REDUNDANSI TEKS BERITA KARYA SISWA KELAS X SMAN 10 KOTA TANGERANG TAHUN AJARAN 2017/2018 Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh : Melda Hollidazia NIM: 1113013000038 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020
103
Embed
REDUNDANSI TEKS BERITA KARYA SISWA KELAS X SMAN 10 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Teks berita merupakan tulisan yang berisi tentang fakta mengenai peristiwa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
REDUNDANSI TEKS BERITA KARYA SISWA KELAS X
SMAN 10 KOTA TANGERANG TAHUN AJARAN 2017/2018
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
Melda Hollidazia
NIM: 1113013000038
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI
REDUNDANSI TEKS BERITA KARYA SISWA KELAS X SMAN 10
KOTA TANGERANG TAHUN AJARAN 2017/2018
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Melda Hollidazia
1113013000038
Di Bawah Bimbingan,
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd.
NIP. 196402121997032001
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
ii
iii
iv
ABSTRAK
Melda Hollidazia, NIM: 1113013000038. Redundansi Teks Berita Karya
Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini tentang analisis kesalahan menulis siswa terkait redundansi
melalui teks berita karya siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat
sejauh mana kemampuan siswa dalam membuat karya teks berita juga mengetahui
letak kesalahan siswa dalam menulis teks berita. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas X SMAN 10 Kota Tangerang. Objek penelitian ini adalah teks berita yang
ditulis oleh siswa.
Berdasarkan hasil analisis data yang didapat, ada 48 temuan kata redundansi
pada teks berita karya siswa kelas X. Kesinoniman kata dalam satu kalimat
sebanyak 18 kata. Hiponim dan hipernim dalam kalimat sebanyak satu kata.
Pengulangan subjek dalam kalimat sebanyak satu kata. Penggunaan kata berbentuk
jamak dalam kalimat sebanyak empat kata. Penggunaan kelas kata tidak tepat
sebanyak 23 kata. Tidak ditemukan penggunaan afiks yang tidak tepat. Penggunaan
predikat tidak tepat 1 kata.
Hasil observasi dan penelitian menunjukkan bahwa masih banyak
ditemukan rendundansi pada penulisan teks berita yang ditulis oleh siswa kelas X
IPS 2 SMAN 10 Kota Tangerang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian
yang didapat, sehingga kemampuan siswa dalam menulis teks berita dinyatakan
masih perlu bimbingan.
Kata kunci: Redundansi, Teks Berita
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Taala yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga dengan izin-Nya skripsi
dapat terselesaikan dengan baik. Selawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan
kebenaran, menunjukkan pada jalan yang lurus, dan memberi suri tauladan.
Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapat gelar sarjana
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta adalah
dengan membuat karya tulis imliah dalam bentuk skripsi. Skripsi ini berjudul
“Redundansi Teks Berita Karya Siswa Kelas X SMAN 10 Kota Tangerang Tahun
Ajaran 2017/2018”.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama
penulis studi dan menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih dan penghargaan penulis
sampaikan kepada yang terhormat:
1. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta;
2. Novi Diah Haryanti, M. Hum., Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;
3. Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd, sebagai dosen pembimbing. Terima
kasih atas segala yang telah diberikan. Mulai dari semangat, waktu,
pemikiran, dan salam sapa keramahan di setiap bimbingan.
4. Terima kasih kepada seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang tak penulis sebutkan seluruhnya. Namun, tak mengurangi
sedikit pun rasa hormat penulis. Atas segala ilmu dan nasihat yang telah
diberikan.
5. Kepala SMAN 10 Kota Tangerang, Siti Hidayati, S.Pd. Juga Ibu Eliana
sebagai Guru Bahasa Indonesia yang mengarahkan selama penelitian. Serta
vi
seluruh guru dan staf SMAN 10 Kota Tangerang yang telah membantu
selama observasi penelitian berlangsung.
6. Untuk yang teristimewa, kepada orang tua yang sangat penulis cintai.
Bibeh Hasan Basri dan Ummi Munawati. Terimakasih atas dukungan
moril, materil, kasih sayang dan doa yang tidak pernah putus dalam setiap
langkah pendidikan yang penulis lalui hingga saat ini.
7. Terima kasih kepada suami atas dukungan materil dan semangat yang
selalu diberikan kepada penulis. Salah satu alasan terselesaikannya skripsi
ini.
8. Sahabat yang selalu berbagi suka maupun duka dan selalu memberi
mendukung untuk menyelesaikan skripsi ini yaitu Dini Latifah, Feti Indah,
Nurul Makiah, Dwi Fitrianti, Lisca Cahya Utami.
9. Terima kasih kepada siswa dan siswi kelas X IPS 2 SMAN 10 Kota
Tangerang, karena telah ikut andil dan ikut kerjasama dengan baik selama
penelitian berlangsung.
10. Terima kasih kepada teman-teman satu angkatan PBSI A dan B yang
terlibat dalam penyusunan skripsi ini. Semoga bantuan, bimbingan, doa dan
dukungan yang diberikan kepada penulis menjadi berkah dibalas oleh Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Tangerang, 20 Juni 2020
Melda Hollidazia
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN SKRIPSI ....................... i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. iii
ABSTRAK ....................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 4
D. Rumusan Masalah ................................................................. 4
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 4
BAB II KAJIAN TEORETIS ............................................................ 5
A. Redundansi ............................................................................ 6
1. Bentuk-bentuk Redundansi
B. Teks Berita .......................................................................... 13
1. Pengertian Teks Berita .................................................. 16
2. Unsur-unsur Berita ........................................................ 17
3. Jenis-jenis Berita ............................................................ 17
4. Sumber Berita ................................................................ 19
5. Teknik Penulisan Berita ................................................ 20
C. Penelitian Relevan ............................................................... 21
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................ 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 24
B. Rancangan Penelitian .......................................................... 24
C. Metode Penelitian ................................................................ 24
D. Populasi dan Teknik Sampel ............................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 26
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................. 28
G. Instrumen Penelitian ............................................................ 29
H. Keabsahan Data ................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 31
A. Profil Sekolah ...................................................................... 31
1. Sejarah Singkat
2. Visi dan Misi
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
B. Data Penelitian .................................................................... 34
C. Temuan Penelitian ............................................................... 35
D. Pembahasan Penelitian ......................................................... 36
BAB V PENUTUP .......................................................................... 55
A. Simpulan ............................................................................. 55
B. Saran .................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 57
Adalah kata sifat yang sifatnya menerangkan kata benda.
13
a. Ajektiva dasar: adil, agung, busuk, cantik
b. Ajektiva turunan:
1. Ajektiva berafiks misalnya, terhormat.
2. Ajektiva bereduflikasi, misalnya elok-elok, gagah-gagah,
muda-muda, ringan-ringan.
3. Ajektiva Berafiks keR-an atau ke-an, misalnya kesakitan,
kesepian, kemalu-maluan.
f. Penggunaan afiks yang tidak tepat
Abdul Chaer, afiks adalah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem
terikat, yang diimbuhkan pada sebuah dasar proses dasar pembentukan kata.11
Contoh kalimat redundansi yang terdapat pada koran harian Tangsel Pos.
Baginya, Majelis Pemusyawaratan Rakyat inilah yang menetapkan
undang-undang dasar dan garis-garis besar dari pada haluan Negara
(pasal 3).
Penggunaan afiks “baginya” pada awal paragraf termasuk redundansi
dan tidak tepat. Afiks “baginya” dapat dihilangkan tanpa merusak kalimat
tersebut.
g. Penggunaan predikat yang tidak tepat adalah menerangkan tentang subjek.
Contoh kalimat redundansi yang terdapat pada koran.
Seperti diketahui, PT GTJ mendapatkan kontrak kerajasama
pengelolaan sampah pemprov selama 15 tahun sejak 2008. Dalam
perjanjian, mereka membangun pengelolaan sampah berteknologi
Galvad dan menjual listrik serta kompos.Pada tahun 2023 PT GTJ
menyerahkan asetnya ke pemprov.
Penggunaan predikat “seperti” dan verba “diketahui” pada paragraf
awal termasuk mubazir dan tidak tepat. Predikat “seperti” dan verba
“diketahui” dapat dihilangkan tanpa merusak kalimat tersebut.Dengan
demikian seorang penulis harus memperhatikan penggunaan kata yang tepat
dan tidak bertele-tele yang menimbulkan kata redundansi.Redundansi adalah
11 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2012), h. 177
14
penggunaan kata yang berlebihan sehingga membentuk kata yang redundansi.
Tetapi kata tersebut dapat dihilangkan tanpa merusak keutuhan kata didalam
kalimat tersebut.
B. Teks Berita
1. Pengertian Teks Berita
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) “berita berarti (1)
laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, (2) informasi (resmi)
dari pemerintah, dan (3) laporan pers”.12 Dari segi isi berita dikenal jenis-jenis
berita seperti berita acara, berita keluarga, berita kematian, berita kriminal,
berita negara, berita polisi, berita sensasi, dan berita singkat.
Berita memang harus bersifat unik, aktual, menarik, menjadi interes atau
kepentingan umum, dan dapat dipercaya kebenarannya. Berita harus bersumber
dari kejadian yang sebenarnya dan biasanya disampaikan oleh badan resmi dan
atau tidak resmi yang kejujuran, wibawa, dan integritasnya tidak disangsikan
lagi.13
Sebuah berita setidaknya mengandung dua hal, yakni peristiwa dan jalan
ceritanya, maka sebuah cerita tanpa peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat
disebut berita.14 Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru
yang benar, menarik, dan penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media
berkala seperti surat kabar, radio, televise, atau media on line internet.15 Dapat
diartikan bahwa, berita adalah fakta dan peristiwa yang ditulis dengan
menggunaka jalan cerita dan merupakan informasi penting yang terjadi pada
lingkup masyarakat yang dikemas dalam media massa.
Berita juga diartikan sebagai kabar, laporan, dan pemberitahuan, atau
pengumuman. Dalam konteks pembicaraan jurnalistik berita adalah sebagai
keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Hangat dalamartian
tentu saja sesuatu yang baru saja terjadi dan penting untuk diketahui oleh
12 Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), Cet.
17, h. 2.19 13 Ibid., h.4.4 14 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Jakarta: Kalam Indonesia, 2005), h. 55. 15 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2005), h. 65
15
khalayak. Sementara itu, Sudirman Tebba menyatakan secara ringkas bahwa
berita adalah:
“Jalan cerita tentang peristiwa. Menurutnya peristiwa tanpa
jalan cerita menjadi hal yang penting dalam sebuah berita,
karena menurut pratisi jurnalistikini cerita tanpa peristiwa
bukanlah sebuah berita dan peristiwa tanpa jalan cerita juga
bukan berita. Ia menjadi berita ketika memiliki jalan cerita
atau peristiwa.”16
AS Haris Sumadiria menyatakan berita adalah semua hal yang terjadi di
dunia, apa yang ditulis dalam surat kabar, apa yang disiarkan di radio, dan apa
yang ditayangkan oleh televise. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap
fakta merupakan berita, berita menyangkut orang-orang walau tidak setiap
orang menjadi berita, dan berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di
dunia, tetapi sebagian kecil yang dilaporkan.17 Sementara itu, Ashadi Siregar
menyatakan bahwa berita adalah melaporkan seluk-beluk peristiwa yang telah,
sedang, dan akan terjadi. Melaporkan di sini berarti menuliskan apa yang
dilihat, didengar, atau dialami seseorang atau sekelompok orang.18
Pendapat lain mengemukakan berita adalah sesuatu yang nyata. Berita
merupakan peristiwa yang segar, yang baru saja terjadi, plus dan minus. “Dari
peristiwa itu, berita merentang sedikit ke masa lampau dan masa datang.”19
“Ada juga yang mendefinisikan bahwa berita adalah informasi yang penting
dan/atau menarik bagi khalayak audien.”20
Paul De Maeseneer mendefinisikan berita adalah sebagain informasi
baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna (significant), yang
berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh
mereka. Definisi berita mengandung unsur-unsur:
a. Baru dan penting,
16 Sudirman Tebba dalam Suhaimin dan Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 27. 17 Ibid., h. 27-28 18 Ashadi Siregar, dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa, (Yogyakarta:
Kanisius, 2003), Cet. Ke-5. h. 19. 19 Luwi Ishwara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, (Jakarta: Buku Kompas, 2007), Cet. 3, h.52 20 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 1, Cet. 2, h. 8
16
b. Bermakna dan berpengaruh,
c. Menyangkut hidup orang banyak,
d. Relevan dan menarik.21
Pengertian berita juga disampaikan oleh pakar jurnalistik, sebagai berikut:
a. Williard C. Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing mengatakan,
berita adalah suatu kejadian aktual yang diperoleh wartawan untuk dimuat
dalam surat kabar karena menarik atau mempunyai makna bagi pembaca.
b. William S. Moulsby dalam Getting The News mengatakan, berita adalah
suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang
mempunyai arti penting dan baru terjadi yang dapat menarik perhatian para
pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.
c. Chilton R. Bush dalam Newspaper Reporting of Public Affairs mengatakan,
berita adalah laporan mengenai peristiwa yang penting diketahui
masyarakat dan juga laporan peristiwa yang semata-mata menarik karena
berhubungan dengan hal yang menarik dari seseorang atau sesuatu dalam
situasi yang menarik.
d. Eric C. Hepwood berita adalah laporan pertama dari kejadian penting yang
dapat menarik perhatian umum.
e. Curtis MacDougall berita adalah apa saja yang menarik hati orang dan berita
yang terbaik adalah yang menarik hati orang sebanyak-banyaknya.
f. Dja’far H. Assegrafi dalam Jurnalistik Masa Kini mengatakan, berita adalah
laporan tentang fakta atau ide terkini, yang dipilih oleh wartawan untuk
disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca.
g. Jakob Oetama dalam bukunya Perspektif Pers Indonesia mengatakan, berita
itu bukan fakta, tetapi laporan tentang fakta itu sendiri. Suatu peristiwa
menjadi berita hanya apabila ditemukan dan dilaporkan oleh wartawan dan
membuatnya masuk dalam kesadaran publik dengan demikian menjadi
pengetahuan publik.22
21 Helena Olii, Berita dan Informasi Jurnalistik Radio, (Indonesia: PT Indeks, 2007), Cet. Ke-1,
h.25 22 Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknik Menulis Berita, (Jakarta: Erlangga, 2010), h.
26
17
Burton Rascoe menyatakan “A news sense is really a sense of what is
important, what is vital, what has color and life-what people are interested in.
That’s journalism.” Pendapat tersebut menyatakan bahwa sebuah berita adalah
apa yang benar-benar penting, memiliki warna dan kehidupan yang membuat
orang tertarik atas berita itu. Itu adalah kewartawanan. Gerry Goldstein
menyatakan “News is truth that matters.” Pendapat tersebut berarti bahwa
berita adalah kebenaran yang penting.23
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dituliskan dapat disimpulkan
bahwa berita adalah suatu peristiwa atau kejadian berupa fakta, baru, dan
menarik yang disampaikan kepada khalayak umum. Berita merupakan
informasi terbaru, ada fakta-faktanya, yang disampaikan kepada orang banyak
melalui media televise, radio, dan koran.
2. Unsur-unsur berita
Unsur-unsur berita meliputi:
a. Cepat, yakni aktual atau ketepatan waktu. Unsur ini mengandung makna
sesuatu yang baru.
b. Nyata, yakni informasi tentang sebuah fakta, bukan fiksi atau karangan.
Sebuah berita harus merupakan informasi tentang suatu yang sesuai
dengan keadaan sebenarnya atau laporan mengenai fakta sebagaimana
adanya.
c. Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak.
d. Menarik, artinya mengundang orang untuk membaca berita yang
ditulis.24
Seperti halnya dalam suatu kesatuan anatomi, maka dalam berita pun ada
anatomi, atau unsur-unsur senyawanya. Para pakar sepakat bahwa di dalam
sebuah berita terdapat 6 unsur, yang disingkat menjadi 5W+1H.25
Unsur-unsur berita yang dimaksud yaitu:
a. What (apa): yang menyangkut apa peristiwanya.
23 Melvin Mencher’c, News Reporting and Writing, (New York: McGraw-Hill, 2006), Cet. 10, h.
57 24 Asep Syamsul Romli dalam Suhaimin dan Rulli NAsrullah, Op. Cit,. h. 31-32 25 Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita & Feature, (Indonesia: PT. Indeks, 2006), h. 38
18
b. Why (mengapa): yang menyangkut latar belakang mengapa hal itu
terjadi, mengapa diliput, apa yang diharapkan, apa pentingnya bagi
khalayak.
c. How (bagaimana): bagaimana peliputan berita dilaksanakan dan
disampaikan sehingga tujuan tercapai.
d. Who (siapa): siapa yang terlibat dalam peristiwa itu.
e. When (kapan): kapan peristiwa dilaksanakan/terjadi, rincian waktu tiap-
tiap tahap kegiatan (pagi, siang, malam, dini hari)
f. Where (di mana): tempat kejadian berlangsung.26
3. Jenis-Jenis Berita
Berita yang banyak muncul dalam surat kabar atau majalah, digolongkan
atas:
a. Berita Langsung
Berita yang digunakan untuk menyampaikan kejadian-kejadian penting
yang secepatnya perlu diketahui pembaca. Disebut berita langsung (straight
news) karena unsur-unsur terpenting dari peristiwa itu harus langsung
(sesegera mungkin) disampaikan kepada pembaca.
Berita langsung ada juga disebut sebagai spot news, wartawan harus
berhadapan langsung dengan kejadian, lalu melaporkan kejadian itu. Berita
langsung juga disebut sebagai hard news, fakta yang digunakan untuk
memberitahu suatu peristiwa adalah fakta keras. Yang dimaksud dengan
fakta keras adalah fakta yang segera dapat diukur berdasarkan persepsi
inderawi manusia.
b. Berita Ringan
Berita yang tidak mengutamakan unsur penting yang hendak
diberitakan, melainkan sesuatu yang menarik. Berdasarkan kejadiannya,
berita ringan dapat dibedakan atas dua jenis. Pertama, berita ringan yang
kejadiannya merupakan sampiran dari peristiwa penting yang diberitakan
lewat berita langsung (disebut side bar). Kedua, berita ringan yang
26 Olii, Op. cit., h. 36-38
19
kejadiannya berdiri sendiri, jadi tidak terkait dengan suatu peristiwa penting
yang bisa dituliskan sebagai berita langsung.
c. Berita Kisah
Suatu tulisan mengenai kejadian yang dapat menyentuh perasaan,
ataupun yang menambah pengetahuan pembaca lewat penjelasan rinci,
lengkap, serta mendalam. Berita ini tidak terikat akan aktualitas. Nilai
utamanya adalah dalam unsur manusiawi atau informasi yang dapat
menambah pengetahuan.
d. Laporan Mendalam
Laporan mendalam digunakan untuk menuliskan permasalahan secara
lebih lengkap,, mendalam, dan analitis. Cara penulisan seperti ini
dimaksudkan untuk menyajikan informasi agar pembaca lebih memahami
duduk perkara suatu masalah.27
Adapun pendapat lain mengemukakan program informasi dapat dibagi
menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak
(soft news).
a. Berita keras (hard news) adalah segala informasi penting dan/atau
menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena
sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak
audien secepatnya.
b. Berita lunak (soft news) adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus
segera ditayangkan.28
4. Sumber Berita
Sumber berita adalah siapa saja yang dinilai mempunyai posisi
mengetahui atau berkompeten terhadap suatu fakta, peristiwa atau kejadian,
gagasan, serta data atau informasi yang bernilai berita.29
Sumber berita dapat dikategorikan sebagai berikut antara lain:
27 Siregar, Op. Cit., h. 154-158 28 Morissan, Op. Cit., h. 25-27 29 Barus, Op. Cit., h. 53-55
20
a. Wartawan di lapangan: dalam beberapa kejadian wartawan sudah
memperoleh informasi rahasia sebelum sebuah peristiwa terjadi. Ini
berarti sesame rekan wartawan saling bertukar informasi mengenai satu
peristiwa.
b. Pusat-pusat informasi: yaitu petugas kepolisian, staf rumah sakit,
karyawan hotel, sipir penjara, bahkan preman terminal yang harus selalu
dijaga hubungannya sebab mereka sering memberikan informasi
mengenai peristiwa kriminal.
c. God-given facts: sumber semua berita yang dating sebagai akibat
kecelakaan atau peristiwa dadakan seperti bencana alam, kebakaran,
kapal tenggelam, dan sebagainya.
d. Internet: media baru di bidang diseminasi informasi yang bisa diakses
untuk memperoleh berita karena internet biasanya melakukan
pembaruan berita dalam hitungan menit ke menit atau jam ke jam.
e. Saksi mata: orang-orang yang menyaksikan langsung terjadinya
peristiwa.
f. Kantor berita: seperti Reuters, AFP, Antara, dan sebagainya yang
memang didirikan khusus untuk menjual berita bagi media.
5. Teknik Penulisan Berita
Menulis naskah berita adalah satu pekerjaan utama seorang reporter
televisi. Naskah berita televisi sering disebut dengan istilah narasi berita,
naskah, atau skrip berita. Menulis berita pada dasarnya adalah proses
merangkum dan memilih sejumlah fakta terpenting yang akan membantu
reporter atau penulis naskah untuk mengungkapkan atau menceritakan suatu
peristiwa.30
Untuk menulis berita, dilakukan dua cara, yaitu:
a. Piramida Terbalik
Selama ini gaya penyusunan struktur berita yang paling disarankan
adalah struktur piramida terbalik (inverted pyramida). Gaya penulisan piramida
30 Morissan, Op. Cit., h. 153
21
terbalik yang dinilai paling sesuai untuk menata informasi dan menyusun cerita
mengenai fakta. MacDougall menyebutkan bahwa gaya piramida terbalik sama
dengan gaya spiral, yaitu tulisan yang lebar di atasnya dan kian menyempit ke
bawahnya.Teori jurnalis mengajarkan, bahwa fakta dan peristiwa yang terjadi
di dunia begitu banyak sedangkan waktu untuk melaporkan begitu sempit, maka
harus dilakukan cara paling mudah dan paling sederhana untuk melaporkan dan
menulis fakta-fakta tersebut.
Berita disajikan dengan menggunakan piramida terbalik karena berpijak
pada tiga asumsi, yakni:
1. Memudahkan khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa yang sangat
sibuk untuk menemukan dan mengetahui berita yang sangat penting.
2. Memudahkan reporter atau editor memotong berita yang dianggap kurang
penting karena dihadapi oleh kendala teknis.
3. Memudahkan para jurnalis menyusun berita melalui rumus baku dan untuk
menghindari kemungkinan adanya berita yang penting terlewati.31
b. Berita ditulis dalam formula 5W+1H
Suatu cara penataan berita yang tidak selalu merupakan urutan jawaban atas
enam pertanyaan. Dengan kata lain, letak jawaban atas pertanyaan seperti who,
where, how, atau lainnya tidak harus berurutan atau bisa diletakkan di mana pun
(di awal, di tengah-tengah, atau di akhir).32 Berita ditulis dengan menggunakan
rumus 5W1H, agar berita itu lengkap, akurat, dan memenuhi standar teknis
jurnalistik. Unsur berita dapat dijadikan sarana untuk menggerakkannya
menjadi sebuah berita. Rumus 5W1H ini dijadikan acuan untuk menggali objek
penulisan lebih mendalam, lebih rinci, dan lengkap. Enam unsur dasar 5W1H
ini yakni:
1. What (Apa yang terjadi)?
2. Who (Siapa yang terlibat)?
3. When (Kapan peristiwa terjadi)?
4. Where (Di mana peristiwa terjadi)?
31 Ibid, h. 118 32 Barus, Op. it., h. 91
22
5. How (Bagaimana peristiwa terjadi)?
6. Why (Mengapa peristiwa bisa terjadi)?33
Wartawan yang bepengalaman dapat membuat berita dengan baik dan
benar, karena seorang wartawan yang berpengalaman dapat merasakan arti dari
berita itu sendiri.
C. Penelitian Relevan
Penelitian pertama dilakukan oleh Suhaebah Nur dengan judul
Kemampuan Menulis Teks Berita pada Peserta Didik Kelas VIII MTs DDI
Basseang pada tahun 2014. Hasil penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tentang kemampuan peserta didik menulis teks berita dalam
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada peserta didik kelas VIII MTs
DDI Basseang, Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar. Data hasil
kerja peserta didik dan hasil observasi dianalisis dengan menggunakan metode
kualitatif. Hasil instrument tes dianalisis dengan menggunakan rumus
presentasi yaitu dilihat dari aspek kelengkapan isi berita peserta didik
dikategorikan sangat mampu, aspek keruntutan pemaparan kebanyakan peserta
didik dikategorikan tidak mampu, dari aspek penggunaan kalimat kebanyakan
peserta didik dikategorikan tidak mampu, aspek kosakata yang digunakan
peserta didik dikategorikan kurang mampu, aspek kemenarikan judul
kebanyakan peserta didik dikategorikan tidak mampu, dan dilihat dari aspek
penggunaan PUEBI peserta didik dikategorikan tidak mampu. Sedangkan hasil
observasi dan dokumentasi menunjukan hanya beberapa peserta didik yang
benar-benar menerima pelajaran, sebagian peserta didik yang tidak
memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru, hanya beberapa peserta
didik yang antusias dalam mengajukan pertanyaan mengenai teori
pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Suhaebah Nur memiliki persamaan
dengan penelitian yang sudah peneliti lakukan, yaitu menggunakan teks berita.
Perbedaannya adalah pada subjek penelitian, Suhaebah Nur melakukan
33 Sumadiria, loc cit
23
penelitian dengan subjek kelas VIII sedangkan peneliti melakukan penelitian
pada subjek kelas X.
Penelitian relevan yang kedua dilakukan pada tahun 2014 oleh Nanik
Karlina Aprilia dengan judul Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia dalam
Penulisan Teks Berita Peserta Ekstrakulikuler Jurnalistik SMAN 01 Ponggok
Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian ini adalah penggunaan kalimat
tunggal berdasarkan struktur internal klausa dalam penulisan teks berita,
penggunaan kalimat lengkap lebih banyak daripada penggunaan kalimat tidak
lengkap. Penggunaan kalimat luas lebih banyak dibandingkan dengan kalimat
tunggal sehingga struktur kalimatnya menjadi rumit atau kompleks. Pada
penggunaan kalimat tunggal dan luas juga ditemukan kalimat tidak berterima.
Ditemukan adanya penggunaan pelesapan atau elipsis. Pelesapan tersebut
dimaksudkan untuk menghilangkan kemubaziran (redundansi).
Penelitian yang dilakukan oleh Nanik Karlina Aprilia memiliki
persamaan dengan penelitian yang sudah peneliti lakukan, yaitu menggunakan
teks berita sebagai objek. Perbedaannya adalah penelitian ini menganalisis
penggunaan kalimat secara keseluruhan sedangkan peneliti menganalisis
redundansi pada teks berita.
Penelitian relevan ketiga dilakukan tahun 2014 oleh Nola Mustika Sari
dengan judul Redundansi dalam Harian Umum Singgalang. Hasil penelitian
tersebut adalah ditemukan redundansi, berupa kata, frase, klausa dan kalimat.
Penelitian yang dilakukan oleh Nola Mustika Sari memiliki persamaan
yang signifikan dengan penelitian yang sudah peneliti lakukan, yaitu
menganalisis redundansi pada teks berita. Perbedaannya ialah objek
penelitiannya, Nola Mustika Sari menggunakan teks berita Harian Umum
Singgalang sedangkan peneliti menggunakan teks berita yang ditulis oleh siswa.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMAN 10 Tangerang.
Jalan KH. Hasyim Ashari Kp. Sasak Kec. Cipondoh Kota Tangerang,
Banten. Alasan pemilihan sebagai lokasi penelitian yaitu: akreditas
sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Skripsi ini diajukan pada Juli 2017. Observasi dan pengambilan data
dilaksanakan pada bulan April 2018, bertepatan dengan tahun ajaran
genap 2017-2018. Lalu data diolah hingga akhirnya disetujui dan
diujikan pada Juli 2020
B. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah mencari bentuk-bentuk kata
redundansi pada teks berita buatan siswa kelas sepuluh. Setelah itu siswa
akan diberikan pemahaman bagaimana menulis dengan baik dan benar
sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
C. Metode Penelitian
Metode adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses
penelitian. Sedangkan metodologi ialah cara melakukan sesuatu dengan
menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan. Adapun
penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan.34 Sedangkan metode penelitian adalah suatu
metode ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.35
34 Cholid Narkubo dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet.
Ke-6, h. 12 35 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet.
Ke-15, h. 2.
25
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif, yaitu dengan menggambarkan kejadian atau peristiwa
yang sebenar-benarnya pada saat proses kegiatan belajar mengajar sedang
berlangsung. Menurut Bogdan dan Taylor (1993:30), metodologi kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.36 Penelitan ini menggunakan data berupa teks berita karya siswa
kelas X. Metode deskriptif ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah pendekatan penelitian yang menekankan kepada analisis
non numerik dan analisis interpretatif terhadap fenomena sosial.37 Penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bersikap deskriptif mengutamakan
segi kualitas data. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau kutipan
data untuk memberi gambaran penyajian laporan dalam penelitian. Analisis
ini merupakan suatu penelitian yang bersifat pembahasan mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analisis, yaitu data yang
diperoleh dari hasil observasi, analisis dokumen dan lain-lain, pada
penelitian ini juga menggunakan teknik kepustakaan. Hal ini dilandasi
dengan masalah pokok judul penelitian. Bahan penelitian tersebut berbentuk
teks berita karya siswa kelas X. Media ini menjadi bahan eksplorasi penulis.
Hal ini didasari penulis banyaknya karya ilmiah yang ditulis oleh pengarang
yang luput oleh pengamatan orang banyak. Untuk mengetahui karya-karya
tersebut, perlu diadakan penelitian ataupun penelaahan. Selain teknik
kepustakaan di atas penulis juga menggunakan bahan-bahan yang
berhubungan dengan penelitian ini seperti: buku, catatan kuliah, atau
koleksi kepustakaan lainnya.
36Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif: dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 22. 37 Sulistyaningsih, Metode Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), Cet. II, hlm. 107.
26
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak
menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.
D. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 2 SMAN 10 Kota
Tangerang tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 25 orang, terdiri dari 13
siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah teks
berita hasil karya siswa yang ditulis langsung di kelas saat jam pelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun dalam proses pengumpulan data, peneliti melakukan
beberapa langkah yaitu:
1. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komukasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.38 Dalam
penelitian ini peneliti menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara dilakukan kepada guru bidang
studi untuk mendapatkan informasi tentang sistem pembelajaran di kelas,
metode yang digunakan pada saat pembelajaran, serta kondisi kelas saat
pembelajaran pada siswa kelas X IPS 2 SMAN 10 Kota Tangerang.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.39 Mengamati
gejala-gejala sosial dalam kategori yang tepat, mengamati berkali-kali dan
mencatat segera dengan memakai alat bantu alat pencatat, formulir dan alat
mekanik.
Peneliti mengamati secara langsung peristiwa di lapangan sebagai
pengamat yang berperan serta secara lengkap untuk memperoleh suatu
38 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 180 39 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 158
27
keyakinan tentang keabsahan data dengan mencatat perilaku dan kejadian
sebagaimana yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Adapun jenis
observasi yang peneliti gunakan adalah observasi aktivitas belajar siswa di
kelas. Observasi ini merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa
dengan memperhatikan tingkah lakunya dalam pembelajaran, sehingga
peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan dapat melihat secara
langsung tingkah laku siswa, kerjasama, serta komunikasi di antara siswa
dalam kelompok.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari sumber-sumber data tertulis dilapangan
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, maksud data tertulis dalam
penelitian ini yaitu seluruh hasil tulisan siswa dalam bentuk cerpen. Data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari sumber data utama yaitu siswa/siswi kelas X IPS 2 SMAN 10
Kota Tangerang. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan hasil tulisan
siswa dalam bentuk teks berita sebanyak 14 siswa-siswi yang selanjutnya
data tersebut akan diolah dan dianalisis sehingga dapat diketahui adanya
kesalahan penulisan siswa. Sedangkan data sekunder yaitu data tambahan
seperti profil sekolah, laporan penelitian, dan data-data pendukung lainnya.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut:
1. Membaca berulang-berulang untuk memahami teks kumpulan teks
berita karya siswa kelas X IPS 2 SMAN 10 Kota Tangerang
sehingga dapat mengapresiasikan sumber data tersebut dan
mencatat hal-hal yang akan dianalisis yang berhubungan dengan apa
yang akan diteliti.
2. Membaca dan mempelajari literatur, referensi atau bahan pustaka
yang mempunyai hubungan dan menunjang terhadap persoalan dan
permasalahan dalam penelitian ini, mencatat hal-hal penting yang
28
diharapkan dapat menentukan kajian-kajian yang relevan serta
berkesinambungan dengan cerpen yang sesuai dengan struktur.
3. Mencatat dan memasukkan data yang diperoleh dari kumpulan teks
berita karya siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang ke dalam
instrumen analisis data.
4. Memberi kesimpulan dari hasil analisis data sesuai dengan fokus
penelitian, rumusan masalah, dan tujuan penelitian.
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Triangulasi
Tiangulasi adalah cara yang ditempuh untuk melakukan verifikasi
sepanjang penelitian dilakukan hingga data dianalisis dan laporan ditulis.40.
Triangulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber yaitu
siswa kelas X IPS 2 SMAN 10 Kota Tangerang tahun ajaran 2017/2018.
Aktivitas dalam analisis data tersebut adalah reduksi data, penyajian data,
dan menarik data kesimpulan.
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan berjumlah banyak, oleh karena
itu perlunya pencatatan secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari bentuk dan polanya.41 Data penelitian ini berupa teks berita
karya siswa kelas X SMAN 10 Kota Tangerang tahun ajaran 2017/2018.
2. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antara kategori, grafik, dan sejenisnya.
40 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta: GP Press Group, 2013) h.