Bahan Kontras Radiografi I. Definisi Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik. Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-x untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-x (bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-x (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas). Selain itu bahan kontras juga digunakan dalam pemeriksaan mri (magnetic resonance imaging). II. Sejarah Penggunaan media kontras pada pemerikasaan radiologi bermula dari percobaan tuffier pada tahun 1897, dimana dalam percobaannya ia memasukkan kawat kedalam ureter melalui keteter., sehingga terjadi bayangan ureter dalam radiograf. Percobaan selanjutnya yaitu dengan menggunakan kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari traktus urinarius. Kontras tersebut diantaranya : koloid perak,bismut,natrium iodida,perak iodida, stronsium klorida, dan sebagainya. Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkan karena menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan, terjadinya emboli, dan deposit perak dalam ginjal merupakan akibat sampingan yang tidak bisa dihindari.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Bahan Kontras Radiografi
I. Definisi
Bahan kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan
visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik.
Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-x untuk meningkatkan daya
attenuasi sinar-x (bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-x (bahan
kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas). Selain itu bahan kontras juga
digunakan dalam pemeriksaan mri (magnetic resonance imaging).
II. Sejarah
Penggunaan media kontras pada pemerikasaan radiologi bermula dari percobaan tuffier
pada tahun 1897, dimana dalam percobaannya ia memasukkan kawat kedalam ureter melalui
keteter., sehingga terjadi bayangan ureter dalam radiograf. Percobaan selanjutnya yaitu
dengan menggunakan kontras cair untuk menggambarkan anatomi dari traktus urinarius.
Kontras tersebut diantaranya : koloid perak,bismut,natrium iodida,perak iodida, stronsium
klorida, dan sebagainya. Berangsur-angsur metode tersebut mulai ditinggalkan karena
menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Infeksi, trauma jaringan, terjadinya emboli, dan
deposit perak dalam ginjal merupakan akibat sampingan yang tidak bisa dihindari.
Berpijak dari pengalaman-pengalaman terdahulu kemudian para ahli radiologi sepakat
untuk megadakan pembaharuan dalam pemakaian media kontras pada pemeriksaan radiologi.
Dan pada tahun 1928 seorang ahli urologi, dr.moses swick bekerjasama dengan
prof.lichtwitz,binz, rath, dan lichtenberg memperkenalkan penemuannya tentang media
kontras iodium water-soluble yang digunakan dalam pemeriksaan urografi secara intravena.
Media kotras yang berhasil disintesa, diantranya dalah :sodium iodopyridone-n-acetic acid
yang disebut urosectan-b (iopax), dan sodium oidomethamate yang disebut uroselectan-b
(neoiopax). Dari segi radiograf kedua macam media kotras tersebut memberikan hasil yang
memuaskan, namun dari pasiennya masih menimbulkan efek yang merugikan, yaitu : mual
dan muntah. Selanjutnya dr.swick dan kawan-kawan melanjutkan usahanya dengan
mengembangkan iodopyracet yang sementara waktu bisa menggantikan kedudukan neoiopax
dalam pemerikasaan urografi intra vena.
Mulai pertengahan tahun 1950 semua jenis media kontras untuk pemakaian secara
intravaskuler untuk pemakaian secara intravaskular mulai mengalami pergantian. Mulai
periode ini media kontras intravaskular menggunakan molekul asam benzoat sebagai bahan
dasarnya dengan mengikat tiga atom iodium. Dari hasil uji coba membuktikan bahwa media
kontras jenis ini memiliki kelebihan dibanding dengan jenis media kontras sebelumnya. Jenis
media kontras tersebut diantarannya ; acetrizoate dibuat tahun 1950, diatrizoate tahun 1954,
metrizoate tahun 1961, iothalamate tahun 1962, iodamide tahun 1965 dan ioxithalamate
tahun 1968. Akhirnya media kontras yang dapat pula digunakan secara intravaskular secara
kontinyu terus mengalami penyempurnaan.
Dari hasil penelitian membuktikan bahwa ionisitas dan osmolalitas merupakan kunci
utama terjadinya keracunan pada pasien. Kemudian mulai tahun 1969 dr.torsten almen
mengembangkan jenis media kontras non-ionik dengan osmolalitas yang cukup rendah.
Mula-mula ia mengadakan penelitian terhadap keluarga metrizamide yang sebelumnya
dipakai pada pemeriksaan mielografi. Dengan diciptakannya media kontras water soluble
untuk pemeriksaaan mielografi, penggunaan secara intravaskular mulai dipelajari. Hasil akhir
penelitian memberikan jalan yang terbaik untuk segala macam pemeriksaan radiologi yang
menggunakan media kontras iodium non-ionik water-soluble secara intravascular
III. Jenis media kontras
1. Media kontras positif ( opaque media)
Adalah media kontras yang mempunyai daya serap radiasi yang lebih tinggi dari
jaringan tubuh sehingga menampilkan gambar yang terang ( opaque ).
2. Media kontras negative ( lucent media )
Adalah media kontras yang mempunyai daya serap radiasi lebih rendah dari jaringan
tubuh sehingga menampilkan gambaran gelap ( lucent )
IV. Bahan dasar media kontras
1. Media kontras positif
a. Barium sulfat
Bahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk ini
dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat
campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran
pencernaan; biasanya ditelan atau diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan,
bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feces.
b. Bahan kontras iodium
Bahan kontras iodium bisa terikat pada senyawa organik (non-ionik) atau sebuah
senyawa ionic. Bahan-bahan ionic dibuat pertama kali dan masih banyak digunakan
dengan tergantung pada pemeriksaan yang dimaksudkan. Bahan-bahan ionic
memiliki profil efek samping yang lebih buruk.
Senyawa-senyawa organik memiliki efek samping yang lebih sedikit karena tidak
berdisosiasi dengan molekul-molekul komponen. Banyak dari efek samping yang
diakibatkan oleh larutan hyperosmolar yang diinjeksikan, yaitu zat-zat ini membawa
lebih banyak atom iodine per molekul. Semakin banyak iodine, maka daya attenuasi
sinar-x bertambah. Ada banyak molekul yang berbeda.
Media kontras yang berbasis iodium dapat larut dalam air dan tidak berbahaya
bagi tubuh. Bahan-bahan kontras ini banyak dijual sebagai larutan cair jernih yang
tidak berwarna. Konsentrasinya biasanya dinyatakan dalam mg i/ml. Bahan kontras
teriodinasi modern bisa digunakan hampir di semua bagian tubuh. Kebanyakan
diantaranya digunakan secara intravenous, tapi untuk berbagai tujuan juga bisa
digunakan secara intraarterial, intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally –
hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial.
1. Bentuk dan susunan kimia
Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, bentuk dan susunan kimia media
kontras iodium dapat dibedakan menjadi :
a. Sebelum tahun 1950
Pada periode ini semua media kontras iodium bersifat ionik, dimana dalam
susunan kimianya terdapat ikatan ion. Ion-ion penyusun media kontras
tersebut terdiri dari ; kation dan anion. Adapun contoh bentuk-bentuk media
kontras intravaskular yang disintesa sebelum tahun 1950 adalah sebagai
berikut :
b. Pertengahan tahun 1950
Mulai pertengahan tahun 1950 ditetapkan penggunaan bahan dasar molekul
benzoat yang setiap molekulnya mengikat tiga atom iodium. Pada tahap ini
perkembangan dibagi menjadi :
o Bahan kontras ionik
Ion-ion penyusun media kontras terdiri dari kation (ion bermuatan
positif) dan anion (ion bermuatan negatif). Kation terikat pada asam
radikal (-coo-) rantai c1 cincin benzena. Kation juga memberikan
karakteristik media kontras, dimana setiap jenis memberikan karakteristik
yang berbeda satu sama lain. Ada beberapa macam kation yang digunakan
dalam media kontras, di antaranya :
a. Sodium (natrium)
Sifat sodium dalam media kontras adalah menurunkan kekentalan
(viskositas), dan lebih sedikit menimbulkan reaksi anafilaksis karena
dapat mengurangi mnuculnya zat histamin yang mengakibatkan reaksi
alergis. Di lain pihak sodium bersifat lebih korosif terhadap sel
endotelium dan parenkim organ tertentu, sehingga lebih toksik dari
pada zat lain.
b. Meglumine ( nmg ; n-methylglucamine)
Meglumine memiliki sifat toksik yang lebih kecil dibanding
sodium, akan tetapi meglumine memberikan efek diuretik (mengurangi
konsentrasi iodium dalam urin). Pada jenis asam dan konsentrasi yang
sama meglumine lebih kecil menimbulkan kenaikan tekanan darah,
bradikardia, dan konvulsi dibanding sodium.
c. Ethanolamine
Zat ini memiliki sifat yang tidak dimiliki oleh sodium maupub
meglumine, yaitu tidak mempunyai sifat racun dan memiliki viskositas
yang rendah, tetapi zat ini menimbulkan vasodilatasi yang cukup kuat.
Selain bahan tersebut diatas kadang-kadang pula digunakan kation dari
calsium (ca) dan magnesium (mg).
Untuk memperoleh sifat media kontras yang dikehendaki pada pemeriksann radiologi
tertentu biasanya dilakukan penggabungan antara beberapa jenis kation dalam satu jenis
media kontras.
1. Bahan kontras ionik monomer
Bahan kontras ionik manomer merupakan bentuk bahan kontras ionik yang memiliki satu