BAB I PENDAHULUAN Rasa sakit dan nyeri merupakan kondisi dan pengalaman sensoris dan emosi tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sedang terjadi ataupun yang berpotensi dapat terjadi. Perasaan sakit bukanlah penyakit namun merupakan suatu perasaan subjektif yang memberi tanda bahwa ada yang salah dalam tubuh seseorang. Setiap orang mengartikan rasa sakit dengan cara yang berbeda-beda dan ambang batas toleransinya juga bervariasi dari satu orang ke orang lainnya. 1 DEFINISI Definisi nyeri menurut The Internasional Association for the Study of Pain (IASP) adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. 1 Nyeri sering dilukiskan sebagai suatu yang berbahaya (noksius, protofatik) atau yang tidak berbahaya (nonnoksius, epikritik). KLASIFIKASI Nyeri diklasifikasikan berdasarkan: 1. Waktu durasi nyeri a) Nyeri akut: < 3 bulan, mandadak akibat trauma atau inflamasi, tanda respon simpatis, penderita ansietas sedangkan keluarga suportif b) Nyeri kronik: > 3 bulan , hilang timbul atau terus- menerus, tanda respon parasimpatis, penderita depresi sedangkan keluarga lelah.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Rasa sakit dan nyeri merupakan kondisi dan pengalaman sensoris dan emosi tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sedang terjadi ataupun
yang berpotensi dapat terjadi. Perasaan sakit bukanlah penyakit namun merupakan suatu
perasaan subjektif yang memberi tanda bahwa ada yang salah dalam tubuh seseorang. Setiap
orang mengartikan rasa sakit dengan cara yang berbeda-beda dan ambang batas toleransinya
juga bervariasi dari satu orang ke orang lainnya. 1
DEFINISI
Definisi nyeri menurut The Internasional Association for the Study of Pain (IASP) adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual.1
Nyeri sering dilukiskan sebagai suatu yang berbahaya (noksius, protofatik) atau yang tidak berbahaya (nonnoksius, epikritik).
KLASIFIKASI
Nyeri diklasifikasikan berdasarkan:
1. Waktu durasi nyeria) Nyeri akut: < 3 bulan, mandadak akibat trauma atau inflamasi, tanda respon
simpatis, penderita ansietas sedangkan keluarga suportifb) Nyeri kronik: > 3 bulan , hilang timbul atau terus-menerus, tanda respon
parasimpatis, penderita depresi sedangkan keluarga lelah.
Tabel 1: Karakteristik Nyeri Akut dan Nyeri Kronik
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronik
Pereda nyeri Sangat diinginkan Sangat diinginkan
Ketergantungan terhadap obat jarang Sering
Komponen psikologis Umumnya tidak ada Sering merupakan masalah utama
Penyebab organik sering Tidak ada
Kontribusi lingkungan dan keluarga Kecil Signifikan
Insomnia Jarang Sering
Tujuan pengobatan Kesembuhan fungsionalisasi
Depresi Jarang Sering
2. Etiologia) Nyeri nosiseptik: rangsang timbul oleh mediator nyeri, seperti pada paska
trauma-operasi dan luka bakar.b) Nyeri neuropatik: rangsang oleh kerusakan saraf atau disfungsi saraf,
seperti pada DM, herpes zoster.3. Intensitas nyeri
a) Skala visual analog score: 1-10b) Skala wajah wong Baker: Tanpa nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri
berat, tak tertahankan4. Lokasi
a) Nyeri superfisial: nyeri pada kulit, subkutan, bersifat tajam dan terlokalisirb) Nyeri somatik dalam: nyeri berasal dari otot, tendo, bersifat tumpul dan
kurang terlokalisirc) Nyeri visceral: nyeri berasal dari organ internad) Nyeri alih/referred: nyeri yang dirasakan pada area yang bukan merupakan
sumber nyerinyae) Nyeri proyeksi: misalnya pada herpes zoster, kerusakan saraf
menyebabkan nyeri yang dialihkan ke sepanjang bagian tubuh yang diinervasi oleh saraf yang rusak tersebut.
f) Nyeri phantom: persepsi nyeri yang dihubungkan dengan bagian tubuh yang hilang, seperti: amputasi ektremitas.
FISIOLOGI NYERI
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri.
Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung saraf bebas dalam kulit
yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor
nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang
bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagian
tubuh yaitu :
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah
ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit
(kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu:
Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang
memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab
nyeri dihilangkan
Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang
terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit
dilokalisasi
Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapat pada
tulang, pembuluh darah, saraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur
reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan dapat
dilokalisasi.
Reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus,
ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif
terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan
inflamasi.
Respon fisiologis terhadap nyeri
Stimulasi Simpatik (nyeri ringan, moderat, dan superficial)
Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan frekuensi napas
merupakan zat yang paling berperan dalam menimbulkan nyeri karena
kerusakan jaringan. Zat kimia lain yang berperan dalam menimbulkan nyeri
adalah asam, enzim proteolitik, Zat P dan ionK+ (ion K positif ).
Nyeri dapat timbul setelah menjalani proses: Tranduksi, Transmisi, Modulasi dan
Persepsi:
Transduksi
Rangsang nyeri (noksius) dapat berasal dari bahan kimia, seperti yang terjadi pada
proses inflamasi menimbulkan sensitasi dan mengaktifkan reseptor nyeri.
Sensitasi perifer menimbulkan keadaan yang disebut allodinia (rangsang lemah
seperti rabaan normal kini terasa nyeri) dan hiperalgesia (rangsang kuat normal
menimbulkan nyeri kini rasakan amat nyeri). Proses transduksi dihambat oleh
NSAID. 2
Transmisi
Penyaluran impuls saraf sensorik dilakukan oleh serabut A delta bermielin
dan serabut C tak bermielin sebagai neuron pertama
dilanjutkan traktus spinotalamikus sebagai neuron kedua
neuron yang menghubungkan dari talamus ke korteks serebri disebut
neuron ketiga.
Modulasi
Modulasi nyeri terjadi pada sistem saraf sentral ketika aktifasi nyeri dapat
dihambat oleh analgesia endogen seperti endorfin, sistem inhibisi sentral
serotonin dan noradrenalin, dan aktifitas serabut A beta.2
Persepsi
Persepsi merupakan hasil akhir proses interaksi yang kompleks, dimulai dari
tranduksi, transmisi, modulasi sepanjang aktifasi sensorik yang sampai pada area
primer sensorik korteks serebri yang menghasilkan suatu perasaan subjektif yang
disebut sebagai persepsi nyeri.2
Tabel 2: Zat-zat penghasil nyeri
Zat Sumber Menimbulkan nyeriEfek pada aferen primer
Kalium Sel-sel rusak ++ Mengaktifkan
Serotonin Trombosit ++ Mengaktifkan
Bradikinin Kininogen plasma +++ Mengaktifkan
Histamin Sel-sel mast + Mengaktifkan
Prostaglandin Asam arakidonat dan sel rusak± Sensitisasi
Lekotrien Asam arakidonat dan sel rusak± Sensitisasi
Substansi P Aferen primer ± Sensitisasi
RESPON SISTEMIK TERHADAP NYERI
Nyeri akut berhubungan dengan respons neuro-endokrin sesuai derajat nyerinya. Nyeri akan
menyebabkan peningkatan hormone katabolic (katekolamin, kortisol, glucagon, renin,
aldosteron, angiotensin, hormon antidiuretik) dan penurunan hormon anabolik (insulin,
testoteron).
Manifestasi nyeri dapat berupa hipertensi, takikardi, hiperventilasi (kebutuhan O2 dan
produksi CO2 meningkat), tonus sfingter saluran cerna dan saluran kemih meningkat (ileus,
retensi urin).
Beberapa cara menilai dan menganalisis nyeri:
Lokasi nyeri: Menunjukkan bagian yang paling terasa nyeri.
Durasi nyeri: Lamanya rasa nyeri
Jalannya rasa sakit: Apakah nyeri dan rasa sakitnya berjalan terus-menerus atau diselingi
penurunan rasa sakit.
Tingkat keparahan rasa sakit: skala nyeri
Radiasi (Pemancaran): Apakah rasa sakitnya diam di satu tempat atau juga berpindah
(tersebar) ke bagian tubuh yang lain.
Karakter: Seperti apakah rasa sakit dari nyerinya seperti rasa sakitnya menusuk,
membakar, perih sekali, tidak terlalu parah, mencengkram, mulas, menyentak atau
mengguncang.
Peningkatan nyeri: Apa yang menyebabkan rasa sakit dan apa yang membuatnya menjadi
lebih buruk.
Waktu timbulnya nyeri: Apakah ada waktu khusus saat timbulnya nyeri (misalnya setelah
makan atau setelah berolah raga, dll)
Pemulihan: Apa yang menyebabkan nyerinya membaik.
Asosiasi: Apakah ada gejala lain yang berhubungan dengan nyeri (misalnya muntah, mual,
demam, sakit kepala).2
BAB II
ISI
Tujuan pentalaksanaan nyeri:
Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis
yang persisten
Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien
untuk menjalankan aktivitas sehari-hari
Efek merugikan yang Nyeri Post Operasi:
RespirasiOperasi yang dilakukan pada abdomen bagian atas menyebabkan perubahan sistem paru yaitu: berkurangnya kapasitas vital, volume tidal, volume residu, FRC dan FEV1.Nyeri karena insisi bedah yang melibatkan perut bagian atas menyebabkan peningkatan tonus otot perut selama ekspirasi dan penurunan fungsi diafragma.Meningkatnya tonus otot juga berhubungan dengan meningkatnya konsumsi oksigen dan produksi asam laktat.
KardiovaskularNyeri menyebabkan stimulasi pada saraf simpatis dan kemudian terjadi takikardia, meningkatnya stroke volume, kerja jantung, dan konsumsi oksigen miokard. Resiko untuk terjadinya Iskemia miokard atau infark meningkat. DVT meningkat ketika aktivitas fisik berkurang, statis vena, dan agregasi trombosit.
Gastrointestinal dan Traktus urinariusDalam pembedahan, ileus menyebabkan mual dan muntah yang muncul karena beberapa alasan termasuk impuls nosiceptive yang berasal dari struktur viseral dan somatik. Nyeri dapat juga disebabkan hipomotilitas dari uretra dan vesica urinaria yang konsekuensinya susah BAK. Efek ini bisa sangat tidak menyenangkan bagi pasien, dan terutama dalam kasus ileus, dapat memperpanjang waktu dirawat di
RS.
Metabolik dan Neuroendokrin Meningkatnya tonus simpatis Stimulasi hipotalamus Meningkatnya katekolamin Terjadi seksresi hormon katabolik (cortisol, ADH, ACTH, ADH, GH,