BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang (K) dengan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium ditemukan sebagai senyawa dengan unsur lain yang ada di dalam air laut atau mineral lainnya. Kalium memiliki sifat teroksidasi sangat cepat dengan udara dan sangat reaktif terutama dalam air, dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan natrium. Sumber kalium terbesar terdapat dalam sayur-sayuran, buah-buahan terutama pisang dan avokado, serta beberapa kacang-kacangan. 1 Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca) dan natrium (Na), kalium berperan dalam transmisi saraf,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang (K) dengan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna
putih keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium
ditemukan sebagai senyawa dengan unsur lain yang ada di dalam air laut atau
mineral lainnya. Kalium memiliki sifat teroksidasi sangat cepat dengan udara dan
sangat reaktif terutama dalam air, dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip
dengan natrium. Sumber kalium terbesar terdapat dalam sayur-sayuran, buah-
buahan terutama pisang dan avokado, serta beberapa kacang-kacangan.1
Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga
keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama
dengan kalsium (Ca) dan natrium (Na), kalium berperan dalam transmisi saraf,
pengaturan enzim dan kontraksi otot. Ginjal adalah organ tubuh yang berperan
sebagai regulator utama bagi mineral kalium agar kadarnya tetap seimbang serta
mengontrol ekskresi dari kalium agar tidak berlebihan di dalam darah. Kadar
kalium yang tinggi dapat meningkatkan ekskresi dari natrium, sehingga dapat
menurunkan volume dan tekanan darah.1,5
Hiperkalemia, didefinisikan sebagai kondisi dimana kadar kalium serum
yang lebih besar dari 5,3 meq/L. Di Amerika Serikat, terutama pada pasien-pasien
yang dirawat inap, angka kejadian hiperkalemia berkisar antara 1-10%. Di
berbagai negara seperti Inggris, Australia, dan berbagai Negara di Asia, angka
kejadian hiperkalemia berkisar sekitar 10% dari populasi. Dua puluh delapan
persen pasien dengan tingkat kalium serum lebih besar dari 7 mEq / L meninggal,
dibandingkan dengan 9% dari mereka dengan tingkat kalium di bawah 6,5 mEq /
L. Dalam 7 dari 58 kematian, penyebab kematian secara langsung terkait dengan
hiperkalemia. Sebagian besar kasus yang mengakibatkan kematian yang rumit
oleh gagal ginjal.1,3
Hipokalemia (K serum < 3,5 mEq/L) merupakan salah satu kelainan
elektrolit yang ditemukan pada pasien rawat inap. Di Amerika, 20% dari pasien
rawat inap didapati mengalami hipokalemia, namun hipokalemia yang bermakna
klinik hanya terjadi pada 4-5% dari para pasien ini. Kekerapan pada pasien rawat-
jalan yang mendapat diuretik sebesar 40%. Walaupun kadar kalium dalam serum
hanya sebesar 2% dari kalium total tubuh dan pada banyak kasus tidak
mencerminkan kadar kalium tubuh; hipokalemia perlu dipahami karena semua
intervensi medis untuk mengatasi hipokalemia berpatokan pada kadar kalium
serum.3
Faktor risiko terjadinya hiperkalemia mencakup usia lanjut, adanya gagal
ginjal, diabetes mellitus, dan gagal jantung. Selain itu, satu laporan mengenai
peningkatan insiden hiperkalemia juga terjadi pada pasien dengan kanker dan
penyakit gastrointestinal. Penggunaan suplemen kalium dan potassium-sparing
diuretic, pada pasien dengan insufisiensi ginjal turut memberikan kontribusi
terhadap hiperkalemia di hampir satu setengah dari seluruh kasus hiperkalemia.2
konsentrasi kalium darah terlalu rendah, biasanya disebabkan oleh ginjal
yang tidak berfungsi secara normal atau terlalu banyak kalium yang hilang
melalui saluran pencernaan (karena diare, muntah, penggunaan obat pencahar
dalam waktu yang lama atau polip usus besar). Hipokalemia jarang disebabkan
oleh asupan yang kurang karena kalium banyak ditemukan dalam makanan sehari-
hari.2
1.2 Tujuan
1. Mengetahui gambaran klinis dan penatalaksanaan pada penderita dengan
kondisi hiperkalemia.
2. Mengetahui gambaran klinis dan penatalaksanaan pada penderita dengan
kondisi hipokalemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Distribusi Cairan Tubuh
Di dalam tubuh manusia, cairan akan terdistridusi ke dalam 2
kompartemen utama yaitu cairan intraselular (ICF) dan cairan ekstrasellular
(ECF). Cairan intraselular adalah cairan yang terdapat di dalam sel sedangkan
cairan ekstraselular adalah cairan yang terdapat di luar sel. Kedua kompartemen
ini dipisahkan oleh sel membran yang memiliki permeabilitas tertentu. Hampir
67% dari total air dalam tubuh (Body’s Water), terdapat di dalam cairan
intrasellular dan 33% sisanya akan berada pada cairan ekstrasellular. Air yang
berada di dalam cairan ekstrasellular ini kemudian akan terdistribusi kembali
kedalam 2 Sub-Kompartemen yaitu pada cairan interstisial (ISF) dan cairan
intravaskular (plasma darah). 75% dari air pada kompartemen cairan ekstraselular
ini akan terdapat pada sela-sela sel (cairan interstisial) dan 25%-nya akan berada
pada plasma darah (cairan intravaskular). Pendistribusian air di dalam 2
kompartemen utama (Cairan Intrasellular dan Cairan Ekstrasellular) ini sangat
bergantung pada jumlah elektrolit dan makromolekul yang terdapat dalam kedua
kompartemen tersebut. Karena sel membran yang memisahkan kedua
kompartemen ini memiliki permeabilitas yang berbeda untuk tiap zat, maka
konsentrasi larutan (osmolality) pada kedua kompartemen juga akan berbeda.2,5
2.2 Elektrolit
Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh akan berada dalam bentuk ion
bebas (free ions). Secara umum elektrolit dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis
yaitu kation dan anion. Jika elektrolit mempunyai muatan positif (+) maka
elektrolit tersebut disebut sebagai kation sedangkan jika elektrolit tersebut
mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut disebut sebagai anion.
Contoh dari kation adalah natrium (Na) dan nalium (K) & contoh dari anion
adalah klorida (Cl) dan bikarbonat (HCO). Elektrolit-elektrolit yang terdapat
dalam jumlah besar di dalam tubuh antara lain adalah natrium (Na), kalium (K),