Page 1
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 1/25
I. PENDAHULUAN
Penyakit Membran Hialin (PMH) disebut juga Sindrom Gangguan Pernapasan
(SGP), merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan
terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang. Penyebab terbanyak dari
angka morbiditas dan mortalitas pada bayi prematur adalah PMH. Sekitar !"#$
didapatkan pada bayi kurang bulan, #$ pada bayi dengan berat badan lahir #"!
"## gram. PMH merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi selama
periode baru lahir.
Penyakit ini terjadi pada bayi kurang bulan karena pematangan parunya yang belum sempurna. Pada PMH tingkat pematangan paru lebih berperan terhadap
timbulnya penyakit bila dibandingkan dengan masalah kurang bulan sehingga dengan
pengelolaan yang baik bayi dengan PMH dapat diselamatkan sehingga angka
kematian dapat ditekan. %eberhasilan ini dapat di&apai dengan memperbaiki keadaan
surfaktan paru yang belum sempurna dengan 'entilasi mekanik, pemberian surfaktan
dari luar tubuh, asuhan antenatal yang baik serta pemberian steroid pada ibu
kehamilan kurang bulan dengan janin yang mengalami stres pernapasan.
efisiensi surfaktan diperkenalkan pertama kali oleh 'ery dan Mead pada
"** sebagai faktor penyebab terjadinya PMH. Penemuan surfaktan untuk PMH
termasuk salah satu kemajuan di bidang kedokteran karena pengobatan ini dapat
mengurangi kebutuhan tekanan 'entilator dan mengurangi konsentrasi oksigen yang
tinggi. Surfaktan dapat diberikan sebagai pen&egahan PMH maupun sebagai terapi
penyakit pernapasan pada bayi yang disebabkan adanya defisiensi atau kerusakan
surfaktan.
1
Page 2
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 2/25
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
HM disebut juga respiratory distress syndrome (+S) atau Sindroma
Gawat afas (SGP) tipe ", yaitu gawat napas pada bayi kurang bulan yang terjadi
segera atau beberapa saat setelah lahir, ditandai adanya kesukaran bernafas,
(pernafasan &uping hidung, grunting, tipe pernapasan dispnea - takipnea, retraksi
dada, dan sianosis) yang menetap atau menjadi progresif dalam / 0 *1 jam
pertama kehidupan. Penyebabnya adalah kurangnya surfaktan. Gagal nafas dapat
didiagnosa dengan analisis gas darah. 2dema sering didapatkan pada hari ke!3,disebabkan oleh retensi &airan dan kebo&oran kapiler. iagnosa dapat
dikonfirmasi dengan foto rontgen. Pada pemeriksaan radiologist ditemukan pola
retikulogranuler yang uniform, gambaran ground glass appearan&e dan air
bron&hogram. amun gambaran ini bukan patognomonik +S (udell et all ,
3##4).
B. Etiologi
efisiensi surfaktan (penurunan produksi dan sekresi) adalah penyebab
utama dari PMH. %onstituen utama surfaktan adalah dipalmitoyl fosfatidilkolin
(lesitin), phosphatidylgly&erol, apoprotein (protein surfaktan SP!,!5,!6,!),
dan kolesterol. engan pertambahan usia kehamilan, jumlah fosfolipid yang
disintesis meningkat dan disimpan dalam sel al'eolar tipe 77. 5ahan aktif!
permukaan ini akan dilepaskan ke dalam al'eoli, di mana mereka akan
mengurangi tegangan permukaan dan membantu mempertahankan stabilitas
al'eolus dengan men&egah runtuhnya ruang udara ke&il pada akhir ekspirasi.
8umlah yang dihasilkan atau dilepaskan mungkin tidak &ukup untuk memenuhi
kebutuhan pas&a kelahiran karena immaturitas (udell et all , 3##4).
Surfaktan yang hadir dalam konsentrasi tinggi pada paru janin mengalami
homogenasi pada usia kehamilan 3# minggu, tetapi tidak men&apai permukaan
2
Page 3
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 3/25
paru!paru sampai nanti. 7a mun&ul dalam &airan amnion pada waktu di antara 3/
dan 93 minggu. :ingkat maturitas dari surfaktan paru biasanya terjadi setelah 9
minggu (, 3#"").
Meskipun jarang, kelainan genetik dapat berkontribusi untuk terjadinya
gangguan pernapasan. %elainan pada gen protein surfaktan 5 dan 6 serta sebuah
gen bertanggung jawab untuk mengangkut surfaktan melintasi membran (56
transporter 9 ;569<) berhubungan dengan penyakit pernapasan berat dan
sering mematikan yang diturunkan (, 3#"").
Sebagian sintesis surfaktan bergantung pada pH normal, suhu, dan perfusi.
sfiksia, hipoksemia, dan iskemia paru, khususnya terkait dengan hipo'olemia,
hipotensi, dan stres dingin, dapat menekan sintesis surfaktan. =apisan epitel paru! paru juga dapat terluka oleh konsentrasi oksigen yang tinggi dan efek dari
manajemen respirator, sehingga mengakibatkan pengurangan surfaktan yang
lebih lanjut (%osim, 3#"").
C. Epidemiologi
%ejadian PMH ini berbanding terbalik dengan usia kehamilan dan berat
lahir. i merika Serikat, PMH telah diperkirakan terjadi pada 3#,###!9#,###
bayi baru lahir setiap tahun dan merupakan komplikasi pada sekitar "$
kehamilan. Sekitar #$ dari neonatus yang lahir pada usia kehamilan 31!3/
minggu terjadi PMH, sedangkan kurang dari 9#$ dari neonatus prematur lahir
pada usia kehamilan 9#!9" minggu terjadi kondisi tersebut.
alam satu laporan, tingkat kejadian PMH adalah 3$ pada bayi dengan
berat #"!"## g, dengan 4"$ dilaporkan pada bayi dengan berat #"!4# g,
$ dilaporkan pada bayi dengan berat 4"!"### g, 91$ dilaporkan pada bayi
dengan berat "##" ! "3#g, dan 33$ dilaporkan pada bayi dengan berat "3"!
"##g, di antara "3 rumah sakit uni'ersitas yang berpartisipasi dalam National
Institute of Child Health and Human Development (76H) Neonatal Research
Network. PMH terjadi pada > #$ dari bayi dengan berat lahir antara #" dan
"## g (:hilo, 3#"").
3
Page 4
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 4/25
Penyakit membrane hialin kurang ditemukan di negara berkembang
dibandingkan di tempat lain, terutama karena sebagian besar bayi prematur yang
ke&il untuk usia kehamilan mereka telah mengalami stres di dalam rahim karena
kekurangan gi?i atau hipertensi yang diinduksi kehamilan. Selain itu, karena
sebagian besar persalinan di negara berkembang terjadi di rumah, &atatan yang
akurat di wilayah ini tidak tersedia untuk menentukan frekuensi PMH. PMH telah
dilaporkan dalam semua ras, terjadi paling sering pada bayi prematur berkulit
putih.
+esiko terjadi PMH meningkat pada ibu dengan diabetes, kelahiran
kembar, persalinan se&ara se&tio &aesar , persalinan terjal, asfiksia, stres dingin,
dan riwayat bayi prematur sebelumnya. i sisi lain, risiko PMH berkurang pada
ibu dengan hipertensi kronis atau terkait!kehamilan dan rupture membran yang
berkepanjangan, dan profilaksis kortikosteroid antenatal. %elangsungan hidup
telah meningkat se&ara signifikan, terutama setelah adanya surfaktan eksogen dan
sekarang angka kelangsungan hidup menjadi @ *#$. Saat ini, PMH menyumbang
A1$ dari semua kematian neonatus.
D. Fato! "isio
Meskipun sebagian besar bayi dengan penyakit Membran Hialin (HM)
adalah bayi prematur (nik,3##*). :erdapat faktor!faktor lain yang bisa
menyebabkan timbulnya penyakit ini, sepertiB
a. 5ayi 6au&asian atau bayi laki!laki
b. 5ayi yang lahir sebelumnya juga mengalami HM
&. Persalinan Se&tio 6aesaria
d. sfiksia perinatal
e. Stress dingin- &old stress (suatu kondisi yang menekan produksi surfaktaan)
f. 7nfeksi perinatal
g. %elahiran %embar (bayi!bayi yang dilahirkan kembar biasanya prematur)
4
Page 5
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 5/25
h. 5ayi dari ibu yang menderita iabetes Melitus (terlalu banyak insulin dalam
sistem tubuh bayi yang disebabkan karena diabetes pada ibu dapat
memperlambat produksi surfaktan)
i. 5ayi dengan kelainan jantung P (Patent du&tus rteriosus)
j. Pada prematuritas B
") Produksi surfaktan masih sedikit (defisiensi surfaktan). %omponen utama
surfaktan adalah lesitin, yang terdiri dari &ytidine diphosphate &holin
(6..P &holin) dan phosphatidyldimethy etanolamine (P.M..2).
3) Surfaktan diproduksi oleh sel ponemosit tipe 77 yang dimulai tumbuh pada
gestasi 33!3 minggu, mulai aktif pada gestasi 3!31 minggu.
9) Surfaktan mulai berfungsi pada masa gestasi 93!91 minggu) +asio lesitin-spingomielin dalam &airan amnion.
Ta#el $. Caktor +isiko Penyakit Membran Hialin (nik, 3##*).
E. Tanda dan %e&ala
$. afas bayi berhenti lebih dari 3# detik
'. 5ayi dengan sianosissentral ( 5iru pada lidah dan bibir ).
(. Crekuensi nafas bayi kurang dari 9# kali per menit
). Crekuensi nafas bayi lebih dari 1# kali per menit
*. %esulitan dalam memulai respirasi normal
+. engingan ( grunting ) pada saat ekspirasi , diamati pada saat bayi tidak
dalam keadaan menangis
,. +etraksi srernum dan interkosta
-. afas &uping hidung
5
Page 6
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 6/25
. Sianosis pada udara kamar
$/. +espirasi &epat - kadang lambat
$$. 2dema ekstrimitas, setelah beberapa jam
$'. Pada foto +D terdapat gambaran bulat 0 bulat ke&il dengan &orakan
bronkogram udara.F. Penegaan Diagnosis
iagnosis gangguan napas dapat ditegakkan se&ara klinis maupun
dengan analisa gas darah (blood gas analysis). Perhitungan indeks oksigenisasi
akan menggambarkan beratnya hipoksemia. 5ila menge'aluasi bayi dengan
gangguan napas harus hati!hati atau waspada karena dapat terjadi bayi dengan
gejala pernapasan yang menonjol, tetapi tidak menderita gangguan napas
(misalnya asidosis metaboli&, % E diabeti& ketoasidosis) dan sebaliknya
gangguan napas berat dapat juga terjadi pada bayi tanpa gejala distress respirasi
(hipo'entilasi sentral akibat intoksikasi obat atau infeksi). Penilaian yang hati!
hati berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik yang lengkap dan pemeriksaan
penunjang dapat menjelaskan tentang diagnosis. Penilaian se&ara serial tentang
kesadaran, gejala respirasi, nalisis Gas arah dan respons terhadap terapi
merupakan kun&i berarti untuk menentukan perlunya inter'ensi selanjutnya
(udell et all , 3##4).
". =angkah awal untuk men&ari penyebabBa. namnesis yang teliti
b. Pemeriksaan fisik yang tepat
&. Menilai tingkat maturitas dengan 5allard atau ubowit? (bila keadaan
bayi masih labil pemeriksaan ini ditunda dulu).
3. Pemeriksaan penunjangB
a. Pemeriksaan radiologik dada b. nalisa gas darah
&. Septic work up dan men&ari kemungkinan penyebab karena pneumoniaB
minimal kultur darah dan jumlah sel.
d. Status metabolikB dilakukan pemeriksaan analisa gas darah, skrining
kadar glukosa darah.
6
Page 7
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 7/25
". namnesis
namnesis tentang riwayat keluarga, maternal, prenatal dan
intrapartum sangat diperlukan, antara lain tentang halB
a. Prematuritas, sindrom gangguan napas. sindrom aspirasi mekonium,
infeksiB pneumonia,dysplasia pulmoner, trauma persalinan sungsang,
kongesti nasal, depresi susunan saraf pusat, perdarahan susunan saraf
pusat, paralisi ner'us frenikus, takikardia atau bradikardia pada janin,
depresi neonatal, tali pusat menumbung, bayi lebih bulan, demam atau
suhu yang tidak stabil (pada pneumonia). b. Gangguan SSPB tangis melngking, hipertoni, flasiditas, atonia, trauma,
miastenia.&. %elainan &ongenitalB arteri umbilikaslis tunggal, anomali &ongenital lainB
anomali kardiopulmonal, abdomen &ekung pada hernia diafragmatika,
paralisis erb (paralisi ner'us frenikus, atresia khoanae, kongesti nasal
obstruktif, meningkatnya diameter anterior posterior paru, hipoplasia
paru, trakeoesofageal fistula).d. iabetes pada ibu, perdarahan antepartum pada persalinan kurang bulan,
partus lama, kulit ketuban pe&ah dini, oligohidramnion, penggunaan obat
berlebihan (:hilo et all , 3##4).3. Pemeriksaan Cisik
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai gejala klinik gangguan napas sepertiBa. Merintih atau grunting tetapi warna kulit masih kemerahan, merupakan
gejala menonjol.
b. Sianosis&. +etraksi
d. :anda obstruksi saluran napas mulai dari hidungB atresia koana, ditandai
kesulitan memasukkan pipa nasogastrik melalui hidung.e. ir ketuban ber&ur mekonium atau pewarnaan hijau!kekuningan pada
tali pusat.f. bdomen mengempis (s&aphoid abdomen).
9. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
a) nalisis gas darah (G)B
7
Page 8
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 8/25
") ilakukan untuk untuk menentukan adanya gagal napas akut
yang ditandai denganB Pa6D3 @ # mmHg, PaD3 A 1#mmHg,
atau saturasi oksigen arterial A *#$.
3) ilakukan pada 55= yang memerlukan suplementasi oksigenlebih dari 3# menit. darah arterial lebih dianjurkan.
9) iambil berdasarkan indikasi klinis dengan mengambil sampel
darah dari arteri umbilikalis atau pungsi arteri.
) Menggambarkan gambaran asidosis metaboli& atau asidosi
respiratorik dan keadaan hipoksia.) sidosis respiratorik terjadi karena atelektasis al'eolar
dan-atau o'erdistensi saluran napas bawah.1) sidosis metabolik, biasanya diakibatkan asidosis laktat
primer, yang merupakan hasil dari perfusi jaringan yang buruk dan
metabolisme anaerobi&.hipoksi terjadi akibat pirau dari kanan ke
kiri melalui pembuluh darah pulmonal, P dan-atau persisten
foramen o'ale.4) ulse o!ymeter digunakan sebagai &ara non in'asif untuk
memantau saturasi oksigen yang dipertahankan pada *#!*$.
b) 2lektrolitB") %enaikan kadar serum bikarbonat mungkin karena kompensasi
metaboli& untuk hiperkapnea kronik.
3) %adar glukosa darah untuk menentukan adanya keadaan
hipoglikemia.
9) %elainan elektrolit ini dapat juga diakibatkan oleh karena
kondisi kelemahan tubuhF hipokalemia dan hipofosfatemia dapat
mengakibatkan gangguan kontraksi otot.
&) Pemeriksaan jumlah sel darahB polisitemia mungkin karena
hipoksemia kronik.
b. Pemeriksaan radiologik
a. Pemeriksaan radiologi toraks pada bayi dengan PMH, menunjukkan
gambaran retikulogranular yang difus bilateral atau gambaran
bronkogram udara (air bronchogram) dan paru tidak berkembang.
b. Gambaran air bronchogram yang menonjol menunjukkan bronkious
yang menutup latar belakang al'eoli yang kolaps.
8
Page 9
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 9/25
&. Gambaran jantung yang samar mungkin normal atau membesar.d. %ardiomegali mungkin merupakan akibat asfiksia prenatal, maternal
diabetes, P, berhubungan dengan kelainan jantung bawaan atau
pengambangan paru yang buruk. Gambaran ini mungkin akan berubahdengan pemberian terapi surfaktan se&ara dini atau terapi indometasin
dengan 'entilator mekanik.e. Gambaran radiologik PMH ini kadang tidak dapat dibedakan se&ara
nyata dengan pneumonia.
f. Pemeriksaan transiluminasi toraks dilakukan dengan &ara memberi
iluminasi atau sinar yang terang menembus dinding dada untuk
mendeteksi adanya penumpukan abnormal misalnya pneumotoraks.
Pemeriksaan radiologik toraks ini berguna untuk membantu konfirmasiada tidaknya pneumotoraks dan gangguan parenkimal seperti
pneumonia atau PMH.
g. i samping itu pemeriksaan radiologi toraks juga berguna untukB
a) 2'aluasi adanya kelainan yang memerlukan tindakan segera
misalnyaB malposisi pipa endotrakeal, adanya pneumotoraks.
b) Mengetahui adanya hal!hal yang berhubungan dengan gangguan
atau gagl napas seperti berikutB
") Penyakit fokal atau difus (misalB pneumonia, acute
respiratory distress syndrome (+S), hiperinflasi bilateral,
pengambangan paru asimetris. 2fusi pleura, kardiomegali).
3) 5ila terjadi hipoksemia tetapi pemeriksaan foto toraks
normal, maka harus dipikirkan kemungkinan penyakit jantung
bawaaan tipe sianotik, hipertensi pulmonal atau emboli paru
(5hakta et all , 3#"#).
De!a&at Be!at0!ingan Tem1an pada peme!isan !adiologi to!as
7 +ingan %adang normal atau gambaran granuler, homogen, tidak
ada air bronchogram
77 +ingan!Sedang Seperti tersebut di atas ditambah gambaran air
bronchogram
777 Sedang!5erat Seperti di atas ditambah batas jantung menjadi tidak jelas
9
Page 10
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 10/25
7 5erat white lung I B paru putih menyeluruh
Ta#el '. Gambaran pemeriksaan radiologik toraks pada PMH menurut kriteria
5omsel terdiri dari stadium.
%. Patogenesis
%egagalan untuk men&apai kapasitas residu fungsional (Cungsional
+esidual 6apa&ity ;C+6<) yang memadai dan ke&enderungan paru!paru yang
terkena untuk menjadi atelektatik berkorelasi dengan tegangan permukaan yang
tinggi dan tidak adanya surfaktan paru. telektasis al'eolar, pembentukan
membran hialin, dan edema interstisial membuat paru!paru kurang komplians,
sehingga tekanan lebih besar diperlukan untuk mengembangkan al'eoli dan
saluran!saluran napas yang ke&il. Pada bayi yang sudah terkena PMH, bagian
bawah dinding dada ditarik ke dalam apabila diafragma menurun, dan tekanan
intratoraks menjadi negatif, sehingga membatasi jumlah tekanan intratoraks yang
dapat diproduksi, hasilnya akan terjadi atelektasis. inding dada yang sangat
komplians pada bayi prematur memberikan ketahanan lebih rendah dari bayi
yang matur dengan ke&enderungan paru!paru untuk kolaps. engan demikian,
pada akhir ekspirasi, 'olume toraks dan paru!paru &enderung untuk mendekati
'olume residu, dan atelektasis dapat terjadi.%ekurangan sintesis atau pelepasan surfaktan, bersama!sama dengan unit
pernapasan ke&il dan dinding dada yang komplians, menghasilkan atelektasis dan
menghasilkan al'eoli yang diperfusi tetapi tidak ber'entilasi, yang menyebabkan
hipoksia. Penurunan komplians paru!paru, 'olume tidal yang ke&il, peningkatan
ruang mati fisiologis, peningkatan kerja pernapasan, dan 'entilasi al'eolar yang
tidak memadai pada akhirnya menyebabkan hiperkapnia. %ombinasi hiperkapnia,
hipoksia, dan asidosis mengakibatkan 'asokonstriksi arteri pulmonari dengan
peningkatan shunting kanan!ke!kiri melalui foramen o'ale dan duktus arteriosus
dan dalam paru!paru itu sendiri. liran darah paru berkurang, dan &edera iskemik
pada sel!sel yang memproduksi surfaktan dan pembuluh darah yang akan
10
Page 11
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 11/25
mengakibatkan terjadi efusi bahan protein ke dalam ruang al'eolar dan terjadi
pembentukan membran hialin (Gambar ").
%am#a! $. Patogenesis Penyakit Membran Hialin.
Hipoksia, asidosis, hipotermia, dan hipotensi dapat mengganggu produksi
dan-atau sekresi surfaktan. Pada sebagian neonatus, toksisitas oksigen dengan
barotrauma dan 'olutrauma pada paru!paru mereka yang belum matang se&ara
struktural menyebabkan influks sel inflamasi, yang memperburuk &edera
'askular, menyebabkan displasia bronkopulmonal (5ron&hopulmonary ysplasia
;5P<). %ekurangan antioksidan dan &edera radikal bebas memperburuk
ke&ederaan. Pada e'aluasi makroskopik, paru!paru bayi baru lahir yang terkena
tampak pengap dan kemerahan (yaitu, seperti hepar). Dleh karena itu, paru!paru
11
Page 12
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 12/25
memerlukan peningkatan tekanan pembukaan yang penting untuk mengembang.
telektasis difus rongga udara distal bersama dengan distensi saluran
napas distal dan daerah perilimfatik dapat diamati se&ara mikroskopis.telektasis progresif, barotrauma atau 'olutrauma, dan toksisitas oksigen
merusak sel!sel endotel dan epitel pada lapisan saluran udara distal ini,
mengakibatkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari darah.
Membran hialin yang melapisi al'eoli (lihat gambar di bawah) dapat membentuk
dalam waktu setengah jam setelah kelahiran. Pada bayi prematur lebih besar,
epitel mulai menyembuh dalam waktu 91!43 jam setelah lahir, dan sintesis
surfaktan endogen dimulai.
Case pemulihan ditandai dengan regenerasi sel!sel al'eolar, termasuk sel
tipe 77, dengan peningkatan dalam akti'itas surfaktan. Proses penyembuhan ini
adalah kompleks.
Sebuah proses kronis sering terjadi kemudian pada bayi yang sangat immatur dan
sakit berat dan pada bayi lahir dari ibu dengan korioamnionitis, sehingga
menyebabkan 5P. Pada bayi yang sangat prematur, penghentian dalam
pengembangan paru!paru sering terjadi selama tahap sakular, mengakibatkan
penyakit paru!paru kronis yang disebut 5P baruI (%osim, 3#"").
H. Patofisiologi
7maturitas paru se&ara anatomis dan dinding dada yang belum
berkembang dengan baik mengganggu pertukaran gas yang adekuat.
Pembersihan &airan paru yang tidak efisien karena jaringan interstitial paru
imatur bekerja seperti spons. 2dema interstitial terjadi sebagai resultan dari
meningkatnya permeabilitas membran kapiler al'eoli sehingga &airan dan protein
masuk ke rongga la'eoli yang kemudian mengganggu fungsi paru!paru. Selain
itu pada neonatus pusat respirasi belum berkembang sempurna disertai otot
respirasi yang masih lemah (Singh et al." 3#"3).
12
Page 13
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 13/25
l'eoli yang mengalami atelektasis, pembentukan membran hialin, dan
edema interstitial mengurangi &omplian&e paru!paruF dibutuhkan tekanan yang
lebih tinggi untuk mengembangkan saluran udara dan al'eoli ke&il. inding dada
bagian bawah tertarik karena diafragma turun dan tekanan intratorakal menjadi
negatif, membatasi jumlah tekanan intratorakal yang dapat diproduksi. Semua hal
tersebut menyebabkan ke&enderungan terjadinya atelektasis. inding dada bayi
prematur yang memiliki &omplian&e tinggi memberikan tahanan rendah
dibandingkan bayi matur, berlawanan dengan ke&enderungan alami dari paru!
paru untuk kolaps. Pada akhir respirasi 'olume toraks dan paru!paru men&apai
'olume residu, &en&erung mengalami atelektasis (Singh et al." 3#"3).
%urangnya pembentukan atau pelepasan surfaktan, bersama dengan unitrespirasi yang ke&il dan berkurangnya &omplian&e dinding dada, menimbulkan
atelektasis, menyebabkan al'eoli memperoleh perfusi namun tidak memperoleh
'entilasi, yang menimbulkan hipoksia. 5erkurangnya &omplian&e paru, tidal
'olume yang ke&il, bertambahnya ruang mati fisiologis, bertambahnya usaha
bernafas, dan tidak &ukupnya 'entilasi al'eoli menimbulkan hiper&arbia.
%ombinasi hiperkarbia, hipoksia, dan asidosis menimbulkan 'asokonstriksi arteri
pulmonal dan meningkatnkan pirau dari kanan ke kiri melalui foramen o'ale,
du&tus arteriosus, dan melalui paru sendiri. liran darah paru berkurang, dan
jejas iskemik pada sel yang memproduksi surfaktan dan bantalan 'askuler
menyebabkan efusi materi protein ke rongga al'eoli (Singh et al." 3#"3).
Pada bayi imatur, selain defisiensi surfaktan, dinding dada &ompliant, otot
nafas lemah dapat menyebabkan kolaps al'eolar. Hal ini menurunkan
keseimbangan 'entilasi dan perfusi, lalu terjadi pirau di paru dengan hipoksemia
arteri progresif yang dapat menimbulkan asidosis metabolik. Hipoksemia dan
asidosis menimbulkan 'asokonstriksi pembuluh darah paru dan penurunan aliran
darah paru. %apasitas sel pnuemosit tipe 77 untuk memproduksi surfaktan turun.
Hipertensi paru yang menyebabkan pirau kanan ke kiri melalui foramen o'ale
dan duktus arteriosus memperburuk hipoksemia (Singh et al." 3#"3).
liran darah paru yang awalnya menurun dapat meningkat karena
13
Page 14
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 14/25
berkurangnya resistensi 'askuler paru dan P. Sebagai tambahan dari
peningkatan permeabilitas 'askuler, aliran darah paru meningkat karena
akumulasi &airan dan protein di interstitial dan rongga al'eolar. Protein pada
rongga al'eolar dapat menginakti'asi surfaktan (Singh et al." 3#"3).
5erkurangnya fun&tional residual &apa&ity (C+6) dan penurunan
&omplian&e paru merupakan karakteristik penyakit membran hialin. 5eberapa
al'eoli kolaps karena defisiensi surfaktan, sementara beberapa terisi &airan,
menimbulkan penurunan C+6. Sebagai respon, bayi premature mengalami
grunting yang memperpanjang ekspirasi dan men&egah C+6 semakin berkurang
(%ambafwile, 3#"#).
14
Page 15
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 15/25
I. %am#a!an Histopatologi
Paru tampak merah keunguan dengan konsistensi menyerupai li'er.
Se&ara mikroskopis, terdapat atelektasis luas. 5eberapa du&tus al'eolaris, al'eoli
dan bron&hiolus respiratorius dilapisi mebran kemerahan homogen atau granuler.
ebris amnion, perdarahan intraal'eolar, dan emfisema interstitial dapat
ditemukan bila penderita telah mendapat 'entilasi dengan positi'e end eJpiratory
pressure (P22P). %arakteristik penyakit membran hialin jarang ditemukan pada
penderita yang meninggal kurang dari 1!/ hari sesudah lahir. Membran hialin
tidak didapatkan pada bayi dengan +S yang meninggal. itandai dengan
al'eoli yang kolaps berselang!seling dengan al'eoli yang mengalami hiperaerasi,
kongesti 'askuler, dan membran hyalin (fibrin, debris sel, eritrosit, neutrofil danmakrofag). Membran hialin terlihat sebagai materi yang eosinifil dan amorf,
membatasi atau mengisi rongga al'eolar dan menghambat pertukaran gas (Han,
3#"#).
%am#a! '. Gambaran Histopatologi Penyakit Membran Hialin pada nak (Han,
3#"#).
J. Te!api Lama
". Perawatan ntenatal
7nter'ensi untuk men&egah terjadinya penyakit membran hialin harus
dimulai sebelum kelahiran dan melibatkan bagian anak dan kebidanan. Se&ara
15
Page 16
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 16/25
umum sekresi surfaktan meningkat selama proses persalinan, oleh karena itu
operasi se&tio &aesaria elektif tidak dianjurkan. 5ayi preterm yang berisiko
untuk terjadinya penyakit membran hialin seharusnya dilahirkan di tempat
yang memiliki tenaga ahli dan fasilitas yang dilengkapi dengan Continuous
ositive #irway ressure (6PP) dan 'entilator mekanik (Han, 3#"#).
Kntuk bayi yang usia gestasi kurang dari 34 minggu, kemungkinan
untuk meninggal pada tahun pertama kehidupan berkurang bila dilahirkan di
rumah sakit yang memiliki Neonatal Intensif Care $nit (76K). Pemanfaan
obat tokolitik dapat digunakan untuk menunda persalinan sementara agar ibu
dapat dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas 76K (Han, 3#"#).3. %ortikosteroid
Steroid antenatal diberikan pada ibu untuk menurunkan risikokematian pada neonatal. %eberhasilan pemberian steroid hanya terlihat pada
bayi preterm yang ibunya menerima dosis pertama steroid "!4 hari sebelum
persalinan. 5etamethason dan deJamethason digunakan untuk meningkatkan
pematangan paru janin. Pemberian steroid antenatal direkomendasikan pada
semua kehamilan yang berisiko terjadinya persalinan preterm. osis tunggal
pemberian betametason adalah "3 mg. 7nter'al optimal untuk memulai terapi
berdasarkan taksiran persalinan adalah lebih dari 3 jam dan kurang dari 4
hari. :idak ada bukti yang jelas menunjukkan pemberian dosis ulangan dapat
meningkatkan keberhasilan efek kortikosteroid (%ambafwile, 3#"#).
9. Stabilisasi %amar 5ersalin
5ayi dengan defisiensi surfaktan mengalami gangguan dalam
men&apai kapasitas residu fungsional yang adekuat dan memastikan
pengaliran udara di al'eolar terus menerus. Pada mayoritas bayi preterm, tali
pusat dipotong segera setelah lahir agar dapat dipindahkan ke lingkungan
hangat dengan &epat untuk memudahkan proses resusitasi. Prosedur
mengklem tali pusat dengan &epat dipersoalkan baru!baru ini. =ebih kurang
setengah dari 'olume darah dari bayi preterm terkandung dalam tali pusat
plasenta, dengan menunda pengkleman tali pusat selama 9#! detik dapat
mengakibatkan peningkatan 'olume darah sebanyak /!3$ terutama pada
16
Page 17
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 17/25
persalinan spontan, sehingga terjadinya peningkatan kadar hematokrit,
berkurangnya keperluan untuk transfusi dan berkurangnya insiden perdarahan
intra'entrikuler (Matthay, 3#"3).
Saturasi oksigen optimal yang diperlukan ketika meresusitasi bayi
preterm masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak bukti meresusitasi
dengan konsentrasi oksigen murni "##$ dibandingkan dengan udara ruangan
dihubungkan dengan peningkatan kadar mortalitas. danya bukti biokimia
tentang toksisitas oksigen yang terjadi akibat pemberian oksigen murni
(Matthay, 3#"3).
Penggunaan oksigen murni "##$ tidak lagi diperlukan, sekarang
pen&ur oksigen!udara ruangan seharusnya tersedia di kamar bersalinuntuk membolehkan titrasi oksigen sesuai kondisi bayi. Pulse oJimetry dapat
digunakan untuk membantu pemberian oksigen murni. Dleh sebab itu
penggunaan oksigen murni untuk meresusitasi haruslah terkontrol dengan
pen&ur oksigen!udara ruangan. Pemberiannya dimulai dengan konsentrasi
oksigen yang paling rendah, biasanya konsentrasi sebanyak 9#$. Saturasi
normal bayi preterm yang baru lahir semasa proses transisi adalah #!1#$
dan men&apai # ! /#$ setalah usia menit dan men&apai @/$ setelah usia
"# menit (Singh et al." 3#"3).
Pemberian rutin 'entilasi tekanan positif (bagging ) tidak sesuai bagi
preterm yang belum nafas spontan. 8ika 'entilasi tekanan positif diperlukan
untuk menstabilkan bayi, hindari 'olume tidal yang berlebihan dengan
menggunakan alat resusitasi yang bisa mengukur atau melimitasi peak
inspiratory pressure (P7P) dan waktu yang sama dapat mempertahankan
positive end%e!piratory pressure (P22P) saat ekspirasi (Singh et al." 3#"3).
. :erapi Surfaktan
:erapi surfaktan sudah digunakan selama lebih dari dua dekade. apat
digunakan sebagai pen&egahan dan pengobatan pada bayi dengan risiko
penyakit membran hialin, untuk mengurangi resiko timbulnya pneumotoraks
dan timbulnya kematian. Surfaktan profilaksis, atau pre'entif merupakan
17
Page 18
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 18/25
pemberian surfaktan se&ara intratrakeal pada bayi dengan risiko tinggi untuk
terjadinya gawat nafas setelah resusitasi dini dalam "#!9# menit setelah
kelahiran. Pemberian surfaktan res&ue dibagi lagi menjadi 3 yaitu, res&ue dini
yaitu pemberian surfaktan dalam "!3 jam setelah kelahiran dan res&ue lambat
yaitu pemberian lebih dari 3 jam setelah kelahiran. 5ayi yang lahir dengan
usia gestasi A9# minggu memberikan perbaikan setelah diberikan surfaktan
profilaksis dan res&ue. kan tetapi, bayi prematur yang diterapi dengan
surfaktan profilaksis terbukti memiliki insidensi yang lebih rendah dalam
terjadinya sindrom gawat nafas (Singh et al." 3#"3).
osis total ml-kg55 dapat diberikan dalam jangka waktu / jam
pertama kehidupan dengan inter'al minimal 1 jam antara pemberian. 5ayitidak perlu dimiringkan ke kanan dan ke kiri setelah pemberian surfaktan,
karena surfaktan akan menyebar sendiri melalui pipa endotrakeal. Selama
pemberian surfaktan dapat terjadi obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh
'iskositas obat. 2fek samping dapat berupa perdarahan dan infeksi paru
(Singh et al." 3#"3).
:erdapat beberapa jenis preparat surfaktan yang dapat diberikan untuk
neonates dengan sindrom gawat nafas, antara lain surfaktan sintetik (protein!
free) dan natural (diambil dari paru hewan). Surfaktan natural lebih baik dari
preparat sintetik dalam mengurangi pulmonary air leaks dan mortalitas.
Surfaktan natural merupakan terapi pilihan di 2ropa (Singh et al." 3#"3).
. ntibiotik
Setiap penderita penyakit membran hialin perlu mendapat antibiotika
untuk men&egah terjadinya infeksi sekunder. Pemberian antibiotik dimulai
dengan spektrum luas, biasanya dimulai dengan ampisilin #mg-kg55
intra'ena setiap "3 jam dan gentamisin 9mg-kg55 untuk bayi dengan berat
lahir kurang dari 3 kilogram. 8ika tak terbukti ada infeksi, pemberian
antibiotika dihentikan (Han, 3#"#).Selain itu, pneumonia &ongenital juga bisa menyerupai HM. Dleh
karena itu, dianjurkan semua bayi dengan sindroma distres pernafasan untuk
menjalani kultur darah, dan men&ari tanda!tanda sepsis lain seperti neitropenia
18
Page 19
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 19/25
atau meningkatnya protein 6 reaktif. +egimen yang sering dipakai adalah
penisilin atau ampisilin dan dikombinasikan dengan aminoglikosida, namun
setiap rumah sakit mempunyai proto&ol tersendirinya berdasarkan profil
pathogen yang ditemukan di daerahnya (Matthay, 3#"3).
K. Te!api Ba!1
". entilator Mekanik
:ujuan penggunaan 'entilator adalah untuk memastikan perfusi
pulmonal yang berkesinambungan sehingga menurunkan resiko terjadinya
trauma paru, dan menurunkan work of breathing pasien. %esulitannya
adalah dalam menentukan 'entilator yang paling sesuai untuk menangani
gagal nafas neonatus. entilator mekanis dibagi menjadi dua, yaitu(Matthay, 3#"3)B
a. on in'asif
Continuous positive airway pressure (6PP) adalah
memberikan tekanan yang berkesinambungan pada al'eoli sepanjang
siklus respirasi, memastikan al'eolar terus inflasi dan men&egahnya
dari kolaps, terutama pada akhir ekspirasi. ulu 6PP digunakan
melalui selang endotrakeal, tapi kini 6PP bisa diberikan se&ara nasal.
%euntungan dalam penggunaan 6PP adalah menghasilkan pola
pernafasan yang regular, terutama pada bayi preterm. 6PP terdiri atas
tiga komponen, yaituBa) Sirkuit yang mensuplai gas inspirasi yang harus dalam keadaan
hangat dan lembap se&ara terus menerus.
b) %omponen yang menghubungkan komponen pertama dengan
jalan nafas bayi. Lang sering digunakan sekarang adalah
selang binasal.&) %omponen terakhir adalah alat yang menghasilkan tekanan
positif.
b. 7n'asif ibagi menjadi dua yaituB
a) %on'ensional
i. 7ntermittent Mandatory entilation (7M)engan 7M tenaga medis dapat menentukan kadar di mana
19
Page 20
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 20/25
'entilator mekanis memberikan nafas mekanis pada bayi,
dimana ada inter'al regularnya. 7ni membolehkan bayi
bernafas spontan antara dua jarak nafas buatan.
%ekurangannya adalah bayi sering bernafas tidak teratur
dengan penggunaan 7M. Pertukaran gas sangat ber'ariasi
pada 7M, tergantung kondisi bayi bernafas dengan atau
melawan 'entilator. Selain menyebabkan tidak effisiensinya
proses pertukaran gas tapi juga bisa mengakibatkan
terperangkapnya udara.
ii. Syn&hroni?ed 7ntermittent Mandatory entilation (S7M)Pada S7M, onset dari nafas buatan ditentukan berdasarkan
onset dari nafas spontan jika terjadi dalam timing window.
6ontohnya, jika kadar S7M berdasarkan frekuensi nafas 9#
kali-menit, siklus 'entilator akan terjadi setiap 3 detik. Pada
setiap kali 'entilator seharusnya memulai nafas buatan, ia akan
menunggu nafas spontan terlebih dahulu, jika nafas spontan
didapatkan dalam timing windowiii. ssist-6ontrol entilation (-6)
Pada -6 semua nafas spontan yang melebihi ambang batas
akan menghasilkan nafas buatan pada onset inspirasi
(assist& membantu). 8ika terjadi henti nafas atau
ketidakmampuan paru dalam menghasilkan nafas spontan
maka nafas buatan akan diberikan dengan kadar yang
ditetapkan oleh tenaga medis (kontrol).
b) onkon'ensionalisebut juga dengan High%'re(uency )entilation (HC) " yaitu
'entilator nontidal dimana 'olume pemberian gas lebih rendah dari
anatomic dead space dan diberikan dengan kadar yang sangat
&epat. %euntungan dari penggunaan HC adalah pemberian
'olume gas yang rendah pada kadar yang &epat menghasilkan
tekanan al'eolar yang lebih rendah dan menurunkan risiko
terjadinya trauma paru akibat pemberian 'olume dan tekanan yang
20
Page 21
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 21/25
eksesif. Pada 'entilator kon'ensional, jantung dapat
mengkompensasi dengan pengisian &epat saat tekanan intrathoraks
berada pada nilai paling rendah (P22P). Pada HC, tekanan nafas
rata!rata meningkat oleh itu, aliran balik 'ena menurun sehingga
jantung harus bekerja lebih kuat untuk menigkatkan 'olume
inputnya
L. Kompliasi
Perdarahan sistem saraf pusat (SSP), perdarahan intra'entrikular
(7H) dan duktus arteriosus paten (P) merupakan masalah klinis signifikan
yang mempengaruhi perawatan bayi dengan penyakit membran hialin. uktus
arteriosus paten dan gagal jantung kongestif serta edema pulmonal memperburuk
fungsi pernafasan dengan lebih lanjut, menurunkan &omplian&e paru dan
mungkin mengnonaktifkan surfaktan paru (Matthay, 3#"3).
iagnosis segera dan pengobatan medis atau bedah pada P
diindikasikan pada pengobatan penyakit membran hialin. Perdarahan SSP akut
sering dikaitkan dengan syok, gangguan paru dan perdarahan pulmonal.
Cluktuasi pada status pernafasan dapat menyebabkan 7H dan dapat
diminimalkan dengan perhatian khusus terhadap perawatan pernafasan dan
penggunaan sedasi yang bijaksana. 6airan intra'ena dan pemberian per oral
harus disesuaikan dengan baik selama perawatan akut pada bayi dengan penyakit
membran hialin. Pemberian &airan berlebihan merusak fungsi paru dan
meningkatkan risiko P (%ambafwile, 3#"#).
2. P!ognosis
Melakukan obser'asi intensif dan perhatian pada bayi baru lahir berisiko
tinggi dengan segera akan mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat penyakit
membran hialin dan penyakit neonatus akut lainnya. Hasil yang baik bergantung
pada kemampuan dan pengalaman personel yang menangani, unit rumah sakit
yang dibentuk khusus, peralatan yang memadai, dan kurangnya kmplikasi seperti
asfiksia fetus atau bayi yang berat, perdarahan intrakranial, atau malformasi
21
Page 22
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 22/25
&ongenital (Han, 3#"#).
:erapi surfaktan telah mengurangi mortalitas # $. Mortalitas dari bayi
dengan berat lahir rendah yang dirujuk ke 76K menurun dengan pasti, 4 $ dari
bayi dengan berat sekitar 3.## gram bertahan. Meskipun / 0 *# $ bayi yang
selamat setelah mendapat bantuan respirasi dengan 'entilator adalah normal,
penampakan luar lebih baik pada yang berta badannya lebih dari ".## gram
(Han, 3#"#).
III. KESI2PULAN
$. Penyakit hialin disease disebut juga respiratory distress syndrome (+S) atauSindroma Gawat afas (SGP) tipe ", yaitu gawat napas pada bayi kurang bulan
yang terjadi segera atau beberapa saat setelah lahir, ditandai adanya kesukaran
bernafas.
'. Gejala utama adalah adanya dispneu-takipneu pada bayi.
22
Page 23
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 23/25
(. :erapi lama adalah menggunakan kortikosteroid, dan terapi baru menggunakan
'entilator mekanik.
23
Page 24
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 24/25
DAFTA" PUSTAKA
5hakta %L. 3#"#. Respiratory Distress Syndrome *+anual Neonatal Care,.
PhiladelphiaB =ippin&ott illiams N ilkins.
GG., udell, 58.,Stoll. 3##4. +espiratory istress Syndrome (Hyaline Membran
isease). elson :eJtbook of Pediatri&s "/ th 2dition. PhiladelphiaB Saunders.
Han, =iu, Li Oue 5an, dan u Lang Oie. 3#"#. +isk Ca&tors on the D&&urren&e and
Prognosis of eonatal Hyaline Membrane isease. -ournal of Sichuan
$niversity. "()B 1//!1*".
Hansen :H. 3#"3. Hyaline Membrane isease. alamB +udolph 6, +udolph M,
Hostetter, M%, =ister G, Siegel 8. +udolphQs Pediatri&s, 2disi ke!3". ewLorkB M&Graw!Hill 6ompanies.
Kambafwile, Judith, Simon Couen, dan !homa "anen. 2010.
#ntenatal Ste$oid in %$ete$m &abou$ fo$ the %$e'ention of
(eonatal )eath )ue to Com*li+ation of %$ete$m i$th.
International Journal of Epidemiology. 39-12/ 122133.
Koim S. 2011. anuan (a*a *ada ai a$u &ahi$. Jaa$ta/adan %ene$bit )#.
attha, i+hael, &o$$aine a$e, dan u imme$man. 2012.
e'iew Se$ie/ !he #+ute e*i$ato$ )it$e Snd$ome. The
Journal of Clinical Investigation.122-8/ 27312740.
(u$ #, :tia , )amani S d. 2011. %embe$ian Su$fatan %ada
ai %$ematu$ )enan e*i$ato$ )it$e Snd$ome.#'ailable f$om/ www.*ediat$i.+om;buletin;06224113905
76ial.do+.
Singh, S. %. et al. 3#"3. High CreRuen&y Ds&illatory entilation 'ersus Syn&hroni?ed
24
Page 25
8/16/2019 Referat Pa Respi
http://slidepdf.com/reader/full/referat-pa-respi 25/25
7ntermittent Mandatory entilation in Preterm eonates with Hyaline
Membrane iseaseB +andomi?ed 6ontrolled :rial. Departement of
ediatrics Chhatrapati Shahui +ahara +edical $niversity. *(")B #!#/.
:hilo 2H. 3##4. /he Newborn Infant . 6oloradoB :he M&Graw!Hill 6ompanies.
25