Top Banner

of 22

Referat Parkinson As

Jun 02, 2018

Download

Documents

Santi Lestari
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    1/22

    REFERAT MANDIRI

    PARKINSON

    PEMBIMBING:

    Dr.Endang Kustiowati ,Sp.S

    Disusun Oleh :

    Astria Ocnivia

    (11.2013.183)

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

    RUMAH SAKIT PANTIWILASA DR. CIPTO SEMARANG

    PERIODE 28 JULI 30 AGUSTUS 2014

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    2/22

    1

    KATA PENGANTAR

    Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

    berkat rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan penulisan referat ini, dengan

    judul Parkinson

    Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tulus

    kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan petunjuk demi terwujudnya

    penyusunan referat ini khususnya kepada dr. Endang Kustiowati, Sp.S

    Penulis menyadari bahwa referat ini belumlah sempurna, untuk itu kritik dan saran yang

    konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca demi perbaikan penulisan referat ini

    sehingga dapat memberi manfaat yang maksimal.

    Akhir kata, semoga segala apa yang diberikan dapat membawa berkat dari Tuhan Yang

    Maha Esa dan makalah ini berguna bagi semua pihak.

    Semarang,11 Agustus 2014

    Penulis

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    3/22

    2

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR . 1

    DAFTAR ISI 2

    BAB I PENDAHULUAN

    Latar Belakang .......................... 3

    BAB II PEMBAHASAN

    Definisi Penyakit Parkinson.................. 4

    Klasifikasi Penyakit Parkinson...................... 4

    Epidemiologi................. 5

    Etiologi...................5

    Patofisiologi................. . 7

    Gejala Klinis.... ..9

    Diagnosis....................... 12

    Pemeriksaan Penunjang........ .13

    Penatalaksanaan.........14

    Komplikasi....................19

    Prognosis...........................19

    BAB III PENUTUP

    Kesimpulan ......................20

    DAFTAR PUSTAKA .....21

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    4/22

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Penyakit Parkinsonpertama kali diuraikan dalam sebuah monograf oleh James Parkinson

    seorang dokter di London, Inggris, pada tahun 1817. Di dalam tulisannya, James Parkinson

    mengatakan bahwa penyakit (yang akhirnya dinamakan sesuai dengan namanya) tersebut

    memiliki karakteristik yang khas yakni tremor, kekakuan dan gangguan dalam cara berjalan (gait

    difficulty).

    Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita

    seimbang. 5 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul sebelum

    usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan,

    pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat

    dari 0,6 % pada usia 6064 tahun sampai 3,5 % pada usia 8589 tahun.1

    Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di Indonesia sendiri,

    dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000-400.000 penderita.

    Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun dengan rentang usia-sesuai dengan penelitian yang

    dilakukan di beberapa rumah sakit di Sumatera dan Jawa- 18 hingga 85 tahun. Statistik

    menunjukkan, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih banyak terkena dibanding

    perempuan (3:2) dengan alasan yang belum diketahui.

    Beberapa orang ternama yang mengidap Penyakit Parkinson diantaranya adalah Bajin

    (sasterawan terkenal China), Chen Jingrun (ahli matematik terkenal China), Muhammad Ali

    (mantan peninju terkenal A.S.), Michael J FoxThe Michael J Fox Foundation For Parkinsons

    Research (seorang bintang film Hollywood terkenal).

    Dari beberapa fakta yang menunjukkan data mengenai Penyakit Parkinson, hal yang

    menarik adalah penyakit ini belum diketahui penyebabnya secara pasti dan hanya mengacu padaprediksi faktor genetika dan lingkungan. Namun, pada perkembangan terakhir mengenai

    penyakit ini, ada tendency bahwa penyakit ini deisebabkan oleh kerusakan mitokondria, organel

    penghasil energi di dalam sel, yang menyebabkan neuron di dalam substantia nigra otak mati

    atau tidak berfungsi.

    http://obatpropolis.com/penyakit-parkinson/http://obatpropolis.com/penyakit-parkinson/http://obatpropolis.com/penyakit-parkinson/http://obatpropolis.com/penyakit-parkinson/
  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    5/22

    4

    BAB II

    PENDAHULUAN

    Definisi Penyakit Parkinson

    Terdapat dua istilah yang perlu dibedakan yaitu Penyakit Parkison dan Parkinsonism,yaitu :

    Penyakit Parkinson adalah bagian dari Parkinsonism yang secara patologi ditandai oleh

    degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta, disertai dengan adanya

    inklusi sitoplasma eusinofil disebut dengan Lewy Bodies.1

    Sedangkan Parkinonisme adalah suatu sindrom yang ditandai oleh tremor waktu istirahat,

    rigiditas, bradikinesia, dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar dopamine denganberbagai macam sebab. Sindrom ini sering disebut sebagai Sindrom Parkinson.

    Parkinson disease adalah penyebab paling umum dari parkinsonisme progresif kronis,

    sebuah istilah yang mengacu pada sindrom tremor, kekakuan, bradykinesia dan postural

    insatabilitas.Parkinson disease juga disebut Parkinson primer atau PD idiopatik (klasik

    berarti tidak memiliki diketahui penyebabnya meskipun istilah ini tidak sepenuhnya benar dalam

    teang kebanyakan mutasi genetic yang baru ditemukan). Sementara banyak bentuk Parkinson

    adalah idiopatik, sekunder kasus mungkin hasil dari keracunan tertama obat-obatan, trauma

    kepala, atau gangguan kesehatan lainnya. Penyakit ini dinamai dokter inggris James Parkinson.1

    Klasifikasi Penyakit Parkinson

    Penyakit parkinson dapat dibagi atas 3 kategori, yaitu :1

    1. Parkinson primer/idiopatik.

    o Penyakit Parkinson

    o Juvenille Parkinson

    Penyakit parkinson sering dijumpai dalam praktek sehari-hari dan kronis, tetapi

    penyebabnya belum jelas. Kira-kira 7 dari 8 kasus parkinson termasuk jenis ini.

    2. Parkinson sekunder atau simtomatik

    Dapat disebabkan pasca ensefalitis virus, pasca infeksi lain : tuberkulosis, sifilis

    meningovaskuler. Toksin seperti 1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-tetrahydropyridine (MPTP),

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    6/22

    5

    Mn, CO, sianida. Obat-obatan yang menghambat reseptor dopamin dan menurunkan

    cadangan dopamin misalnya golongan fenotiazin, reserpin, tetrabenazin dan lain-lain,

    misalnya perdarahan serebral pasca trauma yang berulang-ulang pada petinju, infark

    lakuner, tumor serebri, hipoparatiroid dan kalsifikasi.

    3. Sindrom Parkinson Plus (Multiple System Degeneration)

    Pada kelompok ini gejalanya hanya merupakan sebagian dari gambaran penyakit

    keseluruhan. Jenis ini bisa didapat pada Progressive supranuclear palsy, Multiple system

    atrophy (sindrom Shy-drager, degenerasi striatonigral, olivo-pontocerebellar

    degeneration, parkinsonism-amyotrophy syndrome), Degenerasi kortikobasal ganglionik,

    Sindrom demensia, Hidrosefalus normotensif, dan Kelainan herediter (Penyakit Wilson,

    penyakit Huntington, Parkinsonisme familial dengan neuropati peripheral).1,2

    Epidemiologi

    Parkinson Disease menyerang lebih dari 1 miliar individu di Amerika (~1% dari orang

    yang berumur > 55 tahun). Puncak bermulanya adalah sekitar umur 60-an (rentangnya adalah 35

    sampai 85 tahun), dan perjalanan dari penyakitnya berkisar antara 10 hingga 25 tahun. Bentuk

    dari familial PD autosomal dominan dan resesif meliputi 5% dari kasus, yang dikarakterisasi dari

    onset umur penderita (khususnya sebelum umur 50 tahun) dan perjalanan penyakit yang lebih

    lama dari tipikal sporadik PD. Walaupun kebanyakan pasien dengan PD tidak memiliki faktor

    penentu genetik yang kuat, namun terdapat bukti adanya interaksi yang kompleks antara genetik

    dan faktor lingkungan. Faktor risikonya adalah riwayat pada keluarga yang positif, gender laki

    laki, trauma kapitis, paparan pada pestisida, konsumsi air sumur, dan hidup di pedesaan. Faktor

    yang berhubungan pada penurunan insiden PD adalah minum kopi, merokok, penggunaan

    NSAID, dan estrogen replacement therapy pada wanita postmenopausal.1,2

    Etiologi

    Etiologi Parkinson primer masih belum diketahui, akan tetapi ada beberapa faktor resiko

    ( multifaktorial ) yang telah diidentifikasikan, yaitu : 1,2,3

    1. Usia

    Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai 200 dari 10.000

    penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan degenrasi yang mempengaruhi

    kerusakan neuronal, terutama pada substansia nigra pada penyakit parkinson.

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    7/22

    6

    2. Genetik

    Penelitian menunjukkan adanya mutasi genetik yang berperan pada penyakit parkinson.

    Yaitu mutasi pada gen a-sinuklein pada lengan panjang kromosom 4 (PARK1) pada pasien

    dengan Parkinsonism autosomal dominan. Pada pasien dengan autosomal resesif parkinson,

    ditemukan delesi dan mutasi point pada gen parkin(PARK2) di kromosom 6. Selain itu juga

    ditemukan adanya disfungsi mitokondria. Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga

    meningakatkan faktor resiko menderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang

    dari 70 tahun dan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jika

    disebabkan oleh keturunan, gejala parkinsonisme tampak pada usia relatif muda. Kasus-kasus

    genetika di USA sangat sedikit, belum ditemukan kasus genetika pada 100 penderita yang

    diperiksa. Di Eropa pun demikian. Penelitian di Jerman menemukan hasil nol pada 70

    penderita. Contoh klasik dari penyebab genetika ditemukan pada keluarga-keluarga di Italia

    karena kasus penyakit itu terjadi pada usia 46 tahun.

    3. Faktor Lingkungan

    o Xenobiotik : Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menimbulkan

    kerusakan mitokondria, paparan metal yang lebih tinggi dan lama.

    o Infeksi : Paparan virus influenza diduga turut menjadi faktor predesposisi

    penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra. Penelitian pada hewan

    menunjukkan adanya kerusakan substansia nigra oleh infeksiNocardia astroides.

    o Diet : Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif, salah satu

    mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya, kopi

    merupakan neuroprotektif.

    4. Ras

    Angka kejadian Parkinson lebih tinggi pada orang kulit putih dibandingkan kulit berwarna.

    5. Trauma kepala

    Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski peranannya masih

    belum jelas benar.

    6. Stress dan depresi

    Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik. Depresi dan

    stress dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stress dan depresi terjadi

    peningkatan turnover katekolamin yang memacu stress oksidatif.2,3

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    8/22

    7

    Patofisiologi

    Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar

    dopamine akibat kematian neuron di substansia nigra pars compacta (SNc) sebesar 40-50% yang

    disertai dengan inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies) dengan penyebab multifaktor.2-3

    Substansia nigra (sering disebut black substance), adalah suatu region kecil di otak (brain

    stem) yang terletak sedikit di atas medulla spinalis. Bagian ini menjadi pusat control/koordinasi

    dari seluruh pergerakan. Sel-selnya menghasilkan neurotransmitter yang disebut dopamine, yang

    berfungsi untuk mengatur seluruh gerakan otot dan keseimbangan tubuh yang dilakukan oleh

    sistem saraf pusat. Dopamine diperlukan untuk komunikasi elektrokimia antara sel-sel neuron di

    otak terutama dalam mengatur pergerakan, keseimbangan dan refleks postural, serta kelancaran

    komunikasi (bicara).

    Pada penyakit Parkinson sel-sel neuron di SNc mengalami degenerasi, sehingga produksi

    dopamine menurun dan akibatnya semua fungsi neuron di system saraf pusat (SSP) menurun dan

    menghasilkan kelambatan gerak (bradikinesia), kelambatan bicara dan berpikir (bradifrenia),

    tremor dan kekauan (rigiditas). Di dalam otak terdapat rangkaian kerja sama antara korpus

    striatum, substansia nigra, dan thalamus. Apabila rangkaian kerja ini tidak berjalan dengan

    normal maka akan timbul gerakan yang tidak dikehendari (involuntary movement)

    Dalam kondisi normal (fisiologik), pelepasan dopamin dari ujung saraf nigrostriatum

    akan merangsang reseptor D1 (eksitatorik) dan reseptor D2 (inhibitorik) yang berada di dendritoutput neuron striatum. Output striatum disalurkan ke globus palidus segmen interna atau

    substansia nigra pars retikularis lewat 2 jalur yaitu jalur direk reseptor D1 dan jalur indirek

    berkaitan dengan reseptor D2 .Bila masukan direk dan indirek seimbang, maka tidak ada

    kelainan gerakan.

    Pada penderita penyakit parkinson, terjadi degenerasi kerusakan substansia nigra pars

    kompakta dan saraf dopaminergik nigrostriatum sehingga tidak ada rangsangan terhadap reseptor

    D1 maupun D2.Gejala Penyakit Parkinson belum muncul sampai lebih dari 50% sel saraf

    dopaminergik rusak dan dopamin berkurang 80%. Reseptor D1 yang eksitatorik tidak terangsang

    sehingga jalur direk dengan neurotransmiter GABA (inhibitorik) tidak teraktifasi. Reseptor D2

    yang inhibitorik tidak terangsang, sehingga jalur indirek dari putamen ke globus palidus segmen

    eksterna yang GABAnergik tidak ada yang menghambat sehingga fungsi inhibitorik terhadap

    globus palidus segmen eksterna berlebihan.

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    9/22

    8

    Fungsi inhibisi dari saraf GABAergik dari globus palidus segmen ekstena ke nucleus

    subtalamikus melemah dan kegiatan neuron nukleus subtalamikus meningkat akibat inhibisi.

    Saraf eferen dari globus palidus segmen interna ke talamus adalah GABAnergik sehingga

    kegiatan talamus akan tertekan dan selanjutnya rangsangan dari talamus ke korteks lewat saraf

    glutamatergik akan menurun dan output korteks motorik ke neuron motorik medulla spinalis

    melemah terjadi hipokinesia.2,3

    Gambar 1.Gambaran penampang otak

    Pada substansia nigra terjadi degradasi dopamin. Dua enzim yang berperan penting dalam

    degradasi dopamin adalah Monoamine Oxidase (MAO) dan Catechol-O-Methyltransferase

    (COMT). Terdapat dua isoenzim dari MAO, yaitu MAO A yang lebih berperan pada deaminasi

    serotonin dan norephinephrine. Sedangkan MAO-B berperan dalam deaminasi dopamin,

    histamin, dan spektrum luas phenyetylamines.

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    10/22

    9

    Gejala Klinis

    Gejala Motorik

    a. Tremor

    Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan dianggapsebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari penyakit

    parkinson adalah tangan tremor(bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika orang

    itu diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut

    resting tremor, yang hilang juga sewaktu tidur.Tremor terdapat pada jari tangan,

    tremor kasar pada sendi metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung

    uang logam atau memulung-mulung (pill rolling). Pada sendi tangan fleksi-ekstensi

    atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-ekstensi atau

    menggeleng, mulut membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini bertambah

    hebat waktu emosi terangsang (resting/ alternating tremor).Tremor tidak hanya terjadi

    pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak mata dan bola mata, bibir,

    lidah dan jari tangan (seperti orang menghitung uang). Semua itu terjadi pada saat

    istirahat/tanpa sadar. Bahkan, kepala penderita bisa bergoyang-goyang jika tidak

    sedang melakukan aktivitas (tanpa sadar). Artinya, jika disadari, tremor tersebut bisa

    berhenti. Pada awalnya tremor hanya terjadi pada satu sisi, namun semakin berat

    penyakit, tremor bisa terjadi pada kedua belah sisi.4,5

    b.Rigiditas/kekakuan

    Tanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang tremortersebut

    digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu pada pergelangan

    tangan, terasa ada tahanan seperti melewati suatu roda yang bergigi sehingga

    gerakannya menjadi terpatah-patah/putus-putus. Selain di tangan maupun di kaki,

    kekakuan itu bisa juga terjadi di leher. Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi tidak

    halus lagi seperti break-dance. Gerakan yang kaku membuat penderita akan berjalan

    dengan postur yang membungkuk. Untuk mempertahankan pusat gravitasinya agar

    tidak jatuh, langkahnya menjadi cepat tetapi pendek-pendek.Adanya hipertoni pada

    otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh gerakan, hal ini oleh karena meningkatnya

    aktifitas motorneuron alfa, adanya fenomena roda bergigi (cogwheel phenomenon).

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    11/22

    10

    c. Akinesia/Bradikinesia

    Kedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga tanda

    akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam

    pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin

    mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran

    masih tetap baik sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu.

    Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi

    kecil, refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar air liur.Gerakan volunter

    menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak asosiatif, misalnya sulit untuk bangun

    dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil suatu obyek, bila berbicara gerak

    lidah dan bibir menjadi lambat. Bradikinesia mengakibatkan berkurangnya ekspresi

    muka serta mimik dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya wajah seperti

    topeng, kedipan mata berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah sehingga ludah

    suka keluar dari mulut.

    d.Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah

    Gejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah,

    sedang berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai

    melangkah. Bisa juga terjadi sering kencing, dan sembelit. Penderita menjadi lambat

    berpikir dan depresi. Hilangnya refleks postural disebabkan kegagalan integrasi dari

    saraf propioseptif dan labirin dan sebagian kecil impuls dari mata, pada level talamus

    dan ganglia basalis yang akan mengganggu kewaspadaan posisi tubuh. Keadaan ini

    mengakibatkan penderita mudah jatuh.

    e. Mikrografia

    Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus hal ini

    merupakan gejala dini.

    f. Langkah dan gaya jalan (sikap Parkinson) Berjalan dengan langkah kecil menggeser

    dan makin menjadi cepat (marche a petit pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke

    dada, bahu membengkok ke depan, punggung melengkung bila berjalan.

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    12/22

    11

    g.Bicara monoton

    Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring,

    sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume

    suara halus (suara bisikan) yang lambat.

    h.Demensia

    Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan defisit

    kognitif.

    i. Gangguan behavioral

    Lambat-laun menjadi dependen (tergantung kepada orang lain), mudah takut, sikap

    kurang tegas depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat

    (bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu

    yang cukup.

    j. Gejala Lain

    Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas pangkal hidungnya

    (tandaMyersonpositif)

    Gejala non motorik

    a. Disfungsi otonom

    Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia

    dan hipotensi ortostatik,kulit berminyak dan infeksi kulit seboroik,pengeluaran urin

    yang banyak,gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya

    hasrat seksual, perilaku, orgasme.

    b.Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi

    c. Ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambat

    d.Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia)

    e. Gangguan sensasi,kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang,

    pembedaan warna,penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh

    hypotension orthostatic, suatu kegagalan sistemsaraf otonom untuk melakukan

    penyesuaian tekanan darah sebagai jawaban atas perubahan posisi badan,berkurangnya

    atau hilangnya kepekaan indra perasa bau (microsmia atau anosmia).2,3,4

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    13/22

    12

    Diagnosis

    Secara kinis :

    o Didapatkan 2 dari 3 tanda gangguan motorik : tremor,rigiditas dan bradikinesia

    o Didapatkan 3 dari 4 tanda ganggun motorik : tremor,rigiditas,bradikinesia dan postural

    instability.

    Diagnosis penyakit Parkinson ditegakkan berdasarkan Kriteria Hughes :

    o Diagnosis possible : terdapat salah satu gejala utama. ( Tremor istirahat, Rigiditas,

    Bradikinesia, Kegagalan refleks postural)

    o Diagnosis probable : terdapat kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan

    postural) atau satu dari tiga gejala pertama yang tidak simetris (dua dari empat tanda

    motorik)

    o

    Diagnosis pasti :terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu

    gejala lain yang tidak simetris ( tiga tanda kardinal ). Bila semua tanda-tanda tidak jelas

    sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang beberapa bulan kemudian.4,5

    Tanda Khusus

    MeyersonsSign :

    Ketukan berulang (2X/detik) pada glabela membangkitkan reaksi kedip-kedip (terus-menerus)

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan laboratorium hanya bersifat dukungan pada hasil klinis, karena tidak

    memiliki sensitifitas dan spesifitas yang tinggi untuk penyakit parkinson. Pengukuran kadar NT

    dopamine atau metabolitnya dalam air kencing, darah maupun cairan otak akan menurun pada

    penyakit parkinson dibandingkan kontrol. Lebih lanjut, dalam keadaan tidak ada penanda

    biologis yang spesifik penyakit, maka diagnosis definitive terhadap penyakit parkinson hanya

    ditegakkan dengan otopsi. Dua penelitian patologis terpisah berkesimpulan bahwa hanya 76%

    dari penderita memenuhi kriteria patologis aktual, sedangkan yang 24% mempunyai penyebab

    lain untuk parkinsonisme tersebut. Neuroimaging yang dapat dilakukan sebagai berikut :3

    o Magnetik Resonance Imaging ( MRI )

    Baru - baru ini dalam sebuah artikel tentang MRI, didapati bahwa hanya pasien

    yang dianggap mempunyai atropi multi sistem memperlihatkan signal di striatum.

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    14/22

    13

    o Positron Emission Tomography (PET)

    Ini merupakan teknik imaging yang masih relatif baru dan telah memberi

    kontribusi yang signifikan untuk melihat ke dalam sistem dopamine nigrostriatal

    dan peranannya dalam patofisiologi penyakit parkinson. Penurunan

    karakteristik pada pengambilan fluorodopa, khususnya di putamen, dapat

    diperlihatkan hampir pada semua penderita penyakit parkinson, bahkan pada

    tahap dini. Pada saat awitan gejala, penderita penyakit parkinson telah

    memperlihatkan penurunan 30% pada pengambilan fluorodopa putamen. Tetapi

    sayangnya PET tidak dapat membedakan antara penyakit parkinson dengan

    parkinsonisme atipikal. PET juga merupakan suatu alat untuk secara obyektif

    memonitor progresi penyakit, maupun secara obyektif memperlihatkan fungsi

    implantasi jaringan mesensefalon fetus.

    o Single Photon Emission Computed Tomography ( SPECT )

    Sekarang telah tersedia ligand untuk imaging sistem pre dan post sinapsis oleh

    SPECT, suatu kontribusi berharga untuk diagnosis antara sindroma parkinson plus

    dan penyakit parkinson, yang merupakan penyakit presinapsis murni. Penempelan

    ke striatum oleh derivat kokain [123]beta-CIT, yang juga dikenal sebagai RTI-

    55, berkurang secara signifikan disebelah kontralateral sisi yang secara klinis

    terkena maupun tidak terkena pada penderita hemiparkinson. Sekarang telah

    memungkinkan untuk memvisualisasi dan menghitung degenerasi sel saraf

    nigrostriatal pada penyakit parkinson.Dengan demikian, imaging transporter

    dopamin pre-sinapsis yang menggunakan ligand ini atau ligand baru lainnya

    mungkin terbukti berguna dalam mendeteksi orang yang beresiko secara dini.

    Sebenarnya, potensi SPECT sebagai suatu metoda skrining untuk penyakit

    parkinson dini atau bahkan presimptomatik tampaknya telah menjadi kenyataan

    dalam praktek. Potensi teknik tersebut sebagai metoda yang obyektif

    untuk memonitor efikasi terapi farmakologis baru, sekarang sedang diselidiki.3

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    15/22

    14

    Penatalaksanaan

    Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif yang berkembang progresif dan

    penyebabnya tidak diketahui, oleh karena itu strategi penatalaksanaannya adalah 1) terapi

    simtomatik, untuk mempertahankan independensi pasien, 2) neuroproteksi dan 3) neurorestorasi,

    keduanya untuk menghambat progresivitas penyakit Parkinson. Strategi ini ditujukan untuk

    mempertahankan kualitas hidup penderitanya.3,4,5

    Terapi Medikamentosa

    a. Obat pengganti dopamine (Levodopa, Carbidopa)

    Levodopa merupakan pengobatan utama untuk penyakit parkinson. Di dalam otak levodopa

    dirubah menjadi dopamine. L-dopa akan diubah menjadi dopamine pada neuron

    dopaminergik oleh L-aromatik asam amino dekarboksilase (dopa dekarboksilase).

    Walaupun demikian, hanya 1-5% dari L-Dopa memasuki neuron dopaminergik, sisanya

    dimetabolisme di sembarang tempat, mengakibatkan efek samping yang luas. Karena

    mekanisme feedback, akan terjadi inhibisi pembentukan L-Dopa endogen. Carbidopa dan

    benserazide adalah dopa dekarboksilase inhibitor, membantu mencegah metabolisme L-

    Dopa sebelum mencapai neuron dopaminergik.Levodopa mengurangi tremor, kekakuan

    otot dan memperbaiki gerakan. Penderita penyakit parkinson ringan bisa kembali menjalani

    aktivitasnya secara normal. Obat ini diberikan bersama carbidopa untuk meningkatkan

    efektivitasnya & mengurangi efek sampingnya.Banyak dokter menunda pengobatansimtomatis dengan levodopa sampai memang dibutuhkan. Bila gejala pasien masih ringan

    dan tidak mengganggu, sebaiknya terapi dengan levodopa jangan dilakukan. Hal ini

    mengingat bahwa efektifitas levodopa berkaitan dengan lama waktu pemakaiannya.3,4

    Efek samping levodopa dapat berupa :

    1) Neusea, muntah.

    2) Hipotensi postural

    3) Sesekali akan didapatkan aritmia jantung, terutama pada penderita yang berusia

    lanjut. Efek ini diakibatkan oleh efek beta-adrenergik dopamine pada system

    konduksi jantung. Ini bisa diatasi dengan obat beta blocker seperti propanolol.

    4) Diskinesia yang paling sering ditemukan melibatkan anggota gerak, leher atau

    muka. Diskinesia sering terjadi pada penderita yang berespon baik terhadap terapi

    levodopa. Beberapa penderita menunjukkan gejala on-off yang sangat mengganggu

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    16/22

    15

    karena penderita tidak tahu kapan gerakannya mendadak menjadi terhenti,

    membeku, sulit. Jadi gerakannya terinterupsi sejenak.

    5) Abnormalitas laboratorium. Granulositopenia, fungsi hati abnormal dan ureum darah

    yang meningkat merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada terapi levodopa.

    Efek samping levodopa pada pemakaian bertahun-tahun adalah diskinesia yaitu gerakan

    motorik tidak terkontrol pada anggota gerak maupun tubuh. Respon penderita yang

    mengkonsumsi levodopa juga semakin lama semakin berkurang.

    Untuk menghilangkan

    efek samping levodopa, jadwal pemberian diatur dan ditingkatkan dosisnya, juga dengan

    memberikan tambahan obat-obat yang memiliki mekanisme kerja berbeda seperti dopamin

    agonis, COMT inhibitor atau MAO-B inhibitor.

    b.Agonis Dopamin

    Agonis dopamin seperti Bromokriptin (Parlodel), Pergolid (Permax), Pramipexol

    (Mirapex), Ropinirol, Kabergolin, Apomorfin dan lisurid dianggap cukup efektif untuk

    mengobati gejala Parkinson. Obat ini bekerja dengan merangsang reseptor dopamin, akan

    tetapi obat ini juga menyebabkan penurunan reseptor dopamin secara progresif yang

    selanjutnya akan menimbulkan peningkatan gejala Parkinson.

    Obat ini dapat berguna untuk mengobati pasien yang pernah mengalami serangan yang

    berfluktuasi dan diskinesia sebagai akibat dari levodopa dosis tinggi. Apomorfin dapat

    diinjeksikan subkutan. Dosis rendah yang diberikan setiap hari dapat mengurangi fluktuasi

    gejala motorik.Efek samping obat ini adalah halusinasi, psikosis, eritromelalgia, edema

    kaki, mual dan muntah.

    c. Antikolinergik

    Obat ini menghambat sistem kolinergik di ganglia basal dan menghambat aksi

    neurotransmitter otak yang disebut asetilkolin. Obat ini mampu membantu mengoreksi

    keseimbangan antara dopamine dan asetilkolin, sehingga dapat mengurangi gejala tremor.

    Ada dua preparat antikolinergik yang banyak digunakan untuk penyakit parkinson , yaitu

    thrihexyphenidyl (artane) dan benztropin (congentin). Preparat lainnya yang juga termasuk

    golongan ini adalah biperidon (akineton), orphenadrine (disipal) dan procyclidine

    (kamadrin).

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    17/22

    16

    Efek samping obat ini adalah mulut kering dan pandangan kabur. Sebaiknya obat jenis ini

    tidak diberikan pada penderita penyakit Parkinson usia diatas 70 tahun, karena dapat

    menyebabkan penurunan daya ingat.

    d.Penghambat Monoamin oxidase (MAO Inhibitor)

    Selegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Inhibitor MAO diduga berguna pada penyakit

    Parkinson karena neurotransmisi dopamine dapat ditingkatkan dengan mencegah

    perusakannya. Selegiline dapat pula memperlambat memburuknya sindrom Parkinson,

    dengan demikian terapi levodopa dapat ditangguhkan selama beberapa waktu. Berguna

    untuk mengendalikan gejala dari penyakit Parkinson yaitu untuk mengaluskan pergerakan.

    Selegilin dan rasagilin mengurangi gejala dengan dengan menginhibisi monoamine

    oksidase B (MAO-B), sehingga menghambat perusakan dopamine yang dikeluarkan oleh

    neuron dopaminergik. Metabolitnya mengandung L-amphetamin and L-methamphetamin.

    Biasa dipakai sebagai kombinasi dengan gabungan levodopa-carbidopa. Selain itu obat ini

    juga berfungsi sebagai antidepresan ringan. Efek sampingnya adalah insomnia, penurunan

    tekanan darah dan aritmia.

    e. Amantadin

    Berperan sebagai pengganti dopamine, tetapi bekerja di bagian lain otak. Obat ini dulu

    ditemukan sebagai obat antivirus, selanjutnya diketahui dapat menghilangkan gejala

    penyakit Parkinson yaitu menurunkan gejala tremor, bradikinesia, dan fatigue pada awal

    penyakit Parkinson dan dapat menghilangkan fluktuasi motorik (fenomena on-off) dan

    diskinesia pada penderita Parkinson lanjut. Dapat dipakai sendirian atau sebagai kombinasi

    dengan levodopa atau agonis dopamine. Efek sampingnya dapat mengakibatkan

    mengantuk.

    f. Penghambat Catechol 0-Methyl Transferase/COMT

    Entacapone (Comtan), Tolcapone (Tasmar). Obat ini masih relatif baru, berfungsi

    menghambat degradasi dopamine oleh enzim COMT dan memperbaiki transfer levodopa

    ke otak. Mulai dipakai sebagai kombinasi levodopa saat efektivitas levodopa menurun.

    Diberikan bersama setiap dosis levodopa. Obat ini memperbaiki fenomena on-off,

    memperbaiki kemampuan aktivitas kehidupan sehari-hari.Efek samping obat ini berupa

    gangguan fungsi hati, sehingga perlu diperiksa tes fungsi hati secara serial. Obat ini juga

    menyebabkan perubahan warna urin berwarna merah-oranye.

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    18/22

    17

    g.Neuroproteksi

    Terapi neuroprotektif dapat melindungi neuron dari kematian sel yang diinduksi

    progresifitas penyakit. Yang sedang dikembangkan sebagai agen neuroprotektif adalah

    apoptotic drugs (CEP 1347 and CTCT346), lazaroids, bioenergetics, antiglutamatergic

    agents, dan dopamine receptors. Adapun yang sering digunakan di klinik adalah

    monoamine oxidase inhibitors (selegiline and rasagiline), dopamin agonis, dan complek I

    mitochondrial fortifier coenzyme Q10.3,4

    Fenomena On-Off

    Terapi medikamentosa bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup sebagian besar

    penderita Parkinson. Namun jika gejala pasien tidak dapat dikendalikan dengan obat akan timbul

    efek fluktuasi motorik disebutfenomena on-off

    Saat on , penderita dapat bergerak dengan mudah, terdapat perbaikan pada gejala tremor

    dan kekakuannya. Saat off , penderita sangat sulit bergerak, tremor dan kekakuan tubuh

    meningkat.Wearing off adalah Periode off yang muncul sejak awal pemberian levodopa dan tak

    dapat diatasi dengan meningkatkan dosis. Pemakai lama levodopa dapat menimbulkan gejala

    diskinesia. Wearing off dan diskinesia kadang-kadang tidak dapat dikontrol dengan terapi

    medikamentosa dan perlu pembedahan.

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    19/22

    18

    Non Farmakologik

    a. Edukasi

    Pasien serta keluarga diberikan pemahaman mengenai penyakitnya, misalnya pentingnya

    meminum obat teratur dan menghindari jatuh. Menimbulkan rasa simpati dan empati dari

    anggota keluarganya sehingga dukungan fisik dan psikik mereka menjadi maksimal.4,5

    b.Terapi rehabilitasi

    Tujuan rehabilitasi medik adalah untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan

    menghambat bertambah beratnya gejala penyakit serta mengatasi masalah-masalah sebagai

    berikut : Abnormalitas gerakan, Kecenderungan postur tubuh yang salah, Gejala otonom,

    Gangguan perawatan diri (Activity of Daily Living ADL), dan Perubahan psikologik.

    Latihan yang diperlukan penderita parkinson meliputi latihan fisioterapi, okupasi, dan

    psikoterapi.

    Latihan fisioterapi meliputi : latihan gelang bahu dengan tongkat, latihan ekstensi trunkus,

    latihan frenkle untuk berjalan dengan menapakkan kaki pada tanda-tanda di lantai, latihan

    isometrik untuk kuadrisep femoris dan otot ekstensor panggul agar memudahkan menaiki

    tangga dan bangkit dari kursi.

    Latihan okupasi yang memerlukan pengkajian ADL pasien, pengkajian lingkungan tenpat

    tinggal atau pekerjaan. Dalam pelaksanaan latihan dipakai bermacam strategi, yaitu :

    o Strategi kognitif : untuk menarik perhatian penuh/konsentrasi, bicara jelas dan tidak

    cepat, mampu menggunakan tanda-tanda verbal maupun visual dan hanya melakukan

    satu tugas kognitif maupun motorik.

    o Strategi gerak : seperti bila akan belok saat berjalan gunakan tikungan yang agak lebar,

    jarak kedua kaki harus agak lebar bila ingin memungut sesuatu dilantai.

    o Strategi keseimbangan : melakukan ADL dengan duduk atau berdiri dengan kedua kaki

    terbuka lebar dan dengan lengan berpegangan pada dinding. Hindari eskalator atau pintu

    berputar. Saat bejalan di tempat ramai atau lantai tidak rata harus konsentrasi penuh

    jangan bicara atau melihat sekitar.

    Seorang psikolog diperlukan untuk mengkaji fungsi kognitif, kepribadian, status mental

    pasien dan keluarganya. Hasilnya digunakan untuk melakukan terapi rehabilitasi kognitif

    dan melakukan intervensi psikoterapi.4,5

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    20/22

    19

    Komplikasi

    o Hipokinesia

    Atrofi/kelemahan otot sekunder, kontraktur sendi, deformitas (kifosis, skoliosis)

    o Gangguan Fungsi Luhur

    Afasia, Agnosia, Apraksia.

    o Gangguan Postural

    Mudah jatuh

    o Gangguan Mental

    Gangguan pola tidur, emosional, gangguan seksusal, depresi, bradifenia, psikosis,

    demensia.

    o Gangguan Vegetatif

    Hipotensi postural, inkontinensia urin, gangguan keringat

    o Gangguan akibat efek samping obat.2,3,4

    Prognosis

    PD tidak dianggap sebagai penyakit yang fatal dengan sendirinya, tapi berkembang

    dengan waktu. Harapan hidup rata-rata pasien PD pada umumnya lebih rendah daripada orang

    yang tidak memiliki penyakit. Pada tahap akhir penyakit, PD dapat menyebabkan komplikasi

    seperti tersedak, pneumonia, dan jatuh yang dapat menyebabkan kematian. Perkembangan gejala

    pada PD dapat berlangsung 20 tahun atau lebih. Namun pada beberapa orang penyakit

    berlangsung lebih cepat. Tidak ada cara untuk memprediksi apa saja penyakit untuk seorang

    individu. Dengan perawatan yang tepat, kebanyakan orang dengan PD dapat hidup produktif

    selama bertahun-tahun setelah diagnosis. Dalam setidaknya beberapa penelitian, telah diamati

    bahwa mortalitas meningkat secara signifikan, dan umur panjang mengalami penurunan antara

    pasien rumah jompo dibandingkan dengan hunian masyarakat.5

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    21/22

    20

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif,

    merupakan suatu penyakit/sindrom Karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau

    tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum(striatal

    dopamine deficiency). Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di

    Indonesia sendiri, dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000-

    400.000 penderita.Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan

    penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untukmenyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul .

    Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan perjalanan

    penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka penyakit ini

    akan menemani sepanjang hidupnya.Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami

    progress hingga terjadi total disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak

    general, dan dapat menyebabkan kematian. Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien

    berbeda-berbeda. Kebanyakan pasien berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang,

    dan lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi. Efek samping pengobatan terkadang dapat

    sangat parah.

  • 8/11/2019 Referat Parkinson As

    22/22

    21

    Daftar Pustaka

    1. Sjahrir H, Nasution D, Gofir A. Parkinsons Disease & Other Movement Disorders. Pustaka

    Cedekia dan Departemen Neurologi FK USU Medan. 2007. Hal 4-53.2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I. Penyakit Parkinson. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid

    III. FKUI. 2007. Hal 1373-1377.

    3. Price SA, Wilson LM, Hartwig MS. Gangguan Neurologis dengan Simtomatologi

    Generalisata. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Vol 2. Penerbit Buku

    Kedokteran EGC. 2006. Hal 1139-1144.

    4. Harsono. Penyakit Parkinson. Buku Ajar Neurologis Klinis. Perhimpunan Dokter Spesialis

    Saraf Indonesia dan UGM. 2008. Hal 233-243.

    5.

    Nutt JG, Wooten GF. Diagnosis and initial management of parkinsons disease. The new

    England journal of medicine; 2005.p.353:1021-7.