BAB I PENDAHULUAN Karsinoma recti adalah keganasan pada daerah rectum, bisanya menyerang daerah kolon juga sehingga biasa disebut karsinoma kolorektal. Penyakit ini dapat menyerang pria dan wanita. Jarang ditemukan pada kelompok usia kurang dari 40 tahun, banyak ditemukan pada kelompok pada usia diatas 50 tahun. Pada tahun 1995 Amerika Cancer Society memperkirakan terdapat 138.000 kasus baru kanker kolorektal, 70% diantaranya berasal dari kolon dan 30% sisanya berasal dari rectum dan 55.000 diantaranya meninggal. Secara umum angka harapan hidup 5 tahun kanker kolorektal meningkat dari 46% menjadi 62%.Angka harapan hidup 5 tahun menurut stadiumnya berturut-turut 92% bila penyakit masih terbatas local, 64% bila telah terjadi metastses ke kelenjar regional dan hanya 7% bila telah terjadi metastasis jauh. Persentase kolorectal yang biasa terkena meliputi : kolon ascendens dan sekum 10%, kolon transversum 10%, kolon descenden 5% dan kolon rectosigmoid 75%. Diseluruh dunia dilaporkan lebih dari 940,000 kasus baru dan terjadi kematian pada hampir 500,000 kasus tiap tahunnya. (World Health Organization, 2003). Menurut data di RS Kanker 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Karsinoma recti adalah keganasan pada daerah rectum, bisanya menyerang daerah
kolon juga sehingga biasa disebut karsinoma kolorektal. Penyakit ini dapat menyerang pria
dan wanita. Jarang ditemukan pada kelompok usia kurang dari 40 tahun, banyak ditemukan
pada kelompok pada usia diatas 50 tahun.
Pada tahun 1995 Amerika Cancer Society memperkirakan terdapat 138.000 kasus
baru kanker kolorektal, 70% diantaranya berasal dari kolon dan 30% sisanya berasal dari
rectum dan 55.000 diantaranya meninggal.
Secara umum angka harapan hidup 5 tahun kanker kolorektal meningkat dari 46%
menjadi 62%.Angka harapan hidup 5 tahun menurut stadiumnya berturut-turut 92% bila
penyakit masih terbatas local, 64% bila telah terjadi metastses ke kelenjar regional dan hanya
7% bila telah terjadi metastasis jauh. Persentase kolorectal yang biasa terkena meliputi :
kolon ascendens dan sekum 10%, kolon transversum 10%, kolon descenden 5% dan kolon
rectosigmoid 75%.
Diseluruh dunia dilaporkan lebih dari 940,000 kasus baru dan terjadi kematian pada
hampir 500,000 kasus tiap tahunnya. (World Health Organization, 2003). Menurut data di RS
Kanker Dharmais pada tahun 1995-2002, kanker rektal menempati urutan keenam dari 10
jenis kanker dari pasien yang dirawat di sana. Kanker rektal tercatat sebagai penyakit yang
paling mematikan di dunia selain jenis kanker lainnya. Namun, perkembangan teknologi dan
juga adanya pendeteksian dini memungkinkan untuk disembuhkan sebesar 50 persen, bahkan
bisa dicegah.
Dari selutruh pasien kanker rektal, 90% berumut lebih dari 50 tahun. Hanya 5%
pasien berusia kurang dari 40 tahun. Di negara barat, laki – laki memiliki insidensi terbanyak
mengidap kanker rektal dibanding wanita dengan rasio bervariasi dari 8:7 - 9:5.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi dan Vaskularisasi
Ca Rekti adalah kanker yang terjadi pada rektum. Rektum terletak di anterior sakrum
and coccyx panjangnya kira kira 15 cm. rectosigmoid junction terletak pada bagian akhir
mesocolon sigmoid. Bagian sepertiga atasnya hampir seluruhnya dibungkus oleh peritoneum.
Di setengah bagian bawah rektum keseluruhannya adalah ektraperitoneral. Ca Recti dapat
menyebar sebagai embulus vena kedalam hati. Pembuluh limfe dari rektum diatas garis
anorektum berjalan seiring vena hemorriodalos superior dan melanjut ke kelenjar limfa
mesenterika inferior dan aorta. Operasi radikal untuk eradikasi karsinoma rektum dan anus
didasarkanpada anatomi saluran limfaini Dinding rektum terdiri dari 5 lapisan, yaitu mukosa
yang tersusun oleh epitel kolumner, mukosa muskularis, submukosa, muscularis propria dan
serosa.
Gambar 1. Anatomi kolon dan rektum
2
3
4
Perdarahan arteri daerah anorektum berasal dari arteri hemoroidalis superior, media,
dan inferior. Arteri hemoroidalis superior yang merupakan kelanjutan dari a. mesenterika
inferior, arteri ini bercabang 2 kiri dan kanan. Arteri hemoroidalis medialis merupakan
cabang anterior a. iliaka interna, sedangkan arteri hemoroidalis inferior merupakan cabang
dari a. pudenda interna.
Vena hemoroidalis superior berasal dari 2 plexus hemoroidalis internus dan berjalan
ke arah kranial ke dalam v. Mesenterika inferior dan seterusnya melalui v. lienalis menuju v.
porta. Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan dalam rongga perut menentukan tekanan di
dalamnya. Karsinoma rektum dapat menyebar sebagai embolus vena ke dalam hati. Vena
hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke v. pudenda interna, v. iliaka interna dan sistem
vena kava.
Pembuluh limfe daerah anorektum membentuk pleksus halus yang mengalirkan isinya
menuju kelenjar limfe inguinal yang selanjutnya mengalir ke kelenjar limfe iliaka. Infeksi
dan tumor ganas pada daerah anorektal dapat mengakibatkan limfadenopati inguinal.
5
Pembuluh rektum di atas garis anorektum berjalan seiring dengan v. hemoroidalis seuperior
dan melanjut ke kelenjar limfe mesenterika inferior dan aorta.
Persarafan rektum terdiri atas sistem simpatik dan parasimpatik. Serabut simpatik
berasal dari pleksus mesenterikus inferior yang berasal dari lumbal 2, 3, dan 4, serabut ini
mengatur fungsi emisi air mani dan ejakulasi. Serabut parasimpatis berasal dari sakral 2, 3,
dan 4, serabut ini mengatur fungsi ereksi penis, klitoris dengan mengatur aliran darah ke
dalam jaringan.
B. Angka Kejadian
Di USA Ca kolorektal merupakan kanker gastrointestinal yang paling sering terjadi
dan nomer dua sebagai penyebab kematian di negara berkembang. Tahun 2005, diperkirakan
ada 145,290 kasus baru kanker kolorektal di USA, 104,950 kasus terjadi di kolon dan 40,340
kasus di rektal. Pada 56,300 kasus dilaporkan berhubungan dengan kematian, 47.700 kasus
Ca kolon dan 8,600 kasus Ca rectal. Ca kolorektal merupakan 11 % dari kejadian kematian
dari semua jenis kanker.
Gambar 2. 1 Ca rekti
Diseluruh dunia dilaporkan lebih dari 940,000 kasus baru dan terjadi kematian pada
hampir 500,000 kasus tiap tahunnya. (World Health Organization, 2003). Menurut data di RS
6
Kanker Dharmais pada tahun 1995-2002, kanker rektal menempati urutan keenam dari 10
jenis kanker dari pasien yang dirawat di sana. Kanker rektal tercatat sebagai penyakit yang
paling mematikan di dunia selain jenis kanker lainnya. Namun, perkembangan teknologi dan
juga adanya pendeteksian dini memungkinkan untuk disembuhkan sebesar 50 persen, bahkan
bisa dicegah.
Dari selutruh pasien kanker rektal, 90% berumut lebih dari 50 tahun. Hanya 5%
pasien berusia kurang dari 40 tahun. Di negara barat, laki – laki memiliki insidensi terbanyak
mengidap kanker rektal dibanding wanita dengan rasio bervariasi dari 8:7 - 9:5.
C. Etiologi dan Faktor Resiko
Banyak faktor dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker rektal, diantaranya adalah :
Diet tinggi lemak, rendah serat
Usia lebih dari 50 tahun
Riwayat pribadi mengidap adenoma atau adenokarsinoma kolorektal mempunyai
resiko lebih besar 3 kali lipat.
Riwayat keluarga satu tingkat generasi dengan riwayat kanker kolorektal mempunyai
resiko lebih besar 3 kali lipat.
Familial polyposis coli, Gardner syndrome, dan Turcot syndrome, pada semua pasien
ini tanpa dilakukan kolektomi dapat berkembang menjadi kanker rektal
Resiko sedikit meningkat pada pasien Juvenile polyposis syndrome, Peutz-Jeghers
syndrome, dan Muir syndrome.
Terjadi pada 50 % pasien Kanker kolorektal Herediter nonpolyposis
Inflammatory bowel disease
o Kolitis Ulseratif (resiko 30 % setelah berumur 25 tahun)
o Crohn disease, berisiko 4 sampai 10 kali lipat
7
D. Patofisiologi
95% kanker kolon dan rektum muncul dari lapisan epitel usus. Dimulai sebagai polip
jinak, tetapi dapat berubah menjadi ganas, menyusup dan merusak jaringan normal dan
meluas ke jaringan sekitarnya. Sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain, paling
sering ke hati. Kanker kolorektal dapat menyebar melalui beberapa cara, yaitu :
1. Secara infiltratif, langsung ke struktur yang berdekatan, seperti kandung kemih
2. Melalui kelenjar limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon
3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon dan rektum mengalirkan darah ke
sistem portal
4. Penyebaran secara transperitoneal
5. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen, atau lokasi drain
Pertumbuhan sel kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen
usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker
dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastasis pada jaringan lain.
Prognosis relativ baik bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa saat reseksi dilakukan,
dan jauh lebih buruk bila metastasis sampai ke kelenjar limfe. Dengan menggunakan metode
dukes, kanker kolorektal dibagi menurut metastasisnya, yaitu :
Stadium A : tumor dibatasi pada mukosa dan submukosa saja
Stadium B : kanker yang sudah menembus usus ke jaringan di luar rectal, tanpa
keterlibatan kelenjar limfe
Stadium C : invasi ke dalam system limfe yang mengalir regional
8
Stadium D : metastasis regional tahap lanjut serta penyebaran yang luas, dan tidak dapat
dioprasi lagi
E. Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Keluhan yang umum terjadi adalah, adanya perubahan pada
defekasi, darah pada feses, konstipasi, tenesmus, perubahan dalam penampilan feses, anemia
dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.
Kanker kolon kiri dan rektum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai
akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi
kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan
berbentuk seperti pita, baik mucus ataupun darah segar sering muncul pada feses. Dapat
terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rektum dapat
mengenai radiks saraf, pembuluh limfe, dan vena, yang akan menimbulkan gejala-gejala pada
tungkai dan perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau
sering berkemih dapat timbul akibat penekanan alat-alat tersebut.
F. Gejala Klinis
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara lain ialah :
Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu darah segar
maupun yang berwarna hitam.
Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar kosong saat BAB
Feses yang lebih kecil dari biasanya
9
Keluhan tidak nyama pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa penuh pada perut
atau nyeri
Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya
Mual dan muntah
Rasa letih dan lesu
Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri pada daerah
gluteus.
G. Diagnosis dan Staging
Ada beberapa tes pada daerah rektum dan kolon untuk mendeteksi kanker rektal, diantaranya
ialah :
1) Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan CEA (Carcinoma Embrionik Antigen) dan Uji
faecal occult blood test (FOBT) untuk melihat perdarahan di jaringan.
2) Digital rectal examination (DRE) dapat digunakan sebagai pemeriksaan skrining awal.
Kurang lebih 75 % karsinoma rektum dapat dipalpasi pada pemeriksaan rektal
pemeriksaan digital akan mengenali tumor yang terletak sekitar 10 cm dari rektum, tumor
akanteraba keras dan menggaung.
10
Gambar 3. Pemeriksaan colok dubur pada Ca Rekti
3) Dapat pula dengan Barium Enema,. yaitu Cairan yang mengandung barium dimasukkan
melalui rektum kemudian dilakukan seri foto x-rays pada traktus gastrointestinal bawah.
Gambar 4. Pemeriksaan Barium Enema
4) Sigmoidoscopy , yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan sigmoid
apakah terdapat polip kakner atau kelainan lainnya. Alat sigmoidoscope dimasukkan
melalui rektum sampai kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil untuk