Rencana Aksi Kegiatan B2P2TO-OT Tahun 2010-2014
i
RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL JL. Raya Lawu No. 10-11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah e-mail: [email protected], [email protected] telp.: (0271)697010, fax (0271)697451
Rencana Aksi Kegiatan B2P2TO-OT Tahun 2010-2014
ii
KATA PENGANTAR
Rencana Kegiatan 2010-2014 Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat
Tradisional merupakan dokumen perencanaan yang bersifat dinamis dan indikatif,
yang mencakup berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan di hulu dan di hilir.
Rencana kegiatan dijabarkan per tahun dan bergulir menjadi rangkaian kegiatan
simultan pada tahun-tahun berikutnya.
Disadari bahwa dunia kini telah kembali back to nature dalam menjaga kualitas
hidupnya, termasuk pemanfaatan herbal/tanaman obat dan obat tradisional. Di
Indonesia, ramuan herbal dikenal sebagai JAMU, yang telah dicanangkan sebagai
brand Indonesia pada 27 Mei 2007 oleh Presiden RI. Brand Indonesia juga dimaknai
bahwa JAMU menjadi tuan rumah di negeri ini yang dampaknya diharapkan mampu
meningkatkan ekonomi masyarakat dan kemandirian bangsa dalam pengadaan bahan
JAMU/obat.
Terobosan spektakuler mengawali tahun pertama 2010, yaitu Menteri
Kesehatan menerbitkan Permenkes No. 003 tahun 2010 tentang Saintifikasi JAMU
dalam Penelitian Berbasis Pelayanan, semakin memperkuat upaya pengembangan
litbang tanaman obat dan obat tradisional dan pemanfaatannya dalam pelayanan
kesehatan. JAMU, ramuan tanaman obat yang selama ini digunakan secara empiris
dan turun temurun, kini harus disaintifikasi melalui penelitian berbasis pelayanan,
sehingga tenaga medis dapat menggunakannya sebagai upaya pelayanan
kesehatani. Untuk itu, faktor keamanan, khasiat dan mutu JAMU serta catatan medis
yang lengkap merupakan hal mutlak keberlangsungan saintifikasi JAMU.
Berdasarkan hal tersebut, maka program penelitian dan pengembangan Balai
Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional menjadi lebih fokus dan terarah,
yaitu melaksanakan Saintifikasi JAMU, yang areanya mencakup hulu dan hilir, dari
tanaman obat yang terstandar sampai ke ramuan JAMU yang aman, berkhasiat dan
bermutu.
Buku Rencana Kegiatan 2010-2014 telah direvisi, dilengkapi dengan Indikator
Kinerja Kegiatan yang akan diacu sebagai pedoman dalam pencapaian target berupa
produk litbang yang dapat dipertanggungjawabkan secara etika dan ilmiah. Kegiatan
Litbang TOOT menjadi nomenklatur dalam Rencana Strategis Kementerian kesehatan
tahun 2010-2014 pada review terakhir. Maka IKK Litbang TOOT yang disusun sudah
dicantumkan dalam Rencana Aksi kegiatan.
Tawangmangu, Desember 2014
Kepala Balai Besar Litbang TO dan OT
Indah Yuning Prapti, SKM, MKes.
NIP. 19550810 197712 2 001
Rencana Aksi Kegiatan B2P2TO-OT Tahun 2010-2014
iii
DAFTAR ISI
Hal Halaman Judul ................................................................................ i Kata Pengantar ............................................................................... ii Daftar Isi .......................................................................................... iii Daftar Gambar ................................................................................. iv Daftar Lampiran .......... vi Bab I Pendahuluan...................................................................... 1 A. Latar Belakang .............................................................. 1 B. Alasan Revisi ............................................................... 4 Bab II Organisasi......................................................................... 5 A. Visi dan Misi................................................................... 5 B. Nilai................................................................................ 5 C. Motto.............................................................................. 5 D. Janji Layanan................................................................. 5 E. Faktor Kunci Keberhasilan............................................. 5 F. Tujuan, Strategi dan Sasaran. 5 G. Karateristik Iptek TOOT... 7 H. Landasan Hukum. 8 I. Tugas dan Fungsi 9 Bab III Analisis Situasi.................................................................. 13 A. Modal Struktur Organisasi............................................. 13 B. Modal Kepemimpinan.................................................... 15 C. Modal Manusia.............................................................. 16 D. Aset Iptek....................................................................... 20 E. Aset Operasional........................................................... 23 F. Aset Dana...................................................................... 23 Bab IV Rencana Aksi Kegiatan 2010-2014................................. 25 A. Aktivitas Iptek TOOT..................................................... 25 B. Indikator Kinerja Kegiatan.............................................. 26 C. Indikator Kinerja Sasaran.............................................. 27 D. Indikator Kinerja Tujuan................................................ 27 A. Bab V Evaluasi............................................................................. 28 A. Monitoring.................................................................... 28 B. Evaluasi........................................................................ 28 C. Pengorganisasian Pelaksana....................................... 30 D. Penyesuaian Terhadap RAK Litbang TOOT................ 31 Bab VI Penutup ........................................................................... 32
Rencana Aksi Kegiatan B2P2TO-OT Tahun 2010-2014
iv
DAFTAR GAMBAR
Hal Gambar 1 Menteri Kesehatan dr. Nafsiah mboi,SP.A.,MPH
meresmikan Rumah Riset JAMU B2P2TOOT.................. 1 Gambar 2 Kunjungan Delegasi Negara ASEAN di kebun
Tloglodlingo B2P2TOOT................................................... 2 Gambar 3 Pegawai Kebun B2P2TOOT Melakukan pendaringan
lahan pada budidaya tanaman Ekinase di kebun produksi ........................................................................... 3
Gambar 4 Bagan Jalur Saintifikasi JAMU melalui layanan kesehatan modern, komplementer, dan tradisional.......... 6
Gambar 5 Menteri Kesehatan meminum JAMU di stand B2P2TOOT dalam acara the 2nd health research and development symposium in asia pacifik region dalam rangka Hari Kesehatan Nasional Ke-50...........................
6 Gambar 6 Penyerahan formula JAMU Saintifik (JAMU Hipertensi
dan Hiperuresimik kepada Menteri Kesehatan dari komnas SJ)....................................................................... 8
Gambar 7 Gedung baru B2P2TOOT dan gedung lama Hortus Medicus tahun 1948, cikal bakal B2P2TOOT. 10
Gambar 8 Bagan organisasi B2P2TOOT.. 11 Gambar 9 Bagan Lingkup Tugas dan Fungsi B2P2TOOT... 12 Gambar 10 Kelompok Kepakaran dalam scientific board B2P2TOOT
sejak Januari 2013.. 13 Gambar 11 Kompartemen Laboratorium terpadu B2P2TOOT awal
tahun 2014... 14 Gambar 12 Instalasi sebagai unit penunjang B2P2TOOT, Januari
2013.. 15 Gambar 13 Komposisi pegawai tetap berdasarkan Seks, akhir tahun
2014...... 16 Gambar 14 Komposisi Pegawai tetap berdasarkan seks dan
jenjang pendidikan terakhir, akhir tahun 2014... 17 Gambar 15. Komposisi Pegawai tetap berdasarkan Seks dan Area
pekerjaan pada akhir tahun 2014. 18 Gambar 16. Aktivitas pegawai dan gedung instalasi pasca panen.. 22
Rencana Aksi Kegiatan B2P2TO-OT Tahun 2010-2014
v
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Hal Tabel 1 Riset Formula JAMU... 12 Tabel 2 Komposisi pegawai tetap berdasarkan jenis kelamin
dan jenjang pendidikan pada Januari 2013. 18 Tabel 3 Nama peneliti dan jenjang jabatan tahun 2014... 19 Tabel 4 Komposisi jabatan fungsional peneliti dan litkayasa
B2P2TOOT di awal dan akhir tahun 2013 20 Tabel 5 Matrik Indikator Kinerja Kegiatan 2010-2014... 26
Hal Lampiran 1 Riset Formula JAMU... 33
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sehat itu indah dan murah, jika masyarakat secara mandiri berperilaku hidup
bersih dan sehat. Biaya pencegahan penyakit akan jauh lebih irit dibandingkan dengan
biaya pengobatan ketika sakit. Untuk itu, program pembangunan kesehatan ke depan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, karena bersifat sistemik dalam
mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, sehingga akan dapat menekan
biaya kesehatan. Obat tradisional JAMU, yang telah turun temurun berabad silam
digunakan masyarakat, baik untuk pemeliharaan kesehatan maupun pengobatan,
dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menjaga kesehatannya.
Pemanfaatan JAMU kini telah memperoleh dasar hukum yang kuat. Dalam
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 5 ayat 3 dinyatakan
bahwa setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggungjawab menentukan
pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Pasal 99 menyatakan bahwa
sumber sediaan farmasi yang berasal dari alam semesta dan sudah terbukti berkhasiat
dan aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan, dan/atau perawatan, serta
pemeliharaan kesehatan tetap harus dijaga kelestariannya.
Gambar 1. Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi, SP. A., MPH, meresmikan
Rumah Riset JAMU B2P2TOOT pada tanggal 31 Januari 2013
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
2
Kementerian Kesehatan melalui SK Menkes 381 tahun 2007 menetapkan
Kebijakan Obat Tradisional Nasional (Kotranas), dilanjutkan dengan dicanangkannya
Saintifikasi JAMU pada 6 Januari 2010 oleh Menteri Kesehatan berdasarkan
Permenkes 003/2010 tentang Saintifikasi JAMU: penelitian berbasis pelayanan
kesehatan,untuk menjamin obat tradisional JAMU, aman, berkhasiat dan bermutu.
Salah satu masalah dalam pemanfaatan JAMU pada pelayanan kesehatan,
antara lain adalah para klinisi/dokter enggan meresepkan JAMU, masih sedikitnya
evidence based atas khasiat dan keamanan JAMU dan banyak tenaga medis yang
belum terpapar informasi atas bukti kemanfaatan JAMU. JAMU dipandang tidak praktis
karena berasal dari simplisia dan sulit menentukan dosis, padahal melalui teknologi
pengembangan sediaan dan penelitian pra-klinik dan klinik akan mampu menghasilkan
sediaan JAMU yang praktis dengan dosis yang tepat dari bahan baku terstandar.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan mengupayakan agar JAMU yang sudah
secara turun temurun digunakan harus segera di-saintifikasi, yang dilakukan oleh
dokter-peneliti, farmasis dan tenaga kesehatan bersumpah lainnya dalam satu
infrastruktur.
Target yang diharapkan adalah tersedianya JAMU yang aman dan berkhasiat
serta dimanfaatkan secara luas, baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam
pelayanan kesehatan. Peran Menristek dan Kementerian Teknis lain seperti Pertanian,
Kehutanan, BPPT, LIPI untuk menyediakan tanaman dan sediaan terstandar;
Mendiknas untuk menciptakan SDM, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian
Perindustrian untuk menciptakan tata niaga/pasar khusus JAMU, serta peran Industri
JAMU untuk memproduksi dan memasarkan JAMU Saintifik tersebut.
Gambar 2. Kunjungan Delegasi Negara ASEAN di kebun Tloglodlingo B2P2TOOT
tanggal 21 April 2014
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
3
Berdasarkan Program Saintifikasi JAMU, maka Litbang Tanaman Obat dan
Obat Tradisional menjadi semakin terarah dengan target yang lebih jelas/fokus. Untuk
mewujudkan hal tersebut diperlukan kerjasama riset multiplayers yang kuat antar lintas
sektor sesuai dengan tugas dan fungsinya, dari hulu ke hilir, mulai dari penyediaan
tanaman obat yang terstandar, formula JAMU, SDM, pelayanan dan dukungan legal
aspect berupa peraturan perundangan.
Sisi lain positive effect JAMU adalah bahwa JAMU tidak sekedar isu kesehatan
saja (konstruktif, promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), namun JAMU juga
merupakan salah satu solusi dalam membantu dan mendorong perkembangan dunia
usaha/masyarakat menuju kemandirian bangsa sekaligus mensejahterakan
masyarakat dan pelestarian kultur/budaya. Untuk itu, promosi, advokasi dan
pemanfaatan JAMU harus terus dilakukan oleh semua pihak, Pemerintah Pusat dan
Daerah serta masyarakat termasuk swasta.
Gambar 3. Pegawai kebun B2P2TOOT melakukan pendaringan lahan untuk
menggemburkan tanah pada budidaya Tanaman Ekinase di
kebun Produksi B2P2TOOT (1200 m dpl)
Pemanfaatan obat tradisional/JAMU dalam pelayanan kesehatan masyarakat
membutuhkan upaya integrasi yang didukung 5 pilar utama meliputi:
1) ketersediaan informasi JAMU yang evidence based
2) jaminan kesinambungan ketersediaan sumber bahan baku terstandarisasi
3) regulasi yang mengatur implementasi dalam pelayanan kesehatan, tata niaga
dan bahan baku JAMU
4) ketersediaan standar penelitian, standar pelayanan dan standar pendidikan
5) upaya promosi dan advokasi kepada masyarakat luas dan stakeholders.
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
4
Berbasis kepada 5 pilar utama tersebut dan disertai tekad, komitmen serta
kesepahaman semua pihak, program saintifikasi JAMU dan pemanfaatan JAMU dalam
pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan dengan efektif dalam mendukung
pembangunan kesehatan dan pembangunan nasional.
B. ALASAN REVISI
Rencana Aksi Kegiatan B2P2TOOT merupakan suatu dokumen yang dinamis
mengikuti perkembangan kegiatan litbang TOOT. Revisi dilakukan dengan
pertimbangan kegiatan Litbang TOOT menjadi nomenklatur dalam Rencana Strategis
Kementerian kesehatan tahun 2010-2014 pada review terakhir. Maka IKK Litbang
TOOT yang disusun sudah dicantumkan dalam Rencana Aksi kegiatan.
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
5
BAB II
ORGANISASI
A. VISI dan MISI
Visi
Masyarakat Sehat dengan JAMU yang Aman dan Berkhasiat
Misi
1) Meningkatkan mutu litbang tanaman obat dan obat tradisional
2) Mengembangkan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional
3) Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional
B. NILAI
PIREC Kemenkes (pro rakyat, inklusif, responsif, efektif-efisien, clean/bersih)
DJTB (disiplin, jujur, takwa dan budaya)
C. MOTTO
Ramah, Informatif, Terpercaya
D. JANJI LAYANAN
Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat dan profesional
E. FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN
1) Kualitas SDM peneliti
2) Optimalisasi fungsi sarana dan prasarana yang tersedia
3) Jejaring dengan mitra konsumen
4) Diseminasi pemanfaatan hasil litbang
F. TUJUAN, STRATEGI DAN SASARAN
TUJUAN
1) Basis data khasiat dan toksisitas praklinik (bahan aktif maupun ramuan)
2) Uji Klinik Saintifikasi JAMU: penelitian berbasis pelayanan kesehatan untuk
memperoleh evidence based data pemanfaatan formula JAMU
3) Menyelenggarakan Diklat Saintifikasi JAMU bagi para dokter/dokter
gigi/apoteker dan tenaga kesehatan lainnya
4) Standarisasi formula dan bahan baku JAMU
5) Mewujudkan kemandirian bahan baku JAMU dalam menjamin ketersediaan
obat dan JAMU berkualitas
6) Mapping agroklimat tanaman obat
7) Identifikasi dan karakterisasi genetik tumbuhan obat (dasar kepemilikan data
keanekaragaman hayati)
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
6
Gambar 4. Bagan Jalur Saintifikasi JAMU Melalui Layanan Kesehatan Modern,
Komplementer, dan Tradisional
Gambar 5. Menteri Kesehatan Prof. DR. dr. Nila Farid Moeloek didampingi Kepala
Badan Litbangkes Prof. Dr. dr Tjandra Yoga A. dan Kepala B2P2TOOT
Indah Yuning Prapti SKM.,M.Kes meminum JAMU di stand B2P2TOOT
pada acara The 2nd Health Research And Development Symposium In
Asia Pacifik Region dalam rangka Hari Kesehatan Nasional Ke-50 di
Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta 18-20 November 2014
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
7
STRATEGI
1) Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan integritas SDM peneliti
2) Meningkatkan kuantitas dan kualitas alat laboratorium, sarana dan prasarana
litbang
3) Memperkuat dan memperluas jejaring kerjasama dan sinergisme kerja dengan
Rumah Sakit, Puskesmas, lembaga riset kementerian dan non-
kementerian,serta organisasi profesi terkait (IDI, IAI, PDHMI, dll), GP
JAMU/Industri Farmasi dan masyarakat petani binaan serta Badan Dunia yang
berminat
4) Road Map Saintifikasi JAMU yang disepakati
5) Meningkatkan motivasi dan kemampuan peneliti dalam memperoleh paten/HKI
6) Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menciptakan produk dan teknologi
tepat guna
7) Meningkatkan jumlah Klinik Saintifikasi JAMU berizin di rumah sakit, fasilitas
kesehatan, dokter praktek, dll
8) Meningkatkan sosialisasi, promosi dan advokasi hasil litbang JAMU kepada
stake holders.
SASARAN
Meningkatnya Penelitian dan Pengembangan di Bidang Tanaman Obat dan Obat
Tradisional
1) KARAKTERISTIK IPTEK TOOT
Generation
Untuk memproduksi data temuan dan fakta, melalui:
1. Riset budidaya dan pascapanen
2. Riset praklinik dan klinik
Advancement
Untuk mengolah hasil temuan dan fakta, melalui:
1. Pengembangan (teknologi formulasi, sediaan, standar budidaya,
pascapanen, dll)
2. Kajian
3. Pelatihan IPTEK TOOT
Aplikasi Pengetahuan Teknis
Dalam kerangka Iptek Saintifikasi JAMU
1. Pasien di Rumah Riset JAMU
2. Pasien di Jejaring Klinik Saintifikasi JAMU
3. Pembinaan Petani TO
4. Narasumber untuk Saintifikasi JAMU (a.l. budidaya, pascapanen, uji
formula, penyediaan JAMU)
5. Cloning wadah integral SJ di Kab/Kota (Kab. Tegal, Kab. Sragen, Kota
Pekalongan, Ubaya, dll)
6. Community Empowerment
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
8
Diseminasi
Untuk memasarkan hasil iptek TOOT kepada segmen2 mitra konsumen
1. Akademisi: perguruan tinggi dan lembaga Litbang
2. Bisnis: JAMU,OT dan Farmasi/Obat
3. Pemerintah: Pusat, Kementerian, Lembaga Non Kementerian, Pemda
Provinsi dan Pemda Kabupaten/Kota
4. Komunitas masyarakat: profesi, petani TO, sosial, sekolah, dll
Gambar 6. Penyerahan Formula JAMU Saintifik (JAMU untuk Hipertensi dan
Hiperurisemik) kepada Menteri Kesehatan RI dari Komisi Nasional
Saintifikasi JAMU pada tanggal 31 Januari 2013 di B2P2TOOT.
2) LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang No. 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 67,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609);
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
9
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3781);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Komplementer Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 003/Menkes/Per/2010 tentang
Saintifikasi JAMU Dalam Pelayanan Kesehatan;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1179A/Menkes/SK/X/1999 tentang
Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/ Menkes/SK/X/2002 tentang
Persetujuan Penelitian Kesehatan Terhadap Manusia;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1031/Menkes/SK/VII/2005 tentang
Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 121/Menkes/Sk/II/2008 Tentang
Standar Pelayanan Medik Herbal
G. TUGAS DAN FUNGSI
Berdasarkan Permenkes RI No. 491/Menkes/VII/2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional (B2P2TOOT), B2P2TOOT adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis
Badan Litbang Kesehatan, yang bertugas melaksanakan tugas penelitian dan
pengembangan (litbang) tanaman obat dan obat tradisional dengan fungsi:
1. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian dan atau pengembangan di
bidang TOOT
2. Pelaksanaan eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi dan koleksi
plasma nutfah TO
3. Pengembangan Iptek teknologi konservasi dan pelestarian plasma nutfah TO
4. Pengembangan Iptek standarisasi tanaman obat dan bahan baku OT
5. Pelaksanaan pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraan di bidang
TOOT
6. Pelaksanaan kajian dan diseminasi informasi TOOT
7. Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pasca panen,
analisis koleksi spesimen TO dan uji keamanan dan kemanfaatan OT
8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
10
Gambar 7. (A) Gedung baru B2P2TOOT dan (B) Hortus Medicus sejak tahun 1948,
sebagai cikal bakal B2P2TOOT, Badan Litbangkes, Kementerian
Kesehatan
A
B
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
11
Struktur organisasi B2P2TOOT sesuai Permenkes RI No. 491/Menkes/VII/2006
sebagai berikut.
Gambar 8. Bagan Organisasi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional.
KEPALA
KEPALA BIDANG
PELAYANAN
PENELITIAN
KEPALA SEKSI
PELAYANAN
TEKNIS
KEPALA SEKSI
SARANA
PENELITIANKELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA BIDANG
PROGRAM,
KERJASAMA &
INFORMASI
KEPALA SEKSI
PROGRAM DAN
EVALUASI
KEPALA SEKSI
KERJASAMA DAN
INFORMASI
KEPALA BAGIAN
TATA USAHA
KEPALA SUB BAGIAN
UMUM
KEPALA SUB BAGIAN
KEUANGAN
INSTALASI
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
12
Gambar 9. Bagan Lingkup Tugas dan Fungsi Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
Tabel 1. Riset formula JAMU
Status 2010 2011 2012 2013 2014
Lulus
RCT
Hipertensi Ringan Hemoroid
Hiperurisemia Dispepsia
Osteoartis
Lulus
Before-
After
Kolesterolomia Obesitas Afrodisiaka Anemia Fe Hiperglikemia
Hiperurisemia Osteartritis Hepatoprotektor FAM
Dispepsia Imunomodulator Asma Hiperkolesterolomia
Laktagoga Urolitiasis Insomnia
Cefalgia
Lulus
Pra
Klinik
Kolesterolomia I Hemoroid Hepatoprotektor II Kanker Hiperglikemia II
Hiperurisemia Hepatoprotektor Afrodisiaka II Hiperglikemia Kolesterolemia III
Afrodisiaka I Imunomodulator Kolesterolemia II
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
13
BAB III
ANALISIS SITUASI
A. MODAL STRUKTUR ORGANISASI
Merupakan modal yang diberikan negara melalui pemerintah dalam bentuk
lembaga, tugas, fungsi dan perangkat-perangkat pengelolaan organisasi.
Berdasarkan amanah tugas dan fungsi sesuai Permenkes No. 491 tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja B2P2TOOT dan Permenkes No. 03 tahun
2010 tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian berbasis Pelayanan, area
pengelolaan Iptek adalah TO, OT, dan JAMU Saintifik, namun dalam
implementasi baru sebatas TO dan JAMU Saintifik berbahan TO.
Selain itu, dengan semakin besar dan luasnya jejaring Saintifikasi JAMU (SJ),
maka perlu didukung budidaya dan sarana untuk pemrosesan simplisia
terstandar.
Gambar 10. Kelompok Kepakaran dalam Scientific Board
B2P2TOOT sejak tahun 2013
Sebagai institusi Iptek yang sarat dengan dinamika keilmuan, keahlian dan kepakaran,
sudah ditentukan Kelompok Besar Kepakaran (Gambar 10), yang pada dasarnya
ditujukan untuk mengelola aktivitas2 Iptek di lingkup Tanaman Obat dan Obat
Tradisional. Kelompok kepakaran ini dikelola secara organisasi oleh Panitia Pembina
Ilmiah B2P2TOOT.
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
14
Sebagai lembaga Iptek tentu tidak lepas dari keberadaan laboratorium yang memiliki
peran vital dalam pengelolaan litbang. Laboratorium yang ada (Gambar 11) dikelola
dan ditempatkan dalam satu gedung terpadu untuk memudahkan interaksi, aktivitas
dan pemeliharaan.
Gambar 11. Kompartemen Laboratorium Terpadu B2P2TOOT awal tahun 2014
Dalam melengkapi kapasitas kelembagaan, juga ada instalasi (Gambar 11) sebagai
unit yang dikelola dalam rangka mendukung Jejaring SJ di sisi hulu dan paskapanen,
juga memberikan kontribusi berupa penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Instalasi
tersebut sangat membutuhkan sentuhan profesional agar pengelolaan tidak
melanggar aturan negara. Unit ini diharapkan selalu dinamis mengikuti dinamika dan
kebutuhan organisasi Iptek.
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
15
Gambar 12. Instalasi sebagai Unit Penunjang B2P2TOOT pada Januari 2013
B. MODAL KEPEMIMPINAN,
Merupakan gaya dan peran pimpinan dalam perwujudan visi misi dan dalam
pola koordinasi dan manajemen organisasi
Kepemimpinan berperan sangat penting bagi jalannya organisasi. Pemimpin
mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja
dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan.
Secara legal formal, hirarkis kepemimpinan B2P2TOOT telah ditetapkan dalam
Permenkes No. 491 tahun 2006 yang diemban oleh pejabat struktural. Selain
itu sebagai institusi litbang TOOT dan kebutuhan pengembangan institusi,
kepemimpinan juga dilakukan oleh Ketua Panitia Pembina Ilmiah (PPI) dan
penanggung jawab instalasi atau devisi.
Kurangnya Sumber Daya Manajerial di B2P2TOOT mengakibatkan diambilnya
kebijakan jabatan rangkap. Lima peneliti harus menduduki tugas sebagai
struktural, yaitu 3 di bidang Pelayanan Penelitian, 1 di seksi Program dan
Evaluasi dan 1 di bagian Tata usaha
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
16
C. MODAL MANUSIA
Merupakan pegawai tetap dan pegawai tidak tetap dengan segala kapasitas
dan kompetensi yang dimiliki.
Pendekatan sumber daya manusia dalam manajemen dan organisasi sudah
ditinggalkan dan meningkat pada pendekatan modal manusia (human capital).
Modal manusia adalah komponen yang sangat penting dalam suatu organisasi.
Pegawai dengan segala kemampuan dan/atau kompetensi yang dimiliki, bila
dikelola bersama dengan modal struktur organisasi dan modal kepemimpinan
yang kondusif, secara total akan menghasilkan kinerja yang optimal dan luar
biasa.
Tren perubahan dan dinamika dalam tata kelola tugas dan fungsi B2P2TOOT
membutuhkan pegawai-pegawai yang berkapasitas dan berkompetensi, namun
belum semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari pegawai tetap (PNS dan
CPNS) yang ada. Pengadaan pegawai melalui pekerja tidak tetap (pegawai
kontrak honor) masih sangat tinggi, mengingat kepemilikan lahan budidaya dan
produksi sangat luas, pelayanan kesehatan JAMU sangat tinggi, dan fungsi-
fungsi esensial sebagai lembaga Iptek menyangkut informasi melalui
perpustakaan dan museum sangat dibutuhkan. Diprediksi bahwa kebutuhan
formasi pegawai tetap belum optimal terpenuhi melalui pengadaan reguler
mengingat ada kebijakan zero growth dan reformasi birokrasi.
Modal manusia di B2P2TOOT terdiri dari pegawai tetap (PNS dan CPNS) maupun
tidak tetap, dinilai sebagai aktor utama dalam implementasi tugas dan fungsi
B2P2TOOT. Pada Januari 2014, dengan amanah tugas litbang TOOT dan Saintifikasi
JAMU, B2P2TOOT memiliki gambaran kepegawaian sbb.
Gambar 13. Komposisi Pegawai Tetap berdasarkan Seks akhir tahun 2014
58%
42% laki-laki
Perempuan
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
17
Pada akhir tahun 2013 Jumlah PNS di B2P2TOOT sebanyak 82 orang dengan
perbandingan 51 laki laki dan 31 perempuan. Pada bulan April 2014 masuk 8 orang
dari pengadaan CPNS tahun 2013. 1 pegawai meninggal dunia dan tidak ada pegawai
yang pensiun maupun pindah tugas. Sehingga pada akhir tahun 2014 jumlah PNS dan
CPNS B2P2TOOT sebanyak 89 orang dengan perbandingan 37 berjenis kelamin
perempuan dan 52 berjenis kelamin laki-laki
Jumlah total pegawai menurut jenis kepegawaian sebanyak 214, meliputi 89 pegawai
tetap dan 125 pegawai tidak tetap/PTT. Khusus PTT diadakan karena jumlah pegawai
tetap, belum mengakomodasi beban kerja. Hal ini dapat dilihat dari banyak dan
luasnya jumlah barang inventaris milik negara (BMN) yang dikelola oleh B2P2TOOT.
PTT dipekerjakan untuk membantu pengelolaan tugas dan fungsi organisasi dan
terdistribusi dominan di unit kerja di kebun tanaman obat, laboratorium
terpadu,laboratorium farmakologi dan toksikologi, laboratorium pascapanen,
laboratorium sediaan JAMU, Rumah Riset JAMU dan bidang kesekretariatan (Satpam,
Administrasi, kebersihan dan pengemudi)
Gambar 14. Komposisi Pegawai Tetap berdasarkan Seks dan Jenjang
Pendidikan Terakhir pada akhir tahun 2014
0
2
4
6
8
10
12
14
16
SD SLTP SLTA DIII S1 S2
Laki-Laki
Perempuan
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
18
Gambar 15. Komposisi Pegawai Tetap berdasarkan Seks dan Area
Pekerjaan pada akhir tahun 2014
Gambar 15 menjelaskan bahwa aset-aset iptek berupa kebun (15,85 Ha), instalasi
paskapanen (gedung 4 lantai yang melayani penerimaan hasil panen, pengolahan
bahan JAMU, penyimpanan, dan distribusi) dan Rumah Riset JAMU (rawat jalan, lab,
Griya JAMU, rekam medik dan administrasi), yang membutuhkan jenis tenaga dalam
jumlah besar dan dituntut berproduksi setiap hari, hanya dikelola oleh pegawai tidak
tetap yang tidak sebanding, kebun dengan 11 PNS, paskapanen 3 PNS, Rumah Riset
JAMU dengan 14 PNS.
Tabel 2. Komposisi pegawai tetap berdasarkan jenis Kelamin dan Jenjang
Pendidikan Terakhir pada Akhir tahun 2014
Gol. Kerja
Jenjang Pendidikan Terakhir& Jenis Kelamin
SD SLTP SLTA D3 S1 S2 S3
P L P L P L P L P L P L P L
I 0 4 0 2 0 0
II 0 0 0 0 0 2 10 4
III 3 12 0 1 13 16 9 8 0 0
IV 0 0 2 3 0 0
Pegawai tetap berdasarkan tingkat pendidikan di dominasi oleh lulusan strata 1
yaitu 29 orang. Salah satu peneliti Madya, Golongan III lulus dari strata 2
02468
101214161820
Laki-Laki
Perempuan
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
19
universitas Gajah Mada (UGM) di bidang Ilmu Farmasi. Hingga akhir tahun 2014,
B2P2TOOT memiliki pegawai dengan tingkat pendidikan strata 3. Namun ada 2
peneliti kandidat Doktor yang menempuh pendidikan S3 di UGM dimulai pada
tahun 2012.
Tabel 3 . Nama Peneliti B2P2TOOT dan Jenjang Jabatan tahun 2014
No Nama Jenjang Jabatan
1 Katno Peneliti Madya
2 Slamet Wahyono Peneliti Madya
3 Yuli Widiyastuti Peneliti Madya
4 Awal Prichatin Kusuma Dewi Peneliti Muda
5 Fauzi Peneliti Muda
6 Heru Sudrajat Peneliti Muda
7 Nita Supriyati Peneliti Muda
8 Sari Haryanti Peneliti Muda
9 Harto Widodo Peneliti Muda
10 Nuning Rahmawati Peneliti Muda
11 Dyah Subositi Peneliti Muda
12 Agus Triyono Peneliti Muda
13 Rahma Widyastuti Peneliti Pertama
14 Wahyu Joko Priyambodo Peneliti Pertama
15 Akhmad Saikhu Peneliti Pertama
16 Nurul Husniyati Listyana Peneliti Pertama
17 Ika Yanti Marfuatush Sholikhah Peneliti Pertama
18 Rohmat Mujahid Peneliti Pertama
19 Saryanto Peneliti Pertama
20 M. Bakti Samsu Adi Peneliti Pertama
21 Tri Widayat Peneliti Pertama
22 Amalia Damayanti Peneliti Pertama
23 Galuh Ratnawati Peneliti Pertama
24 Danang Ardiyanto Peneliti Pertama
25 Zuraida Zulkarnain Peneliti Pertama
26 Peristiawan Ridha Widhi Astana Peneliti Pertama
27 Sunu Pamadyo Tanjung Ismoyo Peneliti Pertama
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
20
Tabel 4. Komposisi Jabatan fungsional peneliti dan Litkayasa B2P2TOOT di awal
dan akhir tahun 2013
No Jabatan Fungsional Peneliti 2014
Awal Akhir
1 Peneliti Utama - -
2 Peneliti Madya 3 3
3 Peneliti Muda 7 9
4 Peneliti Pertama 16 15
5 Litkayasa Penyelia 8 7
6 Litkayasa Pemula 1 1
7 Litkayasa Pelaksana Lanjutan 5 5
8 Litkayasa Pelaksana 6 6
Jumlah 46 48
Pada tahun 2014, ada calon peneliti yang naik sebagai peneliti pertama, serta 2
peneliti pertama yang naik sebagai peneliti muda. Hingga akhir tahun 2014 masih
ada 6 calon peneliti di B2P2TOOT, pada bulan April 2014 B2P2TOOT kehilangan
1 Litkayasa penyelia sebelum memasuki usia pensiun dikarenakan meninggal
dunia
D. ASET IPTEK
Merupakan sumber daya yang mendorong pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dalam hal jejaring domestik meliputi Kelompok Kerja Nasional
Tumbuhan Obat Indonesia (Pokjanas TOI), masih perlu didorong kesepahaman dalam
mengelola Iptek Tanaman Obat dan JAMU, karena masih tersebarnya dan belum
lengkapnya data hasil- hasil Iptek TOJA berbasis wilayah, komunitas adat, penyakit
dan ramuan. Bahkan, masih belum terealisasi inisiasi akan database komposisi
fitokimia dan molekuler sebagai upaya untuk mengembangkan obat berbasis zat aktif
TO. Selain itu, Komite Nasional Saintifikasi JAMU; dimana B2P2TOOT menjadi
anggota, masih menghadapi tantangan terkait ketersediaan bahan JAMU, penerimaan
hasil riset klinik formula JAMU, dan upaya dalam mengintegrasikan JAMU dalam
sistem pelayanan kesehatan. Juga, Jejaring Saintifikasi JAMU sebagai kloning dan
sentra-sentra JAMU Saintifik masih perlu banyak diinisiasi di setiap wilayah provinsi,
kabupaten dan kota di Indonesia. Ini sangat penting untuk menjamin ketersediaan
bahan JAMU, menyederhanakan proses kendali mutu JAMU Saintifik, dan lebih
mendekatkan pelayanan Saintifikasi JAMU kepada rakyat.
Dalam hal jejaring internasional meliputi ASEAN Traditional Medicine (ASEAN
TM), B2P2TOOT sudah memberikan pemahaman dan pengalaman pada kolega-
kolega ASEAN bahwa Indonesia sangat serius mengembangkan dan melestarikan
traditional medicine ala budaya Indonesia sesuai standar untuk kesehatan manusia.
Masih dibutuhkan komitmen dan dukungan segenap pemangku kepentingan agar
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
21
JAMU yang ada di Tawangmangu dan Jejaring SJ adalah milik bersama dan perlu
diopeni. Ke depan, forum-forum ASEAN TM sangat intens, diperlukan persiapan,
koordinasi dan komunikasi yang sepaham dari segenap pemangku kepentingan.
Selain itu, HerbalNet sebagai wadah sharing informasi Iptek TM; B2P2TOOT berperan
sebagai koordinator, perlu komitmen dan keseriusan untuk mengelola, baik diseminasi
informasi maupun utilisasi informasi.
Fasilitas Iptek yang dimiliki pada Akhir tahun 2014 meliputi:
a. Gedung Laboratorium Terpadu (Labdu), terdiri atas 13 Lab:
- Laboratorium Pasapanen
- Laboratorium Galenika
- Laboratorium Fitokimia
- Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman (HPT)
- Laboratorium Formulasi
- Laboratorium Sistematika Tumbuhan Obat dan Herbarium
- Laboratorium Mikrobiologi
- Laboratorium Kultur Jaringan
- Laboratorium Biologi Molekuler
- Laboratorium Hewan Coba
- Laboratorium Instrumen
- Laboratorium Benih dan Pembibitan
- Laboratorium Rumah Riset JAMU
b. Peralatan laboratorium utama meliputi:
- 1 unit Gas Chromatography
- 1 unit TLC densitometer
- 1 unit High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
- 2 unit Vacuum Rotavapor
- 3 unit Spektrofotometer
- 2 unit Blotting apparatus
- 1 unit Termocycler PCR
- 1 unit mesin pembuat tablet dan kapsul JAMU
- 1 unit mesin penyerbuk
- 1 unit pencuci bahan JAMU
- 1 unit pengering bahan JAMU
- 1 unit gedung instalasi paskapanen untuk penyiapan penyimpanan dan distribusi
bahan JAMU
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
22
Gambar 16. Aktivitas Pegawai dan Gedung Instalasi Pasca Panen
c. Rumah kaca; berjumlah 3 unit, yaitu:
1. 1 unit berlokasi di Aromatic Graden Tlogodlingo (1.800 m dpl) difungsikan
untuk pembibitan, adaptasi dan pelestarian tanaman
2. 2 unit berlokasi di kebun TO Kalisoro (1.200 m dpl) difungsikan untuk
pembibitan, adaptasi dan pelestarian tanaman
d. Kebun TO untuk penelitian, etalase dan produksi terdapat di 3 lokasi, yaitu:
1. Kebun Karangpandan terletak di ketinggian 400-600 dpl seluas 1,85 Ha
2. Kebun Kalisoro terletak di ketinggian 1.200 m dpl seluas 2 Ha
3. Kebun Tlogodlingo terletak di ketinggian 1.800 m dpl seluas 12 Ha
e. Rumah Riset Jamu Hortus Medicus, Tahun 2010 sebagai Klinik Saintifikasi
Jamu Hortus Medicus yang ditetapkan sebagai klinik tipe A untuk mengelola
riset klinik dan pelayanan kesehatan formula JAMU. Layanan yang diberikan
berupa: riset observasi klinik dan RCT, rawat jalan, griya jamu, laboratorium
klinik, dan rekam medik.
f. Museum JAMU Hortus Medicus dengan beragam koleksi artefak, produk OT,
dokumentasi ramuan, materi terkait TO dan OT
g. Berada satu komplek dengan laboratorium terpadu, perpustakaan menyediakan
buku pustaka ilmiah untuk menunjang penelitian dan non ilmiah untuk
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
23
menunjang kegiatan kesekretariatan. Hingga saat ini total koleksi yang dimiliki
sebanyak 3147 pustaka terdiri dari: 1556 text book, 112 prosiding, 490 skripsi
dan laporan PKL, 603 jurnal, media penelitian dan buletin serta 386 majalah.
h. Sinema Fitomedika, sebagai wahana penyebaran informasi, berupa pemutaran
film dokumenter Iptek TO dan OT
i. Publikasi meliputi publikasi ilmiah dan populer.
E. ASET OPERASIONAL
Merupakan sumberdaya fisik sarana dan prasarana yang dimiliki sebagai
lembaga Iptek dan sebagai sebuah organisasi pemerintah.
Aset yang dimiliki oleh B2P2TOOT banyak dan beraneka ragam, mulai dari
lahan budidaya TO, Museum JAMU, Klinik SJ Hortus Medicus (SJHM), Wisata
Kesehatan JAMU (JAMU Health Tourism), dan jejaring. Dalam hal ini, masih belum
dapat diakomodasi kebutuhan tenaga dan panduan-panduan untuk pengolahan lahan,
pelayanan klinik, pelayanan museum.
Fasilitas perkantoran dan operasional yang dimiliki s.d akhir tahun 2014
meliputi:
a. Gedung: 1 unit kantor sekretariat 3 lantai, 1 unit gedung serbaguna berdaya
tampung 400 orang, 1 gudang BMN, 1 unit rumah dinas pimpinan, 1 gedung
diklat Iptek TOJA, kapasitas 28 kamar, 3 ruang rapat
b. Kendaraan: 1 unit bus operasional, 1 unit mobil bak terbuka operasional, 2 unit
mobil boks operasional, 3 unit mobil operasional, 6 unit sepeda motor
operasional roda dua, 3 unit sepeda motor operasional roda tiga.
c. Komputer dan alat komunikasi: 32 unit komputer desktop, 23 komputer laptop,
1 unit jaringan internet, 1 unit CCTV dengan 8 kamera.
Selain itu, juga ada aset-aset operasional sebagai suatu organisasi pemerintah.
Kondisi persebaran lahan dan lokasi bekerja yang luas, sangat memberi efek dan
dampak terhadap tata kelola anggaran, waktu dan perhatian dari pimpinan dan
pegawai. Masih dibutuhkan penataan ruang kerja pegawai, peralatan dan
perlengkapan kerja, penataan ruang untuk aset-aset Iptek dan operasional. Kebutuhan
pemeliharaan aset-aset tersebut sangat tinggi mengingat juga kondisi iklim basah dan
masih banyak lahan-lahan yang belum berpagar dan memiliki akses keluar masuk.
F. ASET DANA
Merupakan sumberdaya keuangan yang diberikan oleh negara melalui
pemerintah sesuai kebutuhan dan hasil evaluasi kinerja.
Adanya kecenderungan kenaikan anggaran memberikan keleluasaan
akomodasi target kinerja fungsidan tugas. Pengelolaan anggaran belum optimal terkait
ketersediaan jumlah dan kompetensi pegawai sehingga masih terjadi alokasi dalam
bentuk kegiatan yang tidak terlaksana. Jejaring kerja yang sudah dibangun memberi
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
24
kontribusi, namun tidak serta merta pengelolaan di internal B2P2TOOT bisa maksimal.
Perlu komposisi yang optimal antara modal manusia dan aset dana.
Dinamika B2P2TOOT tahun 2010-2014
2010 Dengan Permenkes No. 003 tahun 2010 pada tanggal 4 Januari 2010
Tentang Saintifikasi JAMU, Penelitian Berbasis Pelayanan. Sejak tahun
2010, B2P2TOOT memprioritaskan pada Saintifikasi JAMU, dari hulu ke
hilir, mulai dari riset etnografi kesehatan tumbuhan obat dan JAMU,
pelestarian, budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik, teknologi,
manajemen bahan JAMU, pelatihan iptek, pelayanan iptek, dan diseminasi.
2011 The 3rd Conference on Traditional medicine in ASEAN Countries tanggal
30 Oktober-3 November 2011 diselenggarakan di Hotel Sunan Solo. Tema
kegiatan tersebut adalah the Utilization of Evidence Based Traditional
Medicine in the Health Care Facilities. Kegiatan pertemuan
diselenggarakan di Solo, dibuka oleh menteri Kesehatan Ibu Dr. Endang R.
Sedyaningsih, MPH, Dr. PH (Alm). Konferensi menghasilkan
Tawangmangu Declaration sebagai kesepakatan ASEAN member State.
2012 Koordinator Riset Khusus Tanaman Obat dan Jamu (RISTOJA) berskala
nasional, meliputi 26 provinsi di luar Jawa dan Bali, bekerjasama dengan
25 PTN untuk membangun database TO dan Jamu (TOJA) Indonesia, dan
berkesinambungan s.d. tahun 2017 (60% di 2015, 100% di 2017).
2013 Peresmian Rumah Riset JAMU Hortus Medicus oleh Menteri Kesehatan
Ibu Nafsiah Mboi pada tanggal 31 januari 2014. B2P2TOOT ditunjuk
sebagai Koordinator Wilayah 4 yang meliputi Jambi, Kepulauan Riau,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Sulawesi
Barat untuk Riset Kesehatan Nasional.
2014 Pada tahun 2014 B2P2TOOT melaksanakan Riset Kesehatan Nasional
yang bertajuk Studi Diet Total (SDT). SDT merupakan riset yang diampu
oleh Pusat 2, yang bertujuan untuk menghimpun data status kesehatan
masyarakat dalam angka kecukupan gizi.
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
25
BAB IV
RENCANA AKSI KEGIATAN 2010-2014
Rencana Kegiatan 2010-2014 Balai Besar Litbang TOOT merupakan
penjabaran substansi Rencana Strategis (Renstra) Badan Litbang Kesehatan, yaitu
uraian program dan kegiatan selama 5 tahun ke depan.Substansi Rencana Kegiatan
2010-2014 disusun mengacu kepada Rencana Jangka Menengah Pembangunan
Kesehatan 2010-2014, Renstra Badan Litbangkes 2010-2014 dan kecenderungan
(trend) perkembangan bidang kesehatan regional, nasional dan global di bidang
tanaman obat dan obat tradisional. Sasaran kinerja utama Badan Litbangkes adalah
Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang
kesehatan dengan indikator kinerja utama berupa Jumlah Penelitian yang diproses
dalam HKI yang targetnya adalah 2 output setiap tahunnya.
Target Rencana Aksi Kegiatan Litbang TOOT 2010-2014 sesuai dengan
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 adalah:
1) 26 jumlah produk/model/prototipe/standar/formula di bidang TOOT;
2) 70 jumlah publikasi ilmiah di bidang TOOT yang dimuat pada media cetak dan
elektronik nasional; dan
3) 12 jumlah laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil RISKESNAS Wilayah 4
Rencana Kegiatan pada tataran eselon II, memerlukan visi dan misi, mengingat
cita-cita, tujuan dan target yang telah ditetapkan bersama harus dicapai dalam waktu 5
tahun. Selain itu perlu strategi dan kebijakan operasional yang tepat sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien.
A. AKTIVITAS IPTEK TOOT
Aktivitas Utama
1. Aktivitas2 terkait langsung dengan litbang, pelayanan dan diseminasi iptek
TOOT
2. Penelitian (riset TO, pascapanen, praklinik & klinik)
3. Pengembangan (a.l. kesetaraan JAMU dan obat, teknologi/sediaan,
pelatihan iptek, kajian RISTOJA, manajemen lab, kebun dan operasional
esensial lab dan kebun)
4. Pembinaan dan bimbingan ilmiah (proposal s.d. forum diskusi/dialog ilmiah)
5. Diseminasi (jejaring, kerjasama, publikasi dan forum ilmiah)
6. PNBP fungsi utama/inti
Aktivitas Generik
1. Aktivitas2 terkait administrasi perkantoran dan manajerial
2. Gaji dan operasional perkantoran (minus lab dan kebun)
3. P2ME (Perencanaan Penganggaran Monitoring dan Evaluasi)
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
26
4. Administrasi keuangan dan BMN
5. Pengadaan
B. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Indikator Kinerja Kegiatan adalah uraian ringkas dengan menggunakan ukuran
kuantitatif dan kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau
tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan.
Matrik IKK B2P2TOOT (Tabel 4) muncul menjadi nomenklatur tersendiri sejak
adanya revisi Renstra Kemenkes pada tahun 2012. Untuk tahun 2010 posisi target
masuk ke dalam target Pusat 2 sebagai Instansi pengampu B2P2TOOT dan tahun
2011 sudah ada target yang tegas yang menjadi tanggung jawab langsung
B2P2TOOT.
Tabel 5. Matrik Indikator Kinerja Kegiatan 2010-2014
PROGRAM/
KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR
TARGET
2010 2011 2012 2013 2014
Penelitian dan
Pengembangan
Tanaman Obat
dan Obat
Tradisional
Meningkatnya
penelitian dan
pengembangan
di bidang
tanaman obat
dan obat
tardisional.
1. Jumlah
produk/model/
prototipe/
standar/formula
di bidang
TOOT
3 7 7 9
2. Jumlah
Publikasi Ilmiah
di bidang
TOOT pada
media cetak
dan elektronik
nasional
15 15 20 20
3. Laporan Status
Kesehatan
masyarakat
Hasil Riset
Kesehatan
Nasional
Wilayah 4.
6 6
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
27
IKK 1 Jumlah produk/model/prototipe/standar/formula di bidang TOOT
Adalah untuk mengakomodir aktivitas-aktivitas litbang TOOT yang meliputi
penelitian, manajemen laboratorium dan manajemen kebun.
IKK 2 Jumlah Publikasi Ilmiah di bidang TOOT pada media cetak dan
elektronik nasional
Adalah untuk mengakomodir kegiatan dokumen ilmiah etik; informasi,
dokumentasi dan diseminasi; dokumen perencanaan dan anggaran; laporan
kinerja; manajemen keuangan dan kekayaan negara; peralatan fasilitas
laboratorium; jejaring Saintifikasi JAMU; layanan perkantoran; alat pengolah
data; peralatan fasilitas kantor; gedung bangunan/laboratorium; kendaraan
dinas; kendaraan bermotor.
IKK 3 Laporan Status Kesehatan masyarakat Hasil Riset Kesehatan
Nasional Wilayah 4.
Mengakomodir Riset Kesehatan Nasional (RISKESDAS dan SKMI)
C. INDIKATOR KINERJA SASARAN
Tersedianya hasil penelitian di bidang tanaman obat dan obat tradisional.
D. INDIKATOR KINERJA TUJUAN
1. Tersedianya produk /model/prototipe/standar/formula di bidang TOOT
2. Tersedianya publikasi ilmiah bidang tanaman obat dan obat tradisional pada
media cetak dan elektronik nasional.
3. Tersedianya Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan
Nasional Wilayah 4.
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
28
BAB V
EVALUASI
Sesuai Permenkes No.2346/Menkes/Per/XI/2011 tentang perubahan atas Permenkes
No.491/Menkes/Per/VII/2006,B2P2TOOT mempunyai tugas melaksanakan penelitian
dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional yang dijabarkan dalam
kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi. Agar pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan perencanaan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring merupakan
fungsi berkelanjutan secara sistematis menggunakan data kemajuan atau hasil yang
diraih. Evaluasi merupakan penilaian yang sistematis dan objektif yang berkaitan
dengan pelaksanaan atau hasil dari program, kebijakan berdasarkan implementasi
perecanaan dan hasilnya. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan pada berbagai
tahapan yaitu sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun tahap pasca-
pelaksanaan, dengan tujuan antara lain:
1) Menjamin pencapaian sasaran dan tujuan yang ditetapkan;
2) Memberikan informasi yang akurat dalam deteksi dini pencapaian kinerja;
3) Mempertajam pengambilan keputusan;
4) Tindak lanjut penyelesaian kendala yang dihadapi;
5) Meningkatkan efisiensi & efektivitas pelaksanaan RAK; dan
6) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan RAK.
Dengan mengacu kepada pedoman tersebut, kegiatan monev dapat dilaksanakan
tepat waktu.Dengan mengacu kepada pedoman tersebut, kegiatan monev dapat
dilaksanakan tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga diharapkan
terjadi suatu siklus manajemen yang menghasilkan rekomendasi bagi penyesuaian
RAK pada periode selanjutnya. Dengan demikian, maka dokumen RAK tahun 2010-
2014 menjadi suatu dokumen yang hidup (living document), yang dapat selalu
diperbaharui, sesuai dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam rangka
pengelolaan Litbang TOOT.
Sebagai suatu pedoman, uraian dan penjelasan di dalamnya diharapkan dapat
menuntun dan menggambarkan langkah-langkah yang sistematis bagi pelaksanaan
monev RAK. Pedoman monev tersebut dapat juga digunakan oleh seluruh jajaran
instansi/lembaga pemerintahan yang mempunyai kaitan dalam kegiatan sebagaimana
tertuang dalam dokumen RAK ini. Sebagaimana tertuang dalam matriks-matriks,
monev diarahkan pada penilaian capaian indikator kinerja output dan outcome.
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
29
A. MONITORING
Monitoring adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan yang berlangsung selama
kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan
program dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Monitoring B2P2TOOT adalah kegiatan pemantauan dan atau pengawasan terhadap
program penelitian dan pemgembangan TOOT agar pelaksanaannya sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Monitoring dapat dilakukan baik terhadap kualitas
penelitian maupun pemanfaatan dana yang tersedia atau dianggarkan. Untuk
mempermudah pelaksanaan monitoring sebaiknya tiap kegiatan diharuskan membuat
laporan kemajuan (progress report) secara berkala, yaitu 3-4 bulan. Tiap litbangTOOT
hendaknya membuat log book sebagai salah satu alat kendali pelaksanaan sekaligus
sebagai pedoman atau kompas untuk peneliti. Pelaksanaan monitoring harus mengacu
pada protokol yang sudah disusun peneliti sebelum penelitian dimulai. Monitoring
dapat mengendalikan proses litbang TOOT agar berlangsung secara efektif dan
mencapai hasil sesuai yang direncanakan.
B. EVALUASI
Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan hasil-hasilnya secara berkala
dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Evaluasi B2P2TOOT berarti upaya
menggali informasi terhadap proses dan hasil litbang TOOT untuk menilai kualitasnya
dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Dengan kata lain evaluasi menggali
informasi yang berkait dengan pelaksanaan dan hasilnya sebagai bahan untuk
pengambilan keputusan dalam rangka pengambilan kebijakan lebih lanjut.
Indikator yang menggambarkan keberhasilan litbang TOOT adalah sesuai Matrik
Indikator Kinerja Kegiatan B2P2TOOT(Tabel 4), untuk evaluasi capaian tahunan
menggunakan indikator kinerja kegiatan.
Evaluasi terhadap pelaksanaan RAK dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun.
Langkah-langkah yang harus ditempuh di dalam persiapan evaluasi terdiri atas 2
komponen: (1) persiapan awal; dan (2) pelaksanaan.
1) Persiapan Awal Evaluasi
Langkah ini dimulai dengan menyusun hal-hal penting yang harus dilakukan
sebelum evaluasi dilaksanakan, yang meliputi serangkaian langkah-langkah logis
mulai dari masalah-masalah pokok dan maksud-maksud yang mendorong
dilakukannya evaluasi sampai dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat digali
dengan cara yang secara analitik dapat diterima. Persiapan awal evaluasi
ditempuh melalui langkah-langkah:
(i) Identifikasi tujuan evaluasi, antara lain:
memperbaiki sistem pengelolaan program/kegiatan;
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
30
menjamin adanya kebertanggunggugatan; dan
membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengalokasian
sumber-sumber penganggaran
(ii) Menentukan lingkup evaluasi: menentukan apa (termasuk identifikasi
prioritas) yang akan dievaluasi dan sejauh mana
(iii) Menyusun agenda analisis: menyusun kerangka logis (logical structure) yang
dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan dalam
evaluasi. Kerangka ini juga merupakan suatu cara untuk menjabarkan
pertanyaan-pertanyaan umum ke dalam pertanyaan-pertanyaan yang lebih
rinci, cermat dan tepat
(iv) Menentukan tingkat pencapaian baku/normal (benchmarking): membuat
penilaian tentang derajat kinerja program/kegiatan (baik/buruk) dan
seharusnya secara ideal memungkinkan kita melakukan perbandingan
dengan perangkat kebijakan lain yang terkait atau yang bidangnya sama
(v) Mengumpulkan informasi yang tersedia: untuk hampir semua
program/kegiatan, sistem pemantauanseharusnya menjadi sumber pertama
bagi informasi yang ada dan dibutuhkan
(vi) Menyusun rencana kerja dan memilih evaluator: pemilihan evaluator antara
lain didasarkan pada beberapa kriteria tertentu.
2) Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi terhadap RAK dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu:
a. Membandingkan antara target dan capaian indikator kinerja yang telah
disepakati dan ditetapkan dalam RAK
b. Studi evaluasi kinerja RAK berdasarkan output dan/atau outcome yang
ditimbulkan.
Kedua cara tersebut dibutuhkan dalam pelaksanaan evaluasi dan saling
mendukung untuk memberikan informasi yang bermanfaat untuk kepentingan
pengelolaan RAK.
Cara pertama dapat dilaksanakan tanpa melakukan analisis yang mendalam,
sedangkan untuk melaksanakan cara kedua diperlukan penyusunan indikator
kinerja sebagaimana dilakukan pada cara pertama. Ketersediaan indikator
kinerja dari hasil pelaksanaan cara pertama akan memudahkan pelaksanaan
studi evaluasi kinerja; sedangkan cara kedua dapat membantu dalam
mengidentifikasi indikator-indikator kinerja baru yang lebih relevan.
C. PENGORGANISASIAN PELAKSANA
Kegiatan monitoring dan evaluasi berada di bawah tanggung jawab Kepala
B2P2TOOT. Koordinasi pelaksanaan oleh Kabid PKSI. Monev bukan hal yang berdiri
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
31
sendiri di Bidang PKSI, namun merupakan satuan pelaporan dari bidang-bidang
pengampu kegiatan.
D. PENYESUAIAN TERHADAP RAK LITBANG TOOT
Mengingat litbang TOOT mempunyai pola yang berubah-ubah sesuai dinamika
pembangunan kesehatan dan iptek kesehatan global, maka isu prioritas dan kegiatan
yang tercantum dalam RAK ini akan terus menerus disesuaikan dengan kebutuhan
dan prioritas masing-masing pengelola dalam RAK.
Dengan dilakukannya monev RAK litbang TOOT, maka diharapkan akan terjadi suatu
siklus manajemen yang menghasilkan rekomendasi bagi penyesuaian RAK ini pada
periode tertentu. Dengan demikian, dokumen RAK Litbang TOOT Tahun 2010-2014
menjadi suatu dokumen yang hidup (living document), yang dapat selalu diperbaharui,
sesuai dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam rangka pembangunan
kesehatan dan pengembangan iptekkes di Indonesia.
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
32
BAB V
PENUTUP
Rencana Aksi Kegiatan litbang TOOT tahun 2010-2014 disusun sebagai acuan
kegiatan selama 5 tahun. Penyusunan dokumen Rencana Aksi Kegiatan ini disusun
dan didukung bersama oleh seluruh staf dan pimpinan B2P2TOOT dengan cita-cita
dan tekad maju bersama untuk mencapai target serta mensukseskan program
pembangunan kesehatan, khususnya program Saintifikasi JAMU.
Peneliti sebagai aset utama lembaga riset akan terus dimotivasi dan
ditingkatkan kompetensi dan jumlahnya sesuai bidang ilmu atau kepakaran sehingga
dapat menghasilkan produk atau temuan baru kesehatan yang langsung dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Di samping itu, diharapkan seluruh pegawai B2P2TOOT selalu bekerja dengan
hati, tulus dan ikhlas tetap semangat dalam team work. Tugas bukan dianggap sebagai
beban, namun sebagai tantangan untuk terus maju.
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
33
Lampiran 1. KEBUTUHAN ANGGARAN PER TAHUN
No. KEGIATAN
TAHUN ANGGARAN
2010 2011 2012 2013 2014
1. Pengembangan SDM litbang TO-OT
130,800,000
155,750,000
160,000,000
200,000,000
250,000,000
2. Pengembangan sarana dan prasarana
2,327,110,000
13,375,683,000
20,000,000,000
25,000,000,000
27,000,000,000
3. Pengembangan kelembagaan/akreditasi -
160,860,000
500,000,000
510,000,000
550,000,000
4. Pengembangan teknologi/metode tepat guna - -
300,000,000
350,000,000
375,000,000
5.
Saintifikasi Jamu: penelitian berbasis pelayanan
kesehatan - -
4,500,000,000
5,000,000,000
5,300,000,000
a. Penyusunan standar/pedoman teknis -
550,000,000
600,000,000
650,000,000
b. Pelaksanaan diklat SJ - -
750,000,000
850,000,000
900,000,000
c. Pelaksanaan penelitian SJ -
900,000,000
1,700,000,000
1,800,000,000
1,950,000,000
d. Pengembangan formulasi -
133,678,000
350,000,000
400,000,000
400,000,000
6. Pelaksanaan Penelitian TO dan OT dalam
mendukung Saintifikasi Jamu
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
34
e. Penelitian etnobotani dan
etnofarmakologi berbasis penyakit -
140,993,000
300,000,000
350,000,000
400,000,000
a. Penelitian standarisasi tanaman obat 233,968,000 478,330,000 1,200,000,000 1,250,000,000 1,300,000,000
b. Pelaksanaan uji pra klinik (keamanan dan
khasiat) formula jamu
267,287,000
478,330,000
600,000,000
650,000,000
700,000,000
c. Observasi klinik formula jamu
300,395,000
734,930,000
900,000,000
950,000,000
950,000,000
d. penelitian penemuan obat baru (drug
discoveryNCE -
309,229,000
350,000,000
400,000,000
400,000,000
e. pengembangan riset biofarming - -
500,000,000
600,000,000
700,000,000
f. Pengembangan TO sebagai
insektisida/biocontrol - -
150,000,000
175,000,000
200,000,000
g. Pengembangan TO sebagai bahan
additive - -
150,000,000
175,000,000
200,000,000
h. Plant profiling - -
300,000,000
350,000,000
400,000,000
8. Pembinaan ilmiah
50,000,000
159,260,000
9. Peningkatan jejaring kerjasama
158,000,000
196,975,000
400,000,000
425,000,000
450,000,000
10. Diseminasi hasil litbang
84,500,000
167,685,000
150,000,000
200,000,000
250,000,000
11. Promosi hasil litbang
95,050,000
319,725,000
550,000,000
600,000,000
650,000,000
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014
35
12. Wisata Ilmiah TO-OT
68,000,000
82,000,000
150,000,000
200,000,000
250,000,000
13. Kegiatan rutin
a. Pembayaran gaji, honorarium dan vakasi
2,915,101,000
3,225,006,000
3,500,000,000
3,800,000,000
4,500,000,000
b. penyelenggaraan operasional dan
pemeliharaan perkantoran
541,672,000
1,365,994,000
1,500,000,000
1,700,000,000
1,800,000,000
c. operasional dan pemeliharaan
laboratorium dan lahan
68,312,000
430,000,000
450,000,000
550,000,000
650,000,000
d. Operasional dan pemeliharaan jaringan
irigasi
25,500,000
29,250,000
55,000,000
60,000,000
70,000,000
e. Operasional dan pemeliharaan kebun
koleksi, etalase TO dan lahan produksi
301,250,000
550,000,000
1,200,000,000
1,300,000,000
1,700,000,000
i. Penyusunan program dan perhitungan
anggaran, raker seluruh pegawai
242,000,000
279,525,000
280,000,000
290,000,000
300,000,000
j. Monitoring dan evaluasi
31,600,000
83,715,000
45,000,000
45,000,000
50,000,000
k. Perencanaan/implementasi/pengelolaan
sistem akuntansi pemerintah
44,900,000
61,000,000
50,000,000
50,000,000
50,000,000
l. Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan
Pajak
15,000,000
23,242,000
65,000,000
85,000,000
100,000,000
JUMLAH PER TAHUN
7,900,445,000
23,841,160,000
41,655,000,000
48,915,000,000
53,445,000,000