Top Banner
42

Rencana Aksi Kegiatan B2P2TOOT 2010-2014

Nov 09, 2015

Download

Documents

Rencana Aksi Kegiatan B2P2TOOT 2010-2014 memuat rencana kegiatan B2P2TOOT selama 5 tahun.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Rencana Aksi Kegiatan B2P2TO-OT Tahun 2010-2014

    i

    RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2010-2014 KEMENTERIAN KESEHATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL JL. Raya Lawu No. 10-11 Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah e-mail: [email protected], [email protected] telp.: (0271)697010, fax (0271)697451

  • Rencana Aksi Kegiatan B2P2TO-OT Tahun 2010-2014

    ii

    KATA PENGANTAR

    Rencana Kegiatan 2010-2014 Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat

    Tradisional merupakan dokumen perencanaan yang bersifat dinamis dan indikatif,

    yang mencakup berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan di hulu dan di hilir.

    Rencana kegiatan dijabarkan per tahun dan bergulir menjadi rangkaian kegiatan

    simultan pada tahun-tahun berikutnya.

    Disadari bahwa dunia kini telah kembali back to nature dalam menjaga kualitas

    hidupnya, termasuk pemanfaatan herbal/tanaman obat dan obat tradisional. Di

    Indonesia, ramuan herbal dikenal sebagai JAMU, yang telah dicanangkan sebagai

    brand Indonesia pada 27 Mei 2007 oleh Presiden RI. Brand Indonesia juga dimaknai

    bahwa JAMU menjadi tuan rumah di negeri ini yang dampaknya diharapkan mampu

    meningkatkan ekonomi masyarakat dan kemandirian bangsa dalam pengadaan bahan

    JAMU/obat.

    Terobosan spektakuler mengawali tahun pertama 2010, yaitu Menteri

    Kesehatan menerbitkan Permenkes No. 003 tahun 2010 tentang Saintifikasi JAMU

    dalam Penelitian Berbasis Pelayanan, semakin memperkuat upaya pengembangan

    litbang tanaman obat dan obat tradisional dan pemanfaatannya dalam pelayanan

    kesehatan. JAMU, ramuan tanaman obat yang selama ini digunakan secara empiris

    dan turun temurun, kini harus disaintifikasi melalui penelitian berbasis pelayanan,

    sehingga tenaga medis dapat menggunakannya sebagai upaya pelayanan

    kesehatani. Untuk itu, faktor keamanan, khasiat dan mutu JAMU serta catatan medis

    yang lengkap merupakan hal mutlak keberlangsungan saintifikasi JAMU.

    Berdasarkan hal tersebut, maka program penelitian dan pengembangan Balai

    Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional menjadi lebih fokus dan terarah,

    yaitu melaksanakan Saintifikasi JAMU, yang areanya mencakup hulu dan hilir, dari

    tanaman obat yang terstandar sampai ke ramuan JAMU yang aman, berkhasiat dan

    bermutu.

    Buku Rencana Kegiatan 2010-2014 telah direvisi, dilengkapi dengan Indikator

    Kinerja Kegiatan yang akan diacu sebagai pedoman dalam pencapaian target berupa

    produk litbang yang dapat dipertanggungjawabkan secara etika dan ilmiah. Kegiatan

    Litbang TOOT menjadi nomenklatur dalam Rencana Strategis Kementerian kesehatan

    tahun 2010-2014 pada review terakhir. Maka IKK Litbang TOOT yang disusun sudah

    dicantumkan dalam Rencana Aksi kegiatan.

    Tawangmangu, Desember 2014

    Kepala Balai Besar Litbang TO dan OT

    Indah Yuning Prapti, SKM, MKes.

    NIP. 19550810 197712 2 001

  • Rencana Aksi Kegiatan B2P2TO-OT Tahun 2010-2014

    iii

    DAFTAR ISI

    Hal Halaman Judul ................................................................................ i Kata Pengantar ............................................................................... ii Daftar Isi .......................................................................................... iii Daftar Gambar ................................................................................. iv Daftar Lampiran .......... vi Bab I Pendahuluan...................................................................... 1 A. Latar Belakang .............................................................. 1 B. Alasan Revisi ............................................................... 4 Bab II Organisasi......................................................................... 5 A. Visi dan Misi................................................................... 5 B. Nilai................................................................................ 5 C. Motto.............................................................................. 5 D. Janji Layanan................................................................. 5 E. Faktor Kunci Keberhasilan............................................. 5 F. Tujuan, Strategi dan Sasaran. 5 G. Karateristik Iptek TOOT... 7 H. Landasan Hukum. 8 I. Tugas dan Fungsi 9 Bab III Analisis Situasi.................................................................. 13 A. Modal Struktur Organisasi............................................. 13 B. Modal Kepemimpinan.................................................... 15 C. Modal Manusia.............................................................. 16 D. Aset Iptek....................................................................... 20 E. Aset Operasional........................................................... 23 F. Aset Dana...................................................................... 23 Bab IV Rencana Aksi Kegiatan 2010-2014................................. 25 A. Aktivitas Iptek TOOT..................................................... 25 B. Indikator Kinerja Kegiatan.............................................. 26 C. Indikator Kinerja Sasaran.............................................. 27 D. Indikator Kinerja Tujuan................................................ 27 A. Bab V Evaluasi............................................................................. 28 A. Monitoring.................................................................... 28 B. Evaluasi........................................................................ 28 C. Pengorganisasian Pelaksana....................................... 30 D. Penyesuaian Terhadap RAK Litbang TOOT................ 31 Bab VI Penutup ........................................................................... 32

  • Rencana Aksi Kegiatan B2P2TO-OT Tahun 2010-2014

    iv

    DAFTAR GAMBAR

    Hal Gambar 1 Menteri Kesehatan dr. Nafsiah mboi,SP.A.,MPH

    meresmikan Rumah Riset JAMU B2P2TOOT.................. 1 Gambar 2 Kunjungan Delegasi Negara ASEAN di kebun

    Tloglodlingo B2P2TOOT................................................... 2 Gambar 3 Pegawai Kebun B2P2TOOT Melakukan pendaringan

    lahan pada budidaya tanaman Ekinase di kebun produksi ........................................................................... 3

    Gambar 4 Bagan Jalur Saintifikasi JAMU melalui layanan kesehatan modern, komplementer, dan tradisional.......... 6

    Gambar 5 Menteri Kesehatan meminum JAMU di stand B2P2TOOT dalam acara the 2nd health research and development symposium in asia pacifik region dalam rangka Hari Kesehatan Nasional Ke-50...........................

    6 Gambar 6 Penyerahan formula JAMU Saintifik (JAMU Hipertensi

    dan Hiperuresimik kepada Menteri Kesehatan dari komnas SJ)....................................................................... 8

    Gambar 7 Gedung baru B2P2TOOT dan gedung lama Hortus Medicus tahun 1948, cikal bakal B2P2TOOT. 10

    Gambar 8 Bagan organisasi B2P2TOOT.. 11 Gambar 9 Bagan Lingkup Tugas dan Fungsi B2P2TOOT... 12 Gambar 10 Kelompok Kepakaran dalam scientific board B2P2TOOT

    sejak Januari 2013.. 13 Gambar 11 Kompartemen Laboratorium terpadu B2P2TOOT awal

    tahun 2014... 14 Gambar 12 Instalasi sebagai unit penunjang B2P2TOOT, Januari

    2013.. 15 Gambar 13 Komposisi pegawai tetap berdasarkan Seks, akhir tahun

    2014...... 16 Gambar 14 Komposisi Pegawai tetap berdasarkan seks dan

    jenjang pendidikan terakhir, akhir tahun 2014... 17 Gambar 15. Komposisi Pegawai tetap berdasarkan Seks dan Area

    pekerjaan pada akhir tahun 2014. 18 Gambar 16. Aktivitas pegawai dan gedung instalasi pasca panen.. 22

  • Rencana Aksi Kegiatan B2P2TO-OT Tahun 2010-2014

    v

    DAFTAR TABEL

    DAFTAR LAMPIRAN

    Hal Tabel 1 Riset Formula JAMU... 12 Tabel 2 Komposisi pegawai tetap berdasarkan jenis kelamin

    dan jenjang pendidikan pada Januari 2013. 18 Tabel 3 Nama peneliti dan jenjang jabatan tahun 2014... 19 Tabel 4 Komposisi jabatan fungsional peneliti dan litkayasa

    B2P2TOOT di awal dan akhir tahun 2013 20 Tabel 5 Matrik Indikator Kinerja Kegiatan 2010-2014... 26

    Hal Lampiran 1 Riset Formula JAMU... 33

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Sehat itu indah dan murah, jika masyarakat secara mandiri berperilaku hidup

    bersih dan sehat. Biaya pencegahan penyakit akan jauh lebih irit dibandingkan dengan

    biaya pengobatan ketika sakit. Untuk itu, program pembangunan kesehatan ke depan

    lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, karena bersifat sistemik dalam

    mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, sehingga akan dapat menekan

    biaya kesehatan. Obat tradisional JAMU, yang telah turun temurun berabad silam

    digunakan masyarakat, baik untuk pemeliharaan kesehatan maupun pengobatan,

    dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menjaga kesehatannya.

    Pemanfaatan JAMU kini telah memperoleh dasar hukum yang kuat. Dalam

    Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 5 ayat 3 dinyatakan

    bahwa setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggungjawab menentukan

    pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Pasal 99 menyatakan bahwa

    sumber sediaan farmasi yang berasal dari alam semesta dan sudah terbukti berkhasiat

    dan aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan, dan/atau perawatan, serta

    pemeliharaan kesehatan tetap harus dijaga kelestariannya.

    Gambar 1. Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi, SP. A., MPH, meresmikan

    Rumah Riset JAMU B2P2TOOT pada tanggal 31 Januari 2013

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    2

    Kementerian Kesehatan melalui SK Menkes 381 tahun 2007 menetapkan

    Kebijakan Obat Tradisional Nasional (Kotranas), dilanjutkan dengan dicanangkannya

    Saintifikasi JAMU pada 6 Januari 2010 oleh Menteri Kesehatan berdasarkan

    Permenkes 003/2010 tentang Saintifikasi JAMU: penelitian berbasis pelayanan

    kesehatan,untuk menjamin obat tradisional JAMU, aman, berkhasiat dan bermutu.

    Salah satu masalah dalam pemanfaatan JAMU pada pelayanan kesehatan,

    antara lain adalah para klinisi/dokter enggan meresepkan JAMU, masih sedikitnya

    evidence based atas khasiat dan keamanan JAMU dan banyak tenaga medis yang

    belum terpapar informasi atas bukti kemanfaatan JAMU. JAMU dipandang tidak praktis

    karena berasal dari simplisia dan sulit menentukan dosis, padahal melalui teknologi

    pengembangan sediaan dan penelitian pra-klinik dan klinik akan mampu menghasilkan

    sediaan JAMU yang praktis dengan dosis yang tepat dari bahan baku terstandar.

    Untuk itu, Kementerian Kesehatan mengupayakan agar JAMU yang sudah

    secara turun temurun digunakan harus segera di-saintifikasi, yang dilakukan oleh

    dokter-peneliti, farmasis dan tenaga kesehatan bersumpah lainnya dalam satu

    infrastruktur.

    Target yang diharapkan adalah tersedianya JAMU yang aman dan berkhasiat

    serta dimanfaatkan secara luas, baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam

    pelayanan kesehatan. Peran Menristek dan Kementerian Teknis lain seperti Pertanian,

    Kehutanan, BPPT, LIPI untuk menyediakan tanaman dan sediaan terstandar;

    Mendiknas untuk menciptakan SDM, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian

    Perindustrian untuk menciptakan tata niaga/pasar khusus JAMU, serta peran Industri

    JAMU untuk memproduksi dan memasarkan JAMU Saintifik tersebut.

    Gambar 2. Kunjungan Delegasi Negara ASEAN di kebun Tloglodlingo B2P2TOOT

    tanggal 21 April 2014

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    3

    Berdasarkan Program Saintifikasi JAMU, maka Litbang Tanaman Obat dan

    Obat Tradisional menjadi semakin terarah dengan target yang lebih jelas/fokus. Untuk

    mewujudkan hal tersebut diperlukan kerjasama riset multiplayers yang kuat antar lintas

    sektor sesuai dengan tugas dan fungsinya, dari hulu ke hilir, mulai dari penyediaan

    tanaman obat yang terstandar, formula JAMU, SDM, pelayanan dan dukungan legal

    aspect berupa peraturan perundangan.

    Sisi lain positive effect JAMU adalah bahwa JAMU tidak sekedar isu kesehatan

    saja (konstruktif, promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), namun JAMU juga

    merupakan salah satu solusi dalam membantu dan mendorong perkembangan dunia

    usaha/masyarakat menuju kemandirian bangsa sekaligus mensejahterakan

    masyarakat dan pelestarian kultur/budaya. Untuk itu, promosi, advokasi dan

    pemanfaatan JAMU harus terus dilakukan oleh semua pihak, Pemerintah Pusat dan

    Daerah serta masyarakat termasuk swasta.

    Gambar 3. Pegawai kebun B2P2TOOT melakukan pendaringan lahan untuk

    menggemburkan tanah pada budidaya Tanaman Ekinase di

    kebun Produksi B2P2TOOT (1200 m dpl)

    Pemanfaatan obat tradisional/JAMU dalam pelayanan kesehatan masyarakat

    membutuhkan upaya integrasi yang didukung 5 pilar utama meliputi:

    1) ketersediaan informasi JAMU yang evidence based

    2) jaminan kesinambungan ketersediaan sumber bahan baku terstandarisasi

    3) regulasi yang mengatur implementasi dalam pelayanan kesehatan, tata niaga

    dan bahan baku JAMU

    4) ketersediaan standar penelitian, standar pelayanan dan standar pendidikan

    5) upaya promosi dan advokasi kepada masyarakat luas dan stakeholders.

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    4

    Berbasis kepada 5 pilar utama tersebut dan disertai tekad, komitmen serta

    kesepahaman semua pihak, program saintifikasi JAMU dan pemanfaatan JAMU dalam

    pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan dengan efektif dalam mendukung

    pembangunan kesehatan dan pembangunan nasional.

    B. ALASAN REVISI

    Rencana Aksi Kegiatan B2P2TOOT merupakan suatu dokumen yang dinamis

    mengikuti perkembangan kegiatan litbang TOOT. Revisi dilakukan dengan

    pertimbangan kegiatan Litbang TOOT menjadi nomenklatur dalam Rencana Strategis

    Kementerian kesehatan tahun 2010-2014 pada review terakhir. Maka IKK Litbang

    TOOT yang disusun sudah dicantumkan dalam Rencana Aksi kegiatan.

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    5

    BAB II

    ORGANISASI

    A. VISI dan MISI

    Visi

    Masyarakat Sehat dengan JAMU yang Aman dan Berkhasiat

    Misi

    1) Meningkatkan mutu litbang tanaman obat dan obat tradisional

    2) Mengembangkan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional

    3) Meningkatkan pemanfaatan hasil litbang tanaman obat dan obat tradisional

    B. NILAI

    PIREC Kemenkes (pro rakyat, inklusif, responsif, efektif-efisien, clean/bersih)

    DJTB (disiplin, jujur, takwa dan budaya)

    C. MOTTO

    Ramah, Informatif, Terpercaya

    D. JANJI LAYANAN

    Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat dan profesional

    E. FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

    1) Kualitas SDM peneliti

    2) Optimalisasi fungsi sarana dan prasarana yang tersedia

    3) Jejaring dengan mitra konsumen

    4) Diseminasi pemanfaatan hasil litbang

    F. TUJUAN, STRATEGI DAN SASARAN

    TUJUAN

    1) Basis data khasiat dan toksisitas praklinik (bahan aktif maupun ramuan)

    2) Uji Klinik Saintifikasi JAMU: penelitian berbasis pelayanan kesehatan untuk

    memperoleh evidence based data pemanfaatan formula JAMU

    3) Menyelenggarakan Diklat Saintifikasi JAMU bagi para dokter/dokter

    gigi/apoteker dan tenaga kesehatan lainnya

    4) Standarisasi formula dan bahan baku JAMU

    5) Mewujudkan kemandirian bahan baku JAMU dalam menjamin ketersediaan

    obat dan JAMU berkualitas

    6) Mapping agroklimat tanaman obat

    7) Identifikasi dan karakterisasi genetik tumbuhan obat (dasar kepemilikan data

    keanekaragaman hayati)

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    6

    Gambar 4. Bagan Jalur Saintifikasi JAMU Melalui Layanan Kesehatan Modern,

    Komplementer, dan Tradisional

    Gambar 5. Menteri Kesehatan Prof. DR. dr. Nila Farid Moeloek didampingi Kepala

    Badan Litbangkes Prof. Dr. dr Tjandra Yoga A. dan Kepala B2P2TOOT

    Indah Yuning Prapti SKM.,M.Kes meminum JAMU di stand B2P2TOOT

    pada acara The 2nd Health Research And Development Symposium In

    Asia Pacifik Region dalam rangka Hari Kesehatan Nasional Ke-50 di

    Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta 18-20 November 2014

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    7

    STRATEGI

    1) Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan integritas SDM peneliti

    2) Meningkatkan kuantitas dan kualitas alat laboratorium, sarana dan prasarana

    litbang

    3) Memperkuat dan memperluas jejaring kerjasama dan sinergisme kerja dengan

    Rumah Sakit, Puskesmas, lembaga riset kementerian dan non-

    kementerian,serta organisasi profesi terkait (IDI, IAI, PDHMI, dll), GP

    JAMU/Industri Farmasi dan masyarakat petani binaan serta Badan Dunia yang

    berminat

    4) Road Map Saintifikasi JAMU yang disepakati

    5) Meningkatkan motivasi dan kemampuan peneliti dalam memperoleh paten/HKI

    6) Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menciptakan produk dan teknologi

    tepat guna

    7) Meningkatkan jumlah Klinik Saintifikasi JAMU berizin di rumah sakit, fasilitas

    kesehatan, dokter praktek, dll

    8) Meningkatkan sosialisasi, promosi dan advokasi hasil litbang JAMU kepada

    stake holders.

    SASARAN

    Meningkatnya Penelitian dan Pengembangan di Bidang Tanaman Obat dan Obat

    Tradisional

    1) KARAKTERISTIK IPTEK TOOT

    Generation

    Untuk memproduksi data temuan dan fakta, melalui:

    1. Riset budidaya dan pascapanen

    2. Riset praklinik dan klinik

    Advancement

    Untuk mengolah hasil temuan dan fakta, melalui:

    1. Pengembangan (teknologi formulasi, sediaan, standar budidaya,

    pascapanen, dll)

    2. Kajian

    3. Pelatihan IPTEK TOOT

    Aplikasi Pengetahuan Teknis

    Dalam kerangka Iptek Saintifikasi JAMU

    1. Pasien di Rumah Riset JAMU

    2. Pasien di Jejaring Klinik Saintifikasi JAMU

    3. Pembinaan Petani TO

    4. Narasumber untuk Saintifikasi JAMU (a.l. budidaya, pascapanen, uji

    formula, penyediaan JAMU)

    5. Cloning wadah integral SJ di Kab/Kota (Kab. Tegal, Kab. Sragen, Kota

    Pekalongan, Ubaya, dll)

    6. Community Empowerment

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    8

    Diseminasi

    Untuk memasarkan hasil iptek TOOT kepada segmen2 mitra konsumen

    1. Akademisi: perguruan tinggi dan lembaga Litbang

    2. Bisnis: JAMU,OT dan Farmasi/Obat

    3. Pemerintah: Pusat, Kementerian, Lembaga Non Kementerian, Pemda

    Provinsi dan Pemda Kabupaten/Kota

    4. Komunitas masyarakat: profesi, petani TO, sosial, sekolah, dll

    Gambar 6. Penyerahan Formula JAMU Saintifik (JAMU untuk Hipertensi dan

    Hiperurisemik) kepada Menteri Kesehatan RI dari Komisi Nasional

    Saintifikasi JAMU pada tanggal 31 Januari 2013 di B2P2TOOT.

    2) LANDASAN HUKUM

    1. Undang-Undang No. 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,

    Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);

    2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

    3. Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

    4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan

    Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 67,

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609);

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    9

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan

    Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 3781);

    7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan

    Komplementer Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

    8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 003/Menkes/Per/2010 tentang

    Saintifikasi JAMU Dalam Pelayanan Kesehatan;

    9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1179A/Menkes/SK/X/1999 tentang

    Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;

    10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/ Menkes/SK/X/2002 tentang

    Persetujuan Penelitian Kesehatan Terhadap Manusia;

    11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentang

    Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional;

    12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1031/Menkes/SK/VII/2005 tentang

    Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan;

    13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 121/Menkes/Sk/II/2008 Tentang

    Standar Pelayanan Medik Herbal

    G. TUGAS DAN FUNGSI

    Berdasarkan Permenkes RI No. 491/Menkes/VII/2006 tentang Organisasi dan

    Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat

    Tradisional (B2P2TOOT), B2P2TOOT adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis

    Badan Litbang Kesehatan, yang bertugas melaksanakan tugas penelitian dan

    pengembangan (litbang) tanaman obat dan obat tradisional dengan fungsi:

    1. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian dan atau pengembangan di

    bidang TOOT

    2. Pelaksanaan eksplorasi, inventarisasi, identifikasi, adaptasi dan koleksi

    plasma nutfah TO

    3. Pengembangan Iptek teknologi konservasi dan pelestarian plasma nutfah TO

    4. Pengembangan Iptek standarisasi tanaman obat dan bahan baku OT

    5. Pelaksanaan pengembangan jejaring kerjasama dan kemitraan di bidang

    TOOT

    6. Pelaksanaan kajian dan diseminasi informasi TOOT

    7. Pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pembibitan, budidaya, pasca panen,

    analisis koleksi spesimen TO dan uji keamanan dan kemanfaatan OT

    8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    10

    Gambar 7. (A) Gedung baru B2P2TOOT dan (B) Hortus Medicus sejak tahun 1948,

    sebagai cikal bakal B2P2TOOT, Badan Litbangkes, Kementerian

    Kesehatan

    A

    B

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    11

    Struktur organisasi B2P2TOOT sesuai Permenkes RI No. 491/Menkes/VII/2006

    sebagai berikut.

    Gambar 8. Bagan Organisasi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman

    Obat dan Obat Tradisional.

    KEPALA

    KEPALA BIDANG

    PELAYANAN

    PENELITIAN

    KEPALA SEKSI

    PELAYANAN

    TEKNIS

    KEPALA SEKSI

    SARANA

    PENELITIANKELOMPOK

    JABATAN

    FUNGSIONAL

    KEPALA BIDANG

    PROGRAM,

    KERJASAMA &

    INFORMASI

    KEPALA SEKSI

    PROGRAM DAN

    EVALUASI

    KEPALA SEKSI

    KERJASAMA DAN

    INFORMASI

    KEPALA BAGIAN

    TATA USAHA

    KEPALA SUB BAGIAN

    UMUM

    KEPALA SUB BAGIAN

    KEUANGAN

    INSTALASI

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    12

    Gambar 9. Bagan Lingkup Tugas dan Fungsi Balai Besar Penelitian dan

    Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.

    Tabel 1. Riset formula JAMU

    Status 2010 2011 2012 2013 2014

    Lulus

    RCT

    Hipertensi Ringan Hemoroid

    Hiperurisemia Dispepsia

    Osteoartis

    Lulus

    Before-

    After

    Kolesterolomia Obesitas Afrodisiaka Anemia Fe Hiperglikemia

    Hiperurisemia Osteartritis Hepatoprotektor FAM

    Dispepsia Imunomodulator Asma Hiperkolesterolomia

    Laktagoga Urolitiasis Insomnia

    Cefalgia

    Lulus

    Pra

    Klinik

    Kolesterolomia I Hemoroid Hepatoprotektor II Kanker Hiperglikemia II

    Hiperurisemia Hepatoprotektor Afrodisiaka II Hiperglikemia Kolesterolemia III

    Afrodisiaka I Imunomodulator Kolesterolemia II

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    13

    BAB III

    ANALISIS SITUASI

    A. MODAL STRUKTUR ORGANISASI

    Merupakan modal yang diberikan negara melalui pemerintah dalam bentuk

    lembaga, tugas, fungsi dan perangkat-perangkat pengelolaan organisasi.

    Berdasarkan amanah tugas dan fungsi sesuai Permenkes No. 491 tahun 2006

    tentang Organisasi dan Tata Kerja B2P2TOOT dan Permenkes No. 03 tahun

    2010 tentang Saintifikasi JAMU dalam Penelitian berbasis Pelayanan, area

    pengelolaan Iptek adalah TO, OT, dan JAMU Saintifik, namun dalam

    implementasi baru sebatas TO dan JAMU Saintifik berbahan TO.

    Selain itu, dengan semakin besar dan luasnya jejaring Saintifikasi JAMU (SJ),

    maka perlu didukung budidaya dan sarana untuk pemrosesan simplisia

    terstandar.

    Gambar 10. Kelompok Kepakaran dalam Scientific Board

    B2P2TOOT sejak tahun 2013

    Sebagai institusi Iptek yang sarat dengan dinamika keilmuan, keahlian dan kepakaran,

    sudah ditentukan Kelompok Besar Kepakaran (Gambar 10), yang pada dasarnya

    ditujukan untuk mengelola aktivitas2 Iptek di lingkup Tanaman Obat dan Obat

    Tradisional. Kelompok kepakaran ini dikelola secara organisasi oleh Panitia Pembina

    Ilmiah B2P2TOOT.

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    14

    Sebagai lembaga Iptek tentu tidak lepas dari keberadaan laboratorium yang memiliki

    peran vital dalam pengelolaan litbang. Laboratorium yang ada (Gambar 11) dikelola

    dan ditempatkan dalam satu gedung terpadu untuk memudahkan interaksi, aktivitas

    dan pemeliharaan.

    Gambar 11. Kompartemen Laboratorium Terpadu B2P2TOOT awal tahun 2014

    Dalam melengkapi kapasitas kelembagaan, juga ada instalasi (Gambar 11) sebagai

    unit yang dikelola dalam rangka mendukung Jejaring SJ di sisi hulu dan paskapanen,

    juga memberikan kontribusi berupa penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Instalasi

    tersebut sangat membutuhkan sentuhan profesional agar pengelolaan tidak

    melanggar aturan negara. Unit ini diharapkan selalu dinamis mengikuti dinamika dan

    kebutuhan organisasi Iptek.

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    15

    Gambar 12. Instalasi sebagai Unit Penunjang B2P2TOOT pada Januari 2013

    B. MODAL KEPEMIMPINAN,

    Merupakan gaya dan peran pimpinan dalam perwujudan visi misi dan dalam

    pola koordinasi dan manajemen organisasi

    Kepemimpinan berperan sangat penting bagi jalannya organisasi. Pemimpin

    mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja

    dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Pemimpin juga memainkan

    peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi atau masyarakat untuk

    mencapai tujuan.

    Secara legal formal, hirarkis kepemimpinan B2P2TOOT telah ditetapkan dalam

    Permenkes No. 491 tahun 2006 yang diemban oleh pejabat struktural. Selain

    itu sebagai institusi litbang TOOT dan kebutuhan pengembangan institusi,

    kepemimpinan juga dilakukan oleh Ketua Panitia Pembina Ilmiah (PPI) dan

    penanggung jawab instalasi atau devisi.

    Kurangnya Sumber Daya Manajerial di B2P2TOOT mengakibatkan diambilnya

    kebijakan jabatan rangkap. Lima peneliti harus menduduki tugas sebagai

    struktural, yaitu 3 di bidang Pelayanan Penelitian, 1 di seksi Program dan

    Evaluasi dan 1 di bagian Tata usaha

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    16

    C. MODAL MANUSIA

    Merupakan pegawai tetap dan pegawai tidak tetap dengan segala kapasitas

    dan kompetensi yang dimiliki.

    Pendekatan sumber daya manusia dalam manajemen dan organisasi sudah

    ditinggalkan dan meningkat pada pendekatan modal manusia (human capital).

    Modal manusia adalah komponen yang sangat penting dalam suatu organisasi.

    Pegawai dengan segala kemampuan dan/atau kompetensi yang dimiliki, bila

    dikelola bersama dengan modal struktur organisasi dan modal kepemimpinan

    yang kondusif, secara total akan menghasilkan kinerja yang optimal dan luar

    biasa.

    Tren perubahan dan dinamika dalam tata kelola tugas dan fungsi B2P2TOOT

    membutuhkan pegawai-pegawai yang berkapasitas dan berkompetensi, namun

    belum semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari pegawai tetap (PNS dan

    CPNS) yang ada. Pengadaan pegawai melalui pekerja tidak tetap (pegawai

    kontrak honor) masih sangat tinggi, mengingat kepemilikan lahan budidaya dan

    produksi sangat luas, pelayanan kesehatan JAMU sangat tinggi, dan fungsi-

    fungsi esensial sebagai lembaga Iptek menyangkut informasi melalui

    perpustakaan dan museum sangat dibutuhkan. Diprediksi bahwa kebutuhan

    formasi pegawai tetap belum optimal terpenuhi melalui pengadaan reguler

    mengingat ada kebijakan zero growth dan reformasi birokrasi.

    Modal manusia di B2P2TOOT terdiri dari pegawai tetap (PNS dan CPNS) maupun

    tidak tetap, dinilai sebagai aktor utama dalam implementasi tugas dan fungsi

    B2P2TOOT. Pada Januari 2014, dengan amanah tugas litbang TOOT dan Saintifikasi

    JAMU, B2P2TOOT memiliki gambaran kepegawaian sbb.

    Gambar 13. Komposisi Pegawai Tetap berdasarkan Seks akhir tahun 2014

    58%

    42% laki-laki

    Perempuan

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    17

    Pada akhir tahun 2013 Jumlah PNS di B2P2TOOT sebanyak 82 orang dengan

    perbandingan 51 laki laki dan 31 perempuan. Pada bulan April 2014 masuk 8 orang

    dari pengadaan CPNS tahun 2013. 1 pegawai meninggal dunia dan tidak ada pegawai

    yang pensiun maupun pindah tugas. Sehingga pada akhir tahun 2014 jumlah PNS dan

    CPNS B2P2TOOT sebanyak 89 orang dengan perbandingan 37 berjenis kelamin

    perempuan dan 52 berjenis kelamin laki-laki

    Jumlah total pegawai menurut jenis kepegawaian sebanyak 214, meliputi 89 pegawai

    tetap dan 125 pegawai tidak tetap/PTT. Khusus PTT diadakan karena jumlah pegawai

    tetap, belum mengakomodasi beban kerja. Hal ini dapat dilihat dari banyak dan

    luasnya jumlah barang inventaris milik negara (BMN) yang dikelola oleh B2P2TOOT.

    PTT dipekerjakan untuk membantu pengelolaan tugas dan fungsi organisasi dan

    terdistribusi dominan di unit kerja di kebun tanaman obat, laboratorium

    terpadu,laboratorium farmakologi dan toksikologi, laboratorium pascapanen,

    laboratorium sediaan JAMU, Rumah Riset JAMU dan bidang kesekretariatan (Satpam,

    Administrasi, kebersihan dan pengemudi)

    Gambar 14. Komposisi Pegawai Tetap berdasarkan Seks dan Jenjang

    Pendidikan Terakhir pada akhir tahun 2014

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    SD SLTP SLTA DIII S1 S2

    Laki-Laki

    Perempuan

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    18

    Gambar 15. Komposisi Pegawai Tetap berdasarkan Seks dan Area

    Pekerjaan pada akhir tahun 2014

    Gambar 15 menjelaskan bahwa aset-aset iptek berupa kebun (15,85 Ha), instalasi

    paskapanen (gedung 4 lantai yang melayani penerimaan hasil panen, pengolahan

    bahan JAMU, penyimpanan, dan distribusi) dan Rumah Riset JAMU (rawat jalan, lab,

    Griya JAMU, rekam medik dan administrasi), yang membutuhkan jenis tenaga dalam

    jumlah besar dan dituntut berproduksi setiap hari, hanya dikelola oleh pegawai tidak

    tetap yang tidak sebanding, kebun dengan 11 PNS, paskapanen 3 PNS, Rumah Riset

    JAMU dengan 14 PNS.

    Tabel 2. Komposisi pegawai tetap berdasarkan jenis Kelamin dan Jenjang

    Pendidikan Terakhir pada Akhir tahun 2014

    Gol. Kerja

    Jenjang Pendidikan Terakhir& Jenis Kelamin

    SD SLTP SLTA D3 S1 S2 S3

    P L P L P L P L P L P L P L

    I 0 4 0 2 0 0

    II 0 0 0 0 0 2 10 4

    III 3 12 0 1 13 16 9 8 0 0

    IV 0 0 2 3 0 0

    Pegawai tetap berdasarkan tingkat pendidikan di dominasi oleh lulusan strata 1

    yaitu 29 orang. Salah satu peneliti Madya, Golongan III lulus dari strata 2

    02468

    101214161820

    Laki-Laki

    Perempuan

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    19

    universitas Gajah Mada (UGM) di bidang Ilmu Farmasi. Hingga akhir tahun 2014,

    B2P2TOOT memiliki pegawai dengan tingkat pendidikan strata 3. Namun ada 2

    peneliti kandidat Doktor yang menempuh pendidikan S3 di UGM dimulai pada

    tahun 2012.

    Tabel 3 . Nama Peneliti B2P2TOOT dan Jenjang Jabatan tahun 2014

    No Nama Jenjang Jabatan

    1 Katno Peneliti Madya

    2 Slamet Wahyono Peneliti Madya

    3 Yuli Widiyastuti Peneliti Madya

    4 Awal Prichatin Kusuma Dewi Peneliti Muda

    5 Fauzi Peneliti Muda

    6 Heru Sudrajat Peneliti Muda

    7 Nita Supriyati Peneliti Muda

    8 Sari Haryanti Peneliti Muda

    9 Harto Widodo Peneliti Muda

    10 Nuning Rahmawati Peneliti Muda

    11 Dyah Subositi Peneliti Muda

    12 Agus Triyono Peneliti Muda

    13 Rahma Widyastuti Peneliti Pertama

    14 Wahyu Joko Priyambodo Peneliti Pertama

    15 Akhmad Saikhu Peneliti Pertama

    16 Nurul Husniyati Listyana Peneliti Pertama

    17 Ika Yanti Marfuatush Sholikhah Peneliti Pertama

    18 Rohmat Mujahid Peneliti Pertama

    19 Saryanto Peneliti Pertama

    20 M. Bakti Samsu Adi Peneliti Pertama

    21 Tri Widayat Peneliti Pertama

    22 Amalia Damayanti Peneliti Pertama

    23 Galuh Ratnawati Peneliti Pertama

    24 Danang Ardiyanto Peneliti Pertama

    25 Zuraida Zulkarnain Peneliti Pertama

    26 Peristiawan Ridha Widhi Astana Peneliti Pertama

    27 Sunu Pamadyo Tanjung Ismoyo Peneliti Pertama

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    20

    Tabel 4. Komposisi Jabatan fungsional peneliti dan Litkayasa B2P2TOOT di awal

    dan akhir tahun 2013

    No Jabatan Fungsional Peneliti 2014

    Awal Akhir

    1 Peneliti Utama - -

    2 Peneliti Madya 3 3

    3 Peneliti Muda 7 9

    4 Peneliti Pertama 16 15

    5 Litkayasa Penyelia 8 7

    6 Litkayasa Pemula 1 1

    7 Litkayasa Pelaksana Lanjutan 5 5

    8 Litkayasa Pelaksana 6 6

    Jumlah 46 48

    Pada tahun 2014, ada calon peneliti yang naik sebagai peneliti pertama, serta 2

    peneliti pertama yang naik sebagai peneliti muda. Hingga akhir tahun 2014 masih

    ada 6 calon peneliti di B2P2TOOT, pada bulan April 2014 B2P2TOOT kehilangan

    1 Litkayasa penyelia sebelum memasuki usia pensiun dikarenakan meninggal

    dunia

    D. ASET IPTEK

    Merupakan sumber daya yang mendorong pengembangan ilmu pengetahuan

    dan teknologi. Dalam hal jejaring domestik meliputi Kelompok Kerja Nasional

    Tumbuhan Obat Indonesia (Pokjanas TOI), masih perlu didorong kesepahaman dalam

    mengelola Iptek Tanaman Obat dan JAMU, karena masih tersebarnya dan belum

    lengkapnya data hasil- hasil Iptek TOJA berbasis wilayah, komunitas adat, penyakit

    dan ramuan. Bahkan, masih belum terealisasi inisiasi akan database komposisi

    fitokimia dan molekuler sebagai upaya untuk mengembangkan obat berbasis zat aktif

    TO. Selain itu, Komite Nasional Saintifikasi JAMU; dimana B2P2TOOT menjadi

    anggota, masih menghadapi tantangan terkait ketersediaan bahan JAMU, penerimaan

    hasil riset klinik formula JAMU, dan upaya dalam mengintegrasikan JAMU dalam

    sistem pelayanan kesehatan. Juga, Jejaring Saintifikasi JAMU sebagai kloning dan

    sentra-sentra JAMU Saintifik masih perlu banyak diinisiasi di setiap wilayah provinsi,

    kabupaten dan kota di Indonesia. Ini sangat penting untuk menjamin ketersediaan

    bahan JAMU, menyederhanakan proses kendali mutu JAMU Saintifik, dan lebih

    mendekatkan pelayanan Saintifikasi JAMU kepada rakyat.

    Dalam hal jejaring internasional meliputi ASEAN Traditional Medicine (ASEAN

    TM), B2P2TOOT sudah memberikan pemahaman dan pengalaman pada kolega-

    kolega ASEAN bahwa Indonesia sangat serius mengembangkan dan melestarikan

    traditional medicine ala budaya Indonesia sesuai standar untuk kesehatan manusia.

    Masih dibutuhkan komitmen dan dukungan segenap pemangku kepentingan agar

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    21

    JAMU yang ada di Tawangmangu dan Jejaring SJ adalah milik bersama dan perlu

    diopeni. Ke depan, forum-forum ASEAN TM sangat intens, diperlukan persiapan,

    koordinasi dan komunikasi yang sepaham dari segenap pemangku kepentingan.

    Selain itu, HerbalNet sebagai wadah sharing informasi Iptek TM; B2P2TOOT berperan

    sebagai koordinator, perlu komitmen dan keseriusan untuk mengelola, baik diseminasi

    informasi maupun utilisasi informasi.

    Fasilitas Iptek yang dimiliki pada Akhir tahun 2014 meliputi:

    a. Gedung Laboratorium Terpadu (Labdu), terdiri atas 13 Lab:

    - Laboratorium Pasapanen

    - Laboratorium Galenika

    - Laboratorium Fitokimia

    - Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman (HPT)

    - Laboratorium Formulasi

    - Laboratorium Sistematika Tumbuhan Obat dan Herbarium

    - Laboratorium Mikrobiologi

    - Laboratorium Kultur Jaringan

    - Laboratorium Biologi Molekuler

    - Laboratorium Hewan Coba

    - Laboratorium Instrumen

    - Laboratorium Benih dan Pembibitan

    - Laboratorium Rumah Riset JAMU

    b. Peralatan laboratorium utama meliputi:

    - 1 unit Gas Chromatography

    - 1 unit TLC densitometer

    - 1 unit High Performance Liquid Chromatography (HPLC)

    - 2 unit Vacuum Rotavapor

    - 3 unit Spektrofotometer

    - 2 unit Blotting apparatus

    - 1 unit Termocycler PCR

    - 1 unit mesin pembuat tablet dan kapsul JAMU

    - 1 unit mesin penyerbuk

    - 1 unit pencuci bahan JAMU

    - 1 unit pengering bahan JAMU

    - 1 unit gedung instalasi paskapanen untuk penyiapan penyimpanan dan distribusi

    bahan JAMU

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    22

    Gambar 16. Aktivitas Pegawai dan Gedung Instalasi Pasca Panen

    c. Rumah kaca; berjumlah 3 unit, yaitu:

    1. 1 unit berlokasi di Aromatic Graden Tlogodlingo (1.800 m dpl) difungsikan

    untuk pembibitan, adaptasi dan pelestarian tanaman

    2. 2 unit berlokasi di kebun TO Kalisoro (1.200 m dpl) difungsikan untuk

    pembibitan, adaptasi dan pelestarian tanaman

    d. Kebun TO untuk penelitian, etalase dan produksi terdapat di 3 lokasi, yaitu:

    1. Kebun Karangpandan terletak di ketinggian 400-600 dpl seluas 1,85 Ha

    2. Kebun Kalisoro terletak di ketinggian 1.200 m dpl seluas 2 Ha

    3. Kebun Tlogodlingo terletak di ketinggian 1.800 m dpl seluas 12 Ha

    e. Rumah Riset Jamu Hortus Medicus, Tahun 2010 sebagai Klinik Saintifikasi

    Jamu Hortus Medicus yang ditetapkan sebagai klinik tipe A untuk mengelola

    riset klinik dan pelayanan kesehatan formula JAMU. Layanan yang diberikan

    berupa: riset observasi klinik dan RCT, rawat jalan, griya jamu, laboratorium

    klinik, dan rekam medik.

    f. Museum JAMU Hortus Medicus dengan beragam koleksi artefak, produk OT,

    dokumentasi ramuan, materi terkait TO dan OT

    g. Berada satu komplek dengan laboratorium terpadu, perpustakaan menyediakan

    buku pustaka ilmiah untuk menunjang penelitian dan non ilmiah untuk

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    23

    menunjang kegiatan kesekretariatan. Hingga saat ini total koleksi yang dimiliki

    sebanyak 3147 pustaka terdiri dari: 1556 text book, 112 prosiding, 490 skripsi

    dan laporan PKL, 603 jurnal, media penelitian dan buletin serta 386 majalah.

    h. Sinema Fitomedika, sebagai wahana penyebaran informasi, berupa pemutaran

    film dokumenter Iptek TO dan OT

    i. Publikasi meliputi publikasi ilmiah dan populer.

    E. ASET OPERASIONAL

    Merupakan sumberdaya fisik sarana dan prasarana yang dimiliki sebagai

    lembaga Iptek dan sebagai sebuah organisasi pemerintah.

    Aset yang dimiliki oleh B2P2TOOT banyak dan beraneka ragam, mulai dari

    lahan budidaya TO, Museum JAMU, Klinik SJ Hortus Medicus (SJHM), Wisata

    Kesehatan JAMU (JAMU Health Tourism), dan jejaring. Dalam hal ini, masih belum

    dapat diakomodasi kebutuhan tenaga dan panduan-panduan untuk pengolahan lahan,

    pelayanan klinik, pelayanan museum.

    Fasilitas perkantoran dan operasional yang dimiliki s.d akhir tahun 2014

    meliputi:

    a. Gedung: 1 unit kantor sekretariat 3 lantai, 1 unit gedung serbaguna berdaya

    tampung 400 orang, 1 gudang BMN, 1 unit rumah dinas pimpinan, 1 gedung

    diklat Iptek TOJA, kapasitas 28 kamar, 3 ruang rapat

    b. Kendaraan: 1 unit bus operasional, 1 unit mobil bak terbuka operasional, 2 unit

    mobil boks operasional, 3 unit mobil operasional, 6 unit sepeda motor

    operasional roda dua, 3 unit sepeda motor operasional roda tiga.

    c. Komputer dan alat komunikasi: 32 unit komputer desktop, 23 komputer laptop,

    1 unit jaringan internet, 1 unit CCTV dengan 8 kamera.

    Selain itu, juga ada aset-aset operasional sebagai suatu organisasi pemerintah.

    Kondisi persebaran lahan dan lokasi bekerja yang luas, sangat memberi efek dan

    dampak terhadap tata kelola anggaran, waktu dan perhatian dari pimpinan dan

    pegawai. Masih dibutuhkan penataan ruang kerja pegawai, peralatan dan

    perlengkapan kerja, penataan ruang untuk aset-aset Iptek dan operasional. Kebutuhan

    pemeliharaan aset-aset tersebut sangat tinggi mengingat juga kondisi iklim basah dan

    masih banyak lahan-lahan yang belum berpagar dan memiliki akses keluar masuk.

    F. ASET DANA

    Merupakan sumberdaya keuangan yang diberikan oleh negara melalui

    pemerintah sesuai kebutuhan dan hasil evaluasi kinerja.

    Adanya kecenderungan kenaikan anggaran memberikan keleluasaan

    akomodasi target kinerja fungsidan tugas. Pengelolaan anggaran belum optimal terkait

    ketersediaan jumlah dan kompetensi pegawai sehingga masih terjadi alokasi dalam

    bentuk kegiatan yang tidak terlaksana. Jejaring kerja yang sudah dibangun memberi

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    24

    kontribusi, namun tidak serta merta pengelolaan di internal B2P2TOOT bisa maksimal.

    Perlu komposisi yang optimal antara modal manusia dan aset dana.

    Dinamika B2P2TOOT tahun 2010-2014

    2010 Dengan Permenkes No. 003 tahun 2010 pada tanggal 4 Januari 2010

    Tentang Saintifikasi JAMU, Penelitian Berbasis Pelayanan. Sejak tahun

    2010, B2P2TOOT memprioritaskan pada Saintifikasi JAMU, dari hulu ke

    hilir, mulai dari riset etnografi kesehatan tumbuhan obat dan JAMU,

    pelestarian, budidaya, pascapanen, riset praklinik, riset klinik, teknologi,

    manajemen bahan JAMU, pelatihan iptek, pelayanan iptek, dan diseminasi.

    2011 The 3rd Conference on Traditional medicine in ASEAN Countries tanggal

    30 Oktober-3 November 2011 diselenggarakan di Hotel Sunan Solo. Tema

    kegiatan tersebut adalah the Utilization of Evidence Based Traditional

    Medicine in the Health Care Facilities. Kegiatan pertemuan

    diselenggarakan di Solo, dibuka oleh menteri Kesehatan Ibu Dr. Endang R.

    Sedyaningsih, MPH, Dr. PH (Alm). Konferensi menghasilkan

    Tawangmangu Declaration sebagai kesepakatan ASEAN member State.

    2012 Koordinator Riset Khusus Tanaman Obat dan Jamu (RISTOJA) berskala

    nasional, meliputi 26 provinsi di luar Jawa dan Bali, bekerjasama dengan

    25 PTN untuk membangun database TO dan Jamu (TOJA) Indonesia, dan

    berkesinambungan s.d. tahun 2017 (60% di 2015, 100% di 2017).

    2013 Peresmian Rumah Riset JAMU Hortus Medicus oleh Menteri Kesehatan

    Ibu Nafsiah Mboi pada tanggal 31 januari 2014. B2P2TOOT ditunjuk

    sebagai Koordinator Wilayah 4 yang meliputi Jambi, Kepulauan Riau,

    Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Sulawesi

    Barat untuk Riset Kesehatan Nasional.

    2014 Pada tahun 2014 B2P2TOOT melaksanakan Riset Kesehatan Nasional

    yang bertajuk Studi Diet Total (SDT). SDT merupakan riset yang diampu

    oleh Pusat 2, yang bertujuan untuk menghimpun data status kesehatan

    masyarakat dalam angka kecukupan gizi.

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    25

    BAB IV

    RENCANA AKSI KEGIATAN 2010-2014

    Rencana Kegiatan 2010-2014 Balai Besar Litbang TOOT merupakan

    penjabaran substansi Rencana Strategis (Renstra) Badan Litbang Kesehatan, yaitu

    uraian program dan kegiatan selama 5 tahun ke depan.Substansi Rencana Kegiatan

    2010-2014 disusun mengacu kepada Rencana Jangka Menengah Pembangunan

    Kesehatan 2010-2014, Renstra Badan Litbangkes 2010-2014 dan kecenderungan

    (trend) perkembangan bidang kesehatan regional, nasional dan global di bidang

    tanaman obat dan obat tradisional. Sasaran kinerja utama Badan Litbangkes adalah

    Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang

    kesehatan dengan indikator kinerja utama berupa Jumlah Penelitian yang diproses

    dalam HKI yang targetnya adalah 2 output setiap tahunnya.

    Target Rencana Aksi Kegiatan Litbang TOOT 2010-2014 sesuai dengan

    Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 adalah:

    1) 26 jumlah produk/model/prototipe/standar/formula di bidang TOOT;

    2) 70 jumlah publikasi ilmiah di bidang TOOT yang dimuat pada media cetak dan

    elektronik nasional; dan

    3) 12 jumlah laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil RISKESNAS Wilayah 4

    Rencana Kegiatan pada tataran eselon II, memerlukan visi dan misi, mengingat

    cita-cita, tujuan dan target yang telah ditetapkan bersama harus dicapai dalam waktu 5

    tahun. Selain itu perlu strategi dan kebijakan operasional yang tepat sebagai dasar

    pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien.

    A. AKTIVITAS IPTEK TOOT

    Aktivitas Utama

    1. Aktivitas2 terkait langsung dengan litbang, pelayanan dan diseminasi iptek

    TOOT

    2. Penelitian (riset TO, pascapanen, praklinik & klinik)

    3. Pengembangan (a.l. kesetaraan JAMU dan obat, teknologi/sediaan,

    pelatihan iptek, kajian RISTOJA, manajemen lab, kebun dan operasional

    esensial lab dan kebun)

    4. Pembinaan dan bimbingan ilmiah (proposal s.d. forum diskusi/dialog ilmiah)

    5. Diseminasi (jejaring, kerjasama, publikasi dan forum ilmiah)

    6. PNBP fungsi utama/inti

    Aktivitas Generik

    1. Aktivitas2 terkait administrasi perkantoran dan manajerial

    2. Gaji dan operasional perkantoran (minus lab dan kebun)

    3. P2ME (Perencanaan Penganggaran Monitoring dan Evaluasi)

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    26

    4. Administrasi keuangan dan BMN

    5. Pengadaan

    B. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

    Indikator Kinerja Kegiatan adalah uraian ringkas dengan menggunakan ukuran

    kuantitatif dan kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau

    tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan.

    Matrik IKK B2P2TOOT (Tabel 4) muncul menjadi nomenklatur tersendiri sejak

    adanya revisi Renstra Kemenkes pada tahun 2012. Untuk tahun 2010 posisi target

    masuk ke dalam target Pusat 2 sebagai Instansi pengampu B2P2TOOT dan tahun

    2011 sudah ada target yang tegas yang menjadi tanggung jawab langsung

    B2P2TOOT.

    Tabel 5. Matrik Indikator Kinerja Kegiatan 2010-2014

    PROGRAM/

    KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR

    TARGET

    2010 2011 2012 2013 2014

    Penelitian dan

    Pengembangan

    Tanaman Obat

    dan Obat

    Tradisional

    Meningkatnya

    penelitian dan

    pengembangan

    di bidang

    tanaman obat

    dan obat

    tardisional.

    1. Jumlah

    produk/model/

    prototipe/

    standar/formula

    di bidang

    TOOT

    3 7 7 9

    2. Jumlah

    Publikasi Ilmiah

    di bidang

    TOOT pada

    media cetak

    dan elektronik

    nasional

    15 15 20 20

    3. Laporan Status

    Kesehatan

    masyarakat

    Hasil Riset

    Kesehatan

    Nasional

    Wilayah 4.

    6 6

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    27

    IKK 1 Jumlah produk/model/prototipe/standar/formula di bidang TOOT

    Adalah untuk mengakomodir aktivitas-aktivitas litbang TOOT yang meliputi

    penelitian, manajemen laboratorium dan manajemen kebun.

    IKK 2 Jumlah Publikasi Ilmiah di bidang TOOT pada media cetak dan

    elektronik nasional

    Adalah untuk mengakomodir kegiatan dokumen ilmiah etik; informasi,

    dokumentasi dan diseminasi; dokumen perencanaan dan anggaran; laporan

    kinerja; manajemen keuangan dan kekayaan negara; peralatan fasilitas

    laboratorium; jejaring Saintifikasi JAMU; layanan perkantoran; alat pengolah

    data; peralatan fasilitas kantor; gedung bangunan/laboratorium; kendaraan

    dinas; kendaraan bermotor.

    IKK 3 Laporan Status Kesehatan masyarakat Hasil Riset Kesehatan

    Nasional Wilayah 4.

    Mengakomodir Riset Kesehatan Nasional (RISKESDAS dan SKMI)

    C. INDIKATOR KINERJA SASARAN

    Tersedianya hasil penelitian di bidang tanaman obat dan obat tradisional.

    D. INDIKATOR KINERJA TUJUAN

    1. Tersedianya produk /model/prototipe/standar/formula di bidang TOOT

    2. Tersedianya publikasi ilmiah bidang tanaman obat dan obat tradisional pada

    media cetak dan elektronik nasional.

    3. Tersedianya Laporan Status Kesehatan Masyarakat Hasil Riset Kesehatan

    Nasional Wilayah 4.

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    28

    BAB V

    EVALUASI

    Sesuai Permenkes No.2346/Menkes/Per/XI/2011 tentang perubahan atas Permenkes

    No.491/Menkes/Per/VII/2006,B2P2TOOT mempunyai tugas melaksanakan penelitian

    dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional yang dijabarkan dalam

    kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi. Agar pelaksanaan kegiatan sesuai

    dengan perencanaan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring merupakan

    fungsi berkelanjutan secara sistematis menggunakan data kemajuan atau hasil yang

    diraih. Evaluasi merupakan penilaian yang sistematis dan objektif yang berkaitan

    dengan pelaksanaan atau hasil dari program, kebijakan berdasarkan implementasi

    perecanaan dan hasilnya. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan pada berbagai

    tahapan yaitu sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun tahap pasca-

    pelaksanaan, dengan tujuan antara lain:

    1) Menjamin pencapaian sasaran dan tujuan yang ditetapkan;

    2) Memberikan informasi yang akurat dalam deteksi dini pencapaian kinerja;

    3) Mempertajam pengambilan keputusan;

    4) Tindak lanjut penyelesaian kendala yang dihadapi;

    5) Meningkatkan efisiensi & efektivitas pelaksanaan RAK; dan

    6) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan RAK.

    Dengan mengacu kepada pedoman tersebut, kegiatan monev dapat dilaksanakan

    tepat waktu.Dengan mengacu kepada pedoman tersebut, kegiatan monev dapat

    dilaksanakan tepat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga diharapkan

    terjadi suatu siklus manajemen yang menghasilkan rekomendasi bagi penyesuaian

    RAK pada periode selanjutnya. Dengan demikian, maka dokumen RAK tahun 2010-

    2014 menjadi suatu dokumen yang hidup (living document), yang dapat selalu

    diperbaharui, sesuai dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam rangka

    pengelolaan Litbang TOOT.

    Sebagai suatu pedoman, uraian dan penjelasan di dalamnya diharapkan dapat

    menuntun dan menggambarkan langkah-langkah yang sistematis bagi pelaksanaan

    monev RAK. Pedoman monev tersebut dapat juga digunakan oleh seluruh jajaran

    instansi/lembaga pemerintahan yang mempunyai kaitan dalam kegiatan sebagaimana

    tertuang dalam dokumen RAK ini. Sebagaimana tertuang dalam matriks-matriks,

    monev diarahkan pada penilaian capaian indikator kinerja output dan outcome.

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    29

    A. MONITORING

    Monitoring adalah kegiatan pemantauan atau pengamatan yang berlangsung selama

    kegiatan berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan

    program dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

    Monitoring B2P2TOOT adalah kegiatan pemantauan dan atau pengawasan terhadap

    program penelitian dan pemgembangan TOOT agar pelaksanaannya sesuai dengan

    rencana yang telah ditetapkan. Monitoring dapat dilakukan baik terhadap kualitas

    penelitian maupun pemanfaatan dana yang tersedia atau dianggarkan. Untuk

    mempermudah pelaksanaan monitoring sebaiknya tiap kegiatan diharuskan membuat

    laporan kemajuan (progress report) secara berkala, yaitu 3-4 bulan. Tiap litbangTOOT

    hendaknya membuat log book sebagai salah satu alat kendali pelaksanaan sekaligus

    sebagai pedoman atau kompas untuk peneliti. Pelaksanaan monitoring harus mengacu

    pada protokol yang sudah disusun peneliti sebelum penelitian dimulai. Monitoring

    dapat mengendalikan proses litbang TOOT agar berlangsung secara efektif dan

    mencapai hasil sesuai yang direncanakan.

    B. EVALUASI

    Evaluasi adalah upaya menilai kualitas program dan hasil-hasilnya secara berkala

    dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Evaluasi B2P2TOOT berarti upaya

    menggali informasi terhadap proses dan hasil litbang TOOT untuk menilai kualitasnya

    dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Dengan kata lain evaluasi menggali

    informasi yang berkait dengan pelaksanaan dan hasilnya sebagai bahan untuk

    pengambilan keputusan dalam rangka pengambilan kebijakan lebih lanjut.

    Indikator yang menggambarkan keberhasilan litbang TOOT adalah sesuai Matrik

    Indikator Kinerja Kegiatan B2P2TOOT(Tabel 4), untuk evaluasi capaian tahunan

    menggunakan indikator kinerja kegiatan.

    Evaluasi terhadap pelaksanaan RAK dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun.

    Langkah-langkah yang harus ditempuh di dalam persiapan evaluasi terdiri atas 2

    komponen: (1) persiapan awal; dan (2) pelaksanaan.

    1) Persiapan Awal Evaluasi

    Langkah ini dimulai dengan menyusun hal-hal penting yang harus dilakukan

    sebelum evaluasi dilaksanakan, yang meliputi serangkaian langkah-langkah logis

    mulai dari masalah-masalah pokok dan maksud-maksud yang mendorong

    dilakukannya evaluasi sampai dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat digali

    dengan cara yang secara analitik dapat diterima. Persiapan awal evaluasi

    ditempuh melalui langkah-langkah:

    (i) Identifikasi tujuan evaluasi, antara lain:

    memperbaiki sistem pengelolaan program/kegiatan;

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    30

    menjamin adanya kebertanggunggugatan; dan

    membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengalokasian

    sumber-sumber penganggaran

    (ii) Menentukan lingkup evaluasi: menentukan apa (termasuk identifikasi

    prioritas) yang akan dievaluasi dan sejauh mana

    (iii) Menyusun agenda analisis: menyusun kerangka logis (logical structure) yang

    dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan dalam

    evaluasi. Kerangka ini juga merupakan suatu cara untuk menjabarkan

    pertanyaan-pertanyaan umum ke dalam pertanyaan-pertanyaan yang lebih

    rinci, cermat dan tepat

    (iv) Menentukan tingkat pencapaian baku/normal (benchmarking): membuat

    penilaian tentang derajat kinerja program/kegiatan (baik/buruk) dan

    seharusnya secara ideal memungkinkan kita melakukan perbandingan

    dengan perangkat kebijakan lain yang terkait atau yang bidangnya sama

    (v) Mengumpulkan informasi yang tersedia: untuk hampir semua

    program/kegiatan, sistem pemantauanseharusnya menjadi sumber pertama

    bagi informasi yang ada dan dibutuhkan

    (vi) Menyusun rencana kerja dan memilih evaluator: pemilihan evaluator antara

    lain didasarkan pada beberapa kriteria tertentu.

    2) Pelaksanaan Evaluasi

    Pelaksanaan evaluasi terhadap RAK dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu:

    a. Membandingkan antara target dan capaian indikator kinerja yang telah

    disepakati dan ditetapkan dalam RAK

    b. Studi evaluasi kinerja RAK berdasarkan output dan/atau outcome yang

    ditimbulkan.

    Kedua cara tersebut dibutuhkan dalam pelaksanaan evaluasi dan saling

    mendukung untuk memberikan informasi yang bermanfaat untuk kepentingan

    pengelolaan RAK.

    Cara pertama dapat dilaksanakan tanpa melakukan analisis yang mendalam,

    sedangkan untuk melaksanakan cara kedua diperlukan penyusunan indikator

    kinerja sebagaimana dilakukan pada cara pertama. Ketersediaan indikator

    kinerja dari hasil pelaksanaan cara pertama akan memudahkan pelaksanaan

    studi evaluasi kinerja; sedangkan cara kedua dapat membantu dalam

    mengidentifikasi indikator-indikator kinerja baru yang lebih relevan.

    C. PENGORGANISASIAN PELAKSANA

    Kegiatan monitoring dan evaluasi berada di bawah tanggung jawab Kepala

    B2P2TOOT. Koordinasi pelaksanaan oleh Kabid PKSI. Monev bukan hal yang berdiri

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    31

    sendiri di Bidang PKSI, namun merupakan satuan pelaporan dari bidang-bidang

    pengampu kegiatan.

    D. PENYESUAIAN TERHADAP RAK LITBANG TOOT

    Mengingat litbang TOOT mempunyai pola yang berubah-ubah sesuai dinamika

    pembangunan kesehatan dan iptek kesehatan global, maka isu prioritas dan kegiatan

    yang tercantum dalam RAK ini akan terus menerus disesuaikan dengan kebutuhan

    dan prioritas masing-masing pengelola dalam RAK.

    Dengan dilakukannya monev RAK litbang TOOT, maka diharapkan akan terjadi suatu

    siklus manajemen yang menghasilkan rekomendasi bagi penyesuaian RAK ini pada

    periode tertentu. Dengan demikian, dokumen RAK Litbang TOOT Tahun 2010-2014

    menjadi suatu dokumen yang hidup (living document), yang dapat selalu diperbaharui,

    sesuai dengan kebutuhan yang telah teridentifikasi dalam rangka pembangunan

    kesehatan dan pengembangan iptekkes di Indonesia.

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    32

    BAB V

    PENUTUP

    Rencana Aksi Kegiatan litbang TOOT tahun 2010-2014 disusun sebagai acuan

    kegiatan selama 5 tahun. Penyusunan dokumen Rencana Aksi Kegiatan ini disusun

    dan didukung bersama oleh seluruh staf dan pimpinan B2P2TOOT dengan cita-cita

    dan tekad maju bersama untuk mencapai target serta mensukseskan program

    pembangunan kesehatan, khususnya program Saintifikasi JAMU.

    Peneliti sebagai aset utama lembaga riset akan terus dimotivasi dan

    ditingkatkan kompetensi dan jumlahnya sesuai bidang ilmu atau kepakaran sehingga

    dapat menghasilkan produk atau temuan baru kesehatan yang langsung dapat

    dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

    Di samping itu, diharapkan seluruh pegawai B2P2TOOT selalu bekerja dengan

    hati, tulus dan ikhlas tetap semangat dalam team work. Tugas bukan dianggap sebagai

    beban, namun sebagai tantangan untuk terus maju.

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    33

    Lampiran 1. KEBUTUHAN ANGGARAN PER TAHUN

    No. KEGIATAN

    TAHUN ANGGARAN

    2010 2011 2012 2013 2014

    1. Pengembangan SDM litbang TO-OT

    130,800,000

    155,750,000

    160,000,000

    200,000,000

    250,000,000

    2. Pengembangan sarana dan prasarana

    2,327,110,000

    13,375,683,000

    20,000,000,000

    25,000,000,000

    27,000,000,000

    3. Pengembangan kelembagaan/akreditasi -

    160,860,000

    500,000,000

    510,000,000

    550,000,000

    4. Pengembangan teknologi/metode tepat guna - -

    300,000,000

    350,000,000

    375,000,000

    5.

    Saintifikasi Jamu: penelitian berbasis pelayanan

    kesehatan - -

    4,500,000,000

    5,000,000,000

    5,300,000,000

    a. Penyusunan standar/pedoman teknis -

    550,000,000

    600,000,000

    650,000,000

    b. Pelaksanaan diklat SJ - -

    750,000,000

    850,000,000

    900,000,000

    c. Pelaksanaan penelitian SJ -

    900,000,000

    1,700,000,000

    1,800,000,000

    1,950,000,000

    d. Pengembangan formulasi -

    133,678,000

    350,000,000

    400,000,000

    400,000,000

    6. Pelaksanaan Penelitian TO dan OT dalam

    mendukung Saintifikasi Jamu

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    34

    e. Penelitian etnobotani dan

    etnofarmakologi berbasis penyakit -

    140,993,000

    300,000,000

    350,000,000

    400,000,000

    a. Penelitian standarisasi tanaman obat 233,968,000 478,330,000 1,200,000,000 1,250,000,000 1,300,000,000

    b. Pelaksanaan uji pra klinik (keamanan dan

    khasiat) formula jamu

    267,287,000

    478,330,000

    600,000,000

    650,000,000

    700,000,000

    c. Observasi klinik formula jamu

    300,395,000

    734,930,000

    900,000,000

    950,000,000

    950,000,000

    d. penelitian penemuan obat baru (drug

    discoveryNCE -

    309,229,000

    350,000,000

    400,000,000

    400,000,000

    e. pengembangan riset biofarming - -

    500,000,000

    600,000,000

    700,000,000

    f. Pengembangan TO sebagai

    insektisida/biocontrol - -

    150,000,000

    175,000,000

    200,000,000

    g. Pengembangan TO sebagai bahan

    additive - -

    150,000,000

    175,000,000

    200,000,000

    h. Plant profiling - -

    300,000,000

    350,000,000

    400,000,000

    8. Pembinaan ilmiah

    50,000,000

    159,260,000

    9. Peningkatan jejaring kerjasama

    158,000,000

    196,975,000

    400,000,000

    425,000,000

    450,000,000

    10. Diseminasi hasil litbang

    84,500,000

    167,685,000

    150,000,000

    200,000,000

    250,000,000

    11. Promosi hasil litbang

    95,050,000

    319,725,000

    550,000,000

    600,000,000

    650,000,000

  • Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2010-2014

    35

    12. Wisata Ilmiah TO-OT

    68,000,000

    82,000,000

    150,000,000

    200,000,000

    250,000,000

    13. Kegiatan rutin

    a. Pembayaran gaji, honorarium dan vakasi

    2,915,101,000

    3,225,006,000

    3,500,000,000

    3,800,000,000

    4,500,000,000

    b. penyelenggaraan operasional dan

    pemeliharaan perkantoran

    541,672,000

    1,365,994,000

    1,500,000,000

    1,700,000,000

    1,800,000,000

    c. operasional dan pemeliharaan

    laboratorium dan lahan

    68,312,000

    430,000,000

    450,000,000

    550,000,000

    650,000,000

    d. Operasional dan pemeliharaan jaringan

    irigasi

    25,500,000

    29,250,000

    55,000,000

    60,000,000

    70,000,000

    e. Operasional dan pemeliharaan kebun

    koleksi, etalase TO dan lahan produksi

    301,250,000

    550,000,000

    1,200,000,000

    1,300,000,000

    1,700,000,000

    i. Penyusunan program dan perhitungan

    anggaran, raker seluruh pegawai

    242,000,000

    279,525,000

    280,000,000

    290,000,000

    300,000,000

    j. Monitoring dan evaluasi

    31,600,000

    83,715,000

    45,000,000

    45,000,000

    50,000,000

    k. Perencanaan/implementasi/pengelolaan

    sistem akuntansi pemerintah

    44,900,000

    61,000,000

    50,000,000

    50,000,000

    50,000,000

    l. Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan

    Pajak

    15,000,000

    23,242,000

    65,000,000

    85,000,000

    100,000,000

    JUMLAH PER TAHUN

    7,900,445,000

    23,841,160,000

    41,655,000,000

    48,915,000,000

    53,445,000,000