 15.365 15.670 15.980

2. Sasaran Kebutuhan Benih (Ton) 369.557 376.619 384.116 391.758 399.510

3. Sasaran Penggunaan Benih Bermutu (%)

- (%) 49 50 52 53 54

- (Ton) 180.000 189.000 198.000 207.000 216.000

2 JAGUNG

1. Sasaran Luas Tanam (ribu Ha) 4.245 4.800 4.930 5.083 5.227

2. Sasaran Kebutuhan Benih (Ton) 84.900 96.000 98.597 101.650 104.546

3. Sasaran Penggunaan Benih Bermutu (%)

- (%) 47 48 49 50 51

- (Ton) 40.000 46.500 48.000 50.500 53.000

3 KEDELAI

1. Sasaran Luas Tanam (ribu Ha) 677 735 788 859 926

2. Sasaran Kebutuhan Benih (Ton) 33.847 36.735 39.375 42.955 46.324

3. Sasaran Penggunaan Benih Bermutu (%)

- (%) 38 41 43 44 45

- (Ton) 13.000 15.000 17.000 19.000 21.000

TAHUNNO URAIAN

Page 74: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

65 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

2. Sasaran Perbanyakan Benih Sumber Tahun

2015-2019

Untuk memenuhi kebutuhan benih sumber yang

dipergunakan untuk perbanyakan benih sebar, maka

setiap tahun secara berkesinambungan Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan melalui anggaran APBN

Kementerian Pertanian mengalokasikan anggaran untuk

melaksanakan perbanyakan benih sumber tanaman

pangan kelas Benih Dasar (BD) dan Benih Pokok (BP).

Perbanyakan benih sumber kelas Benih Dasar (BD)

dilaksanakan oleh Balai Benih Provinsi sesuai dengan

potensi daerah masing-masing. Sedangkan produksi

benih sumber kelas BP direncanakan diproduksi oleh

Balai Benih Provinsi dan Balai Benih Kabupaten/Kota.

Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota diharapkan

dapat pula menyediakan dana perbanyakan benih

sumber tersebut sehingga luas penangkaran dan jumlah

varietas yang diperbanyak benihnya dapat lebih besar

Rencana perbanyakan penangkaran benih lima

komoditas utama tanaman pangan kelas BD dan BP

untuk 5 (lima) tahun (2015-2019) sebagaimana pada

Tabel 22, 23 dan 24.

Page 75: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

66 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 22. Rencana Perbanyakan Benih Padi (BS-BD)

dan (BD-BP) Tahun 2015-2019

BS - BD BD - BP TOTAL

1 2015 85 215 300

2 2016 89 226 315

3 2017 94 237 331

4 2018 98 249 347

5 2019 103 261 365

NO TAHUNRENCANA PERBANYAKAN (HA)

Tabel 23. Rencana Perbanyakan Benih Jagung (BS-BD)

dan (BD-BP) Tahun 2015-2019

Tabel 24. Rencana Perbanyakan Benih Kedelai (BS-

BD) dan (BD-BP) Tahun 2015-2019

BS - BD BD - BP TOTAL

1 2015 55 135 190

2 2016 58 142 200

3 2017 61 149 209

4 2018 64 156 220

5 2019 67 164 231

NO TAHUNRENCANA PERBANYAKAN (HA)

BS - BD BD - BP TOTAL

1 2015 35 75 110

2 2016 37 79 116

3 2017 39 83 121

4 2018 41 87 127

5 2019 43 91 134

NO TAHUNRENCANA PERBANYAKAN (HA)

Page 76: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

67 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 25. Rencana Perbanyakan Benih Kacang Tanah

(BS-BD) dan (BD-BP) Tahun 2015-2019

BS - BD BD - BP TOTAL

1 2015 20 50 70

2 2016 21 53 74

3 2017 22 55 77

4 2018 23 58 81

5 2019 24 61 85

NO TAHUNRENCANA PERBANYAKAN (HA)

Tabel 26. Rencana Perbanyakan Benih Kacang Hijau

(BS-BD) dan (BD-BP) Tahun 2015-2019

BS - BD BD - BP TOTAL

1 2015 5 10 15

2 2016 5 11 16

3 2017 6 11 17

4 2018 6 12 17

5 2019 6 12 18

NO TAHUNRENCANA PERBANYAKAN (HA)

Page 77: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

68 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

3. Perkiraan ketersediaan benih bersertifikat tahun

2015-2019

Untuk mendukung peningkatan produksi tanaman

pangan dalam upaya mempertahankan/melestarikan

swasembada pangan maka rencana penyediaan Benih

Sebar (BR) tahun 2015 – 2019 untuk benih padi (padi

inbrida dan padi hibrida), jagung (jagung komposit dan

jagung hibrida), dan kedelai dilaksanakan dengan upaya

bantuan benih melalui PSO yaitu subsidi benih dan

pasar bebas. Dalam rangka memandirikan petani dan

pengembangan sistem perbenihan ke depan, maka

subsidi benih dan bantuan subsidi benih secara

bertahap disarankan dikurangi dan pasar bebas

ditingkatkan. Penyediaan benih varietas unggul bermutu

dimanfaatkan juga untuk mengganti varietas

produktivitas rendah/sedang dengan varietas

produktivitas tinggi. Adapun rencana ketersediaan benih

padi, jagung dan kedelai tahun 2015 s/d 2019 seperti

pada Tabel 27.

Page 78: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

69 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 27. Ketersediaan benih padi, jagung dan kedelai

Tahun 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019

1 PADI

1. Bantuan Pemerintah/Subsidi Benih 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000

2. Pasar Bebas

a. Produsen Swasta/Penangkar 80.000 89.000 98.000 107.000 116.000

b. BUMN 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000

Jumlah 205.000 214.000 223.000 232.000 241.000

2 JAGUNG

1. Bantuan Pemerintah/Subsidi Benih 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000

2. Pasar Bebas

a. Produsen Swasta/Penangkar 36.000 42.500 44.000 46.500 49.000

b. BUMN 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000

Jumlah 45.000 51.500 53.000 55.500 58.000

3 KEDELAI

1. Bantuan Pemerintah/Subsidi Benih 3.500 3.500 3.500 3.500 3.500

2. Pasar Bebas

a. Produsen Swasta/Penangkar 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000

b. BUMN 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000

Jumlah 14.500 16.500 18.500 20.500 22.500

URAIANNOTAHUN

Page 79: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

70 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

4. Kebutuhan tenaga Pengawas Benih Tanaman Pangan

dalam rangka pengawasan dan sertifikasi benih tahun

2015-2019

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan secara terus

menerus melakukan upaya-upaya untuk memantapkan

kelembagaan pengawasan mutu benih (BPSB) agar

mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara

optimal. Salah satu upaya yang dilakukan untuk

optimalisasi kelembagaan pengawasan mutu benih

(BPSB) adalah adanya alokasi anggaran untuk

meningkatkan kompetensi para petugas Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) dan

penyempurnaan secara bertahap sarana prasarana

kelembagaan BPSB.

Pengawas Benih Tanaman (PBT), berperan

penting dalam pengawasan mutu benih tanaman yang

berkedudukan pada Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BPSBTPH) Provinsi. Usulan jumlah PBT untuk instansi

BPSBTPH Provinsi pada tahun 2014-2019 adalah

seperti pada Tabel 28.

Page 80: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

71 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 28. Usulan PBT di Instansi Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih TPH (BPSBTPH) Provinsi

Tahun 2015-2019

2015 967 874 1.841 690 598 1.179 277 276 553

2016 963 937 1.900 676 654 1.330 287 283 570

2017 977 959 1.936 672 649 1.321 305 310 615

2018 1.016 995 2.011 665 647 1.312 351 348 699

2019 1.030 1.009 2.025 679 661 1.326 365 362 713

Terampil Ahli Jmlh

TahunKebutuhan PBT Yang Ada Kekurangan PBT

Terampil Ahli Jmlh Terampil Ahli Jmlh

4.2. Kegiatan 2015-2019

Rencana kegiatan Direktorat Perbenihan Ditjen Tanaman

Pangan untuk tahun 2015-2019 seperti dalam Tabel 29.

Tabel 29. Kegiatan Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

290,14 141,95 168,26 205,69 237,24 1.043,279

Terlaksananya Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

Pemberdayaan Penangkar (unit) 175 - - - - 21,1 - - - -

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (Balai)

32 32 32 32 32 41,2 55,97 61,56 67,72 74,49

Perbanyakan Benih Sumber di Balai Benih (Balai)

31 31 31 31 31 10,5 17,00 18,70 20,57 22,63

Unit Prosesing Benih Khusus Aceh (Unit)

1 - - - - 3,5 - - - -

Terlaksananya Pembinaan, Monev dan Pelaporan (Paket)

1 1 1 1 1 18,8 40,00 44,00 48,40 53,24

Penguatan Kelembagaan Penangkar/Produsen Benih (unit)

32 32 32 32 32 195,00 28,98 44,00 69,00 86,88

SASARAN INDIKATORTARGET ALOKASI (Rp Miliar) TOTAL

ALOKASI 2015-2019

PROGRAM/KEGIATAN

Page 81: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

72 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

1. Produksi Benih

Rencana pengembangan perbenihan lima tahun ke

depan untuk tahun 2015-2019 meliputi proyeksi

produksi benih padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan

kacang hijau dengan data seperti pada Tabel 30 sd

Tabel 34 berikut.

Tabel 30. Proyeksi Produksi Benih Padi

Tahun 2015-2019

Tabel 31. Proyeksi Produksi Benih Jagung

Tahun 2015-2019

BD BP BR HIBRIDA

1 2015 3.000,00 109.750,00 90.000,00 2.250,00 205.000,00

2 2016 3.450,00 119.600,00 88.650,00 2.300,00 214.000,00

3 2017 3.950,00 129.350,00 87.350,00 2.350,00 223.000,00

4 2018 4.550,00 139.050,00 86.000,00 2.400,00 232.000,00

5 2019 5.250,00 148.550,00 84.750,00 2.450,00 241.000,00

NO TAHUNKELAS BENIH

JUMLAH

KOMPOSIT HIBRIDA

1 2015 100 400 3.000 41.500 45.000

2 2016 100 400 3.000 48.000 51.500

3 2017 100 400 3.000 49.500 53.000

4 2018 100 400 3.000 52.000 55.500

5 2019 100 400 3.000 54.500 58.000

NO TAHUN

KELAS BENIH

JUMLAHBD BP

BR

Page 82: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

73 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

Tabel 32. Proyeksi Produksi Benih Kedelai

Tahun 2015-2019

Tabel 33. Proyeksi Produksi Benih Kacang Tanah

Tahun 2015-2019

BD BP/BP1 BR/BR1/BR2

1 2015 20,00 50,00 250,00 320,00

2 2016 20,00 50,00 350,00 420,00

3 2017 20,00 50,00 450,00 520,00

4 2018 20,00 50,00 550,00 620,00

5 2019 20,00 50,00 650,00 720,00

NO TAHUNKELAS BENIH

JUMLAH

Tabel 34. Proyeksi Produksi Benih Kacang Hijau

Tahun 2015-2019

BD BP/BP1 BR/BR1/BR2

1 2015 5,00 10,00 15,00 30,00

2 2016 5,00 10,00 25,00 40,00

3 2017 5,00 10,00 35,00 50,00

4 2018 5,00 10,00 45,00 60,00

5 2019 5,00 10,00 55,00 70,00

NO TAHUNKELAS BENIH

JUMLAH

BD BP/BP1/BP2BR/BR1/BR2/

BR3/BR4

1 2015 150,00 1.500,00 12.850,00 14.500,00

2 2016 150,00 1.500,00 14.850,00 16.500,00

3 2017 150,00 1.500,00 16.850,00 18.500,00

4 2018 150,00 1.500,00 18.850,00 20.500,00

5 2019 150,00 1.500,00 20.850,00 22.500,00

NO TAHUN

KELAS BENIH

JUMLAH

Page 83: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

74 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

2. Desa Mandiri Benih

Sebagaimana yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019

ditargetkan 1.000 desa berdaulat benih sebagai salah

satu kegiatan yang diharapkan dapat mendukung

pencapaian sasaran produksi dan merupakan salah

satu upaya pemecahan masalah dari aspek

perbenihan. Untuk mewujudkan desa berdaulat benih

tersebut, maka Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

Kementerian Pertanian meluncurkan program “Desa

Mandiri Benih”.

Dengan adanya kegiatan Desa Mandiri Benih ini

diharapkan akan tumbuh produsen benih yang mampu

menyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih

di wilayah masing-masing dengan memberikan fasilitasi

kepada kelompok tani atau kelompok penangkar atau

gabungan kelompoktani dengan kelompok penangkar

untuk meningkatkan kapasitas (Capacity Building)

dalam rangka memproduksi benih guna memenuhi

kebutuhan benih di wilayahnya.

Adapun bentuk dari fasilitasi kepada kelompok tani

tersebut yaitu berupa :

1) Bantuan biaya pengadaan sarana produksi dan

lainnya, yaitu antara lain : benih sumber, pupuk

organik, biaya sertifikasi benih, ongkos tenaga

kerja/prosesing benih dan sarana pelengkap

gudang (stapel/rak benih), karung, plastik

pengemas, prosesing benih dan lain-lain

(disesuaikan dengan kebutuhan setempat).

Page 84: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

75 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

2) Pengadaan sarana peralatan mesin pengolahan

(processing) dan pengemasan benih, antara lain :

tempat pengeringan benih (box dryer), alat

pembersih benih (seed cleaner), timbangan,

alat/mesin penjahit karung (bag closer), alat

pengelem plastik (plastic sealer), dan lain-lain

(dapat disesuaikan dengan kebutuhan kelompok

tani/kelompok penangkar/gabungan kelompok tani

dengan kelompok penangkar).

3) Pembangunan gudang penyimpanan benih,

minimal dengan ukuran seluas 40 m2 dan tinggi

minimal 4 m.

4) Pembuatan lantai jemur, minimal dengan ukuran

seluas 80 m2.

Sasaran alokasi kegiatan Desa Mandiri Benih tahun

2015-2019 sebanyak 2.000 unit dengan rincian

sebagaimana pada Tabel 35.

Tabel 35. Alokasi Desa Mandiri BenihTahun 2015-2019

(Unit) (Ha) (Unit) (Ha) (Unit) (Ha) (Unit) (Ha) (Unit) (Ha)

1 Padi 1.000 10.000 138 1.380 200 2.000 300 3.000 362 3.620

1.000 10.000 138 1.380 200 2.000 300 3.000 362 3.620

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019No. Komoditas

Tahun 2015 Tahun 2016

Jumlah

Page 85: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

76 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

3. Sasaran Sertifikasi Benih (Padi, Jagung, Kedelai,

Kacang Tanah dan Kacang Hijau)

Tabel 36. Sasaran Sertifikasi Tahun 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019

1 Padi 86.200 87.800 89.600 91.500 93.350

2 Jagung 17.500 17.850 18.200 18.500 18.500

3 Kedelai 35.500 36.200 36.900 37.600 38.500

4 Kacang Tanah 400 420 441 463 486

5 Kacang Hijau 150 158 165 174 182

No Komoditas BenihTahun

Page 86: RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Download File.pdfKATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

77 Renstra Direktorat Perbenihan Tahun 2015-2019

BAB V.

PENUTUP

Rencana Strategis Direktorat Perbenihan Ditjen Tanaman Pangan

ini merupakan salah satu bahan acuan yang dapat digunakan

dalam menyusun program perbenihan ke depan. Dengan

tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Perbenihan Ditjen

Tanaman Pangan ini diharapkan dapat mendorong pembangunan

perbenihan guna mendukung peningkatan produktivitas dan

produksi tanaman pangan serta mutu produk yang pada akhirnya

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani

dan stakeholder terkait.

Dukungan iklim perbenihan yang kondusif sangat diperlukan untuk

memacu ketersediaan benih tanaman pangan yang mampu

memenuhi kabutuhan petani serta pasar benih baik domestik

maupun internasional/ekspor. Dalam pengembangan perbenihan

ke depan diharapkan sektor swasta dapat tumbuh dan

berkembang di semua daerah sesuai kebutuhan mulai dari industri

skala kecil, sedang sampai industri benih besar.