PENDAHULUAN Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi: 1 1. Pneumonia lobaris 2. Pneumonia interstisial (bronkiolitis) 3. Bronkopneumonia Bronkopneumonia yang disebut juga pneumonia lobularis adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya menyerang bronkiolus dan mengenai alveolus disekitarnya, yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Bronkopneumonia yang dijumpai pada anak dan bayi paling sering diakibatkan oleh Streptococus Pneumonia dan Haemophilus Influenza. 2,3 Insiden pneumonia pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi. Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian urutan ke-3 setelah kardiovaskuler dan Tuberculosis. Menurut survei kesehatan nasional (SKN) pada 1
refleksi kasus bronkopneumonia. fakultas kedokteran universitas tadulako. 2015
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi:1
1. Pneumonia lobaris
2. Pneumonia interstisial (bronkiolitis)
3. Bronkopneumonia
Bronkopneumonia yang disebut juga pneumonia lobularis adalah suatu peradangan
pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya menyerang bronkiolus dan mengenai
alveolus disekitarnya, yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti
bakteri, virus, jamur dan benda asing. Bronkopneumonia yang dijumpai pada anak dan
bayi paling sering diakibatkan oleh Streptococus Pneumonia dan Haemophilus Influenza.2,3
Insiden pneumonia pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah
umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi. Di Indonesia, pneumonia merupakan
penyebab kematian urutan ke-3 setelah kardiovaskuler dan Tuberculosis. Menurut survei
kesehatan nasional (SKN) pada tahun 2007, di Indonesia, 22,8% kematian pada anak umur
1-4 tahun disebabkan oleh pneumonia. 1
Pneumonia menunjukkan gejala khas berupa batuk, sesak napas dan demam.
Pneumonia khususnya bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas
bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak dan mungkin disertai
kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnea, pernafasan cepat dan
dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut.1,4
Diagnosis pneumonia di rumah sakit ditegakkan berdasarkan gejala klinis dengan
didukung pemeriksaan laboratorium dan penunjang medis lainnya. Pemeriksaan penunjang
laboratorium darah rutin pada bronkopneumonia menunjukkan leukositosis. Leukositosis
1
menunjukkanadanya infeksi bakteri, Nilai hemoglobin (Hb) biasanya tetap normal atau
sedikit menurun.3.
Pemeriksaan radiologi ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru,
berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru,disertai
dengan peningkatan corakan peribronkial .1
Pemberian antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab dan manifestasi
klinis. Pemilihan antibiotik dalam penanganan pneumonia pada anak dilakukan secara
empirik sesuai dengan pola bakteri tersering yaitu Streptococcus Pneumonia dan
Haemophilus Influenza. Untuk bayi di bawah 3 bulan diberikan golongan penisilin dan
aminoglikosida. Untuk usia > 3 bulan, amoxicillin dan kloramfenikol merupakan obat
pilihan pertama.
Berikut akan dibahas laporan kasus mengenai bronkopneumonia pada seorang
anak.
2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. RA
Umur : 1 tahun 8 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Hayam Wuruk
Tanggal masuk : 05 Januari 2015
ANAMNESIS
Keluhan utama : Sesak napas
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengalami sesak napas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.Saat sesak,
pasien tidak mengalami kebiruan pada bibir dan ujung jari.Sesak terjadi setelah pasien
batuk-batuk.
Pasien mengalami batuk ± 4 hari sebelumnya. Awalnya batuk hanya sekali-kali
namun memberat 1 hari terakhir bersamaan dengan terjadinya sesak napas. Batuk
berlendir, tidak ada darah, pasien juga beringus terjadi bersamaan dengan batuk.
Pasien mengalamipanas,dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Panas
naik turun, saat panas pasien tidak kejang, tidak ada menggigil.
Pasien muntah 1 hari sebelum masuk rumah sakit, sebanyak 4 kali.Muntah berupa
makanan yang dikonsumsi, berwarna putih, tidak ada lendir dan tidak ada darah.
Buang air besar lancar. Buang air kecil lancar.
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien pernah masuk rumah sakit 2 bulan yang lalu dengan keluhan panas dan batuk.
3
Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada keluarga yang mengalami sesak napas dan batuk.
Riwayat sosial-ekonomi :
Pembiayaan administrasi rumah sakit menggunakan kartu Jamkesmas. Tergolong
ekonomi rendah.
Riwayat kebiasaan dan lingkungan :
Pasien tinggal bersama kedua orangtua, rumah dihuni oleh 6 orang. Ayah pasien
memiliki kebiasaan merokok di rumah.
Riwayat Kehamilan dan persalinan :
Pasien lahir di rumah bersalin, dibantu oleh bidan, kehamilan cukup bulan, lahir
spontan dan langsung menangis. Berat badan lahir 2800 gram.
Anamnesis Makanan :
Pasien mendapatkan ASI hingga usia 1 tahun. Saat usia 6 bulan pasien diberi
makanan pendamping ASI, berupa bubur susu. Dan saat ini pasien sudah mulai makan
makanan keluarga, dan juga diberikan susu formula. Selama sakit nafsu makan pasien
menurun.
Riwayat Imunisasi: Imunisasi dasar lengkap.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 11 kg
Tinggi badan : 78 cm
Status Gizi : Gizi baik ( Z score (-1) - (-2) SD )
Tanda vital :
Nadi = 154 x/menit, reguler isi cukup,kuat angkat
Respirasi = 64 x/menit
4
Suhu badan = 38,9 0C
1. Kulit : Warna : Sawo matang
Efloresensi : Tidak ada kelainan
Sianosis : tidak ada
Turgor : cepat kembali
Kelembaban : cukup
Sianosis : tidak ada
Lapisan lemak : Cukup
Kepala: Bentuk : Normocephal
Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, tebal, alopesia (-)
Mata : Konjungtiva : tidak ada anemis
Sklera : tidak ada ikterik
Reflek cahaya : (+/+)
Refleks kornea : (+/+)
Pupil : Bulat, isokor
Exophthalmus : (-/-)
Telinga : Sekret : tidak ada
Serumen : minimal
Nyeri : tidak ada
Hidung : Pernafasan cuping hidung : ada
Epistaksis : tidak ada
Rhinorea : Ada
Mulut : Bibir : mukosa bibir basah, tidak hiperemis