BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1.Anatomi Kelenjar Tiroid Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang kecil, berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di leher tepat di bawah jakun ( adam’s apple ), yaitu antara fasia koli media dan fasia prevertebralis dengan banyak pembuluh darah. terdiri atas dua lobus, terletak setinggi tulang vertebra servikal kelima sampai vertebra torakalis pertama. Kelenjar tiroid dihubungkan oleh istmus yang menutupi cincin trakea 2 dan 3. Setiap lobus tiroid yang berbentuk lonjong berukuran panjang 2,5 - 4 cm, lebar 1,5 – 2 cm dan tebal 1 – 1,5 cm. Berat kelenjar tiroid dipengaruhi oleh berat badan dan masukan yodium. Pada orang dewasa beratnya bervariasi sekitar 25 –30 gram (lebih berat pada wanita). Kelenjar tiroid membesar saat menstruasi dan hamil. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.Anatomi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang kecil, berbentuk seperti kupu-kupu
dan terletak di leher tepat di bawah jakun ( adam’s apple ), yaitu antara fasia koli
media dan fasia prevertebralis dengan banyak pembuluh darah. terdiri atas dua
lobus, terletak setinggi tulang vertebra servikal kelima sampai vertebra torakalis
pertama. Kelenjar tiroid dihubungkan oleh istmus yang menutupi cincin trakea 2
dan 3. Setiap lobus tiroid yang berbentuk lonjong berukuran panjang 2,5 - 4 cm,
lebar 1,5 – 2 cm dan tebal 1 – 1,5 cm. Berat kelenjar tiroid dipengaruhi oleh berat
badan dan masukan yodium. Pada orang dewasa beratnya bervariasi sekitar 25 –
30 gram (lebih berat pada wanita). Kelenjar tiroid membesar saat menstruasi dan
hamil.
1
Di daerah leher juga terdapat trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan
saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrachealis, dan melingkari
trakea dua pertiga bahkan sampai tiga perempat lingkaran.
Dibawah lapisan tengah dari fasia bagian dalam servikal, kelenjar tiroid
memiliki kapsul dalam yang sesungguhnya, yang tipis dan melekat erat pada
kelenjar. Kapsul ini membagi kelenjar tiroid menjadi lobus dan lobulus. Lobulus
terdiri dari folikel dengan epitel yang sederhana yang berisi koloid. Koloid
mengandung glikoprotein teriondinasi, iodotiroglobulin, dan precursor hormon
tiroid. Folikel bervariasi dalam ukuran tergantung derajat keaktifannya dan
mereka dikelilingi oleh pleksus yang berisi kapiler yang menyusup, pembuluh
limfe, dan saraf simpatis.
Kelenjar tiroid terdiri dari dua tipe sel, yaitu sel principal (folikuler tiroid)
yang bertanggung jawab terhadap formasi dari koloid dan sel parafolikuler (C-
cell) yang menghasilkan hormon kalsitonin (bertanggung jawab terhadap
homeostasis kalsium).
Kelenjar tiroid dilapisi oleh fasia viseralis yang membagi lapisan tengah
dari fasia servikal bagian dalam yang melekat secara halus pada tulang laryngeal.
2
Ligamentum suspensorim anterior dimulai dari bagian superior-medial dari
kelenjar tiroid yang melekat pada krikoid dan kartilago tiroid.
Bagian postero-medial dari kelenjar melekat pada samping dari kartilago
krikoid, cincin trakea pertama dan kedua oleh ligamentum suspensorium posterior
(ligamentum Berry). Melalui cara ini menuju laring, nervus laringeal rekuren
biasanya melewati ligamentum Berry atau antara ligament utama dengan sisi
lateralnya.
Lapisan-lapisan inilah yang bertanggung jawab pada pergerakan dari
kelenjar tiroid dan struktur yang berhubungan dengan proses menelan. Pada setiap
gerakan menelan selalu diikuti dengan gerakan terangkatnya kelenjar kearah
cranial, yang merupakan ciri khas kelenjar tiroid. Sifat inilah yang digunakan di
klinik untuk menentukan apakah suatu bentukan di leher berhubungan dengan
kelenjar tiroid atau tidak.
Sisi lateral tiroid ditutupi oleh m. sternotiroid dan ini melekat pada garis
oblik dari kartilago tiroid untuk mencegah bagian superior tiroid menonjol ke
superior dibawah muskulus tirohyoid. Lebih anterior terdapat sternohyoid dan
superior belly dari otot omohyoid. Saling tumpang tindih pada bagian bawah
dengan m.sternokleidomastoideus. m.sternohyoid dan m.sternotiroid bergabung
pada garis tengah oleh fasia avaskuler.
3
Kelenjar tiroid adalah kelenjar dengan banyak pembuluh darah yang
terletak dibagian bawah leher.
Vaskularisasi dari kelenjar tiroid berasal dari 4 arteri yang utama,yaitu :
2 dari atas yaitu dari a. tiroidea superior kanan dan kiri, (cabang a. karotis
eksterna)
2 dari bawah yaitu a. tiroidea inferior kanan dan kiri (cabang a.subclavia)
Sistem vena berasal dari plexus perifolikular terdiri atas:
v. tiroidea superior
v.tiroidea media
v. tiroidea inferior
Vaskularisasi kelenjar tiroid amat baik. Arteri karotis komunis, vena
jugularis interna dan nervus vagus terletak bersama dalam suatu sarung tertutup di
laterodorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring.
Nervus frenikus dan trunkus simpatikus tidak masuk ke dalam ruang antara fasia
media dan prevertebralis. Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari empat sumber;
arteri karotis superior kanan dan kiri, cabang arteri karotis eksterna kanan dan kiri
dan kedua arteri tiroidea inferior kanan dan kiri, cabang arteri brakhialis. A
tiroidea superior berasal dari A. karotis komunis atau A. karotis eksterna; A.
tiroidea inferior berasal dari A. subklavia. Ternyata setiap folikel tiroid
diselubungi oleh jala-jala kapiler (beranastomosis secara ipsilateral maupun
kolateral; dan jala-jala limfatik; Kadang kala dijumpai arteri tiroidea ima, cabang
dari trunkus brakiosefalika. Sistem vena berasal dari pleksus perifolikuler yang
menyatu di permukaan membentuk vena tiroidea superior yang berjalan bersama
4
arteri, vena tiroidea media di sebelah lateral, dan vena tiroidea inferior. Aliran
darah ke kelenjar tiroid diperkirakan 5 ml/gram kelenjar/ menit.
Persarafan yang terdapat di sekitar kelenjar tiroid adalah cabang dari
Nervus Vagus yaitu N. laryngeus superior dan N. laryngeus inferior atau N.
laryngeus recurrens.Terdapat dua macam saraf yang mempersarafi laring dengan
pita suara (plica vocalis) yaitu nervus rekurens dan cabang dari nervus laringeus
superior.
Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring dan
terdapat pada kedua sisi. Fungsi motorik dari nervus rekurens adalah untuk
mengabduksi pita suara dari garis tengah. Kerusakan nervus rekurens
menyebabkan kelumpuhan pita suara dan apabila nervus rusak pada kedua sisi
5
mengakibatkan hilangnya suara dan obstruksi dari saluran udara sehingga
memerlukan intubasi dan tracheostomy.
Nervus laryngeal superior mempersarafi lobus atas tiroid walaupun
kerusakan dari nervus ini tidak menyebabkan gangguan yang terlalu besar seperti
yang dialami pada kerusakan nervus recurens pada orang-orang yang
membutuhkan kualitas suara yang bagus.
Kelenjar tiroid kaya akan sistem limfatik. Drainase sistem limfatik perlu
diketahui karena hubungannya dalam pembedahan karsinoma tiroid, karena
pembuluh getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara bebas dengan plexus
trakealis, terdapat nodus paratrakea, nodus tracheoesophageal, nodus mediastinal
di posisi anterior dan superior. Nodus jugular pada posisi atas tengah dan bawah.
Nodus retropharyngeal dan esophageal pada posisi lateral. Nodus cervical pada
6
segitiga posterior dan nodus limfatik pada segitiga submaxillary berhubungan
dengan metastase kanker tiroid.
Secara anatomis dari dua pasang kelenjar paratiroid, sepasang kelenjar
paratiroid menempel dibelakang lobus superior tiroid dan sepasang lagi di lobus
medius, sedangkan nervus laringeus rekurens berjalan di sepanjang trakea
dibelakang tiroid. Pembuluh getah bening kelenjar tiroid berhubungan secara
bebas dengan pleksus trakealis. Selanjutnya dari pleksus ini ke arah nodus
pralaring yang tepat berada di atas ismus menuju ke kelenjar getah bening
brakiosefalik dan sebagian ada langsung ke duktus torasikus. Hubungan getah
bening ini penting untuk menduga penyebaran keganasan yang berasal dari
kelenjar tiroid.
II.2. Fisiologi Kelenjar Tiroid
Fungsi utama hormon tiroid adalah mempertahankan derajat yang lebih
tingggi. Kelenjar tiroid termasuk salah satu alat tubuh yang sensitif dan dapat
bereaksi terhadap berbagai rangsang..
Pada masa pubertas, kehamilan, dan stress, kelenjar dapat membesar dan
berfungsi lebih aktif. Fungsi tiroid juga dipengaruhi oleh hipofise. Yodium dari
makanan dan minunan diabsorpsi oleh usus halus bagian atas dan lambung dan
kira-kira sepertiga hingga setengahnya ditangkap oleh kelenjar tiroid, sisanya
7
dikeluarkan melalui urin. Tiroid mempunyai daya yang kuat untuk menarik
yodida secara selektif, kemudian dikonsentrasi.
Yodium yang ditangkap oleh sel tiroid akan diubah menjadi hormon
melalui 7 tahap yaitu: (1) tahap trapping, (2) tahap oksidasi, (3) tahap coupling,
(4) tahap penimbunan storage, (5) tahap deidonasi, (6) tahap proteolisis, (7) tahap
pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid.
Dalam keadaan fisiologik, trapped iodine akan dioksidasi menjadi bentuk
dengan valensi yang lebih tinggi. Yodium dengan cepat terikat pada tirosin,
membentuk MIT (mono-yodo-tirosin ) dan DIT ( di-yodo-tirosin ). Dua DIT atau
satu MIT dan satu DIT digabung dalam reaksi oksidatif kedua sehingga terbentuk
tiroksin dan T3. Tetapi T3 juga dapat dibuat dengan jalan deiodinasi thyroxin
dalam jaringan non tiroid. Tiroksin dan T3 disimpan dalam folikel tiroid sebagai
tiroglobulin yang pada keadaan fisiologik tidak termasuk dalam sirkulasi darah.
Enzim proteolitik akan menghidrolisis tiroglobulin menjadi MIT, DIT, T3, dan
T4.
T4 yang beredar, diproduksi dan diseksresikan secara primer oleh kelenjar
tiroid, dan T3 , yang kebanyakan berasal dari perubahan T4 menjadi T3 di hati,
diikat oleh protein plasma, sebagian besar ikatan tersebut adalah tiroksin yang
berikatan dengan globulin (throxine binding-globulin, TBG) dan sebagian kecil
menjadi tiroksin yang berikatan dengan prealbumin (thyroxine binding pre-
albumin TBPA), dan sebagian kecil lagi hormon yang dalam keadaan bebas inilah
yang secara fisiologis berperan penting, termasuk yang berfungsi dalam proses
umpan balik.
8
Pada kelenjar tiroid juga didapatkan sel parafolikuler, yang menghasilkan
kalsitonin. Kalsitonin adalah suatu polipeptida yang turut mengatur metabolism
kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum, melalui pengaruhnya terhadap
tulang.
T3 dan T4 berbeda dalam jumlah total molekul iodium yang terkandung
(tiga untuk T3 dan empat untuk T4 ). Sebagian besar (90%) hormon tiroid yang
dilepaskan ke dalam darah adalah T4, tetapi T3 secara fisiologis lebih bermakna.
Baik T3 maupun T4 dibawa ke sel-sel sasaran mereka oleh suatu protein plasma.
II.3. Definisi
Karsinoma tiroid adalah suatu pertumbuhan yang ganas dari kelenjar
tiroid. Keganasan tiroid dikelompokkan menjadi karsinoma tiroid berdiferensi
baik, yaitu bentuk papiler,folikuler, atau campuran keduanya, karsinoma meduler
yang berasal dari sel parafolikuler yang mengeluarkan kalsitonin(APUD-oma),
dan karsinoma berdiferensiasi buruk/anaplastik. Karsinoma sekunder pada
kelenjar tiroid sangat jarang dijumpai. Perubahan dari struma endemik menjadi
kasinoma anaplastik dapat terjadi terutama pada usia lanjut.
II.4. Epidemiologi
Karsinoma tiroid termasuk jenis kanker kelenjar endokrin terbanyak
jumlahnya, hampir 10 kali lebih banyak dibandingkan kanker kelenjar endokrin
lainnya. Angka kejadian karsinoma tiroid tidak dapat ditentukan secara pasti.
Temuan karsinoma tiroid pada autopsi berkisar 2,3 - 2,8 %. Bila diambil dari
kasus nodul tiroid, angka ini mencapai 4 % dari kasus nodul tiroid.
Walaupun suatu data registrasi berdasarkan populasi yang
menggambarkan insidens karsinoma tiroid ini ataupun kanker lain belum ada di
9
Indonesia, namun berdasarkan registrasi patologi (pathological base registration)
dapat dikemukakan bahwa karsinoma tiroid menempati urutan ke 9 dari sepuluh
keganasan tersering yang dijumpai yaitu 4,3 % dengan angka kematian (mortality
rate) yang belum ada catatannya.
Berikut ini urutan penyakit kanker di Indonesia.
Lokasi Jumlah kasus Frekuensi (%)
Leher rahim 3.110 25,57
Payudara wanita 1.925 15,83
Limfoid sekunder 1.523 12,52
Kulit 1.394 11,46
Nasofaring 950 7,80
Ovarium 803 6,60
Rektum 735 6,04
Jaringan ikat 708 5,82
Tiroid 539 4,43
Kolon 476 3,91
The American cancer society memperkirakan terdapat 17.000 kasus baru
dari karsinoma tiroid yang terdiagnosis setiap tahunnya di Amerika Serikat dan
1.300 kasus karsinoma tiroid berhubungan dengan kematian setiap tahunnya.
Walaupun begitu, dengan pengobatan yang tepat, angka harapan hidup sangat
tinggi. Di Amerika Serikat diperkirakan ada 190.000 pasien dengan karsinoma
tiroid yang tetap bertahan hidup.
Dari berbagai laporan di Indonesia distribusi penyakit ini berdasarkan
perbandingan jenis kelamin. Perempuan : laki-laki adalah berkisar antara 2-3:1.
Walaupun demikian angka kematian lebih tinggi pada pria, diduga karena
ditemukan pada usia yang lebih tua saat terdiagnostik.
10
Bila dilihat pula distribusi berdasarkan usia maka didapat kecenderungan
bahwa pada usia dekade ke-3 keganasan ini cukup tinggi dan semakin meningkat
sampai dekade 5 dan menurun kembali setelah dekade ke-6, dan distribusi umur
ini terkait pula dengan distribusi jenis histopatologi karsinoma tiroid.
Anak-anak usia dibawah 20 tahun dengan nodul tiroid dingin mempunyai
resiko keganasan dua kali lebih besar dibanding kelompok dewasa. Pada usia 15-
24 tahun karsinoma tiroid merupakan 7,5-10% dari semua keganasan.
Berdasarkan jenis histopatologi dan urutan angka kejadian (menurut
National Cancer Data Base [NCDB]) terbanyak adalah: karsinoma tiroid jenis
papilar (80%), kemudian berturut-turut karsinoma tiroid jenis folikuler (11%),
jenis sel hurthel (3%), jenis anaplastik (4%), dan jenis meduler (2%).
II.5. Etiologi
Seperti pada banyak jenis kanker yang lainnya, penyebab spesifik
timbulnya karsinoma tiroid masih merupakan suatu misteri pada sebagian besar
pasien. Diketahui ada beberapa faktor yang mendukung, antara lain adanya
riwayat terkena radiasi pada bagian kepala dan leher, terutama saat masih anak-
anak, adanya faktor genetic (terutama karsinoma jenis medular).
Belum diketahui suatu karsinogen yang berperan untuk karsinoma
anaplastk dan meduler. Diperkirakan jenis anaplastik berasal dari perubahan
karsinoma tiroid berdeferensiasi baik (papiler dan folikuler) dengan kemungkinan
jenis folikuler dua kali lebih besar. Ada dua hal yang sering dibicarakan yang
berperan dalam timbulnya karsinoma tiroid khususnya untuk well differentiated
carcinoma ( papiler dan folikuler) yaitu radiasi dan endemic goiter. Sedangkan
11
limfoma pada tiroid diperkirakan karena perubahan-perubahan degenerasi ganas
dari tiroiditis Hashimoto.
Radiasi sebagai penyebab karsinoma tiroid, hal ini terbukti di Amerika
Serikat bahwa pada tahun 1925-1955 banyak sekali anak-anak diterapi dengan
radiasi pada daerah leher dan kepala. Dari penelitian diperoleh data adenoma dan
karsinoma tiroid pada anak-anak yang diberi radiasi demikian tinggi dan ini
diobservasi dan terjadi antara 3-17 tahun kemudian.
Hubungan antara endemik goiter dengan karsinoma tiroid, dilakukan
percobaan pada binatang percobaan dengan membuat defisiensi yodium melalui
pemberian makanan yang kurang yodium atau dilakukan reseksi kelenjar tiroid,
maka dalam observasi, karsinoma terjadi pada hipoplasia yang tidak diobati. Dan
itu terjadi karena pengaruh hiperstimulasi dari TSH. Pada manusia dengan
keadaan yang terus menerus distimulasi oleh TSH pada beberapa penderita
ditemukan karsinoma tiroid folikuler yang bermetastasis.
II.6. Faktor Resiko
Faktor resiko karsinoma tiroid antara lain :
Usia
Jenis kelamin, perempuan : laki-laki adalah ± 2-3 : 1
Ras
Faktor genetik
Riwayat penyakit serupa dalam keluarga
Diet
Riwayat pernah menderita kelainan tiroid sebelumnya
Pengaruh radiasi di daerah leher dan kepala pada masa lampau
12
Kecepatan tumbuh tumor
Riwayat gangguan mekanik di daerah leher
II.7. Manifestasi Klinis
Gejala karsinoma tiroid adalah sebagai berikut :
1. Pembesaran nodul yang relatif cepat, dan nodul anaplastik cepat sekali
( dihitung dalam minggu), tanpa nyeri.
2. Merasakan adanya gangguan mekanik di leher, seperti gangguan menelan
yang menunjukan adanya desakan esophagus, atau perasaan sesak yang
menunjukkan adanya desakan ke trakea.
3. Pembesaran KGB di daerah leher (mungkn metastasis)
4. Penonjolan / kelainan pada tulang tempurung kepala ( metastasis ke
tengkorak)
5. Perasaan sesak dan batuk-batuk disertai dahak berdarah ( metastasis di
paru-paru bagi jenis folikular)
II.8. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan sebagai berikut :
A. Anamnesa dan pemeriksaan fisik
B. Pemeriksaan laboratorium
C. Pemeriksaan USG
13
D. Pemeriksaan scanning tiroid / sidik tiroid
E. Pemeriksaan needle biopsy
F. Pemeriksaan potong beku.
G. Pemeriksaan histopatologi dengan parafin coupe
Diagnosis pasti adalah pemeriksaan histopatologi, pemeriksaan FNAB
belum dapat menggantikan pemeriksaan ini.
o Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi:
Adanya benjolan di leher depan atau lateral
14
Bila terlihat sesak, waspada adanya penekanan pada trakea
Palpasi:
Benjolan kita palpasi, kalau dari tiroid maka pada waktu
menelan akan ikut ke atas.
Pada tumor primer dapat berupa suatu nodul soliter atau
multipel dengan konsistensi bervariasi dari kistik sampai dengan
keras bergantung dari jenis patologi anatominya tetapi biasanya
massa yang merupakan suatu karsinoma berukuran > 4 cm
dengan konsistensi keras dan tidak bisa digerakkan dari
dasarnya.
Bila kelenjar besar sekali tetapi belum terlihat gejala sesak
napas, kita bisa tetap curiga ada tidaknya penekanan pada
trakhea, caranya dengan menekan lobus lateral kelenjar maka
akan timbul stridor akibat penekanan pada trakea.
Ada tidaknya pembesaran KGB regional secara lengkap.
Ada tidaknya benjolan pada tulang belakang, clavicula, sternum
serta tempat metastase jauh lainnya di paru, hati, ginjal dan otak.
A. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk membantu
diagnosis karsinoma tiroid, kecuali untuk karsinoma jenis meduler. Pada
karsinoma jenis meduler, pemeriksaan kadar kalsitonin dan penting untuk
diagnostik maupun untuk follow up setelah terapi. Langkah pertama adalah
menentukan status fungsi tiroid pasien dengan memeriksa kadar TSH
(sensitif) dan T4 bebas (Free T4 atau FT4). Pada keganasan tiroid, umumnya
15
fungsi tiroid normal. Namun, perlu diingat bahwa abnormalitas fungsi tiroid
tidak menghilangkan kemungkinan keganasan meskipun memang kecil.
Pemeriksaan kadar tiroglobulin serum untuk keganasan tiroid cukup
sensitif tetapi tidak spesifik karena peningkatan kadar tiroglobulin juga
ditemukan pada tiroiditis, penyakit Graves, dan adenoma tiroid.
Pemeriksaan kadar tiroglobulin sangat baik untuk monitor kekambuhan
karsinoma tiroid pascaterapi. Tetapi tidak dapat untuk memonitor karsinoma
tiroid medulare dan anaplastik, karena sel anaplastik tidak mensekresi
tiroglobulin. Pada pasien dengan riwayat keluarga karsinoma tiroid
medulare, tes genetik dan pemeriksaan kadar kalsitonin perlu dikerjakan.
Apabila meningkat kadar tiroglobulin setelah total tiroidektomi,
kecurigaan pada rekurensi / metástasis, dan perlu diselidiki lebih lanjut.
Kadar Tg serum normal 1,5 – 3,0 ng/ml. Pada kelainan jinak rata-rata 323
ng/ml dan apada keganasan rata-rata 424 ng/ml.
Pada karsinoma tiroid kadar serum T3 dan T4 umumnya normal.
Perlu diingat bahwa abnormalitas fungsi tiroid baik hiper atau hipotiroid
tidak menghilangkan kemungkinan keganasan, meskipun sangat kecil.
B. Pemeriksaan USG
Dengan pemeriksaan USG dapat dibedakan antara yang padat dan cair
(nodul solid atau kistik). Selain itu dengan berbagai penyempurnaan,
sekarang USG dapat membedakan beberapa bentuk kelainan tetapi belum
dapat membedakan dengan pasti apakah suatu nodul itu ganas atau jinak.
Pemeriksaan ini mudah dilakukan tetapi interpretasinya agak lebih sukar
16
dari pada sidik tiroid. Selain itu USG juga digunakan sebagai penuntun
dalam tindakan radiologi.
C. Pemeriksaan Scanning Tiroid
Dasar pemeriksaan ini adalah persentase uptake dan distribusi yodium
radioaktif J131dalam kelenjar tiroid. Yang dapat dilihat dari pemeriksaan ini
adalah besar, bentuk, dan letak kelenjar tiroid serta distribusi dalam kelenjar. Juga
dapat diukur uptake yodiumnya dalam waktu 3, 12, 24 dan 48 jam. Sebelum
dilakukan scanning tiroid , maka obat-obatan yang mengganggu penangkapan
iodium oleh tiroid harus dihentikan 2-4 minggu sebelumnya.
Hasil sidik tiroid dapat dibedakan 3 bentuk:
1. Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan
dengan sekitarnya. Hal ini menunjukkan fungsi yang rendah.
2. Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya.
Keadaan ini memperlihatkan aktivitas yang berlebihan.
3. Nodul hangat bila penangkapan iodium sama dengan sekitarnya. Hal ini
berarti fungsi nodul sama dengan bagian tiroid yang lain.
D. Pemeriksaan Needle Biopsy
Dapat dilakukan dengan cara needle core biopsy atau FNAB ( biopsi
jarum halus). FNAB mempergunakan jarum suntik no. 22-27 cara ini mudah
aman dapat dilakukan dengan berobat jalan. Dibandingkan dengan biopsy cara
lama (jarum besar), biopsi jarum halus tidak nyeri, tidak menyebabkan dan
hampir tidak ada bahaya penyebaran sel-sel ganas pada kista, dapat juga dihisap
cairan secukupnya, sehingga dapat mengecilkan nodul, jadi selain diagnostik, bisa
juga terapeutik.
17
FNAB merupakan metode yang sangat efektif untuk membedakan nodul
jinak atau ganas. Keterbatasan metode ini adalah sering ditemukan hasil yang
tidak adekuat sehingga tidak dapat dinilai. Keterbatasan yang lain adalah tidak
mampu membedakan neoplasma sel folikular dan sel Hurtle adalah jinak atau
ganas karena keduanya mirip. Keduanya bisa dibedakan dari ada atau tidak
adanya invasi kapsul atau invasi vaskular pada pemeriksaan histopatologis sediaan
dari operasi.
Jenis karsinoma yang dapat segera ditentukan adalah karsinoma papilare,
medulare atau anaplastik. Sedangkan untuk jenis folikulare, untuk
membedakannya dengan adenoma folikulare dan adenomatosus goiter, harus
dilakukan pemeriksaan histopatologi, yang dapat memperlihatkan adanya invasi
kapsul tumor atau invasi vaskuler.
E. Pemeriksaan Potong Beku
Pemeriksaan yang rutin dikerjakan untuk membedakan jinak atau ganas
waktu operasi berlangsung dan sekaligus untuk menentukan tindakan operasi
definitif. Pemeriksaan potong beku sulit membedakan adenoma folikuler dan
encapsulated folliculer carcinoma Apabila pada potong beku didiagnosa sebagai
sebagai adenoma folikuler maka sikap yang diambil adalah isthmolobektomi. Jika
18
secara makroskopik kecurigaan ganas ada, sedangkan patologi meragukan maka
dilakukan isthmolobektomi.
F. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan ini menggunakan parafin coupe merupakan pemeriksaan
definitif atau gold standar. Untuk kasus inoperable, jaringan diambil dengan
biopsi insisi.
Ada 4 tipe histologi mayor :
1. Papillary carcinoma (including follicular variant of papillary