1 RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI VII DPR RI DENGAN DIREKTUR UTAMA PT. FREEPORT Tahun Sidang : 2014-2015 Masa Persidangan : II Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Direktur Utama PT. Freeport Indonesia Sifat Rapat : Terbuka Hari/tanggal : Selasa, 27 Januari 2015 Waktu : Pukul 14.45 WIB –18.17 WIB Tempat : Ruang Rapat Komisi VII DPR RI Ketua Rapat : Ir. H. Mulyadi Acara : Operasi Penambangan di PT. Freeport Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Minerba Sekretaris Rapat : Dra. Rini Koentarti, M.Si. Hadir : 42 orang Anggota Komisi VII DPR RI ... Orang Anggota Izin A. Anggota DPR RI 1. Pimpinan Komisi VII DPR RI a. Dr. Ir. H. Kardaya Warnika, DEA (Ketua/F.P. Gerindra) b. Ir. Satya Widya Yudha, ME, M.Sc. (Wakil Ketua/F-PG) c. Ir. H. Mulyadi (Wakil Ketua/F-PD) d. Tamsil Linrung (Wakil Ketua/F-PKS) e. Dr. H.M. Zairullah Azhar (Wakil Ketua/F-PKB) 2. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN a. Ir. H. Daryatmo Mardiyanto b. H. N. Falah Amru, S.E. c. Dony Maryadi Oekon d. Tony Wardoyo e. Awang Ferdian Hidayat f. Yulian Gunhar, S.H., M.H. 3. FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA a. H. Dito Ganinduto, MBA b. H. Indro Hananto c. Ir. H. Airlangga Hartarto, M.M.T, M.B.A. d. Eni Maulani Saragih e. Dr. Hj. Neni Moerniaeni, SPOG
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
RISALAH
RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI VII DPR RI DENGAN
DIREKTUR UTAMA PT. FREEPORT
Tahun Sidang : 2014-2015
Masa Persidangan : II
Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Direktur Utama
PT. Freeport Indonesia
Sifat Rapat : Terbuka
Hari/tanggal : Selasa, 27 Januari 2015
Waktu : Pukul 14.45 WIB –18.17 WIB
Tempat : Ruang Rapat Komisi VII DPR RI
Ketua Rapat : Ir. H. Mulyadi
Acara : Operasi Penambangan di PT. Freeport Indonesia sesuai
Terima kasih Pimpinan. Terima kasih kepada Bapak Dirut Freeport dan
jajarannya.
Nama saya Falah Amru, Nomor Anggota A-203, dari Dapil Jawa Timur X,
Gresik, Lamongan.
PDPI Berjuang. Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Sudah semua ya anggota?
Selanjutnya kami persilakan kepada PT. Freeport memperkenalkan mulai dari
Pak Dirut dan seluruh jajarannya Pak.
Silakan Pak.
DIRUT PT. FREEPORT (MA'RUF SYAMSUDIN):
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat sore, dan
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang kami hormati Pimpinan Sidang, Ketua Panja Mineral Batubara, Bapak
Mulyadi, juga Bapak Ketua Komisi VII DPR RI,
KETUA RAPAT:
Mohon maaf Pak Dirut, bukan Ketua Panja Pak, jadi di sini ada Pimpinan
komisi dan anggota komisi. Panja belum ada Pak.
DIRUT PT. FREEPORT:
Oh maaf Pak.
KETUA RAPAT:
Kalau perlu dibentuk Panja kita bentuk nanti.
14
DIRUT PT. FREEPORT:
Yang kami hormati Bapak-Bapak/Ibu-ibu dari Komisi VII DPR RI, khususnya
Bapak-bapak Wakil Ketua,
Sebelum memulai izinkan juga saya memperkenalkan diri Pak, saya Ma’ruf Syamsudin. Ini atmosfir yang baru saya berada di tengah-tengah lingkungan Bapak-
bapak/Ibu-ibu yang background khususnya Minerba. Karena kebetulan saya katakan
ini jalan Allah Pak saya bisa mendapatkan kesempatan atau dipercaya memimpin,
atau saya mengatakan mengnakhodai PT. Freeport Indonesia pada kesempatan ini.
Dan ini betul-betul satu tanggung jawab yang akan saya lakukan dengan penuh rasa
tanggung jawab. Sangat jauh dengan background saya Pak. 34 tahun saya
background saya di militer, saya di Angkatan Udara. Kemudian duduk di lingkungan
Minerba ini adalah hal satu yang baru, tapi bagi saya setiap hal yang baru, setiap
yang memiliki suatu tantangan, apalagi itu untuk kepentingan bangsa dan negara,
dengan background saya, saya akan siap menghadapi setiap tantangan itu untuk
perbaikan ke depan bagi bangsa dan negara.
Kemudian saya datang kemari dilengkapi juga dengan beberapa staf kemari
Pak. Untuk itu saya persilakan masing-masing staf supaya suaranya kedengaran
langsung untuk berbicara langsung. Saya mulai dari yang paling ujung sebelah kiri
saya silakan.
PT. FREEPORT (HARRY PANCA SAKTI):
Terima kasih Pak Ma’ruf.
Mohon izin Bapak Pimpinan, nama saya Harry Panca Sakti, mewakili Divisi
Techical Affair dari PT. Freeport Indonesia berkantor di Jakarta.
Terima kasih.
PT. FREEPORT (SIMOR PATRICE MORIN):
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat,
Nama saya Simon Patrice Morin, saya Senior Advisor di PT. Freeport
Indonesia.
Terima kasih.
15
PT. FREEPORT (KLEMEN TINO LAMURI):
Ibu dan Bapak sekalian selamat sore,
Nama Klemen Tino Lamuri, saya Vice President PT. Freeport Indonesia.
PT. FREEPORT (JONATHAN ROMAINUNG):
Yang terhormat Bapak Pimpinan Sidang dan Bapak Ketua Komisi VII DPR RI,
beserta Bapak/Ibu sekalian Anggota DPR Komisi VII yang kami hormati,
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera buat kita semua,
Izinkan saya perkenalkan diri, nama saya Jonathan Romainung, bekerja di
Freeport 22 tahun dan jabatan saat ini adalah sebagai Vice President untuk
hubungan industrial di HRD PT. Freeport Indonesia.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Asli dari mana Pak? Dari Papua Pak.
PT. FREEPORT (JONATHAN ROMAINUNG):
Asli Papua, tidak ada campur.
PT. FREEPORT (ASIROHA SITUMORANG) :
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nama saya Asiroh H. Situmorang Bagian Keuangan PT. Freeport.
PT. FREEPORT (RINI GADIH RANTI):
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Perkenalkan nama saya Rini Gadih Ranti, Bagian Perpajakan PT. Freeport
Indonesia.
Terima kasih.
16
PT. FREEPORT (ANDI MUKSIAH):
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bapak Pimpinan, Bapak/Ibu yang kami hormati,
Perkenalkan nama saya Andi Muksiah, saya mewakili Divisi Lingkungan
Hidup di PT. Freeport Indonesia.
Terima kasih.
DIRUT PT. FREEPORT:
Saya perkenalkan yang di depan saja Pak, ini staf-staf eselon yang saya
bawa.
Bapak-bapak/Ibu-ibu,
KETUA RAPAT:
Sebentar Pak, sebelum dilanjut Pak, saya dapat surat dari belakang ini, ada
Anggota baru Komisi VII DPR RI Pak, PAW yang baru masuk. Perlu saya
perkenalkan dulu Pak, Anggota kita yaitu adalah Saudara Arfin Hakim Toha, Nomor
Anggota A-53. Tolong berdiri. Jadi ini anggota kita yang baru. Jadi PAW, jadi ini
tambahan anggota di Komisi VII DPR RI menjadi 48, yang sebelumnya 47.
Kalau mau memperkenalkan diri silakan Pak, biar lebih lengkap silakan,
daerah pemilihan dan lain sebagainya.
ANGGOTA F-PKB (ARFIN HAKIM TOHA):
Terima kasih.
Saya Arfin Hakim Toha, dari Fraksi PKB, yang baru tadi dilantik, sekarang
masuk di Komisi VII, Dapil Jawa Tengah III, Rembang, Pati, Blora dan Purwodadi.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Pak Arfin.
Terus yang belum memperkenalkan diri silakan Pak Inas.
17
F-P.HANURA (H. INAS NASRULLAH ZUBIR, BE, SE):
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nama saya Inas Nasrullah Zuber dari Fraksi Partai Hanura, Nomor Anggota
A-556, dari Dapil Banten III.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Jadi sudah memperkenalkan diri, Pak Dirut juga sudah memperkenalkan
jajaran Direksi PT. Freeport.
Dan sekarang kita masuk kepada pemaparan Pak Ma’ruf. Yang pertama kami garis bawahi tentu mohon ditekankan beberapa yang menjadi isu strategis Pak,
yang menjadi sorotan publik. Jadi mungkin saya rasa juga Pak Dirut sudah
membaca banyak di media cetak maupun mendengar di media elektronik, sorotan-
sorotan yang muncul dari masyarakat. Pada pemaparan pada hari ini, kita harapkan
tentu Pak Dirut bisa memberi jawaban dan menyakinkan bahwa operasional
penambangan PT. Freeport ini bisa memberi manfaat yang sebesar-besarnya untuk
kepentingan bangsa dan negara. Dan dalam perjalannya akan terus diperbaiki
dalam proses negosiasi dan sebagainya, tentu akan berbeda daripada pada saat
tahun 67 mulai beroperasional di Indonesia.
Kami persilakan Pak.
DIRUT PT. FREEPORT:
Terima kasih Bapak Pimpinan Sidang yang terhormat,
Pertama-tama izinkan kami mohon maaf Pak, pada waktu kesempatan
tanggal 26 Januari 2015 kami belum bisa memenuhi undangan pada saat itu, karena
kebetulan ada masalah-masalah internal dalam rangka persiapan-persiapan
berhubungan dengan Dirjen Minerba Kementerian ESDM, sedang kami persiapkan.
Dan juga saya berterus terang di sini saya baru duduk sebagai Presiden Direktur
lebih kurang baru 7 hari, sehingga saya harus betul-betul memanfaatkan waktu 7
hari itu untuk mengenal betul PT. Freeport Indonesia dimana hal-hal yang perlu saya
dalami.
Dan isu-isu yang muncul di media saya rasakan itu betul-betul merupakan
suatu, saya akan menjadikan suatu energi positif sebagai cermin bagi PT. Freeport
bahwa hal-hal yang ingin diketahui saya rasa PT. Freeport tidak boleh bersifat
inclusif menghadapi keingintahuan dari publik, karena saya pernah menyampaikan
18
bahwa kekayaan tambang yang dikelola oleh PT. Freeport yang notabene adalah
investor PMA, itu adalah milik bangsa dan negara. Yang kebetulan asetnya itu ada
di Provinsi Papua sehingga pengelolaan boleh dilakukan oleh PMA, tetapi aset itu
tetap milik negara dan bangsa. Sehingga apapun juga konsekwensinya PT. Freeport
Indonesia harus patuh pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Tentunya dengan segala perhitungan-perhitungan bisnis yang ada, karena kita
semua yakin tidak ada satu unit usaha yang akan merugi, tapi ketentuan dan
peraturan atau perundang-undangan yang berlaku itu harus dipatuhi di manapun kita
melakukan kegiatan usaha.
Bapak-bapak/Ibu-ibu yang terhormat,
Pada penyampaian paparan tentang operasi pertambangan PT. Freeport
Indonesia ini, ini tentunya diamanatkan kepada Undang-Undang No. 4 Tahun 2009.
Kami akan melaporkan juga hambatan-hambatan yang akan dihadapi.
Besar harapan kami dari rapat dengar pendapat ini, Anggota Dewan dapat
memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kegiatan operasi PT. Freeport
Indonesia.
Pimpinan Sidang dan Anggota Dewan yang kami hormati,
Perkenankan kami untuk menyampaikan beberapa perkembangan terkini
tentang proses renegosiasi kontrak karya PTFI dengan pemerintah dalam hal ini
Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral yang sudah ditandatangani
perpanjangan kontrak, nota kesepahaman tentang amandemen kontrak karya.
Dapat kami laporkan sebagian besar dari 6 poin strategis telah mencapai
kesepakatan antara lain berkenaan dengan luas wilayah, royalti, disvestasi, dan
penggunaan produk dan jasa dalam negeri.
Terkait smelter kami sudah menentukan lokasi dan teknologi smelter di
Gresik, Jawa Timur. Dan kami akan terus mengkaji peluang-peluang lain terkait
dengan industri pertambangan ini.
Kami terus melakukan pembicaraan intensif dengan pemerintah pusat, kami
juga melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah dengan berbagai komitmen,
kami untuk mendapatkan masukan dari Provinsi Papua dalam renegosiasi kontrak
karya.
Terkait dengan penyampaian saya tentang pembicaraan intensif ini Pak, saya
sudah menyampaikan bahwa kurun waktu 6 bulan yang diberikan saat ini, ini
merupakan suatu hal yang betul-betul menjadi pekerjaan, tugas, dan tanggung
jawab PT. Freeport Indonesia untuk memenuhi ketentuan ataupun peraturan yang
berlaku. Jadi selama 6 bulan ini saya sudah mulai mempetakan, mulai
menginventarisasi hal-hal apa yang menjadi kewajiban bagi PT. Freeport Indonesia
19
untuk memenuhi ketentuan yang berlaku atau peraturan-peraturan tidak berlaku,
sehingga persyaratan-persyaratan selanjutnya itu sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan.
Adapun ke-6 poin strategis yang menjadi pedoman kami selaku pemegang
kontrak karya agar menyesuaikan dengan amanat Undang-Undang No. 4 Tahun
2009 yaitu luas wilayah, penerimaan negara, pengolahan dan pemurnian dalam
negeri, disvestasi saham, pengutamaan penggunaan baran dan jasa dalam negeri,
dan perpanjangan kontrak. Untuk melengkapi penjelasan ini saya coba memberikan
gambaran melalui power point. Silakan.
Ini adalah lokasi dimana PT. Freeport Indonesia berada. Jangan dulu dilewat,
kembali. Kalau Bapak dan Ibu yang terhormat melihat peta yang ada, peta Provinsi
Papua, titik yang kuning ini adalah dimana lokasi PT. Freeport Indonesia. Itu yang
kuning ini. Kalau yang di sebelah sana adalah itu. Jadi dalam titik di Papua ini, titik
yang kuning ini pada kontak karya ke-2 itu luasnya waktu itu 2.000.000 hektar, pada
saat itu. Kemudian dilakukan amandemen kontrak bulan Juli 2014 itu menjadi
212.000 hektar. Kami sedang mempersiapkan untuk ini sebagaimana ketentuan
yang berlaku. Selanjutnya. Ini nanti akan menjadi 90.000 hektar itu wilayah. Jadi
sesuai dengan 6 isu strategis yang saya jelaskan di depan bahwa 6 poin strategis
antara lain luas wilayah itu nantinya akan menjadi 90.000 hektar, karena ini memang
amanat dari peraturan maupun perundang-undangan yang berlaku.
Ini gambaran Kota Tembagapura. Kalau Bapak dan Ibu bisa melihat itu di
atas itu, ini ketinggiannya lebih kurang 4.000 meter, maaf dari 2.000 meter, ya kira-
kira kalau feet, 6.000 feet, above ground level dari ketinggian tanah.
Kemudian ini wilayah lokasi proyek usaha operasional pertambangan mulai
dari atas, turun ke bawah, dari highland, turun sampai ke lowland, ini sudah port,
wilayah pelabuhan di bawah. Bisa gambarkan di sana. Jadi dari atas turun sampai
ke bawah, ini wilayah pelabuhan.
Lanjut.
Ini coba saya memberikan gambaran mengenai lokasi tadi secara
karakteristik umum dari wilayah proyek. Titik nol ada di bawah, ini adalah wilayah
dimana pelabuhan berada yaitu portside. Ini. Jadi ini titik nolnya. Kalau kita tarik
garis lurus ini ke atas ini jaraknya lebih kurang 100 kilometer, ini. Kemudian naik ke
atas sedikit ini adalah Bandara Moses Kilangin yang juga dibangun pada saat itu,
tahun berapa, tahun 73. Ini dibangun tahun 73. Pada saat kondisinya dibangun itu
adalah untuk kepentingan operasional khusus PT. Freeport tahun 73. Tahun 73.
Dengan kalau tidak salah panjang landasannya lebih kurang 2.500 meter. Saat ini
Bandara Moses Kilangin sudah digunakan untuk kepentingan-kepentingan juga
perekonomian setempat. Bisa Bapak dan Ibu bayangkan kemampuan yang
dibangun infrastruktur itu pada tahun 73, tetapi saat ini sudah dipakai untuk, waktu
itu belum masuk penerbangan-penerbangan airland dan yang lainnya, kecuali
20
pesawat air fast yang menjadi pesawat yang sering digunakan Freeport. Saat ini
sudah dipakai oleh penerbangan-penerbangan baik itu Garuda, Sriwijaya Air, dan
juga kepentingan-kepentingan pemerintah dalam hal ini TNI. Ini betapa crowded-
nya saat ini.
Kemudian naik lagi ke atas, ini Kota Tembagapura, ini yang tingginya lebih
kurang 2.500 meter. Ini kita gambarkan. Ini 4.000 meter di sinilah tempat lokasi
wilayah pertambangan ini, ini di atas ini. Sedikit gambaran kalau kita lihat ini ada
bukit-bukit, perbukitan, ini menggambarkan ada heat road betapa sulitnya kondisi
wilayah proyek kerja operasional pertambangan di atas. Jadi memang untuk
membangun wilayah lokasi pertambangan itu di samping tingkat kesulitan
geografisnya juga nilai untuk membangun nilai strukturnya juga cukup tinggi. Ini ada
cable tram untuk menuju, menghubungkan antar lokasi wilayah pertambangan. Ini
cukup lumayan kalau kita naik cable tram melihat ke bawah ketinggiannya cukup
lumayan karena menghubungkan dari satu bukit ke bukit yang lain.
Lanjut.
Saya mencoba menggambarkan karateristik umum wilayah proyek, tahun 73,
tahun 73, pada awal mulainya operasional Freeport tahun 73 itu ada warna biru naik
ke atas, kemudian hijau, kemudian ada angka di atasnya itu menunjukan berapa
konsentrat.
KETUA RAPAT:
Maaf berapa biji yang diproduksi itu?
DIRUT PT. FREEPORT:
Itu pada tahun 73 awalnya itu per hari. Per hari 4.000 ton, per hari. Kemudian
74 naik 7.000, seterusnya naik.
Nah, kalau kita lihat tahun yang hijau 92 mulai naik sampai dengan terakhir 2013 ini
170.000 ton, sedangkan yang diberikan kepada PT. Freeport sesuai dengan aturan
atau peraturan yang berlaku itu 300.000 ton per hari. Dari angka ini PT. Freeport
belum pernah memenuhi 300.000 ton per hari.
Dari capaian-capaian itu kalau kita mendapatkan satu kilogram ore atau bijih ini, itu
identik atau analog dengan kita baru bisa mendapatkan 6,2 kilogram copper. Berapa
emasnya? Emasnya 0,59 gram emas. Itu. Itu jadi anunya, capaiannya. Jadi kalau
kita perbandingkan. Ini perhitungan produksi bijih rata-rata ton per hari itu 117.228
ton per hari. Itu nilai presentase tembaganya 0.76%. Berapa emasnya, 0,69%,
peraknya 2.99%. Maaf gram perton. Maaf tadi gram perton. Kemudian konsentrat itu
5.530, kemudian persentase tembaganya 21,12%, kemudian emas 17,23 gram
perton, dan perak 52,68 ton, gram per ton.
21
Yang biru ini adalah ada proses kontrak karya 1, itu dari 73 sampai dengan
91. Kemudian yang hijau adalah kontrak karya ke-2 sampai dengan 2013.
Ini gambar-gambar yang di atas ini merupakan pengolahan.
Lanjut.
Ini sedikit ilustrasi mengenai kompleks wilayah pertambangan. Ini coba kita
ambil 3 dimensi dari atas. Kita lihat 3 dimensi dari atas ini. Yang tadi ada gambar
heat road. Nah ini. Ini open pit yang di atas. Di atas ini open pit, ini nilainya open pit
pembangunan ini 6 milyar dollar.
Kemudian turun ke bawah ini mulai, kita coba memberi gambaran untuk
underground. Underground ini pada tahun 2004 sampai dimulai 2004 dengan 2013
ini nilainya 4 milyar US Dollar nilai investasinya. Kemudian proyeksi ke depan untuk
mengembangan underground akan datang untuk 2014, mudah-mudahan mendapat
persetujuan sampai 2041 itu 15 milyar dollar. Ini di Papua. Jadi investasi ini ada di
Papua, ini wilayah pertambangan ini.
Lanjut.
Ini karakteristik proyek atau kondisi geografi dan proses produksi. Kalau kita
lihat di sini ada mungkin, maaf gambarnya ini mungkin terlihat tapi tidak jelas ini.
Jadi ini wilayah produksi batuan penutup kalau disingkirkan dari satuan bijih melalui
teknik pencampuran, jadi kalau kita produksi konsentrat, jadi mulai dari atas. Ini saya
mencoba memberikan gambaran perbedaannya dengan tambang-tambang lainnya,
antara tambang emas yang kita kelola dengan tambang bauksit, tambang batubara
dan seterusnya.
Yang kita kelola ini mulai dari atas yang tadi saya gambarkan mulai
pengolahan tadi dari ketinggian 4.000 tadi itu sudah bisa kita sebutkan mulai kelola
untuk mengarah pada semi produksi. Itu sudah mulai mengarah pada semi produksi.
Dan itu pada pengelolaan kemudian ke bawah itu menjadi konsentrat yang memiliki
nilai 3 sampai 4 persen. Itu.
Nah ini kalau kita kelola sampai di atas ini, ini belum ke smelter, pengolahan
smelting, itu sudah semua dikelola sampai siap untuk dikirim ke smelter itu nilainya
sudah 95 persen. Jadi bukan nol persen yang keluar tapi sudah dikelola bernilai 95
persen.
Sisanya ini ada pembuangkan ke bawah itu menjadi tailing. Di-tailing itu
terjadi proses flowtation atau proses fisik, tidak bisa kita katakan prosesnya, tapi
proses fisik. Itu tumpukan tailing itu khususnya ada di Mile l 21. Kita sebut Mile 21.
Tailing itu bisa dimanfaatkan, dan saat ini kita bekerja sama dengan Universitas
22
Papua dan UGM dan sebagainya itu bisa ditumbuhi tumbuhan, dan sekarang sudah
bisa dirasakan juga bisa ditanami jagung dan sebagainya.
Lanjut.
Nah ini mungkin yang sedang ramai juga dipertanyakan masalah berapa
prosentasenya yang dikeluarkan oleh yang dari PT. Freeport, berapa yang di dapat
oleh negara dan berapa yang di dapat, diterima oleh FCX. FCX itu Freeport
McMoRan. Dari PT. Freeport Indonesia setelah dipotong pajak ini. Ini perhitungan
dari 1992 sampai 2013 ini nilainya 15,2 milyar dollar. Ini penerimaan negara dari PFI
dalam bentuk pajak, royalti, deviden, dan pungutan lainnya. Berapa deviden yang
diterima oleh FCX atau McMoRan dari PFI setelah dipotong pajak, itu dari 1992
pada periode yang sama sampai 2013 yaitu 10,8 milyar dollar. Ini 10.8 milyar dollar.
Kalau kita lihat perbandingan hijau dan merah itu ya antaran 60-40. Antara 60-40
prosentasenya.
Lanjut.
Ini hitung-hitungannya. Hitung-hitungannya. Untuk hitung-hitungannya saya
minta Saudara Asiroha untuk menjelaskan lebih jelas supaya diagram hijau dan
merah itu tadi lebih rinci lagi. Silakan.
PT. FREEPORT (ASIROHA SITUMORANG) :
Mohon izin Bapak Pimpinan Rapat. Terima kasih Pak Ma’ruf. Jadi tabel ini menunjukan manfaat ekonomi paling atas itu adalah yang diterima pemerintah
Indonesia dalam bentuk deviden sejumlah 849 juta dollar, lalu royalti 1.082.000.000
dollar, lalu export duty yang baru dibayar mulai tahun ini 78 juta, lalu pajak badan
dan pajak-pajak lainnya 8.6 juta dollar, totalnya hampir 10.6 juta dollar. Kalau di lihat
dari deviden yang diterima FCX milyar dollar, dari tahun yang sama periodenya
sekitar 7 juta dollar, lalu prosentase milyar dollar. Lalu prosentase yang diterima oleh
pemerintah Indonesia manfaat ekonominya sekitar 60 persen.
KETUA KOMISI VII DPR RI (Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, DEA/FRAKSI
PARTAI GERINDRA):
Pimpinan, interupsi sebentar Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Silakan Pak Kardaya.
KETUA KOMISI VII DPR RI (Dr. Ir. H. KARDAYA WARNIKA, DEA/FRAKSI
ANGGOTA F-P.GERINDRA (SUPRATMAN ANDI AGTAS, S.H., M.H.):
Pak Interupsi sebentar Pimpinan, sebelah kiri Pak.
KETUA RAPAT:
Silakan.
ANGGOTA F-P.GERINDRA (SUPRATMAN ANDI AGTAS, S.H., M.H.):
Mungkin karena disetujui tadi oleh Presiden Direktur Freeport, mungkin bisa
disertakan juga Pak laporan keuangan menyangkut tentang, kan ini McMoRan kan
adalah perusahaan publik, terbuka, nah itu pasti agak jauh lebih bagus kalau kita
minta laporan keuangan, dan itu pasti hasil audit. Kebetulan di Wallstreet kan itu
tempat, itu jauh akan lebih kelihatan kalau itu kita bisa diberikan Pak.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Oke, nanti laporan keuangan dan juga bentuk yang lebih simple-nya Pak
yang ditanyakan tadi penghasilan dari penjualan konsentrat berapa, penjualan yang
dari smelter berapa, jadi total penerimaan berapa, operasional tadi saya dengar 2
milyar dollar ya, 2.04 milyar. Terus kemudian ditambah lagi administrasi jadi
keuntungannya berapa baru dibagikan pajak. Saya rasa itu cukup clear nanti tolong
datanya silakan diteruskan Pak.
ANGGOTA F-PDIP (TONY WARDOYO):
Pimpinan, interupsi Pimpinan.
Pimpinan, sebelah kiri interupsi, sebelum dilanjutkan.
KETUA RAPAT:
Pak Tony.
ANGGOTA F-PDIP (TONY WARDOYO):
Terima kasih Pimpinan.
25
Jadi kan begini Pak dari kepemilikan saham PT. Freeport Indonesia sebagian
besar kan dimiliki oleh PT. McMoRan Copper and Gold di Amerika, dan itu ada di
dalam stock exchange di Amerika. Jadi kami minta laporan keuangan ini secara
menyeluruh, dalam arti kata ini kan jelas akan tertuang di sini berapa banyak barang
ini yang terserap di sana, termasuk juga keuntungan di dalam perdagangan
sahamnya, berarti itu kan ada suatu bagian yang jelas PT. McMoRan Copper and
Gold dapat bagian berapa persen. Sebab setahu saya McMoRan Copper and Gold
kurang lebih di atas 80 persen. Coba mungkin Pak Dirut bisa menjelaskan
kepemilikan McMoRan Copper di dalam komposisi saham PT. Freeport Indonesia
sekarang berapa Pak.
DIRUT PT. FREEPORT:
Itu sekarang sekitar 80.64% Pak.
ANGGOTA F-PDIP (TONY WARDOYO):
Oke. Yang lainnya Pak yang 20 persen kurang itu siapa saja yang memiliki?
Nah itu yang kita perlu dipaparkan juga Pak, karena itu adalah bagian yang bisa kita
audit ke depan, karena ini sangat penting untuk kepentingan, saya juga tidak mau
daerah selama ini hanya dapat sebagian kecil. Kemarin gubernur langsung
mengatakan dalam pertahun hanya dapat secara equivalent kurang lebih 400 milyar
saja, rupiah, sedangkan sementara yang lain dapat keuntungan begitu besar. Jadi
kan sangat naif kalau sementara sumber alamnya diambil, hasil buminya diambil,
ternyata pemiliknya hanya menikmati sebagian kecil itu. Itulah yang perlu kita sikapi
ke depan sesuai dengan semangat yang Pak Direktur katakan tadi kita ingin
membangun, memberikan transparansi, keterbukaan di dalam pengolahan ini,
keterbukaan juga ingin membangun suatu tantangan yang baik, kepentingan anak
bangsa kita semua, seperti begitu kan Pak Presiden?
Oke silakan lanjut, kami serahkan kepada Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Sudah ya?
Jadi begini, teruskan saja presentasinya Pak, sekaligus juga kalau ada yang
kalau hal yang terkait dengan yang direspon tadi, tadi bukan pendalaman tapi
presentasi yang lebih lengkap mungkin diminta bisa Bapak tambahkan, tapi
selanjutnya kami persilakan dulu Pak yang sudah ada. Silakan.
PT. FREEPORT (ASIROHA SITUMORANG) :
Baik, Bapak Pimpinan.
Nanti data yang diminta seperti laporan keuangan kami harus akan submit
dan distribusi penjualan.
26
Akuntansi PT. Freeport menganut sistem akuntansi prinsip akuntansi diterima
di Indonesia, US gap dan Indo gap, dan juga diaudit secara teratur oleh Ernst and
Young, pemerintah Indonesia, Badan Pemeriksa Keuangan Negara Republik
Indonesia, Pajak, dan Kementerian Custom juga, perdagangan. Jadi keuangan kami
diaudit secara teratur oleh pemerintah dan juga oleh auditor independen Ernst and
Young dengan Dllyod tentunya secara tranparan distribusinya.
Demikian Pak Ma’ruf. Terima kasih.
ANGGOTA F-PDIP (TONY WARDOYO):
Pimpinan, boleh. Tambahan interupsi Pimpinan. Sebelah kiri Pak.
KETUA RAPAT:
Kalau bisa ini Pak Tony, mohon maaf Pak Tony, kalau bisa jangan masuk
substansi Pak ya.
ANGGOTA F-PDIP (TONY WARDOYO):
Tidak, tidak, bukan, bukan substansi.
KETUA RAPAT:
Silakan Pak.
ANGGOTA F-PDIP (TONY WARDOYO):
Begini, justru menurut saya Pak, kalau pemaparan ini terlalu lama dan
panjang waktu kita habis, ini kan tidak terlalu kelihatan itunya Pak. Malah saya lebih
senang session ini lebih dibuka secara terbuka, dialog yang lebih, itu yang saya rasa
lebih itu Pak, karena ini tidak mewakili juga Pak apa yang kita maksudkan Pak ke
depan.
Terima kasih Pimpinan, saya mohon bantuan Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Iya Pak, ini kan baru satu sisi yang dari keuangan Pak, tapi kan ada masalah-
masalah lain yang juga pelu disampaikan Pak, yang saya sampaikan tadi yang
berkembang di publik tentu juga harus disampaikan oleh Pak Dirut ya.
27
ANGGOTA F-PDIP (TONY WARDOYO):
Itulah maksudnya, itu yang lebih yang kita lebih harapkan, kalau paparan ini
kan saya rasa terlalu, tidak bakal terlalu banyak berubah. Ini kan hanya internal di
mereka Pak.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Silakan Pak dilanjutkan. Masih kita beri kesempatan dulu ya supaya kita nanti
bertanyan ada bahan. Silakan Pak.
DIRUT PT. FREEPORT:
Terima kasih Pak.
Dua slide lagi Pak. Kami masuk di ketenagakerjaan Pak, ini juga perlu
diketahui bahwa ini masalah sosial, bukan hanya masalah hitung-hitungan bisnis
saja, tapi ini masalah sosial.
Jumlah karyawan langsung PT. Freeport Indonesia adalah 12.333 orang. Itu
karyawan langsung. Artinya yang bekerja langsung di bawah PT. Freeport
Indonesia. Karena di sana juga terdapat karyawan yang kontraktor, itu jumlahnya
bisa sampai, signifikan jumlahnya bisa hampir kalau saya tidak salah hampir 20.000,
itu.
Karyawan Indonesia yang asli Papua itu 4.296. Itu kalau kita lohat
prosentasenya 34.83%. Ini belum lagi kita lihat kalau dari sisi skill dan sebagainya.
Itu asli Papua. Dan saat ini kami sudah memiliki vice president asli Papua, dalam
posisi vice president.
Kemudian non Papua 7.859 atau sekitar 63.72%. Non Papua ini pendatang
dari Sumatera, dari Jawa, dari Sulawesi, dari Nusa Tenggara, dari seluruh
Indonesia.
Kemudian expatriat 178, prosentasenya 1.44%. Itu tenaga kerja asing.
Jumlah karyawan PT. Freeport Indonesia plus perusahaan mitra dan
kontraktor, ini termasuk Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) per 2013 jumlah
31.694. Jadi di Kuala Kencana, Timika, itu PT. Freeport memiliki Institut
Pertambangan Nemangkawi yang di dalamnya itu 80% itu adalah orang asli Papua
yang ada sekolah di situ. Itu adalah 80% orang asli Papua yang di Nemangkawi.
Karyawan Indonesia asli Papua 8.045 atau 25.38%, non Papua 22.853 atau
72.11%, tenaga kerja asing 796 orang atau 2.51%. Jadi ini total keseluruhan.
28
Lanjut.
Ini program pengembangan masyarakat, mungkin Bapak-bapak pernah
mendengar istilah 1% Pak dari ini, dari penjualan kotor, 1% dari penjualan kotor. Ini
Pak angkanya. Ini mulai dari tahun 96. Naik turunnya grafik ini tergantung dari
berapa besar juga produksi konsentrat itu. Kalau kita lihat di 2012 turun jauh ke
bawah ini karena kejadian waktu itu terjadi pemogokkan besar-besaran tahun 2011,
sehingga tahun 2012 dalam perhitungannya sangat rendah.
Ini maksud saya menjelaskan di sini Pak, kalau seandainya PT. Freeport
Indonesia tidak bisa melanjutkan operasionalnya karena tidak dapat memenuhi
ketentuan peraturan ataupun perundang-undangan yang berlaku, artinya akan drop
turun sampai ke bawah, ini ditutup, artinya tidak ada lagi kontribusi-kontribusi yang
diberikan dari PT. Freeport Indonesia kepada bangsa dan negara. Ini anunya Pak,
itu saya coba memberikan satu visual bukan hanya dari perhitungan ini saja, bisnis,
tetapi social cost-nya. Kalau mungkin Bapak pernah ke Timika atau lihat Timika
tanpa Freeport Kabupaten Mimika mungkin tidak akan hidup.
Saya mengatakan kepada seluruh karyawan, bahwa kalian harus paham
keberadaan kalian ada di Kabupaten Mimika karena ada Freeport tempat kalian
mencari makan, seandainya tidak ada Freeport di sini kalian tidak bisa menghidupi
keluarga, sehingga ini aset yang harus betul-betul dijaga, aset ini harus bermanfaat
kepada kita semua sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Jadi saya mencoba memberikan kepada semua, semua karyawan, artinya
karyawan yang saya berikan itu saya sampaikan baik itu orang asli Papua, baik itu
pendatang, maupun expatriat, saya sebut mereka karyawan karena saya sudah
mengatakan kepada mereka mulai dari Presiden Direktur sampai yang paling bawah
adalah karyawan, tidak ada lagi kelas-kelas di sini, saya tidak mau melihat ada lagi
kelas-kelas sehingga timbul eksklusif kehidupan di Freeport, tidak boleh. Karena
kalau terjadi ini bisa terjadi hal-hal yang mungkin yang sering muncul di media, kita
memberikan sumbangsih-sumbangsih keluar, tidak, semua harus diatur di sini. Dan
itu, pernyataan itu saya sampaikan pada saat saya, sedikit keluar Pak, pada saat
saya diminta untuk menjadi Presiden Direktur Freeport. Kepada Amerika saya minta
komitmen untuk itu, karena background saya komitmen saya kepada negara dan
bangsa saya.
Lanjut.
Demikian Pak, paparan saya. Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Pak Dirut sudah memaparkan.
29
Terkait dengan agenda rapat kita pada hari ini, saya yakin masih banyak
pertanyaan Pak. Tadi juga saya sebetulnya Pak, ini pada awal rapat saya
menyampaikan sistem keamanan operasional mungkin belum disinggung, sistem
keamanan operasi penambangan, pengelolaan lingkungan, dan isu strategis lainnya,
tetapi nanti bisa bisa masuk di pendalaman.
Tadi sebelum kita masuk ke anggota Pak, ini banyak pertanyaan Pak,
royaltinya PT. Freeport ke pemerintah itu berapa Pak, apakah dibagi misalnya
tembaga berapa, emas berapa dan lain-lain, saat ini berapa Pak?
DIRUT PT. FREEPORT:
Biar keuangan yang Pak yang ini.
KETUA RAPAT:
Silakan Pak.
Karena ini informasinya simpang siur ini Pak masalah prosentasenya.
PT. FREEPORT (ASIROHA SITUMORANG):
Baik, jumlah royalti yang dibayarkan PT. Freeport mulai 2.000, dari 2.000.
KETUA RAPAT:
Prosentasenya Pak, bukan uangnya Pak.
PT. FREEPORT (ASIROHA SITUMORANG):
Oke. Dulu berdasarkan kontrak karya sebesar 3 persen tembaga, lalu 1
persen untuk emas, dan perak juga 1 persen.
KETUA RAPAT:
Jadi 3 persen tembaga, perak dan emas 1 persen. Dari dulu sampai sekarang
sama Pak ya?
PT. FREEPORT (ASIROHA SITUMORANG):
Sekarang setelah pembicaraan di kontrak negosiasi itu naik menjadi 4 poin.
KETUA RAPAT:
Sudah berlaku itu?
30
PT. FREEPORT (ASIROHA SITUMORANG):
Sudah berlaku.
KETUA RAPAT:
Mulai?
PT. FREEPORT (ASIROHA SITUMORANG):
Mulai Juli tahun lalu.
KETUA RAPAT:
Oh baru tahun lalu Pak.
Itu dari gross Pak 1 persennya? 1 persen dari apa?
PT. FREEPORT (ASIROHA SITUMORANG):
1 persen dari penjualan gross dikurangi dengan treatment charges sesuai
dengan perhitungan skala yang berlaku di .... (terpotong interupsi).
KETUA RAPAT:
Dikurangi apa Pak?
PT. FREEPORT (ASIROHA SITUMORANG):
Biaya pengolahan.
KETUA RAPAT:
Jadi gross dikurangi biaya pengolahan ya.
PT. FREEPORT (ASIROHA SITUMORANG):
Treatment and refinery charges. Jadi dapat itu cost-nya atau biaya smelter,
dari situ nanti baru dikalikan presentase itu sesuai dengan apa yang ditetapkan
diatur di kontrak karya.
KETUA RAPAT:
Jadi mulai Juni tahun lalu naik menjadi 4 koma.
31
PT. FREEPORT (ASIROHA SITUMORANG):
4 persen tembaga, emas 3.75, dan perak 3.25.
KETUA RAPAT:
Oke. Clear ya informasinya.
Pak Kurtubi ini informasinya biar sama. Kita sebentar Pak Kurtubi kita mau
masuk pendalaman. Langsung saja kita masuk pendalaman, Pak. Saya yakin Pak
Kurtubi sudah banyak yang disiapkan, tapi yang paling pertama terdaftar namanya
Pak Supratman Pak. Pak Supratman, siap-siap nomor dua Ibu Hj. Neni Moerniaeni.
Silakan Pak Supratman.
ANGGOTA F-P.GERINDRA (SUPRATMAN ANDI AGTAS, S.H., M.H.):
Terima kasih Pimpinan.
Pertama-tama saya ucapkan selamat Pak Ma’ruf atas terpilihnya menjadi Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia dan pada vice president yang lain.
Pertama-tama saya ingin mengapresiasi Pak, saya malah sekarang optimis di
bawah kepemimpinan Pak Ma’ruf. Kenapa saya bilang optimis, karena saya yakin di
dadanya Pak Ma’ruf pasti merah putih di dalam Pak. Garuda di dalam. Jadi saya
yakin betul itu, Insya Allah ini akan membawa keuntungan dan kemashalatan bagi
bangsa, terutama kepada Saudara-saudara saya yang ada di Papua.
Bagaimanapun di luar kepentingan bangsa dan lebih khusus kepada teman-teman
yang ada di Papua PT. Freeport Indonesia harus memberi manfaat yang nyata dan
sungguh-sungguh sesuai dengan kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat Papua
dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Saya selalu menyatakan bahwa PT. Freeport Indonesia itu butuh Indonesia,
tapi sebaliknya Indonesia butuh Freeport. Saya juga sering menyatakan bahwa PT.
Freeport Indonesia butuh tanah Papua, tetapi Papua juga butuh Freeport. Oleh
karena itu, kita berharap bahwa dengan keberadaan PT. Freeport Indonesia, sekali
lagi ini bisa memberikan manfaat kepada bangsa Indonesia dan kepada perusahaan
ini sendiri untuk bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Karena saya yakin atas pengangkatan Bapak Ma’ruf Syamsudin selaku Presiden Direktur PT. Freeport Indonesia saya hanya ingin menyarankan satu hal
Pak, pertama karena ini adalah sebuah perusahaan publik dan dimiliki sahamnya
oleh McMoRan saya yakin PT. Freeport Indonesia pasti akan taat dan patuh kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku utamanya di Negara Republik
Indonesia. Kemarin dari hasil rapat kerja kita dengan Menteri ESDM, dan mungkin
sebentar malam juga akan tetap dilanjutkan, kami berharap betul bahwa
32
pelaksanaan ekspor konsentrat yang sampai hari ini masih dilaksanakan kalau perlu
lewat kepemimpinan Pak Ma’ruf kali ini kita berharap untuk menunda sementara sambil menyesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, karena
dasar untuk melakukan ekspor konsentrat hari ini sejak berlakunya Undang-Undang
No. 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara itu seharusnya tidak boleh lagi
dilakukan. Jadi oleh karena ini, ini menyangkut soal regulai Pak, jadi kita berharap
Freeport ini memberi contoh kepada teman-teman yang lain sambil menunggu,
bahkan kemarin dari beberapa teman-teman itu menyarankan untuk supaya
pemerintah dalam hal ini Menteri ESDM dan Presiden Republik Indonesia untuk
memberi landasan hukum yang pasti dan jelas dalam hal ini kita menyarankan
kemarin oleh Komisi VII DPR RI supaya Pemerintah Republik Indonesia dalam hal
ini Presiden Republik Indonesia untuk mengeluarkan Perpu khusus menyangkut
supaya tidak ada undang-undang yang dilanggar Pak. Jadi kita merespons semua
untuk kepentingan Freeport, kepentingan Pemerintah Republik Indonesia, juga
kepentingan untuk masyarakat Papua.
Yang kedua, saya melihat, saya mohon maaf, saya hanya baca di beberapa
media kemarin Pak, saya tidak mengerti kemarin Freeport dalam tiga tahun terakhir
itu tidak membayar deviden, tidak membagi deviden. Inilah masalahnya, kenapa,
karena kita pemegang saham minoritas yang ada di sana, sehingga kita tidak bisa
mengambil manfaat sebagai shareholder, kalau royalti kan itu kewajiban-kewajiban
siapapun yang dalam dunia pertambangan, itu kewajiban kepada negara, tetapi hak
sebagai shareholder, setahu saya, mudah-mudahan saya salah Pak ya, tapi berita
kemarin yang saya baca itu 3 tahun berturut-turut itu belum dibayarkan, karena
memang keputusan Rapat Umum Pemegang Saham untuk tidak membagikan
deviden. Nah, oleh karena itu, ini menjadi catatan juga dalam periode-periode yang
akan datang, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak, sebagai shareholder
yang ada di sana ini harus, deviden itu juga harus segera diselesaikan Pak.
Dan yang terakhir Pak Ma’ruf, saya menyatakan bahwa mudah-mudahan
dengan kepemimpinan Bapak kali ini, kita berharap program disvestasi ini bisa
berjalan baik Pak. Karena satu-satunya jalan buat Pemerintah Republik Indonesia
termasuk masyarakat Papua dalam hal ini diwakili oleh pemerintah daerah Provinsi
Papua kita berharap betul bahwa share yang ada di PT. Freeport itu, itu harus nyata
diberikan kepada Pemerintah Provinsi Kabapaten Papua untuk merupakan induk
dari beberapa kabupaten yang di sana supaya masyarakatnya betul-betul merasa
bahwa mereka ini adalah pemilik yang sah, jadi bukan hanya dibagikan dalam
bentuk CSR, karena itu menjadi kewajiban siapapun, itu menjadi kewajiban Pak, tapi
kita ingin masyarakat Papua memiliki PT. Freeport itu Pak, soal berapa besar
sahamnya kita minta kebesaran hati dari PT. Freeport Indonesia, tentu dalam hal ini
harus dibicarakan dengan shareholder yang ada di Amerika menyangkut kegiatan,
kalau bisa kita berharap pemerintah provinsi bisa mendapatkan share 10%, dan itu
berarti masyarakat Papua Pak yang akan membantu dan menjaga Freeport
Indonesia, tidak perlu kita mencari bantuan dari mana-mana untuk mengamankan
Freeport yang ada di sana.
33
Mungkin masih banyak hal yang lain, tetapi mungkin dua hal inilah yang saya
ingin sampaikan. Sekali lagi saya berharap betul Pak dalam rangka ini dengan
kepemimpinan Pak Ma’ruf dan jajaran direksi yang baru terhadap pertambangan yang ada di Papua ini, saya yakin akan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat. Yakin dan percaya kami semua yang ada di sini khususnya
saya pribadi tidak punya kepentingan apa-apa terhadap Freeport khususnya yang
ada di Papua, tetapi kita komit bahwa sesuai dengan Pasal 33 Undang-Undang
Dasar kita, ini wajib untuk memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran
rakyat Indonesia. Demikian lebih dan kurannya saya mohon maaf.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Selanjutnya kami silakan Bu Neni, siap-siap Pak Saiful Bahri.
ANGGOTA F-PG (Dr. Hj. NENI MOERNIAENI, SPOG):
Terima kasih.
Neni, A-308, dari Fraksi Partai Golkar.
Yang disampaikan oleh teman saya betul Pak, bahwa kami cukup dikejutkan
dengan adanya menurut keterangan dari Bapak Menteri bahwa bukan
perpanjangan kontrak tapi MoU, tapi tadi Bapak mengatakan dalam penjelasan
adalah perpanjangan kontrak. Itu yang pertama.
Yang kedua, dari pertemuan kemarin, DPR mengusulkan untuk membatalkan
MoU kalau toh itu harus dijalankan kita buat Perpu, pemerintah membuat Perpu.
Tadi Bapak juga sudah menjelaskan kepada kita bahwa ada 6 poin
renegosiasi dalam MoU tersebut, yang pertama luas lahan menjadi berkurang
90.000 hektar dari 200.000 hektar, kemudian pembangunan unit pengolahan,
smelter, kemudian kenaikan royalti untuk penerimaan negara dan lain sebagainya.
Tadi Bapak juga sudah menjelaskan bahwa untuk tembaga naik menjadi 4 persen.
Yang saya ingin tanyakan di sini, tadi Bapak menjelaskan, bahwa Freeport akan
membangun smelter di Gresik, bukan di Papua, tolong jelaskan. Berarti Bapak atau
PT. Freeport ini ingkar janji di dalam kesepakatan tersebut. Kemudian, saya kalau
bisa MoU itu bisa tidak dilihatkan kepada kami, kalau bisa karena kami adalah fungsi
daripada DPR itu adalah fungsi pengawasan. Apakah perpanjangan MoU ataukah
perpanjangan kontrak, tolong jelaskan kepada kita dan berikan itu kepada kami.
Kemudian saya mencatat disini bahwa point pokok dari isi renegosiasi
tersebut bahwa PT Free Port bersedia membangun smelter dan memberikan uang
jaminan 115 juta US dollar, apakah ini sudah dilaksanakan atau belum. Kemudian
mungkin itu cukup. Saya ingin mencermati halaman 8 Pak, saya berpikir karena
34
saya sebelumnya adalah Dokter Kandungan, sekarang saya membidangi
kandungan bumi, dipercayakan oleh Partai Golkar untuk di Komisi VII, saya kira
sama saja, yang satu kandungan bayi, yang satu kandungan bumi, kandungan alam,
saya ingin mencermati disini Pak, saya berpikir bahwa benefit atau kepemilikan
saham kita itu tinggi, tetapi ternyata setelah saya melihat kabel ini hanya 9,36%. Kita
mempunyai saham hanya 9,36%, saya lihat disini supaya hasilnya itu berimbang
antara Pemerintah Indonesia dengan apalagi pihak swasta dalam hal ini tentunya
make currens ya, saya lihat disini dalam laporan tahun 2007 sampai tahun 2013
mengapa export duty-nya itu nol, apakah tidak mengekspor atau bagaimana.
Apakah ini ingin disejajarkan dengan apalagi deviden untuk apa lah ini currens. Jadi
ini mohon penjelasanya. Saya tercengang-cengang ternyata kepemilkan saham
Pemerintah Indonesia itu dibawah 10%, hanya 9,36% setelah saya melihat tabel 8.
Mungkin itu dari saya Pak.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Selanjutnya saya persilakan Pak Saiful Bahri, siap-siap Pak Ramson.
ANGGOTA F-PG (DR. SAIFUL BAHRI RURAY, SH, MSi):
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Terima kasih. Pak Ketua Sidang.
Pak Direktur Utama yang saya hormati,
Saya ada kebanggaan tersendiri sebagai, mohon maaf bukan P Murdiani
orang timur yang tetangga dekat Papua bangga dengan paparan Pak Dirut.
Kesimpulan dalam otak kecil saya bahwa Papua ini harta karun NKRI yang harus
tetap dijaga. Yang ingin saya sampaikan memang oleh Abang saya penanya dari
pertama dan kedua tentang smelter juga sudah ditanyakan, saya kira kira
keberadaan smelter di Gresik ini memang agak sedikit menggangu pikiran kami di
Komisi VII, kenapa tidak dibangun di Papua. Kita tahu bahwa kawasan timur adalah,
Indonesia sedang menghadapi MEA 2015 sekarang harusnya kawasan timur itu
menjadi beranda Indonesia menuju pasifik Pak Dirut, harusnya menjadi beranda
Indonesia, artinya kalau rumah itu beranda, beranda itu harus dipersiapkan sebaik
mungkin. Mungkin dalam ongkos produksi saya tidak tahu cara menghitungnya
seperti apa, rule material dari Papua diolah di Gresik seandainya dijual ke Asia
Timur dan ke Los Angles itu kan fraigth-nya lebih mahal dua kali lipat dibanding