REFERAT REHABILITASI PARU PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS Rainer Gloeckl, Blagoi Marinov, Fabio Pitta Eur Respir Rev 2013; 22: 128, 178–186 Oleh: dr. Imam Manggalya Pembimbing: dr. Sumardi, Sp.PD-KP
REFERAT
REHABILITASI PARU PADA PASIEN
DENGAN PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIS
Rainer Gloeckl, Blagoi Marinov, Fabio Pitta
Eur Respir Rev 2013; 22: 128, 178–186
Oleh: dr. Imam Manggalya
Pembimbing: dr. Sumardi, Sp.PD-KP
Definisi
• Intervensi komprehensif yang didasarkan pada analisa pasien secara menyeluruh
• Terapi latihan fisik, edukasi dan perubahan gaya hidup
• Didesain untuk meningkatkan kondisi fisik dan emosional pada penderita penyakit paru obstruktif kronis
• Membiasakan pola hidup sehat
American Thoracic Society / European Respiratory Society
Pulmonary rehabilitation
ERS-ATS COPD Guidelines
Proses yang dilewati pada rehabilitasi paru meliputi: penilaian awal, intervensi, dan hasil. Salah satu hal penting dalam rehabilitasi paru adalah latihan fisik
Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). 2013. Available from www.goldcopd.org Date last accessed: February 10, 2013.
Endurance training
Incremental cycle ergometry
Rekomendasi dari American College of Chest Physicians (ACCP):1. Fase istirahat selama 3 menit, 2. Pedal selama 3 menit tanpa beban (0 W).3. Intensitas tes kemudian dinaikkan setiap menit sebanyak 5-35 W sampai pasien mengalami kelelahan
Constant work rate test
American Thoracic Society, American College of Chest Physicians. ATS/ACCP statement on cardiopulmonary exercise testing. Am J Respir Crit Care Med 2003; 167: 211–277.
6-minutes walk test
- Jalur sepanjang 30 meter - Jarak yang dapat ditempuh selama 6 menit- Dilakukan pemantauan saturasi oksigen, denyut jantung, keluhan subyektif dispnea dan kelelahan ekstremitas bawah
ATS Committee on Proficiency Standards for Clinical Pulmonary Function Laboratories. ATS statement: guidelines for the sixminute walk test. Am J Respir Crit Care Med 2002; 166: 111–117
Endurance training:
Continue & Interval
Latihan kontinyu dan dengan interval secara signifikan meningkatkan rasio otot pada vastus lateralis. Manfaat yang didapatkan pada toleransi latihan fisik, kualitas hidup dan morfologi serta topologi jaringan ikat otot.
Pasien dengan PPOK berat disarankan menjalani latihan dengan interval sehingga mengurangi beban metabolik dan ventilasi
Vogiatzis I, Terzis G, Stratakos G, et al. Effect of pulmonary rehabilitation on peripheral muscle fiber remodeling in patients with COPD in GOLD stages II to IV. Chest 2011; 140: 744–752.Vogiatzis I, Nanas S, Kastanakis E, et al. Dynamic hyperinflation and tolerance to interval exercise in patients with advanced COPD. Eur Respir J 2004; 24: 385–390.
• pasien dengan PPOK sangat berat lebih jarang mengalami pemberatan gejala sesak nafas saat latihan dan istirahat dengan latihan fisik berbasis interval bila dibandingkan latihan kontinyu.,
• Pasien dengan PPOK berat disarankan menjalani latihan dengan interval sehingga mengurangi beban metabolik dan ventilasi.
Puhan MA, 2006Gloeckl R, Halle M, Kenn K. Interval versus continuous training in lung transplant candidates: a randomized trial. J Heart Lung Transplant 2012; 31: 934–941.
Strength muscle training
• menggunakan keduaekstremitas atas dan bawah.
• latihan beban rendah dilakukan dengan kecepatan sedang di 1-2 s konsentrik dan eksentrik.
• Ketika subjek dapat melakukan beban kerja saat ini untuk satu atau dua pengulangan atas jumlah yang diinginkan dari enam sampai 12 kali pengulangan pada dua sesi pelatihan berturut-turut dianjurkan untuk menerapkan kenaikan 2-10% pada beban.
Kraemer WJ, Adams K, Cafarelli E, et al. American College of Sports Medicine position stand. Progression models in resistance training for healthy adults. Med Sci Sports Exerc 2002; 34: 364–380.
ATS / ERSmerekomendasikan melakukan 2-4 set dari enam sampai 12 kali pengulangan pada intensitas berkisar antara 50% sampai 85% dari maksimum satu pengulangan (1RM) 2-3 hari per minggu
Nici L, ZuWallack R, Wouters E, et al. On pulmonary rehabilitation and the flight of the bumblebee: the ATS/ERS Statement on Pulmonary Rehabilitation. Eur Respir J 2006; 28: 461–462.
LTOT
Manfaat terapi oksigen jangka panjang atau biasa disebut Long Term oxygen therapy (LTOT) pada pasien dengan PPOK berhubungan dengan hipoksemia. LTOT memperpanjang kelangsungan hidup dan mengurangi rawat inap, serta risiko komorbiditas
Long term domiciliary oxygen therapy in chronic hypoxic cor pulmonale complicating chronic bronchitis and emphysema. Report of the Medical Research Council Working Party. Lancet 1981; 1: 681–686.Continuous or nocturnal oxygen therapy in hypoxemic chronic obstructive lung disease: a clinical trial. Nocturnal Oxygen Therapy Trial Group. Ann Intern Med 1980; 93: 391–398.
Inspiratory muscle training- Kekuatan dan ketahanan diafragma juga dapat berkurang dan berkontribusi untuk hiperkapnia, dyspnoea dan mengurangi kapasitas berjalan.
- Latihan otot inspirasi memperbaiki disfungsi diafragma
-Latihan otot inspirasi dapat meningkatkan kekuatan otot inspirasi dan daya tahan, serta mengurangi dyspnoea
- Kelemahan otot inspirasididefinisikan sebagai tekanan inspirasi maksimal ( P Imax ) <60 cmH2O
Rochester DF, Braun NM. Determinants of maximal inspiratory pressure in chronic obstructive pulmonary disease. Am Rev Respir Dis 1985; 132: 42–47.Wijkstra PJ, Ten Vergert EM, van der Mark TW, et al. Relation of lung function, maximal inspiratory pressure, dyspnoea, and quality of life with exercise capacity in patients with chronic obstructive pulmonary disease. Thorax 1994; 49: 468–472.
Perangkat ini umumnya memiliki katup pegas yang membutuhkan pasien untuk menghirup cukup kuat untuk membuka katup dan untuk bernapas dalam melawan beban individual.Intensitas pelatihan yang optimal masih belum diketahui tetapi resistensi awal ≥ 30% dari P Imax dianjurkan. Perlawanan maka harus ditingkatkan bertahap, sebagai ditoleransi. Saat ini durasi latihan yang optimal tidak pasti, kebanyakan studi memberikan waktu latihan total 15-20 menit per hari. Mungkin akan membantu untuk membagi latihan otot inspirasi dalam dua atau tiga sesi latihan pendek per hari
Langer D, Hendriks E, Burtin C, et al. A clinical practice guideline for physiotherapists treating patients with chronic obstructive pulmonary disease based on a systematic review of available evidence. Clin Rehabil 2009; 23: 445–462.
Terimakasih
Mohon Asupan