Top Banner
HAND, FOOT, AND MOUTH DISEASE Rezky Oktarianti Syahputri, S.Ked Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2013 PENDAHULUAN Hand, foot, and mouth disease (HFMD) merupakan suatu penyakit infeksi virus akut yang bersifat self-limiting disease yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak, yang ditandai dengan adanya vesikel pada telapak tangan, telapak kaki, dan mukosa oral. 1 Hand, foot, and mouth disease pertama kali dilaporkan terjadi di New Zealand tahun 1957 dan penyebab tersering disebabkan oleh coxsackievirus A16 (CVA 16) dan human enterovirus 71 (HEV71). 2 Hand, foot, and mouth disease merupakan infeksi enteroviral yang mudah menular terutama pada anak- anak. 3 Hand, foot, and mouth disease biasanya lebih sering menyerang anak-anak usia 2 sampai 10 tahun, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa. 4 Distribusi penyebaran penyakit ini terjadi di seluruh belahan dunia dan sering menimbulkan wabah. Hand, foot, and mouth disease lebih sering terjadi di musim panas dan gugur sedangkan pada daerah tropis terjadi sepanjang tahun. 5 Berdasarkan data dari CDC pada tahun 1997-1998 dilaporkan wabah terbesar yang terjadi 1
23

Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

Jan 02, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

HAND, FOOT, AND MOUTH DISEASE

Rezky Oktarianti Syahputri, S.Ked

Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang 2013

PENDAHULUAN

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) merupakan suatu penyakit infeksi

virus akut yang bersifat self-limiting disease yang sering terjadi pada bayi dan

anak-anak, yang ditandai dengan adanya vesikel pada telapak tangan, telapak

kaki, dan mukosa oral.1 Hand, foot, and mouth disease pertama kali dilaporkan

terjadi di New Zealand tahun 1957 dan penyebab tersering disebabkan oleh

coxsackievirus A16 (CVA 16) dan human enterovirus 71 (HEV71).2

Hand, foot, and mouth disease merupakan infeksi enteroviral yang

mudah menular terutama pada anak-anak.3 Hand, foot, and mouth disease

biasanya lebih sering menyerang anak-anak usia 2 sampai 10 tahun, tapi dapat

juga terjadi pada orang dewasa.4

Distribusi penyebaran penyakit ini terjadi di seluruh belahan dunia dan

sering menimbulkan wabah. Hand, foot, and mouth disease lebih sering terjadi di

musim panas dan gugur sedangkan pada daerah tropis terjadi sepanjang tahun.5

Berdasarkan data dari CDC pada tahun 1997-1998 dilaporkan wabah terbesar

yang terjadi akibat hand, foot, and mouth disease yaitu terjadi di kawasan Asia

Timur dan Asia Tenggara.6 Sejak tahun 1997, wabah besar hand, foot, and mouth

disease dengan komplikasi neurologi yang berat dan tingkat keparahan kasus

dilaporkan terjadi di Malaysia, Taiwan, Singapura, Jepang, dan berbagai negara

Asia Pasifik lainnya.1 Di Indonesia pernah dilaporkan kejadian luar biasa hand,

foot, and mouth disease yaitu di Batam 7 kasus (2000), RSCM 1 kasus (2000),

RS Pondok Indah 5 kasus (2000), RS Siloam 3 kasus (2000), Bojonegoro 14

kasus (2001) dan Surakarta 57 kasus (2001).7 Hand, foot, and mouth disease

masih menjadi masalah kesehatan yang penting di Singapura dengan angka

kejadian per 100.000 populasi meningkat dari 125,5 pada tahun 2001 menjadi

435,9 pada tahun 2007.8 Pada tahun 2011 dilaporkan terjadi wabah hand, foot, and

1

Page 2: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

mouth disease di Basque, Spanyol yaitu sebanyak 4.540 anak usia kurang dari 14

tahun terkena infeksi hand, foot, and mouth disease.9

Infeksi hand, foot, and mouth disease dimulai dengan adanya demam dan

sakit tenggorokan lalu timbul lesi di mukosa oral dan lesi kutaneus berupa makula

dan vesikel.5 Penyakit ini merupakan salah satu infeksi virus yang beberapa kasus

dapat sembuh sendiri dalam waktu tujuh sampai sepuluh hari.10

Tujuan penulisan refrat ini untuk menguraikan mengenai etiologi,

patogenesis, manifestasi klinik, diagnosis banding, penegakkan diagnosis,

penatalaksanaan, komplikasi dan prognosis hand, foot, and mouth disease untuk

membantu menentukan diagnosis dan memberikan tatalaksana yang baik dan

tepat.

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

HFMD adalah penyakit yang disebabkan oleh enterovirus non polio

seperti coxsackievirus A5, A7, A9, A10, A16, B1, B2, B3, B5, echovirus, dan

enterovirus lainnya. Penyebab tersering dari penyakit ini adalah virus

coxsackievirus A-16 dan enterovirus 71.5 Enterovirus termasuk dalam famili

Pikornaviridae yang artinya virus RNA yang kecil. Subkelompok enterovirus

yaitu coxsackievirus, ekovirus, dan poliovirus. Penamaan Coxsakie karena

sewaktu ditemukan, virus ini berasal dari sampel tinja yang normal dari orang di

daerah Coxsakie, New York. Coxsakievirus termasuk virus kecil tanpa envelope

dengan single stranded, panjangnya 7400 nukleotida.11,12

Infeksi Coxsackievirus merupakan infeksi yang sangat

menular. Masa inkubasi enterovirus dan coxsackievirus rata-rata

3-6 hari. Transmisi terjadi melalui kontak langsung melalui

droplet, sekresi oral atau feses dalam rute fekal-oral atau oral-

oral. Implantasi enterovirus terjadi pada faring dan saluran cerna

bagian bawah. Enterovirus menginvasi dan membelah diri

(replikasi) pada saluran cerna. Dalam 24 jam infeksi menyebar

ke nodus limfa regional. Pada sekitar hari ke 3 terjadi viremia

minor yang melibatkan banyak tempat-tempat sekunder.

2

Page 3: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

Multiplikasi virus di tempat ini terjadi bersama dengan mulainya

gejala klinis. Penyakit dapat bervariasi dari ringan ke infeksi yang

mematikan. Viremia mayor terjadi selama periode multiplikasi

pada tempat-tempat sekunder, biasanya berakhir pada hari ke 3-

7 infeksi.11 Selama 7 hari, kadar neutralizing antibody akan

meningkat dan virus akan dieliminasi dari tubuh.10

MANIFESTASI KLINIS

Setelah masa inkubasi penyakit HFMD yaitu sekitar 3 sampai 6 hari

timbul gejala prodromal selama 12 sampai 24 jam berupa demam yang tidak

terlalu tinggi, malaise, dan nyeri abdominal atau gejala respiratorik lainnya.5 Dua

puluh lima persen pasien dapat mengalami limfadenopati submandibular dan atau

servikal.3

Gejala klinis ditandai dengan adanya ulserasi berupa lesi di sekitar mulut

yang sangat pedih sehingga menyebabkan anak tidak mau makan. Lesi di mulut

berupa makula yang dapat berkembang menjadi vesikel, dengan daerah tersering

3

Gambar 1. Patogenesis infeksi enterovirus11

Page 4: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

timbul yaitu di palatum, lidah, serta mukosa pipi (buccal). Lesi mukokutaneus

yang terjadi berupa timbul makula sampai papula yang berkembang cepat menjadi

vesikel dengan dikelilingi dasar yang kemerahan (eritem). Vesikel cepat

mengalami erosi yang dikelilingi halo yang kemerahan. Lesi sembuh tanpa

meninggalkan jaringan parut.5

FASE ERUPSI

Lesi pada mulut terjadi pada sekitar 90% kasus yang merupakan tanda

khusus penyakit ini. Sekitar sepuluh atau lebih Aphtae-like erosi dapat terlihat di

kavitas oral. Lesi kutaneus pada dua pertiga pasien terlihat kurang dari 24 jam

setelah enanthem. Lesi berukuran 3-7 mm, timbul makula yang cepat berubah

warna menjadi kepucatan dan timbul vesikel. Vesikel timbul di telapak tangan,

kaki, bagian dorsal jari dan ibu kaki, dan dapat menyebar ke wajah, pantat, dan

tungkai. Gejala ini dapat hilang kisaran 7 hari, biasanya tanpa meninggalkan

jaringan parut atau krusta.3

4

Gambar 2. Vesikel dan eritem pada lidah pasien HFMD5

Page 5: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

Lesi kutaneus perifer terjadi pada sekitar dua per tiga kasus dan timbul

segera setelah timbul lesi oral. Lesi paling sering timbul pada telapak tangan,

telapak kaki, bokong, genitalia eksterna, muka, dan kaki. Lesi ini berkembang

sama seperti lesi oral yaitu dimulai timbulnya makula merah yang berkembang

cepat menjadi vesikel berbentuk oval, elips (berbentuk seperti bola kaki). Setelah

vesikel pecah dan membentuk krusta, lesi akan sembuh dalam waktu 7 sampai 10

hari.5

5

Gambar 4. Vesikel pada telapak tangan pasien HFMD13

Gambar 3. Ulserasi pada lidah yang merupakan salah satu lesi oral HFMD5

Gambar 5. Vesikel “football-shaped” pada telapak kaki penderita HFMD5

Page 6: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Secara umum, tidak ada pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan untuk

HFMD. Jumlah leukosit berjumlah 4000-16000/μL, terkadang dapat

terjadi limfositosis.10 Jika dicurigai terjadi suatu epidemi atau wabah, dapat

dilakukan biakan dari feses atau dahak.5 Isolasi virus dilakukan dengan

menggunakan apusan dari cairan vesikel atau dari spesimen

feses dan kemudian dilakukan biakan. Neutralizing antibodies

menghilang secara cepat tapi dapat terdeteksi hanya pada fase

akut. Kadar yang tinggi dari antibodi komplemen dapat muncul

pada fase konvalesen. Beberapa penelitian menunjukkan

kegunaan pemeriksaan molekuler menggunakan Polymerase

Chain Reaction untuk mendiagnosis secara tepat dan spesifik

untuk membedakan penyebab HFMD apakah coxsackievirus A16

atau enterovirus 71.10

Pemeriksaan laboratorium yang lain yang dapat dilakukan berupa

pemeriksaan histopatologi, serologi, tes Tzank, dan biakan virus.14 Hal ini sangat

membantu evaluasi secara retrospektif dari seroprevalens penyakit ini di dalam

suatu komunitas.2

Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan adanya degenerasi retikular

epidermis yang menyebabkan terjadinya vesikel intraepidermal yang berisi

netrofil, sel mononuklear, dan eosinofilik. Pemeriksaan serologi dilakukan untuk

mendeteksi adanya neutralizing antibodies. Pada fase akut, neutralizing antibodies

dapat terdeteksi tapi menghilang secara cepat. Pada fase konvalesens, terdapat

peningkatan titer komplemen-antibodi. Pada pemeriksaan Tzank tidak ditemukan

multinucleated giant cell dan inclusion bodies. Biakan virus dilakukan dengan

mengisolasi virus di vesikel, dahak, ataupun feses.14 Feses, dahak, cairan vesikel

dapat digunakan sebagai bahan biakan. Feses dianggap sebagai sampel yang

paling tepat karena kemampuannya untuk menjaga virus untuk tetap hidup dalam

waktu yang lebih lama. Biakan organisme ini memungkinkan identifikasi

6

Page 7: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

spesifikasi virus melalui observasi efek cytopathic dalam sel atau pembentuk plak

pada sel monolayer (plaque assay).14

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding untuk HFMD yang paling mendekati yaitu Herpangina.

Penyakit lain yang dapat dipertimbangkan sebagai diagnosis banding diantaranya

yaitu varisela, stomatitis Aphthous, erupsi obat, dan eritema multiform.5

Diagnosis Banding Hand, Foot, and Mouth Disease

Paling mendekati : Herpangina

Dipertimbangkan : Varisela Stomatitis Aphthous Erupsi obat Eritema multiform

Ragu-ragu : Herpes gingivostomatitis

KOMPLIKASI

Pasien jarang mengalami komplikasi akibat HFMD. Salah satu komplikasi

yang sangat jarang terjadi yaitu eczema coxsackium yang terjadi pada seseorang

dengan riwayat eksim sebelumnya. Dehidrasi juga dapat terjadi pada penderita

HFMD. Salah satu komplikasi yang cukup serius yang diakibatkan virus

enterovirus 71 yaitu meningitis aseptik. Penderita meningitis aseptik sangat

jarang dapat bertahan hidup. Epidemi HFMD yang diakibatkan enterovirus 71

7

Tabel 1. Diagnosis Banding HFMD5

Page 8: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

menyebabkan komplikasi kasus yang berat diantaranya ensefalitis,

ensefalomielitis, polio-like syndrome, miokarditis, edema paru, perdarahan paru,

dan kematian. Didapatkan hasil bahwa komplikasi yang cukup serius lebih sedikit

terjadi pada kasus yang berhubungan dengan coxsackievirus A16 dibandingkan

akibat enterovirus 71.5

TATALAKSANA

HFMD ini merupakan suatu penyakit yang bersifat self-limiting disease

yang dapat sembuh dalam waktu 7-10 hari. Pengobatan yang dilakukan bersifat

simptomatik. Tetapi pada kasus yang berat dengan penyebab HFMD yaitu

enterovirus 71 dapat diberikan terapi.

a. Tatalaksana umum

Tatalaksana umum meliputi edukasi untuk mencegah penularan dan

penyebaran virus yaitu edukasi bahwa virus yang menyebabkan HFMD tetap

ada di feses pasien selama satu bulan. Edukasi pentingnya teknik mencuci

tangan yang baik dan benar untuk mengurangi potensi penyebaran penyakit.

Edukasi untuk tidak memecahkan lepuhan atau bintil untuk mengurangi

penyebaran virus. Anjurkan pasien untuk lebih sering minum untuk mencegah

dehidrasi. Ganti diet menjadi makanan lunak seperti sop jika terjadi lesi di

mulut. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat di rumah sampai keadaan umum

pasien membaik dan seluruh lesi pecah dan kering untuk mempercepat proses

penyembuhan HFMD yang bersifat self limiting disease.15

b. Tatalaksana khusus

Tatalaksana khusus meliputi topikal dan sistemik. Tatalaksana topikal

diantaranya yaitu dengan pemberian obat topikal anestesi pada lesi sebelum

makan berupa larutan dyclonine hydrochlorida 0,5% atau gel lidokain untuk

mengurangi rasa tidak nyaman pada lesi di mulut saat penderita makan.

Tatalaksana sistemik diantaranya berupa terapi simptomatik yaitu pemberian

antipiretik untuk mengatasi demam dan analgesik untuk mengatasi arthralgia.14

8

Page 9: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

Pada penderita HFMD yang tidak mau minum, dapat diberikan terapi cairan

secara intravena untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan syok.13 Terapi awal

dengan penggunaan milrinone yaitu cyclic phosphodiesterase-inhibitor juga

berpotensi untuk mengurangi angka kematian dari penyakit yang memiliki

komplikasi berat yang disebabkan enterovirus 71. Pemberian IgG secara

intravena di China pada tahun 2000 juga menghasilkan angka keberhasilan

penyembuhan infeksi enterovirus 71 pada kasus yang parah.5,13

PENCEGAHAN

Pencegahan dengan menggunakan vaksin untuk kasus HFMD terutama

dengan penyebab enterovirus 71 sedang dikembangkan.5 Seseorang dapat

mengurangi risiko penularan HFMD yaitu dengan :

1. Teknik mencuci tangan yang baik dengan menggunakan sabun dan air terutama

setelah mengganti popok bayi atau setelah keluar dari toilet

2. Bersihkan dengan menggunakan disinfektan benda-benda yang kotor seperti

mainan anak-anak. Pertama, cuci benda tersebut dengan air dan sabun, lalu

disinfeksi dengan menggunakan larutan klorin.

3. Mencegah kontak seperti mencium, memeluk, atau menggunakan bersama

peralatan makanan dengan penderita HFMD.16

PROGNOSIS

HFMD merupakan penyakit yang bersifat self-limited disease yang

sembuh dalam kisaran 7-10 hari dan prognosisnya baik, tapi pada beberapa pasien

tertentu seperti pengguna imunosupresan atau neonatus, infeksi dapat berkembang

menjadi komplikasi yang mengancam jiwa.17 Tetapi beberapa kasus dilaporkan

mengalami demam yang lama, keluhan sistemik, diare, dan nyeri sendi.5

RINGKASAN

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) merupakan suatu penyakit infeksi

virus akut yang bersifat self-limiting disease yang sering terjadi pada bayi dan

anak-anak, yang ditandai dengan adanya vesikel pada telapak tangan, telapak

kaki, dan mukosa oral. Distribusi penyebaran penyakit ini terjadi di seluruh

9

Page 10: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

belahan dunia dan sering menimbulkan outbreak (wabah). Penyebab tersering

disebabkan oleh coxsackievirus A16 (CVA 16) dan human enterovirus 71

(HEV71). Transmisi terjadi melalui kontak langsung melalui

droplet, sekresi oral atau feses dalam rute fekal-oral atau oral-

oral. Gejala klinis ditandai dengan adanya ulserasi berupa lesi di sekitar mulut

serta lesi mukokutaneus lainnya yang timbul di telapak tangan dan telapak kaki

terutama pada bagian jari-jari dan ibu jari. Lesi mukokutaneus yang terjadi berupa

timbul makula sampai papula yang berkembang cepat menjadi vesikel dengan

dikelilingi dasar yang kemerahan (eritem). Pemeriksaan penunjang lain yang dapat

dilakukan berupa pemeriksaan histopatologi, serologi, tes Tzank, dan biakan

virus. Pasien jarang mengalami komplikasi akibat HFMD. Salah satu komplikasi

yang cukup serius yang diakibatkan enterovirus 71 yaitu meningitis aseptik.

HFMD ini merupakan suatu penyakit yang bersifat self-limiting disease

yang dapat sembuh dalam waktu 7-10 hari dan prognosisnya baik, tapi pada

beberapa pasien tertentu seperti pengguna imunosupresan atau neonatus, infeksi

dapat berkembang menjadi komplikasi yang mengancam jiwa. Tatalaksana umum

meliputi edukasi untuk mencegah penularan dan penyebaran virus. Tatalaksana

khusus meliputi topikal dan sistemik yang bersifat simptomatis diantaranya

pemberian anestesi topikal dyclonine hidrochlorida 0,05% untuk mengurangi rasa

tidak nyaman di mulut, pemberian antipiretik untuk mengurangi demam, dan

analgetik untuk meredakan nyeri. Terapi awal yang juga berpotensi untuk

mengurangi angka kematian dari penyakit yang memiliki komplikasi berat yang

disebabkan enterovirus 71 diantaranya pemberian milrinone serta IgG intravena.

10

Page 11: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

DAFTAR PUSTAKA

1. Han JF et al. Antibody Dependent Enhancement Infection of Enterovirus 71

in vitro and in vivo. Virology Journal 2011; 8: 106

2. Sarma N. Hand, foot, and mouth disease: Current scenario and Indian

Perspective. Indian J Dermatol Venereol Leprol 2013; 79: 165-75

3. Habif TP. Clinical Dermatology 5th Ed. Edinburg: Mosby; 2009

4. James WD, Timothy GB, Dirk ME. Andrew’s Diseases of  The Skin

Clinical Dermatology. 11th Ed. Canada: Elsevier Saunders; 2010. p.398

5. Ahmed AM et al. Viral Disease. In: Wolff K, et al. Fitzpatrick’s Dermatology

in General Medicine. 8th Ed. New York: The McGraw Hills, Inc.; 2012. p.

2360-62

6. Centers for Disease Control and Prevention. Hand, Foot, and Mouth Disease :

Outbreak. Available from: http://www.cdc.gov [Last accessed on 2013 May

26]

7. Nadhirin H. Informasi Penyakit Mulut, Kaki dan Tangan (PMKT) :

Pengamatan Epidemiologi Penyakit. Ditjen PPM PL: Jakarta; 2001.

http://www.annsilva.wordpress.com/2009/12/12/hand-foot-and-mouth disease

[Diakses 25 Mei 2013]

8. Ang LW et al. Epidemiology and control of hand, foot and mouth disease in

Singapore, 2001-2007. Ann Acad Med Singapore 2009; 38: 106-12

9. Montez M et al. Hand, Foot, and Mouth Disease Outbreak and

Coxsackievirus A6, Northern Spain 2011. Emerg Infect Dis. 2013 April; 19

(4): 676–678

11

Page 12: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

10. Thomas J. Hand-foot-and-mouth disease – An Overview. e-Journal of the

Indian Society of Teledermatolog. 2009; 3 (4) : p. 1-4

11. Morag A, Pearay LO. Enterovirus. In : Behrman RE, Kliegman, Arvin,

editors. Nelson Textbook of Pediatrics. Vol.2. Terjemahan Oleh : Wahab AS.

Jakarta: EGC; 2000. p. 1077-78

12. Mancini AJ, Ayelet SA. Other Viral Diseases. In: Bolognia JL et al, editors.

Dermatology. 3rd Ed. Edinburgh: Elsevier Saunders; 2012. p. 1345-48

13. Starling JC. Virus Infection. In: Burn T et al, editors. Rook’s Textbook of

Dermatology. 8th Ed. Massachusetts: Blackwell Publishing; 2010. p. 25.72-3

14. Wolff K, Richard AJ. Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical

Dermatology. 6th Ed. New York: The McGraw Hills, Inc.; 2009. p. 803-4

15. Health Promotion Board. Hand, Foot, and Mouth Disease. (Available from :

http://www.hpb.gov.sg, Access : May 26th 2013)

16. Centers for Disease Control and Prevention. Hand, Foot, and Mouth Disease :

Prevention and Treatment. Available from: http://www.cdc.gov [Last

accessed 2013 May 26]

17. Ooi, MH et al. Clinical Features, Diagnosis, and Management of Enterovirus

71. Lancet Neurology 2010; 9: 1097-1105

12

Page 13: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

DISKUSI REFERAT

1. Seberapa pentingnya dan sejauh mana pemeriksaan pemeriksaan

penunjang seperti histopatologi, serologi, tes Tzank, dan biakan virus

dilakukan pada kasus hand, foot, and mouth disease yang bersifat self-

limiting disease ?

Secara umum, pemeriksaan penunjang jarang sekali dilakukan. Jika dicurigai

terjadinya suatu epidemi atau wabah, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang

seperti biakan dari feses atau dahak, pemeriksaan histopatologi, serologi, dan

tes Tzank. Konfirmasi laboratorium melalui pemeriksaan penunjang ini sangat

membantu evaluasi secara retrospektif dari seroprevalens penyakit ini di dalam

suatu komunitas.

(Sumber : Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 8th Edition p. 2360

& Hand, foot, and mouth disease: Current scenario and Indian perspective.

Indian J Dermatol Venereol Leprol 2013; 79: 170)

2. Bagaimana cara penegakan diagnosis hand, foot, and mouth disease ?

Penegakan diagnosis hand, foot, and mouth disease :

a. Anamnesis

Dari identifikasi diketahui umur pasien berkisar 2-10 tahun.

13

Page 14: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

Didapatkan keluhan utama berupa bintil dan lepuh di telapak tangan, telapak

kaki, dan mulut.

Keluhan tambahan berupa demam yang tidak terlalu tinggi, lemas, nyeri

abdominal, gejala respiratorik lain, anak tidak mau makan.

b. Pemeriksaan fisik

Keadaan spesifik didapatkan adanya pembesaran kelenjar limfa yaitu

limfadenopati submandibular atau servikal.

Berdasarkan status dermatologikus didapatkan pada regio oralis didapatkan

effloresensi berupa makula dan vesikel dengan daerah tersering timbul yaitu

di palatum, lidah, dan mukosa buccal. Pada regio plantar et palmar

didapatkan effloresensi berupa makula eritem, vesikel berbentuk football-

shaped, dan krusta.

c. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang jarang dilakukan, kecuali jika terjadi suatu wabah

atau epidemi di suatu daerah. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan

yaitu :

- Pemeriksaan histopatologi

Didapatkan adanya degenerasi retikular epidermis yang menyebabkan

tejadinya vesikel intraepidermal yang berisi netrofil, sel mononuklear,

dan eosinofilik.

- Pemeriksaan serologi

Untuk mendeteksi adanya peningkatan neutralizing antibodies pada fase

akut.

- Tes Tzank

Pada tes Tzank tidak ditemukan adanya multinucleated giant cells dan

inclusion bodies.

- Biakan virus

Untuk identifikasi spesifikasi virus.

(Sumber : Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 8th Edition p. 2360

Hand, foot, and mouth disease: Current scenario and Indian perspective. Indian

14

Page 15: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

J Dermatol Venereol Leprol 2013; 79: 170, Andrew’s Disease of The Skin

Clinical Dermatology 11th Edition p. 398, & Fitzpatrick’s Color Atlas and

Synopsis of Clinical Dermatology 6th Edition p. 804)

3. Bagaimana cara membedakan hand, foot, and mouth disease dengan

diagnosis banding yang paling mendekati yaitu herpangina?

Hand, foot, and mouth

diseaseHerpangina

Usia < 10 tahun < 5 tahun

Gejala prodromal

Demam, malaise, nyeri

abdomen, gejala

respiratorik lain

Demam, malaise,

sakit kepala,

anoreksia, disfagia,

radang tenggorokan

Morfologi lesi Vesikulopustul

Papul berwarna abu-

abu sampai putih dan

vesikel (gray-white

papule and vesicle)

Distribusi

Oral (mulut), telapak

tangan, telapak kaki,

bokong

Posterior orofaring,

palatum, uvula, tonsil

Gejala klinis tambahan /

penyertaLimfadenopati Kaku kuduk

Pemeriksaan penunjang Jarang dilakukan Jarang dilakukan

Pengobatan Self limiting disease.

Terapi simptomatik.

Kasus berat HFMD

e.c. Enterovirus 71

Self limiting disease.

Terapi simptomatik.

15

Page 16: Referat Hand, Foot, and Mouth Disease

diberikan Milrinone

dan human IgG

Masa penyembuhan 7-10 hari 4-6 hari

(Sumber : Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 8th Edition p. 2360

Hand, foot, and mouth disease: Current scenario and Indian perspective. Indian

J Dermatol Venereol Leprol 2013; 79: 170, Andrew’s Disease of The Skin

Clinical Dermatology 11th Edition p. 398, & Fitzpatrick’s Color Atlas and

Synopsis of Clinical Dermatology 6th Edition p. 804)

16