REFERAT Berat Badan Lahir Rendah Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kepaniteran Klinik Senior SMF Ilmu Penyakit Anak Rumah Sakit Umum Kabanjahe Disusun oleh : ELIN NUGRAH PUTRI 10310127 Pembimbing : dr. Sri Alemina Br Ginting, Sp.A FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI – BANDAR LAMPUNG SMF ILMU PENYAKIT ANAK
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
REFERAT
Berat Badan Lahir Rendah
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kepaniteran Klinik Senior
SMF Ilmu Penyakit Anak Rumah Sakit Umum Kabanjahe
Disusun oleh :
ELIN NUGRAH PUTRI
10310127
Pembimbing :
dr. Sri Alemina Br Ginting, Sp.A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI – BANDAR LAMPUNG
SMF ILMU PENYAKIT ANAK
RS UMUM KABANJAHE
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis
dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Berat Badan Lahir Rendah”.
Referat ini merupakan salah satu syarat dalam menjalani stase sub bagian Ilmu Penyakit
anak Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung di Rumah Sakit Umum Kaban
Jahe tahun 2015. Penulis menyadari bahwa paper ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran apabila terdapat banyak kekurangan dalam penulisan tinjauan
kepustakaan referat ini.
Terakhir penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Sri Alemina
Br Ginting, Sp.A. Yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama menjalani stase disub
bagian Ilmu Penyakit Anak, semoga menjadi kebaikan dan mendapatkan balasan yang setimpal dari
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta
terpapar zat beracun7.
B. Dismaturitas
5
Penyebab dismaturitas adalah setiap keadaan yang menganggu pertukaran zat
antara ibu dan janin (gangguan suplai makanan pada janin). Dismaturitas dihubungkan dengan
keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan
insuffisiensi plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan umum dan nutrisi
ibu.2,3
PATOFISIOLOGI
Bayi berat lahir rendah dibagi menjadi dua golongan yaitu prematuritas murni dimana masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badanya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut noenatus kurang bulan-sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK) dan dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu yang berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK). Penyebab prematuritas antara lain dari faktor ibu yaitu penyakit toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis, nefritis akut, diabetes mellitus, infeksi akut, tindakan operatif, usia dibawah 20 tahun, multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat, golongan soial-ekonomi rendah maupun bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah, sedangkan dari faktor janin adalah hidramnion dan kehamilan ganda. Penyebab dismaturitas adalah segala keadaan yang menyebabkan gangguan pertukaran zat antara ibu dan janin. Karakteristik fisis bayi dismaturitas terutama pre-term sama dengan bayi premature mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan wasting. Pada bayi cukup bulan dengan dismaturitas, gejala yang menonjol ialah wasting, demikian pula pada postterm dengan dismaturitas. System pernapasan pada dasarnya cenderung kurang berkembang pada bayi premature.
Kapasitas vital dan kapasitas residual fungsioonal paru-paru pada dasarny akecil berkaitan dengan ukuran bayi. Sebagai akibatnya sindrom gawat napas sering merupakan penyebab umum kematian. Masalah besar lainnya pada bayi premature adalah pencernaan dan absorpsi makanan yang inadekuat. Bila prematuritas bayilebih dari dua bulan, system pencernaan dan absorpsi hampir selalu inadekuat. Absorpsi lemak juga sangat buruk sehingga bayi premature harus menjalani diet rendah lemak. Lebih jauh lagi, bayi premature memiliki kesulitan dalam absorpsi kalsium yang tidak lazim dan oleh karena itu dapat mengalami rikets yang berat sebelum kesulitan tersebut dikenali. Imaturitas organ lain yang sering menyebabkan kesulitan yang berat pada bayi premature meliputi system imun yang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG gamma globulin, serta bayi premature relatif belum sanggup membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik sehingga bayi premature beresiko mengalami infeksi, system integumen dimana jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya lecet, system termoregulasi dimana bayi premature belum mampu mempertahankan suhu tubuh yang normal akibat penguapan yang bertambah karena kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana mestinya sehingga beresiko mengalami hipotermi atau kehilangan panas dalam tubuh.
6
KLASIFIKASI
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010) :
A. Menurut harapan hidupnya
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-1500 gram.
3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1000 gram.
B. Menurut masa gestasinya
1) Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk
masa kehamilan (NKB-SMK).
2) Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil
untuk masa kehamilannya (KMK)7.
Permasalahan pada BBLR
BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai permasalahan yang banyak sekali
pada sistem tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang belum stabil (Surasmi, dkk., 2002).
A. Ketidakstabilan suhu tubuh
Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu lingkungan 36°C- 37°C dan segera setelah
lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini
memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga terjadi karena
kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat
terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, ketidakmampuan untuk
menggigil, sedikitnya lemak subkutan, produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak
memadai, belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas permukaan tubuh relatif
lebih besar dibanding berat badan sehingga mudah kehilangan panas.
B. Gangguan pernafasan
Bayi dengan BBLR umumnya mengalami kesulitan untuk bernafas segera setelah lahir oleh
karena jumlah alveoli yang berfungsi masih sedikit, kekurangan surfaktan (zat di dalam paru dan
7
yang diproduksi dalam paru serta melapisi bagian alveoli, sehingga alveoli tidak kolaps pada saat
ekspirasi).
Lumen sistem pernafasan yang kecil, kolaps atau obstruksi jalan nafas, insufisiensi
klasifikasi dari tulang thorax, lemah atau tidak adanya gag refleks dan
pembuluh darah paru yang imatur. Hal – hal inilah yang menganggu usaha bayi untuk bernafas
dan sering mengakibatkan gawat nafas (distress pernafasan).
C. Imaturitas imunologis
Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG maternal melalui plasenta selama
trimester ketiga kehamilan karena pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada
minggu terakhir masa kehamilan. Akibatnya, fagositosis dan pembentukan antibodi menjadi
terganggu. Selain itu kulit dan selaput lendir membran tidak memiliki perlindungan seperti bayi
cukup bulan sehingga bayi mudah menderita infeksi.
D. Masalah gastrointestinal dan nutrisi
Lemahnya reflek menghisap dan menelan, motilitas usus yang menurun, lambatnya
pengosongan lambung, absorbsi vitamin yang larut dalam lemak berkurang, defisiensi enzim
laktase pada jonjot usus, menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam
tubuh, meningkatnya resiko NEC (Necrotizing Enterocolitis). Hal ini menyebabkan nutrisi yang
tidak adekuat dan penurunan berat badan bayi.
E. Imaturitas hati
Adanya gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin menyebabkan timbulnya hiperbilirubin,
defisiensi vitamin K sehingga mudah terjadi perdarahan. Kurangnya enzim glukoronil
transferase sehingga konjugasi bilirubin direk belum sempurna dan kadar albumin darah yang
berperan dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke hepar berkurang.
F. Hipoglikemi
Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena
terputusnya hubungan plasenta dan janin menyebabkan terhentinya pemberian glukosa. Bayi
berat lahir rendah dapat mempertahankan kadar gula darah selama 72 jam pertama dalam kadar
40 mg/dl. Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi. Keadaan hipotermi
juga dapat menyebabkan hipoglikemi karena stress dingin akan direspon bayi dengan
melepaskan noreepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi paru. Efektifitas ventilasi paru
menurun sehingga kadar oksigen darah berkurang. Hal ini menghambat metabolisme glukosa
dan menimbulkan glikolisis anaerob yang berakibat pada penghilangan glikogen lebih banyak
sehingga terjadi hipoglikemi.
8
Nutrisi yang tak adekuat dapat menyebabkan pemasukan Kalori yang rendah juga dapat memicu
timbulnya hipoglikemi8.
G. Sistem Neurologi (Susunan Saraf Pusat)
Bayi lahir dengan BBLR umumnya mudah sekali terjadi trauma susunan saraf pusat. Hal ini
disebabkan antara lain: perdarahan intracranial karena pembuluh darah yang rapuh, trauma lahir,
perubahan proses koagulasi, hipoksia dan hipoglikemia. Sementara itu asfiksia berat yang terjadi
pada BBLR juga sangat berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat (SSP) yang diakibatkan
karena kekurangan oksigen dan kekurangan perfusi.
H. Sistem Kardiovaskuler
Bayi dengan BBLR paling sering mengalami gangguan/ kelainan janin, yaitu paten ductus
arteriosus, yang merupakan akibat intra uterine ke kehidupan ekstra uterine berupa
keterlambatan penutupan ductus arteriosus.
I. Sistem Pengelihatan
Bayi dengan BBLR dapat mengalami retinopathy of prematurity (RoP) yang disebabkan
karena ketidakmatangan retina..
9
GEJALA KLINIK
A. Prematuritas murni Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama
dengan45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, masa
gestasi kurang dari 37 minggu. Kepala relatif besar dari badannya, kulitnya tipis, transparan,