Top Banner
A. Pembe dahan pada Pasien Diabetes Melitus Diabetes mellitus merupakan kelainan yang ditandai oleh kenaikan kadar glu kos a dal am darah atau hip erg likemia. Glukosa seca ra nor mal ber sirk ula si dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi (Brunner & Suddart h !""!#. Men urut  American Diabetes  Association (ADA# !"$ " dia betes mel itus (DM# mer upa kan sua tu kel omp ok  penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin kerja insulin atau kedua%duanya. Diabetes Melitus tipe ! atau dik ena l juga den gan sebuta n on 'ns uli n Depend ent Dia bet es Mel litu s ('DDM# adalah kondisi hiperglikemia kronis yang disebabkan karena kegagalan relati sel ) pankreas dan resistensi insulin (Perkeni !"$$#. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus Diagnosis (based on blood glucose level) *asting $!+ mg,d- (." mmol,-#  Gl ucose tolerance test !"" mg,d- ($ $. $ mmol ,-# Classification /y pe ' Absolute insu lin deic iency secondary to immune%media ted or  idiopathic  /y pe '' Adult ons et secondary to resistance,r elat i0 e de icienc y  /y pe ''' Speci i c ty pes o di abete s mell it us secondary to geneti c de e cts  /y pe '1 Gestational Pada orang de2asa normal produksi insulin sekitar 3" unit per hari dari sel beta lengerhans pancreas. 4umlah sekresi insulin terutama tergantung kadar gluk osa didal am plasma . 'nsuli n merup akan hormon anabo lik palin g penti ng yang mempunyai eek metabolik yang banyak meliputi peningkatan glukosa dan  potassium memasuki adiposa dan sel otot5 meningkatan glikogen protein dan sintesis asam lemak dan penurunan glikogenolisis glukoneogenesis ketogenesis lipolisis dan katabolisme prote in (McAnulty !""" #. Dal am pro ses ope rasi kon dis i hip erg likemi mer upa kan aktor risi ko  penyebab terjadinya sepsis pasca%operati disungsi endotel iskemik cerebral dan
14

referat geriatri & DM_dt.docx

Jul 05, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 1/14

A. Pembedahan pada Pasien Diabetes Melitus

Diabetes mellitus merupakan kelainan yang ditandai oleh kenaikan kadar 

glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasidalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang

dikonsumsi (Brunner & Suddarth !""!#. Menurut  American Diabetes

 Association (ADA# !"$" diabetes melitus (DM# merupakan suatu kelompok 

 penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

kelainan sekresi insulin kerja insulin atau kedua%duanya. Diabetes Melitus tipe !

atau dikenal juga dengan sebutan on 'nsulin Dependent Diabetes Mellitus

('DDM# adalah kondisi hiperglikemia kronis yang disebabkan karena kegagalan

relati sel ) pankreas dan resistensi insulin (Perkeni !"$$#.

Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus

Diagnosis (based on blood glucose level)

*asting $!+ mg,d- (." mmol,-#

  Glucose tolerance test !"" mg,d- ($$.$ mmol,-#

Classification

/ype ' Absolute insulin deiciency secondary to immune%mediated or 

idiopathic

  /ype '' Adult onset secondary to resistance,relati0e deiciency

  /ype ''' Speciic types o diabetes mellitus secondary to genetic deects

  /ype '1 Gestational

Pada orang de2asa normal produksi insulin sekitar 3" unit per hari dari

sel beta lengerhans pancreas. 4umlah sekresi insulin terutama tergantung kadar 

glukosa didalam plasma. 'nsulin merupakan hormon anabolik paling penting

yang mempunyai eek metabolik yang banyak meliputi peningkatan glukosa dan

 potassium memasuki adiposa dan sel otot5 meningkatan glikogen protein dan

sintesis asam lemak dan penurunan glikogenolisis glukoneogenesis ketogenesis

lipolisis dan katabolisme protein (McAnulty !"""#.

Dalam proses operasi kondisi hiperglikemi merupakan aktor risiko

 penyebab terjadinya sepsis pasca%operati disungsi endotel iskemik cerebral dan

Page 2: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 2/14

 penyembuhan luka yang lama. Selain itu respon stres juga dapat mengakibatkan

ketosidosis diabetik atau sindrom hiperglikemik hiperosmolar selama operasi

 berlangsung maupun setelah operasi. Monitoring kadar gula sebelum operasi

merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya potensi neuroglikemik. 6adar 

gula darah yang tidak terkontrol banyak menyebabkan komplikasi dalam sistem

syara termasuk somnolen tidak sadar kejang dan kematian. Beberapa studi

menyebutkan bah2a terjadinya hipoglikemi meningkatkan morbiditas dan

motalitas serta pera2atan post%operati yang lama di '78 (Sudhakaran !"$3#.

Penelitian menunjukkan bah2a pembedahan pada pasien diabetes dapat

meningkatkan mortalitas sampai $" kali yang disebabkan oleh (McAnulty !"""#9

$. Sepsis

!. europati autonomik 

:. 6omplikasi aterosklerosis (penyakit arteri koroner stroke penyakit

 pembuluh darah perier 

;. 6etoasidosis dan koma hiperglikemik hiperosmolar 

/rauma yang berkaitan dengan proses operasi meningkatkan produksi

hormon stres. Secara spesiik peningkatan kadar kortisol dan katekolamin

mengurangi sensitiitas insulin sementara itu semakin tingginya aktiitas simpatis

semakin mengurangi sekresi insulin yang secara simultan meningkatkan  growth

hormone dan sekresi glukagon. Perubahan dalam pola metabolik normal selama

 proses operati mendorong terjadinya glukoneogenesis glikogenolisis proteolisis

lipoolisis dan ketogenesisyang semakin membuat kondisi hiperglikemi dan

ketosis (Sudhakaran !"$3#.

/erdapat sejumlah obat anastesi yang memiliki eek pada kontrol kadar 

glukosa. 6ebanyakan agen induksi intra0ena ( '1 # memiliki eek yang relati 

aman pada kadar glukosa darah kecuali etomidate. <tomidate diketahui dapat

sedikit menyebabkan hipotensi selama induksi dan umumnya sedikit

mengakibatkan eek%hango0er pada masa pemulihan. Beberapa penelitian

Page 3: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 3/14

menyebutkan mekanisme etomidate menunjukkan penekanan ungsi

adrenokortikal dimediasi dengan cara menghalangi akti0itas $$%beta%=idroksilase

dan akhirnya menyebabkan penurunan steroidogenesis. Selain etomidate

 penggunan ben>odia>epin dosis tinggi selama operasi dapat menurunkan sekresi

A7/=. Ben>odia>epin juga merangsang pelepasan hormon pertumbuhan dan

mengurangi stimulasi simpatis. Studi in 0itro mengungkapkan bah2a agen

anestesi 0olatil seperti halotan dan isolurane menghambat produksi insulin

normal pada dasarnya dapat menimbulkan respon hiperglikemik (Sudhakaran

!"$3#.

<ther dapat meningkatkan kadar gula darah menoegah eek insulin untuk 

transport glukosa menyeberang membran sel dan secara tak langsung melalui

 peningkatan aktiitas simpatis sehingga meningkatkan glikogenolisis di hati.

Menurut Greene penggunaan halotan pada pasien cukup memuaskan karena

kurang pengaruhnya terhadap peningkatan hormon5 pertumbuhan peningkatan

kadar gula atau penurunan kadar insulin. Penelitian in0itro halotan dapat

menghambat pelepasan insulin dalam merespon hiperglikemia tetapi tidak 

sama pengaruhnya terhadap le0el insulin selama anestesi. Sedangkan enluran dan

isoluran tak nyata pengaruhnya terhadap kadar gula darah (McAnulty !"""5

Mattes $??@#.

Sumber 9 Sudhakaran !"$3

Page 4: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 4/14

Secara umum respon terhadap agen penghambat neuromuscular normal

 pada pasien diabetes namun pada pasien dengan neuropati abnormalitas mungkin

terjadi. Secara keseluruhan pemilihan agen neuromuscular blocking didasarkan

 pada ungsi ginjal sementara pilihan anestesi akan die0aluasi sesuai tingkatan

 berbagai penyakit sistemik seperti diabetes hipertensi dan penyakit arteri

koroner. Manajemen kadar glukosa perioperati memiliki beberapa tujuan yaitu

(Sudhakaran !"$3#9

a. Pengurangan morbiditas dan mortaitas pasien secara keseluruhan

 b. Menghindari hiperglikemia berat atau hipoglikemia

c. Pemeliharaan elektrolit isiologis dan keseimbangan cairan

d. Pencegahan ketoasidosis

e. Pembentukan target kadar glukosa kurang dari $@"mg , d- pada pasien

kritis dan kurang dari $;"mg , d- pada pasien stabil.

B. Pertimbangan Anestesi

1. Preoperative

/erdapat dua prinsip yang harus diingat pada saat melakukan

e0aluasi pre%operati pasien geriatri (6umra !""@#9

$. Pasien harus selalu dianggap mempunyai risiko tinggi menderita penyakit

yang berhubungan dengan penuaan. Penyakit yang biasa terjadi pada

 pasien dengan usia lanjut mempunyai pengaruh yang besar terhadap

 penanganan anestesi dan memerlukan pera2atan khusus serta diagnosis.

Penyakit kardio0askuler dan diabetes umumnya sering ditemukan

 pada populasi ini. 6omplikasi pulmoner mempunyai insidens sebesar 

33 dan merupakan penyebab morbiditas ketiga tertinggi pada pasien

usia lanjut yang akan menjalani pembedahan non cardiac.

!. =arus dilakukan pemeriksaan derajat ungsional sistem organ yang

spesiik dan pasien secara keseluruhan sebelum pembedahan.

Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik ri2ayat pemeriksaan isik

dan determinasi kapasitas ungsional harus dilakukan untuk 

menge0aluasi isiologis pasien. Pemeriksaan laboratorium harus

disesuaikan dengan ri2ayat pasien pemeriksaan isik dan prosedur 

Page 5: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 5/14

 pembedahan yang akan dilakukan dan bukan hanya berdasarkan atas

usia pasien saja.

'norm consent pada pasien anggota keluarga atau 2ali pasien sangat

 penting menyangkut inter0ensi bedah dan kemungkinan komplikasi yang

dapat timbul. i2ayat kondisi medis lengkap dan operasi sebelumnya harus

dicatat karena pasien usia lanjut biasanya sedang menjalani banyak terapi

obat%obatan. Pasien usia lanjut harus menjalani berbagai tes yang akan

membantu menentukan parameter kesehatan pasien bahkan pada mereka

yang sehat dan termasuk diantaranya9 (6umra !""@#

• =itung darah lengkap9 =b jumlah limosit

• 8rem kreatinin dan elektrolit akan memberikan inormasi

tentang ungsi ginjal karena akan mengalami perubahan secara

 bertahap dengan pertambahan usia. Bersihan kreatinin

merupakan indeks penting.

• Gula darah dan kolesterol harus diperiksa karena tingginya

insiden diabetes mellitus dan ateroskleorsis.

• 6adar albumin dan ungsi pembekuan darah

• Pemeriksaa elektrokardiogram (<6G# harus dilakukan pada

semua pasien yang berusia di atas +" tahun terlepas dari ada

ri2ayat penyakit jantung atau tidak.

• ontgen dada dan tes ungsi paru pada pasien dengan penyakit

 paru obstrukti kronis.

• Pemeriksaan jantung.

Penyakit yang umumnya ditemukan pada usia lanjut memiliki dampak 

yang signiikan terhadap tindakan anestesi sehingga penting untuk 

menentukan status isik pasien. 4ika kondisi dapat dioptimalkan sebelum

operasi maka operasi dapat dilakukan tanpa penundaan. Penundaan operasi

yang lama dapat meningkatkan morbiditas. Diabetes mellitus dan penyakit

kardio0askular adalah penyakit yang paling sering dialami oleh pasien

geriatri. 6omplikasi paru adalah salah satu penyebab utama morbiditas

 pascabedah pada pasien usia lanjut. Masalah yang yang harus selalu

dipikirkan pada pasien geriatri adalah kemungkinan terjadinya depresi

Page 6: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 6/14

malnutrisi imobilitas dan dehidrasi. Sehingga penting untuk menentukan

status kogniti seorang pasien usia lanjut (6anonidou !""#.

Pada penderita diabetes kadar =emoglobin A$c dapat membantumengidentiikasi pasien yang mempunyai resiko besar terjadi hyperglycemia

 perioperati0e dan meningkatan terjadinya komplikasi serta hasil yang buruk.

Morbiditas perioperati0e pada pasien diabetes melitus dihubungkan dengan

 preoperati0e kerusakan organ lain. Paru sistem kardio0askular dan sistem

renal memerlukan penilaian yang ketat. Pada rontgen thoraC pada penderita

diabetes melitus dapat ditemukan adanya pembesaran jantung kongesti

 pembuluh darah paru atau eusi pleura. <6G preoperati pada pasien diabetes

melitus juga terjadi peningkatan insiden abnormalitas dari segment S/ dan

gelombang / (McAnulty !"""#.

Pada pasien yang menggunakan insulin kadar glukosa harus dipastikan

 bah2a kadar glukosa dalam batas normal. Pasien harus memantau kadar 

glukosa darah termasuk sebelum dan sesudah makan serta sebelum tidur.

Pemantauan glukosa dengan menggunakan finger stick  harus diperiksa setiap

;%+ jam. 'nsulin tambahan digunakan untuk mengoreksi hiperglikemia dalam

 batas normal. Penggunaan insulin short %acting (humulin no0olin# memiliki

durasi yang lebih pendek diberikan secara subkutan setiap ;%+ jam5 namun

dapat diberikan lebih dari setiap + jam untuk memperbaiki hiperglikemia.

-ong%acting insulin (glargine ultralente# dihentikan dua%tiga hari sebelum

operasi5 kadar glukosa distabilkan oleh insulin kombinasi insulin menengah

dengan short%acting insulin dua kali sehari sebelum makan dan intermediate%

acting insulin di 2aktu tidur (Sudhakaran !"$3#.

Pasien preoperati yang sedang mengonsumsi obat hipoglikemik oral

sebagai pengganti insulin dapat dilanjutkan samapi hari akan dioperasi

kecuali sulonylurea dan metormin harus dihentikan !; ;@ jam sebelum

operasi. =al ini dikarenakan sulonylureas dan metormin memiliki 2aktu

 paruh yang panjang dan dapat menyebabkan hipoglikemia pada pasien dengan

kondisi puasa sebelum operasi. Pada postoperati konsumi obat hipoglikemik 

oral dapat dilanjutkan kembali saat pasien sudah dapat minum per oral.

Page 7: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 7/14

Banyak pasien memerlukan insulin selama masa intraoperati dan postoperati.

=al ini disebabkan oleh karena stress menghadapi pembedahan yang

menyebabkan terjadinya peningkatan dalam counterregulatory  hormon

(seperti catecholamines glucocorticoids gro2th hormone# dan mediator 

inlasi seperti aktor nekrosis tumor dan interleukin. Setiap penambahan ini

menjadi stress hiperglikemi dan disertai dengan peningkatan kebutuhan insulin

(Sudhakaran !"$3#.

Biguanides (metormin# mensensitisasi jaringan khusus untuk insulin

mediasi penyerapan glukosa dalam otot dan lemak sementara mencegah

 pembentukan glukosa hepatik. Penggunaan metormin dihentikan sebelum

operasi di Amerika dan <ropa karena terjadinya gangguan ungsi ginjal

mungkin timbul intraoperati meningkatkan risiko laktat asidosis. inhibitor 

alpha glucosidase (acarbose miglitol# melemahkan eek oligosaccharida dan

disaccharida di brush border  usus eekti menurunkan penyerapan glukosa

setelah makan. amun pada kondisi puasa saat pre%operati obat tersebut

tidak memberikan eek apapun obat ini dan tetap harus dihentikan sampai

 pasien sudah dibolehkan makan kembali. Mekanisme thia>olidinediones

(pioglita>one rosiglita>one# mirip dengan metormin. amun demikian obat

ini umumnya tetap dihentikan karena dapat menyebabkan retensi cairan

 pascaoperasi. 6unci manajemen pada pasien dengn diabetes melitus adalah

memantau kadar glukosa plasma secara rutin. Pemantauan kadar glukosa

sangat penting dan dekstrosa '1 mungkin diperlukan. (Sudhakaran !"$35

Mattes $??@#.

Belum terdapat panduan yang jelas kapan operasi dibatalkan pada saat

terjadi hiperglikemi akan tetapi operasi tidak dianjurkan pada pasien denganmengakibatkan ketosidosis diabetik atau sindrom hiperglikemik hiperosmolar.

umah Sakit Eale e2 =a0en merekomendasikan untuk menunda operasi bila

kadar glukosa lebih dari ;""mg,d-. Demikian pula di Boston Medical 7enter

menganjurkan untuk menunda prosedur bedah yang tidak mendesak jika kadar 

glukosa lebih dari 3""mg,d-. Faktu yang ada selama penundaan ini

digunakan untuk memeriksa mengoreksi keseimbangan cairan asam basa dan

Page 8: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 8/14

etektroit yang merupakan keadaan yang mengancam ji2as ebelum

 pembedahan dilakukan (Sudhakaran !"$3#.

2. Intraoperatif 

Manajemen intraoperati diarahkan untuk membatasi stres akibat

 pembedahan dan menghindari kejadian yang lebih memperburuk cadangan

isiologis pasien. /idak ada teknik uni0ersal khusus yang disetujui untuk 

 pasien usia lanjut tetapi beberapa inter0ensi dapat meningkatkan outcome

(6anonidou !""#.

a. Induksi Anestesi:

Pada pasien usia lanjut preoksigenasi agresi yang setara untuk 

anestesi inhalasi menurun secara linear dengan pertambahan usia oleh

karena itu dosis obat yang mempengaruhi SSP perlu dikurangi untuk 

mengantisipasi eek sinergi obat. Penggunaan bersama propool

mida>olam opioid dapat meningkatkan kedalaman anestesi. =ipotensi

adalah kejadian yang umum didapatkan sehingga dosis obat%obatan ini

harus dititrasi. Dipilih obat yang bekerja singkat. Stimulasi intubasi trakea

tidak memberikan eek hipotensi pada pasien usia lanjut (6anonidou

!""#.

Penggunaan proilaksis aspirasi dan rapid seuence intubation (S'#

harus dilakukan secara rutin khususnya pada pasien dengan diabetes

mellitus atau penyakit reluks dan prosedur darurat. Antisipasi

 pemanjangan durasi obat neuromuskuler yang bersiat organ based klirens.

Seiring pertambahan usia obat%obatan intermediate acting bekerja lebih

lama (kecuali atrakurium dan cisatrakurium# dapat menurunkan suhu

tubuh menyebabkan diabetes dan obesitas dan peningkatan blok 

neuromuskuler (6anonidou !""#

Hbat%obatan non%steroid anti%inlammatory drug (SA'D# untuk 

menghilangkan rasa sakit pasca operasi harus diberikan dengan dosis

dikurangi untuk menghindari komplikasi seperti gastritis gagal ginjal akut.

 SA'D harus dihindari pada pasien usia lanjut dengan gangguan ungsi

Page 9: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 9/14

ginjal preoperati (peningkatan kadar urea , kreatinin# atau jika pasien

mengalami hipo0olemia (6anonidou !""#.

b. ipoter!ia

Pembedahan umumnya dapat menyebabkan hipotermia karena

aktor lingkungan dan tindakan anestesi yang menginduksi inhibisi

mekanisme termoregulator normal. Pasien usia lanjut lebih beresiko untuk 

mengalami hipotermia karena anestesi yang mengubah mekanisme

termoregulator dan tingkat metabolisme basal yang rendah. =ipotermia

intraoperati dapat menjadi aktor risiko jantung independen untuk 

 penyakit jantung pasca operasi pada usia lanjut. Hleh karena itu pada

 pasien usia lanjut harus dilakukan upaya untuk mencegah kehilangan

 panas. -angkah%langkah untuk mencegah hipotermia adalah9 pembersihan

 pasca operasi dengan cairan yang hangat menggunakan sistem

 pemanasan menghangatkan cairan '1 menjaga suhu lingkungan tetap

hangat menutupi pasien dengan selimut sebelum dan setelah operasi

(6umra !""@#.

c. Mana"e!en cairan

Mengelola 0olume intra0askular yang tepat sangat penting dengan

menghindari kelebihan dan kekurangan pemberian cairan. Pasien usia

lanjut juga rentan terhadap dehidrasi karena penyakit penggunaan

diuretik puasa pra operasi dan penurunan respon haus. Asupan cairan oralhingga ! % : jam sebelum operasi dan terapi pemeliharaan cairan yang

cukup serta menghindari terapi diuretik sebelum operasi dapat

menghindarkan kejadian hipotensi mendadak segera setelah induksi

anestesia. =idrasi yang berlebihan juga harus dihindari pada usia lanjut

dengan ganggaun jantung karena mereka lebih rentan untuk terjadinya

kegagalan sistolik perusi organ yang jelek dan penurunan G* (6umra

!""@#.

Page 10: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 10/14

Pada pasien dengan diabetes tujuan utama dari manajemen kadar gula

darah intraoperati adalah menghindari terjadinya hipoglikemi.

=iperglikemi dihubungkan dengan keadaan hiperosmolaritas ineksi atau

 peradangan dan luka yang sulit sembuh. Selain itu hiperglikemi dapat

memperburuk kondisi neurologis pasien dengan iskemik serebral serta

hasil dari tindakan bedah jantung atau setelah akut miokard inark.

Penga2asan yang ketat amat sangat dibutuhkan dalam kondisi ini. 6ontrol

ketat pada pasien hamil dengan diabetes melitus telah memperlihatkan

 perbaikan hasil pada bayi yang dilahiran. Meskipun demikian kebutuhan

otak akan glukosa sebagai sumber energi tetap harus diperhatikan

sehingga terjadinya hipoglikemi harus dihindari (Sudhakaran !"$3#.

Adanya beberapa regimen pada managemen perioperati untuk pasien

diabetes melitus. Penggunaan jarum inus yang kecil untuk pemberian

cairan deCtrose bertujuan untuk mencegah pengaruh cairan intraoperati 

dan obat yang lain. /ambahan dekstrosa dapat diberikan pada pasien

hipoglikemik (I$"" mg,d-#. Stres operasi dapat meningkatkan keadaan

hiperglikemik pada pasien dengan diabetes. Beberapa studi menganjurkan

untuk tetap menjaga kadar glukosa $3"%!"" mg,d- selama operasi. Selama

operasi berlangsung kadar glukosa harus tetap termonitor. Pada

 pembedahan dengan prosedur yang kompleks dibutuhkan inus insulin

secara intra0ena guna mencapai kadar glukosa normal. =iperglikemi

intraoperati (J$3"%$@" mg,d- # diterapi dengan cairan insulin reguler 

secara intra0ena sesuai dengan skala yang ada. 'nsulin '1 biasanya

 bertahan selama $ jam namun memiliki 2aktu paruh menit sehingga

kontrol glikemik yang ketat dapat mencegah terjadinya perubahan kadar 

glukosa tak terduga secara eekti. Pada pasien dengan diabetes tipe $

inus insulin dimulai dengan dosis sekitar "3%$ 8,jam (campuran $""8

insulin short%acting dalam larutansalin normal $""m-5 yaitu $8 K $ m-#

sedangkan dosis biasanya meningkat pada penderita diabetes tipe ! yaitu

sekitar !%:8,jam atau lebih. Pasien dengan DM tipe ' memerlukan

 penilaian glukosa setiap jam sementara pada beberapa pasien DM tipe !

cukup setiap ! : jam (Sudhakaran !"$3#.

Page 11: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 11/14

Dua teknik yang paling sering pada perioperati managemen insulin pada

 penderita DM

  #olus Ad!inistration Continuous Infusion

Preoperati0e

D3F ($.3 m-,kg,h# D3F ($ m-,kg,h#

 P=$ insulin (hal usual AM

dose#

egular insulin 9

'ntraoperati0eegular insulin (as per 

sliding scale#Same as preoperati0e

Postoperati0e Same as intraoperati0e Same as preoperati0e

$. Post%operative

Penga2asan pasca operasi pada geriatri sangat penting terutama pada

operasi besar. Pemulihan menjadi lama karena pemanjangan obat%obat

anestesi.  Mobilisasi pasca operasi dilakukan sesegera mungkin untuk 

mencegah plebotrombosis. Perubahan ungsi aring releks batuk dapat

diperburuk oleh eek dari anestesi instrumentasi aring dan operasi yang

dapat meningkatkan kemungkinan aspirasi pascaoperasi pada usia lanjut.

Penggunaan pipa nasogastrik mengembalikan releks aring dan laring

motilitas gastrointestinal dan ambulasi dini dengan kon0ersi intake oral

setelah operasi dapat meminimalkan insiden aspirasi pasca operasi

(Mura0chik !""+#.

=ipoksia pasca operasi meningkat pada geriatri terutama operasi besar

sehingga perlu diberikan oksigen beberapa hari pasca operasi. Dianjurkanuntuk memberikan terapi oksigen terutama setelah pembedahan abdomen

atau dada penyakit kardio0askuler atau pernapasan kondisi kehilangan darah

yang signiikan atau bila telah diberikan analgetik opioid. asal kanul sering

ditoleransi lebih baik daripada masker (Mura0chik !""+#.

6omplikasi pasca operasi pada geriatri antara lain9 hipertensi deep vein

trombosis,  anemia oliguria aritmia inark jantung gagal jantung emboli

 paru cerebrovascular accident .  6omplikasi lain berupa pengaruh dari obat%

Page 12: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 12/14

obat yang diminum secara rutin oleh penderita. -uka operasi pada geriatri

sulit sembuh. 6arena komplikasi yang serius pasca operasi beberapa senter 

menganjurkan pasca operasi penderita geriatri dira2at di '78 (6umra !""@#

Pengobatan penderita penyakit kronik yang disertai dengan rasa nyeri

atau depresi akan lebih sulit. 4ika pasien ini telah minum obat%obat tertentu

maka sebaiknya obat sebisa mungkin terus diberikan. Saat melakukan

 pengelolaan nyeri pada pasien ini kita kadang harus konsultasi dengan

 psikiater atau ahli spesialisasi nyeri kronik yang sebelumnya pernah mera2at

 penderita. *isioterapi dini dan kontinyu serta mobilisasi dapat membantu

 pemulihan pasca%operasi dan dapat mengurangi lama pera2atan di rumah

sakit secara signiikan.

Pemantauan kadar gula darah postoperati yang ketat pada pasien

diabetes melitus harus tetap dilakukan secara terus%menerus. Pentingnya

 pemantauan ini berkaitan dengan 0ariasi indi0idu pada onset dan lama nya

kerja dari preparat insulin. Alasan lain pemantauan yang ketat adalah

 progresi0itas dari stress hiperglikemi dalam masa pemulihan. 4ika kadar 

glukosa darah tetap rendah setelah operasi pemberian inus deCtrose 3%$" g

glukosa per jam harus dilakukan untuk mencegah hipoglikemia dan ketosis.

Selain itu jika pasien tidak dapat mentoleransi makanan oral dalam periode

2aktu yang lama maka total nutrisi parenteral (/P# harus dipertimbangkan

(Sudhakaran !"$3#.

Penggantian insulin isiologis insulin dapat dilakukan dengan pemberian

insulin basal long%acting insulin short%acting diikuti dengan pemberian

makanan serta tambahan insulin rapid%acting untuk mengatasi hiperglikemia jika diperlukan. Sangat penting untuk memastikan kadar insulin basal stabil

setelah pemberian insulin '1 intraoperati dihentikan terutama pada pasien

diabetes melitus tipe $ guna mencegah terjadinnya diabetik ketoasidosis.

Setelah pasien dipastikan mampu mengkonsumsi makananmaka insulin

intra0ena dapat dihentikan dan kontrol glikemik kembali pada prosedur 

seperti sebelum dilakukannya operasi (Sudhakaran !"$3#.

Page 13: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 13/14

Perlu di2aspadai kemungkinan terjadinya hipoglikemia atau

hiperglikemia pasien pasca bedah terutama bila terdapat keterlambatan

 bangun atau penurunan kesadaran. =arus dipantau kadar gula darah pasca

 bedah. Pemeriksaan <6G postoperati serial dianjurkan pada pasien DM usia

lanjut penderita DM tipe ' dan penderita dengan penyakit jantung 'nark 

miokard postoperati mungkin tanpa gejala dan mempunyai mortalitas yang

tinggi (McAnuly !"""#

&u!!ar' of #ioavailabilit' Caracteristics of te Insulins.1

  'nsulin /ype!Hnset

Peak 

ActionDuration

Short%acting -ispro$"!" min

:"?"

min;+ h

egular Actrapid 1elosulin $3:" min $: h 3 h

  Semilente Semitard :"+" min ;+ h $!$+ h

'ntermediate%

acting

-ente -entard Monotard

 P= 'nsulatard!; h @$" h $@!; h

-ong%acting 8ltralente 8ltratard PL' ;3 h @$; h !3:+ h

$/here is considerable patient%to%patient 0ariation.

!P= neutral protamine =agedorn5 PL' protamine >inc insulin

DAP&

6anonidou. L. 6arystiano G. Anasthesia (or /he <ldery. !"".

='PPH6A/'A $$ ;9 $3%$.

6umra 1P. 'ssues in geriatric anaesthesia. SAA7 4. Anesthesia. e2 Delhi

!""@. =al9:? ;?.

Mathes DD.  Management of Common Endocrine Disorder  in Stone D4 ed.

Perioperati0e 7are $sted Mosby Eear Book 'nc $??@9 !:3%!+3.

Page 14: referat geriatri & DM_dt.docx

8/16/2019 referat geriatri & DM_dt.docx

http://slidepdf.com/reader/full/referat-geriatri-dmdtdocx 14/14

McAnulty G obertsha2 =4 =all GM.  Anaesthetic Management of 

 Patients with Diabetes Mellitus  in British 4ournal o Anaesthesia

-ondon !"""9 @"%?".

Mura0chick S. !""+. Anesthesia or ederly. 'n Miller D ed. Anesthesia. + th

ed. Philadelphia 9 7hurchill % -i0ingstone 9 !$;" 3+.

Perkeni.!"$$. 6onsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus /ipe

! di 'ndonesia. Perkumpulan <ndokrinologi 'ndonesia.

Sudhakaran S. Surani S. !"$3. eview Article! Guidelines or Perioperati0e

Management o the Diabetic Patient. Surgery esearch and Practice

1olume !"$39 $%?.