BAB I PENDAHULUAN Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan dapat terjadi akibat banyak sebab yang membuat pemeriksaan harus dilakukan dengan lengkap. Sakit kepala kronik biasanyadisebabkan oleh migraine, ketegangan, atau depresi, namun dapat juga terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan spondilosis servikal, penyakit gigi atau mata, disfungdi sendi temporo mandibular, hipertensi, sinusitis, dan berbagai macam gangguan medis umum lainnya. 1 Sakit kepala biasa disebabkan gaya hidup, kondisi penyakit, jenis kelamin, umur, pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan faktor genetik. Prevalensi sakit kepala di USA menunjukkan 1 dari 6 orang (16,54%) atau 45 juta orang menderita sakit kepala kronik dan 20 juta dari 45 juta tersebut merupakan wanita. 75 % dari jumlah di atas adalah tipe tension headache. Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman yang menyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala. dan daerah wajah. IHS tahun 1988 menyatakan bahwa nyeri pada wajah termasuk juga dalam sakit kepala. Kini penanganan akan sakit kepala sudah memiliki standarisasi dari IHS untuk membedakan akan cluster headache, migrain, tension headache dan dengan nyeri kepala lainnya. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang umum dan dapat terjadi
akibat banyak sebab yang membuat pemeriksaan harus dilakukan dengan lengkap.
Sakit kepala kronik biasanyadisebabkan oleh migraine, ketegangan, atau depresi,
namun dapat juga terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan spondilosis
servikal, penyakit gigi atau mata, disfungdi sendi temporo mandibular, hipertensi,
sinusitis, dan berbagai macam gangguan medis umum lainnya.1
Sakit kepala biasa disebabkan gaya hidup, kondisi penyakit, jenis kelamin,
umur, pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan faktor genetik. Prevalensi
sakit kepala di USA menunjukkan 1 dari 6 orang (16,54%) atau 45 juta orang
menderita sakit kepala kronik dan 20 juta dari 45 juta tersebut merupakan wanita. 75
% dari jumlah di atas adalah tipe tension headache.
Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri, termasuk rasa tidak nyaman
yang menyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan
belakang kepala. dan daerah wajah. IHS tahun 1988 menyatakan bahwa nyeri pada
wajah termasuk juga dalam sakit kepala. Kini penanganan akan sakit kepala sudah
memiliki standarisasi dari IHS untuk membedakan akan cluster headache, migrain,
tension headache dan dengan nyeri kepala lainnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Cephalgia
Cephalgia merupakan nyeri dikepala. Cepha berarti kepala dan
ischialgia artinya nyeri. Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan yang
umum dan dapat terjadi akibat banyak sebab. Sakit kepala adalah rasa sakit
atau tidak nyaman antara orbita dengan kepala yang berasal dari struktur
sensitif terhadap rasa sakit. 1
2.2 Etiologi
Cephalgia atau nyeri kepala suatu gejala yang menjadi awal dari
berbagai macam penyakit. Cephalgia dapat disebabkan adanya kelainan organ-
organ dikepala, jaringan system persarafan dan pembuluh darah. Sakit kepala
kronik biasanya disebabkan oleh migraine, ketegangan, atau depresi, namun
dapat juga terkait dengan lesi intracranial, cedera kepala, dan spondilosis
servikal, penyakit gigi atau mata, disfungsi sendi temporomandibular,
hipertensi, sinusitis, trauma, perubahan lokasi (cuaca, tekanan) dan berbagai
macam gangguan medis umum lainnya. 7
2.3 Epidemiologi
Faktor resiko terjadinya sakit kepala adalah gaya hidup, kondisi
penyakit, jenis kelamin, umur, pemberian histamin atau nitrogliserin
sublingual dan faktor genetik. Prevalensi sakit kepala di USA menunjukkan 1
dari 6 orang (16,54%) atau 45 juta orang menderita sakit kepala kronik dan 20
juta dari 45 juta tersebut merupakan wanita. 75 % dari jumlah di atas adalah
tipe tension headache yang berdampak pada menurunnya konsentrasi belajar
dan bekerja sebanyak 62,7 %.Menurut IHS, migren sering terjadi pada pria
dengan usia 12 tahun sedangkan pada wanita, migren sering terjadi pada usia
besar dari 12 tahun. HIS juga mengemukakan cluster headache 80 ± 90 %
terjadi pada pria dan prevalensi sakit kepala akan meningkat setelah umur 15
tahun. 5
2
2.4 Anatomi Cephalgia
Bagian-bagian otak dapat secara bebas dikelompokkan ke dalam
berbagai cara berdasarkan perbedaanan atomis, spesialisasi fungsional, dan
perkembangan evolusi. Otak terdiri dari batang otak terdiri atas otak tengah,
pons, dan medulla, serebelum, otak depan (forebrain) yang terdiri atas
diensefalon dan serebrum. 1
Diensefalon terdiri dari hipotalamus dan talamus. Serebrum terdiri dari
nukleus basal dan korteks serebrum. Masing-masing bagian otak memiliki
fungsi tersendiri. Batang otak berfungsi sebagai berikut: asal dari sebagian
besar saraf kranialis periferpusat pengaturan kardiovaskuler, respirasi dan
pencernaan, pengaturan refleks otot yangterlibat dalam keseimbangan dan
postur, penerimaaan dan integrasi semuamasukan sinaps dari korda spinalis;
keadaan terjaga dan pengaktifan korteks serebrum, pusat tidur. 1
Serebellum berfungsi untuk memelihara keseimbangan, peningkatan
tonus otot, koordinasi dan perencanaan aktivitas otot volunter yang terlatih.
Hipotalamus berfungsi sebagai berikut: mengatur banyak fungsihomeostatik,
misalnya kontrol suhu, rasa haus, pengeluaran urin, dan asupanmakanan,
penghubung penting antara sistem saraf dan endokrin, sangat terlibatdalam
emosi dan pola perilaku dasar. 1
Talamus berfungsi sebagai stasiun pemancar untuk semua masukan
sinaps, kesadaran kasar terhadap sensasi, beberapa tingkat kesadaran, berperan
dalam kontrol motorik. Nukleus basal berfungsi untuk inhibisi tonus otot,
koordinasi gerakan yang lambat dan menetap, penekanan pola ± pola gerakan
yang tidak berguna. 1
Korteks serebrum berfungsi untuk persepsi sensorik, kontrol gerakan
volunter, bahasa, sifat pribadi, proses mental canggih misalnya berpikir,
mengingat, membuat keputusan,kreativitas dan kesadaran diri. Korteks
serebrum dapat dibagi menjadi 4 lobus yaitu lobus frontalis, lobus, parietalis,
lobus temporalis, dan lobus oksipitalis. Masing-masing lobus ini
memilikifungsi yang berbeda-beda. Nyeri kepala dipengaruhi oleh nukleus
trigeminoservikalis yang merupakan nosiseptif yang penting untuk kepala,
tenggorokan dan leher bagian atas. 1
Semua aferen nosiseptif dari saraf trigeminus, fasial, glosofaringeus,
vagus, dan saraf dari C1 ± 3 beramifikasi pada grey matter area ini. Nukleus
3
trigeminoservikalis terdiri daritiga bagian yaitu pars oralis yang berhubungan
dengan transmisi sensasi taktil diskriminatif dari regio orofasial, pars
interpolaris yang berhubungan dengantransmisi sensasi taktil diskriminatif
seperti sakit gigi, pars kaudalis yang berhubungan dengan transmisi nosiseptif
dan suhu. 1
Terdapat overlapping dari proses ramifikasi pada nukleus ini seperti
aferendari C2 selain beramifikasi ke C2, juga beramifikasi ke C1 dan C3.
Selain itu, aferen C3 juga akan beramifikasi ke C1 dan C2. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya nyeri alih dari pada kepala dan leher bagian atas.
Nyeri alih biasanya terdapat pada oksipital dan regio fronto orbital dari kepala
dan yang jarang adalah daerah yang dipersarafi oleh nervus maksiliaris dan
mandibularis. Ini disebabkan oleh aferen saraf tersebut tidak atau hanya
sedikit yang meluas ke arah kaudal. 1
Lain halnya dengan saraf oftalmikus dari trigeminus. Aferen saraf ini
meluas ke pars kaudal. Saraf trigeminus terdiri dari 3 yaitu V1, V2 dan V3.
V1, oftalmikus, menginervasi daerah orbita dan mata, sinus frontalis,
duramater dari fossa kranial dan falx cerebri serta pembuluh darah yang
berhubungan dengan bagian duramater ini.V2, maksilaris, menginervasi
daerah hidung, sinus paranasal, gigi bagian atas, dan duramater bagian fossa
kranial medial. V3, mandibularis, menginervasi daerah duramater bagian fossa
cranial medial, rahang bawah dan gigi, telinga, senditemporo mandibular dan
otot menguyah. 1
Selain saraf trigeminus terdapat saraf kranial VII, IX, X yang innervasi
meatus auditorius eksterna dan membran timfani. Saraf kranial IX
menginnervasi rongga telinga tengah, selain itu saraf kranial IX dan X
innervasi faring dan laring. Servikalis yang terlibat dalam sakit kepala adalah
C1, C2, dan C3. Ramus dorsalis dari C1 menginnervasi otot suboccipital
triangle - obliquus superior, obliquus inferior dan rectus capitis posterior
major dan minor. Ramus dorsalis dari C2 memiliki cabang lateral yang masuk
ke otot leher superfisial posterior, Longissimus capitis dan splenius sedangkan
cabang besarnya bagian medial menjadigreater occipital nerve. 1
Saraf ini mengelilingi pinggiran bagian bawah dariobliquus
inferior ,dan balik ke bagian atas serta ke bagian belakang melalui
semispinalis capitis yang mana saraf ini di suplai dan masuk ke kulit kepala
4
melalui lengkungan yang dikelilingi oleh superior nuchal linedan the
aponeurosis of trapezius. Melalui oksiput, saraf ini akan bergabung dengan
saraf lesser occipital yang mana merupakancabang dari pleksus servikalis dan
mencapai kulit kepala melalui pinggiran posterior dari sternokleidomastoid.
Ramus dorsalis dari C3 memberi cabang lateral ke longissimus capitis dan
splenius. Ramus ini membentuk 2 cabang medial. 1
Cabang superfisial medial adalah nervus oksipitalis ketiga yang
mengelilingi sendi C2-3 zygapophysial bagian lateral dan posterior. Daerah
sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu intrakranial
dan ekstrakranial. Intrakranial yaitu sinus venosus, vena kortek sserebrum,
arteri basal, duramater bagian anterior, dan fossa tengah serta fossa posterior.
Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan otot dari kulit kepala, bagian
dariorbita, membran mukosa dari rongga nasal dan paranasal, telinga tengah
dan luar,gigi, dan gusi. Sedangkan daerah yang tidak sensitif terhadap nyeri
adalah parenkimotak, ventrikular ependima, dan pleksus koroideus. 1
2.5 Fisiologi Cephalgia
Nyeri (sakit) merupakan mekanisme protektif yang dapat terjadi setiap
saat bila ada jaringan manapun yang mengalami kerusakan, dan melalui nyeri
inilah, seorang individu akan bereaksi dengan cara menjauhi stimulus nyeri
tersebut. 4
Rasa nyeri dimulai dengan adanya perangsangan pada reseptor nyeri
oleh stimulus nyeri. Stimulus nyeri dapat dibagi tiga yaitu mekanik, termal,
dan kimia. Mekanik, spasme otot merupakan penyebab nyeri yang umum
karena dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah ke jaringan (iskemia
jaringan), meningkatkan metabolisme di jaringan dan juga perangsangan
langsung ke reseptor nyeri sensitif mekanik. 4
Termal, rasa nyeri yang ditimbulkan oleh suhu yang tinggi tidak
berkorelasi dengan jumlah kerusakan yang telah terjadi melainkan berkorelasi
dengan kecepatan kerusakan jaringan yang timbul. Hal ini juga berlaku untuk
penyebab nyeri lainnya yang bukan termal seperti infeksi, iskemia jaringan,
memar jaringan, dll. Pada suhu 450C, jaringan–jaringan dalam tubuh akan
mengalami kerusakan yang didapati pada sebagian besar populasi. 4
5
Kimia, ada beberapa zat kimia yang dapat merangsang nyeri seperti
bradikinin, serotonin, histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim
proteolitik.Dua zat lainnya yang diidentifikasi adalah prostaglandin dan
substansi P yang bekerja dengan meningkatkan sensitivitas dari free nerve
endings. Prostaglandin dan substansi P tidak langsung merangsang nyeri
tersebut. Dari berbagai zat yang telah dikemukakan, bradikinin telah dikenal
sebagai penyebab utama yang menimbulkan nyeri yang hebat dibandingkan
dengan zat lain. Kadar ion kalium yang meningkat dan enzim proteolitik lokal
yang meningkat sebanding dengan intensitas nyeri yang sirasakan karena
kedua zat ini dapat mengakibatkan membran plasma lebih permeabel terhadap
ion. Iskemia jaringan juga termasuk stimulus kimia karena pada keadaan
iskemia terdapat penumpukan asam laktat, bradikinin, dan enzim proteolitik. 4
Semua jenis reseptor nyeri pada manusia merupakan free nerve
endings. Reseptor nyeri banyak tersebar pada lapisan superfisial kulit dan juga
pada jaringan internal tertentu, seperti periosteum, dinding arteri, permukaan
sendi, falks, dan tentorium. Kebanyakan jaringan internal lainnya hanya
diinervasi oleh free nerve endings yang letaknya berjauhan sehingga nyeri
pada organ internal umumnya timbul akibat penjumlahan perangsangan
berbagai nerve endings dan dirasakan sebagai slow-chronic-aching type pain.
Nyeri dapat dibagi atas dua yaitu nyeri akut (fast pain) dan nyeri
kronik (slow pain). Nyeri akut, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu
0,1 detik setelah stimulus diberikan. Nyeri ini disebabkan oleh adanya
stimulus mekanik dan termal. Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf perifer
menuju korda spinalis melalui serat Aδ dengan kecepatan mencapai 6-30
m/detik. Neurotransmitter yang mungkin digunakan adalah glutamat yang juga
merupakan neurotransmitter eksitatorik yang banyak digunakan pada CNS.
Glutamat umumnya hanya memiliki durasi kerja selama beberapa milidetik. 4
Nyeri kronik, merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu lebih dari
1 detik setelah stimulus diberikan. Nyeri ini dapat disebabkan oleh adanya
stimulus mekanik, kimia dan termal tetapi stimulus yang paling sering adalah
stimulus kimia. Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf perifer menuju korda
spinalis melalui serat C dengan kecepatan mencapai 0,5-2 m/detik.
Neurotramitter yang mungkin digunakan adalah substansi P. 4
6
Meskipun semua reseptor nyeri adalah free nerve endings, jalur yang
ditempuh dapat dibagi menjadi dua pathway yaitu fast-sharp pain pathway
dan slow- chronic pain pathway. Setelah mencapai korda spinalis melalui
dorsal spinalis, serat nyeri ini akan berakhir pada relay neuron pada kornu
dorsalis dan selanjutnya akan dibagi menjadi dua traktus yang selanjutnya
akan menuju ke otak. Traktus itu adalah neospinotalamikus untuk fast pain
dan paleospinotalamikus untuk slow pain. 4
Traktus neospinotalamikus untuk fastpain, pada traktus ini, serat Aδ
yang mentransmisikan nyeri akibat stimulus mekanik maupun termal akan
berakhir pada lamina I (lamina marginalis) dari kornu dorsalis dan
mengeksitasi second-order neurons dari traktus spinotalamikus. Neuron ini
memiliki serabut saraf panjang yang menyilang menuju otak melalui kolumn
anterolateral. Serat dari neospinotalamikus akan berakhir pada, area retikular
dari batang otak (sebagian kecil), nukleus talamus bagian posterior (sebagian
kecil), kompleks ventrobasal (sebagian besar). Traktus lemniskus medial
bagian kolumn dorsalis untuk sensasi taktil juga berakhir pada daerah
ventrobasal. Adanya sensori taktil dan nyeri yang diterima akan
memungkinkan otak untuk menyadari lokasi tepat dimana rangsangan tersebut
diberikan. 4
Traktus paleospinotalamikus untuk slow pain, traktus ini selain
mentransmisikan sinyal dai serat C, traktus ini juga mentransmisikan sedikit
sinyal dari serat Aδ. traktus ini , saraf perifer akan hampir seluruhnya berakhir
pada lamina II dan III yang apabila keduanya digabungkan, sering disebut
dengan substansia gelatinosa.Kebanyakan sinyal kemudian akan melalui
sebuah ataubeberapa neuron pendek yangmenghubungkannya dengan area
lamina V lalu kemudian kebanyakan serabut saraf iniakan bergabung dengan
serabut saraf dari fast-sharp pain pathway. Setelah itu, neuronterakhir yang
panjang akan menghubungkan sinyal ini ke otak pada jaras antero lateral.
Ujung dari traktus paleospinotalamikus kebanyakan berakhir pada batang otak
dan hanya sepersepuluh ataupun seperempat sinyal yang akan langsung
diteruskan ke talamus. Kebanyakan sinyal akan berakhir pada salah satu tiga
area yaitu nukleus retikularis dari medulla, pons, dan mesensefalon, area
tektum dari mesensefalon, regio abu-abu dari peraquaductus yang
mengelilingi aquaductus Silvii. Ketiga bagian ini penting untuk rasa tidak
7
nyaman dari tipe nyeri. Dari area batang otak ini, multipel serat pendek neuron
akan meneruskan sinyal kearah atas melalui intralaminar dan nukleus
ventrolateral dari talamus dan ke area tertentu darihipotalamus dan bagian
basal otak. 4
2.6 Klasifikasi Cephalgia
Sakit kepala dapat diklasifikasikan menjadi sakit kepala primer, sakit
kepala sekunder, dan neuralgia kranial, nyeri fasial serta sakit kepala lainnya.
Sakit kepala primer dapat dibagi menjadi migraine, tension type headache,
cluster headache dengan sefalgia trigeminal/autonomik, dan sakit kepala
primer lainnya. Sakit kepalasekunder dapat dibagi menjadi sakit kepala yang
disebabkan oleh karena trauma padakepala dan leher, sakit kepala akibat
kelainan vaskular kranial dan servikal, sakit kepala yang bukan disebabkan
kelainan vaskular intrakranial, sakit kepala akibatadanya zat atau withdrawal,
sakit kepala akibat infeksi, sakit kepala akibat gangguanhomeostasis, sakit
kepala atau nyeri pada wajah akibat kelainan kranium, leher, telinga, hidung,
dinud, gigi, mulut atau struktur lain di kepala dan wajah, sakit kepala akibat
kelainan psikiatri. 7
2.7 Patofisiologi Cephalgia
Beberapa mekanisme umum yang tampaknya bertanggung jawab
memicu nyeri kepala yaitu (Lance, 2000) peregangan atau pergeseran
pembuluh darah; intrakranium atau ekstrakranium, traksi pembuluh darah,
kontraksi otot kepala dan leher (kerja berlebihan otot), peregangan
periosteum(nyeri lokal), degenerasi spina servikalis atas disertai kompresi
pada akar nervus servikalis (misalnya, arteritis vertebra servikalis), defisiensi
enkefalin (peptida otak mirip- opiat, bahan aktif pada endorfin). 2
2.8 Cephalgia Primer
Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala itu sendiri yang merupakan
penyakit utama atau nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab struktural-
organik. Menurut ICHD-2 nyeri kepala primer dibagi ke dalam 4 kelompok
besar yaitu : 7
1) Migraine
8
2) Tension Type Headache
3) Cluster Headache dan Chronic Paroxysmal Hemicrania
4) Other primary headaches
1) Migren
Definisi
Menurut International Headache Society (IHS), migren adalah
nyeri kepala dengan serangan nyeri yang berlansung 4 ± 72 jam. Nyeri
biasanya unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai
berat dan diperhebat oleh aktivitas, dan dapat disertai mual muntah,
fotofobia dan fonofobia. 3
Etiologi dan Faktor Resiko Migren
Etiologi migren yaitu perubahan hormon (65,1%), penurunan
konsentrasi esterogen dan progesteron pada fase luteal siklus menstruasi,
makanan (26,9%), vasodilator (histamin seperti pada anggur merah,
natriumnitrat), vasokonstriktor (tiramin seperti pada keju, coklat, kafein),
zat tambahan padamakanan (MSG), stress (79,7%), rangsangan sensorik
seperti sinar yang terang menyilaukan (38,1%) dan bau yang menyengat
baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan, faktor fisik seperti
aktifitas fisik yang berlebihan (aktifitasseksual) dan perubahan pola tidur,
perubahan lingkungan (53,2%), alcohol (37,8%), merokok (35,7%). Faktor
resiko migren adalah adanya riwayat migren dalam keluarga,wanita, dan
usia muda. 3
Epidemiologi Migren
Migren terjadi hampir pada 30 juta penduduk Amerika Serikat dan
75% diantaranya adalah wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia
tetapi biasanyamuncul pada usia 10 ± 40 tahun dan angka kejadiannya
menurun setelah usia 50tahun. Migren tanpa aura lebih sering
diabndingkan migren yang disertai aura dengan persentasi 9 : 1. 4
Klasifikasi Migren
9
Migren dapat diklasifikasikan menjadi migren dengan aura, tanpa
aura,dan migren kronik (transformed ). Migren dengan aura adalah migren
dengan satu ataulebih aura reversibel yang mengindikasikan disfungsi
serebral korteks dan atau tanpadisfungsi batang otak, paling tidak ada satu
aura yang terbentuk berangsur ± angsur lebih dari 4 menit, aura tidak
bertahan lebih dari 60 menit, dan sakit kepala mengikutiaura dalam
interval bebas waktu tidak mencapai 60 menit. Migren tanpa aura
adalahmigren tanpa disertai aura klasik, biasanya bilateral dan terkena
pada periorbital.Migren kronik adalah migren episodik yang tampilan
klinisnya dapat berubah berbulan- bulan sampai bertahun- tahun dan
berkembang menjadi sindrom nyerikepala kronik dengan nyeri setiap hari. 4
Patofisiologi Migren
Terdapat berbagai teori yang menjelaskan terjadinya migren.
Teorivaskular, adanya gangguan vasospasme menyebabkan pembuluh
darah otak berkonstriksi sehingga terjadi hipoperfusi otak yang dimulai
pada korteks visual danmenyebar ke depan. Penyebaran frontal berlanjut
dan menyebabkan fase nyeri kepala dimulai.
Teori cortical spread depression, dimana pada orang migrain
nilaiambang saraf menurun sehingga mudah terjadi eksitasi neuron lalu
berlaku short-lasting wave depolarization oleh pottasium-liberating
depression(penurunan pelepasan kalium) sehingga menyebabkan
terjadinya periode depresi neuron yangmemanjang. Selanjutnya, akan
terjadi penyebaran depresi yang akan menekanaktivitas neuron ketika
melewati korteks serebri. Teori Neovaskular (trigeminovascular), adanya
vasodilatasi akibataktivitas NOS dan produksi NO akan merangsang ujung
saraf trigeminus pada pembuluh darah sehingga melepaskan CGRP
(calcitonin gene related). CGRP akan berikatan pada reseptornya di sel
mast meningens dan akan merangsang pengeluaranmediator inflamasi
sehingga menimbulkan inflamasi neuron. CGRP juga bekerja padaarteri
serebral dan otot polos yang akan mengakibatkan peningkatan aliran
darah. Selain itu, CGRP akan bekerja pada post junctional site second
order neuron yang bertindak sebagai transmisi impuls nyeri. 4
10
Teori sistem saraf simpatis, aktifasi sistem ini akan mengaktifkan
lokussereleus sehingga terjadi peningkatan kadar epinefrin. Selain itu,
sistem ini jugamengaktifkan nukleus dorsal rafe sehingga terjadi
peningkatan kadar serotonin. Peningkatan kadar epinefrin dan serotonin
akan menyebabkan konstriksi dari pembuluh darah lalu terjadi penurunan
aliran darah di otak. Penurunan aliran darah diotak akan merangsang
serabut saraf trigeminovaskular. Jika aliran darah berkurang maka dapat
terjadi aura. Apabila terjadi penurunan kadar serotonin maka
akanmenyebabkan dilatasi pembuluh darah intrakranial dan ekstrakranial
yang akan menyebabkan nyeri kepala pada migrain. 4
Diagnosa Migren
Anamnesa riwayat penyakit dan ditegakkan apabila terdapat tanda-
tanda khas migren. Kriteria diagnostik IHS untuk migren dengan aura
mensyaratkan bahwaharus terdapat paling tidak tiga dari empat
karakteristik berikut, yaitu migren dengansatu atau lebih aura reversibel
yang mengindikasikan disfungsi serebral korteks danatau tanpa disfungsi
batang otak, paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur-angsur
lebih dari 4 menit, aura tidak bertahan lebih dari 60 menit, sakit kepala
mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak mencapai 60 menit. 5
Kriteria diagnostik IHS untuk migren tanpa aura mensyaratkan
bahwaharus terdapat paling sedikit lima kali serangan nyeri kepala seumur
hidup yangmemenuhi kriteria berikut :
a. Berlangsung 4 ± 72 jam
b. Paling sedikit memenuhi dua dari:
1. unilateral
2. Sensasi berdenyut
3. Intensitas sedang berat
4. Diperburuk oleh aktifitas
5. Bisa terjadi mual muntah, fotofobia dan fonofobia.
Pemeriksaan Penunjang Migren
11
Pemeriksaan untuk menyingkirkan penyakit lain (jika ada indikasi)
adalah pencitraan (CT scan dan MRI) dan punksi lumbal.
Diferensial diagnosa Migren
Diferensial diagnosa migren adalah malformasi arteriovenus,