Top Banner

of 25

REFRAT SARAF

Mar 06, 2016

Download

Documents

MEGA_MELITA

saraf
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Manajemen dan Manifestasi Klinis Meningoencephalitis Viral

Oleh Stien Julia R. Hetharie 11-2014-216Mega Melita 11-2014-218

Pembimbing:dr. Tri Budiyono, Sp.S

Falkutas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaKepaniteraan Klinik NeurologiRS Bayukarta

Karawang, 27 Mei 2015

BAB IPENDAHULUAN

Viral encephalitis adalah keadaan darurat medis. Prognosis tergantung terutama pada patogen dan negara imunologi. Diagnosis harus didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan dilanjutkan dengan analisis CSF untuk protein dan kadar glukosa, analisis seluler. Identification dari patogen oleh amplifikasi polymerase chain reaction dan serologi. Neuroimaging, sebaiknya dengan MRI. Pungsi lumbal dapat mengikuti neuroimaging ketika tersedia, tetapi jika ini tidak dapat dilakukan segera, LP harus ditunda. Pasien harus dirawat di rumah sakit dengan akses mudah ke unit perawatan intensif. Terapi antivirus, asiklovir, yang tersedia untuk herpes enceph-alitis dan mungkin juga efektif untuk varicella-zoster virus ensefalitis. Gansiklovir dan foscarnet dapat diberikan untuk mengobati cytomegalovirus ensefalitis, dan pleconaril untuk enterovirus ensefalitis. Kortikosteroid sebagai pengobatan tambahan untuk ensefalitis virus akut umumnya tidak dianggap efektif, dan penggunaanya masih kontroversial, namun masalah penting ini saat ini sedang dievaluasi dalam uji coba klinis besar. Dekompresi bedah diindikasikan untuk pasien dengan herniasi atau peningkatan refrakter tekanan intrakranial manajemen medis.Keterlibatan klinis dari sistem saraf pusat (SSP) merupakan manifestasi yang tidak biasa dari infeksi virus manusia. Spektrum keterlibatan otak dan hasil dari penyakit ini tergantung pada patogen tertentu, dan faktor lingkungan. Meskipun terapi khusus terbatas hanya untuk beberapa agen viral, diagnosis yang benar dan pengobatan suportif dan simtomatik adalah wajib untuk memastikan prognosis terbaik. makalah ini membahas pendekatan klinis yang optimal untuk SSP infeksi yang disebabkan oleh virus.

BAB IIMENINGOENCEPHALITIS

A. ANATOMI ORGAN TERKAIT (MENINGENS DAN ENCEPHALON)Meningens merupakan selaput atau membran yang terdiri atas jaringan ikat yang melapisi dan melindungi otak. Selaput otak atau meningens terdiri dari tiga bagian yaitu:1. DurameterDurameter dibentuk dari jaringan ikat fibrous. Secara konvensional durameter ini terdiri atas dua lapis, yaitu endosteal dan lapisan meningeal. Kedua lapisan ini melekat dengan rapat, kecuali sepanjang tempat-tempat tertentu, terpisah dan membentuk sinus-sinus venosus. Lapisan endosteal sebenarnya merupakan lapisan periosteum yang menutupi permukaan dalam tulang cranium. Lapisan meningeal merupakan lapisan durameter yang sebenarnya, sering disebut dengan cranial durameter. Lapisan meningeal ini terdiri atas jaringan fibrous padat dan kuat yang membungkus otak dan melanjutkan menjadi durameter spinalis setelah melewati foramen magnum yang berakhit sampai segmen kedua dari os sacrum.Lapisan meningeal membentuk septum ke dalam, membagi rongga cranium menjadi ruang-ruang yang saling berhubungan dengan bebas dan menampung bagian-bagian otak. Fungsi septum ini adalah untuk menahan pergeseran otak. Adapun empat septum itu antara lain: Falx cerebri adalah lipatan durameter berbentuk bulan sabit yang terletak pada garis tengah diantara kedua hemisfer cerebri. Ujung bagian anterior melekat pada crista galli. Bagian posterior melebar, menyatu dengan permukaan atas tentorium cerebelli. Tentorium cerebelli adalah lipatan durameter berbentuk bulan sabit yang menutupi fossa crania posterior. Septum ini menutupi permukaan atas cerebellum dan menopang lobus occipitalis cerebri. Falx cerebelli adalah lipatan durameter yang melekat pada protuberantia occipitalis interna. Diapharma sellae adalah lipatan sirkuler kecil dari durameter, yang mmenutupi sella turcica dan fossa pituitary pada os sphenoidalis. Diafragma ini memisahkan pituitary gland dari hypothalamus dan chiasma opticum. Pada bagian tengah terdapat lubang yang dilalui oleh tangkai hypophyse.Pada pemisahan dua lapisan durameter ini, terdapat sinus duramatris yang berisi darah vena. Sinus venosus/duramatris ini menerima darah dari drainase vena pada otak dan mengalir menuju vena jugularis interna. Dinding dari sinus-sinus ini dibatasi oleh endothelium. Sinus pada calvaria yaitu sinus sagitalis superior. Sinus sagitalis inferior, sinus transverses dan sinus sigmoidea. Sinus pada basis crania antara lain: sinus occipitalis, sinus sphenoidalis, sinus cavernosus, dan sinus petrosus.Pada lapisan durameter ini terdapat banyak cabang-cabang pembuluh darah yang berasal dari arteri carotis interna, a. maxilaris, a.pharyngeus ascendens,a.occipitalis dan a.vertebralis. Dari sudut klinis, yang terpenting adalah a. meningea media (cabang dari a.maxillaris) karena arteri ini umumnya sering pecah pada keadaan trauma capitis. Pada durameter terdapat banyak ujung-ujung saraf sensorik, dan peka terhadapa rgangan sehingga jika terjadi stimulasi pada ujung saraf ini dapat menimbulkan sakit kepala yang hebat.

2. ArachnoidLapisan ini merupakan suatu membran yang impermeable halus, yang menutupi otak dan terletak diantara piameter dan durameter. Mebran ini dipisahkan dari durameter oleh ruang potensial yaitu spatium subdurale dan dari piameter oleh cavum subarachnoid yang berisi cerebrospinal fluid. Cavum subarachnoid (subarachnoid space) merupakan suatu rongga/ruangan yang dibatasi oleh arachnoid dibagian luar dan piameter pada bagian dalam. Dinding subarachnoid space ini ditutupi oleh mesothelial cell yang pipih. Pada daerah tertentu arachnoid menonjol ke dalam sinus venosus membentuk villi arachnoidales. Agregasi ini berfungsi sebagai tempat perembesan cerebrospinal fluid ke dalam aliran darah.Arachnodi berhubungan dengan piameter melalui untaian jaringan fibrosa halus yang melintasi cairan dalam cavum subarachnoid. Struktur yang berjalan dari dan ke otak menuju cranium atau foraminanya harus melalui cavum subarachnoid.

3. PiameterLapisan piameter berhubungan erat dengan otak dan sum-sum tulang belakang, mengikuti tiap sulcus dan gyrus. Piameter ini merupakan lapisan dengan banyak pembuluh darah dan terdiri atas jaringan penyambung yang halus serta dilalui pemmbuluh darah yang memberi nutrisi pada jaringan saraf.Astrosit susunan saraf pusat mempunyai ujung-ujung yang berakhir sebagai end feet dalam piameter untuk membentuk selaput pia-glia Selaput ini berfungsi untuk mencegah masuknya bahan-bahan yang merugikan ke dalam susunan saraf pusat.Piameter membentuk tela choroidea, atap ventriculus tertius dan quartus dan menyatu dengan ependyma membentuk plexus choroideus dalam ventriculus lateralis, tertius dan quartus.

Gambar 1. Penampang melintang lapisan pembungkus jaringan otakSedangkan encephalon adalah bagian sistem saraf pusat yang terdapat di dalam cranium; terdiri atas proencephalon (disebut juga forebrain yaitu bagian dari otak yang berkembang dari anterior tiga vesikel primer terdiri atas diensefalon dan telensefalon); mesencephalon (disebut juga brainstem yaitu bagian dari otak yang berkembang dari bagian tengah tiga vesikel primer, terdiri atas tektum dan pedunculus); dan rhombencephalon (disebut juga hindbrain,terdiri atas metensefalon (serebelum dan pons) dan mielensefalon (medulla oblongata).

Gambar 2. Skema pembagian jaringan otak (encephalon)

Gambar 3. jaringan otak (encephalon)

B. DEFINISI MENINGOENCEPHALITISMeningoencephalitis adalah peradangan yang terjadi pada encephalon dan meningens. Nama lain dari meningoencephalitis adalah cerebromeningitis, encephalomeningitis, dan meningocerebritis.

C. ETIOLOGI MENINGOENCEPHALITISMeningitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau beberapa kasus yang jarang disebabkan oleh jamur. Istilah meningitis aseptic merujuk pada meningitis yang disebabkan oleh virus tetapi terdapat kasus yang menunjukan gambaran yang sama yaitu pada meningitis yang disebabkan organisme lain (lyme disease, sifilis dan tuberculosis); infeksi parameningeal (abses otak, abses epidural, dan venous sinus empyema); pajanan zat kimia (obat NSAID, immunoglobulin intravena); kelainan autoimn dan penyakit lainnya.Virus yang menyebabkan meningitis pada prinsipnya adalah virus golongan enterovirus dimana termasuk didalamnya adalah coxsackieviruses, echovirus dan pada pasien yang tidak vaksinasi (poliovirus). Virus golongan enterovirus dan arbovirus (St. Louis, LaCrosse, California vencephalitis viruses) adalah golongan virus yang paling sering menyebabkan meningoencephalitis. Selain itu virus yang dapat menyebabkan meningitis yaitu HSV, EBV, CMV lymphocytic choriomeningitis virus, dan HIV. Virus mumps adalah virus yang paling sering menjadi penyebab pada pasien yang tidak tervaksinasi sebelumnya. Sedangkan virus yang jarang menyebabkan meningitis yaitu Borrelia burgdorferi (lyme disease), B. hensalae (cat-scratch virus), M. tuberculosis, Toxoplasma, Jamus (cryptococcus, histoplasma, dan coccidioides), dan parasit (Angiostrongylus cantonensis, Naegleria fowleri, Acanthamoeba).Encephalitis adalah suatu proses inflamasi pada parenkim otak yang biasanya merupakan suatu proses akut, namun dapat juga terjadi postinfeksi encephalomyelitis, penyakit degeneratif kronik, atau slow viral infection. Encephalitis merupakan hasil dari inflamasi parenkim otak yang dapat menyebabkan disfungsi serebral. Encephalitis sendiri dapat bersifat difus atau terlokalisasi. Organisme tertentu dapat menyebabkan encephalitis dengan satu dari dua mekanisme yaitu (1). Infeksi secara langsung pada parenkim otak atau (2) sebuah respon yang diduga berasal dari sistem imun (an apparent immune-mediated response) pada sistem saraf pusat yang biasanya bermula pada beberapa hari setelah munculnya manifestasi ekstraneural.

Tabel 1. Virus penyebab meningitisAkutSubakut

AdenovirusesHIV

1. Amerika utara Eastern equine encephalitis Western equine encephalitis St. Louis encephalitis California encephalitis West Nile encephalitis Colorado tick fever2. Di luar amerika utara Venezuelan equine encephalitis Japanese encephalitis Tick-borne encephalitis Murray Valley encephalitisJC virus

Prion-associated encephalopathies (Creutzfeldt-Jakob disease, kuru)

Enteroviruses

Herpesviruses Herpes simplex viruses Epstein-Barr virus Varicella-zoster virus Human herpesvirus-6 Human herpesvirus-7

HIV

Influenza viruses

Lymphocytic choriomeningitis virus

Measles virus (native atau vaccine)

Mumps virus (native atau vaccine)

Virus rabies

Virus rubella

Virus adalah penyebab utama pada infeksi encephalitis akut. Encephalitis juga dapat merupakan hasil dari jenis lain seperti infeksi dan metabolik, toksikdan gangguan neoplastik. Penyebab yang paling sering menyebabkan encephalitis di U.S adalah golongan arbovirus (St. Louis, LaCrosse, California, West nile encephalitis viruses), enterovirus, dan herpesvirus. HIV adalah penyebab penting encephalitis pada anak dan dewasa dan dapat berupaacute febrile illness.

D. PATOFISIOLOGI DARI MENINGOENCEPHALITISInfeksi virus dapat muncul secara sekunder akibat penetrasi epitel nasofaring oleh bakteri ini. Selain itu melalui pembuluh darah, kapsul polisakarida menyebabkan bakteri tidak mengalami proses opsonisasi oleh pathway komplemen klasik sehingga bakteri tidak terfagosit.Meningitis viral atau meningitis aseptik adalah infeksi umum pada sebagian besar infeksi sistem saraf pusat khususnya pada anak-anak < 1 tahun. Enterovirus adalah agen penyebab paling umum dan merupakan penyebab penyakit demam tersering pada anak. Patogen virus lainnya termasuk paramyxoviruses, herpes, influenza, rubella, dan adenovirus. Meningitis dapat terjadi pada hampir setengah kejadian dari anak-anak < 3 bulan dengan infeksi enterovirus. infeksi enterovirus dapat terjadi setiap saat selama tahun tetapi dikaitkan dengan epidemi di musim panas dan gugur. Infeksi virus menyebabkan respon inflamasi tetapi untuk tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan infeksi bakteri. Kerusakan dari meningitis viral mungkin karena adanya ensefalitis terkait dan tekanan intrakranial meningkat.Ensefalitis adalah penyakit yang sama dari sistem saraf pusat. Penyakit ini adalah suatu peradangan dari parenkim otak. Seringkali, terdapat agen virus yang bertanggung jawab sebagai promotor. Masuknya virus terjadi melalui jalur hematogen atau neuronal. Ensefalitis yang sering terjadi adalah ensefalitis yang ditularkan oleh gigitan nyamuk dan kutu yang terinfeksi virus. Virus berasal dari, Flavivirus, dan Bunyavirus keluarga Togavirus. Jenis ensefalitis yang paling umum terjadi di Amerika Serikat adalah La Crosse virus, ensefalitis virus kuda timur, dan St Louis virus. Seringkali, penyebab ensefalitis ini menyebabkan tanda-tanda dan gejala yang sama. Konfirmasi dan diferensiasi berasal dari pengujian laboratorium. Namun, manfaatnya terbatas pada sejumlah patogen diidentifikasi.Virus West Nile adalah menjadi penyebab utama ensefalitis, disebabkan oleh arbovirus dari keluarga Flaviviridae. Nyamuk dan migrasi burung merupakan peantara dalam penyebaran infeksi virus ini. Nyamuk menggigit manusia danmanusia adalah dead-end host bagi virus. Sebagian besar manusia tidak menularkan infeksi ini. Sekitar 1 infeksi bergejala berkembang untuk setiap 120-160 orang tanpa gejala. Namun pada orang dewasa beresiko terkena penyakit bergejala. Hal ini telah menjadi masalah kesehatan publik yang lebih besar, mengingat bahwa penyebaran terjadi karena migrasi burung. Kasus pertama diidentifikasi di New York City pada tahun 1999, dengan kasus tambahan yang diidentifikasi dalam tahun-tahun berikutnya di seluruh Amerika Serikat.Ensefalitis dapat ditularkan dengan cara lain. Ensefalitis Herpetic dan rabies adalah dua contoh, di mana penularan masing-masing terjadi melalui kontak langsung dan gigitan mamalia. Dalam kasus ensefalitis herpes, terdapat bukti reaktivasi virus dan transmisi intraneuronal sehingga menyebabkan ensefalitis.

E. PENDEKATAN DIAGNOSIS MENINGOENCEPHALITISANAMNESIS

1. Anamnesis untuk meningoencephalitis viral Anak yang tidak mendapatkan imunisasi untuk campak, gondok dan rubella beresiko mengalami meningoencephalitis viral

2. Anamnesis untuk ensefalitis Informasi seperti musim tahun, perjalanan, kegiatan, dan paparan dengan hewan membantu diagnosis.

MANIFESTASI SECARA KLINIKTemuan pada pemeriksaan fisik bervariasi berdasarkan pada usia dan organisme penyebab infeksi. Penting untuk diingat bahwa anak muda, jarang menunjukan gejala spesifik. Pada bayi muda temuan yang pasti mengarah ke meningitis jarang spesifik:a. Hipotermia atau mungkin bayi demamb. Ubun-ubun membumbung, diastasis (pemisahan)pada sutura jahitan, dan kaku kuduk tapi biasanya temuan inimuncul lambat. Saat anak tumbuh lebih tua, pemeriksaan fisik menjadi lebih mudah dicari. a. tanda-tanda meningeal lebih mudah di amati (misalnya, kaku kuduk, tanda kernig positif dan Brudzinski juga positif)

Gambar 4. Gambar pemeriksaan brudzinski dan kernig

b. tanda fokal neurologis dapat ditemukan sampai dengan 15% dari pasien yang berhubungan dengan prognosis yang burukc. Kejang terjadi pada 30% anak dengan meningitis bakterid. Kesadaran berkabut (obtundation) dan koma terjadi pada 15-20 % dari pasien dan lebih sering dengan meningitis pneumokokus. Dapat ditemukan tanda peningkatan tekanan intrakranial dan pasien akan mengeluhkan sakit kepala, diplopia, dan muntah. Ubun-ubun menonjol, ptosis, saraf cerebral keenam, anisocoria, bradikardia dengan hipertensi, dan apnea adalah tanda-tanda tekanan intrakranial meningkat dengan herniasi otak. Papilledema jarang terjadi, kecuali ada oklusi sinus vena, empiema subdural, atau abses otak. Pada infeksi ensefalitis akut biasanya didahului oleh prodrome beberapa hari gejala spesifik, seperti batuk, sakit tenggorokan, demam, sakit kepala, dan keluhan perut, yang diikuti dengan gejala khas kelesuan progresif, perubahan perilaku, dan defisit neurologis. Kejang yang umum pada presentasi. Anak-anak dengan ensefalitis juga mungkin memiliki ruam makulopapular dan komplikasi parah, sepertifulminant coma, transverse myelitis, anterior horn cell disease (polio-like illness), atau peripheral neuropathy. Selain itu temuan fisik yang umum ditemukan pada ensefalitis adalah demam, sakit kepala, dan penurunan fungsi neurologis. Penurunan fungsi saraf termasuk berubah status mental, fungsi neurologis fokal, dan aktivitas kejang. Temuan ini dapat membantu mengidentifikasi jenis virus dan prognosis. Misalnya akibat infeksi virus West Nile, tanda-tanda dan gejala yang tidak spesifik dan termasuk demam, malaise, nyeri periokular, limfadenopati, dan mialgia. Selain itu terdapat beberapa temuan fisik yang unik termasuk makulopapular, ruam eritematous; kelemahan otot proksimal, dan flaccid paralysis.

PEMERIKSAAN PENUNJANGJika dicurigai bakteri meningitis dan encephalitis, pungsi lumbal harus dilakukan. Pungsi lumbal harus dihindari dengan adanya ketidakstabilan kardiovaskular atau tanda-tanda tekanan intrakranial meningkat. Pemeriksaan cairan serebrospinal rutin termasuk hitung WBC, diferensial, kadar protein dan glukosa, dan gram stain. Bakteri meningitis ditandai dengan pleositosis neutrophilic, cukup dengan protein tinggi nyata, dan glukosa rendah. Viral meningitis ditandai dengan protein pleositosis limfositik ringan sampai sedang, normal atau sedikit lebih tinggi, dan glukosa normal. Sedangkan pada encephalitis menunjukkan pleositosis limfositik, ketinggian sedikit kadar protein, dan kadar glukosa normal. Peningkatan eritrosit dan protein CSF dapat terjadi dengan HSV. Extreme peningkatan protein dan rendahnya kadar glukosa menunjukan infeksi tuberkulosis, infeksi kriptokokus, atau carcinomatosis meningeal. Cairan serebrospinal harus dikultur untuk mengetahui bakteri, jamur, virus, dan mikobakteri yang menginfeksi. PCR digunakan untuk mendiagnosis enterovirus dan HSV karena lebih sensitif dan lebih cepat dari biakan virus. Leukositosis adalah umum ditemukan. Kultur darah positif pada 90% kasus. Pemeriksaan Electroencephalogram (EEG) dapat mengkonfirmasi komponen ensefalitis. EEG adalah tes definitif dan menunjukkan aktivitas gelombang lambat, walaupun perubahan fokal mungkin ada. Studi neuroimaging mungkin normal atau mungkin menunjukkan pembengkakan otak difus parenkim atau kelainan fokal. Serologi studi harus diperoleh untuk arbovirus, EBV, Mycoplasma pneumoniae, cat-scratch disease, dan penyakit Lyme. Sebuah uji IgM serum atau CSF untuk infeksi virus West Nile tersedia, tetapi reaktivitas silang dengan flaviviruses lain (St Louis ensefalitis) dapat terjadi. pengujian serologi tambahan untuk patogen kurang umum harus dilakukan seperti yang ditunjukkan oleh perjalanan, sosial, atau sejarah medis. Selain pengujian serologi, sampel CSF dan tinja dan usap nasofaring harus diperoleh untuk biakan virus. Dalam kebanyakan kasus ensefalitis virus, virus ini sulit untuk mengisolasi dari CSF. Bahkan dengan pengujian ekstensif dan penggunaan tes PCR, penyebab ensefalitis masih belum ditentukan di satu pertiga dari kasus.Biopsi otak mungkin diperlukan untuk diagnosis definitif dari penyebab ensefalitis, terutama pada pasien dengan temuan neurologik fokal. Biopsi otak mungkin cocok untuk pasien dengan ensefalopati berat yang tidak menunjukkan perbaikan klinis jika diagnosis tetap tidak jelas. HSV, rabies ensefalitis, penyakit prion-terkait (Creutzfeldt-Jakob penyakit dan kuru) dapat didiagnosis dengan pemeriksaan rutin kultur atau biopsi patologis jaringan otak. Biopsi otak mungkin penting untuk mengidentifikasi arbovirus dan infeksi Enterovirus, tuberkulosis, infeksi jamur, dan penyakit non-menular, terutama primer SSP vasculopathies atau keganasan.

Tabel 2. Temuan pada pemeriksaan cairan serebrospinal pada beberapa gangguan sistem saraf pusatkondisiTekananLeukosit (/L)Protein (mg/dL)Glukosa (mg/dL)keterangan

Normal50-180 mm H2O50 atau 75% glukosa darah

Meningitisbakterial akutBiasanya meningkat100-60,000 +; biasanya beberapa ribu; PMNs mendominasi100-500Terdepresi apabila dibandingkandengan glukosa darah; biasanya100Terdepresi atau normalOrganisme normal dapat dilihat; pretreatment dapat menyebabkan CSF steril

Tuberculous meningitisBiasanya meningkat: dapat sedikit meningkat karena bendungan cairan serebrospinal pada tahap tertentu10-500; PMNs mendominasi pada awalnya namun kemudian limfosit dan monosit mendominasi pada akhirnya100-500; lebih tinggi khususnya saat terjadi blok cairan serebrospinal1 bulanStreptococcus pneumoniaH. influenzae type b

Neisseria meningitidesGroup A streptococciGram-negatif bacilliL. monocytogenes

ADEMAcute disseminated encephalomyelitis, penyakit autoimun, dengan bukti imunitas seluler pada protein dasar mielin sebagai dasar patogen dapat ditandai dengan tanda-tanda monofokal neurologis dan perkembangan progresif cepat, biasanya dengan riwayat demam atau imunisasi mendahului gejala neurologis dalam jangka waktu hari atau minggu. Ini mungkin dikenal dari ensefalitis infektif pada usia yang lebih muda, sejarah prodromal vaksinasi atau infeksi, tidak adanya demam pada timbulnya gejala dan adanya tanda-tanda neurologis multifokal yang mengenai saraf optik, otak, sumsum tulang belakang, dan radix saraf perifer. Gangguan kesadaran dimulai dari pingsan dan kebingungan sampai koma. Pasien yang mengalami demam ringan sering diikuti pleositosis darah perifer. CSF menunjukkan limfosit-cytic pleositosis, dengan sedikit peningkatan protein dan mungkin muncul mirip dengan CSF di ensefalitis virus.

CNS vasculitisSistem saraf pusat vasculitis dapat menjadi bagian dari penyakit sistemik atau terbatas pada sistem saraf. Gejala sistemik, meningitis aseptik, dan fokus defisit neurologikal terkadang mensimulasikan ensefalitis virus. Ini terlihat di kedua vaskulitis sistemik dan angitis SSP primer. Dalam sistemik, vaskulitis memberikan dampak pada CNS SSP, biasanya bisa pakai untuk membuat diagnosis berdasarkan pada kombinasi tes serologi sistemik, CSF, tes imunologi dan gambaran angiografi dari vasculitis. Dalam angiitis terisolasi, diagnosis mungkin lebih sulit ditegakan dan mungkin memerlukan biopsy otak dan meningeal untuk mengamankan diagnosis.

Pseudomigraine dengan pleositosisKebingungan akut, psikosis, dan defisit neurologis fokal (hemiplegia, hemianesthesia, dan aphasia) berkaitan dengan migrain terjadi pada keluarga hemiplegia migrain. Steril CSF pleositosis telah dilaporkan pada pasien migrain yang mungkin hadir sama. Telah diusulkan bahwa pleositosis dalam beberapa kasus ini adalah karena kecenderungan untuk meningitis viral. Pseudomigraine dengan pleositosis dan migrain koma lebih mungkin untuk mewakili bentuk reversibel ADEM.

BAB IIIKESIMPULANPada pasien dengan dugaan ensefalitis mendapatkan serum dan CSF untuk tes virologi adalah prosedur diagnostik inti pilihan. Tes harus mencakup sebagai berikut: tes PCR untuk deteksi asam nukleat (dari CSF) dan tes serologi untuk antibodi (dari CSF dan serum). Dalam kasus yang parah yang tidak terdiagnosis, PCR harus diulang setelah 3-7 hari, dan tes serologi diulang setelah 2-4 minggu untuk menunjukkan kemungkinan serokonversi atau peningkatan diagnostik kadar antibodi. Pada anak-anak, kultur virus dari tenggorokan dan sampel tinja serta deteksi antigen untuk herpes dan virus pernapasan yang rec-Direkomen- selama minggu pertama. Kultur virus dariCSF sangat berguna pada anak-anak dengan suspek enteroviral atau penyakit VZV jika test PCR tidak tersedia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewanto G, Suwono WJ, Riyanto B, Taruna Y. Panduan Praktis Diagnosis dan tata Laksana Penyakit. Jakarta : EGC;2013.h.96-101. 2. I. Steiner, H. Budka,dkk.European Journal of Neurology: Viral meningoencephalitis: a review of diagnostic methods and guidelines for management.17.2010.diunduh 24 mei 20153. Anonim.2007.Apa Itu Meningitis. URL : http ://www.bluefame.com/lofiversion/index-php/t47283.html. di unduh 24 mei 20154. Ellenby, Miles, dkk.2006.Lumbar Punture The New England Journal of Medicine.12:355 URL :http://content.nejm.org/cgi/reprint/355/13/e12.pdf.di unduh 24 mei 20155. Davis LE. Diagnosis and treatment of acute encephalitis.Neurologist 2000; 6: 145-159.6. Ito Y, Kimura H, Yabuta Y, et al. Exacerbation of herpes simplex encephalitis after successful treatment with acyclovir.Clin Infect Dis 2000; 30: 185187.