1 Peningkatan Profesionalisme Radiografer Berbasis Aspek Legal dan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Radiologi Diagnostik dan Radiografer Menghadapi AFTA 2016 Persatuan Ahli Radiografer Indonesia Sarangan, Magetan Jawa Timur, 08 Mei 2014 Zainal Arifin Direktur Perizinan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif REGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIK X-RAY
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Peningkatan Profesionalisme Radiografer Berbasis Aspek Legal dan Teknologi Informasi dalam Pelayanan
Radiologi Diagnostik dan Radiografer Menghadapi AFTA 2016Persatuan Ahli Radiografer Indonesia
Sarangan, Magetan Jawa Timur, 08 Mei 2014
Zainal ArifinDirektur Perizinan Fasilitas Radiasi
dan Zat Radioaktif
REGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIK X-RAY
MONAS
KUALITAS
RADIOLOGI
DOSISAKURAT
GUIDANCE LEVEL• PP 33/2007
• SUMBER DAYA MANUSIA• PESAWAT SINAR-X• PROGRAM PR (PROSEDUR)
PERIZINAN
PERATURAN
INSPEKSI
1) Undang Undang Nomor 10 Tahun 1997 2) tentang Ketenaganukliran:
Pasal 14, pengawasan terhadap pemanfaat:an tenaga nuklir dilaksanakan oleh Badan Pengawas melalui
Undang Undang NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
Bagian Ketujuh Peralatan Pasal 16 1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan medis dan
nonmedis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.
2) Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
3)Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang.
4) Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus dilakukan sesuai dengan indikasi medis pasien.
5) Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
6) Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan 7) Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi peralatan medis, standar yang berkaitan dengan
keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
NO 147/MENKES/PER/I/2010 TENTANG PERIZINAN RUMAH SAKIT
B. PERSYARATAN IZIN OPERASIONAL RUMAH SAKITUntuk mendapatkan izin operasional RS harus memiliki persyaratan:1. Memiliki izin mendirikan.2. Sarana prasarana
Tersedia dan berfungsinya sarana dan prasarana pada rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, operasi/bedah, tenaga kesehatan, radiologi, ruang laboratorium, ruang sterilisasi, ruang farmasi, ruang pendidikan dan latihan, ruang kantor dan administrasi, ruang ibadah, ruang tunggu, ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit; ruang menyusui, ruang mekanik, ruang dapur, laundry, kamar jenazah, taman, pengolahan sampah, dan pelataran parkir yang mencukupi sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
3. Peralatan,a.Tersedia dan berfungsinya peralatan/perlengkapan medik dan non medik untuk penyelenggaraan pelayanan yang memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.b.Memiliki izin pemanfaatan dari instansi berwenang sesuai ketentuan yang berlaku untuk
peralatan tertentu, misalnya penggunaan peralatan radiologi harus mendapatkan izin dari Bapeten.
8
A. Impor Dan Pengalihan Zat Radioaktif Dan/Atau Pembangkit Radiasi Pengion U/Keperluan Medik;
B. Produksi Pembangkit Radiasi Pengion untuk medik
C. Penggunaan Dan/Atau Penelitian Dan Pengembangan Dalam:
1. Radiologi Diagnostik Dan Intervensional2. Radioterapi;3. Kedokteran Nuklir Diagnostik In Vivo; Dan 4. Kedokteran Nuklir Terapi5. Iradiator (untuk Jaringan Di Rumah Sakit)6. Kedokteran Nuklir Diagnostik In Vitro
D. Produksi Radioisotop (Siklotron);
PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR TERKAIT BIDANG MEDIS
HIRARKI PERATURAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
Undang-Undang No 10 Tahun 1997Tentang Ketenaganukliran
Pedoman/Juklak
I
IIIIII
IVIV
VV
IIII
Peraturan PemerintahPP-33 Tahun 2007 Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber RadioaktifPP-29 Tahun 2008 Perizinan untuk pemanfaatan sumber radiasi pengionPP 27 Tahun 2009 Tarif PNBP PerizinanPP 61 Tahun 2013 PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
Peraturan Kepala (Perka)No. 16 /2014 Tentang Persyaratan Untuk Memperoleh SIB PPRNo. 7/2007 Tentang Keamanan Sumber Radioaktif – untuk Radioterapi dan KNNo. 8/2011 Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-x Radiologi Diagnostik Dan IntervensionalNo. 9/2011 Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiologi DiagnostikDan IntervensionalNo. 6 / 2010 Pemantauan Kesehatan Pekerja RadiasiNo. 17/ 2012 Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Kedokteran Nuklir
Peraturan Presiden
10
PERIZINAN TENAGA NUKLIR
PERSONIL
Menjamin keselamatan,
keamanan dan pencegahan
penyalahgunaan tenaga nuklir
12
a. Terjaminnya kesejahteraan, keamanan, dan ketenteraman masyarakat
b. Menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja dan anggota masyarakat serta perlindungan terhadap lingkungan hidup
c. Memelihara tertib hukum dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir
d. Meningkatkan kesadaran hukum pengguna tenaga nuklir untuk menimbulkan budaya keselamatan di bidang nuklir
e. Mencegah terjadinya perubahan tujuan pemanfaatan bahan nuklir; serta
f. Menjamin terpeliharanya dan ditingkatkannya disiplin petugas dalam pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir
Tujuan Pengawasan.Pasal 15UU No. 10 Th1997 Ketenaganukliran
FUNGSISesuai denga Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001, dalam melaksanakan tugas pengawasannya BAPETEN menyelenggarakan fungsi:a.Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan tenaga nuklirb. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BAPETENc.Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang pengawasan tenaga nuklir, dand. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, dan tata laksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumahtangga
SISTEM, PROSES, ..Fasilitas Radiasi dan Zat Radioa
OBJEK PENGAWASAN
Struktur Organisasi BAPETEN
DIREKTORAT PERIJINAN FASILITAS RADIASI & ZAT RADIOAKTIF
HIRARKI PERATURAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR
Undang-Undang No 10 Tahun 1997Tentang Ketenaganukliran
Pedoman/Juklak
I
IIIIII
IVIV
VV
IIIIPeraturan PemerintahPP-33 Tahun 2007 Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber RadioaktifPP-29 Tahun 2008 Perizinan untuk pemanfaatan sumber radiasi pengionPP 56 Tahun 2014 Tarif PNBP PerizinanPP 61 Tahun 2013 PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIFPP 26 Tahun 2002 Pengangkutan Zat Radioaktif
Peraturan Kepala (Perka)No. 16 /2014 Tentang Persyaratan Untuk Memperoleh SIB PPRNo. 7/2007 Tentang Keamanan Sumber Radioaktif – untuk Radioterapi dan KNNo. 8/2011 Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-x Radiologi Diagnostik Dan IntervensionalNo. 9/2011 Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiologi DiagnostikDan IntervensionalNo. 6 / 2010 Pemantauan Kesehatan Pekerja RadiasiNo. 17/ 2012 Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Kedokteran Nuklir No. 3/ 2013 Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Radioterapi
Peraturan Presiden
17
DIKELOMPOKKAN MENJADI 3 (TIGA) :
☻ KELOMPOK A;
☻ KELOMPOK B; DAN
☻ KELOMPOK C.
KELOMPOK B KELOMPOK C
Sumber Radiasi Pengion
KELOMPOK A
PP No. 29 TAHUN 2008
02/05/23 17
18
a. Ekspor Zat Radioaktif; b. Impor Dan Pengalihan Zr Dan/Atau Pembangkit
Radiasi Pengion U/Keperluan Medik; c. Impor Zat Radioaktif Untuk Keperluan Selain Medik; d. Pengalihan Zat Radioaktif Dan/Atau Pembangkit
Radiasi Pengion Untuk Keperluan Medik; e. Pengalihan Zat Radioaktif Dan/Atau Pembangkit
Radiasi Pengion U/Keperluan Selain Medik; f. Produksi Pembangkit Radiasi Pengion; g. Produksi Barang Konsumen Yang Mengandung Zat
Radioaktif; h. Penggunaan Dan/Atau Penelitian Dan
Pengembangan Dalam: 1, .. 2,… 3,… (LIHAT SLIDE )
i. Produksi Radioisotop; j. Pengelolaan Limbah Radioaktif
PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR KELOMPOK A:
19
1.Radiologi Diagnostik Dan Intervensional; 2. Iradiator Kategori I Dengan Zat Radioaktif Terbungkus;3. Iradiator Kategori I Dengan Pembangkit Radiasi Pengion; 4. Gauging Industri Dgn Zat Radioaktif Aktivitas Tinggi; 5. Radiografi Industri Fasilitas Terbuka; 6. Well Logging; 7. Perunut; 8. Fotofluorografi Dengan Zat Radioaktif Aktivitas Sedang Atau Pembangkit
Radiasi Pengion Dengan Energi Sedang;
9.Radioterapi; 10.Fasilitas Kalibrasi; 11.Radiografi Industri Fasilitas Tertutup; 12.Fotofluorografi Dengan Zat Radioaktif Aktivitas Tinggi Atau Pembangkit
Radiasi Pengion Energi Tinggi; 13. Iradiator Kategori II Dan III Dengan Zr Terbungkus; 14. Iradiator Kategori II Dengan Pembangkit Radiasi Pengion;15. Iradiator Kategori IV Dengan Zat Radioaktif terbungkus; 16.Kedokteran Nuklir Diagnostik In Vivo; Dan 17.Kedokteran Nuklir Terapi.
h. Penggunaan Dan/Atau Penelitian Dan Pengembangan Dalam:
20
PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR KELOMPOK B
● IMPOR, EKSPOR, DAN/ATAU PENGALIHAN PERALATAN YANG MENGANDUNG ZAT RADIOAKTIF UNTUK PRODUK KONSUMEN; ● PENYIMPANAN ZAT RADIOAKTIF;
● PENGGUNAAN DALAM:
◘ KEDOKTERAN NUKLIR DIAGNOSTIK IN VITRO; ◘ FLUOROSKOPI BAGASI; DAN
a. Izin Usaha Tetap, Izin Pelayanan Kesehatan, dsb.b.Persyaratan Keselamatan Radiasi, misalnya:
a. Manajemen keselamatan radiasi,b. Persyaratan proteksi radiasi, dsb.
Personila. Dokter Spesialis Kedokteran Nuklir;b. Tenaga Ahli dan/atau Fisikawan Medis; c. Petugas Proteksi Radiasi; d. Radiofarmasis; e. Radiografer dan f. Perawat.
31
Personil yang terkait dengan Penggunaan pesawat sinar-X Medik Meliputi:1.Dr Spesialis Radiologi atau Dokter yang berkompeten;2.Drg Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi atau Drg yang berkompeten;3.Tenaga Ahli (Qualified Expert) dan/atau Fisikawan Medis;4.Petugas Proteksi Radiasi; dan5.Radiografer
Accelerator interlock failure1.Overdosis
Incorrect repair of accelerator [Output mesin dan tampilan dikomputer tidak sesuai]1.Low dosis2.Overdosis
Miscalibration of beam1.0.3 Menit <> 30 menit
Kedokteran Nuklir
TRAINING IN RADIATION PROTECTION AND THE SAFE USE OF RADIATION SOURCES
Perubahan Format KTUN
Daftar Penguji Berkualifikasi (Tester)No Penguji Berkualifikasi Lingkup Uji1 BPFK Jakarta RU, RM, F, M, CT, G2 BPFK Surabaya RU, RM, F, M, CT, G3 BPFK Medan RU, RM, G4 BPFK Makassar RU, RM, G5 PT Global Promedika Services RU, RM6 PT Sri Intan Perkasa RU, RM, G7 PT Rajawali Medika Mandiri RU, RM8 Poltekkes Semarang RU, RM, D9 PTKMR BATAN RU, RM, F, M, CT, G10 Poly Jaya Medikal RU, RM
No. Penguji Berkualifikasi Alamat Telepon Ruang Lingkup
1 Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta
Jl. Percetakan Negara No. 23A Lt. 2, Jakarta Pusat.
05/RW. 01, Kampung Kebon Duren, Kalimulya, Depok Jawa Barat
Telp: 021-87911526 RU, RM Fax : 021-87917166
PP NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG
KESELAMATAN RADIASI DANKEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
Pasal 11. Keselamatan Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk
melindungi pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.
2. Keamanan Sumber Radioaktif adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah akses tidak sah atau perusakan, dan kehilangan, pencurian, dan/atau pemindahan tidak sah sumber radioaktif
3. Proteksi Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi.
4. Paparan Medik adalah paparan yang diterima oleh pasien sebagai bagian dari diagnosis atau pengobatan medik, dan orang lain sebagai sukarelawan yang membantu pasien
Pasal 4 (1) Setiap orang atau badan yang akan memanfaatkan Tenaga
Nuklir wajib memiliki izin Pemanfatan Tenaga Nuklir dan memenuhi persyaratan Keselamatan Radiasi.
(2) Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah tersendiri.
(3) Persyaratan Keselamatan Radiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. persyaratan manajemen;b. persyaratan Proteksi Radiasi; c. persyaratan teknik; dan d. verifikasi keselamatan
Pasal 6 Penanggung jawab Keselamatan Radiasi terdiri dari:
Pemegang Izin; dan pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan Pemanfaatan Tenaga
Nuklir.
Pemegang Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a bertanggung jawab untuk:
a. mewujudkan tujuan Keselamatan Radiasi b. menyusun, mengembangkan, melaksanakan, dan
mendokumentasikan program Proteksi dan Keselamatan Radiasi, c. membentuk dan menetapkan penyelenggara Proteksi dan
Keselamatan Radiasi d. menentukan sumber daya yang diperlukan e. dst.
Pemegang Izin, dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat mendelegasikan kepada atau menunjuk personil yang bertugas di fasilitas atau instalasinya untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam mewujudkan Keselamatan Radiasi.
Pendelegasian atau penunjukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak membebaskan Pemegang Izin dari pertanggungjawaban hukum jika terjadi situasi yang dapat membahayakan keselamatan pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab dalam Keselamatan Radiasi diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.
PASAL 8
Pi wajib menyelenggarakan pemantauan kesehatan seluruh pekerja radiasi: melalui(1)Pemeriksaan Kesehatan(2)Konseling; dan/ atau(3)Penatalaksanaan kesehatan pekerja yang mendapatkan Paparan Radiasi berlebih
Pasal 16(1) Pemegang Izin wajib menyediakan personil yang
memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan jenis Pemanfaatan
(2) Personil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri dari:a. Petugas Proteksi Radiasi;b. Pekerja Radiasi;c. tenaga ahli;d. operator; dan/ataue. tenaga medik atau paramedik.
Pasal 21Pemegang Izin dalam memanfaatkan Tenaga Nuklir, wajib memenuhi persyaratan Proteksi Radiasi, yang meliputi:a. justifikasi Pemanfaatan Tenaga Nuklir;b. limitasi Dosis; danc. optimisasi Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
Pasal 36(1) Pembatas Dosis ditentukan oleh Pemegang Izin setelah
mendapat persetujuan dari Kepala BAPETEN.(2) Penentuan pembatas Dosis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis( NBD).(3) Dalam hal terdapat lebih dari satu fasilitas atau instalasi di satu
kawasan, pembatas Dosis wajib ditetapkan dengan mempertimbangkan kontribusi Dosis dari masing-masing fasilitas atau instalasi.
(4) Dalam hal personil bekerja lebih dari satu fasilitas atau instalasi, pembatas Dosis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib diberlakukan.
Pasal 37(1) Tingkat Panduan untuk Paparan Medik hanya
diperuntukkan bagi Paparan Medik dalam radiologi diagnostik dan intervensional, dan kedokteran nuklir.
(2) Tingkat Panduan untuk Paparan Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diperuntukkan bagi Paparan Medik dalam radioterapi.
Pasal 39(1) Praktisi medik wajib menggunakan Tingkat Panduan untuk
Paparan Medik pada saat melaksanakan prosedur radiologi diagnostik dan intervensional, dan kedokteran nuklir untuk mengoptimisasikan proteksi terhadap pasien.
(2) Praktisi medik berdasarkan penilaian klinik yang tepat dapat memberikan paparan yang tidak sesuai dengan Tingkat Panduan untuk Paparan Medik.
(3) Tingkat Panduan untuk Paparan Medik dapat diperbarui sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
Pasal 40
(1) Untuk memastikan bahwa Tingkat Panduan untuk Paparan Medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 sampai dengan Pasal 39 dipatuhi, uji kesesuaian wajib dilakukan terhadap pesawat sinar-X untuk radiologi diagnostik dan intervensional.
(2) Uji kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan oleh penguji yang berkualifikasi.
(3) Hasil pengujian yang dilakukan oleh penguji yang berkualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dievaluasi oleh tenaga ahli untuk menentukan keandalan pesawat sinar-X.
(4) Uji kesesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada parameter operasi dan keselamatan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai uji kesesuaian diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.
Cat. Pada Ketentuan Peralihan, Ketentuan tentang Uji Kesesuaian wajib dipenuhi 5 tahun yaitu 8 Juni 2012
54
Berakhirnya Izin
a. habis masa berlaku izin;b. dicabut oleh Kepala BAPETEN;c. badan Pemegang Izin bubar atau
dibubarkan;d. terjadi pengalihan Sumber
Radiasi Pengion atau Bahan Nuklir; atau
e. Pemegang Izin perorangan meninggal dunia. Pencabutan Izin;
1.Berhubungan Dengan Keselamatan2.Tidak membayar PNBP setelah ditagih Bendahara
55
INSPEKSIInspektur Keselamatan Nuklir
BAPETEN melakukan Inspeksi ke lokasi pemanfaatan
56
Pemegang Izin berkewajiban1. memberikan kesempatan untuk pemeriksaan yang dilakukan
Inspektur BAPETEN2. melaksanakan pemantauan kesehatan pekerja radias 3. menyelenggarakan dokumentasi mengenai segala sesuatu
yang bersangkutan dengan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion
4. melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah atau memperkecil bahaya yang timbul akibat Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion atau Bahan Nuklir terhadap keselamatan pekerja, anggota masyarakat dan perlindungan terhadap lingkungan hidup
5. memanfatkan Sumber Radiasi Pengion atau Bahan Nuklir sesuai tujuan yang tercantum dalam izin
6. menyampaikan laporan secara tertulis kepada Kepala BAPETEN jika terjadi kegagalan fungsi peralatan yang mengarah pada insiden, dan/atau kecelakaan radiasi
7. menyampaikan laporan mengenai pemantauan dosis radiasi pekerja
NOMOR TELEPON PENTING DIREKTORAT PERIZINAN FASILITAS RADIASI DAN ZAT RADIOAKTIF (DPFRZR)
No Nama No. Telpon Extensi
1 Help Desk Perizinan
(021) 6385 4879, 6385 4883, 6385 4871 -
Operator (021) 63858269/70 3320
2 Perizinan Petugas Fasilitas Radiasi
Operator (021) 63858269/70 3123
3 Faksimili (021) 63856613
4 Bendahara Perizinan dan Penerimaan Dokumen Perizinan