PANITIA PERINGATAN HARI JADI SUKAPURA NGADAUN NGORA Sekretariat II, Jl. Raya Kec. Sukaraja, No. 16, Kabupaten Tasikmalaya http://hutsukapura.wordpress.com , [email protected]REKOMENDASI NO : 001/PPHJ/SKPR-380/BS-01/VIII/2012 Hasil Bedah Sejarah Kabuyutan & Pusaka Sukapura 26 Agustus 2012 Masehi, 8 Syawal 1433 Hijriah Desa Sukapura, Kec. Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya Sehubungan telah selesainya kegiatan Bedah Sejarah Kabuyutan & Pusaka Sukapura yang diselenggarakan dalam rangka Peringatan Hari Jadi Sukapura Ke-380, kami selaku PANITIA setelah mengkaji berbagai fakta sejarah baik saat Acara Bedah Sejarah maupun diluar acara tersebut dengan bertanya kepada beberapa Narasumber, mengunjungi petilasan-petilasan leluhur Sukapura, berziarah ke makam-makam leluhur Sukapura serta informasi dari seluruh lapisan masyarakat yang peduli terhadap Pengelolaan Aset Kabuyutan & Pusaka Leluhur Sukapura, membuat rekomendasi sebagai berikut : I. Peringatan Hari Jadi Kabupaten Tasikmalaya Acara Peringatan Hari Jadi Kabupaten Tasikmalaya yang selama ini bertitik tolak kepada Berdirinya “KERAJAAN” Galulunggung (Prasasti Geger Hanjuang, 26 Agustus 1111 Masehi) diharapkan untuk bertitik tolak pada awal pendirian “KABUPATIAN” Sukapura pada Tanggal 27 Juli 1632 Masehi. Apabila memperingati “Kabupaten” tentu harus bertitik tolak kepada awal pendirian “Kabupatian” bukan kepada awal pendirian “Kerajaan”. Pemerintahan Kerajaan persamaannya setara dengan Pemerintahan sebuah Negara. II. Sejarah Kabuyutan & Pusaka Sukapura Bedah Sejarah lebih di titik beratkan kepada keberadan Kabuyutan & Pusaka Sukapura yang masih ada sampai sekarang. Memperhatikan DIAGRAM ALUR SEJARAH PENGELOLAAN KABUYUTAN DAN PUSAKA SUKAPURA (diagram terlampir), kami jelaskan sebagai berikut : a. Kepemimpinan Bupati Sukapura dilakukan secara turun temurun atas hasil penunjukan internal oleh anggota keluarga Bupati Sukapura. b. Simbol pemangku Kepemimpinan Adat Sukapura tersebut adalah Keris Sampana kinjeng anggoan R. Wirawangsa (Bupati pertama Sukapura) yang dirawat berserta barang-barang Kabuyutan peninggalan Leluhur sebelumnya. 1
13
Embed
REKOMENDASI - sukapura.files.wordpress.com fileKabuyutan & Pusaka Leluhur Sukapura, membuat rekomendasi sebagai berikut : ... Kabuyutan pada masa itu melanjutkan tugas dari Ayah dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PANITIA PERINGATAN HARI JADI SUKAPURA NGADAUN NGORA
Sekretariat II, Jl. Raya Kec. Sukaraja, No. 16, Kabupaten Tasikmalaya http://hutsukapura.wordpress.com , [email protected]
REKOMENDASI NO : 001/PPHJ/SKPR-380/BS-01/VIII/2012
Hasil Bedah Sejarah Kabuyutan & Pusaka Sukapura 26 Agustus 2012 Masehi, 8 Syawal 1433 Hijriah
Desa Sukapura, Kec. Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya
Sehubungan telah selesainya kegiatan Bedah Sejarah Kabuyutan & Pusaka Sukapura
yang diselenggarakan dalam rangka Peringatan Hari Jadi Sukapura Ke-380, kami selaku
PANITIA setelah mengkaji berbagai fakta sejarah baik saat Acara Bedah Sejarah maupun
diluar acara tersebut dengan bertanya kepada beberapa Narasumber, mengunjungi
petilasan-petilasan leluhur Sukapura, berziarah ke makam-makam leluhur Sukapura serta
informasi dari seluruh lapisan masyarakat yang peduli terhadap Pengelolaan Aset
Kabuyutan & Pusaka Leluhur Sukapura, membuat rekomendasi sebagai berikut :
I. Peringatan Hari Jadi Kabupaten Tasikmalaya
Acara Peringatan Hari Jadi Kabupaten Tasikmalaya yang selama ini bertitik
tolak kepada Berdirinya “KERAJAAN” Galulunggung (Prasasti Geger Hanjuang, 26
Agustus 1111 Masehi) diharapkan untuk bertitik tolak pada awal pendirian
“KABUPATIAN” Sukapura pada Tanggal 27 Juli 1632 Masehi. Apabila memperingati
“Kabupaten” tentu harus bertitik tolak kepada awal pendirian “Kabupatian” bukan
kepada awal pendirian “Kerajaan”. Pemerintahan Kerajaan persamaannya setara
dengan Pemerintahan sebuah Negara.
II. Sejarah Kabuyutan & Pusaka Sukapura
Bedah Sejarah lebih di titik beratkan kepada keberadan Kabuyutan & Pusaka
Sukapura yang masih ada sampai sekarang. Memperhatikan DIAGRAM ALUR
SEJARAH PENGELOLAAN KABUYUTAN DAN PUSAKA SUKAPURA (diagram terlampir),
kami jelaskan sebagai berikut :
a. Kepemimpinan Bupati Sukapura dilakukan secara turun temurun atas hasil
penunjukan internal oleh anggota keluarga Bupati Sukapura.
b. Simbol pemangku Kepemimpinan Adat Sukapura tersebut adalah Keris Sampana
kinjeng anggoan R. Wirawangsa (Bupati pertama Sukapura) yang dirawat
dengan Sejarah Kabuyutan dan Pusaka Sukapura di atas, kami jelaskan sebagai
berikut :
a. Dengan tidak mengurangi rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada
Almarhum Kanjeng Dalem R.A.A Wiradiputra dan Kanjeng Dalem Sunarya yang
telah berusaha keras untuk menyelamatkan keberadaan benda-benda
Kabuyutan dan Pusaka Sukapura pada waktu itu dengan menetapkan ke
Notaris Mr. Soedja, No. 19 Tanggal 24 Januari 1951.
b. Dalam Akta Notaris Mr. Soedja kata yang digunakan terhadap peninggalan
Leluhur Sukapura pada waktu itu menggunakan kata “WAKAF”. Seiring
berjalannya waktu, perubahan situasi perpolitikan di dalam Negeri serta
lahirnya berbagai Perundang-undangan dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia, apabila status Tanah dinyatakan statusnya sebagai “WAKAF”, maka
tidak ada kewajiban untuk membayar pajak karena dapat dipergunakan /
dimanfaatkan oleh umum. Sementara Tanah Pusaka Sukapura yang berada
sekarang ini dikenakan biaya pajaknya.
c. Wasiat Leluhur Sukapura R. INDRAYUDA telah ditetapkan dalam Akta Notaris
Mr. Soedja No. 9 Tanggal 24 Januari 1951, artinya Kanjeng Dalem R.A.A
Wiradiputra dan Kanjeng Dalem R.A.A. Sunarya mengetahui bahwa
Pengelolaan Kabuyutan dan Pusakanya telah ada sejak dulu dan ditulisankan
dalam sebuah Wasiat Karuhun Sukapura R. INDRAYUDA, namun pada saat
Kanjeng Dalem R.A.A Wiradiputra dan Kanjeng Dalem Sunarya menghadap ke
Notaris Mr. Soedja tidak disertai membawa naskah Surat Wasiat Karuhun
tersebut sehubungan keduanya (Bupati Pensiun) bukan Pemangku Wasiat
Karuhun Sukapura R. INDRAYUDA.
d. 6 (enam) Bulan setelah Akta Notaris Mr. Soedja No. 9 dibuat tepatnya
Tanggal 31 Juli 1951, Kanjeng Dalem R.A.A Wiradiputra melayangkan surat
mengundang kepada R. Abdul Gani (Pemangku Wasiat R. INDRAYUDA) untuk
membicarakan mengenai benda-benda Kabuyutan Sukapura.
6
e. Setelah R. Abdul Gani memenuhi undangan Kanjeng Dalem R.A.A Wiradiputra
dan menyampaikan isi naskah Surat Wasiat Karuhun Sukapura R. INDRAYUDA,
Kanjeng Dalem R.A.A Wiradiputra membaca, memahami dan menyadari benar
bahwa dirinya tidak berhak lagi memelihara, merawat rupa-rupa pekarang
Kabuyutan salah satunya seperti Keris Sampana Kinjeng anggoan R.
Wirawangsa sebagai simbol kepemimpinan Adat Bupati Sukapura
sehubungan beliau telah berhenti (pensiun) menjabat sebagai Bupati
Tasikmalaya/Sukapura sejak Tahun 1942 dan Kanjeng Dalem R.A.A Sunarya
pensiun Tahun 1947. Oleh karena itu pada Tanggal 20 Agustus 1951,
rupa-rupa pekarang (benda-benda) Kabuyutan yang berada pada Kanjeng
Dalem R.A.A Wiradiputra dipasrahkan kepada R. Abdul Gani untuk dipelihara,
dirawat sebagaimana mestinya. Hal ini terlihat dengan adanya Surat
Keterangan Wedana Kareés, Bandung. Photo Copy Surat Keterangan terlampir.
f. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bapak H.R Herdiana, MM (Nara
Sumber Pemangku Wasiat) pada waktu acara Bedah Sejarah Kabuyutan &
Pusaka Sukapura, menerangkan bahwa : “Isi nashkan Wasiat Karuhun
Sukapura R. INDRAYUDA tidak terdapat Kohesivitas dan Korelasinya dengan isi
naskah Akta Notaris Mr. Soedja No. 9, Tanggal 24 Januari 1951”. Ketidak
sesuaian isi naskah Wasiat Karuhun Sukapura dengan Akta Notaris Mr. Soedja
disadari betul oleh Kanjeng Dalem R.A.A. Wiradiputra sebagai Bupati Pensiun
Tasikmalaya setelah membaca, memahami isi naskah Wasiat Karuhun tersebut
sehingga memasrahkan rupa-rupa pekarang Kabuyutan kepada R. Abdul Gani
sebagai sesepuh dalam Perawatan /Pengelolaannya.
Dengan demikian Kepemimpinan (Kasepuhan) Adat Sukapura dalam
Pengelolaan Kabuyutan beserta Pusakanya dipimpin oleh R. Abdul Gani
selaku Pemangku Wasiat Karuhun Sukapura R. INDRAYUDA setelah
Kepemimpinan Adat Kabupatian Sukapura berakhir sejak Tahun 1947.
Setelah R. Abdu Gani, kemudian dilanjutkan oleh anaknya H.R. Iyos Moch.
Ilyas Yudapraja sebagai Pemangku Wasiat Karuhun Sukapura ke-6,
selanjutnya pada Tanggal 15 Oktober 2011 diturunkan kembali tugas
Pemangku Wasiat Karuhun kepada anaknya bernama H.R. Herdiana, Drs., MM
yang disampaikan pula secara terbuka pada saat “nyiram kabuyutan” di
Musium Alit Sukapura, Kec. Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya pada Tanggal 22
Mulud 1433 H /15 Februari 2012 M.
7
g. Keberadaan Akta Notaris Mr. Soedja No. 9 Tanggal 24 Januari 1951 dijadikan
pijakan oleh KWS untuk mendirikan Yayasan Kulawargi Sukapura (YKS) Tahun
1965 yang selanjutnya Tanggal 24 Juli 1998 terjadi perubahan nama YKS
menjadi Yayasan Tanah Wakaf Pusaka Leluhur Sukapura disingkat menjadi
(YWPS). Tahun 2004 – 2005 terjadi Penyesuaian Institusi Yayasan menurut
Undang-undang Yayasan, Perubahan Anggota Badan Pembina, Pengawas dan
Pengurus Yayasan Tanah Wakaf Pusaka Leluhur Sukapura (YWPS). Perubahan
tersebut apakah sudah di tetapkan ke Notaris?, sampai saat ini kami belum
memperoleh informasinya, sehubungan pihak Pembina atau Pengurus YWPS
tidak dapat hadir dalam Acara Sillaturahim dan Bedah Sejarah Kabuyutan &
Pusaka Sukapura yang kami selenggarakan.
Memperhatikan Sejarah Kabuyutan & Pusaka Sukapura serta butir a, b, c, d, e,
f dan butir g di atas yang selanjutnya mengingat :
• Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2001, Tentang Yayasan, BAB
VI Organ Yayasan, Pasal 28. Ayat (1) dan Ayat (3) “Pembina Yayasan adalah
perseorangan sebagai pendiri Yayasan…”.
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2008, Tentang
Pelaksanaan Undang-undang Tentang Yayasan. Pasal 3 Ayat (3) Dalam hal
kekayaan Yayasan berasal dari wakaf, kata “wakaf” dapat ditambahkan setelah
kata “Yayasan”. Apabila nama Yayasan Tanah Wakaf Pusaka Leluhur Sukapura
yang disingkat menjadi Yayasan Wakaf Pusaka Sukapura (YWPS),
pertanyaannya, Siapa yang mewakafkan Tanah Pusaka Sukapura?, Siapa yang
menerima wakaf Tanah Pusaka Sukapura?, bukankah selama ini dikeluarkan
biaya pajaknya?.
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2008, Tentang
Pelaksanaan Undang-undang Tentang Yayasan. BAB IV, PENDIRIAN YAYASAN
BERDASARKAN SURAT WASIAT. Pasal 8. “Pendirian Yayasan berdasarkan surat
wasiat harus dilakukan dengan surat wasiat terbuka”.
Untuk Pemangku Wasiat Karuhun Sukapura ke-7 (H.R. Herdiana, Drs., MM)
telah menunjukan dihadapan umum Surat Wasiat Asli tulisan Karuhun
Sukapura R. INDRAYUDA yang dahulu pernah diperlihatkan kepada Kanjeng Dalem
R.A.A. Wiradiputra (Bupati Pensiun) oleh Kakeknya bernama R. Abdul Gani.
8
Oleh karena itu Kepada jajaran Dewan Pembina Yayasan Wakaf Pusaka
Sukapura (YWPS) yang selama ini Pemegang kebijakan tertinggi dalam Pengelolaan
Tanah Pusaka Sukapura untuk secepatnya berkoordinasi kepada Pemangku Wasiat
Karuhun Sukapura ke-7, karena Sesepuh /Pimpinan dalam Pengelola
Kabuyutan adalah Pemangku Wasiat Karuhun Sukapura R. INDRAYUDA
yang tidak bisa dipisahkan dengan Pengelolaan Tanah Pusakanya yang
berada di Sukaraja, Distrik Panyeredan (nama dahulu).
Selain itu diharapkan agar segera memperbaiki makam-makam Leluhur
Sukapura yang sudah rusak bahkan tidak terawat, seperti lokasi pemakaman
Kaputihan (makam R.Wirahadikusumah/Entol Wiraha dan Nyi. Rd. Ayu Gede I/Nyi
Punyai Agung) selaku orangtua dari Bupati ke-I (R. Wirawangsa). Yang terdekat dari
lokasi makam Pasir Baganjing adalah lokasi makam Pasir Huni salah satunya
terdapat R. Jayamanggala (Wiradadaha ke-2) dan R. INDRAYUDA selaku penulis
Wasiat Karuhun Sukapura.
Selanjutnya Lokasi makam Leuwileungsir selaku pemakaman keluarga
R.Indrataruna, R. Indrapara I, R.Indrapraja II (Patih semasa Dalem Ciwarak), lokasi
makam Pasir Tando serta lakasi-lokasi makam lainnya yang merupakan bukti
keberadaan akan Leluhur Sukapura serta sebagai sejarah akan jati diri Wargi
Sukapura.
IV. Pemangku Wasiat Karuhun Sukapura Dan Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya.
Kami selaku PANITIA sekaligus selaku anak keturunan darah dari para Bupati
Sukapura sangat berharap agar Pemangku Wasiat Karuhun Sukapura Ke-7 (tujuh)
untuk segera mendaftarkan NASKAH Wasiat Karuhun Sukapura yang dituliskan oleh
R. INDRAYUDA tersebut sebagai Benda Naskah Bersejarah yang harus dilindungi
Undang-Undang Republik Indonesia.
Selain Lembaran Naskahnya sendiri merupakan Benda bernilai sejarah, isi
Lembaran Naskah Wasiat tersebut menerangkan keberadaan barang-barang
Kabuyutan seperti Keris Sampana Kinjeng, Kujang, Pedang, Goong dll (yang berada
di Musium Alit Sukapura) dan menjelaskan keberadaan Aset Tanah khusus di
wilayah Sukaraja, distrik Panyeredan (nama dahulu) sebagai Tanah Pusaka
Sukapura. Diwilayah Sukaraja sendiri terdapat puing bangunan tua peninggalan
Kabupatian Sukapura masa lalu.
9
Mengingat banyaknya bukti-bukti Sejarah di atas yang belum memiliki Surat
Keputusan Pemerintah mengenai Benda dan sebagai Situs Cagar Budaya di wilayah
Sukaraja tersebut, kami berharap kepada Pemangku Wasiat Karuhun Sukapura ke-7
(H.R. Herdiana, Drs., MM) dan Dinas-dinas terkait di Kabupaten Tasikmalaya untuk
segera menindak lanjutinya.
Demikian REKOMENDASI ini kami buat dengan sesunguhnya tanpa ada paksaan,
desakan dan ancaman dari pihak manapun.
Tasikmalaya, 11 September 2012
Ketua Umum,
ttd
R. Momon Rosano
Sekretaris,
ttd
R. Agus Wirabudiman
10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
DIAGRAM ALUR SEJARAH PENGELOLAANKABUYUTAN DAN PUSAKA SUKAPURA
Bupati Sukapura ke-3, Kanjeng Dalem Anggadipa(Dalem Sawidak) Tahun 1675-1723
Raden YudanegaraKaamanan
Raden AbdulKemakmuran/Pertanian
Raden IndratarunaKeuangan+Juru Simpen
Raden IndraprajaKeuangan+Juru Simpen
Raden Indrapraja IIPamangku Wasiat Karuhun 1
(Kabuyutan+Pusaka)
Bupati Sukapura ke-4Kanjeng Dalem Pamijahan
R. SoebamanggalaTahun 1723-1745
Bupati Sukapura ke-5Kanjeng Dalem Sacapati
Tahun 1745 - 1747
Bupati Sukapura ke-6R. Jayaanggadireja
Dalem Ciwarak, Tahun 1747-1765
Raden Indrapraja IIIPamangku Wasiat
Karuhun 2
Bupati Sukapura ke-7Kanjeng Dalem Jayamanggala
Dalem PasirtandoTahun 1765-1805
KEJADIAN
SUMPAH
DALEM
CIWARAK
Bupati Sukapura ke-8Kanjeng Dalem Anggadipa
Tahun 1806-1807+1814-1836
Pusat Kabupatian Pindah ke
Manonjaya
Raden IndrayudaPamangku Wasiat
Karuhun 3
Dawuhna :”Moal bisa pisah kautamaan, saha-saha seuweu putu kaula heunteu rumawat ka turunan Indrapraja, eta moal jamuga.Turunan Indrapraja teh, heunteu beunang dikaniaya dihina-hina ku turunan dewek, sawah koleberes jeung tanah darat Sukapura pihakaneun turunan Indrapraja, lamun kalantar.Ari eta Kabuyutan, waragadna Sawah Koleberes, Leuwibudah, Tanah Baganjing.
Tanggal 6 Juni 1988, YKS menetapkan Risalah Rapat Kerja Pengurus Harian. YKS menghadap ke Notaris Tuti Asijati Abdul Gani, SH. Membentuk Pengurus baru Tanggal 27 Mei 1988.
Tanggal 18 Desember 1997 terjadi Rapat Pengurus YKS
menjadi YWPS sekaligus mengubah susunan Pengurus.
R. Iyos. Moch. IlyasSebagai Humas
AKTA WASIAT KARUHUN SUKAPURA(15 Oktober 2012 M)
|YAYASAN WASIAT KARUHUN SUKAPURA
(17 Oktober 2012 M) Didamel Diagram ku R. Agus WirabudimanFebruari 2012 M, Update : Desember 2012 M