Top Banner
 REFERAT OTITIS MEDIA AKUT PEMBIMBING : Kolonel (Purn) CKM dr. Tri Damijatmo, Sp. THT Mayor CKM dr . Rakhmat Haryanto M.Kes, Sp. THT-KL DISUSUN OLEH : Fachri Imawans yah (110.2002.087) Fadila Anggraini (110.2007.105) M. Asri Kurtubi (0920.221.135)  
30

REFERAT OMA.ppt

Oct 08, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • REFERAT OTITIS MEDIA AKUT

    PEMBIMBING :Kolonel (Purn) CKM dr. Tri Damijatmo, Sp. THT Mayor CKM dr. Rakhmat Haryanto M.Kes, Sp. THT-KL

    DISUSUN OLEH :Fachri Imawansyah (110.2002.087)Fadila Anggraini (110.2007.105)M. Asri Kurtubi (0920.221.135)

  • DEFINISI

    Otitis media akut merupakan radang infeksi atau inflamasi pada telinga tengah oleh bakteri atau virus dengan gejala klinik nyeri telinga, demam, bahkan hingga hilangnya pendengaran, tinnitus dan vertigo. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan umumnya berlangsung dalam waktu 3-6 minggu.

  • INSIDENSIPaling sering diderita oleh anak usia 3 bulan- 3 tahun. Tetapi tidak jarang juga mengenai orang dewasa. Anak-anak lebih sering terkena OMA dikarenakan beberapa hal, diantaranya :Sistem kekebalan tubuh anak yang belum sempurnaTuba eusthacius anak lebih pendek, lebar dan terletak horizontal Adenoid anak relative lebih besar dan terletak berdekatan dengan muara saluran tuba eusthachii sehingga mengganggu pembukaan tuba eusthachii. Adenoid yang mudah terinfeksi menjadi jalur penyebaran bakteri dan virus ke telinga tengah.

  • Penyebab lain:Infeksi saluran napas atas yang berulang dan disfungsi tuba eustachii (pada anak dan dewasa)

  • ANATOMI TELINGA

  • Batas luar : Membran tympaniBatas depan: Tuba eustachiusBatas bawah: Vena jugularisBatas belakang: Aditus ad Antrum, kanalis fasialis pars vertikalisBatas atas: Tegmen tympani ( meningen/otak )Batas dalam: Berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong ( oval window ), tingkap bundar ( round window ) dan promontorium.

  • Membran tympani:- bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat dari arah liang telinga dan terlihat oblique terhadap sumbu liang telinga. - Bagian atas disebut pars flaksida (membran sharpnell) hanya berlapis dua yaitu bagian luar adalah lanjutan epitel kulit liang telinga, dan bagian bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas. - bagian bawah pars tensa ( membran propria )mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler pada bagian dalam.

  • Umbo Bayangan penonjolan bagian maleus pada membran tympani. Dari umbo bermula suatu reflek cahaya ( cone of light ) kea rah bawah, yaitu pada pukul 7 untuk membran tympani kiri dan pukul 5 untuk membran tympani kanan.

    Membran tympani dibagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian atas depanatas belakang, bawah depan serta bawah belakang, untuk menyatakan letak perforasi membran tympani

  • Tulang-tulang pendengaran: tersusun dari luar ke dalam, yaitu maleus, inkus dan stapes yang saling berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea. Hubungan antar tulang-tulang pendengaran merupakan persendian.

  • Rongga mastoid:- seperti pyramid bersisi tiga dengan puncak mengarah ke kaudal.- Atap mastoid : fosa kranii media.- Dinding medial : dinding lateral fosa kranii posterior. Sinus sigmoideus terletak dibawah duramater pada daerah ini.- dinding anterior mastoid : aditus ad antrum. Dibawah ke dua patokan ini berjalan saraf fasialis dalam kanalis tulangnya untuk keluar dari tulang temporal melalui foramen stilomastoideus diujung anterior Krista yang dibentuk oleh insersio otot digastrikus- dinding lateral mastoid : tulang subkutan yang dengan mudah dilapisi di posterior aurikula.

  • Tuba eustchius: menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring. - Bagian lateral tuba : yang bertulang.bagian medial bersifat kartilaginosa. Origo otot tensor tympani terletak disebelah atas bagian bertulang, sementara kanalis karotikus terletak dibagian bawahnya. Bagian bertulag rawan berjalan melintasi dasar tengkorak untuk masuk di faring di atas otot konstriktor superior. Bagian ini biasanya trtutup tapi dapat dibuka melalui kontraksi otot levator palatinum yang masing-masing dipersyarafi plesus faringealis dan saraf mandibularis

  • FISIOLOGI

    Tuba eustachius pada orang dewasa 37,5 mm dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm. - Tuba bayi pendek, lebar, dan terletak horizontal. Ini merupakan suatu alasan mengapa radang tuba eustachi begitu lazim pada bayi, terutama pada masa-masa minum dari botol. - Fungsi tuba eustachius :ventilasi, drainase dan proteksi telinga tengah dari kontaminasi sekresi nasofaring. Ventilasi memungkinkan keseimbangan tekanan atmosfer pada kedua sisi membran timpani. Tuba akan membuka melalui kerja otot bilamana terdapat perbedaan tekanan sebesar 20 hingga 40 mmHg. Untuk melakukan fungsi ini, diperlukan otot tensor veli palatini yang utuh.

  • - Ventilasi Tuba eustachius :dinilai dengan melihat pergeseran ke lateral dari membrana timpani memakai otoskop atau bila ada perforasi dengan melakukan auskultasi tube sementara pasien memijit lubang hidung yang tertutup dengan mulut tertutup hingga telinga meletup (manuver Valsava).- Telinga tengah dapat pula ditiup dengan cara politzerisasi dimana udara dipaksa masuk lewat hidung memakai balon politzer berujung bulat. Kateterisasi tuba eustachius secara langsung merupakan prosedur yang lazim dilakukan di masa lalu, namun kini jarang dilakukan.

  • Sekresi telinga tengah akan dialirkan ke nasofaring melalui tuba eustachius yang berfungsi normal.- Jika tuba eustachius tersumbat, maka akan tercipa keadaan vakum dalam telinga tengah. Sumbatan yang lama dapat mengarah pada peningkatan produksi cairan yang memperberat masalah. Karena selalu tertutup, tuba eustachius dapat melindungi telinga tengah dari kontaminasi sekresi telinga tengah dan organisme patogenik. Proteksi normal ini dapat terganggu akibat menghembus hidung telalu kuat atau terus-menerus mengendus endus sehingga organisme dapat masuk ke telinga tengah.

  • ETIOLOGI

    Penyebab utama: invasi bakteri piogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya adalah steril. Bakteri:Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pnemokokus. Selain itu kadang-kadang ditemukan juga Haemofilus influenza (sering ditemukan pada anak berusia dibawah 5 tahun.), Escherichia coli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris dan Pseudomonas aurogenosa.

  • PATOGENESISFaktor pencetus terjadinya OMA dapat didahului oleh terjadinya infeksi saluran pernapasan atas yang berulang disertai dengan gangguan pertahanan tubuh oleh silia dari mukosa tuba eusthachii,enzim dan antibodi yang menimbulkan tekanan negative sehingga terjadi invasi bakteri dari mukosa nasofaring ke dalam telinga tengah melalui tuba eusthachii dan menetapdi dalam telinga tengah menjadi otitis media akut.

  • Ada 5 stadium otitis media akut (OMA) berdasarkan pada perubahan mukosa telinga tengah, yaitu :

    Stadium Oklusi Ditandai dengan gambaran retraksi membrane timpani akibat tekanan negative telinga tengah. Kadang- kadang membrane timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi sulit dideteksi.

    Stadium HiperemisTamapak pembuluh darah yang melebar di sebagian atau seluruh membrane timpani disertai oedem. Sekret yang mulai terbentuk masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar dinilai.

  • Stadium SupurasiOedem yang hebat pada mukosa telinga tengah disertai dengan hancurnya sel epitel superficial serta terbentuknya eksudat purulen di kavum timpani menyebabkan membrane timpani menonjol kea rah liang telinga luar. Gejala klinis pasien Nampak terasa sakit, nadi, demam, serta rasa nyeri pada telinga bertambah hebat. Pada keadaan lebih lanjut, dapat terjadi iskemia akibat tekanan eksudat purulent yang makin bertambah, tromboflebitis pada vena-vena kecil bahkan hingga nekrosis mukosa dan submukosa.

  • Stadium PerforasiRupturnya membrane timpani sehingga nanah keluar dari telinga tengah ke liang telinga luar. Kadang pengeluaran secret bersifat pulsasi. Stadium ini sering diakibatkan oleh terlambatnya pemberian antibiotika dan tingginya virulensi kuman.

    Stadium ResolusiDitandai oleh membrane timpani yang berangsur normal hingga perforasi membrane timpani menutup kembali dan sekret purulen tidak ada lagi. Hal ini terjadi jika membrane timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik dan virulensi kuman rendah.

  • DIAGNOSISDiagnosis OMA harus memenuhi 3 hal berikut ini :Penyakit ini onsetnya mendadak (akut)Ditemukannya tanda efusi di telinga tengah, yang dibuktikan dengan memperhatikan tanda berikut:Mengembangnya gendang telingaTerbatas/tidak adanya gerakan gendang telingaAdanya bayangan cairan di belakang gendang telingaCairan yang keluar dari telingaAdanya tanda/gejala peradangan telinga tengah yang dibuktikan dengan adanya salah satu diantara tanda berikut :

  • Kemerahan pada gendang telingaNyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normalgangguan pendengaran dan rasa penuh dalam telinga Anak dengan OMA :nyeri telinga (riwayat menarik-narik daun telinga pada bayi)keluarnya cairan dari telingaberkurangnya pendengaranDemamRiwayat batuk-pileksulit makanmual dan muntahRewel

  • OMA harus dibedakan dengan otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai OMA. Untuk membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut :

    GEJALA DAN TANDAOMAOMA EFUSINyeri telinga, demam, rewel+-Efusi telinga tengah++Gendang telinga suram++/-Gendang yang kembung+/--Gerakan gendang berkurang++Berkurangnya pendengaran++

  • Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi pneumatic (alat untuk melihat gendang telinga yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilai respon gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara). Gerakan gendang telinga yang kurang dapat dilihat dengan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai pemeriksaan tambahan untuk memperkuat diagnosis OMA. Namun umumnya OMA sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan otoskop biasa.

  • PENATALAKSANAANPpengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya.Stadium oklusi- untuk membuka kembali tuba eustachius- Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak 12 thn atau dewasa- antibiotik untuk mengatasi sumber infeksi2. Stadium presupurasi- antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik.

  • - Miringotomi, dilakukan Bila membran timpani sudah hiperemi difus- Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin.. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. - Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari.

  • Stadium Supurasi - pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh.- analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang4. Stadium Perforasi- diberikan obat cuci telinga H2O23% selama 3-5 hari.- antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.Stadium Resolusi- biasanya akan tampak sekret mengalir keluar.- Pada keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu, namun bila masih keluar sekret diduga telah terjadi mastoiditis.

  • KOMPLIKASI

    Otitis media kronik (OMK)MastoiditisAbses periostealMeningitisAbses otakKehilangan pendengaran permanen (masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa pada anak)

  • ..TERIMA KASIH..

    *