Top Banner
REMAJA II Eri Achmad PSIKIATER [email protected]
38

REMAJA 2

Jul 11, 2016

Download

Documents

mental
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: REMAJA 2

REMAJA II

Eri AchmadP S I K I AT E R

[email protected]

Page 2: REMAJA 2

Topik bahasan

1. Mekanisme pertahanan jiwa2. Simptomatologi3. Pemeriksaan psikiatrik

Page 3: REMAJA 2

1. Mekanisme Pertahanan Jiwa• Sebagian dari cara individu mereduksi perasaan tertekan,

kecemasan, stress atau pun konflik internal dengan melakukan mekanisme pertahanan diri baik secara sadar atau pun tidak

• Freud menggunakan istilah mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) untuk menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan. Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah kondisi objektif bahaya dan hanya mengubah cara individu mempersepsi atau memikirkan masalah itu

Page 4: REMAJA 2

• Mekanisme pertahanan diri biasa terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar individu, terutama para remaja yang sedang mengalami pergulatan yang dahsyat dalam perkembangannya ke arah kedewasaan

Page 5: REMAJA 2

Proses Mekanisme Pertahanan Jiwa

Page 6: REMAJA 2
Page 7: REMAJA 2
Page 8: REMAJA 2

Beberapa Mekanisme Pertahanan Jiwa

• Represi – Represi didefinisikan sebagai upaya individu untuk

menyingkirkan frustrasi, tekanan, konflik batin, mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan

– Sudah menjadi umum banyak individu pada dasarnya menekankan aspek positif dari kehidupannya

Page 9: REMAJA 2

• Individu cenderung untuk tidak berlama-lama untuk mengenali sesuatu yang tidak menyenangkan, dibandingkan dengan hal-hal yang menyenangkan. Individu akan membuang memori tentang hal tidak menyenangkan dari otaknya

• Berusaha sedapat mungkin untuk tidak melihat gambar dan mengingat-inget kejadian yang menyesakkan dada

• Lebih sering mengkomunikasikan berita baik daripada berita buruk

• Lebih mudah mengingat hal-hal positif daripada yang negatif• Lebih sering menekankan pada kejadian yang membahagiakan

dan enggan menekankan yang tidak membahagiakan

Page 10: REMAJA 2

• Supresi – Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri

secara sadar. Ditujukan untuk menjaga agar impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang ada tetap terjaga. Individu sewaktu-waktu mengesampingkan ingatan-ingatan yang menyakitkan agar dapat menitik beratkan kepada tugas, ia sadar akan pikiran-pikiran yang ditindas (supresi) tetapi umumnya tidak menyadari akan dorongan-dorongan atau ingatan yang ditekan (represi)

Page 11: REMAJA 2

• Reaction Formation (Pembentukan Reaksi) – Individu dikatakan mengadakan pembentukan reaksi adalah

ketika dia berusaha menyembunyikan motif dan perasaan yang sesungguhnya (mungkin dengan cara represi atau supresi), dan menampilkan ekspresi wajah yang berlawanan dengan yang sebetulnya. Tujuannya menghindarkan diri dari kecemasan yang disebabkan oleh keharusan untuk menghadapi ciri-ciri pribadi yang tidak menyenangkan. Kebencian, misalnya tak jarang dibuat samar dengan menampilkan sikap dan tindakan yang penuh kasih sayang, atau dorongan seksual yang besar dibuat samar dengan sikap sok suci, dll

Page 12: REMAJA 2

• Fiksasi – Dalam menghadapi kehidupannya individu dihadapkan pada

suatu situasi menekan yang membuatnya frustrasi dan mengalami kecemasan, sehingga membuat individu tersebut merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya dan membuat perkembangan normalnya terhenti untuk sementara atau selamanya. Individu yang sangat tergantung dengan individu lain merupakan salah satu contoh pertahan diri dengan fiksasi, kecemasan menghalanginya untuk menjadi mandiri. Pada remaja dimana terjadi perubahan yang drastis seringkali dihadapkan untuk melakukan mekanisme ini.

Page 13: REMAJA 2

• Regresi – Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam

situasi frustrasi, setidak-tidaknya pada anak-anak. Ia memberikan respons seperti individu dengan usia yang lebih muda (anak kecil). Misalnya anak yang baru memperoleh adik,akan memperlihatkan respons mengompol atau menghisap jempol tangannya, padahal perilaku demikian sudah lama tidak pernah lagi dilakukannya. Regresi barangkali terjadi karena kelahiran adiknnya dianggap sebagai sebagai krisis bagi dirinya sendiri. Dengan regresi (mundur) ini individu dapat lari dari keadaan yang tidak menyenangkan dan kembali lagi pada keadaan sebelumnya yang dirasakannya penuh dengan kasih sayang dan rasa aman, atau individu menggunakan strategi regresi karena belum pernah belajar respons-respons yang lebih efektif terhadap problem tersebut atau dia sedang mencoba mencari perhatian

Page 14: REMAJA 2

• Menarik Diri • Mengelak • Denial (Menyangkal Kenyataan) • Fantasi • Rasionalisasi • Intelektualisasi– Bila individu menghadapi situasi yang menjadi masalah,

maka situasi itu akan dipelajarinya atau merasa ingin tahu apa tujuan sebenarnya supaya tidak terlalu terlibat dengan persoalan tersebut secara emosional

Page 15: REMAJA 2

• Proyeksi – Individu yang menggunakan teknik proyeksi ini,

biasanya sangat cepat dalam memperlihatkan ciri pribadi individu lain yang tidak dia sukai dan apa yang dia perhatikan itu akan cenderung dibesar-besarkan. Teknik ini mungkin dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan karena dia harus menerima kenyataan akan keburukan dirinya sendiri

Page 16: REMAJA 2

2. Simptomatologi• Jenisnya – Neurosis– Psikosis

• Gejala pada fungsi– Emosi– Pikiran– Perilaku

Page 17: REMAJA 2

• Disorders of consciousness– Kuantitatif (somnolence, sopor, coma)– Kwalitatif (cluding of consciousness, delirium,

fugue)• Contack – Rapport– Adekuat, non adekuat– Good rapport-bad rapport– Kurang – cukup - baik 

Page 18: REMAJA 2

• General appearance – Self neglect (dekorum)• Smell • Lack of cleanliness• Unkempt hair• Wearing clothes that have not been look after

– Weight loss– Flamboyant clothing

Page 19: REMAJA 2

• Facial appearance– Depressed • Downcast eyes• A vetical furrow in the forehead• Downturning of the corner of the mouth

– Mania• May look euphoric and /or irritable

– Anxiety • Raised eyebrows, mydriasis, horizontal furrow of

forehead

Page 20: REMAJA 2

– Tampak lebih tua, lebih muda, sesuai dengan usia– Tanda-tanda fisik organik lainnya

• Parkinsonism• Hipo/hipertiroidisme• Dll

• Posture and movements– Hipo – Hiper (agitasi, agresifitas)– Echopraxia – the automatic imitation by the patient

of another person’s movements; it occurs even when the patient is asked not to do it

Page 21: REMAJA 2

• Mannerisms – repeated involuntary movements that appear to be goal-directed

• Negativism – a motiveless resistance to commands and to attempts to be moved

• Posturing – the patient adopts an inappropriate or bizarre bodily posture continuously for a long time

Page 22: REMAJA 2

• Waxy fl exibility (also known as cerea fl exibilitas) – as the examiner moves part of the patient’s body there is afeeling of plastic resistance (res mbling the bending of a soft wax rod) and that part then remains ‘moulded’ by the examiner in the new position

• Stupor In psychiatry the term stupor is used to describe a patient who is mute and immobile (akinetic mutism) but fully conscious

Page 23: REMAJA 2

• DISORDERS OF SPEECH– Disorder of rate and quantity• increased or decreased rate• Increased or decreased quantity• Pressure of speech• Logorrhoea • Poverty of speech• Mutism• Dysarthria, dysprosody

Page 24: REMAJA 2

– Disorders of the form of speech/thought process• Flight of ideas; The speech consists of a stream of

accelerated thoughts with abrupt changes between topics and no central direction• Circumstantiality• Echolalia• Thought blocking; A sudden interruption in the train of

thought occurs, leaving a ‘blank’, after which what was being said cannot be recalled• Irrelevan, incoherence, loosening association (asosiasi

longgar)

Page 25: REMAJA 2
Page 26: REMAJA 2

• DISORDERS OF THOUGHT CONTENT– obsession, phobia (simple phobia, social phobia,

agoraphobia, dll)– Delusion • Persecutory (waham kejar)• Erotomania • Grandiosity ( waham kebesaran)• Nihilistic, somatic, bizarre, systemized

Page 27: REMAJA 2

• Thought insertion – the patient believes that thoughts are being put into his/her mind by an external agency

• Thought withdrawal – the patient believes that thoughts are being removed from his/her mind by an external agency

• Thought broadcasting – the patient believes that his/her thoughts are being ‘read’ by others, as if they werebeing broadcas

Page 28: REMAJA 2

• DISORDERS OF EMOTION– Affect• Increased – decreased • Inappropriate affect• Blunted affect• Flat affect

–Mood• Euthymic, hypothimic, hiperthymic• Dysphoria, depression, euforic, ectasy, irritability,

alexithymia

Page 29: REMAJA 2

• Sensory deceptions– Illusion– Halluciantion• Olfactory, visual, auditory, somatic (tactile, visceral)

• COGNITIVE DISORDERS– Disorders of attention– Deficit attention– Distractibility

Page 30: REMAJA 2

• Disorders of memory– Amnesia – Paramnesia• Confabulation, Deja vu, Jamais vu

• Disorders of intelligence– IQ 50–70: mild mental retardation– IQ 35–49: moderate mental retardation– IQ 20–34: severe mental retardation– IQ < 20: profound mental retardation.

Page 31: REMAJA 2

• Judgement-Insight– Good– Bad– Partial

Page 32: REMAJA 2

3. Pemeriksaan psikiatrik

Page 33: REMAJA 2
Page 34: REMAJA 2
Page 35: REMAJA 2

Pemeriksaan Status Mental Anak-Remaja

• Penampilan:– Kualitas sakit: ringan, sedang, berat– Kualitas kesadaran: CM, somnolence, sopor, coma– Kontak/Rapport: adekuat, non adekuat/kurang, cukup, buruk– Dekorum: kebersihan/berpakaian/sopan santun

• Interaksi anak-orangtua: buruk, kurang, baik• Orientasi: waktu, tempat, orang• Berbicara dan berbahasa:

– spontan/tdk spontan, jelas/tdk jelas, lancar/tdk lancar, sedikit bicara/banyak bicara

– Pressure of speech, flight of idea, perseverasi/verbegerasi, clang association, mutisme, selective mutisme, dll

Page 36: REMAJA 2

• Mood: – Euthymic, dysforia, wajar/tdk wajar, congruent/incongruent– Hipothymic (depresi, sad, sorrow, dll)– Hiperthymic (euforia, elasai, ektasi)

• Afek:– Batas normal– Menurun (afek terbatas, afek datar)– Meningkat (afek meningkat)

• Isi pikiran dan proses pikiran– Logis/non logis– Autistik, sirkumtantial, tangential/ asosiasi longgar, inkoherensi,

neologisme, dll– Idea of refference, waham/delusi, dll

• Hubungan sosial: baik, sedang/cukup, buruk/kurang

Page 37: REMAJA 2

• Perilaku motorik– Normoaktif– Hipoaktif (catatonia posturing, drug side effects, dll)– Hiperaktif (tic, tardive diskinesia, dll)

• Kognisi– Sensori– Persepsi– Intelektual/knowledge– Fungsi eksekutif/fungsi luhur

• Memori– Immediate (beberapa menit)– Recent (beberapa jam)– Past recent (jam-hari-minggu)– Long term (beberapa minggu-lebih)

• Fungsi pertimbangan dan insight– Terganggu/tdk terganggu, kurang(buruk)/cukup/baik, parsial

Page 38: REMAJA 2

Materi Kuliah Selanjutnya

1. Gg. Tingkah Laku– Gg. Tingkah laku berkelompok– Gg. Tingkah laku menentang

2. Early Onset of Schizophrenia