EMFISEMA PULMONAL Definisi Emfisema paru-paru adalah keadaan pembesaran paru-paru yang disebabkan oleh menggembungnya alveoli secara berlebihan yang disertai atau tanpa disertai robeknya dinding alveoli tergantung dengan kerusakan alveoli. Udara pernafasan akan terdapat di dalam rongga jaringan interstitial atau tetap berada di dalam rongga alveoli saja. Proses dapat berjalan secara akut maupun kronik. Secara umum, emfisema paru-paru ditandai dengan dipsnoea ekspiratorik, hyperpnoea dan mudahnya penderita mengalami kelelahan (Subronto, 2003). Istilah emfisema berarti adanya jumlah udara yang berlebihan didalam paru. Emfisema ditandai dengan pembesaran permanen rongga udara yang terletak distal dari bronkiolus terminal 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EMFISEMA PULMONAL
Definisi
Emfisema paru-paru adalah keadaan pembesaran paru-paru yang disebabkan oleh
menggembungnya alveoli secara berlebihan yang disertai atau tanpa disertai robeknya
dinding alveoli tergantung dengan kerusakan alveoli. Udara pernafasan akan terdapat di
dalam rongga jaringan interstitial atau tetap berada di dalam rongga alveoli saja. Proses dapat
berjalan secara akut maupun kronik. Secara umum, emfisema paru-paru ditandai dengan
dipsnoea ekspiratorik, hyperpnoea dan mudahnya penderita mengalami kelelahan (Subronto,
2003).
Istilah emfisema berarti adanya jumlah udara yang berlebihan didalam paru. Emfisema
ditandai dengan pembesaran permanen rongga udara yang terletak distal dari bronkiolus
terminal disertai destruksi dinding rongga tersebut. Terdapat beberapa penyakit dengan
pembesaran rongga udara yang tidak disertai destruksi; hal ini lebih tepat
disebut“overinflation”. Sebagai contoh, peregangan rongga udara di parukontralateral setelah
penumoktomi unilateral adalah overinflation kompensatorik bukan emfisema.
1
Emfisema terkadang sering disalah artikan dengan bronchitis kronik. Sehingga sejak awal
perlu ditekankan bahwa definisi emfisema adalah defenisis morfologik, sedangkan defenisi
bronchitis kronimerupakan gambaran klinis. Selain itu pola distribusi anatomi jugaberbeda—
bronkitis kronis mengenai saluran napas besar dan kecilsebaliknya, emfisema terbatas di
asinus, struktur yang terletak distal pada bronkiolus terminal.
Emfisema tidak saja didasarkan pada sifat anatomic lesi tetapi juga oleh distribusinya di
lobulus dan asinus. Asinus adalah bagian paru yangterletak distal dari bronkiolus terminal
dan mencakup bronkiolusrespiratorik, duktus alveolaris dan alveolus.
Insiden. Emfisema adalah penyakit yang umum. Tetapiinsidensi pastinya sulit diperkirakan
karena diagnosis pasti, yangdidasarkan pada morfologi, hanya dapat ditegakkan melalui
pemeriksaanparu saat autopsy. Secara umum disepakati bahwa emfisema terdapat pada50%
orang dewasa yang diautopsi. Emfisema jauh lebih sering ditemukandan lebih parah pada laki
– laki. Terdapat keterkaitan yang jelas antaramerokok dalam jumlah besar dengan emfisema.
Meskipun emfisema tidakmenyebabkan disabilitas sampai usia sekitar lima puluh hingga
delapanpuluh tahun, deficit ventilasi sudah dapat bermanifestasi klinik beberapadecade
sebelumnya.
Patogenesis. Pendapat yang berlaku saat ini mengenai emfisema adalah ituterjadi akibat
ketidakseimbangan penting-yakni ketidakseimbanganprotease-antiprotease dan oksidan-
antioksidan. Ketidakseimbangan inihampir selalu terjadi bersamaan. Emfisema dipandang
sebagai akibat efek destruktif peningkatan aktivitas protease pada orang dengan
2
aktivitasantitrypsin yang rendah. Hipotesis ini didukung oleh penelitian padahewan
percobaan yang mengalami degradasi elastin yang disertai dengan timbulnya emfisema.
Hipotesis ketidakseimbangan protease-antiprotease juga membantumenjelaskan efek
merokok dalam terjadinya emfisema. Secara singkat,tumbukan partikel asap, terutama di
percabangan bronkiolus respiratorik,mungkin menyebabkan influx neutrofildan makrofag;
kedua sel tersebutmengeluarkan berbagai protease. Peningkatan aktivitas protease yangterltak
di region sentriasinar menyebabkan terbentuknya emfisema polasentriasinar. Kerusakan
jaringan diperhebat oleh inaktivasi antiproteaseleh oksigen reaktif yang terdapat dalam asap
rokok.
Perjalanan Penyakit. Dispnea biasanya adalah gejala pertama;gejala ini muncul secara
perlahan tapi progresif. Keluhan awal pada pasienyang sudah mengidap asma atau bronchitis
adalah batuk dan mengi. Beratbadan pasien turun. Uji fungsi paru memperlihatkan penurunan
FEV1dengan FVC normal atau mendekati normal. Oleh karena itu rasio FEV1terhadap FVC
menurun. Gambaran klasik pada pasien tanpa bronchitisadalah dada berbentuk tong dan
dispnea, dengan ekspirasi yang jelasmemanjang dan pasien duduk maju dalam posisi
membungkuk ke depan,berupaya memeras udara keluar dari paru. Pada pasien dengan
oksigenasiyang masih adekuat, terjadi fenomena pink puffers, yakni kulit pasienberwarna
kemerahan.
Di ekstrem lain, pasien yang mengalami bronchitis kronis,biasanya tidak terlalu
memperlihatkan gejala dispnea dan upaya bernapasdalam bentuk hiperventilasi sehingga
3
CO2 mengalami retensi dan jumlahO2 yang masuk ke dalam ikut berkurang. Akibatnya
mereka mengalami sianosis. Biasanya gambaran klinis untuk pasien tipe ini disebut
“bluebloaters”.Ada sejumlah penyakit yang berkaitan dengan emfisema namun
kemiripannya hanya sepintas dan secara tidak tepat dianggap emfisema.Beberapa di
antaranya adalah:
a. Emfisema kompensatorik,
istilah yang digunakan untukmenyatakan dilatasi alveolus sebagai respon
berkurangnya substansi paru di tempat lain
b. Emfisema senilis,
mengacu pada pergangan berlebihan parupada usia lanjut. Namun peregangan
ini tidaklah bermakna.Penamaan yang lebih baik untuk ini adalah hiperinflasi
senilis.
c. Obstruksi overinflasi,
mengacu akibat terperangkapnya udara di dalam paru. Yang sering jadi
penyebabnya adalah tumor atau benda asing.
4
5
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi kerusakan:
a. Centriacinar emfisema
b. Distal acinar emfisema
c. Panacinar emfisema
d. Irregular emfisema
a. Centriacinar emfisema adalah salah satu jenis emfisema paru-paru yang ditandai
dengan pembesaran rongga udara di bagian proksimal acinus, terutama pada tingkat
bronchiolus repiratorius.
b. Distal acinar emfisema adalah salah satu jenis emfisema paru-paru yang terbatas
pada ujung distal alveolus di sepanjang septum interlobularis dan di bawah pleura
membentuk bula.
6
c. Panacinar emfisema adalah satu jenis emfisema paru-paru yang ditandai dengan
pembesaran rongga udara yang relatif seragam di seluruh acinus.Merupakan bentuk
yang jarang, gambaran khas nya adalah tersebar merata di seluruh paru-paru,
meskipun bagian-bagian basal cenderung terserang lebih parah. Tipe ini sering timbul
pada hewan dengan defisiensi alfa-1 anti tripsin.(Kamus Kedokteran Dorland, 2002)
d. Irregular emfisema adalah kerusakan pada parenkim paru tanpa menimbulkan
kerusakan pada asinus.
Klasifikasi radiologik :
Emfisema obstruktif :
1. Akut
2. Kronik
3. Bullous
Emfisema non-obstruktif :
1. Kompensasi
7
2. Senilis (postural).
1. EMFISEMA LOBARIS
Emfisema lobaris biasanya terjadi pada bayi baru lahir dengan kelainan tulang rawan,